Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DEPARTEMEN

MATERNITAS DENGAN KASUS KANKER OVARIUM

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
2021
Laporan Pendahuluan dan Asuhan

Keperawatan Kanker Ovarium

A. Definisi

Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun. Kanker ovarium
dapat menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan
melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sulit
untuk didiagnosa dan kemungkinan merupakan awal dari banyak penyakit primer
(Wingo, 2017)

B. Etiologi
Menurut (Raka et al. 2020) ada bebeberapa faktor pemicu yang dapat mungkin terjadi, yaitu:
1. Faktor internal
a. Faktor genetik Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yang disebut
gen protoonkogen. Protoonkogen tersebut dapat terjadi akibat dari makanan yang
bersifat karsinogen, polusi, dan paparan radiasi.
2. Faktor eksternal
a. Kurang olahraga Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Apabila jarang
olahraga maka kadar lemak akan tersimpan di dalam tubuh dan akan menumpuk di sel-
sel jaringan tubuh sehingga peredaran darah dapat terhambat oleh jaringan lemak yang
tidak dapat berfungsi dengan baik.
b. Merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan mengkonsumsi alkohol merupakan gaya
hidup tidak sehat yang dialami oleh setiap manusia. Gaya hidup yang tidak sehat dengan
merokok dan mengkonsumsi alkohol akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia
terganggu, terjadi kanker, peredaran darah tersumbat, kemandulan, cacat janin, dan lain-
lain.
c. Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat Mengkonsumsi makanan yang
tinggi lemak dan serat salah satu gaya hidup yang tidak sehat pula, selain merokok dan
konsumsi alkohol, makanan yang tinggi serat dan lemak dapat menyebabkan
penimbunan zat-zat yang berbahaya untuk tubuh di dalam sel-sel darah tubuh manusia,
terhambatnya saluran pencernaan di dalam peredaran darah atau sel-sel darah tubuh
manusia yang dapat mengakibatkan sistem kerja tidak dapat berfungsi dengan baik
sehingga akan terjadi obesitas, konstipasi, dan lain-lain.
d. Sosial Ekonomi Rendah Sosial ekonomi yang rendah salah satu faktor pemicu terjadinya
kanker, walaupun sosial ekonomi yang tinggi memungkinkan pula terkena penyakit
kanker.Namun, baik sosial ekonomi rendah atau tinggi, sebenarnya dapat terjadi risiko
terjadinya kanker apabila setiap manusia tidak menjaga pola hidup sehat. Sering stress
Stress salah satu faktor pemicu risiko penyakit kanker, karena apabila stress manusia
banyak melakukan tindakan ke hal-hal yang tidak sehat, seperti merokok, seks bebas,
minum alkohol, dan lain-lain.
C. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan pada pasien dengan kanker ovarium adalah
sebagai berikut :
a. Haid tidak teratur
b. Darah menstruasi yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara
c. Menepause dini
d. Dispepsia
e. Tekanan pada pelvis
f. Sering berkemih dan disuria
g. Perubahan gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat
kenyang, konstipasi
h. Pada beberapa perempuan dapat terjadi pendarahan abnormal vagina
D. Klasifikasi
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of Ginekologies
and Obstreticians) 2017 adalah:
1. Stadium I: Pertumbuhan terbatas pada ovarium
 Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada
asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar,
kapsul utuh.
 Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas,
berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
 Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor
dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan
asietas berisi sel ganas atau dengan bilasanperitoneum positif.
2. Stadium II: pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke panggul
 Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
 Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
 Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asietas
yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif
3. Stadium III: tumor mengenai satu atau keua ovarium dengan implant di peritoneum
di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil
tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum.
 Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis keil dengan kelenjar getah bening
negatif tetapiu secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis
terdapat adanya pertumbuhan (seeding) di permukaan peritoneum
abdominal.
 Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
di permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter
melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negatif.
 Stadium 3c: implant di abdomen dengan diameter > 2 cm dan atau
kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
4. Stadium IV: pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium4, begitu juga dengan
metastasis permukaan liver.
E. Manifestasi Klinis

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan
luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu
dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Andogen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
andogen. Dalam percobaan in-vitro, andogen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel
ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur-
struktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui
penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan
rongga panggul.
2. Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran
limfe menuju pleura.
Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :
1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga
muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis
3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus,
asites fistula dan edema ekstremitas bawah
G. Penanganan dan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG untuk dapat membedakalesi/tumor yang solid dan kristik.

1. Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di
mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker
yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
2. Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium sering
ditemukan peningkatan kadar CA 12
3. X-ray
X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan
gelombang lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa
tulang akan memberikan warna putih, jaringan akan memberikan warna keabuan,
sedangkan udara memberikan warna hitam
Pencitraan lain
a. Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah
memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan
metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh
tubuh.
b. Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan
cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang
berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih
cepat/banyak daripada sel-sel normal.
4. CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk
mencitrakan bagian dalam tubuh.
5. Scanning radioaktif.
6. Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram
ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas
pada bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan
oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
7. Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh
menggunakan alat fiberoptik. Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya
abnormalitas seperti bengkak, sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.
H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Pembedahan bertujuan untuk diagnosis (jinak/ganas, jenis sel tumor), terapi pengangkatan
tumor, dan penetapan stadium (surgical staging).
2. Kemoterapi
Kemoterapi kombinasi diperlukan untuk stadium 1c atau lebih dengan kombinasi
dasar cisplatin dan taxan sebagai kemoterapi primer. Radioterapi hanya diberikan
pada jenis disgerminoma dan penderita tidak lagi menginginkan anak. Regimen
kemoterapi tergantung jenis histologi tumor.
I. WOC Kanker Ovarium

Faktor genetik,usia,penggunaan terapi hormon


pd wanita menopause,gaya hidup

Kanker
ovarium

Pembesaran
massa
J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis
2. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan d.d nafsu makan menurun
3. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
4. Gangguan Integritas Kulit b.d perubahan sirkulasi
5. Risiko Infeksi d.d penyakit kronis ca ovarium
6. Risiko Konstipasi d.d sakit kronis
A. Diagnosa I: Nyeri Akut (D.0077)
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun
Kriteria Hasil:
Tingkat Nyeri (L. 08066)
Keluhan nyeri menurun (5)
Meringis menurun (5)
Gelisah menurun (5)
Sulit tidur menurun (5)
Pola tidur membaik (5)
Rencana Tindakan:
Manajemen Nyeri (I.08238)
a. Observasi
Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri
Mengiidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Memonitof efek samping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
Memberikan teknik farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi musik)
Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Pencahayaan)
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
c. Edukasi
Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
d. Kolaborasi
Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
B. Diagnosa II: Defisit Nutrisi (D.0019)
Tujuan: setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam diharapkan status nutrisi membaik
Kriteria Hasil:
Status Nutrisi (L.03030)
Kekuatan otot menelan meningkat (5)
Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat (5)
Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan meningkat (5)
Berat badan membaik (5)
Indeks masa tubuh (IMT) membaik (5)
Membran mukosa membaik (5)
Rencana Tindakan
Manajemen Nutrisi (I.03119)
a. Observasi
Identifikasi status nutrisi
Monitor asupan makanan
Monitor hasil laboratorium
b. Terapeutik
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis, piramida diet)
Berikan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan suplemen makanan, jika perlu
c. Edukasi
Ajarkan diet yang diprogramkan
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal, pereda nyeri, antimetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu

C. Diagnosa III: Defisit Pengetahuan


Tujuan: Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam diharapkan tingkat pengetahuan meningkat
Kriteria Hasil:
Motivasi (L.09080)
Upaya menyusun rencana tindakan meningkat (5)
Upaya mencari dukungan sesuai kebutuhan meningkat (5)
Inisiatif meningkat (5)
Rencana Tindakan:
a. Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Berikan kesempatan bertanya
c. Edukasi
Jelaskan faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
D. Diagnosa IV: Gangguan Integritas Kulit (D.0129)
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam diharapkan integritas kulit meningkat
Kriteria Hasil:
Integritas kulit dan jaringan (L.14125)
Elastis meningkat (5)
Kerusakan jaringan menurun (5)
Kerusakan lapisan kulit menurun (5)
Nyeri menurun (5)
Kemerahan menurun (5)
Pigmentasi abnormal menurun (5)
Rencana Tindakan:
Perawatan Luka (I.14564)
a. Identifikasi karrakteristik luka (mis. Warna, ukuran, bau)
Monitor tanda-tanda infeksi
b. Terapeutik
Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksi, sesua kebutuhan
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. Zinc), sesuai indikasi
c. Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan prosedur perawatan luka secara mandiri
d. Kolaborasi
Kolaborsi prosedur debridement, (mis. Enzimaik)
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
E. Diagnosa V: Risiko Infeksi (D.0142)
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam diharapkan tingkat infeksi menurun
Kriteria Hasil:
Tingkat Infeksi (L.14137)
Demam menurun (5)
Nyeri menurun (5)
Bengkak menurun (5)
Kadar sel darah putih membaik (5)
Rencana Tindakan
Pencegahan Infeksi (I.12539)
a. Observasi
Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
b. Terapeutik
Membatasi jumlah pengunjung
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Mempertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
c. Edukasi
Menjelaskan tanda gejala infeksi
Mengajarkan cuci tangan dengan benar
Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
d. Kolaborasi
Berkolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
F. Diagnosa VI: Risiko Konstipasi
Tujuan : setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam diharapkan eliminasi fekal membaik
Kriteria Hasil:
Keluhan defekasi lama dan sulit menurun (1)
Mengejan saat defekasi menurun (5)
Nyeri abdomen menurun (5)
Frekuensi defekasi membaik (5)
Peristaltik usus mebaik (5)
Rencana Tindakan
a. Observasi
Monitor peristaltik usus secara teratur
b. Terapeutik
Anjurkan waktu yang konsisten untuk buang air besar
Berikan privasi, kenyamanan dan posisi yang meningkatkan proses defekasi
Ubah program latihan eliminasi fekal, jika perlu
c. Edukasi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tertentu, sesuai program atau hasil konsultasi
Anjurkan asupan cairan yang adekuat dan sesuai kebutuhan
Anjurkan olahraga sesua toelransi
d. Kolaborasi
Kolaborasi penggunaan supositoria, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Amita, Nindy, Hepi Wahyuningsih, and Indahria Sulistya Rini. 2021. “Pelatihan Coping Religius Dalam
Menurunkan Kecemasan Penderita Kanker Ovarium.” Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu
Pengetahuan 18(1):54–64.
Arif, Fadhlin A., Endah Purwanti, and Soegianto Soelistiono. 2016. “PERANCANGAN APLIKASI
IDENTIFIKASI KISTA OVARIUM BERBASIS SISTEM CERDAS. ” JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi
Informasi 14(1):1.
Kurniawaty, Kurniawaty. 2019. “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR
DENGAN PENCEGAHAN Kanker OVARIUM.” Jurnal ’Aisyiyah Medika 3(1).
Raka, Putu, Sanistia Sania Savitri, Nyoman Gede Budiana, and Putu Doster Mahayasa. 2020.
“KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
SANGLAH DENPASAR PERIODE 1 JANUARI SAMPAI 30 JUNI 2018. ” E-Jurnal Medika Udayana
9(3):82–86.
Suprapti, S. St. M. Ke. 2020. “BUKU AJAR PATOLOGI REPRODUKSI. ” Retrieved November 23, 2021
(https://www.google.co.id/books/edition/BUKU_AJAR_PATOLOGI_REPRODUKSI/
XTcvEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=kista+ovarium&printsec=frontcover).
Widyarni, Ari. 2020. “Faktor Resiko Kejadian Kista Ovarium Di Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan
Rumah Sakit Islam Banjarmasin.” Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan
11(1):28–36.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN KELAINAN GINEKOLOGI

Tanggal masuk : 30 November 2021


No. Register : 12345
Dx Medis : Kanker Ovarium

I. IDENTITAS / BIODATA
Nama Pasien : Ny B Nama Suami : Tn A
Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wira Swasta
Berapa kali :1 Alamat : Pakel, Tulungagung
kawin : 6 tahun Kantor
Berapa lama : Pakel, Tulungagung
kawin
Alamat Rumah
II. ANAMNESA
1. Anamnesa pada tanggal : 30 November 2021 jam : 08.00
Keluhan utama :
Pasien mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah.
Riwayat Penyakit/riwayat kehamilan dan persalinan sekarang :
Klien masuk melalui IGD RS Tulungagung pada tanggal 30 November 2021 pukul 08.00 pagi
dengan keluhan nyeri pada perut bagian kanan bawah sejak 5 bulan yang lalu, siklus menstruasi tidak
teratur, keluar darah berwarna merah segar sejak 1 minggu yang lalu diluar siklus menstruasi, perut
terasa sebah dan mual, muntah,px tampak kurus
Riwayat penyakit terdahulu klien mengatakan tidak pernah mengalami gejala ini sebelumnya,
klien juga mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes dan penyakit menular.
Klien pernah hamil dan melahirkan secara normal 2 tahun yang lalu dibantu oleh bidan dan dokter.

2. Riwayat Obstetri Ginekologi:


A. Riwayat Menstruasi :
 Menarche : Umur 13 Th  Teratur /tdk teratur : Tidak Teratur
 Siklus : 20-29  Lamanya : 3-4 hari
 Banyaknya : Tidak terkaji  HPHT :-
 Dismenorhea : Sering  TP :-

B. Riwayat kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


Partus Anak
No Perkawinan Tgl / Th Hamil Jenis Placenta Nifas Ket
Ditolong BB PB AS
Partus
1 1 2 oktober 39 mg Norma Bidan 3.4 50 5-6 utuh 40 hari
2019 l dan 00 cm
dokter gra
m
C. Riwayat Seksual
(Perlu atau tidaknya pertanyaan mengenai riwayat seksual secara terinci tergantung pada keluhan
utama dan situasi klinis tertentu).
o Usia hubungan seksual pertama kali : 28 tahun
o Aktivitas seksual saat ini (vaginal, oral, anal, manual). : Vaginal
o Frekuensi aktivitas seksual : 1 minggu 2kali
o aktivitas seksual terahir. : Berciuman
o Penggunaan peralatan pengaman hubungan seksual. : Tidak memakai
o Jumlah pasangan seksual ( masa lalu dan sekarang) : 1
o Preferensi Sexual (laki atau wanita saja, laki dan wanita) : Laki-laki
o Disfungsi seksual (masalah libido, hasrat,nyeri lubrikasi, orgasmus). : Tidak ada
o Perhatian pasien terhadap masalah seksual. : Pasien mengerti bagaimana cara aman
saat berhubungan seksual

C. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi


o Apakah memakai Kontrasepsi : Iya
o Jika ya, sebutkan : IUD sejak kapan : 1 tahun yang lalu
o jika “tidak”, perlu dipertanyakan lebih lanjut mengapa hal itu terjadi:
 Pasien sudah tidak aktif dalam aktivitas seksual
 Pasien mencari kepuasan dengan gaya hidup atau cara yang berbeda.
 Pasien menginginkan kehamilan.
 Pasien tidak menghendaki kehamilan tanpa alasan yang jelas.
 Terdapat masalah disfungsi seksual pada pasien atau suaminya.

D. Riwayat Penyakit
Tidak ada

3. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok, minum alkohol, clubbing

4. Kebutuhan Dasar :
A. Keadaan gizi : Kurang dari seimbang, pasien kurus IMT 15,6
B. Pola eliminasi : Normal
 BAK : Hamil : 4x/hari
Sekarang : 3x/hari
 BAB : Hamil : 1x/hari
Sekarang : 1x/hari
C. Pola aktivitas
 Kegiatan sehari – hari : Mengurus anak
 Di Rumah Sakit : Hanya berbaring diatas tempat tidur

D. Pola tidur dan istirahat


 Di rumah : 7-8 Jam
 Di Rumah Sakit : Sewaktu-waktu

6. Data Spiritual :
Px yakin akan cepat sembuh dan pulih
7. Genogram :
III.DATA FISIK ( PEMERIKSAAN )
1. Umum
A. Keadaan Umum : Kesadaran compos mentis, GCS 4,5,6
B. Tanda vital : TD: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, RR: 24x/menit S:
37,5°C
2. Khusus
A. Mata
 Conjungtiva : Normal
 Sclera : Normal, Putih
B. Leher
 Bendungan vena jugularis : Normal, tidak ada pembesaran vena jugularis
 Lain - lain : Normal
C. Mulut : Keadaan bibir agak kering, gusi dan gigi bersih tidak
ada
karies, keadaan lidah normal, tidak kotor, orofarings
tidak ada peradangan
D. Hidung : Tulang hidung dan posisi septum nasi normal simetris,
lubang hidung bersi tidak ada sekret, tidak ada
pernafasan cuping hidung
E. Buah dada
 Konsistensi : Kenyal
 Puting susu : Normal, Kecoklatan
 Kebersihan : Bersih
 Kelainan lain : Tidak ada
F. Keadaan perut
 Pembesaran perut : ada / tidak
 Striae : ada / tidak
 jaringan parut : ada / tidak
 defance muscular : ada / tidak
 rasa nyeri tekan atau nyeri lepas : ada / tidak
 masa tumor : ada
 Perkusi abdomen : Tympani
 Auskultasi abdomen : Peristaltik usus normal 15x/menit

G. Genitalia Eksterna
 Keadaan vulva bagian luar : Normal, tidak ada kelainan
 keadaan rambut pubis : Normal, banyak
 ulkus : ada / tidak
 pembengkakan. : ada / tidak
 Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoe
 Keadaan hymen : Normal, elastis
 Keadaan introitus vaginae. : Normal
 Keadaan dinding vagina. : Normal
 Perabaan pada cavum Douglassi. : Normal
 keadaan servik : Normal

H. Keadaan anus
 Hemoroid : Tidak ada hemoroid
 Nyeri : Tidak ada
I. Ekstrimitas : Otot simetris, tidak ada oedem, kekuatan otot
5/5/5/5, tidak ada kelainan pada ekstermitas dan kuku
IV. PEMERIKSAAN LAIN ( Bilamana perlu )
1. Laboratorium :
Pemeriksaan Darah Lengkap
Hemoglobin : 13,1 gr%
Leukosit : 17.000/mm³
Basofil (jenis leukosit) : 0%
Eosinol (jenis leukosit) : 0%
Batang (jenis leukosit) : 0%
Segmen (jenis leukosit) : 85%
Limphosit (jenis leukosit) : 10%
Monosit (jenis leukosit) : 5%
Trombosit : 257.000/mm³
Hematokrit : 41 vol%
Lemak
Cholesterol : 243mg/dl
Triglyserida : 65 mg/dl
Faal Ginjal
Urine acid : 4mg/dl

2. Foto Rontgen :
Tidak ada

3. U S G :

4. Papsmear :
Tidak ada

Mahasiswa

(Puspita Windy Aprianti)


NIM. A3R21040
ANALISA DATA

Nama pasien : Ny B
Umur : 30tahun
No. Register : 12345
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN
1. DS Mayor: Faktor genetik,usia,penggunaan Nyeri Akut (D.0077)
1. P: Klien mengeluh terapi hormon pd wanita
nyeri pada daerah perut menopause,gaya hidup
kanan bawah, membaik Ca ovarium
jika dibuat istirahat dan
memburuk ketika Pre operasi
dibuat aktivitas
Q: Nyeri seperti ditusuk- Pembesaran ovarium
tusuk dan terasa panas
R: Nyeri terasa pada perut Menekann organ sekitar
kanan bawah
S: Skala 7 Tekanan syaraf sel tumor
T: Nyeri terasa 3-5menit
hilang timbul MK. Nyeri Akut
DO Mayor:
1. Klien tampak
meringis
2. Bersikap protektif
(memegangi area
perut)
3. Terlihat gelisah
DS Minor: -
DO Minor:
1. Diaforesis
(berkeringat berlebih)

2. DS Mayor: Faktor genetik,usia,penggunaan Defisit Nutrisi (D.0019)


1. Klien merasa nafsu terapi hormon pd wanita
makan menurun menopause,gaya hidup
2. Mual, muntah ketika
makan Ca ovarium
3. Perut terasa sebah
4. Makan sehari sekali Pre operasi
sejak 1 bulan terakhir
DO Mayor: Pembesaran massa
1. BB menurun (55kg
menjadi 45kg) dalam 1 Menekan organ sekitar
bulan terakhir.
2. IMT 15,6 (Normal Rasa sebah diperut
18,5-24,9)
Mual, muntah
DS Minor:
1. Nyeri abdomen Anoreksia
2. Nafsu makan menurun
DO Minor: Intake tidak adekuat
1. Membran mukosa pucat
MK. Defisit Nutrisi
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny B
Umur : 30tahun
No. Register : 123456

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSIS TANGGAL TERATASI TTD


KEPERAWATAN
1. 30 November 2021 Nyeri akut b.d agen pencedera
fisiologis (ca ovarium) d.d
mengeluh nyeri
2. 30 November 2021 Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan
mengabsorbsi makanan d.d nafsu
makan menurun
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny B
Umur : 30tahun
No. Register : 123456
N DIAGNOSIS LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI) RASIONAL
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Tingkat Nyeri Pemberian Analgesik 1.Untuk
pencedera fisiologis (ca (L.08066) (I.08243) mengetahui
ovarium) d.d mengeluh Setelah dilakukan Observasi bagaimana rasa
nyeri 1. Identifikasi nyeri yang
perawatan selama 2x24
karakteristik nyeri dirasakan
jam diharapkan tingkat (mis, pencetus, pereda, 2. Untuk
nyeri menurun dengan kualitas nyeri, meminimalisir
kriteria hasil: intensitas nyeri, alergi pada klien
1. Keluhan nyeri frekuensi, durasi) 3. untuk
menurun 2. Identifikasi alergi obat mengetahui
2. Meringis menurun 3. Identifikasi kesesuaian ketepatan obat
jenis analgesik (mis. analgesik kepada
3. Sikap protektif
narkotika, non- klien
menurun narkotik, NSAID) 4. Untuk
4. Gelisah menurun denggan tingkat mengetahui
5. Diaforesis menurun keparahan nyeri keadaan tanda-
4. Monitor tanda-tanda tanda vital klien
vital sebelum dan jika ada alergi obat
sesudah pemberian analgesik
analgesik 5. Pemberian infus
Terapeutik kontinue untuk
5. Pertimbangkan membantu
penggunaan infus menambah cairan
kontinue atau bolus melalui infus
oploid untuk 6. Agar klien
mempertahankan kadar mengetahui terkait
dalam serum efek samping yang
Edukasi dirasakan oleh
6. Jelaskan efek terapi dan klien.
efek samping obat 7. Agar dosis yang
Kolaborasi diberikan kepada
7. Kolaborasi pemberian klien sesuai dan
dosis dan jenis tidak berlebih.
analgesik, jika perlu
2. Defisit nutrisi b.d Status Nutrisi Manajemen Nutrisi 1.Untuk
ketidakmampuan (L.03030) ( I.03119 memastikan nutrisi
mengabsorbsi makanan Setelah dilakukan Observasi yang dibutuhkan
d.d nafsu makan menurun 1. Identifikasi kebutuhan dalam tubuh klien
perawatan selama 2x24
kalori dan jenis nutrien. 2. Untuk
jam diharapkan status 2. Monitor asupan mengetahui apakah
nutrisi membaik makanan klien
dengan kriteria hasil: 3. Monitor berat badan menghabiskan
1. Porsi makan yang Terapeutik makananya atau
dihabiskan 4. Fasilitasi menentukan tidak
meningkat program diet (mis. 3. Untuk
Piramida makanan) mengetahui
2. Verbalisasi keinginan
5. Berikan makanan yang keaikan atau
untuk meningkatkan tinggi serat untuk penurunan berat
nutrisi mencegah konstipasi badan dari klien
3. Nyeri abdomen 6. Berikan suplemen 4. Diet yang
menurun makanan, jika perlu diberikan untuk
4. Berat badan membaik Edukasi meningkatkan BB
5. Indeks masa tubuh 7. Ajarkan program diet klien dalam
yang diprogramkan beberapa waktu
(IMT) membaik
Kolaborasi kedepan
6. Nafsu makan 8. Kolaborasi dengan 5. Untuk
membaik ahli gizi untuk mempermudah
7. Membran mukosa menentukan jumlah klien dalam BAB
membaik kalori dan jenis 6. Suplemen
nutrien yang makanan yang
diperlukan, jika perlu. diberikan kepada
klien agar klien
terjaga
imunitasnya dan
dapat memenuhi
vitamin dalam
tubuh.
7. Diet yang
diajarkan untuk
menambah berat
badan secara ideal
8. agar kebutuhan
nutrisi klien
terpenuhi
HARI KE 1

TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny B Umur : 30tahun No. Register: Kasus : Kanker Ovarium


123456
TANDA TANGGGAL / TANDA
N NO. TANGGAL / EVALUASI
IMPLEMENTASI TANGA TANGA
O DX JAM JAM
N N
1. I 30 November Pemberian Analgesik (I.08243) 30 November 2021 S: Klien masih merasakan nyeri skala 7
2021 1. Mengidentifikasi karakteristik nyeri 14.00 pada perut bagian kanan bawah
07.00 (mis, pencetus, pereda, kualitas nyeri, O:
intensitas nyeri, frekuensi, durasi) 1. Klien tampak meringis
Hasil: Nyeri diperut bagian kanan bawah, 2. Bersikap protektif (memegangi
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan memanas area perut)
dengan durasi 3-5 menit, skala 7). 3. Terlihat gelisah
2. Mengidentifikasi alergi obat 4. Diaforesis
Hasil: klien tidak memiliki alergi obat 5. TTV
3. Mengidentifikasi kesesuaian jenis TD 120/80 mmHg,
analgesik (mis. Arkotika, non- N 85x/menit,
narkotik, NSAID) denggan tingkat S 37,5°C.
keparahan nyeri
Hasil: Jenis NSAID ( Santagesik dan A: Masalah teratasi sebagian
ondansetron)
4. Memonitor tanda-tanda vital sebelum P: Intervensi dilanjutkan
dan sesudah pemberian analgesik (1,4,5,7)
Hasil: sebelum pemberian TD 120/80
mmHg, N 85x/menit, S 37,5°C.
Sesudah pemberian TD 120/80 mmHg, N
80x/menit, S 37,5°C.
5. Mempertimbangkan penggunaan
infus kontinue atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar dalam serum.
Hasil: Pemberian infus kontinue
6. Menjelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Hasil: efek dari analgesik meredakan nyeri
dan efek samping gatal
7. Mengkolaborasikan pemberian dosis
dan jenis analgesik
Hasil: santagesik (500mg) 2ml dioplos
menggunakan cairan NaCl sebanyak 5cc
Ondansetron 2ml (4mg) 3x1.
2. II 20 November Manajemen Nutrisi ( I.03119 30 November 2021 S: Klien masih merasakan mual,
2021 1. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan 14.00 muntah, perut terasa sebah dan nafsu
07.00 jenis nutrien. makan menurun.
Hasil: Kalori harian yang dibutuhkan
O:
sebayak 2.400kkal, nutrien yang
dibutuhkan karbohidrat, protein, vitamin, 1. BB menurun (55kg menjadi 45kg)
mineral. dalam 1 bulan terakhir.
2. Memonitor asupan makanan 2. IMT 15,6 (Normal 18,5-24,9)
Hasil: asupan maknan sesuai yang 3. Nyeri abdomen
ditakarkan oleh ahli gizi degan frekuensi 4. Nafsu makan menurun
3x sehari (klien menghabiskan makan 5. Membran mukosa pucat
sebanyak 5 sendok makan)
6. Makanan habis hanya 5 sendok
3. Memonitor berat badan
Hasil; berat badan akan naik jika makan
memenuhi diet yang diberikan.
4. Memfasilitasi menentukan program A: Masalah teratasi sebagian
diet (mis. Piramida makanan)
Hasil: perawat dan ahli gizi berkoaborasi P: Intervensi dilanjutkan
terkait nutrisi yang dibutuhkan klien (1,2,3,8)
5. Memberikan makanan yang tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
Hasil: makanan sudah diatur oleh ahli gizi
6. Memberikan suplemen makanan.
Hasil: Injeksi neurosanbe 3ml (dilarutkan
dalam infus kontinue)
7. Mengajarkan program diet yang
diprogramkan
Hasil: klien paham dan mengerti terkait
diet yang akan diberikan.
8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang diperlukan.
Hasil: perawat dan ahli gizi telah
berkolaborasi terkait diet, kalori dan
nutrien yang akan diberikan kepada klien
HARI KE 2

TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny B Umur : 30tahun No. Register: Kasus : kanker Ovarium


123456
TANDA TANGGGAL / TANDA
N NO. TANGGAL / EVALUASI
IMPLEMENTASI TANGA TANGA
O DX JAM JAM
N N
1. I 01 Desember Pemberian Analgesik (I.08243) 01 Desember 2021 S: Klien masih merasakan nyeri skala 4
2021 1. Mengidentifikasi karakteristik nyeri 14.00 pada perut bagian kanan bawah mulai
07.00 (mis, pencetus, pereda, kualitas nyeri, berkurang
intensitas nyeri, frekuensi, durasi) O:
Hasil: Nyeri diperut bagian kanan bawah, 1. Meringis berkurang
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan memanas 2. Bersikap protektif (memegangi
dengan durasi 3-5 menit, skala 4). area perut)
2. Memonitor tanda-tanda vital sebelum 3. Gelisah berkurang
dan sesudah pemberian analgesik 4. Diaforesis berkurang
Hasil: sebelum pemberian TD 110/80 5. TTV:
mmHg, N 85x/menit, S 37,5°C. TD 110/80 mmHg,
Sesudah pemberian TD 110/80 mmHg, N N 85x/menit,
80x/menit, S 36,5°C. S 37,5°C.
3. Mempertimbangkan penggunaan
infus kontinue atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar dalam serum.
Hasil: Pemberian infus kontinue A: Masalah teratasi sebagian
4. Mengkolaborasikan pemberian dosis
dan jenis analgesik. P: Intervensi dilanjutkan, pasien
Hasil: santagesik (500mg) 2ml dioplos rencana operasi
menggunakan cairan NaCl sebanyak 5cc (1,4,5,7)
Ondansetron 2ml (4mg) 3x1.
2. II 01 Desember Manajemen Nutrisi ( I.03119 01 Desember 2021 S: Klien masih merasakan mual,
2021 1. Mengidentifikasi kebutuhan kalori 14.00 muntah, perut terasa sebah dan nafsu
07.00 dan jenis nutrien. makan sedikit naik.
Hasil: Kalori harian yang dibutuhkan
O:
sebayak 2.400kkal, nutrien yang
dibutuhkan karbohidrat, protein, vitamin, 1. BB menurun (55kg menjadi 45kg)
mineral. dalam 1 bulan terakhir.
2. Memonitor asupan makanan 2. IMT 15,6 (Normal 18,5-24,9)
Hasil: asupan maknan sesuai yang 3. Nyeri abdomen
ditakarkan oleh ahli gizi degan frekuensi 4. Nafsu makan sedikit bertambah
3x sehari 5. Membran mukosa tidak pucat
3. Memonitor berat badan
Hasil; berat badan akan naik jika
memenuhi diet yang diberikan. A: Masalah teratasi sebagian
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis P: Intervensi dilanjutkan, pasien
nutrien yang diperlukan. rencana operasi
Hasil: perawat dan ahli gizi telah
berkolaborasi terkait diet, kalori dan (1,2,3,8)
nutrien yang akan diberikan kepada klien

Anda mungkin juga menyukai