Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN TUMOR INTRA ABDOMEN

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


Stase Keperawatan Keperawatan anak

Disusun oleh :

MARYO FRANS MAKUALAINA


A1C121021

CI INSTITUSI CI LAHAN

(…………………………..) (…………………………..)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2022
TUMOR INTRA ABDOMEN

A. DEFINISI
Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. Tumor intra abdomen merupakan massa
yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh
yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali
pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam
bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat
meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior.
Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya
tetapi tidak menginvasinya. Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor
hepar, Tumor limpa /lien, Tumor lambung/usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal
(hipernefroma), Tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor wilms(ginjal).

B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Perbedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
autonominya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan
menyebabkan metastasis. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
tumor antara lain:
1. Karsinogen
a. Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau memerlukan
aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasi. Bahan kimia
ini dapat merupakan bahan alami atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu
pencemar lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak
sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan terkenal sebagai
suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia. Berbagai karsinogen lain antara lain
nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon
aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di dalammakanan
yang dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan DNA sehingga
menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.
b. Fisik
Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan. Sumber radiasi
lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan hilangnya
lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang
disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan
terjadinyaneoplasia.
c. Viral
Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya; virus DNA
serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan kanker antara human
papiloma virus (HPV), Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis
C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell leukemia virus I
(HTLV-I).
2. Hormon
Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.
3. Faktor gayahidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan yang kurang
berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari lemak
binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan risiko
berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan karsinomakolon.
4. Parasit
Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.
5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadapobat

C. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai
enzim yang lengkap untukoksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang
menghasilkan energi dengan jalankatabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma
dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel
normal dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg.2001).
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan
terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan
sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui
pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk
membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yanglain.
Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan,
namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi
lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab, metastase,
pengobatan dan prognosa yang berbeda.

D. MANIFESTASIKLINIS
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau menunjukan tanda
selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak
terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau
pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak menunjukkan kelainan. Oleh karena itu,
American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan tentang tanda dan gejala
yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut “7-danfer warning signals
CAUTION”. Yayasan Kanker Indonesia menggunakan akronim WASPADA sebagai
tanda bahaya keganasan yang perludicurigai.
C = Change in bowel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficult
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai
mendesak jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor
abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi
harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan
disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat
dilakukan sedinimungkin.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak
membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati-
hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang dapat mempermudah
terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan demikian mudah ditentukan pula
apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tumor yang terlalu besar
sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang berasal dari
rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga abdomen. Berbagai pemeriksaan
penunjang perlu pula dilakukan, seperti pemeriksaan darah tepi, laju endap darah
untuk menentukan tumor ganas atau tidak. Kemudian mengecek apakah tumor telah
mengganggu sistem hematopoiesis, seperti pendarahan intra tumor atau metastasis ke
sumsum tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau pemeriksaanlainnya.
Tanda dan Gejala :
a. Hiperplasia.
b. Konsistensi tumor umumnya padat ataukeras.
c. Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila
tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis
kenyal ataulunak.
d. Kadang tampak hipervaskulari di sekitartumor.
e. Bisa terjadi pengerutan dan mengalamiretraksi.
f. Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluhlimfa.
g. Konstipasi.
h. Nyeri.
i. Anoreksia, mual,lesu.
j. Penurunan berat badan.
i. Pendarahan.
E. PEMERIKSAANFISIK
Pemeriksaan klinik di sini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan
dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik,yaitu:
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang
dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan
diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara
holistik, meliputibio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.

F. PEMERIKSAANPENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah:
a. Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-fototengkorak,
leher, toraks, abdomen, tulang,mammografi.
b. Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon
in loop,kistografi.
c. USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan
gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi,mammosografi.
d. CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan
kepala, thoraks, abdomen, whole body scan,dll.
e. MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang
masih tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit
besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dariCT.
f. RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor
marker).
G. PENANGANAN
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektomi
subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien
dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus
menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien
harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan
dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran
anastomoisis.
2. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam
pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel
tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu
energy tertinggi dalam spektrumelektromagnetik.
3. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi
tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi
dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor
dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengankemoterapi.
4. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk
kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM)
berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.

H. PATHWAY
karsinogen hormon gaya hidup parasit faktor lain

Proliferasi sel
abnormal Prosedur infasif Resiko infeksi

peradangan Mestastase sel Distensi abdomen

NYERI RISIKO menekan gaster


INFEKSI

NAUSEA
2.1 AsuhanKeperawatan
2.1.1 Pengkajian Konsep
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan diperlukan
pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat memberikan tindakan
keperawatan. Keberhasilan keperawatan sangat penting dalam pengkajian. Tahap pengkajian
ini terdiri dari komponen antara lain: anamnesis, pengumpulan data, analisa data, perumusan
diagnosa keperawatan
a. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia mudah), JK (banyak
laki-laki karena sering ngebut–ngebutan dengan motor tanpa pengaman helm),
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit,
no registrasi, diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan: perasaan lelah, nyeri abdomen (PQRST), pola eliminasi terdahulu dan
saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses, mencakup adanya darah
danmukus.
c. Riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolon, riwayat
keluarga dari penyakit kolon dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasi
mencakup masukan lemak dan atau serat serta jumlah konsumsi alkohol. Penting dikaji
riwayat penurunan berat badan.
d. Auskultasi terhadap bising usus dan palpasi untuk nyeri tekan, distensi dan masa padat.
Specimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.
e. Aktivitas danistirahat
Gejala: Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia, tidak tidur semalaman
karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja sehubungan dengan
efek proses penyakit.
f. Sirkulasi
Tanda: Takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri).
Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K). Tekanandarah hipotensi, termasuk
postural. Kulit/membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah–pecah
(dehidrasi/malnutrisi).
g. Integritasego Gejala:
Ansietas, ketakutan misalnya: perasaan tak berdaya/tak ada harapan. Faktor stress
akut/kronis misalnya: hubungan dengan keluarga
dan pekerjaan, pengobatan yang mahal.
Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi.
h. Eliminasi
Gejala: Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair. Episode diare
berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol (sebanyak 20-
30 kali defekasi/hari); perasaan dorongan/kram (tenesmus); defekasi darah/pus/mukosa
dengan atau tanpa keluar feses. Pendarahan per rektal. Riwayat batu ginjal (dehidrasi).
Tanda: Menurunya bising usus, tak adanya peristaltik atau adanya peristaltik yang dapat
dilihat di hemoroid, fisura anal (25 %), fistula perianal.
i. Makanan dancairan
Gejala: Penurunan lemak, tonus otot dan turgor kulit buruk. Membran mukosa bibir pucat;
luka, inflamasi rongga mulut.
Tanda: Anoreksia, mual dan muntah. Penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diit/sensitive; buah segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.
j. Hygiene
Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis menunjukan
kekurangan vitamin. Baubadan.
k. Nyeri dankenyamanan
Gejala; Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi),
titik nyeri berpindah, nyeri tekan (atritis).
Tanda: Nyeri tekan abdomen/distensi.
l. Keamanan
Gejala; Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis, Arthritis (memperburuk
gejala dengan eksaserbasi penyakit usus). Peningkatan suhu 39-40°Celcius (eksaserbasi
akut). Penglihatan kabur, alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine
kedalam usus dan mempunyai efek inflamasi).
Tanda: Lesi kulit mungkin ada misalnya: eritema nodusum (meningkat, nyeri tekan,
kemerahan dan membengkak) pada tangan, muka; pioderma ganggrenosa (lesi tekan
purulen/lepuh dengan batas keunguan) pada paha, kaki dan matakaki.
m. Interaksisocial
Gejala: Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi. Ketidak mampuan aktif
dalam sosial.
n. Penyuluhan danpembelajaran
Gejala: Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
o. Pemerikasaan fisik persistem(B1-B6)
1) Breathing (pernapasan): Biasanya ditandai dengan napas pendek dispnea, ditandai
dengan takipne dan frekuensi napasmenurun.
2) Blood (Sirkulasi/kardio): Terdapat takikardi, perubahan perfusi ditandai dengan
turgor buruk, kulitpucat.
3) Brain (persarafan): Kesadaran composmentis–coma refleksmenurun
4) Blader (perkemihan): Oliguria, inkontenensia, penurunan jumlah urin akibat
kurangnya intake cairan,dehidrasi.
5) Bowel (pencernaan): Ditandai dengan anoreksia, mual, muntah, penurunan BB, tidak
toleran terhadap diet, kehilangan nafsu makan, feses bervariasi dari bentuk lunak
sampai keras, diare, feses berdarah, menurunnya bisingusus.
6) Bone (muskuloskeletal): Penurunan kekuatan otot, kelemahan, dan malaise.
2.1.2 DiagnosaKeperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitasjaringan.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi.
c. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentangpenyakit
d. Resti infeksi berhubungan dengan luka postoperasi

2.2.4 IntervensiKeperawatan
DIAGNOSA
No SLKI SDKI
KEPERAWATAN
1 Cemas berhubungan a. Controlcemas a. Penurunan kecemasan
dengan kurang b. Koping iteria 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
pengetahuan Hasil: R/ meningkatkan bina hubungan saling
tentang penyakit 1. Klien percaya
Ditandai dengan: mampu 2. Jelaskan semua prosedur dan apa
a. Gelisah mengidenti yangdirasakanselamaprosedur
b. Insomnia fikasi dan R/ agar pasien mengetahui tujuan
c. Resah mengungka dan prosedur tindakan
d. Ketakutan pkan 3. Temani pasien untuk memberikan
e. Sedih gejalacema keamanan dan mengurangitakut
f. Fokus padadiri s R/ mengurangi kecemasan pasien
g. Kekuatiran 2. Mengidentifik 4. Berikan informasi factual mengenai
asi, diagnosis, tindakan prognosis
mengungkapk R/ membantu mengungrangi
an dan me tingkat kecemasan
nunjukkan 5. Identifikasi tingkatkecemasan
tehnik untuk R/ mengetahui tingkat kecemasan pasien
mengontrolce 6. Bantu pasien mengenal situasi yang
mas menimbulkankecemasan
3. Vital sign R/membantu pasien agar lebih tenang
dalam batas 7. Dorong pasien untuk mengungkapkan
Normal perasaan, ketakutan,persepsi
4. Postur tubuh, R/ membantu pasien
ekspresi 8. Instruksikan pasien menggunakan
wajah,bahasa teknik relaksasi
tubuh dan R/ cemas berkurang, pasien merasa tenang
tingkat aktivi 9. Berikanobat
tas R/untukmengurangiKecemasan
menunjukkan
berkura ngnya
kecemasan
2 Nyeri berhubungan a. Skala nyeri a. Managemen nyeri:
dengan terputusnya b. Kont 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komp
kontinuitasjaringan rol rehensif termasuk lokasi, karakteristik,
Batasan Karakteristik: Nyeri durasi,frekuensi,kualitasdanfaktor
a. Laporan secara Kriteri presipitasi
verbal atau non a R/ mengetahui tindakan dan obat yang
Verbal Hasil: akan diberikan
b. Fakta dari observasi a. Mampu 2. Observasi reaksinonverbal
c. Posisi antalgik mengontrol nyeri dariketidaknyamanan
(menghindarinyeri) (tahu penyebab R/ mengetahui tingkat nyeri pasien
d. Gerakanmelindungi nyeri, mampu 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
e. Tingkah laku menggunakan untuk mengetahui pengalaman nyeri
berhati-hati teknik pasien
f. Muka topeng(nyeri) nonfarmakologi R/membantu pasien mengungkapkan
g. Gangguan tidur untuk perasaan nyerinya
(mata sayu, tampak mengurangi 4. Evaluasi bersama pasien dan tim
capek, sulit atau nyeri, mencari kesehatan lain tentang ketidakefektifan
gerakan kacau, bantuan) kontrol nyeri masalampau
menyeringai) b. Melaporkan R/untuk memberikan intervensi
h. Terfokus pada diri bahwa nyeri yangtepat
sendiri berkurangdengan 5. Kontrol lingkunganyang
i. Fokus menyempit menggunakan dapatmempengaruhi nyeri seperti suhu
(penurunan persepsi manajemen nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
waktu,kerusakan c. Mampu R/membantu mengurangi nyeripasien
proses berpikir, mengenali nyeri 6. Kurangifaktor presipitasi nyeri
penurunan interaksi (skala, intensitas, R/ mengurangi nyeri pasien
dengan orang lain frekuensi dan 7. Pilih dan lakukanpenanganan nyeri
dan lingkungan) tandanyeri (farmakologi, non farmakologi dan
j. Tingkah laku d. Menyatakan rasa inter personal)
distraksi, contoh nyaman setelah R/ membantu mengurangi rasa nyeri
jalan-jalan, menemui nyeriberkurang pasien
orang lain dan atau Tanda vital dalam 8. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
aktivitas berulang- rentang normal menentukanintervensi
ulang R/ memberikan intervensi yang tepat
k. Respon autonom 9. Ajarkan tentang teknik non
seperti berkeringat, farmakologi R/mengurangi nyeri
perubahan tekanan dengan cara pengobatan non
darah, perubahan farmakologis
nafas, nadi dan 10. Berikan analgetik untuk mengurangi
dilatasipupil nyeri
l. Perubahan otonom R/ nyeri dapat berkurang
dalam tonus otot 11. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
(mungkin dalam R/ nyeriterkontrol
rentang dari lemah 12. Tingkatkan istirahat R/menguragi nyeri
kekaku)
m. Tingkah laku b. AnalgesicAdministration
ekspresif(contoh 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
gelisah, merintih, dan derajat nyeri sebelum pemberian
menangis, waspada, obat
iritabel, nafas R/ untuk memberikan intervensi yang
panjang/berkeluh tepat
kesah 2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
n. Perubahan dalam dosis, danfrekuensi
nafsu makan dan R/ benar dalam pemberian obat
minum 3. Cek riwayat alergi pilihananalgesik
Faktor Yang yang diperlukan atau kombinasi dari
Berhubungan :Agen analgesik ketika pemberian lebih dari
injury (biologi, kimia, satu
fisik, psikologis) R/ menentukan obat yang tidak alergi
untuk pasien
4. Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
R/ memberikan obat yang sesuai
dengan keluhan
5. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertamakali
R/ mengetahui kondisi pasien
6. Berikan analgesik tepatwaktu terutama
saat nyerihebat
R/ membantu menguranginyeri
3 Kerusakan integritas kulit Integritas kulit dan Mencegah infeksi:
berhubungan dengan luka mengalami a. perawatan luka
adanya luka post operasi penyembuhan 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil: pakaian yanglonggar
a. Gangguan pada a. Integritas kulit R/ menjaga integritas kulit pasien
bagiantubuh yang baik 2. Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
b. Kerusakan lapisan bisadipertahankan R/agar kulit tetaplembab
kulit(dermis) (sensasi, 3. Hindari kerutan pada tempat tidur
c. Gangguan permukaan elastisitas, R/ menjaga integritas kulit tetap
kulit (epidermis) temperatur, baik
Faktor yang hidrasi,pigmentas 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
berhubungan: i) setiap dua jamsekali
Eksternal: b. Tidak ada R/ membantu agar pasien nyaman
a. Hipertermia atau luka/lesi pada 5. Monitor kulit akan adanya
hipotermia kulit kemerahan R/ mengetahui kondisi
b. Substansikimia c. Perfusi integritaskulit
c. Kelembabanudara jaringanbaik 6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil
d. Faktor mekanik d. Menunjukkan pada derah yangtertekan
(misalnya : alat yang dapat pemahaman R/ agar kulit tetap terjaga tidak terjadi
menimbulkan luka, dalam proses luka baru
tekanan, restraint) perbaikan kulit 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
e. Immobilitasfisik dan mencegah R/ membantu pasien agar bisamobilisasi
f. Radiasi terjadinya 8. Monitor status nutrisipasien
g. Usia yangekstrim sederaberulang R/ mengawasi pasien agar tidak
h. Kelembabankulit e. Mampu kekurangan nutrisi
i. Obat-obatan melindungi kulit 9. Memandikan pasien dengan sabun dan
Internal: dan air hangat
a. Perubahan status mempertahankan R/mempertahankan personal
metabolik kelembaban kulit higienepasien
b. Tulangmenonjol dan 10. Observasi luka :lokasi, dimensi,
c. Defisit imunologi perawatanalami kedalaman luka, karakteristik, warna
Faktor yang f. Tidak ada tanda- cairan, granulasi, jaringan nekrotik,
berhubungan : tanda infeksi tanda-tanda infeksilokal.
a. Gangguansirkulasi g. Menunjukkan R/ menguragi tanda-tanda infeksi
Iritasi kimia (ekskresi terjadinya proses 11. Lakukan teknik perawatan luka dengan
dansekresitubuh, medikasi) penyembuhan steril
c. Defisit cairan,kerusakan luka R/mencegah adanyainfeksi
mobilitas fisik,
keterbatasan pengetahuan,
faktormekanik(tekanan,
gesekan)kurangnya
nutrisi, radiasi, faktor suhu
(suhu yang ekstrim)

4 Resiko infeksi a. Statusimun a. Infection Control (Kontrol infeksi)


berhubungan b. Controlinfeksi 1. Bersihkan lingkungan
dengan luka c. Risiko setelah dipakai pasien lain
post operasi control Kriteria R/mengurangi resiko infeksi
Faktor-faktor resiko : Hasil: 2. Pertahankan teknikisolasi
a. Prosedur Infasif a. Klien bebas dari tanda R/ menurunkan resiko kontaminasi
b. Tidakcukupan dan gejalainfeksi silang
pengetahuan b. Mendeskripsikan 3. Batasi pengunjung bilaperlu
untuk menghindari proses penularan R/ menurunkan resiko infeksi
paparanpathogen penyakit, factor yang 4. Instruksikan pada pengunjung untuk
c. Trauma mempengaruhi penularan mencuci tangan saat berkunjung dan
d. Kerusakan jaringan serta setelah berkunjung
dan peningkatan penatalaksanaannya, meninggalkanpasien
paparanlingkungan c. Menunjukkan R/ mencegah terjadinya kontaminasi
e. Ruptur membran kemampuan untuk silang
amnion mencegah timbulnya 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk
f. Agen infeksi cuci tangan
farmasi d. Jumlah leukosit dalam R/ mencegah terpajan pada
(imunosupresan) batasnormal organisme infeksius
g. Malnutrisi e. Menunjukkan perilaku 6. Cuci tangan setiap sebelum dan
h. Peningkatan hidupsehat sesudah tindakankeperawatan
paparan R/ menurunkan resiko infeksi
lingkunganpathoge 7. Pertahankan lingkungan aseptik
n selama pemasangan alat
i. Imonusupresi R/ mempertahankan tekniksteril
j. Ketidakadekuat 8. Tingkatkan intakenutrisi
an imun buatan R/ membantu meningkatkan
k. Tidak responimun
adekuat pertahanan 9. Berikan terapi antibiotik bilaperlu
sekunder R/ mencegah terjadinya infeksi
(penurunan
Hb, Leukopenia, b. Infection Protection (proteksi terhadap
penekanan infeksi)
respon inflamasi) 1. Monitor tanda dan gejala
l. Tidak infeksi sistemik danlokal
adekuat pertahanan R/mengidentifikasi keadaan umum
tubuh primer (kulit pasien dan luka
tidak utuh, 2. Monitor hitung granulosit,
trauma jaringan, WBC
penurunan kerja R/ mengidentfikasi
silia, cairan tubuh adanyainfeksi
statis, 3. Monitor kerentanan terhadap
perubahan sekresi infeksi
pH, R/ menghindari resiko infeksi
4. Berikan perawatan kulit pada
perubahanperistaltik area epidema
) R/ meningkatkan kesembuhan
m. Penyakit kronik 5. Inspeksi kondisi luka / insisi
bedah
R/mengetahui tingkat
kesembuhanpasien
6. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuairesep
R/ membantu meningkatkan status
pertahanan tubuh terhadap infeksi
7. Ajarkan cara menghindari
infeksi
R/ mempertahankan
teknikaseptik
8. Laporkan kulturpositif
R/ mengetahui terjadinya infeksi pada
luka

2.2.5 Implementasikeperawatan
Implementasi di buat berdasarkan rencana yang telah disusun dengan melihat pada kebutuhan
dari pasien. Implementasi yang dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan antara lain :
1) Nyeri akut berhubungan dengan kontinuitasjaringan.
a. Melakukan pengkajian nyeri dengan metodePQRST
b. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk menguranginyeri
c. Melakukan kompres hangat/dingin pada area yangnyeri
d. Melakukan masase pada daerah yangnyeri
e. Melayani injeksi analgetik sesuaipermintaan
f. Mengobservasi tanda-tandavital
2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan post op tumorabdomen
a. Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang di
tutup dengan jahitan, klip ataustraples
b. Memonitor tanda dan gejala infeksi pada areainsisi
c. Membersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapassteril
d. Mengganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuaiprogram.
3) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentangpenyakit
a. Gunakan pendekatan yang menyenangkan
b. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilakupasien
c. Jelaskan semua prosedur tindakan dan apa yangdirasakan selama prosedur.
d. Libatkan keluarga untuk mendampingiklien
e. Dengarkan dengan keluhan pasien penuhperhatian
f. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaanketakutan

4) Resti infeksi berhubungan dengan luka postoperasi


a. Observasi tanda-tandavital
b. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan setiappasien.
c. Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai protocol institusi.
d. Batasi jumlahpengunjung.
e. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatanperawatan.
f. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang bersifatuniversal.
g. Pakai sarung tangan sebagaimana dianjurkan kebijakan pencegahan
universal / Universalprecautions.
h. Pastikan teknik perawatan luka yangtepat.
i. Berikanterapi antibiotic sesuaidengan yangdianjurkan.
2.2.6 Evaluasi
Adalah bagian terakhir dari proses keperawatan semua tahap proses keperawatan harus
dievaluasi. Hasil asuhan keperawatan dengan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang terjadi pada klien.
Adapun sasaran evaluasi pada klien dengan tumorabdomen.
Evaluasi agar dapat dilakuakan pada setiap diagnosa keperawatan antara lain :
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontinuitas jaringan.
S: pasien mengatakan tidak nyerilagi
O: Pasien tampak rileks, ekspresi wajah tenang, skala nyeri 0 (0-10), pasien dapat
menggunakan analgesic yang tepat sesuai anjuran
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi.
S: pasien mengatakan lukanya tampak bersih
O: luka tampak bersih, balutan tampak bersih
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
S: pasien mengatakan sudah tidak cemaslagi
O: pasien tampak rileks dan tenang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

4. Resti infeksi berhubungan dengan luka postoperasi


S: pasien mengatakan lukanya tidak terasa sakit, bengkak dll.
O: luka dan balutan tampak bersih
A: Masalah teratasi
P: Intervensidihentikan
Daftar Pustaka

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., &Dotcherman,J.M. 2008. Nursing Interventions


Classification, 5th ed. St. Louis: Mosby-YearBook.

Herdman, T. H eather dkk. NANDA nursing diagnoses: definitions and classification


2012-2014. Philadelphia: NANDA International.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. 2008. Nursing Outcomes
Classification, 4th edition. Mosby Elsevier.

Nurarif, A.H., & Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan


Diagnosa Medis, NANDA, dan N0C-NIC Jilid 1. Yogyakarta: MediAction.

Smeltzer, Suzanna C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner &
Suddart edisi 8 volume 1,2,3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai