Tumor merupakan kumpulan sel abdormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh
terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan disekitarnya serta tidak
berguna bagi tubuh. (Kusuma, Budi 2001). Menurut Oswari (2000) tumor adalah suatu masa
yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang
mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel
normal, sehingga sel tersebut berbeda dari dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
Secara patologi tumor abdomen mudah terkelupas dan dapat meluas ke
retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan
fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak
menginvasinya. Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, tumor hepar, tumor
limpa/lien, tumor lambung/usus halus, tumor colon, tumor ginjal (hipernefroma), tumor
pankreas.
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Pembedaan sel
tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam
pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.
penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktoral. beberapa faktor yang dianggap sebagai
penyebab neoplasi antara lain :
Karsinogen
radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan
hilangnya lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada
mukosa yang disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa
menyebabkan terjadinya neoplasia.
viral : Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya; virus
DNA serta RNA. Virus DNA
human papiloma virus (HPV), Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan
hepatitis C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell leukemia
virus I (HTLV-I) .
Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang
kurang berserat. Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan yang
kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari lemak binatang, dan
kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti
karsinoma payudara dan karsinoma kolon.
Genetic
PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi
ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secar
abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel
tersebut.
Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel
untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi
dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan
energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalm
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau menunjukan tanda selama beberapa
tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak terganggu dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak
menunjukkan kelainan.
Oleh karena itu, American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan tentang tanda dan
gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut 7-danfer warning signals
CAUTION. Yayasan Kanker Indonesia menggunakan akronim WASPADA sebagai tanda
bahaya keganasan yang perlu dicuraigai.
C = Change in bowel or bladder habit
tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang berasal dari rongga pelvis yang telah
mendesak ke rongga abdomen.
Berbagai pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan, seperti pemeriksaan darah tepi, laju
endap darah untuk menentukan tumor ganas atau tidak. Kemudian mengecek apakah tumor telah
mengganggu sistem hematopoiesis, seperti pendarahan intra tumor atau metastasis ke sumsum
tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau pemeriksaan lainnya.
Hiperplasia
Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.
Nyeri
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi meliputi :
Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau oleh
tubuh dalam berespon terhadap tumor.
CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan
untuk memberikan pandangan potongan melintang.
Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;
dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras.
Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima, digunkan
Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu ke dalam
rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi
dan eksisi tumor yang kecil. Endoskopi (sebuah penelitian dimana sebuah pipa elastis
digunakan untuk melihat bagian dalam pada saluran pencernaan) adalah prosedur diagnosa
terbaik. Hal yang memudahkan seorang dokter untuk melihat langsung dalam perut, untuk
memeriksa helicobacter pylori, dan untuk mengambil contoh jaringan untuk diteliti di
bawah sebuah mikroskop (biopsi). Sinar X barium jarang digunakan karena hal tersebut
jarang mengungkapkan kanker tahap awal dan tidak dianjurkan untuk biopsi. Jika kanker
ditemukan, orang biasanya menggunakan computer tomography (CT) scan pada dada dan
perut untuk memastikan penyebarannya yang mana tumor tersebut telah menyebar ke
organ-organ lainnya. Jika CT scan tidak bisa menunjukkan penyebaran tumor. Dokter
biasanya melakukan endoskopi ultrasonic (yang memperlihatkan lapisan saluran
pencernaan lebih jelas karena pemeriksaan diletakkan pada ujung endoskopi) untuk
memastikan kedalaman tumor tersebut dan pengaruh pada sekitar getah bening.
Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks, abdomen,
tulang, mammografi, dll.
- Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi, dll.
- USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara. Contoh: USG
scan, dll.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih tergolong baru dan pada
umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT.
- Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning dengan menggunakan
isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh: scinfigrafitiroid, tulang, otak, dll.
- RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).
GAMBARAN RADIOLOGI
1. TUMOR HEPAR
Ada 2 macam gambaran hepatoma yaitu bentuk nodular yang gambaran nodul tumor jelas misalnya
tumor yang tidak berbatas rata, atau bentuk difuse. Hepatoma bentuk difuse ditandai dengan
edchopattern yang sangat kasat dan mengelompok dengan batas tidak teratur dan bagian
sentralnya lebih ecvhogenik. Pembuluh darah disekitarnya sering distorted. Seringkali para
ultrasonografer yang tidak berpengalaman membuat diagnosa sirosis padahal diagnosa yang
betul adalah sirosis dan hepatoma diffuse. Gambaran hepatoma diffuse harus dibedakan dari
gambaran focal fatty liver dimana ada gambaran echopattern yang kasar tetapi fokal.
2. TUMOR LIMPA
Pada tumor primer pada limpa ditemukan gambaran bulging atau penggelembungan tepi limpa
dengan struktur eko parenkim yang tidak homogen.
Gambar 2.3 - Spiral CT scan dipotong 7 mm, dengan limpa sangat membesar (di sebelah kanan
pemirsa), menunjukkan massa tumor kurang radiodense dengan limpa agak padat normal
berdekatan.
5. TUMOR GINJAL
pemeriksaan dengan IVP terlihat gambaran sistem kalixes yang tidak teratur (tumor willms).
- bayangan masa dapat tidak homogen, tidak ada kalsifikasi, mengandung banyak jaringan lunak
(hipernefroma).
- massa di daerah ginjal, batas tidak jelas, menutupi bayangan musculus psoas bagian atas (sarcoma
ginjal).
6. TUMOR URETER
Terdapat gambaran filling defect pada daerah yang terdapat polip dengan atau tanpa dilatasi
proksimalnya.
Gambar 2.11 Gambaran filling defect (panah) di ureter adalah karakteristik dari polip fibroepithelial.
7. tumor buli-buli
Penampakan carsinoma vesika urinaria dapat berupa defek pengisian pada vesika urinaria yang terisi
kontras atau pola mukosa yang tidak teratur pada film kandung kemih pascamiksi. Jika urogram
intravena menunjukkan adanya obstruksi ureter, hal tersebut lebih menekankan pada keterlibatan
otot otot di dekat orifisium ureter dibandingkan obstruksi akibat massa neoplasma yang
menekan ureter. CT atau MRI bermanfaat dalam penilaian praoperatif terhadap penyebab
intramural dan ekstramural, invasi lokal, pembesaran kelenjar limfe, dan deposit sekunder pada
hati atau paru.
8. Tumor Pankreas
CT Scan dari multisection aksial pada pasien dengan kanker pankreas menunjukkan penipisan
massa rendah di kepala pankreas, berdekatan dengan vena mesenterika superior.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal atau
total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.
Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus
menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus
menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan
adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer, Suzanne C.
2001)
Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan
tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy
yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam
spektrum elektromagnetik.
Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,
untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi
dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang
tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk kanker
dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody
monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle Gale.
2000).
PENGKAJIAN
Pengkajian
pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat memberikan rah
kepada tindakan keperawatan.
Keberhasilan keperawatan sanagat tergantung kepada kecermatan dan ketelitian dalam
pengkajian. Tahap pengkajian ini terdiri dari empat komponen antara lain :
pengelompokan data, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan.
Aktivitas istirahat
Sirkulasi
Integritas ego
Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat
berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
e.
Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).
Anoreksisa, mual/muntah.
Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa otot.
Tanda : perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema.
f.
Neurosensori
Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
h.
Pernafasan
Keamanan
Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat
kepuasan. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun. Multigravida, pasangan seks miltifel,
aktivitas seksual dini.
k.
Interaksi social
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penentuan diagnosa keperawatan harus berdasarkan analisa data dari hasil pengkajian,
maka diagnosa keperawatan yang ditemukan di kelompokkan menjadi diagnosa aktual,
potensial dan kemungkinan. (Budianna Keliat, 1994,1). Beberapa diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul pada pasien dengan tumor abdomen antara lain :
Pre operasi
a)
b)
c)
Intra opreasi
a)
b)
otot diafragma)
c)
Post operasi
a)
pembedahan.
b)
c)
d)
e)
3.
PERENCANAAN
Kemungkinan dibuktikan oleh: keluhan nyeri, respon autonomic gelisah, perilaku berhatihati
Hasil yang diharapkan :
a)
b)
Intervensi
Rasional
1) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, durasi dan skala.
2) Berikan tindakan kenyaman dasar misal: massage punggung dan aktivitas hiburan
misalnya music.
3) Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan rasa control.
a)
Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut
b)
Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.
c)
INTERVENSI
RASIONAL
1.
1.
tentang diagnosis
2.
perasaannya
2.
Membantu klien merasa diterima pada kondisinya tanpa perasaan dihakimi dan
3.
4.
4.
5.
3.
Tujuan : dapat mengungkapkan informasi akurat tentang diagnose dan aturan pengobatan.
Kriteria Hasil :
a.
b.
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Membantu identifiokasi ide, sikap, rasa takut, kesalahan konsepsi, dan kesenjanagan
Tinjau ulang aturan pengobatan khusus dan penggunaan obat yang dijual bebas.
optimal.
mentoleransi pengobatan
5.
Anjurkan meningkatkan masukan cairan dan serta dalam diet serta latihan teratur.
Intra opresasi
1.
Pantau atau catat kecenderungan frekuensi jantung dan tekanan darah khususnya
terjadinya hipotensi.
Rasional : Hipotensi dapat terjadi akibat kekurangan cairan dan vasokontriksi pembuluh
darah.
b)
Catat suhu kulit atau warna dan kualitas atau kesamaan nadi perifer.
Rasional : kulit hangat, merah muda dan nadi kuat indikator curah jantung adekuat.
c)
2.
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efek anestesi (relaksasi otot otot
diafragma).
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria hasil : pola nafas normal (18 20 x/menit)/efektif, tidak terjadi sianosis atau tanda
tanda hipoksia
Rencana tindakan :
a)
Posisikan pasien pada posisi yang sesuai dengan jenis pembedahan dan anestesi
Rasional : Posisi yang benar akan mendorong ventilasi pada lobus paru dan menurunkan
tekanan pada diafragma
e)
Rasional : Obat anestesi dalam proses pembedahan dapat menimbulkan relaksasi pada otot
pernafasan.
3.
Pastikan keamanan elektrikal dan alat alat yang dipergunakan selama prosedur
operasi
Rasional : pemeriksaan alat alat elektrik secara periodik penting dilakukan untuk
keamanan pasien dan tindakan operasi
c)
Lindungi sekitar kulit dan anatomi yang sesuai menggunakan handuk basah, spon dan
penghentian pendarahan
Rasional : mencegah kerusakan integritas kulit dan beri batasan perlukaan anatomi pada
area operasi
d)
Berikan petunjuk yang sederhana dan singkat pada pasien yang sadar
Post operasi
1.
pembedahan.
Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat denga membrane mukosa lembab, turgor
kulit dan pengisian kapiler baik tanda vital stabil dan haluaran urien adekuat.
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Pantau tanda-tanda vital dengan sering. Periksa balutan luka dengan sering selama 24
2.
Palpasi nadi periver. Evaluasi pengisian kapiler turgor kulit, dan status membrane
mukosa.
3.
Edema dapat terjadi Karena perpindahan cairan berkenaan dengan penurunan kadar
albumin (protein).
4.
Indikator langsung dari hidrasi organ dan fungsi. Memberikan pedoman untuk
penggantian cairan.
5.
Demam rendah umum selama 24-48 jam pertama dan dapat menambah kehilangan
cairan.
2.
INTERVENSI
RASIONAL
1.
2.
3.
Memberikan pengertian kepada klien agar dapat mengetahui tentang perawatan luka.
4.
3.
Catat petunjuk non-verbal mislanya gelisah, menolak untuk bergerak , berhati hati
dengan abdomen.
Rasional : Bahasa tubuh / non-verbal dapat secara psikologis dan fisiologik dapat digunakan
sebagi petunjuk verbal untuk mengidentifikasi nyeri.
b.
Kaji skala nyeri, catat lokasi, karakteristik ( sakal 0-10 ) selidiki dan laporkan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1995. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6.
Jakarta : EGC.
Ganong, F. William. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC.
Marrilyn, E. Doengus. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3 . Jakarta : EGC.
Smelster, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2 . Jakarta : EGC.