Anda di halaman 1dari 16

HARGA DIRI RENDAH

SITUASIONAL
KELOMPOK 3

PUTRA EFENDI ERMAWATY

DINI WURI PUJI NOVIKA SARI

DINI MULYASARI DEWI LESTARI .T

SITI RAHMAWATI EMILIA SABRINI

FAIZAL TRIHARIYADI
DEFENISI

 Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti,


dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. (Keliat, 2006).
 Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau
berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya
mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).
 Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-
tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu
terjadi ( korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ).
(Dalami dkk, 2009).
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi
secara

1. Situasional
 Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. (Makhripah
& Iskandar, 2012).

2. Kronik
 Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien
gangguan jiwa. (Makhripah & Iskandar, 2012).
MANIFESTASI
KLINIIS
Tanda dan gejala dari harga diri rendah pada seseorang berbeda-beda, dimanifestasikan (Keliat 2007) sebagai berikut :
 Mengkritik diri sendiri.
 Perasaan tidak mampu.
 Pandangan hidup yang pesimis.
 Penurunan produkrivitas.
 Penolakan terhadap kemampuan diri.

 Tanda dan gejala yang dapat dikaji:

1. Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit

2. Rasa bersalah terhadap diri

3. Merendahkan martabat

4. Gangguan hubungan sosial. dll


MENURUT CARPENITO, L.J (1998: 352); KELIAT, B.A (1994:20); PERILAKU YANG
BERHUBUNGAN DENGAN HARGA DIRI RENDAH ANTARA LAIN:
1. Data subjektif: 2. Data objektif:

 Mengkritik diri sendiri atau orang lain  Produktivitas menurun


 Perilaku destruktif pada diri sendiri
 Perasaan dirinya sangat penting yang
 Perilaku destruktif pada orang lain
berlebih-lebihan
 Penyalahgunaan zat
 Perasaan tidak mampu
 Menarik diri dari hubungan sosial
 Rasa bersalah
 Sikap negatif pada diri sendiri
ETIOLOGI
 Faktor Predisposisi Stuart Gail (2013)
 Faktor yang mempengaruhi harga diri
 meliputi penolakan orang tua, kegagalan yang berulang, kurang memiliki tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain.
 Factor yang mempengaruhi performa peran
 steriotif peran gender,tuntutan peran kerja,dan harapan peran budaya,nilai- nilai budaya
yang tidak dapat di ikuti oleh individu.
 Faktor yang mempengaruhi identitas diri
 ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur social.
 Faktor Biologis
 kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum
 Faktor Presipitasi
 situasi yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan situasi atas stresor dapat
mempengaruhi komponen.
PROSES MASALAH
 Harga diri rendah kronis merupakan proses kelanjutan dari harga diri rendah
situsional yang tidak diselesaikan atau dapat juga terjadi karena individu tidak
pernah mendapatkan feed back dari lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya
bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif
untuk mendorong individu menjadi harga diri rendah.

 Harga diri rendah kronis disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada pada
situasi yang penuh dengan stressor. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena
kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situsional,
jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu
dan terjadi
Faktor Predisposisi

P Mempengaruhi harga diri memengaruhi penampilan peran memengaruhi identitas peran

0
 Penolakan orang tua
 Harapan orang tua yang Stresor presipitasi ketidakpercayaan orang

H 
Tidak realistis
Kegagalan yang berulang trauma ketegangan peran
tua tekanan dari
kelompok sebaya,

0
N

M
A
S
A
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
L
A
H Respon Adaptif Respon Maladaptif
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

• Pengkajian

 Tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan (direja, (2011).

Data-data tersebut dikelompokan menjadi faktor predisposisi, presipitasi terhadap


stresor, sumber koping dan kemampuan yang dimiliki oleh klien.

 Data-data yang diperoleh selama pengkajian juga dapat dikelompokan menjadi data
subjektif dan data objektif.

 Data subjektif merupakan data yang disampaikan secara lisan oleh klien maupun
keluarga klien melalui proses wawancara.

 Data objektif adalah data yang ditemukan secara nyata pada klien melalui
observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

• Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan harga dirinya dengan latihan mindfullnes mindfulness
dengan cara mengenal kemampuan diri sendiri dan selalu berfikir positif.
• Tujuan Khusus :
 Klien mampu membina hubungan saling percaya

 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki


 Klien dapat menilai kemampuan positif yang digunakan

 Klien dapat mengidentifikasi penerapan latihan mindfulness dengan cara mengenal


kemampuan diri sendiri dan selalu berfikir positif.
INTERVENSI

• Bina hubungan teraupetik antara klien dan perawat


• Beri salam teraupetik dan panggil nama klien.
• Sebutkan nama perawat dan sambil berjabat tangan
• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
klien.
• Beri kesempatan klien untuk mencoba aspek positif dan latihan
mindfulness dengan cara mengenal kemampuan diri sendiri dan
selalu berfikir positif.
2. ISOLASI SOSIAL BERHUBUNGAN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

• Tujuan Umum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain.


• Tujuan Khusus :
• Klien dapat membina hubungan saling percaya
• Klien dapat mengetahui ketentuan dan kerugian berhubungan dengan orang lain.
• Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
• Klien dapat berkenalan dengan orang lain.
• Klien dapat menentukan topik pembicaraan
• Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
INTERVENSI

• Sebutkan nama perawat dan sambil berjabat tangan


• Jelaskan tujuan interaksi
• Jelaskan kontrak yang akan dibuat
• Beri rasa aman dan tunjukan sikap empati
• Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya.
• Bantu klien mengungkapkan alasan klien dibawa kerumah sakit.
• Utamakan memberikan pujian realistik kepada klien.
3. RESIKO PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI: HALUSNASI
BERHUBUNGAN DENGAN MENARIK DIRI.

• Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain supaya tidak
terjadi halusinasi
• Tujuan khusus :
• Klien dapat membina hubungan saling percaya
• Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik
diri.
• Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
INTERVENSI

• Bina hubungan saling percaya dengan klien menggunakan prinsop komunikasi terapeutik
• Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda tandanya.
• Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau tidak mau bergaul.
• Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
muncul.
• Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
• Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan sosial dengan
orang lain dan kerugian bila yidak berhubungan dengan orang lain.
• Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan sosial dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai