KOTA BANDUNG
Lisnawati 220112180574
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kesehatan
Kerja Praktik Keperawatan Komunitas di RW 14 Kelurahan Babakansari
Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung. Laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu standar penilaian pada mata kuliah keperawatan komunitas dalam
program Profesi Ners Angkatan XXXVII Fakultas Keperawatan Universtas
Padjadjaran.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari sempurna oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan di kemudian hari. Penulis berharap semoga
laporan ini memberikan informasi dan menjadi landasan awal untuk membangun
dan mengembangkan Home Industry pada RW 14 Kelurahan Babakansari
Kecamatan Kiaracondong.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .......................................................................................................... 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
pemeliharaan kesehatan setelah sakit (Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Kemenkes RI, 2016).
Pelaksanaan dan penerapan kesehatan kerja saat ini masih belum optimal
dengan terlihat dari banyaknya tingkat kecelakaan kerja. Penerapan kesehatan kerja
ini tidak hanya untuk perusahaan-perusaahan yang memiliki jumlah karyawan yang
banyak. Namun, untuk jenis usaha seperti home industri pun harus tetap
menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja. Home industry adalah rumah usaha
produk barang atau juga perusahaan kecil, karena jenis kegiatan ekonomi ini
dipusatkan di rumah. Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik
WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha
menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum
maupun tidak. Home Industri juga dapat berarti industri rumah tangga, karena
termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga (Ananda., S., 2016).
Pelaksanaan program kesehatan kerja di home industry saat ini masih sangat
kurang dengan ditandai oleh kurangnya pengetahuan para pemilik atau pekerja
home industri mengenai kesehatan kerja. Program penyuluhan atau pendidikan
kesehatan dari Puskesmas pun belum optimal dirasakan oleh pekerja home industri
3 ini. Paparan faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi dilingkungan
kerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagai tenaga kerja (Eko Prasetyo,
2017).
5
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1.Tujuan Umum
1.2.2.Tujuan Khusus
6
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
3.1 Pengkajian
3.3 Perencanaan
BAB IV PEMBAHASAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
8
2.1.2 Peran dan Fungsi Keperawatan Kesehatan Kerja
Peran dan fungsi OHN pada awalnya hanya berfokus pada cara-cara
mengatasi dan menangani kegawatdaruratan dan kondisi akut dari para pekerja,
akan tetapi menurut Permatasai (2010) menjelaskan bahwa peran dari keperawatan
kesehatan kerja diklasifikasikan menjadi beberapa hal diantaranya yaitu care giver
atau pemberi pelayanan kesehatan, researcher atau peneliti, educator atau pemberi
pendidikan kesehatan, serta konselor atau konsultan. Sedangkan fungsi dari OHN
terdiri dari beberapa fungsi, diantaranya yaitu:
1. Pekerja (Host)
9
Pekerja merupakan subjek dari kesehatan kerja. Pekerja memiliki
karakteristik yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan
khususnya di tempat kerja, karakteristik tersebut meliputi usia pekerja, jenis
kelamin, memiliki riwayat penyakit kronis atau tidak, aktifitas yang
dilakukan di tempat kerja, daya tahan tubuh pekerja, etnis, dan yang paling
berpengaruh yaitu gaya hidup pekerja.
2. Lingkungan (environtment)
Faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja selanjutnya yaitu lingkungan
kerja. Lingkungan dibedakan menjadi 2 macam yaitu lingkungan fisik dan
psikologis. Lingkungan fisik yang mempengaruhi kesehatan meliputi panas,
bau, ventilasi. Sedangkan lingkungan psikologis mengarah kepada
hubungan interpersonal seperti rendahnya otonomi, tingkat kepuasan kerja,
serta manjemen atau pengawasan yang berlebihan.
3. Health Hazard
Health hazard yang dimaksud yaitu bahaya-bahaya dari lingkungan kerja
berupa faktor fisika, bilogi, ataupun kimia. Faktor fisika dapat berasal dari
kebisingan, radiasi, getaran, gelombang elektromagnetik sehingga dapat
merusak organ tubuh dalam fungsi pendengaran, gangguan sistem
reproduksi, ataupun penyakit keganasan. Faktor biologi berasal dari bakteri
pathogen, jamur ataupun virus yang masuk dalam tubuh manusia sehingga
dapat menyebabkan gangguan atau masalah dalam sistem-sistem tubuh
manusia. Sedangkan faktor kimia dapat berasal dari zat-zat kimia berbahaya
seperti merkuri, abertos, debu atau yang lainnya.
1. Pengkajian
10
b. Lingkungan meliputi potensi hazard yang bisa menyebabkan masalah
akibat kerja yang terdiri dari hazard fisik, biologi, kimia, psikososial dan
ergonomic.
c. Gaya hidup meliputi konsumsi makanan, aktivitas dan istirahat, penampilan
dan penggunaan alat pelindung diri saat bekerja
d. Sistem kesehatan meliputi ketersediaan pelayanan kesehatan di dalam
lingkungan kerja (perusahaan)
2. Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada kesehatan kerja
antara lain:
a. Gangguan tidur akibat banyak tekanan
b. Menurunnya moral kerja berhubungan dengan peningkatan tekanan dan
stress dalam area kerja
c. Risiko cedera berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja
d. Gangguan penurunan fungsi pendengaran berhubungan dengan tidak
menggunakan alat proteksi diri pada tingkat kebisingan yang tinggi
3. Perencanaan
Perencanaan dalam keperawatan kesehatan kerja dapat berupa pencegahan
dengan 3 level, diantaranya yaitu:
a. Pencegahan primer, meliputi promosi kesehatan atau pendidikan
kesehatan
b. Pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan (screening) pada pekerja,
pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan penatalaksaan kasus.
c. Pencegahan tersier, meliputi pencegahan penyebaran penyakit,
kekambuhan ataupun komplikasi.
11
BAB III
12
3.1.2 Kondisi Fisik Pekerja
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Kondisi Fisik Pekerja RW 14 Kelurahan Babakan
Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=12)
13
<5 kg 8 66.7
5-10 kg 3 25
10-15 kg 0 0
15-20 kg 1 8.3
20-25 kg 0 0
>25 kg 0 0
Cara pekerja mengangkat beban
Diangkat sejajar pundak 9 75
Diangkat sejajar siku/ pinggang 3 25
Diangkat sejajar tulang paha 0 0
Diangkat sejajar betis 0 0
Lama bekerja dalam 1 minggu
7 hari 0 0
6 hari 11 91.7
5 hari 1 8.3
Lainnya, sebutkan 0 0
Durasi bekerja selama 1 hari
<8 jam 1 8.3
>8 jam 11 91.7
Lama waktu istirahat setiap hari selama
bekerja
<1 jam 6 50
>1 jam 6 50
Posisi tubuh pekerja pada saat bekerja
Sering berdiri 2 16.7
Sering duduk 10 83.3
Sering jongkok 0 0
Sering membungkuk 0 0
Lainnya, sebutkan 0 0
Durasi bekerja dengan posisi tersebut
<2 jam 1 8.3
>2 jam 11 91.7
Lainnya, sebutkan 0 0
14
Di home industri ini, 66,7% para pekerja biasa mengangkat beban sekitar
<5 kg, dan sisanya lebih dari 5 kg. 75% para pekerja biasa mengangkat beban
dengan diangkat sejajar pundak. Lama bekerja dalam 1 minggu yaitu 6 hari untuk
para pekerja dengan durasi bekerja paling banyak >8 jam serta jam istirahat selama
bekerja sekitar ± 1 jam. Sebanyak 83,3% pekerja bekerja dengan posisi tubuh duduk
dengan durasi bekerja pada posisi tersebut >2 jam.
15
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Dicelupkan ke dalam ember isi air 0 0
Mencuci tangan di air mengalir 6 50
Lainnya 0 0
Berdasarkan tabel 3.3, diketahui bahwa alat pelindung diri yang digunakan
oleh para pekerja di home industri tersebut adalah kotak P3K, dan semua pekerja
mematuhi aturan prosedur kerja. Sebanyak 66,7% pekerja mempunyai resiko
tinggi kecelakaan kerja dengan sumber kecelakaan paling banyak yaitu tertusuk
sebanyak 50%. Sebanyak 91,6% tidak menggunakan APD saat bekerja dan hanya
satu orang yang memakai jenis APD masker. Untuk kebiasaan mencuci tangan,
hanya sebanyak 50% pekerja mencuci tangan dengan cara mencuci di air mengalir.
16
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pekerja, diketahui bahwa
66,7% pekerja memiliki indeks masa tubuh normal, 91,7% pekerja tidak memiliki
tekanan darah tinggi, serta semuanya memiliki denyut nadi dan respirasi dalam
rentang normal.
Saat dilakukan pengkajian sarana dan prasana home industri ini, diketahui
bahwa home industri memiliki layanan kesehatan seperti P3K, kondisi fasilitas
toilet yang bersih di lingkungan kerja, dan sistem pembuangan limbah yang
tertampung dengan baik, tidak mencemari lingkungan sekitar, serta limbahnya
diangkut dan dibuang ke tempat lain.
17
Air 0 0
Suara 0 0
Tanah 0 0
Udara/gas 1 100
Lainnya 0 0
Vektor (binatang) yang
mengganggu di perusahaan
Ya 1 100
Tidak 0 0
Jenis binatang
Nyamuk 1 100
Lalat 0 0
Lainnya 0 0
Kondisi lingkungan tempat kerja
Kotor 0 0
Bersih 1 100
Kondisi lantai lingkungan tempat
bekerja
Licin 0 0
Tidak licin 1 100
Keadaan di tempat kerja
Ada orang yang mengalami 0 0
batuk yang sering kambuh 0 0
Ada orang yang sering bersin- 1 100
bersin 0 0
Ada orang yang mengalami 0 0
gatal-gatal di tubuhnya akibat
panu atau kutu air
Debu ditempat kerja
Ya 1 100
Tidak 0 0
Ketersediaan fasilitas kantin
Ya 1 100
Tidak 0 0
Siapakah yang menyediakan
makanan untuk para pekerja?
Home industry 0 0
Pribadi 1 100
Frekuensi makan selama bekerja
1 kali 1 100
2 kali 0 0
3 kali 0 0
Lainnya 0 0
Makanan yang dikonsumsi
Nasi 1 100
Lauk pauk 0 0
Sayur 0 0
Buah 0 0
18
Ketersediaan tempat istirahat
Ya 1 100
Tidak 0 0
19
3. Pembagian Ruang : Home industri
a. Ada dapur Tidak dilengkapi oleh
b. Ada toilet Ada beberapa ruangan dan
c. Ada gudang penyimpanan Ada fasilitas yang dapat
d. Ada ruang karyawan / istirahat Ada menunjang pekerja
e. Ada ruang administasi Ada dan produksi itu sendiri
f. Ada gudang peralatan Ada
4. Lantai : Home industri
a. Bersih Ya memiliki lantai yang
b. Kedap air Ya baik seperti bersih,
c. Tidak licin Ya kedap air, tidak licin,
d. Rata Ya rata dan kering.
e. Kering Ya
5. Dinding : Dinding yang terdapat
a. Kedap air Ya di home industri
b. Rata Ya memiliki kondisi baik
c. Bersih Ya seperti kedap akan air,
rata dan bersih
6. Ventilasi : Kondisi ventilasi yang
a. Tersedia dan berfungsi baik Tidak terdapat di home
b. Intensitas cahaya baik Tidak industri tidak baik
c. Cukup menjamin rasa nyaman Tidak karena kurangnya
ventilasi yang terdapat
di home industri
sehingga membuat
sirkulasi udara di
dalam home industri
menjadi pengap
7. Pencahayaan / penerangan : Pencahayaan di home
a. Tersebar merata di setiap ruangan Tidak industri baik, karena
b. Intesitas cahaya baik Ya terdapat beberapa
c. Tidak menyilaukan Ya jendela permanen
sehingga memudahkan
sinar matahari masuk
kedalamruangan home
industri itu sendiri
8. Atap : Atap dari home
a. Tidak menjadi sarang tikus dan Ya industri baik karena
serangga tidak menjadi sarang
b. Tidak bocor Ya serangga, tidak bocor .
c. Cukup landai Ya
20
9. Langit-langit : Langit-langit dari
a. Tinggi minimal 2,4 meter Ya home industri baik
b. Rata dan bersih Ya karena memiliki tinggi
c. Tidak terdapat lubang-lubang Ya yang cukup, rata dan
bersih serta tidak
memiliki lubang.
10. Pintu : Pintu yang terdapat di
a. Rapat serangga dan tikus Ya home industri dalam
b. Menutup dengan baik Ya keadaan baik seperti
dan membuka ke arah luar rapat dari serangga dan
c. Terbuat dari bahan yang kuat dan Ya tikus, dapat menutup
mudah dibersihkan dengan baik dan
terbuat dari bahan yang
kuat.
Fasilitas Sanitasi
11. Air bersih : Sumber air yang
a. Jumlah mencukupi Ya terdapat dihome
b. Tidak berbau, tidak berasa, dan industri memiliki
Ya
tidak berwarna jumlah yang
mencukupi serta
dengan kualitas baik
12. Pembuangan air limbah : Pembuangan limbah
a. Air limbah mengalir Ya dari home industri
dengan lancar mempunyai saluran
b. Saluran kedap air Ya kedap air dan tertutup.
c. Saluran tertutup Ya
13. Toilet : Toilet yang terdapat di
a. Bersih Ya home industri dalam
b. Letaknya tidak berhubungan Ya kondisi baik serta
langsung dengan dapur atau ruang memiliki ketersediaan
makan air bersih, sabun dan
Ya
c. Tersedia air bersih yang cukup Ya memiliki septic tank
d. Tersedia sabun dan alat pengering Ya dengan jarak 10 meter
e. Toilet untuk pria terpisah dengan
wanita Ya
f. Tersedianya septic tank di
lingkungan rumah dengan jarak
10 meter dari sumber air
bersih/sumur
21
14. Tempat sampah : Pembuangan sampah
a. Sampah diangkut tiap 24 jam Ya dari home industri
b. Disetiap ruang penghasil sampah selalu diangkut oleh
Ya
tersedia tempat sampah petugas dengan bak
c. Dibuat dari bahan kedap air dan Ya penampung yang
mempunya tutup Ya tertutup dan kedap air
d. Kapasitas tempat terangkat oleh
seorang petugas sampah
15. Tempat cuci tangan : Home indusri
a. Tersedia air cuci tangan yang Ya dilengkapi oleh tempat
mencukupi untuk mencuci tangan
b. Tersedia sabun, deterjen, dan alat Ya yang disertai adanya
pengering / lap sabun, air yang cukup
c. Jumlahnya cukup Ya
untuk pengunjung/karyawan
16. Loker karyawan : Home industri tidak
a. Tersedia loker karyawan dari Tidak memiliki loker
bahan yang kuat, mudah pekerjaan sehingga
dibersihkan dan mempunyai tutup pekerja sulit untuk
yang rapat menyimpan barang
b. Jumlah cukup bawaan
c. Letak loker di ruang tersendiri
d. Loker untuk karyawan pria
terpisah dengan loker untuk
wanita
17. Peralatan untuk pencegah masuknya Home industry tidak
serangga dan tikus : memiliki peralatan
a. Setiap lubang ventilasi dipasang Ya lengkap untuk
kawat kasa serangga mengcegah serangga
b. Setiap lubang ventilasi dipasang Tidak dan tikus masuk
terali tikus
c. Persilangan pipa dan Ya
dinding tertutup rapat
d. Tempat tendon air mempunyai Tidak
tutup dan bebas jentik nyamuk
Tenaga Kerja
18. Pakaian kerja : Home industri tidak
a. Bersih Ya menyediakan pakaian
b. Tersedia pakaian kerja seragam 2 Tidak seragam untuk
stel atau lebih pekerjanya, pekerjanya
c. Penggunaan khusus waktu kerja Tidak hanya memakai baju
saja bebas namun dengan
22
d. Lengkap dan rapi Tidak kondisi bersih, rapi
23
Pelatihan keamanan
Ya 12 100
Tidak 0 0
SOP
Ya 12 100
Tidak 0 0
24
Komunikasi antar
karyawan
Ya 12 100
Tidak 0 0
Hubungan antar
karyawan
Ya 12 100
Tidak 0 0
25
Tidak 0 0
Peningkatan produk kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Ketepatan waktu kerja
Ya 10 83.3
Tidak 2 16.
Ketelitian dalam bekerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Program peningkatan kualitas
kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Kepatuhan peraturan kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
26
- Sebanyak 91,7% pekerja
bekerja selama lebih dari
8 jam setiap harinya
- Sebanyak 83,3% pekerja,
bekerja dengan posisi
sering duduk
- Sebanyak 91,7% pekerja
tetap dalam posisi tubuh
yang sama dalam waktu
lebih dari 2 jam
Sebanyak 91,7% pekerja tetap dalam posisi tubuh yang sama dalam waktu
lebih dari 2 jam
27
3.6 Rencana Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja
No Diagnose Keperawatan Faktor Penyebab, Tujuan Strategi Kriteria Evaluasi
Pendukung dan
Penghambat
1. Gangguan rasa nyaman pegal Faktor Penyebab: Pemilik dan Pemberian - Pekerja - Pengetahuan
akibat posisi duduk berjam- Posisi tubuh sering duduk karyawan dapat edukasi atau mengetahui pekerja mengenai
jam tanpa adanya peregangan atau berdiri lebih dari 2 melakukan penyuluhan manfaat dari peregangan
dalam melakukan pekerjaan jam, ketidaktahuan untuk peregangan kesehatan peregangan meningkat
melakukan peregangan (strectching) di mengenai - Pekerja - Pekerja dapat
Faktor Pendukung: sela-sela waktu peregangan mengetahui memprakterkan
Tersedianya istirahat ±1 bekerja sehingga (strecthing), cara kembali cara-cara
jam, tidak ada tekanan terhindar dari manfaat, serta melakukan dalam melakukan
yang besar saat bekerja cedera seperti gerakan peregangan peregangan
Faktor Penghambat: nyeri sendi atau peregangan.
Bekerja sebagai penjahit tulang dan pegal-
dan packing, tidak ada pegal
motivasi dalam
melakukan relaksasi otot
28
3.7 Implementasi Keperawatan Kesehatan Kerja
Jenis Kegiatan Strategi Pelaksanaan Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan Biaya
Pemberian edukasi atau - Menjalin rasa saling Sofi Novianti Rabu, 4 September 2019 Rp. 10.000,- (Poster)
penyuluhan kesehatan percaya antara pukul 13.00 WIB
mengenai peregangan mahasiswa dengan
(strecthing), manfaat, pekerja
serta gerakan - Menjelaskan
peregangan. mengenai
peregangan, dan
manfaat
- Mendemonstrasikan
cara-cara dalam
melakukan
peregangan
- Mengevaluasi
tindakan
29
3.8 Evaluasi
30
BAB IV
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus diutamakan, bukan
hanya menjaga keselamatan kerja saja tapi kesehatannya juga harus diutamakan dan
dijaga. Keselamatan kerja akan terlaksana dengan adanya rasa aman dan selamat
dari penderitaan, kerusakan dan kerugian di tempat kerja ( Depkes RI,2019). Setiap
pekerjaan pasti terdapat resiko-resiko yang dapat membahayakan pekerjanya dan
juga bisa menimbulkan penyakit.
31
Berdasarkan hasil analisa data yang ditunjang dari evidence based practice
pada beberapa jurnal, maka dilakukan implementasi pada para pekerja konveksidi
wilayah RW 14 berupa latihan peregangan. Latihan peregangan ini dilakukan
setelah kurang lebih sebanyak 1-2 jam bekerja pada posisi yang sama selama 10-15
menit dengan gerakan statis 8-10 detik. Gerakan dilakukan perlahan-lahan tidak
dipaksakan dan tidak dihentakkan, gerakan dinamis dilakukan dengan
meregangkan dan melemaskan sendi dan otot secara perlahan, napas seperti biasa
dan pada gerakan tertentu napas diatur untuk memaksimalkan aliran oksigen ke
otak. Latihan peregangan ini bermanfaat untuk mengurangi ketegangan otot,
meningkatkan fleksibilitas jaringan otot, mengurangi resiko cedera otot (kram),
mengurangi resiko cedera nyeri atau punggung dan mengoptimalkan aktivitas
sehari-harI menurut Anderson (2010).
32
BAB V
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
33
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, I. F (2014) Pengaruh posisi kerja terhadap kejadian low back pain pada
pekerja di kampong sepatu, Kelurahan Miji , Kecamatan Prajurit Kulon, Kota
Mojokerto. Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 1 Maret 2014.
Natosba, Jum., Jaji (2016) Pengaruh Posisi Ergonomis Terhadap Kejadian Low
Back Pain Pada Penenun Songket di Kampung BNI 46. Jurnal Keperawatan
Sriwijaya, Volume 3-Nomor 2. ISSN No 23555 5459.
34
LAMPIRAN
35
36
37
38
39
40
41
42
Lampiran 2 : SAP
PEREGANGAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Profesi Ners Stase Keperawatan
Disusun Oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
43
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MATERI PENYULUHAN
( Terlampir )
MEDIA PENGAJARAN
Poster
44
SETTING TEMPAT PENYULUHAN
Keterangan:
Pekerja
Fasilitator
Penyaji
Media
45
penyuluhan
dengan singkat
dan jelas
- Evaluasi Menjawab Bertanya
Kegiatan - Menyimpulkan Menyimak Ceramah 5 menit
Penutup materi
pengajaran
secara singkat
- Menutup Menyimak Ceramah
pertemuan
EVALUASI
Metode : Mengisi kuesioner pretest dan posttest
Jenis dan bentuk tes : kuesioner tertulis
Butir-butir soal : 5 soal
Kriteria Evaluasi :
a. Evaluasi Proses
1. Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan dan disepakati
2. Peserta penyuluhan antusias terhadap presentasi materi yang diberikan
3. Materi yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh para peserta
4. Peserta mengajukan pernyataan dan pemateri dapat menjawab pernyataan
b. Evaluasi Hasil
1. Seluruh peserta 100% hadir dalam kegiatan penyuluhan
2. Sebanyak 100% peseta memiliki pengetahuan baik dan perubahan perilaku
setelah dilakukan penyuluhan
Kuesioner Pengetahuan
No Pertanyaan Benar Salah
1 Ketika otot tegang, jangan melakukan peregangan otot
2 Peregangan merupakan latihan fisik untuk meregangkan
otot
3 Latihan fisik tepat dan teratur dapat meningkatkan
terpeliharanya bentuk tubuh yang baik dan sehat
4 Mengurangi resiko cedera (kram) bukan manfaat dari
peregangan
5 Latihan peregangan dapat menyebabkan cedera otot
46
Kuesioner Perilaku
47
LAMPIRAN MATERI
1. Definisi Peregangan
2. Manfaat Peregangan
48
b. Berkurangnya kemungkinan menderita beberapa penyakit seperti
serangan jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lain.
c. Terpeliharanya bentuk tubuh yang baik dan sehat
Selain itu, manfaat lain dari peregangan di tempat kerja kerja diantaranya :
a. Mengurangi ketegangan otot
b. Meningkatkan fleksibilitas jaringan otot
c. Mengurangi risiko cedera otot (kram)
d. Mengurangi risiko nyeri/cedera punggung
e. Mengoptimalkan aktivitas sehari-hari.
4. Analisis Jurnal
49
sehingga timbul adalah 10-15 pada pekerja
perasaan mudah menit. Terakhir, adalah 40% dan
lelah. 30-40% semua responden cukup sebanyak
masyarakat di dites kembali 60%. Setelah
duinia menderita atau post test melakukan
sakit punggung, menggunakan peregangan,
hal ini membuat Tes Nasional menjadi 80%
nyeri punggung Kesegaran untuk kesegaran
adalah hal yang Punggung. punggung biasa
umum terjadi. dan 20%
kesegaran
Beberapa
punggung cukup.
penelitian
menyebutkan Hal ini
bahwa melakukan menunjukkan jika
peregangan dapat nyeri punggung
mengurangi nyeri akibat bekerja
muskuloskeletal. dalam waktu lama
dan posisi yang
statis dapat
dikurangi dengan
melakukan
peregangan atau
stretching secara
rutin.
50
(Wulandari, Hasil penelitian ini
2012). Latihan sejalan dengan
yang dapat Ariyanto (2013)
dilakukan berupa yang menyatakan
peregangan. bahwa latian
Peregangan pada peregangan yang
pekerja dapat dilakukan 5-10
mengurangi nyeri menit sebelum dan
yang dirasakan. setelah bekerja
dapat mengurangi
nyeri saat bekerja.
Jika oksigen dalam
tubuh dialirkan ke
seluruh tubuh
dengan baik, maka
penumpukan asam
laktat yang
menyebabkan
timbulnya nyeri
tidak akan terjadi,
peningkatan
pasokan oksigen
dapat dilakukan
dengan
peregangan
(Sudoyo, 2007)
51
membuat timbul test dan post test pekerjaannya akan
masalah adalah i minggu. terhindar dari
muskuloskeletal kecelakaan kerja.
adalah beban kerja
yang tinggi,
pekerjaan yang
berulang, dan
sikap kerja yang
salah serta stres
(Attwood, 2004).
Posisi yang salah
pada saat duduk
ditambah durasi
duduk yang terlalu
lama dapat
menyebabkan otot
punggung tegang
dan merusak
jaringan lunak di
sekitarnya.
Para pekerja
pembuat teralis
setiap harinya
harus bekerja
selama 8 jam
dengan posisi
yang sama setiap
harinya.
52
produktivitas grup kontrol. Demikian, dengan
pekerja menurun. Pada grup ikut serta
intervensi, melakukan latihan
MSDs
masing-masing para pekerja akan
mempengaruhi
akan diberikan menikmati tidur
mayoritas 70-80%
intervensi selama yang lelap dan
dewasa di
10-15 menit, 3 mengurangi skala
berbagai negara.
kali seminggu. nyeri mereka.
Beberapa Protokol latihan
intervensi menggunakan
dirumuskan dapat Mc.Kenzie
digunakan untuk Extension,
mengatasi MSDs, William’s
diantaranya Exercise, dan
modifikasi posisi Guidelines of
ergonomis, American
istirahat sejenak, College of Sport
dan latihan pada Medicine.
saat bekerja. Penelitian
dilakukan dari
bulan Agustus
2015 hingga
April 2016.
53
DAFTAR PUSTAKA
A, F. N., Hakimi, M., & Huriah, T. (2012). Pengaruh Peregangan Senam Ergonomis
terhadap Skor Nyeri Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja
Pembuat Kaleng Alumunium. Muhammadiyah Journal of Nursing, 19–26.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pentingnya Peregangan di
Tempat Kerja.
Permana, D. R., & Wahyuni, I. (2010). Perbedaan Nilai Kesegaran Punggung
Sebelum dan Sesudah Pemberian Stretching Mc. Kenzie Extension pada
Pekerja Wanita Pengepak Jamu PT.X Semarang, 9(1), 18–26.
Shariat, A., Cleland, J. A., Danaee, M., Kargarfard, M., Sangelaji, B., & Tamrin, S.
B. M. (2017). Effects of stretching exercise training and ergonomic
modifications on musculoskeletal discomforts of office workers : a
randomized controlled trial. Brazilian Journal of Physical Therapy.
https://doi.org/10.1016/j.bjpt.2017.09.003
Wulandari, R. (2013). Perbedaan Tingkat Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja
Pembuat Teralis Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Peregangan di
Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2(1).
54
Lampiran 3 : Poster
55