Anda di halaman 1dari 13

RANGKUMAN TAUTAN SDKI – SLKI – SIKI

KEPERAWATAN JIWA
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL RENCANA
(SDKI) (SLKI) TINDAKAN
(SIKI)
1. D.0085 - Gangguan persepsi sensori L.09083 - Persepsi sensori I.09288 – Manajemen
(halusinasi) Definisi : Halusinasi
Kategori : Psikologis Persepsi realitas terhadap Definisi :
Subkategori : Integritas Ego stimulus baik internal Mengidentifikasi dan
Definisi : maupun eksternal mengelola peningkatan
Perubahan persepsi terhadap stimulus Krieria Hasil : keamanan, kenyamana,
baik internal maupun eksternal yang  Verbalisasi dan orientasi realita
disertai dengan respon yang mendengar bisikan Tindakan :
berkurang, berlebih atau terdistorsi.  Verbalisasi melihat Observasi
Penyebab : bayangan - Monitor perilaku
1) Gangguan penglihatan  Verbalisasi yang mengindikasi
2) Gangguan pendegaran merasakan sesuatu halusinasi
3) Gangguan penghidungan melalui indra - Monitor dan
4) Gangguan perabaan perabaan sesuaikan tingkat
5) Hipoksia serebral  Verbalisasi aktivitas dan
6) Penyalahgunaan zat merasakan sesuatu stimulus lingkungan
7) Usia lanjut melalui indra - Monitor isi
8) Pemajanan toksin lingkungan pencium halusinasi (mis.
Gejala dan Tanda Mayor  Verbalisasi Kekerasan atau
Subjektif merasakan sesuatu membahayakan diri
1) Medengar suara bisikan atau melalui indra Terapeutik
melihat bayangan perabaan - Pertahankan
2) Merasakan sesuatu melalui indera  Verbalisasi lingkungan yang
perabaan, penciuman,perabaan, merasakan sesuatu aman
atau pengecapan melalui indra - Lakukan tindakan
Objektif pengecapan keselamatan ketika
1) Distorsi sensori tidak mengontrol
 Distrorsi sensori
2) Respons tidak sesuai perilaku (mis. Limit
 Perilaku halusinasi
3) Bersikap seolah melihat, setting, pembatasan
mendengar, mengecap, meraba,  Menarik diri wilayah,
atau menvium sesuatu  Melamun pengekangan fisik,
Gejala dan Tanda Minor  Curiga seklusi)
Subjektif  Mondar – mandir - Diskusi perasaan
1) Menyatakan kesal  Respon strimulus dan respons
Objektif  Konsentrasi terhadap halusinasi
1) Menyendiri  Orientasi - Hindari perdebatan
2) Melamun tentang validitas
3) Konsentrasi buruk halusinasi
4) Disoriebtasi waktu, tempat, orang Edukasi
atau situasi - Anjurkna
5) Curiga memonitor sendiri
6) Melihat ke satu arah situasi terjadinya
7) Mondar – mandir halusinasi
8) Bicara sendiri - Anjurkan bicara
Kondisi Klinis Terkait pada orang yang
1) Glaucoma dipercaya untuk
2) Katarak memberi dukungan
3) Gangguan refraksi (myopia, dan umpan balik
hyperopia, astigmatisma, korektif terhadap
presbyopia) halusinasi
4) Truma okuler - Anjurkan
5) Trauma pada saraf kranial II, III, melakukan distraksi
IV, dan VI akibat stroke, (mis.
aneurisma intracranial, Mendengarakan
trauma/tumor otak music, melakukan
6) Infeksi okuler aktivitas dan teknik
7) Presbikusis relaksasi)
8) Malfungsi alat bantu - Ajarkan pasien dan
9) Delirium keluarga cara
10) Demensia mengontrol
11) Gangguan amnestic halusinasi
12) Penyakit terminal Kolaborasi
13) Gangguan psikotik - Kolaborasi
pemberian obat
antipsikotik dan
antiansietas, jika
perlu.

2. D.0086 – Harga Diri Rendah Kronis L. 09069 – Harga Diri I. 12463 – Manajemen
Kategori : Psikologis Definisi : Perilaku
Subkategori : Integritas Ego Perasaan positif terhadap Definisi :
Definisi : diri sendiri atau Mengidentifikasi dan
Evaluasi atau perasaan negatif kemampuan sebagai mengelola perilaku
terhadap diri sendiri atau kemampuan respon terhadap situasi negatif
klien seperti tidak berarti, tidak saat ini. Tindakan :
berharga, tidak berdaya yang Kriteria Hasil : Observasi
berlangsung dalam waktu lama dan  Penilaian diri positif - Identifikasi harapan
terus menerus.  Perasaan memiliki untuk
Penyebab : kelebihan atau mengendalikan
1) Terpapar situasi traumatis kemampuan positif perilaku
2) Kegagalan berulang  Penerimaan penilaian Terapeutik
3) Kurangnya pengakuan dari orang positif terhadap diri - Diskusikan
lain sendiri tanggung jawab
4) Ketidakefektifan mengatasi  Minat mencoba hal terhadap perilku
masalah kehilangan baru - Jadwalkan kegiatan
5) Gangguan psikiatri  Berjalan tersetruktur
6) Penguatan negatif berulang menampakkan wajah - Ciptakan dan
7) Ketidaksesuaian budaya  Postur tubuh pertahankan
Gejala dan Tanda Mayor menampakkan wajah lingkungan dan
Subjektif  Konsentrasi kegiatan perawatan
1) Menilai diri negatif (mis. Tidak  Tidur konsisten setiap
berguna, tidak tertolong )  Kontak mata dinas
2) Merasa malu/ bersalah  Gairah aktivitas - Tingkatkan aktivitas
3) Merasa tidak mampu melakukan fisik sesuai
 Aktif
apapun kemampuan
 Percaya diri berbicara
4) Meremahkan kemampuan - Batasi jumlah
mengatasi masalah  Perilaku asertif pengunjung
5) Merasa tidak memiliki kelebihan  Kemampuan membuat - Bicara dengan nada
atau kemampuan positif keputusan rendah dan tenang
6) Melebih – lebihkan penilaian  Perasaan malu
negatif tentang diri sendiri  Perasaan bersalah
7) Menolak penilaian positif tentang  Persaan tidak mampu
diri sendiri melakukan apapun
Objektif  Meremahkan
1) Enggan mencoba hal baru kemampuan mengatasi
2) Berjalan menunduk masalah
3) Postur tubuh menunduk  Ketergantungan pada
Gejala dan Tanda Minor penguatan secara
Subjektif berlebih
1) Merasa sulit konsentrasi  Pencarian penguatan
2) Sulit tidur secara berlebih
3) Mengungkapkan keputusasaan
Objektif
1) Kontak mata kurang
2) Lesu dan tidak bergairah
3) Berbicara pelan dan lirih
4) Pasif
5) Perilaku tidak asertif
6) Mencari penguatan secara
berkebihan
7) Bergantung pada pendapat orang
lain
8) Sulit membuat keputusan
9) Sering kali mencari penegasan
Kondisi Klinis Terkait
1) Cedera traumatis
2) Pembedahan
3) Kehamilan
4) Stroke
5) Penyalahgunaan zat
6) Demensia
7) Penyakit kronis
8) Pengalaman tidak menyenangkan

3. D.0087 – Harga Diri Rendah L. 09069 – Harga Diri I. 12463 – Manajemen


Situasonal Definisi : Perilaku
Kategori : Psikologis Perasaan positif terhadap Definisi :
Subkategori : Integritas Ego diri sendiri atau Mengidentifikasi dan
Definisi : kemampuan sebagai mengelola perilaku
Evaluasi atau perasaan negatif respon terhadap situasi negatif
terhdapa diri sendiri atau kemampuan saat ini. Tindakan :
klien sebagai respon terhadap situasi Kriteria Hasil : Observasi
saat ini.  Penilaian diri positif - Identifikasi harapan
Penyebab :  Perasaan memiliki untuk
1) Perubahan pada citra tubuh kelebihan atau mengendalikan
2) Perubahan peran sosial kemampuan positif perilaku
3) Ketidakadekuatan pemahaman  Penerimaan penilaian Terapeutik
4) Perilaku tidak konsisten dengan positif terhadap diri - Diskusikan
nilai sendiri tanggung jawab
5) Kegagalan hidup berulang  Minat mencoba hal terhadap perilku
6) Riwayat kehilangan baru - Jadwalkan kegiatan
7) Riwayat penolakan  Berjalan tersetruktur
8) Transisi perkembangan menampakkan wajah - Ciptakan dan
Gejala dan Tanda Mayor  Postur tubuh pertahankan
Subjektif menampakkan wajah lingkungan dan
1) Menilai diri negatif (mis. Tidak kegiatan perawatan
 Konsentrasi
berguna, tidak tertolong) konsisten setiap
 Tidur
2) Merasa malu/bersalah dinas
3) Melebih – lebihkan penilaian  Kontak mata - Tingkatkan aktivitas
negatif tentang diri sendiri  Gairah aktivitas fisik sesuai
4) Menolak penilaian positif tentang  Aktif kemampuan
diri sendiri  Percaya diri berbicara - Batasi jumlah
Objektif  Perilaku asertif pengunjung
1) Berbicara pelan dan lirih  Kemampuan membuat - Bicara dengan nada
2) Menolak berinteraksi dengan keputusan rendah dan tenang
orang lain  Perasaan malu
3) Berjalanan menunduk  Perasaan bersalah
4) Postur tubuh menunduk  Persaan tidak mampu
Gejala dan Tanda Minor melakukan apapun
Subjektif  Meremahkan
1) Sulit berkonsentrasi kemampuan mengatasi
Objektif masalah
1) Kontak mata kurang  Ketergantungan pada
2) Lesu dan tidak bergairah penguatan secara
3) Pasif berlebih
4) Tidak mampu membuat keputusan  Pencarian penguatan
Kondisi Klinis Terkait secara berlebih
1) Cedera traumatis
2) Pembedahan
3) Kehamilan
4) Kondisi baru terdiagnosis (mis.
Diabtes militus)
5) Stroke
6) Penyalahgunaan zat
7) Demensia
8) Pengalaman tidak menyenangkan
4. D.0105 – Waham L. 09090 – Status I. 09295- Manajemen
Kategori : Psikologis Orientasi Waham
Subkategori : Integritas Ego Definisi : Definisi :
Definisi : Keyakinan yang sesuai Mengidentifikasi dan
Keyakinan yang keliru tentang isi dengan kenyataan. mengelola kenyamanan,
pikiran yang dipertahankan secara Kriteria Hasil : keamanan, dan orientasi
kuat atau terus menerus namun tidak  Produktivitas realitas pasien yang
sesuai dengan kenyataan.  Verbalisasi mengalami keyakinan
Penyebab : waham keliru dan menetap
1) Faktor biologis : kelainan genetic/  Perilaku waham yang sedikit atatu sama
keturunan, kelainan neurologis  Khawatir sekali tidak tidak
( mis. Gangguan sistem limbik,  Curiga berdasarkan pada
gangguan ganglia basalis, tumor  Sikap bermusuhan kenyataan.
otak ) Tindakan :
 Tegang
2) Faktor psikodinamik (mis. Isolasi Observasi
 Menarik diri
sosial, hipersensitif) - Monitor waham
3) Maladaptive  Perilaku sesuai yang isinya
4) Stress berelebihan realita membahayakan diri
Gejala dan Tanda Mayor  Isi pikir sesuai sendiri, orang lain
Subjektif realita dan lingkungan
1) Mengungkapkan isi waham  Pembicaraan - Monitor efek
Objektif  Konsentrasi terapeutik dan efek
1) Menunjukan perilaku sesuai isi  Pola tidur samping obat
waham  Kemampuan Terapeutik
2) Isi pikir tidak sesuai realitas mengambil - Bina hubungan
3) Isi pembicaraan sulit dimengerti keputusan interpersonal saling
Gejala dan Tanda Mnior  Proses pikir percaya
Subjektif  Perawatan diri - Tunjukkan sikap
1) Merasa sulit berkonsentrasi tidak menghakimi
2) Merasa khawatir secara konsisten
Objektif - Diskusikan waham
1) Curiga berlebihan dengan berfokus
2) Waspada berlebihan pada perasaan yang
3) Bicara berlebihan mendasari waham
4) Sikap menentang atau (“ Anda melihat
permusuhan seperti sedang
5) Wajah tenang merasa ketakutan”)
6) Pola tidur berubah - Hindari perdebatan
7) Tidak mampu mengambil tentang keykinan
keputusan yang keliru,
8) Flight of idea nyatakan keraguan
9) Produktifitas kerja menurun sesuai fakta
10) Tidak mampu merawat diri - Hindari
11) Menarik diri memperkuat
Kondisi Klinis Terkait gagasan waham
1) Skizofrenia - Sediakan
2) Gangguan sistem limbic lingkungan aman
3) Gangguan ganglia basalis dan nyaman
4) Tumor otak - Berikan aktifitas
5) Depresi reakreasi dan
pengalihan sesuai
kebutuhan
- Lakukan intervensi
pengontrolan
perilaku waham
(mis. Limit setting,
pembatasan
wilayah,
pengekangan fisik
atau seklusi)
Edukasi :
- Anjurkan
mengungkapan dan
memvalidasi
waham (uji realitas)
dengan orang yang
dipercaya (pemberi
asuhan/keluarga)
- Anjurkan
melakukan rutinitas
Harlan secara
konsisten
- Latih manajemen
stress
- Jelaskan tentang
waham serta
penyakit terkait
(mis. Delirium,
szikofrenia, atau
depresi), cara
mengatasi dan obat
yang diberikan
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian obat,
sesuai indikasi

5. D.0109 – Defisit Perawatan Diri L. 11103 – Perwatan Diri I. 11348 – Dukungan


Kategori : Perilaku Definisi : Perawatan Diri
Subkategori : Kebersihan Diri Kemampuan melakukan Definisi :
Definisi : atau menyelesaikan Memfasilitasi
Tidak mampu melakukan atau aktivitas perawatan diri pemenuhan kebutuhan
menyelesaikan aktivitas perawatan Kriteria Hasil : perwatan diri.
diri.  Kemampuan Tindakan :
Penyebab : mandi Observasi
1) Gangguan muskuloskleletal  Kemmapuan - Identifikasi
2) Gangguan neuromuskuler mengenakan kebiasaan aktivitas
3) Kelemahan pakaian perawatan diri
4) Gangguan psikologis dan/atau  Kemampuan sesuai usia
psikotik makan - Monitor tingkat
5) Penurunan motivasi/minat  Kemapuan ke kemandirian
Gejala dan Tanda Mayor toilet (BAB/BAK) - Identifikasi
Subjektif  Verbalisasi kebutuhan alat
1) Menolak melakukan perawatan keinginan bantu kebersihan
diri melakukan diri, berpakaian,
Objektif perawatan diri berhias, dan makan
1) Tidak mampu mandi/mengenakan  Minat melakukan Terapeutik
pakaian/makan/ke toilet/berhias perawtan diri - Sediakan
secara mandiri lingkungan yang
 Mempertahankan
2) Minat melakukan perawatan diri terapeutik (mis.
kebersihan diri
Gejala dan Tanda Minor Suasana hangat,
 Mempertahankan
Subjektif rileks, privasi)
kebersihan mulut
(tidak tersedia) - Siapkan keperluan
Objektif pribadi (mis.
(tidak tersedia) Parfum, sikat gigi,
Kondisi Klinis Terkait dan sabun mandi)
1) Stroke - Damping dalam
2) Cedera medulla spinalis melakukan
3) Depresi perawatan diri
4) Arthritis rheumatoid sampai mandiri
5) Retardasi mental - Fasilitasi untuk
6) Delirium menerima keadaan
7) Demensia ketergantungan
8) Gangguan amnestic - Fasilitasi
9) Skizofrenia dan gangguan kemandirian, bantu
psikotik lain jika tidak mampu
10) Fungsi penilaian terganggu melakukan
Keterangan : perawatan diri
Diagnosis ini dispesifikan menjadi - Jadwalkan rutinitas
salah satu atau lebih dari : perawatan diri
1) Mandi Edukasi
2) Berpakaian - Anjurkan
3) Makan - melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai kemampuan
6. D.0121 – Isolasi Sosial L. 13116 – Keterlibatan I. 13498 – Promosi
Kategori : Relasional Sosial Sosialisasi
Subkategori : Interaksi Sosial Definisi : Definisi :
Definisi : Kemampuan untuk Meningkatkan
Ketidakmampuan untuk membina membina hubungan yang kemampuan untuk
hubungan yang erat, hangat, terbuka erat, hangat, terbuka, dan berinteraksi dengan
dan interdependent dengan orang lain. independen dengan orang orang lain.
Penyebab : lain. Tindakan :
1) Keterlambatan perkembangan Kriteria Hasil : Observasi :
2) Ketidakmampuan menjalin  Minat interaksi - Identifikasi
hubungan yang memuaskan  Verbalisasi tujuan kemampuan untuk
3) Ketidaksesuaian minat dengan yang jelas berinteraksi dengan
tahap perkembangan  Minat terhadap orang lain
4) Ketidaksesuaian nilai – nilai aktivitas - Identifikasi
dengan norma  Verbalisasi isolasi hambatan
5) Perubahan penampilan fisik  Verbalisasi melakukann
6) Perubahan status mental ketidakamanan di interaksi dengan
7) Ketidakadekuatan sumber daya tempat umum orang lain
personal (mis. Disfungsi berduka,  Perilaku menarik Terapeutik :
pengendalian diri buruk) diri - Motivasi
Gejala dan Tanda Mayor meningkatkan
 Verbalisasi
Subjektif keterlibatan dalam
perasaan berbeda
1) Merasa ingin sendirian suatu hubungan
dengan orang lain
2) Merasa tidak aman di tempat - Motivasi kesabaran
 Verbalisasi
umum dalam
preokupasi dengan
Objektif mengembangkan
pikiran sendiri
1) Menarik diri suatu hubungan
2) Tidak berminat/menolak  Afek murung/sedih - Motivasi
berinteraksi dengan orang lain  Perilaku berpartisipasi dalam
atau lingkungan bermusuhan aktivitas baru dan
Gejala dan Tanda Minor  Perilaku sesuai kegiatan kelompok
Subjektif dengan harapan - Motivasi
1) Merasa berbeda dengan orang lain orang lain berinteraksi di luar
2) Merasa asyik dengan ikiran  Perilaku bertujuan lingkungan (mis.
sendiri  Kontak mata Jalan – jalan, ke
3) Merasa tidak mempunyai tujuan  Tugas toko buku)
yang jelas perkembangan - Diskusi kekuatan
Objektif sesuai usia dan keterbatasan
1) Afek datar dalam
2) Afek sedih berkomunikasi
3) Riwayat ditolak dengan orang lain
4) Menunjukan permusuhan - Diskusikan
5) Tidak mampu memnuhi harapan perencanaan
orang lain kegiatan di masa
6) Kondisi difabel depan
7) Tindakan tidak berarti - Berikan umpan
8) Tidak ada kontak mata nalik positif dalam
9) Perkembangan terlambat perawatan diri
10) Tidak begairah/lesu - Berikan umpan
Kondisi Klinis Terkait balik positif pada
1) Penyakit Alzheimer setiap peningkatan
2) AIDS kemampuan
3) Tuberculosis Edukasi :
4) Kondisi yang menyebabkan - Anjurkan
gangguan mobilisasi berinteraksi dengan
5) Gangguan psikiatrik (mis. Depresi orang lain secara
mayor dan schizophrenia ) bertahap
- Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
- Anjurkan berbagi
pengalaman dengan
orang lain
- Anjurkan
meningkatan
kejujuran diri dan
menghormati hak
orang lain
- Anjurkan
penggunakan alat
bantu (mis.
Kacamata dan alat
bantu dengar)
- Anjurkan membuat
perencanaan
kelompok kecil
untuk kegiatan
khusus
- Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan
komunikasi
- Latih
mengekspresikan
marah dengan tepat
7. D. 0132 – Perilaku Kekerasan L.09076 – Kontrol Diri I. 12463 – Manajemen
Kategori : Lingkungan Definisi : Perilaku
Subkategori : Keamanan dan Kemampuan untuk Definisi :
Proteksi mengendalikan atau Mengidentifikasi dan
Definisi : mengantur emosi, pikiran, mengelola
Kemarahan yang diekpresiakan secara dan perilaku dalam mengendalika perilaku
berlebihan dan tidak terkendali secara menghadapi masalah negatif
verbal samapai dengan mencederai Kriteria Hasil : Tindakan :
orang lain dan/ atau merusak  Verbalisasi Observasi :perilaku
lingkungan. ancaman kepada - Identifikasi harapan
Penyebab : orang lain untuk
1) Ketidakmampuan mengendalikan  Verbalisasi mengendalikan
dorongan marah umpatan Terapeutik :
2) Stimulus lingkungan  Perilaku menyerang - Diskusikan
3) Konflik interpersonal  Perilaku melukai tanggung jawab
4) Perubahan status mental diri sediri/orang terhadap perilaku
5) Putus obat lain - Jadwalkan kegiatan
6) Penyalahgunaan zat/alkohol  Perilaku merusak terstruktur
Gejala dan Tanda Mayor lingkungan sekitar - Ciptakan dan
Subjektif  Perilaku pertahankan
1) Mengancam agresif/amuk lingkungan dan
2) Mengumpat dengan kata – kata kegiatan perawatan
 Suara keras
kasar konsisten setiap
 Bicara ketus
3) Suara keras dinas
4) Bicara ketus  Verbalisasi keinginan - Tingkatkan aktivitas
Objektif bunuh diri fisik sesuai
1) Menyerang orang lain  Verbalisasi isyarat kemampuan
2) Melukai diri sendiri/ orang lain bunuh diri - Batasi jumlah
3) Merusak lingkungan  Verbalisasi ancaman pengunjung
4) Perilaku agresif/amuk bunuh diri - Bicara dengan nada
Gejala dan Tanda Minor  Verbalisasi rencana rendah dan tenang
Subjektif bunuh diri - Lakukan kegiatan
(tidak tersedia)  Verbalisasi pengalihan terhadap
Objektif kehilangan sumber agitasi
1) Mata melotot atau pandangan  Hubungan yang - Cegah perilaku
tajam penting pasif dan agresif
2) Tangan mengepal  Perilaku - Beri penguatan
3) Rahang mengatup merencanakan bunuh positif terhadap
4) Wajah memerah diri keberhasilan
5) Postur tubuh kaku  Euphoria mengendalikan
Kondisi Klinis Terkait  Alam perasaan perilaku
1) Attention deficit/ hyperactivity depresi - Lakukan
disorder (ADHD) pengekangan fisik
2) Gangguan perilaku sesuai indikasi
3) Oppositional defiant disorser - Hindari bersikap
4) Gangguan Tourette menyudutkan dan
5) Delirium menghentikan
6) Demensia pembicaraan
7) Gangguan amnestic - Hindari sikap
mengancam dan
berdebat
- Hindari berdebat
atau menawar batas
perilaku yang telah
diteteapkan
Edukasi :
- Informasikan
keluarga bahwa
keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif
8. D. 0135 – Risiko Bunuh Diri L.09076 – Kontrol Diri I. 09289 - Manajmen
Kategori : Lingkungan Definisi : Mood
Subkategori : Keamanan dan Kemampuan untuk Definisi :
Proteksi mengendalikan atau Mengidentifkasi dan
Definisi : mengantur emosi, pikiran, mengelola
Berisiko melakukan upaya menyakiti dan perilaku dalam keselamatan,
diri sendiri untuk mengakhiri menghadapi masalah stabilisasi, pemulihan,
kehidupan Kriteria Hasil : dan perawtan gangguan
Faktor Risiko :  Verbalisasi mood (keadaan
1) Gangguan perilaku (mis. Euphoria ancaman kepada emosional yang bersifat
mendadak setelah depresi, orang lain sementara)
perilaku mencari senjata  Verbalisasi Tindakan :
berbahaya, membeli obat dalam umpatan Observasi :
jumlah banyak, membuat surat  Perilaku menyerang - Identifikasi mood
warisan)  Perilaku melukai (mis. Tanda, gejala,
2) Demografi (mis. Lansia, status diri sediri/orang riwayat penyakit)
perceraian, janda/duda, ekonomi lain - Identifikasi risiko
rendah, pengangguran)  Perilaku merusak keselamatan diri
3) Gangguan fisik (mis. Nyeri lingkungan sekitar atau orang lain
kronis, penyakit terminal)  Perilaku - Monitor fungsi
4) Masalah sosial (mis. Berduka, agresif/amuk kognitif (mis.
tidak berdaya putus asa, kesepian, Konsentrasi,
 Suara keras
kehilangan hubungan yang memori, kemapuan
 Bicara ketus
penting, isolasi sosial) membuat
5) Gangguan psikologis (mis.  Verbalisasi keinginan keputusan)
Penganiayaan masa kanak – bunuh diri Terapeutik :
kanak, riwayat bunuh diri  Verbalisasi isyarat - Fasilitasi pengisian
sebelumnya, remaja homoseksual, bunuh diri kuasioner self –
gangguan psikiatrik, penyakit  Verbalisasi ancaman report (mis. Beck
psikiatrik, penyalahguanaan zat) bunuh diri depression
Kondisi Klinis Terkait :  Verbalisasi rencana inventory, skala
bunuh diri
1) Sindrom otak akut/kronis  Verbalisasi status fungsional),
2) Ketidakseimbangan hormone kehilangan jika perlu
(mis. Premenstrual syndrome,  Hubungan yang - Berikan kesempatan
postpartum psychosis) penting untuk
3) Penyalahgunaan zat  Perilaku menyempaikan
4) Post traumatic stress disorder merencanakan bunuh perasaan dengan
(PTSD) diri cara yang tepat
5) Penyakit kronis/terminal (mis.  Euphoria (mis. Sandseck,
Kanker)  Alam perasaan terapi seni, aktivitas
depresi fisik)
Edukasi :
- Jelaskan tentang
gangguan mood dan
penenganannya
- Anjurkan berperan
aktif dalam
pengobatan dan
rehabilitasi, jika
perlu
- Anjurkan rawat inap
sesuai indikasi (mis.
Risiko keselamatan,
defisit perawatan
diri, sosial)
- Ajarkan mengenali
pemicu gangguan
mood ( mis. Situasi
stress, masalah
fisik)
- Ajarkan memonitor
mood secara
mandiri (mis. Skala
tingkat 1 – 10,
membuat jurnal)
- Ajarkan
ketrampilan koping
dan penyelesaian
masalah baru
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian obat, jika
perlu
- Rujuk untuk
psikoterapi (mis.
Perilaku, hubungan
interpersonal,
keluarga,
kelompok), jika
perlu

Daftar Pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Cetakan III
(Revisi 2017)

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Cetakan II 2018

Tim Pokja SLKI PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.


Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Cetakan II 2019

Anda mungkin juga menyukai