Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN AKHIR KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

PADA HOME INDUSTRY “KONVEKSI RAKA” DI RW 14

KELURAHAN BABAKAN SARI KECAMATAN KIARACONDONG

KOTA BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Komunitas

Program Profesi Ners XXXVII

Dani Jaelani Sunarya 220112180510

Sofi Novianti 220112180558

Dita Nurhayati 220112180572

Lisnawati 220112180574

Lida Nurlainah 220112180579

Rizky Ayu Gardelia 220112180506

PROGRAM PROFESI NERS XXXVII

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kesehatan
Kerja Praktik Keperawatan Komunitas di RW 14 Kelurahan Babakansari
Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung. Laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu standar penilaian pada mata kuliah keperawatan komunitas dalam
program Profesi Ners Angkatan XXXVII Fakultas Keperawatan Universtas
Padjadjaran.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari sempurna oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan di kemudian hari. Penulis berharap semoga
laporan ini memberikan informasi dan menjadi landasan awal untuk membangun
dan mengembangkan Home Industry pada RW 14 Kelurahan Babakansari
Kecamatan Kiaracondong.

Bandung, September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 6

1.2.1.Tujuan Umum ......................................................................................... 6

1.2.2.Tujuan Khusus ........................................................................................ 6

1.3 Metoda Penulisan ..................................................................................... 6

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................................. 8

2.1 Konsep Dasar ................................................................................................ 8

2.2 Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja ....................................................... 10

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN .............. 12

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 33

5.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 33

5.2 SARAN ....................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

LAMPIRAN .......................................................................................................... 35

Lampiran 1 : Foto Kegiatan dan Daftar Hadir .................................................. 35

Lampiran 2 : SAP .............................................................................................. 41

Lampiran 3 : Poster ........................................................................................... 55

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan sarana utama untuk


mencegah kecelakaan kerja, baik kecelakaan yang mengakibatkan kerugian yang
bersifat langsung ataupun tidak langsung. Adapun kecelakaan yang bersifat
langsung dapat berupa luka ringan (memar, lecet, pendarahan ringan dan lain-lain)
ataupun luka berat (luka tebuka, putus jari, pendarahan berat dan lain-lain) dan
kematian. Sedangkan kerugian yang bersifat tidak langsung dapat berupa kerusakan
mesin, proses produksi terhenti, kerusakan pada lingkungan dan biaya yang cukup
besar yang harus dikeluarkan perusahaan akibat dari kecelakaan kerja. Penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan PAK dilingkungan kerja (Eko Prasetyo, 2017).

Bidang yang mencakup keselamatan kerja dalam keperawatan disebut


Occupation Health Nurses (OHN) atau Keperawatan Kesehatan Kerja (K3).
Perawatan kesehatan kerja memainkan peranan yang penting untuk mendidik
masyarakat terutama golongan pekerja untuk memperoleh derajat kesehatan yang
optimal dan terhindar dari bahaya kerja. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor KEP.463/MEN/1993 tentang Pola Gerakan Nasional Membudayakan
Keselamatan dan Kesehatan, tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah
mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera,
sehingga akan tercapai ; suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman
dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaan.

Lingkup kesehatan kerja dalam mempertahankan kesehatan kerja mencakup


kegiatan yang bersifat komprehensif berupa upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Upaya promotif yang dapat dilakukan berupa penyuluhan, pelatihan
dan peningkatan pengetahuan tentang upaya hidup sehat dalam bekerja. Upaya
preventif diantaranya kegiatan pencegahan terhadap resiko kesehatan. Sedangkan
upaya kuratif lebih menekankan pada angka absensi karena sakit dan angka
kesakitan, dan upaya rehabilitatif yaitu menekankan upaya penyembuhan dan

4
pemeliharaan kesehatan setelah sakit (Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Kemenkes RI, 2016).

Pelaksanaan dan penerapan kesehatan kerja saat ini masih belum optimal
dengan terlihat dari banyaknya tingkat kecelakaan kerja. Penerapan kesehatan kerja
ini tidak hanya untuk perusahaan-perusaahan yang memiliki jumlah karyawan yang
banyak. Namun, untuk jenis usaha seperti home industri pun harus tetap
menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja. Home industry adalah rumah usaha
produk barang atau juga perusahaan kecil, karena jenis kegiatan ekonomi ini
dipusatkan di rumah. Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik
WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha
menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum
maupun tidak. Home Industri juga dapat berarti industri rumah tangga, karena
termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga (Ananda., S., 2016).

Pelaksanaan program kesehatan kerja di home industry saat ini masih sangat
kurang dengan ditandai oleh kurangnya pengetahuan para pemilik atau pekerja
home industri mengenai kesehatan kerja. Program penyuluhan atau pendidikan
kesehatan dari Puskesmas pun belum optimal dirasakan oleh pekerja home industri
3 ini. Paparan faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi dilingkungan
kerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagai tenaga kerja (Eko Prasetyo,
2017).

Lokasi RW 14 Kelurahan Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong Bandung


terdapat home industri konveksi rumahan yang memproduksi berbagai macam
pakaian diantaranya kaos dalam wanita, legging, pakaian olahraga, serta celana
olahraga/training. Home industri ini berdiri sudah lebih dari lima tahun. Pada studi
pendahuluan, kami menemukan bahwa tidak pernah ada penyuluhan mengenai
kesehatan kerja dari Puskesmas setempat. Pemilik home industri pun mengatakan
bawa home industri ini harus mendapatkan perbaikan yang lebih agar mendukung
kesehatan para pekerja. Oleh karena itu, kami tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan kepada para pekerja dan pemilik mengenai kesehatan kerja di home
industri konveksi rumahan RW 14 Kelurahan Babakan Sari Kecamatan
Kiaracondong Bandung.

5
1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1.Tujuan Umum

Memberikan asuhan keperawatan dalam upaya peningkatan


kesehatan kerja pegawai di home industry konveks pakaian di RW 14
Kelurahan Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.

1.2.2.Tujuan Khusus

1. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan pada para pekerja home


industry konveksi pakaian di RW 14 Kelurahan Babakan Sari Kecamatan
Kiaracondong Kota Bandung
2. Mampu mengidentifikasi perencanaan keperawatan yang dapat
diterapkan pada para pekerja home industri konveksi pakaian di RW 14
Kelurahan Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.
3. Mampu mengimplementasikan perencanaan yang telah dibuat dalam
mengatasi masalah kesehatan pada pekerja home industri di RW 14
Kelurahan Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.
4. Mampu mengevaluasi hasil implementasi terhadap pekerja home industri
di RW 14 Kelurahan Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong Kota
Bandung

1.3 Metoda Penulisan

Dalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan studi lapangan dan


studi kepustakaan. Studi lapangan digunakan untuk mengetahui hal-hal yang
lebih mendalam dari responden ataupun sumber data, dengan menggunakan
kuesioner dan wawancara, dimana tidak hanya berkomunikasi dengan
perorangan, namun juga berhubungan dengan objek di sekitar, dan melihat
perilaku manusia, proses kerja, juga objek sekitar yang perlu diamati. Studi
Kepustakaan digunakan sebagai panduan pelaksanaan kegiatan, dengan
pengkajian terhadap teori-teori yang ada dalam buku atau dari hasil penelitian
terdahulu yang relevan, aktual, dan faktual dengan masalah yang dikaji dengan
sumber dari buku, internet, dan penelitian sebelumnya. Sistematika Penulisan

6
1.4 Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Metode Penulisan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.2 Analisa Data

3.3 Perencanaan

3.4 Implementasi dan Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

7
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Pengertian Keperawatan Kesehatan Kerja

Menurut Kemenkes (2016), kesehatan kerja didefinisikan sebagai suatu


keadaan dimana seseorangan tidak hanya terbebas dari penyakit atau gangguan
kesehatan melainkan sehat dalam kondisi fisik, mental dan social. Artimya
kesehatan kerja dapat tercapai jika seluruh pekerja terbebas dari penyakit dan dapat
berinteraksi dengan baik dengan lingkungan serta rekan-rekan kerja lainnya.
Kesehatan kerja menurut WHO/ILO (1995) dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 memiliki tujuan dalam
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan mencakup aspek fisik, mental, dan
social bagi pekerja dalam semua jenis pekerjaan, mencegah terjadinya gangguan
kesehatan akibat kondisi pekerja, perlindungan bagi pekerja akibat risiko yang
ditimbulkan dari pekerjaan, dan penempatan serta pemeliharaan pekerja sesuai
dengan kondisi fisiologis dan psikologisnya.

Keperawatan kesehatan kerja/ Occupational Health Nursing (OHN)


merupakan salah satu cabang dari keperawatan komunitas yang berasal dari
berbagai disiplin ilmu seperti keperawatan, kedokteran, kesehatan masyarakat, ilmu
social dan perilaku, dan prinsip-prinsip manajemen (American Asscociation of
Occupational Health Nursing/AAOHN dalam Permatasai, 2010). Tujuan dari
keperawatan kesehatan kerja ini yaitu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan pekerja serta melindungi pekerja dari faktor risiko berbahaya yang
mungkin muncul selama di tempat kerja. Pekerja menjadi seorang aggregate yang
berisiko mengalami masalah kesehatan atau penurunan derajat kesehatan selama
berada dilingkungan kerja karena dalam setiap tempat kerja memiliki bahaya atau
health hazard yang berpengaruh terhadap kesakitan dan kematian di lingkungan
kerja.

8
2.1.2 Peran dan Fungsi Keperawatan Kesehatan Kerja

Peran dan fungsi OHN pada awalnya hanya berfokus pada cara-cara
mengatasi dan menangani kegawatdaruratan dan kondisi akut dari para pekerja,
akan tetapi menurut Permatasai (2010) menjelaskan bahwa peran dari keperawatan
kesehatan kerja diklasifikasikan menjadi beberapa hal diantaranya yaitu care giver
atau pemberi pelayanan kesehatan, researcher atau peneliti, educator atau pemberi
pendidikan kesehatan, serta konselor atau konsultan. Sedangkan fungsi dari OHN
terdiri dari beberapa fungsi, diantaranya yaitu:

1. Melakukan supervise terhadap kesehatan kerja


2. Melakukan survilens terhadap lingkungan kerja
3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
4. Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja
5. Penanganan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan ataupun bukan
pekerjaan
6. Mengupayakan pertolongan pertama di tempat kerja
7. Melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
8. Menyediakan konseling pekerja
9. Melakukan rehabilitasi atau pemulihan kembali setelah terjadi
kecelakaan kerja sebelumnya
10. Pencatatan dan pelaporan kesehatan kerja
11. Menetapkan perencanaan terhadap pengembangan kebijakan,
pendanaan ataupun mengenai staff pekerja
12. Melakukan administrasi di unit kesehatan
13. Melakukan riset atau penelitian terkait keperawatan kesehatan kerja

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja


diantaranya meliputi pekerja (Host), lingkungan (environtment) dan health hazard.

1. Pekerja (Host)

9
Pekerja merupakan subjek dari kesehatan kerja. Pekerja memiliki
karakteristik yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan
khususnya di tempat kerja, karakteristik tersebut meliputi usia pekerja, jenis
kelamin, memiliki riwayat penyakit kronis atau tidak, aktifitas yang
dilakukan di tempat kerja, daya tahan tubuh pekerja, etnis, dan yang paling
berpengaruh yaitu gaya hidup pekerja.
2. Lingkungan (environtment)
Faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja selanjutnya yaitu lingkungan
kerja. Lingkungan dibedakan menjadi 2 macam yaitu lingkungan fisik dan
psikologis. Lingkungan fisik yang mempengaruhi kesehatan meliputi panas,
bau, ventilasi. Sedangkan lingkungan psikologis mengarah kepada
hubungan interpersonal seperti rendahnya otonomi, tingkat kepuasan kerja,
serta manjemen atau pengawasan yang berlebihan.
3. Health Hazard
Health hazard yang dimaksud yaitu bahaya-bahaya dari lingkungan kerja
berupa faktor fisika, bilogi, ataupun kimia. Faktor fisika dapat berasal dari
kebisingan, radiasi, getaran, gelombang elektromagnetik sehingga dapat
merusak organ tubuh dalam fungsi pendengaran, gangguan sistem
reproduksi, ataupun penyakit keganasan. Faktor biologi berasal dari bakteri
pathogen, jamur ataupun virus yang masuk dalam tubuh manusia sehingga
dapat menyebabkan gangguan atau masalah dalam sistem-sistem tubuh
manusia. Sedangkan faktor kimia dapat berasal dari zat-zat kimia berbahaya
seperti merkuri, abertos, debu atau yang lainnya.

2.2 Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja

1. Pengkajian

Pengkajian dalam keperawatan kesehatan kerja meliputi:

a. Biologi manusia yang mencakup karakteristik usia, jenis kelamin, masalah


kesehatan yang bersifat genetic, fungsi fisik dan mengkaji berbagai
permasalahan dalam sistem-sistem tubuh

10
b. Lingkungan meliputi potensi hazard yang bisa menyebabkan masalah
akibat kerja yang terdiri dari hazard fisik, biologi, kimia, psikososial dan
ergonomic.
c. Gaya hidup meliputi konsumsi makanan, aktivitas dan istirahat, penampilan
dan penggunaan alat pelindung diri saat bekerja
d. Sistem kesehatan meliputi ketersediaan pelayanan kesehatan di dalam
lingkungan kerja (perusahaan)

2. Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada kesehatan kerja
antara lain:
a. Gangguan tidur akibat banyak tekanan
b. Menurunnya moral kerja berhubungan dengan peningkatan tekanan dan
stress dalam area kerja
c. Risiko cedera berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja
d. Gangguan penurunan fungsi pendengaran berhubungan dengan tidak
menggunakan alat proteksi diri pada tingkat kebisingan yang tinggi

3. Perencanaan
Perencanaan dalam keperawatan kesehatan kerja dapat berupa pencegahan
dengan 3 level, diantaranya yaitu:
a. Pencegahan primer, meliputi promosi kesehatan atau pendidikan
kesehatan
b. Pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan (screening) pada pekerja,
pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan penatalaksaan kasus.
c. Pencegahan tersier, meliputi pencegahan penyebaran penyakit,
kekambuhan ataupun komplikasi.

11
BAB III

LAPORAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Pekerja Home Industri


3.1.1 Data Demografi Pekerja
Tabel 3.1 Data Demografi Pekerja di Home Industri Konveksi wilayah RW 14
Kelurahan Babakan Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=12)
Nama Jenis
No Usia Status Suku Lama Kerja
Pegawai Kelamin
1 Ny. I 28 Perempuan Menikah Sunda > 2 tahun

2 Ny. P 42 Perempuan Janda Sunda < 2 tahun

3 Ny. E 22 Perempuan Menikah Sunda < 2 tahun

4 Ny. T 45 Perempuan Menikah Sunda < 2 tahun

5 Ny. A 49 Perempuan Menikah Sunda > 2 tahun

6 Ny. I 36 Perempuan Menikah Sunda > 2 tahun

7 Ny. A 48 Perempuan Menikah Sunda > 2 tahun

8 Ny. R 24 Perempuan Menikah Sunda < 2 tahun

9 Ny.Y 35 Perempuan Menikah Sunda < 2 tahun

10 Tn. R 37 Laki-laki Menikah Sunda < 2 tahun

11 Ny. I 36 Perempuan Menikah Sunda < 2 tahun

12 Ny. E 35 Perempuan Menikah Sunda < 2 tahun

Berdasarkan tabel 3.1, terdapat 12 pekerja di home insdustri yang dikaji.


Pekerja laki – laki berjumlah 1 orang dan perempuan 11 orang. Usia pekerja berada
pada rentang 22-49 tahun. Semuanya bersuku Sunda, sudah menikah, tetapi hanya
satu orang yang berstatus janda. Selain itu, untuk lama bekerja terdapat 4 orang
yang bekerja lebih dari 2 tahun dan 8 orang yang kurang dari 2 tahun.

12
3.1.2 Kondisi Fisik Pekerja
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Kondisi Fisik Pekerja RW 14 Kelurahan Babakan
Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=12)

Riwayat Kesehatan Frekuensi (f) Persentase (%)


Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada 5 41.7
ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) 0 0
TBC 0 0
Hipertensi 1 8.3
Diabetes 1 8.3
Patah tulang 0 0
Lainnya, sebutkan 5 41.7
Riwayat penyakit sekarang
Tidak ada 5 41.7
Saluran pernafasan 1 8.3
Sendi & tulang 5 41.7
Sirkulasi darah 0 0
Lainnya, sebutkan 1 8.3
Absen (tidak masuk kerja) karena sakit
Tidak pernah 6 50
1 hari 1 8.3
2 hari 2 16.7
3 hari 0 0
Lainnya, sebutkan 3 25
Kebiasaan merokok
Tidak merokok 11 91.7
1 batang 0 0
2 batang 0 0
3 batang 0 0
Lainnya, sebutkan 1 8.3
Memiliki masalah sendi dan tulang
Tidak 3 25
Sering 0 0
Kadang-kadang 9 75
Jarang 0 0
Sendi/ tulang yang sakit
Leher/kepala 3 25
Pundak/bahu 2 16.7
Tangan 7 58.3
Punggung 5 41.7
Kaki 4 33.3
Berat beban yang di angkat setiap bekerja

13
<5 kg 8 66.7
5-10 kg 3 25
10-15 kg 0 0
15-20 kg 1 8.3
20-25 kg 0 0
>25 kg 0 0
Cara pekerja mengangkat beban
Diangkat sejajar pundak 9 75
Diangkat sejajar siku/ pinggang 3 25
Diangkat sejajar tulang paha 0 0
Diangkat sejajar betis 0 0
Lama bekerja dalam 1 minggu
7 hari 0 0
6 hari 11 91.7
5 hari 1 8.3
Lainnya, sebutkan 0 0
Durasi bekerja selama 1 hari
<8 jam 1 8.3
>8 jam 11 91.7
Lama waktu istirahat setiap hari selama
bekerja
<1 jam 6 50
>1 jam 6 50
Posisi tubuh pekerja pada saat bekerja
Sering berdiri 2 16.7
Sering duduk 10 83.3
Sering jongkok 0 0
Sering membungkuk 0 0
Lainnya, sebutkan 0 0
Durasi bekerja dengan posisi tersebut
<2 jam 1 8.3
>2 jam 11 91.7
Lainnya, sebutkan 0 0

Berdasarkan tabel 3.2, diketahui bahwa sebanyak 41,7% pekerja tidak


memiliki riwayat penyakit sebelum bekerja di home industri tersebut. Sebanyak
50% pekerja mengaku tidak pernah asben kerja karena sakit tetapi 16,7% nya
mengaku pernah absen kerja karena alasan lainnya. Berdasarkan riwayat penyakit
sekarang, diketahui pekerja mempunyai masalah pada sendi dan tulang sebanyak
41,7% dan sebanyak 75% mengatakan kadang-kadang mengalaminya.
Sendi/tulang yang dirasakan sakit paling banyak dirasakan di daerah tangan
(58,3%), punggung (41,7%), kaki (33,3%), leher (25%), menyusul pundak/bahu
(16,7%).

14
Di home industri ini, 66,7% para pekerja biasa mengangkat beban sekitar
<5 kg, dan sisanya lebih dari 5 kg. 75% para pekerja biasa mengangkat beban
dengan diangkat sejajar pundak. Lama bekerja dalam 1 minggu yaitu 6 hari untuk
para pekerja dengan durasi bekerja paling banyak >8 jam serta jam istirahat selama
bekerja sekitar ± 1 jam. Sebanyak 83,3% pekerja bekerja dengan posisi tubuh duduk
dengan durasi bekerja pada posisi tersebut >2 jam.

3.1.3 Alat Pelindung Diri Pekerja


Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Alat Pelindung Diri Pekerja RW 14 Kelurahan
Babakan Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=12)
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Alat Pelindung Diri Pekerja
P3K
Ya 12 100
Tidak 0 0
Aturan prosedur kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Resiko tinggi kecelakaan kerja
Ya 8 66.7
Tidak 4 33.3
Sumber kecelakaan kerja
Terpotong 2 16.7
Terpapar 0 0
Lainnya 6 50
Penggunaan APD
Ya 1 8.3
Tidak 11 91.7
Jenis APD yang digunakan
Sarung tangan 0 0
Masker 1 8.3
Penutup kepala 0 0
Kaca mata 0 0
Sepatu boot 0 0
Helm pelindung 0 0
Barak skort/ celemek 0 0
Penutup telingan 0 0
Lainnya 0 0
Kebiasaan mencuci tangan
Ya, menggunakan sabun 4 33.3
Ya, tidak menggunakan sabun 2 16.7
Tidak mencuci tangan 6 50
Cara mencuci tangan

15
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Dicelupkan ke dalam ember isi air 0 0
Mencuci tangan di air mengalir 6 50
Lainnya 0 0

Berdasarkan tabel 3.3, diketahui bahwa alat pelindung diri yang digunakan
oleh para pekerja di home industri tersebut adalah kotak P3K, dan semua pekerja
mematuhi aturan prosedur kerja. Sebanyak 66,7% pekerja mempunyai resiko
tinggi kecelakaan kerja dengan sumber kecelakaan paling banyak yaitu tertusuk
sebanyak 50%. Sebanyak 91,6% tidak menggunakan APD saat bekerja dan hanya
satu orang yang memakai jenis APD masker. Untuk kebiasaan mencuci tangan,
hanya sebanyak 50% pekerja mencuci tangan dengan cara mencuci di air mengalir.

3.1.4 Pemeriksaan Fisik Pekerja


Tabel 3.4 Distribusi Pemeriksaan Fisik Pekerja RW 14 Kelurahan Babakan
Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=12)
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Pemeriksaan Fisik Pekerja
IMT
<18,5 (Underweight) 1 8.3
18,5-24,9 (Normal) 8 66.7
25-29,9 (Overweight) 3 25
≥30 (Obesitas) 0 0
Tekanan darah
<120/80 mmHg (normal) 11 91.7
120/80-139/89 mmHg 1 8.3
(prehipertensi)
140/90-159/99 mmHg 0 0
(hipertensi stage 1)
≥160/100 (hipertensi stage 2) 0 0
Respirasi
<12 0 0
12-20 12 100
>20 0 0
Denyut nadi
<60 0 0
60-100 12 100
>100 0 0

16
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pekerja, diketahui bahwa
66,7% pekerja memiliki indeks masa tubuh normal, 91,7% pekerja tidak memiliki
tekanan darah tinggi, serta semuanya memiliki denyut nadi dan respirasi dalam
rentang normal.

3.2 Pengkajian Fisik Home Industri


3.2.1 Sarana dan Prasarana Home Industri
Tabel 3.5 Distribusi Sarana dan Prasarana Home Industri RW 14 Kelurahan
Babakan Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=1)
Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)
Ketersediaan layanan kesehatan
dalam home industry
Ya 1 100
Tidak 0 0
Kondisi fasilitas toilet di
lingkungan kerja
Bersih 1 100
Kotor 0 0
Sistem pembuangan limbah
Tertampung dengan baik Ya
Mencemari lingkungan Ya
sekitar
Diangkut dan dibuang di Ya
tempat lain
Lainnya

Saat dilakukan pengkajian sarana dan prasana home industri ini, diketahui
bahwa home industri memiliki layanan kesehatan seperti P3K, kondisi fasilitas
toilet yang bersih di lingkungan kerja, dan sistem pembuangan limbah yang
tertampung dengan baik, tidak mencemari lingkungan sekitar, serta limbahnya
diangkut dan dibuang ke tempat lain.

3.2.2 Lingkungan Kerja Home Industri


Tabel 3.6 Distribusi Lingkungan Kerja Home Industri RW 14 Kelurahan
Babakan Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=1)
Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)
Polusi dalam lingkungan kerja
Ya 1 100
Tidak 0 0
Jenis polusi

17
Air 0 0
Suara 0 0
Tanah 0 0
Udara/gas 1 100
Lainnya 0 0
Vektor (binatang) yang
mengganggu di perusahaan
Ya 1 100
Tidak 0 0
Jenis binatang
Nyamuk 1 100
Lalat 0 0
Lainnya 0 0
Kondisi lingkungan tempat kerja
Kotor 0 0
Bersih 1 100
Kondisi lantai lingkungan tempat
bekerja
Licin 0 0
Tidak licin 1 100
Keadaan di tempat kerja
Ada orang yang mengalami 0 0
batuk yang sering kambuh 0 0
Ada orang yang sering bersin- 1 100
bersin 0 0
Ada orang yang mengalami 0 0
gatal-gatal di tubuhnya akibat
panu atau kutu air
Debu ditempat kerja
Ya 1 100
Tidak 0 0
Ketersediaan fasilitas kantin
Ya 1 100
Tidak 0 0
Siapakah yang menyediakan
makanan untuk para pekerja?
Home industry 0 0
Pribadi 1 100
Frekuensi makan selama bekerja
1 kali 1 100
2 kali 0 0
3 kali 0 0
Lainnya 0 0
Makanan yang dikonsumsi
Nasi 1 100
Lauk pauk 0 0
Sayur 0 0
Buah 0 0

18
Ketersediaan tempat istirahat
Ya 1 100
Tidak 0 0

Berdasarkan tabel 3.6, diketahui bahwa terdapat polusi di dalam


lingkungan kerja home industri ini, berupa polusi udara/gas seperti debu yang
menyebabkan seringnya pekerja mengalami bersin-bersin. Selain itu, terdapat
vektor yang mengganggu home industri yaitu nyamuk, meskipun kondisi
lingkungan tempat kerja terbilang bersih dan lantainya tidak licin.
Terkait gizi untuk pekerja, home industri ini menyediakan fasilitas kantin
tetapi tidak menyediakan makan untuk para pekerja. Frekuensi makan para pekerja
yaitu satu kali selama bekerja, dengan dominasi makanan yang dikonsumsi berupa
nasi. Selain itu, home industri ini juga memiliki tempat istirahat untuk para
pekerjanya.

3.3 Observasi Dimensi Fisik Home Industri


Tabel 3.7 Hasil Observasi Dimensi Fisik Home Industri RW 14 Kelurahan
Babakan Sari Kiaracondong Kota Bandung
Ketersediaan Keterangan
No Objek Pengamatan
Ya Tidak
Lokasi & Bangunan
1. Lokasi : Di lokasi home industri
a. Tidak berada pada arah angin dari Tidak tersebut tidak berada di
sumber pencemaran (asap, bau, dekat lokasi
debu) dan pencemaran lainnya pencemaran. Baik
b. Tidak berada < 100 m dari sember Tidak pencemaran udara,
pencemaran pencemaran air
c. Tidak berada pada daerah rawan Tidak
banjir
2. Bangunan Kondisi dari bangunan
a. Terpisah dari ruang yang lainnya Ya home industri memiliki
b. Kokoh/kuat/permanen Ya kriteria yang baik
c. Rapat serangga Ya seperti terpisah dari
d. Rapat tikus Tidak ruangan lain,
mempunyai bangunan
yang kokoh., namun
terdapat vektor seperti
serangga.

19
3. Pembagian Ruang : Home industri
a. Ada dapur Tidak dilengkapi oleh
b. Ada toilet Ada beberapa ruangan dan
c. Ada gudang penyimpanan Ada fasilitas yang dapat
d. Ada ruang karyawan / istirahat Ada menunjang pekerja
e. Ada ruang administasi Ada dan produksi itu sendiri
f. Ada gudang peralatan Ada
4. Lantai : Home industri
a. Bersih Ya memiliki lantai yang
b. Kedap air Ya baik seperti bersih,
c. Tidak licin Ya kedap air, tidak licin,
d. Rata Ya rata dan kering.
e. Kering Ya
5. Dinding : Dinding yang terdapat
a. Kedap air Ya di home industri
b. Rata Ya memiliki kondisi baik
c. Bersih Ya seperti kedap akan air,
rata dan bersih
6. Ventilasi : Kondisi ventilasi yang
a. Tersedia dan berfungsi baik Tidak terdapat di home
b. Intensitas cahaya baik Tidak industri tidak baik
c. Cukup menjamin rasa nyaman Tidak karena kurangnya
ventilasi yang terdapat
di home industri
sehingga membuat
sirkulasi udara di
dalam home industri
menjadi pengap
7. Pencahayaan / penerangan : Pencahayaan di home
a. Tersebar merata di setiap ruangan Tidak industri baik, karena
b. Intesitas cahaya baik Ya terdapat beberapa
c. Tidak menyilaukan Ya jendela permanen
sehingga memudahkan
sinar matahari masuk
kedalamruangan home
industri itu sendiri
8. Atap : Atap dari home
a. Tidak menjadi sarang tikus dan Ya industri baik karena
serangga tidak menjadi sarang
b. Tidak bocor Ya serangga, tidak bocor .
c. Cukup landai Ya

20
9. Langit-langit : Langit-langit dari
a. Tinggi minimal 2,4 meter Ya home industri baik
b. Rata dan bersih Ya karena memiliki tinggi
c. Tidak terdapat lubang-lubang Ya yang cukup, rata dan
bersih serta tidak
memiliki lubang.
10. Pintu : Pintu yang terdapat di
a. Rapat serangga dan tikus Ya home industri dalam
b. Menutup dengan baik Ya keadaan baik seperti
dan membuka ke arah luar rapat dari serangga dan
c. Terbuat dari bahan yang kuat dan Ya tikus, dapat menutup
mudah dibersihkan dengan baik dan
terbuat dari bahan yang
kuat.
Fasilitas Sanitasi
11. Air bersih : Sumber air yang
a. Jumlah mencukupi Ya terdapat dihome
b. Tidak berbau, tidak berasa, dan industri memiliki
Ya
tidak berwarna jumlah yang
mencukupi serta
dengan kualitas baik
12. Pembuangan air limbah : Pembuangan limbah
a. Air limbah mengalir Ya dari home industri
dengan lancar mempunyai saluran
b. Saluran kedap air Ya kedap air dan tertutup.
c. Saluran tertutup Ya
13. Toilet : Toilet yang terdapat di
a. Bersih Ya home industri dalam
b. Letaknya tidak berhubungan Ya kondisi baik serta
langsung dengan dapur atau ruang memiliki ketersediaan
makan air bersih, sabun dan
Ya
c. Tersedia air bersih yang cukup Ya memiliki septic tank
d. Tersedia sabun dan alat pengering Ya dengan jarak 10 meter
e. Toilet untuk pria terpisah dengan
wanita Ya
f. Tersedianya septic tank di
lingkungan rumah dengan jarak
10 meter dari sumber air
bersih/sumur

21
14. Tempat sampah : Pembuangan sampah
a. Sampah diangkut tiap 24 jam Ya dari home industri
b. Disetiap ruang penghasil sampah selalu diangkut oleh
Ya
tersedia tempat sampah petugas dengan bak
c. Dibuat dari bahan kedap air dan Ya penampung yang
mempunya tutup Ya tertutup dan kedap air
d. Kapasitas tempat terangkat oleh
seorang petugas sampah
15. Tempat cuci tangan : Home indusri
a. Tersedia air cuci tangan yang Ya dilengkapi oleh tempat
mencukupi untuk mencuci tangan
b. Tersedia sabun, deterjen, dan alat Ya yang disertai adanya
pengering / lap sabun, air yang cukup
c. Jumlahnya cukup Ya
untuk pengunjung/karyawan
16. Loker karyawan : Home industri tidak
a. Tersedia loker karyawan dari Tidak memiliki loker
bahan yang kuat, mudah pekerjaan sehingga
dibersihkan dan mempunyai tutup pekerja sulit untuk
yang rapat menyimpan barang
b. Jumlah cukup bawaan
c. Letak loker di ruang tersendiri
d. Loker untuk karyawan pria
terpisah dengan loker untuk
wanita
17. Peralatan untuk pencegah masuknya Home industry tidak
serangga dan tikus : memiliki peralatan
a. Setiap lubang ventilasi dipasang Ya lengkap untuk
kawat kasa serangga mengcegah serangga
b. Setiap lubang ventilasi dipasang Tidak dan tikus masuk
terali tikus
c. Persilangan pipa dan Ya
dinding tertutup rapat
d. Tempat tendon air mempunyai Tidak
tutup dan bebas jentik nyamuk
Tenaga Kerja
18. Pakaian kerja : Home industri tidak
a. Bersih Ya menyediakan pakaian
b. Tersedia pakaian kerja seragam 2 Tidak seragam untuk
stel atau lebih pekerjanya, pekerjanya
c. Penggunaan khusus waktu kerja Tidak hanya memakai baju
saja bebas namun dengan

22
d. Lengkap dan rapi Tidak kondisi bersih, rapi

19. Pemeriksaan kesehatan : Home Indusri tidak


a. Karyawan 6 bulan sekali check Tidak melakukan
up kesehatan pemeriksaan kesehatan
b. Check up penyakit khusus Tidak untuk para pekerjanya
c. Bila sakit tidak bekerja Ya serta tidak memiliki
dan berobat ke tenaga kesehatan buku kesehatan
d. Memiliki buku kesehatan Tidak karyawan
karyawan

3.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


3.4.1 Keselamatan Kerja
Tabel 3.8 Keselamatan Kerja Pekerja di Home Industri RW 14 Kelurahan
Babakan Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=12)
Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)
APD
Ya 7 58.3
Tidak 5 41.7
Kelayakan peralatan
kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
kesesaian pemakaian
alat
Ya 12 100
Tidak 0 0
Tanda alat berbahaya
Ya 9 75
Tidak 3 25
Keamanaan dan
kebersihan lingkungan
kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Pengawasan kesehatan
terhadap pekerja
Ya 11 91.7
Tidak 1 8.3

23
Pelatihan keamanan
Ya 12 100
Tidak 0 0
SOP
Ya 12 100
Tidak 0 0

Berdasarkan tabel 3.8 Dari jumlah pegawai sebanyak 12 orang, hanya 7


orang yang menggunakan APD selama bekerja sebanyak (58.3%). Kelayakan
peralatan kerja di home industry baik (100%) Kesuasaian pemakaian alat kerja yang
digunakan oleh pekerja sebanyak (100%). Pekerja mengetahui apa saja tanda alat
yang berbahaya bagi pekerja itu sendiri sebanyak (75%). Keamanan dan kebersihan
lingkungan kerja serta pelatihan pekerja terhadap keamanan pada alat-alat kerja
baik sebanyak (100%). Pekerja juga mengikuti SOP yang sudah diberikan sebanyak
(100%)

3.4.2 Kesehatan Kerja


Tabel 3.8 Kesehatan Kerja Pekerja di Home Industri RW 14 Kelurahan
Babakan Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=12)
Kategori Frekeuensi Persentase (%)
P3K
Ya 12 100
Tidak 0 0
Jaminan kesehatan
karyawan
Ya 7 58.3
Tidak 5 41.7
Ketetapan jam kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Pendidikan kesehatan
pekerja
Ya 11 91.7
Tidak 1 8.3
Peningkatan kualitas
kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Rumah sakit rujukan
Ya 7 58.3
Tidak 5 41.7

24
Komunikasi antar
karyawan
Ya 12 100
Tidak 0 0
Hubungan antar
karyawan
Ya 12 100
Tidak 0 0

Berdasarkan tabel 3.8 diatas menunjukan bahwa adanya ketersediaan kotak


P3K bagi pekerja yang mengalami insiden kecelakaan. Namun dari 12 orang
pekerja hanya 7 pekerja yang memiliki jaminan kesehatan (58,3%). Hampir semua
pekerja mengetahui pendidikan pekerja mengenai kesehatan pekerja itu sendiri baik
sebanyak (91,7%). Banyaknya pekerja melakukan peningkatan kualitas pekerjaan
itu sendiri sebanyak (100%). Hanya 7 pekerja hanya menggunakan rumah sakit
rujukan untuk mengatasi gangguan kesehatan (58,3%). Hubungan komunikasi
antara karyawan baik (100%)

3.4.3 Produktivitas Kerja


Tabel 3.9 Produktivitas Kerja Pekerja di Home Industri RW 14 Kelurahan
Babakan Sari Kiaracondong Kota Bandung (N=12)
Kategori Frekeuensi Persentase (%)
Pengetahuan karakteristik alat
Ya 11 91.7
Tidak 1 8.3
Pengetahuan fungsi pekerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Pengetahuan mekanisme
pekerja
Ya 11 91.7
Tidak 1 3.8
Keefektifan penggunaan alat
kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Kemampuan menyelesaikan
pekerjaan
Ya 12 100

25
Tidak 0 0
Peningkatan produk kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Ketepatan waktu kerja
Ya 10 83.3
Tidak 2 16.
Ketelitian dalam bekerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Program peningkatan kualitas
kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0
Kepatuhan peraturan kerja
Ya 12 100
Tidak 0 0

Berdasarkan tabel 3.9 menunjukan bahwa hampir semua pekerja


mengetahui pengetahuan mengenai karakteristik alat serta mekanisme pekerja itu
sendiri (91,7%). Dan 12 pekerja mengetahui fungsi dari pekerja itu sendiri (100%).
Semua pekerja dapat mengefektifkan alat kerja untuk menyelesaikan pekerjaan itu
sendiri (100%). Adanya peningkatan produk produksi kerja tersebut (100%). Dan
pekerja hampir memiliki ketelitian dalam bekerja dan memiliki kepatuhan untuk
meningkatkan kualitas kerja (100%).

3.5 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan


3.5.1 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Proses bekerja Gangguan rasa
- Berdasarkan data nyaman
wawancara, pekerja lebih Duduk/berdiri
sering mengalami pegal- dengan posisi tetap
pegal seluruh badan > 2 jam
karena terlalu lama duduk
saat bekerja Ketegangan otot-otot
DO:
Pegal-pegal
- Sebanyak 41,7% pekerja
mengalami masalah sendi Gangguan rasa
dan tulang selama bekerja nyaman

26
- Sebanyak 91,7% pekerja
bekerja selama lebih dari
8 jam setiap harinya
- Sebanyak 83,3% pekerja,
bekerja dengan posisi
sering duduk
- Sebanyak 91,7% pekerja
tetap dalam posisi tubuh
yang sama dalam waktu
lebih dari 2 jam

3.5.2 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman pegal berhubungan dengan posisi duduk berjam-jam
tanpa adanya peregangan dalam melakukan pekerjaan ditandai dengan:
DS:

- Berdasarkan data wawancara, pekerja lebih sering mengalami pegal-pegal


seluruh badan karena terlalu lama duduk saat bekerja
DO:

- Sebanyak 41,7% pekerja mengalami masalah sendi dan tulang selama


bekerja
- Sebanyak 91,7% pekerja bekerja selama lebih dari 8 jam setiap harinya
- Sebanyak 83,3% pekerja, bekerja dengan posisi sering duduk

Sebanyak 91,7% pekerja tetap dalam posisi tubuh yang sama dalam waktu
lebih dari 2 jam

27
3.6 Rencana Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja
No Diagnose Keperawatan Faktor Penyebab, Tujuan Strategi Kriteria Evaluasi
Pendukung dan
Penghambat
1. Gangguan rasa nyaman pegal Faktor Penyebab: Pemilik dan Pemberian - Pekerja - Pengetahuan
akibat posisi duduk berjam- Posisi tubuh sering duduk karyawan dapat edukasi atau mengetahui pekerja mengenai
jam tanpa adanya peregangan atau berdiri lebih dari 2 melakukan penyuluhan manfaat dari peregangan
dalam melakukan pekerjaan jam, ketidaktahuan untuk peregangan kesehatan peregangan meningkat
melakukan peregangan (strectching) di mengenai - Pekerja - Pekerja dapat
Faktor Pendukung: sela-sela waktu peregangan mengetahui memprakterkan
Tersedianya istirahat ±1 bekerja sehingga (strecthing), cara kembali cara-cara
jam, tidak ada tekanan terhindar dari manfaat, serta melakukan dalam melakukan
yang besar saat bekerja cedera seperti gerakan peregangan peregangan
Faktor Penghambat: nyeri sendi atau peregangan.
Bekerja sebagai penjahit tulang dan pegal-
dan packing, tidak ada pegal
motivasi dalam
melakukan relaksasi otot

28
3.7 Implementasi Keperawatan Kesehatan Kerja
Jenis Kegiatan Strategi Pelaksanaan Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan Biaya
Pemberian edukasi atau - Menjalin rasa saling Sofi Novianti Rabu, 4 September 2019 Rp. 10.000,- (Poster)
penyuluhan kesehatan percaya antara pukul 13.00 WIB
mengenai peregangan mahasiswa dengan
(strecthing), manfaat, pekerja
serta gerakan - Menjelaskan
peregangan. mengenai
peregangan, dan
manfaat
- Mendemonstrasikan
cara-cara dalam
melakukan
peregangan
- Mengevaluasi
tindakan

29
3.8 Evaluasi

Kegiatan implementasi berlangsung lancar dengan penyajian materi


dilakukan oleh 2 orang pemateri. Kegiatan dihadiri oleh 12 orang yang terdiri dari
1 pemilik dan 11 orang pekerja. Kegiatan dimulai dengan melakukan pretest
menggunakan kuesioner pengetahuan peregangan dan perilaku dilanjutkan dengan
edukasi berlangsung selama 30 menit sudah termasuk latihan peregangan dan
evaluasi. Selama proses pemberian edukasi, peserta memperhatikan dengan
seksama dan bertanya bila tidak mengerti dengan materi yang disampaikan.
Selanjutnya peserta mengikuti senam peregangan dengan sungguh-sungguh.
Setelah selesai melakukan senam peregangan, peserta diminta tanggapan
terhadap materi yang disampaikan dan mereka merasa bahwa senam peregangan
adalah salah satu kebutuhan mereka dalam bekerja. Setelah itu, dilakukan posttest
menggunakan kuesioner pengetahuan peregangan.
Sebelum diberikan penyuluhan, sebanyak 5 orang pekerja (42% pekerja)
memiliki pengetahuan baik mengenai peregangan, setelah diberikan penyuluhan
dan demonstrasi terdapat 12 orang pekerja (100% pekerja) memiliki pengetahuan
baik mengenai peregangan. Artinya pengetahuan pekerja meningkat setelah
diberikan penyuluhan.
Sebelum dilakukan implementasi, hanya terdapat 5 orang pekerja (42%
pekerja) yang membiasakan diri melakukan peregangan ketika bekerja. Setelah 3
hari dilaksanakannya implementasi, terdapat peningkatan perilaku pekerja dalam
melakukan peregangan yaitu sebanyak 8 orang pekerja (67% pekerja).

30
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Industri adalah semua bentuk kegiatan ekonomi yang mengumpulkan dan


mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga
menghasilkan barang yang memiliki nilai berlebih dan mempunyai banyak
manfaat, termasuk jasa industri menurut undang-undang No. 3 tahun 2014.
Sedangkan home industri sendiri mempunyai pengertian sebagai rumah usaha
produk barang atau bisa disebut perusahaan kecil yang kegiatan usahanya dilakukan
oleh masyarakat atau rumah warga sekitar perusahaan.

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus diutamakan, bukan
hanya menjaga keselamatan kerja saja tapi kesehatannya juga harus diutamakan dan
dijaga. Keselamatan kerja akan terlaksana dengan adanya rasa aman dan selamat
dari penderitaan, kerusakan dan kerugian di tempat kerja ( Depkes RI,2019). Setiap
pekerjaan pasti terdapat resiko-resiko yang dapat membahayakan pekerjanya dan
juga bisa menimbulkan penyakit.

Di wilayah RW 03 kelurahan Babakan sari merupakan suatu kawasan


lingkungan yang cukup produktif dan memiliki beberapa jenis industri salah
satunya adalah konveksi. Setelah dilakukan pengkajian, maka didapatkan masalah
kesehatan kerja di konveksi RAKA di RW 14 RT 05 berupa pegal-pegal karena
terlalu lama duduk saat bekerja, sebagian pekerja mengalami masalah sendi dan
tulang selama bekerja, para pekerja bekerja selama lebih dari 8 jam setiap harinya,
posisi pekerja sering duduk, posisi tubuh pekerja dalam posisi yang sama dalam
waktu lebih dari dua jam. Menurut penelitian Notusba dan Jaji (2016) mengatakan
bahwa posisi kerja dapat mempengaruhi terjadinya cidera pada punggung pada
pekerja karena posisi tubuh pekerja yang salah dan kurangnya teknik peregangan.
Menurut Kusuma (2014) juga mengatakan dalam hasil penelitiannhya bahwa posisi
duduk merupakan posisi yang dapat menyebabkan terjadinya cidera punggung dari
pada posisi berdiri.

31
Berdasarkan hasil analisa data yang ditunjang dari evidence based practice
pada beberapa jurnal, maka dilakukan implementasi pada para pekerja konveksidi
wilayah RW 14 berupa latihan peregangan. Latihan peregangan ini dilakukan
setelah kurang lebih sebanyak 1-2 jam bekerja pada posisi yang sama selama 10-15
menit dengan gerakan statis 8-10 detik. Gerakan dilakukan perlahan-lahan tidak
dipaksakan dan tidak dihentakkan, gerakan dinamis dilakukan dengan
meregangkan dan melemaskan sendi dan otot secara perlahan, napas seperti biasa
dan pada gerakan tertentu napas diatur untuk memaksimalkan aliran oksigen ke
otak. Latihan peregangan ini bermanfaat untuk mengurangi ketegangan otot,
meningkatkan fleksibilitas jaringan otot, mengurangi resiko cedera otot (kram),
mengurangi resiko cedera nyeri atau punggung dan mengoptimalkan aktivitas
sehari-harI menurut Anderson (2010).

Implementasi dilakukan pada para pekerja dengan melatih gerakan latihan


peregangan yang terdiri dari 6 gerakan dengan masing-masing gerakan dihitung
sebanyak 8-10 detik. Selama dilakukan peregangan para pekerja semuanya
mengikuti kegiatan latihan peregangan. Supaya gerakan latihan peregangan ini
tetap dilakukan dan diingat oleh para petugas saat istirahat, maka dipasang poster
di dinding area pekerja konveksi.

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Pengelolaan home industry konveksi di RW 14 sudah cukup baik, namun


dalam pelaksanaannya belum memperhatikan kesehatan keselamatan kerja dengan
baik sehingga terdapat beberapa masalah yang sering dirasakan oleh pekerja.
Masalah tersebut disebabkan oleh lamanya jam kerja dan posisi duduk yang terus
menerus. Setelah dilakukan intervensi keperawatan berupa melakukan peregangan
disela-sela pekerjaan, para pekerja merasakan masalah yang dirasakan pada sendi
dan otot berkurang sehingga kegiatan peregangan dapat dilakukan secara berkala
untuk mengurangi keluhan dan meningkatkan produktivitas kerja.

5.2 SARAN

Kesehatan keselamatan kerja sebaiknya lebih diperhatikan meskipun dalam


tingkat home industry sehingga tidak terjadi masalah atau penyakit yang didapat
dari pekerjaan. Melakukan peregangan tubuh dapat menjadi salah satu hal
sederhana yang dapat dilakukan di tempat bekerja sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya cedera terutama pada home industry konveksi dengan posisi duduk yang
lama dalam bekerja. Untuk para pemilik home industry diharapkan memberikan
waktu jeda di sela-sela kegiatan bekerja untuk melakukan peregangan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta

Eko Prasetyo, D. L. (2017). Evaluasi Kesehatan Kerja Di Home Industri


Pengolahan Roti. Prosiding HEFA (Health Events for All).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2016). Kesehatan dan


Keselamatan Kerja.

Kusuma, I. F (2014) Pengaruh posisi kerja terhadap kejadian low back pain pada
pekerja di kampong sepatu, Kelurahan Miji , Kecamatan Prajurit Kulon, Kota
Mojokerto. Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 1 Maret 2014.

Menteri Ketenagakerjaan. (1993). Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik


Indonesia Tentang Pola Gerakan Nasional Membudayakan Keleselamatan
Dan Kesehatan.

Natosba, Jum., Jaji (2016) Pengaruh Posisi Ergonomis Terhadap Kejadian Low
Back Pain Pada Penenun Songket di Kampung BNI 46. Jurnal Keperawatan
Sriwijaya, Volume 3-Nomor 2. ISSN No 23555 5459.

Permatasari, H. (2010). Tinjauan Teori Keperawatan Kesehatan Kerja. Jurnal


Keperawatan Indonesia, 13 (2), 112-118.

34
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto Kegiatan

35
36
37
38
39
40
41
42
Lampiran 2 : SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEREGANGAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Profesi Ners Stase Keperawatan

Komunitas Angkatan XXXVII

Disusun Oleh:

Dani Jaelani S 220112180510 Lisnawati 220112180574

Sofi Novianti 220112180558 Lida Nurlainah 220112180579

Dita Nurhayati 220112180572 Rizky Ayu Gardelia 220112180506

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2019

43
SATUAN ACARA PENYULUHAN

POKOK BAHASAN : Peregangan di Tempat Kerja


SUBPOKOK BAHASAN : 1. Pengertian Peregangan
2. Manfaat Peregangan
3. Teknik melakukan Peregangan
SASARAN : Pekerja dan Pemilik Home Industry “Konveksi
Raka”
HARI/TANGGAL : Rabu, 04 September 2019
WAKTU : 1 x 30 menit ( 1 kali pertemuan )
TEMPAT : Home Industry “Konveksi Raka”

TUJUAN INSTITUSIONAL UMUM

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pekerja dapat


memahami dan mengaplikasikan peregangan di tempat kerja.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pekerja home


industry mampu:
1. Menyebutkan pengertian dari peregangan
2. Menyebutkan manfaat dari peregangan
3. Menyebutkan dan mendemonstrasikan teknik peregangan

KARAKTERISTIK SASARAN PENYULUHAN


Sasaran dari penyuluhan ini adalah pekerja dan pemilik di Home Industry di RW
14.

MATERI PENYULUHAN
( Terlampir )
MEDIA PENGAJARAN
Poster

44
SETTING TEMPAT PENYULUHAN
Keterangan:
Pekerja
Fasilitator
Penyaji
Media

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Metode: Ceramah, Demonstrasi dan Tanya jawab
Tahap Kegiatan Kegiatan Metode Media Durasi
Pendidik Peserta Didik
Pra-Kegiatan - Menyiapkan 5 menit
sarana dan
perlengkapan
- Set ruangan
- Menyiapkan
daftar hadir
Pembukaan - Memberi salam Menyimak Ceramah 5 menit
dan melakukan
perkenalan
- Menjelaskan Menyimak Ceramah
tujuan kegiatan
- Menjelaskan
cakupan materi
Menyimak Ceramah
yang akan
dibahas
Uraian Materi Menyampaikan Menyimak dan Ceramah Poster 10 menit
materi mengenai: mengikuti dan
- Pengertian gerakan Demonstra
peregangan si
- Manfaat
peregangan
- Teknik
melakukan
peregangan
Tanya Jawab - Menjawab Bertanya Menjawab 5 menit
pertanyaan atau
komentar dari
peserta

45
penyuluhan
dengan singkat
dan jelas
- Evaluasi Menjawab Bertanya
Kegiatan - Menyimpulkan Menyimak Ceramah 5 menit
Penutup materi
pengajaran
secara singkat
- Menutup Menyimak Ceramah
pertemuan

EVALUASI
Metode : Mengisi kuesioner pretest dan posttest
Jenis dan bentuk tes : kuesioner tertulis
Butir-butir soal : 5 soal
Kriteria Evaluasi :
a. Evaluasi Proses
1. Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan dan disepakati
2. Peserta penyuluhan antusias terhadap presentasi materi yang diberikan
3. Materi yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh para peserta
4. Peserta mengajukan pernyataan dan pemateri dapat menjawab pernyataan
b. Evaluasi Hasil
1. Seluruh peserta 100% hadir dalam kegiatan penyuluhan
2. Sebanyak 100% peseta memiliki pengetahuan baik dan perubahan perilaku
setelah dilakukan penyuluhan
Kuesioner Pengetahuan
No Pertanyaan Benar Salah
1 Ketika otot tegang, jangan melakukan peregangan otot
2 Peregangan merupakan latihan fisik untuk meregangkan
otot
3 Latihan fisik tepat dan teratur dapat meningkatkan
terpeliharanya bentuk tubuh yang baik dan sehat
4 Mengurangi resiko cedera (kram) bukan manfaat dari
peregangan
5 Latihan peregangan dapat menyebabkan cedera otot

46
Kuesioner Perilaku

1. Apakah anda melakukan peregangan di tempat kerja?


a. Ya
b. Tidak

2. Di bagian tubuh manakah anda melakukan peregangan? (Boleh lebih


dari 1 jawaban)
a. Leher
b. Tangan
c. Pinggang
d. Kaki
e. Lainna, sebutkan…………

47
LAMPIRAN MATERI

1. Definisi Peregangan

Stretching atau peregangan merupakan latihan fisik yang


meregangkan sekumpulan otot agar mendapatkan otot yang elastis dan
nyaman yang biasanya dilakukan sebelum atau sesudah olahraga (Permana,
2010). Peregangan adalah kegiatan melakukan gerakan-gerakan yang
bertujuan melenturkan atau melemaskan kembali bagian-bagian tubuh yang
kaku. Peregangan termasuk dalam salah satu aktivitas fisik dalam program
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) (Kemenkes RI, 2018).

Ada beberapa konsep peregangan di tempat kerja yang dapat


dilakukan secara berkala setelah ± 1-2 jam bekerja pada posisi sama.
Gerakan peregangan dilakukan dengan 2 macam yaitu gerakan statis dan
dinamis yang melibatkan pergerakan otot dan sendi kepala, leher, bahu,
lengan, pinggang, kaki untuk menghilangkan kekakuan tubuh. Gerakan
statis dilakukan dengan menahan sendi dan otot pada posisi teregang selama
8-10 detik. Sedangkan gerakan dinamis dilakukan dengan meregangkan dan
melemaskan sendi dan otot secara perlahan. Saat melakukan peregangan
diperlukan pengaturan nafas untuk memaksimalkan aliran oksigen yang
mengalir menuju ke otak. Seluruh gerakan ini dilakukan perlahan-lahan,
tidak dipaksakan dan tidak dihentakkan (Kemenkes, 2018).

2. Manfaat Peregangan

Latihan-latihan fisik yang teratur dan tepat dapat meningkatkan


kapasitas morphologis maupun fungsional alat tubuh. Adaptasi fisik dapat
diatasi dengan berubahnya ukuranukuran tubuh di dalam sistem otot,
kerangka, paru-paru, jantung, maupun organ-organ lain. Di dalam
kehidupan sehari-hari latihan fisik akan memberikan dampak positif bagi
kesehatan, seperti:
a. Meningkatnya kemampuan fisik dengan hasil bertambah baiknya
prestasi kerja

48
b. Berkurangnya kemungkinan menderita beberapa penyakit seperti
serangan jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lain.
c. Terpeliharanya bentuk tubuh yang baik dan sehat
Selain itu, manfaat lain dari peregangan di tempat kerja kerja diantaranya :
a. Mengurangi ketegangan otot
b. Meningkatkan fleksibilitas jaringan otot
c. Mengurangi risiko cedera otot (kram)
d. Mengurangi risiko nyeri/cedera punggung
e. Mengoptimalkan aktivitas sehari-hari.

3. Teknik Peregangan di Tempat Kerja


a. Gerakan pinggang kesamping
b. Gerakan pinggng ke depan dan belakang
c. Gerakan tangan kea rah belawanan dan tahan di siku
d. Berdiri dengan satu kaki, kemudian lipat kaki yang berlawanan di lutut
e. Gerakan kepala ke samping, depan dan belakang
f. Gerakan tangan dari sejajar bahu ke bawah

4. Analisis Jurnal

No. Judul Latar Belakang Metode Hasil

1 Perbedaan Nilai Nyeri pada Terdapat 10 Hasil


Kesegaran punggung bagian orang pekerja di menunjukkan
Punggung bawah merupakan PT.X sebagai bahwa sebelum
Sebelum dansalah satu masalah sampel. Setiap dan sesudah
Sesudah yang sering responden akan dilakukan
Pemberian dikeluhkan oleh melakukan peregangan,
Stretching Mc.para pekerja pretest dan responden
Kenzie Extension karena sikap setelahnya melaporkan bahwa
pada Pekerja
duduk selama diberikan mereka merasakan
Wanita Pengepak bekerja. Bekerja intervensi nyeri pada bagian
Jamu PT.Xdengan posisi tindakan berupa punggung
Semarang. duduk yang terlalu latihan mengalami
lama peregangan penurunan.
menyebabkan otot Mc.Kenzie
Pretest
(Permana & perut melembek Extension selama
memperlihatkan
Wahyuni, 2010) dan tulang 5 hari., dengan
angka kesegaran
belakang intensitas setiap
punggung biasa
melengkung, peregangan

49
sehingga timbul adalah 10-15 pada pekerja
perasaan mudah menit. Terakhir, adalah 40% dan
lelah. 30-40% semua responden cukup sebanyak
masyarakat di dites kembali 60%. Setelah
duinia menderita atau post test melakukan
sakit punggung, menggunakan peregangan,
hal ini membuat Tes Nasional menjadi 80%
nyeri punggung Kesegaran untuk kesegaran
adalah hal yang Punggung. punggung biasa
umum terjadi. dan 20%
kesegaran
Beberapa
punggung cukup.
penelitian
menyebutkan Hal ini
bahwa melakukan menunjukkan jika
peregangan dapat nyeri punggung
mengurangi nyeri akibat bekerja
muskuloskeletal. dalam waktu lama
dan posisi yang
statis dapat
dikurangi dengan
melakukan
peregangan atau
stretching secara
rutin.

2 Pengaruh Industri di Sampel adalah Pekerja yang


Peregangan Senam Indonesia masih para pekerja merasakan nyeri
Ergonomis banyak yang pembuat kaleng muskuloskeletal
terhadap Skor menggunakan alumunium yang rata-rata adalah
Nyeri tenaga manusia. berjumlah 30 mereka yang
Musculoskeletal Para pekerja orang, dibagi bekerja 8-9 jam
Disorders (MSDs) seringkali menjadi 2 sehari. Hasil
pada Pekerjamengeluh nyeri kelompok, yaitu penelitian
Pembuat Kaleng pada bagian otot kontrol dan menunjukkan
Alumunium. dan tulang. Hal ini intervensi. terjadinya
dapat disebut Kelompok penurunan skor
sebagai intervensi nyeri MSDs pada
(A, Hakimi, & Musculoskeletal diberikan latihan kelompok
Huriah, 2012) Disorders (MSDs) gerakan senam intervensi dari
(Tarwaka, 2011). ergonomis yang semula 19
selama 1 bulan menjadi 13 pada
Strategi yang
secara rutin 2 kali saat post test.
biasa digunakan
setiap minggu. Sedangkan untuk
dalam mengatasi
Kuesioner yang kelompok kontrol
keluhan nyeri
digunakan adalah pre test sebesar 16
yaitu pencegahan
Nordic Body dan meningkat
melalui exercise,
Map. pada post test
mengatur postur
menjadi 18.
tubuh, dan diet

50
(Wulandari, Hasil penelitian ini
2012). Latihan sejalan dengan
yang dapat Ariyanto (2013)
dilakukan berupa yang menyatakan
peregangan. bahwa latian
Peregangan pada peregangan yang
pekerja dapat dilakukan 5-10
mengurangi nyeri menit sebelum dan
yang dirasakan. setelah bekerja
dapat mengurangi
nyeri saat bekerja.
Jika oksigen dalam
tubuh dialirkan ke
seluruh tubuh
dengan baik, maka
penumpukan asam
laktat yang
menyebabkan
timbulnya nyeri
tidak akan terjadi,
peningkatan
pasokan oksigen
dapat dilakukan
dengan
peregangan
(Sudoyo, 2007)

3 Perbedaan Tingkat Bekerja yang Sampel pada Terdapat


Nyeri Punggung memperhatikan penelitian perbedaan skala
Bawah pada ergonomis tubuh berjumlah 21 nyeri punggu
Pekerja Teralis akan orang pekerja bawah sebelum
Sebelum dan menghasilkan rasa berjenis kelamin dan sesudah
Sesudah nyaman saat laki-laki. pemberian edukasi
Pemberian bekerja dan Responden akan pada para pekerja.
Edukasi membuat para diukur skala Sebelum diberikan
Peregangan di pekerja lebih nyeri punggung edukasi nilai VAS
Kecamatan produktif yang dirasakan (Visual Analog
Cilacap Tengah (Tarwaka, 2011). sebelum Scale) yaitu 0,252
Kabupaten Cilacap Salah satu diberikan dan setelah
masalah ergonomi edukasi, lalu pemberian edukasi
yang sering pengukuran nyeri menjadi 0,755.
dialami oleh para punggung Pendidikan
pekerja adalah dilakukan mempengaruhi
(Wulandari, 2013) keluhan kembali setelah keyakinan, pola
muskuloskeletal responden berpikir, dan
atau disebut mendapatkan bertindak
musculoskeletal edukasi. Durasi seseorang, begitu
disorders (MSDs). waktu antara pre juga pada pekerja
Faktor risiko yang dalam

51
membuat timbul test dan post test pekerjaannya akan
masalah adalah i minggu. terhindar dari
muskuloskeletal kecelakaan kerja.
adalah beban kerja
yang tinggi,
pekerjaan yang
berulang, dan
sikap kerja yang
salah serta stres
(Attwood, 2004).
Posisi yang salah
pada saat duduk
ditambah durasi
duduk yang terlalu
lama dapat
menyebabkan otot
punggung tegang
dan merusak
jaringan lunak di
sekitarnya.
Para pekerja
pembuat teralis
setiap harinya
harus bekerja
selama 8 jam
dengan posisi
yang sama setiap
harinya.

4 Effects of Penelitian Reponden pada Hasil


Stretching menyatakan penelitian ini menunjukkan
Exercise Training bahwa stress, berjumlah 180 pekerja pada
and Ergonomic posisi yang kaku yang berusia 20- kelompok exercise
Modifications on (posisi yang tidak 50 tahun di atau latihan
Musculoskeletal netral pada saat Malaysia. mengalami
Discomforts of bekerja), dan Mereka bekerja penurunan nyeri
Office Workers: a pekerjaan di kursi untuk setelah follow-up
Randomized berulang menjadi waktu yang lama selama 6 bulan,
Controlled Trial penyebab dari pukul 8 pagi untuk nyeri
berbagai masalah sampai 5 sore. punggung bawah
ergonomis yang Responden dari semula 11,91
menimbulkan dibagi menjadi 4 menjadi 1,29;
MSDs. MSDs grup yaitu grup nyeri bahu dari
(Shariat et al., dapat menuntun modifikasi 13,41 menjadi
2017) untuk terjadi injuri posisi, latihan 1,65; dan nyeri
atau nyeri dan saat bekerja, leher dari 13,46
membuat tingkat kombinasi menjadi 1,88.
keduanya, dan

52
produktivitas grup kontrol. Demikian, dengan
pekerja menurun. Pada grup ikut serta
intervensi, melakukan latihan
MSDs
masing-masing para pekerja akan
mempengaruhi
akan diberikan menikmati tidur
mayoritas 70-80%
intervensi selama yang lelap dan
dewasa di
10-15 menit, 3 mengurangi skala
berbagai negara.
kali seminggu. nyeri mereka.
Beberapa Protokol latihan
intervensi menggunakan
dirumuskan dapat Mc.Kenzie
digunakan untuk Extension,
mengatasi MSDs, William’s
diantaranya Exercise, dan
modifikasi posisi Guidelines of
ergonomis, American
istirahat sejenak, College of Sport
dan latihan pada Medicine.
saat bekerja. Penelitian
dilakukan dari
bulan Agustus
2015 hingga
April 2016.

53
DAFTAR PUSTAKA

A, F. N., Hakimi, M., & Huriah, T. (2012). Pengaruh Peregangan Senam Ergonomis
terhadap Skor Nyeri Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja
Pembuat Kaleng Alumunium. Muhammadiyah Journal of Nursing, 19–26.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pentingnya Peregangan di
Tempat Kerja.
Permana, D. R., & Wahyuni, I. (2010). Perbedaan Nilai Kesegaran Punggung
Sebelum dan Sesudah Pemberian Stretching Mc. Kenzie Extension pada
Pekerja Wanita Pengepak Jamu PT.X Semarang, 9(1), 18–26.
Shariat, A., Cleland, J. A., Danaee, M., Kargarfard, M., Sangelaji, B., & Tamrin, S.
B. M. (2017). Effects of stretching exercise training and ergonomic
modifications on musculoskeletal discomforts of office workers : a
randomized controlled trial. Brazilian Journal of Physical Therapy.
https://doi.org/10.1016/j.bjpt.2017.09.003
Wulandari, R. (2013). Perbedaan Tingkat Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja
Pembuat Teralis Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Peregangan di
Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2(1).

54
Lampiran 3 : Poster

55

Anda mungkin juga menyukai