Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. P DENGAN TUMOR ABDOMEN


DIRUANGAN MELATI RSUD KABUPATEN MAMUJU

OLEH :
NAMA

: LUKMAN

NIM

: 012010005

CI LAHAN

Ns. Sitti Aminah, S. Kep

CI INSTITUSI

I Kadek Dwi Suarjana, S. Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


ANDINI PERSADA MAMUJU SUL-BAR
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
SI KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR ABDOMEN
A. Pengertian
Tumor adalah : benjolan yang disebabkan oleh oleh pertumbuhan sel dengan
pertumbuhan yang terbatas dan lonjong. (E. Oswari, 2000)
Tumor adalah : massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm. (
Carwin, Elizabeth.J. 2000)
Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda,
yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari
sel normal dalam bentuk dan strukturnya. (http///tumor abdomen.html)
B. Etiologi
Penyebab

terjadinya

tumor

karena

terjadinya

pembelahan

sel

yang

abnormal.Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk


dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan
menyebabkan metastasis.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
1. Karsinogen
2. Hormone
3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang
kurang berserat.
4. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.
5. Genetic
6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.
C. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi
ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secar
abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel
tersebut.
Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kempuan sel untuk
oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.Susunan
enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan

energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang lmenghasilkan energi dengan
jalan katabolisme.
Jarinagan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan
energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalm
mendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2001).
Ketika dicapai suatu tahap diman sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi perubahan
pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh
akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat
terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada
bagian tubuh yang lain.
Meskipun penyakit ini

dapat diuraikan secara umumn seperti yang telah digunakan,

namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada
suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa
yang berbeda.(Smelstzer, Suzanne C.2001).
D. Manifestasi Klinik
1. Hiperplasia
2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau
lunak.
4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
5. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
6. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
7. Nyeri
8. Anoreksia, mual, muntah.
9. Penurunan berat badan.
E. Test diagnostic
Prosedur diagnostik yang biasa dilakuakan dalam mengevakluasi malignansi meliputi:
1. Marker tumo
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh
tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan
gambatan berbagai struktur tubuh.

3. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
4. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;
dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras.
5. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunkan untuk mengkaji jarinagn yang dalam di dalam tubuh.
6. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran denagan memasukan suatu ke
dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan,
aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
7. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti
dengan

pencitraan yang menkadi yempat berkumpulnya radioisotope.(Smeltzer,

Suzanne C.2001).
F. Penatalaksanaan medic
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal
atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.
2. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus
menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien
harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan
tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer,
Suzanne C. 2001)
3. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel
tumor.Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu
energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.
4. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi
tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi

radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi
pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
8. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatankeempat untuk kanker
dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa
antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle
Gale. 2000).

Daftar Pustaka
Aziz Halimul Hidayat, 2004, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salema
Medika.
Budi Kusuma, 2001, Ilmu Patologi, Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta: EGC
Doenges, E.M, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi 3). Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Elizabet J. Corwin, 2000. Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
E, Oswari, 2000, Bedah dan Perawatanya. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
Gale,Danielle RN, MS, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Smelster Suzanne, C 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2.Jakarta : EGC.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. P DENGAN TUMOR ABDOMEN
Asuhan keperawatan pada : Tn. P
Dengan diagnosa medis

:Tumor Abdomen

Di ruang

: Melati

Tanggal

: 23 September 2013

A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama

: Tn. P

Umur

: 47 tahun

Agama

: Kristen protestan

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Status

: Kawin

Pendidikan

: smp

Pekerjaan

: Petani

Suku Bangsa

: Mamasa/indonesia

Alamat

: Jl. Soekarno Hatta

Tanggal Masuk

: 23 september 2013

Tanggal Pengkajian

: 24 september 2013

No. Register

: 03 74 76

Diagnosa Medis

: Tumor Abdomen

Penanggung jawab

: Askes/Astek/Jamsostek/Sendiri

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama

: desi

Umur

: 45 tahun

Hub. Dengan Pasien : Istri


Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Jl. Soekarno Hatta

B. Riwayat Sakit Dan Kesehatan


1. Keluhan utama

: sakit perut

2. Riwayat penyakit sekarang

: sakit perut

3. Riwayat penyakit dahulu

:-

4. Riwayat alergi

:-

5. Riwayat kesehatan keluarga

:-

6. Susunan keluarga (genogram)

Z
;
a
l
s
Z
n
;
a
a
l
s
n
a

Ket

Z
;
a
l
s
n
a

Z
;
a
l
:
s
n
: Laki-laki
a

: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Ada hubungan
....
?

: Tinggal serumah
: Umur tidak diketahui

C. Pola Fungsi Kesehatan


1. Pola Nutrisi/Metabolik
a. Makan
1) Jenis

: nasi, sayur, dan ikan

2) Porsi

: sedang

3) Frekuensi

: 3 x sehari

4) Diet khusus

:-

5) Makanan yang disukai : 6) Pantangan

:-

7) Nafsu makan

) Normal

) Meningkat

( ) Menurun

) Mual

) Muntah

) Stomatitis

8) Keterangan

9) Kesulitan Menelan

) Ya

( ) Tidak

) Ya

( ) Tidak

10) Gigi palsu


b. Minum
1) Frekuensi

: 1-8 gelas/hari

2) Jumlah

: 2000 cc

3) Jenis

: Air putih

2. Persepsi/Penatalaksanaan Kesehatan
Klien yakin akan sembuh dari penyakitnya
3. Pola istirahat Tidur
a. Waktu tidur

: tidak menentu

b. Jumlah

: tidak menentu

c. Insomnia

: tidak menentu

4. Pola Aktifitas dan Latihan


a. Alat bantu

: Ya

b. Kebersihan Diri

1) Mandi

: 2x/hr

2) Gosok gigi

: 2x/hr

3) Keramas

: tidak menentu x/hr

4) Potong kuku

: tidak menentu x/hr

c. Aktifitas Sehari-hari

: petani

d. Rekreasi

:-

e. Kemampuan Perawatan diri :

Aktifitas

Mandi

Berpakaian

Eliminasi

Mobilisasi

Ditempat tidur

Pindah
Ambulasi

Naik tangga

Keterangan

Skor : 0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung tidak mampu
5

Pola Eliminasi
a. BAB
1) Frekuensi

: Bervariasi dari 1-3x sampai setiap kali tiap 3 hari

2)

: Lembap, berbentuk

Konsistensi

3) Warna

: cokelat

4) Masalah yang dirasakan : 5) Ket. Lainnya

:-

b. BAK
1) Frekuensi

: tidak menentu

2) Masalah yang dirasakan : 3) Ket. Lainnya

:-

5. Pola Nilai dan Kepercayaan


a. pelaksanaan ibadah

: tiap hari minggu

b. larangan/pantangan agama : c. ket. Lainnya

:-

d. pola seksual reproduksi

: baik,

6. Pola Kognitif Perceptual


a. Bicara

: baik

b. Bahasa

: bahasa Indonesia/mamasa

c. Kemampuan membaca

: kurang

d. Tingkat ansietas

:-

e. Perubahan sensori

:-

7. Pola Koping
a. kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya

: Ya

b. koping adaptasi yang sering dipakai

:-

8. Pola Peran Berhubungan


a. Status perkawinan

: kawin

b. pekerjaan

: petani

c. Kualitas bekerja

: baik

d. Hubungan dengan orang lain

: baik

e. Sistem pendukung

: baik

Pengkajian Fisik
Batas Normal

Hasil Pemeriksaan

Tanda-tanda vital

Tanda-Tanda Vital

CNadi 60-

a. Suhu

: 36, 7oC

100x/menit, Tensi rata-

b. Nadi

: 80 x/i

rata 130/80 mmhg, RR 16-

c. Tekanan darah

: 110/80 mmHg

24x/menit.

d. Respirasi rate

: 22 x/i

e. Berat badan

: 52 kg

f. Tinggi badan

: 165cm

Suhu 36-37

Pernafasan (Respiratory)
Bentuk

dada

simetri, Inspeksi

sputum sedikit dan jernih,

1. Bentuk dada

pola napas regular, vocal

2. Sekresi dan batuk

premituslapangan

paru

tidak meningkat dan tidak

a. Batuk

:-

b. Sputum : -

: simetris

menurun, suara perkusi

c. Warna

sonor,

auskultasi

suara

nafas

vesikuler,

suara Palpasi

tambahan tidak ada.

:-

3. Pola nafas

: baik

1. Tractil fremitis/fremitus vocal


a. Meningkat

lokasi : -

b. Menurun

Lokasi : -

c. Lain-lain

:-

Perkusi
1. Suara perkusi ditimbulkan :
Lainnya : Auskultasi
1. Auskultasi suara nafas
a. Vesikuler di

:-

b. Broncho vesicular di : c. Bronchial di

:-

2. Suara ucapan (vocal resonansi)


3. Suara tambahan
a. Rales,lokasi

:-

b. Ronchi,lokasi

:-

c. Pleura friction-rub, lokasi : -

Cardiovaskuler
Iktus cordis berada di ICS Inspeksi
5 lebar 1 cm, heart rate Iktus cordis teraba pada : sama dengan nadi dengan Palpasi
frekuensi normal antara

1. Iktus cordis

80-100x/mnitreguler,

2. Frekuensi heart rate : -

auskultasi bunyi jantung


normal, tidak ada suara
tambahan

Ket. : 3. Nadi : 80 x/i


Ket. :

:-

Perkusi
1. Pembesaran jantung : 2. Nyeri dada

:-

Auskultasi
( )normal
( ) tambahan :
Jenis

:-

Persyarafan (Neurogical)
Kesadaran compos mentis,

1. Tingkat kesadaran :Compos mentis

GCS 15, reflex bicep, tricep,

2. GCS

patella dan archilles (+),


babinsky

(-),

koordinasi

: 15

Mata : 4 , bicara : 5 , gerakan : 6


3. Reflek

gerak baik, kesemutan (-),

Reflek bicep

: (+)

kejang (-)

Reflek tricep

: (+)

Reflek patella

: (+)

Reflek achilese : (+)

Babinsky : (-)

4. Lainnya :
5. Koordinasi gerak : baik
6. Kejang : (-)
7. Perasa :(-)

Gastrointestinal
Abdomen datar, tepi perut dan Inspeksi
umbilicus

tidak

menonjol, 1. Bentuk

bendungan pembulu darah dikulit 2. Tepi perut

: simetris
: tidak menonjol

abdomen tidak ada, peristaltic usus 3. Bendungan pembuluh darah vena


5-35/m, nyeri umum dan nyeri

Abdomen

: tidak ada

khusus tidak ada, ancietas tidak ada.

Arah alirannya : -

Auskultasi
1. Bunyi peristaltic usus : 5-35 x/mnt
Palpasi
1. Palpasi umum

( ) tidak ada nyeri


( ) nyeri umum, lokasi : Perut
( ) massa atau benjolan, Lokasi :
2. Palpasi khusus
a. Pembesaran hepar

b. Pembesaran lien

c. Titik Mc. Burney

Perkusi
1. Ancitas :

Otot, Tulang (Musculoskeletal)


Pergerakan bebas, kemampuan 1. Pergerakan sendi ( ROM)

: bebas

kekuatan otot nilai 5, tidak 2. Kemampuan kekuatan otot kaki : 5


fraktur

3. Kemampuan menggemgam : 5
4. Fraktur : tidak
Lokasi : -

Kulit (Integument)
Warna kulit kemerahan/pigmentasi, akral

1. Warna kulit : seumatik

hangat, turgor elasts, krepitasi dan uedem 2. Akral

: hangat

tidak ada.

3. Turgor

: baik

4. Krepitasi

: tidak ada

5. Oedeme

: tidak ada

Penginderaan
Mata

Mata (penglihatan)

Bentuk normal, konjugtiva

Inspeksi

normal, pupil bulat sama besar,

1. Bentuk mata :

gerak bola mata normal, medan

( ) normal,

penglihatan, visus 6/6, tidak

( ) eksoptalmus

buta warna.

( ) enoftalmus
( ) lainnya

2. Konjungtiva
( ) normal

( ) anemic

( ) infeksi

( ) ikterik

3. Pupil : ( ) normal ( ) menyempit


4. Gerak bola mata : ( ) normal ( ) menyempit
5. Visus/ ketajaman penglihatan : Baik
6. Medan penglihatan : ( ) normal ( ) menyempit
7. Buta warna : tidak
Jenis

:-

Palpasi
Tekanan intra okuler : Ket : Hidung

Hidung/pembauan

Septum hidung ditengah, secret

1. Septum hidung : ditengah

jernih, polip (-) tidak ada

2. Secret hidung

gangguan penciuman.

3. Polip

: jernih
: (-)

4. Gangguan penciuman : tidak ada


Telinga

Telinga / pendengaran

Lubang telinga bersih,

1. Lubang telinga : bersih

membrane timpani terang, tidak

2. Membrane tympani : terang

ada gangguan pendengaran.

3. Gangguan pendengaran : tidak

Mulut dan leher

Mulut dan leher

Bibir normal, gigi lengkap

1. Bibir : normal

bersih, selaput lender mulut

2. Gigi : lengkap dan bersih

lembab, lidah normal bersih,

3. Selaput lender mulut : lembab

tidak ada kesulitan menelan,

4. Lidah : Normal

kelenjar tyroid tidak teraba

5. Tenggorokan waktu menelan : tidak ada

kesulitan menelan
6. Kelenjar thyroid : tidak teraba

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium

SGOT

: 121

SPGT

: 117

Ureum

: 47

Kreatinin

: 1.0

Glukosa Sewaktu

: 128

USG

Lain-lain

D. Terapi
-

Infus Asering 20 tetes/menit

Obat Injeksi Ranitidin 25 mg/ml

Injeksi ranitidine 1A/12 jam/IV

Injeksi ketorolac 1A/8 jam/IV

Injeksi undancentron 1A/8 jam/IV jika muntah

Injeksi antrain 1A/8 jam/IV jika demam

E. Analisa Data
No
1

Data
Ds :Klien mengeluh perutnya sakit dan

Penyebab
Tumor abdomen ukuran massa

Masalah
Nyeri

semakin sakit jika bergerak


Do :Klien Nampak gelisah dan tidak focus saat
ditanya

Bersifat mekano sensitive terhadap


serabut saraf

Pelepasan mediator kimia( bradikinin,


prostaglandin, serotonin, histamine)

Nosiseptor di serabut

Korteks serebri

Nyeri dipersepsikan

Ds : Klien mengeluh perutnya sakit dan

transport As. Amino ke jaringan

semakin sakit jika bergerak


Do :Klien hanya beraring di tempat tidur.

protein di seluruh bagian tubuh

Intoleransi aktivtas

Menekan transport As. Amino ke sel-sel


otot

Kelemahan

Ds :Kliem mengatakan beberapa hari ini toidak

Nyeri dipersepsikan

bisa tidur pada malam hari, biasanya klien


tidur jam 20.00 tapi selama di RS baru

RAS teraktivasi

bisa tidur jam 23.00 .


Do :Mata klien nampak cekung

Klien terjaga

Susah tidur

Gangguan pola tidur

F. Prioritas Masalah
No

Diagnosa Keperawatan

Nyeri (akut) Berhubungan dengan proses


penyakit.

Intolensi aktivitas berhubungan dengan


kelemahan.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan


teraktivasi RAS.

Tanggal
Ditemukan

Nama Perawat
Teratasi

G. Rencana Keperawatan
Tgl

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Nyeri (akut) Berhubungan dengan

Nyeri yang dirasakan klien

proses penyakit.

berkurang.

misalnya lokasi, durasi

dasar untuk mengevaluasi

Kriteria :

dan skala.

kebutuhan / keefektifan

1. Nyeri hilang/berkurang
2. Wajah klien Nampak
ceria

1. Kaji riwayat nyeri

Rasioanal

2. Berikan tindakan
kenyaman dasar misal:
massage punggung

1. Informasi memberikan data

intervensi.
2. Dapat meningkatkan
relaksasi

dan aktivitas hiburan


misalnya music.
3. Dorong penggunaan

3. Memungkinkan klien untuk

keterampilan

berpartisipasi secara aktif

penggunaan

dalam meningkatkan rasa

keterampilan

control.

manajement nyeri
misalnya relaksasi
napas dalam.
4. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai
indikasi.

4. Analgetik dapat
menghambat stimulus nyeri.
1. Menetapkan

Intolensi aktivitas berhubungan

Toleransi terhadap aktivitas

dengan kelemahan.

dengan

1. Kaji respon klien


terhadap aktivitas

kriteria :

beraktivitas

danmemudahkan pilihan
intervensi

1. Klien mengalami
kemajuan dalam

kemampuan/kebutuhan klien

2. Menurunan stress dan


2. Berikan lingkungan
tenang.

rangsangan berlebihan,
meningkatkan istirahat
3. Tirah baring selama fase akut

3. Jelaskan pentingnya
istirahat dalam rencana

untuk menurunkan kebutuhan


metabolic.

pengobatan
4. Pasien mungkin nyaman
4. Bantu pasien memilih

dengan kepala tinggi, tidur di

posisi nyaman untuk

kursi atau menunduk ke depan

istirahat/tidur.

meja atau bantal

Gangguan pola tidur berhubungan

Pola tidur teratasi Dengan

1. Kaji pola tidur klien.

dengan teraktivasi RAS.

kriteria :

istirahat/tidur klien untuk

1. Klien tidur 7-8 jam.

menentukan intervensi

2. Klien Nampak ceria.

selanjutnya.
2. Ciptakan lingkungan
yang menyenangkan.

1. Mengetahui gangguan

2. Lingkungan yang tenang


dapat memberikan ketenangan
untuk tidur dan istirahat.

3. Anjurkan klien untuk

3. Tidur yang cukup dapat

banyak istirahat dan

memberi rasa segar pada klien

tidur yang nyenyak.

dan mempercepat proses


penyembuhan.

H. indakan Keperawatan Dan Catatan Perkembangan


NoDx
1

TglJam

Implementasi
1. Mengkaji riwayat nyeri

CatatanPerkembangan
S : klien mengatakan nyerinya berkurang

misalnya lokasi, durasi

O :klien tampak tidak meringis lagi

dan skala.

A : masalah belum teratasi

Hasil : klien merasa

P : intervensidilanjutkan

nyeri dibadian perut ,


sifatnya intermitten dan
skalanya 7.
2. Memberikan tindakan
kenyaman dasar misal:
massage punggung dan
aktivitas hiburan
misalnya music.
Hasil : klien menjadi
lebih rileks.
3. Mendorong penggunaan
keterampilan
penggunaan
keterampilan

Tt

manajement nyeri
misalnya relaksasi napas
dalam.
Hasil : klien melakukan
napas dalam ketika nyeri
mulai dirasakan.
4. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi.
5. Hasil : Klien
mengatakan nyeri yang
dirasakan berkurang.

1. Mengkaji respon klien

S : klien mengatakan sudah mulai bisa bergerak.

terhadap aktivitas.

O : klien nampak sudah bisa bangun dari tempat

Hasil : klien hanya

tidurnya.

berdiam diri di tempat

A : masalah belum teratasi

tidurnya.

P : intervensi dilanjutkan.

2. Memberikan lingkungan
tenang.
Hasil : keluarga klien
mengerti dan akan

memberikan lingkungan
yang tenang untuk klien.
3. Menjelaskan pentingnya
istirahat dalam rencana
pengobatan.
Hasil : klien mengerti
dan mau melaksanakan.
4.

Bantu pasien memilih


posisi nyaman untuk
istirahat/tidur.
Hasil : klien
mengatakan lebih
nyaman dengan dua
bantal di kepalanya.

1. Mengkaji pola tidur


klien.

S : klien mengatakan sudah mulai bisa tidur tp masih


sering terbangun.

Hasil : klien sulit tidur

O :klien tampak segar.

pada malam hari,

A : masalah sebagian teratasi.

biasanya klien tidur

P : intervensidilanjutkan

pukul 20.00, tapi selama

Klien dirujuk ke makassar

di RS klien baru bisa


tidur pukul 23.00 .
2. Menciptakan lingkungan
yang menyenangkan.
Hasil : tempat tidur
klien rapi dan bersih.
3. Menganjurkan klien
untuk banyak istirahat
dan tidur yang nyenyak.
Hasil : klien mengerti
dan mengatakan akan
melaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai