ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem neurologi: tumor otak. Penelitian telah
dilakukan dengan metode pengamatan secara seksama pada pasien dengan gangguan sistem
neurologi: tumor otak yang dirawat di Ruang Anggrek RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tumor otak
merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak. Asuhan Keperawatan
pada Tn.S, 82 th pada tanggal 19 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 21 Oktober 2012.
Diagnosa medis SOL (Space Occupying Lession) tumor otak. Diagnosa keperawatan yang muncul
nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial dengan intervensi kaji intensitas nyeri
dengan pengkajian PQRST, ukur tanda vital, berikan posisi yang nyaman pada pasien,
ajarkanteknik relaksasi dan distraksi, berikan lingkungan yang nyaman dan tenang, kolaborasi
untuk pemberian analgetik. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot dengan intervensi monitor status mobilitas (kemampuan rentang gerak), lakukan ROM pasif
pada ekstremitas yang mengalami kelemahan, pantau tekanan darah dan nadi sebelum dan
sesudah dilakukan ROM, lakukan perubahan posisi minimal 2 jam sekali (telentang, miring kanan,
miring kiri), kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk memberikan latihan rentang gerak. Kecemasan
berhubungan dengan perubahan status kesehatan dengan intervensi Kaji status mental dan tingkat
ansietas dari pasien atau keluarga, Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan
gejalanya, Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang
prognosa penyakit, Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan, Berikan
kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya. Implementasi sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Rencana tindakan yang tidak dilakukan pada adalah
kolaborasi dengan fisioterapi untuk memberikan latihan rentang gerak karena belum ada izin dari
dokter dan memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya
karena perawat yang kurang teliti. Kesimpulan nyeri dan gangguan mobilitas fisik teratasi
sebagian. Sedangkan untuk kecemasan sudah teratasi karena pasien mengatakan sudah tidak
cemas dan tampak tenang.