Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Stase Keperawatan Komunitas
Program Profesi Ners Angkatan XXXV
Disusun Oleh :
Kelompok RW 11
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir Keperawatan
Kesehatan Kerja pada Industri Rumah Tangga “Anyaman Ibu Dede” Wilayah RW.11
Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.
Penyusunan laporan akhir ini dibuat sebagai salah satu tugas dan syarat untuk
menyelesaikan tugas pada Stase Keperawatan Komunitas Program Profesi Ners
Angkatan XXXV Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran.
Dalam penyusunan laporan akhir ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan akhir
ini, terkhusus kepada:
1. Bapak Ahmad Yamin selaku dosen pembimbing mata kuliah pada Stase
Keperawatan Komunitas yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Ketua RW dan RT serta para ibu-ibu kader yang telah membantu kami dalam
proses pengumpulan data.
3. Teman-teman satu kelompok RW.11 Desa Jayaraga serta teman-teman Program
Profesi Ners Angkatan XXXV Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran.
4. Masyarakat RW.11 Desa Jayaraga yang telah menyisihkan waktunya dan
memberikan informasi yang dibutuhkan.
5. Semua pihak yang terkait dalam proses penyelesaian tugas ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Dalam penyelesaian laporan akhir ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan sehingga penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan kedepannya. Semoga laporan akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan para pembaca.
Kelompok RW. 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
seperti industri rumah tangga pun harus tetap menerapkan kesehatan dan
keselamatan kerja. Industri rumah tangga yaitu perusahaan prosuksi kecil yang
dilakukan di lingkungan perumahan. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena
jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah (Efendi, F & Makhfudli., 2009).
Pelaksanaan program kesehatan kerja di industri rumah tangga saat ini masih sangat
kurang dengan ditandai oleh kurangnya pengetahuan para pemilik atau pekerja
industri rumah tangga mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Belum ada
program pemantauan, atau pendidikan kesehatan dari Puskesmas sebagai unit
layanan kesehatan terdekat mengenai K3 pada pekerja maupun pemilik industri
rumah tangga.
Industri rumah tangga “ANYAMAN IBU DEDE” merupakan salah satu
industri rumah tangga yang terdapat di wilayah RW 11 Desa Jayaraga. Industri ini
bergerak di bidang kerajinan tangan yang berdiri sejak tahun 1988. Pada studi
pendahuluan, kami menemukan bahwa tidak pernah ada pemantauan maupun
penyuluhan mengenai kesehatan kerja dari Puskesmas setempat. Pemilik home
industry juga mengatakan bawa industri rumah tangga ini harus mendapatkan
perbaikan yang mendukung kesejahteraan para pekerja. Oleh karena itu, kami
tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan kepada para pekerja dan pemilik
usaha mengenai kesehatan kerja di industri rumah tangga “ANYAMAN IBU
DEDE” di RW 11 Desa Jayaraga.
5
6
sikap duduk atau berdiri secara bergantian. Lalu semua sikap tubuh yang
tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan,
hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil. Tempat duduk harus
dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membebani melainkan dapat
memberikan relaksasi pada otot yang sedang tidak dipakai untuk bekerja
dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha). Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi darah dan
sensibilitas pada paha, mencegah keluhan kesemutan yang dapat
mengganggu aktivitas. Pada posisi duduk, berat badan seseorang secara
parsial ditopang oleh tempat duduk tetapi konsumsi energi dan ketegangan
saat posisi duduk lebih tinggi bila dibandingkan dengan posisi berbaring
karena tangan bisa bergerak bebas tapi ruang gerak sangat terbatas oleh luas
tempat duduk.
6. Tingkat Pencegahan Gangguan Kesehatan dan Kecelakaan Akibat Kerja
Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit
(five level of prevention diseases) pada penyakit akibat kerja (Efendi, F &
Makhfudli., 2009).
a. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah pendidikan kesehatan kepada pekerja,
peningkatan dan perbaikan gizi pekerja, perkembangan kejiwaan pekerja
yang sehat, penyediaan perumahan pekerja yang sehat, rekreasi bagi pekerja,
penyediaan tempat dan lingkungan kerja yang sehat, pemeriksaan sebelum
bekerja, perhatian terhadap faktor-faktor keturunan.
b. Perlindungan Khusus (Spesifik Protection)
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah pemberian imunisasi, higiene kerja
yang baik, sanitasi lingkungan kerja yang sehat, perlindungan diri terhadap
bahaya-bahaya pekerjaan, pengendalian bahaya akibat kerja agar dalam
keadaan aman, perlindungan terhadap faktor karsinogen, menghindari sebab-
sebab alergi, perserasian manusia (pekerja) dengan limbah sisa produksi
9
d. Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang membahayakan,
misalnya isolasi tempat membuat anyaman sehingga kecelakaan yang
disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pada pekerja.
e. Pakaian/Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kacamata, masker, helm,
sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain untuk pekerjaan
tertentu.
f. Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui apakah
calon pekerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang akan diberikan baik
fisik maupun, mentalnya.
g. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap
pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang
dilakukan. Dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, atau
disesuaikan dengan kebutuhan.
8. Peran Perawat pada Program Kesehatan Kerja
Dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya perawat kesehatan yang
bekerja di sektor kerja tetap menggunakan pendekatan proses keperawatan
sebagai suatu pendekatan ilmiah, disamping melaksanakan tugas-tugas lain
yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan pekerja. Peran perawat dalam
kesehatan kerja adalah :
a. Mengkaji Masalah Kesehatan Pekerja
- Mengumpulkan data para pekerja yang mencakup biodata, riwayat
penyakit yang lalu, masalah-masalah kesehatan dan perawatan pekerja
saat ini
- Menganalisa masalah kesehatan dan keperawatan pekerja
- Menentukan masalah kesehatan pekerja
- Menyusun prioritas masalah
b. Menyusun Rencana Asuhan Keperawatan Pekerja
- Merumuskan tujuan
11
3. Kegiatan Pengobatan
a. Pendekatan sistem organ tubuh yaitu pengobatan yang ditujukan pada
orga tubuh yang terkena misalnya alat pendengaran, paru-paru, kulit, dan
sebagainya.
b. Pendekatan jenis pemaparan dengan cara menetapkan jenis pemaparan
yang dialami pekerja serta kemungkinan akibat patologinya. Pengobatan
secara spesifik ditujukan untuk mengatasi bahaya akibat kerja.
4. Kegiatan Pemulihan
a. Bertujuan untuk memulihkan fungsi alat tubuh yang cedera akibat
penyakit dan kecelakaan kerja.
b. Mengidentifi kasus yang membutuhkan pemulihan dan merujuknya ke
rumah sakit atau pusat rehabilitasiuntuk mendapatkan petunjuk teknis dan
melakukan hal-hal teknis yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas.
5. Kegiatan Rujukan
a. Rujukan medik terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh
puskesmas untuk keperluan pengobatan lebih lanjut dan rehabilitasi.
b. Rujukan kesehatan ditujukan terhadap pencemaran lingkungan yang dapat
dirujuk ke Balai Teknis Kesehatan Lingkungan (BTKL), Pusat
Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan, BalaiHiperkes Depnaker
(Effendy, 1998).
2.2 Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja
1. Pengkajian
Pengkajian dalam kesehatan kerja menurut Buku Panduan Profesi Ners
Keperawatan Komunitas (2018), meliputi:
a. Biologi Manusia
Meliputi karakteristik usia dan jenis kelamin, masalah-masalah kesehatan
yang bersifat genetik dari pekerja, fungsi fisik dengan mengidentifikasi
berbagai sistem tubuh.
b. Lingkungan
Aspek lingkungan meliputi berbagai potensial hazard yang bisa
menyebabkan gangguan kesehatan akibat kerja yang meliputi hazard fisik,
biologi, kimia, psikososial, dan ergonomi.
15
c. Gaya Hidup
Pengkajian tentang gaya hidup meliputi pola konsumsi makanan, aktivitas
dan istirahat, penampilan pada saat bekerja, serta penggunaan alat
pelingdung diri (APD).
d. Sistem Kesehatan
Pengkajian sistem kesehatan meliputi sistem pelayanan kesehatan baik yang
terdapat di perusahaan maupun di luar perusahaan (rujukan), program
pengawasan (monitoring) terkait dengan keselamatan kerja, kebijakan dan
program promosi kesehatan yang ada di perusahaan, keterbatasan dan upaya
promosi dan protesi, sistem pelayanan kesehatan pada keluarga pekerja.
2. Analisa data
Analisis dan pembahasan adalah dengan menjabarkan sumber-sumber dan
akar penyebab dari permasalahan yang mengakibatkan kecelakaan kerja maupun
ganggun proses itu terjadi. Adapun langkah-langkah dalam analisis dan
pembahasan ini menurut Sari, R. P. D. (2015) adalah:
a. Melakukan analisis terhadap akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja
maupun gangguan proses kerja yang terjadi.
b. Melakukan analisis penilaian risiko sehingga diperoleh rekomendasi
perbaikan yang sesuai bahkan dapat diterapkan pada objek penelitian
tersebut.
3. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan komunitas
akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan
tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P),
etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S)
(Mubarak, 2005).
a. Problem: merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
16
6. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan
atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).
Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
BAB III
PELAKSAAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Demografi Pemilik
Nama : Ny. D
Alamat : Cikopo RT 001 RW 11 Desa jayaraga
Pendidikan Terakhir : SD
Telepon : 089663860189
Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : Anyaman Ibu Dede
Alamat : Cikopo RT 001 RW 11 Desa jayaraga, Garut
No. Telp :-
Kepemilikan : Milik sendiri
Jumlah Pegawai : 7 orang
Omset Perbulan : Rp 2.000.000-3.000.000,-
Upah Pekerja : < UMR (100 besek = Rp 35.000)
1. Biologi Manusia
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik dan pekerja, diketahui
bahwa jumlah pekerja yang bekerja dalam industri ini berjumlah 7 orang
dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan masalah-masalah
kesehatan yang dimiliki.
1.1 Karakteristik Usia (Depkes, 2009)
Tabel 1. Karakteristik Usia
No. Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)
18
19
2. Perempuan 3 42.8
2. Pegal-pegal 1 14.2
3. Kurang Tidur 3 57
mentahan, golok, pisau, kain lap, kertas amplas, dan penggaris. Bahaya
yang mungkin terjadi adalah jika serbuk dari bambu terhirup ke pernapasan,
masuk ke dalam mata atau membuat luka pada tangan. Kejadian seperti itu
jarang terjadi di home industry, adapun yang pernah terjadi hanya batuk-
batuk kemudian hilang.
b. Biologi
Jumlah pekerja dalam industri ini ada 7 orang yang terdiri dari 4 orang laki-
laki dan 3 orang perempuan. Para pekerja bekerja dengan sistem borongan
sehingga tidak ada aturan jam dalam bekerja, asalkan target terpenuhi. Para
pekerja diberi upah kerja jika targetan yang ditetapkan memenuhi target dan
tidak ada tambahan upah saat lembur. Masalah kesehatan yang sering
dikeluhkan oleh pekerja adalah kurang tidur dan sebagian kecil mengeluh
batuk. Namun, sampai saat dilakukan pengkajian, pekerja mengatakan
bahwa belum ada keluhan lain selain kurang tidur.
c. Kimia
Limbah yang dihasilkan dari home industry ini adalah sisa bambu hasil
olahan. Limbah tersebut nantinya dikumpulkan dan dibakar untuk perapian
sehingga tidak menimbulkan pencemaran limbah.
d. Psikososial
Hubungan antara pemilik dan pekerja baik. Para pekerja juga memiliki
hubungan yang baik dengan pekerja lainnya. Warga sekitar industri pun
tidak merasa terganggu dengan adanya home industri disekitar rumah.
e. Ergonomi
Para pekerja yang berada di anyaman ibu dede posisi tubuh saat bekerja
adalah duduk. Bahaya yang dapat ditimbulkan apabila pekerja terlalu lama
duduk dapat menyebabkan kelelahan serta gangguan kesehatan akibat
ergonomi seperti nyeri sendi.
3. Gaya Hidup
a. Pola Konsumsi Makan
Berdasarkan hasil wawancara dengan para pekerja disini, para pekerja
mengatakan membawa makanan masing-masing dari rumah atau dapat
memasak di tempat kerja karena ada dapur. Menu makanan yang dimakan
21
para pekerja adalah nasi, lauk pauk, dan sayur. Tidak sering pemilik industri
juga suka membawa makanan untuk para pekerjanya dan makan siang
bersama.
b. Aktivitas dan Istirahat
Para pekerja diberikan waktu istirahat bebas oleh pemilik home industry
yang terpenting target yang di terima harus tercapai.
c. Penampilaan pada Saat Bekerja
Tidak ada seragam atau pakaian khusus yang dipakai saat bekerja. Para
pekerja memakai pakaian biasa yang mereka miliki.
d. Penggunaan Alat Pelindug Diri (APD)
Hasil wawancara dengan pemilik home industry ini, tidak ada aturan yang
jelas terkait penggunaan alat pelindung diri (APD). Kotak P3K juga belum
tersedia. Alat yang digunakan untuk bekerja di home industry ini bisa saja
menimbulkan kecelakaan, namun sejauh ini belum ada kecelakaan kerja
yang terjadi. Idealnya, penggunaan APD pada home industry ini adalah
penggunaan masker untuk menghindari bahaya yang dapat ditimbulkan
karena terpapar debu/serat bambu untuk mencegah terjadinya penyakit
saluran pernafasan, serta penggunaan sarung tangan untuk mencegah risiko
tangan terluka dan berdarah akibat terkena sayatan bambu pada saat proses
penghalusan bambu.
4. Sistem Kesehatan
a. Sistem Pelayanan Kesehatan
Tidak ada fasilitas pelayanan kesehatan secara khusus untuk para pekerja.
Namun, bila ada pekerja yang sakit, pemilik industri memberikan waktu
libur agar pekerja pergi memeriksakan dirinya ke puskesmas.
b. Program Pengawasan (Monitoring) Keselamatan Kerja
Tidak ada program khusus untuk keselamatan kerja para pekerja atau
menghindari kecelakaan kerja.
c. Kebijakan dan Promosi Kesehatan
Baik pemilik maupun para pekerja mengatakan bahwa di industri ini belum
ada promosi kesehatan ataupun penyuluhan terkait kesehatan di industri ini.
d. Keterbatasan dalam Upaya Promosi dan Proteksi
22
Dalam industri ini, belum ada upaya untuk promosi dan proteksi diri seperti
belum tersedianya alat pelindung diri (APD) untuk para pekerja.
e. Sistem Pelayanan Kesehatan pada Keluarga Pekerja
Para pekerja di sini tidak diberikan asuransi kesehatan secara khusus baik
untuk pekerja beserta keluarga pekerja. Namun, bila pekerja disini ada yang
sakit, pemilik industri biasanya membiayai pengobatan pekerja.
f. Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah Para Pekerja
No. Nama Pekerja Hasil TD (mmHg)
1. Dede 90/60
2. Aten 130/80
3. Hanbal 130/90
4. Entin 140/80
5. Odang 130/90
6. Santi 120/80
7. Ade 160/80
2. Diagosa Keperawatan
Resiko peningkatan kecelakaan kerja berhubungan dengan ketidakmauan
penggunaan APD ditandai dengan banyak pekerja yang tidak menggunakan
APD: sarung tangan, masker, ventilasi buruk, luas bangunan tidak memadai,
bambu menghasilkan debu/serat tajam, dan banyak pekerja merokok di dalam
ruangan.
24
3.3 Perencanaan
Teknik Evaluasi
output/Outcome
Keterangan
Indikator
P. Jawab
Prioritas
Aktifitas
Standar/
Masalah
Kriteria
Tempat
Tujuan
Srategi
Waktu
Biaya
I Setelah diberikan Mahasiswa Mahasiswa Pekerja 1. Menanyakan Dewi Jum’at, Home Rp Persiapan
pendidikan melibatkan memberikan mampu kembali Sartika 28 /09/ Industry 35.000,-
kesehatan 1X 60 pemilik dan penyuluhan K3 menyebutkan tentang 2018 Anyaman 1. Mahasiswa
Menit kecelakaan seluruh dan APD kembali materi yang pukul Bambu Media: menyiapkan
Poster dan materi
kerja tidak terjadi pekerja Mahasiswa materi K3 dan telah 10:00- Ibu Dede
dengan kriteria dalam mendemonstrasik cara disampaikan 11:00 RW 11 APD penyuluhan
hasil : kegiatan an penggunaan penggunaan terkait K3 WIB Desa (masker) 2. Membuat SAP
penyuluhan APD (masker) APD. dan APD Jayaraga materi
Pekerja dan 2. Mendemons kegiatan
mengerti penggunaan trasikan 3. Membuat
tentang APD. kembali kontrak waktu
keselamatan penggunaan pelaksanaan
kerja dan APD kegiatan
penggunaan (masker)
APD Pasca
oleh pekerja Pelaksanaan
Meningkatkan
kepatuhan 1. Evaluasi
penggunaan kegiatan.
APD pekerja Kegiatan
selama bekerja selesai tepat
waktu
25
PELAKSANAAN
RENCANA KEGIATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
(PRE-PLANNING APD)
I. Nama Kegiatan
Penyuluhan APD
II. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap pekerja, ventilasi bangunan sangat
minim yang berisiko akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan selain
itu juga bambu yang digunakan untuk produksi menghasilkan debu/serat
tajam serta keseluruhan pekerja laki-laki merokok di dalam ruangan.
III. Tujuan
1. Pekerja mengerti tentang penggunaan APD
2. Meningkatkan kepatuhan penggunaan APD pekerja selama bekerja
IV. Stategi
Mahasiswa melibatkan pemilik dan seluruh pekerja dalam kegiatan
penyuluhan dan penggunaan APD.
V. Kegiatan
1. Penyuluhan APD
2. Demonstrasi penggunaan APD (masker)
VI. Indikator Output/Outcome
Pekerja mampu menyebutkan kembali materi cara penggunaan APD
VII. Teknik Evaluasi
1. Menanyakan kembali tentang materi yang telah disampaikan terkait APD
2. Mendemonstrasikan kembali penggunaan APD (masker) oleh pekerja
VIII. Penanggung Jawab
Dewi Sartika
IX. Waktu
Jum’at, 28 September 2018 10.00-11.00 WIB
X. Tempat
Home industry Anyaman Ibu Dede Cikopo RT 01 RW 11
XI. Pembiayaan
Rp 35.000,-
Media: Poster dan APD (masker)
XII. Standar Kegiatan
Persiapan
1. Mahasiswa menyiapkan materi penyuluhan
2. Membuat pre planning materi kegiatan
3. Membuat kontrak waktu pelaksanaan kegiatan
Pasca Pelaksanaan
1. Evaluasi kegiatan
2. Kegiatan selesai tepat waktu
26
I. Nama Kegiatan
Penyuluhan K3 dan APD
II. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap pekerja, pengetahuan pekerja tentang
keselamatan kerja sangat rendah, begitu juga ventilasi bangunan sangat
minim yang berisiko akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan selain
itu juga bambu yang digunakan untuk produksi menghasilkan debu/serat
tajam serta keseluruhan pekerja laki-laki merokok di dalam ruangan.
III. Tujuan
1. Pekerja mengerti tentang keselamatan kerja dan penggunaan APD
2. Meningkatkan kepatuhan penggunaan APD pekerja selama bekerja
IV. Stategi
Mahasiswa melibatkan pemilik dan seluruh pekerja dalam kegiatan
penyuluhan dan penggunaan APD.
V. Kegiatan
1. Penyuluhan K3 dan APD
2. Demonstrasi penggunaan APD (masker)
VI. Indikator Output/Outcome
Pekerja mampu menyebutkan kembali materi K3 dan cara penggunaan APD
VII. Teknik Evaluasi
1. Menanyakan kembali tentang materi yang telah disampaikan terkait K3
dan APD
2. Mendemonstrasikan kembali penggunaan APD (masker) oleh pekerja
VIII. Penanggung Jawab
Dewi Sartika
IX. Waktu
Jum’at, 28 September 2018 10.00-11.00 WIB
X. Tempat
Home industry Anyaman Ibu Dede Cikopo RT 01 RW 11
27
XI. Pembiayaan
Rp 35.000,-
Media: Poster dan APD (masker)
XII. Standar Kegiatan
Persiapan
1. Mahasiswa menyiapkan materi penyuluhan
2. Membuat pre planning materi kegiatan
3. Membuat kontrak waktu pelaksanaan kegiatan
Pasca Pelaksanaan
1. Evaluasi kegiatan
2. Kegiatan selesai tepat waktu
XIII. Kesimpulan dan Saran
Pemilik dan pekerja home industry “ANYAMAN IBU DEDEH” kooperatif
saat mengikuti penyuluhan tentang K3 dan penggunaan APD.
Saran yang dapat diberikan untuk home industry ini adalah tersedianya APD
(masker) untuk menghindari resiko gangguan kesehatan dan memaksimalkan
ventilasi serta adanya larangan merokok saat bekerja.
XIV. Lampiran
BAB IV
PEMBAHASAN
28
29
5.1 Kesimpulan
Home industry “ANYAMAN IBU DEDEH” milik Ny. D ini sudah
berjalan + 30 tahun dan sudah mampu menghasilkan produk yang dapat
dikirim ke kota sekitaran Garut seperti Tasikmalaya, Bandung, dan Cirebon.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan di Home Industri “ANYAMAN IBU
DEDEH” RW 11 Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kota Garut ini
menemukan bahwa home industry ini memiliki pekerja sebanyak 7 orang
yang dibayar dengan targetan yang di capai. Para pekerja disini kebanyakan
laki-laki dengan usia dewasa. Tidak banyak keluhan yang sering dikeluhkan
oleh para pekerja, contohnya seperti pusing kepala. Para pekerja juga belum
pernah medapatkan pendidikan kesehatan terkait kesehatan kerja. Untuk itu,
diagnosa kesehatan kerja yang terdapat di home industry yaitu resiko
peningkatan kecelakaan kerja berhubungan dengan ketidakmauan
penggunaan APD ditandai dengan banyak pekerja yang tidak menggunakan
APD: masker, ventilasi buruk, luas bangunan tidak memadai, bambu
menghasilkan debu tajam, dan banyak pekerja merokok didalam ruangan.
Sehingga implementasi yang dilakukan untuk diagnosa tersebut adalah
dengan memberikan pendidikan kesehatan terkait Kesehatan Keselamatan
Kerja (K3) dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk home industry seperti Aras Makmur
ini, antara lain:
1. Ketersediaan dan penggunaan APD seperti masker harus digunakan
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan seperti gangguan
pernapasan.
2. Para pekerja selalu menerapkan posisi yang baik saat bekerja agar
terhindar dari cedera fisik.
31
32
33
LAMPIRAN
1. Lampiran SAP
34
35
6. Metode
Ceramah, diskusi, dan demonstrasi
7. Media
Materi Poster dan alat peraga masker, PPT
8. Strategi Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa ceramah
dan demostrasi penggunaan masker yang diakhiri dengan diskusi tanya jawab,
dimana pemberi informasi menjelaskan materi melalui poster yang
dilanjutkan dengan tanya jawab dan evaluasi. Mahasiswa melibatkan pemilik
dan seluruh pekerja dalam kegiatan penyuluhan dan penggunaan APD.
9. Kegiatan Penyuluhan
Tahap /
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Metode Media
Waktu
1. Pembukaan: - Memberi salam pembukaan - Menjawab Ceramah
10 menit - Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan pokok bahasan dan - Memperhatikan
tujuan penkes
- Apersepsi dengan menanyakan - Menjawab
tentang K3 dan APD
2. Pelaksanaan : - Menjelaskan kembali pengertian, - Memperhatikan Ceramah dan Poster
30 menit tujuan, aspek, faktor, dan prinsip - Memperhatikan demonstrasi PPT
K3 - Memperhatikan
- Menjelaskan kembali pengertian, dan dapat
tujuan, dan manfaat penggunaan mengulangi apa
APD yang di Alat peraga
- Mendemonstrasikan ulang cara demonstrasikan (masker)
penggunaan APD (masker)
10. EVALUASI
a. Para pekerja dapat menjelaskan kembali pengertian, tujuan, aspek,
faktor, dan prinsip K3.
36
Materi
Referensi
1. Widodo, S. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Pustaka pelajar.
2. Moekijat. (2004). Manajemen Lingkungan Kerja. Bandung: Mandar Maju.
3. Mangkunegara, A P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja Rsodakarya.
4. Anoraga, P. (2005). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
5. Budiono, M S. (2003). Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja.
Semarang: UNDIP.
6. Sutrisno dan Ruswandi. (2007). Prosedur Keamanan, Keselamatan &
Kesehatan Kerja. Sukabumi: Yudhistira.
40
Materi
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Tujuan penggunaan APD adalah
sebagai berikut: