A. Definisi
Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun. Kanker ovarium
dapat menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan
melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sulit
untuk didiagnosa dan kemungkinan merupakan awal dari banyak penyakit primer
(Wingo, 2017)
B. Etiologi
Menurut (Raka et al. 2020) ada bebeberapa faktor pemicu yang dapat mungkin terjadi, yaitu:
1. Faktor internal
a. Faktor genetik Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yang disebut
gen protoonkogen. Protoonkogen tersebut dapat terjadi akibat dari makanan yang
bersifat karsinogen, polusi, dan paparan radiasi.
2. Faktor eksternal
a. Kurang olahraga Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Apabila jarang
olahraga maka kadar lemak akan tersimpan di dalam tubuh dan akan menumpuk di sel-
sel jaringan tubuh sehingga peredaran darah dapat terhambat oleh jaringan lemak yang
tidak dapat berfungsi dengan baik.
b. Merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan mengkonsumsi alkohol merupakan gaya
hidup tidak sehat yang dialami oleh setiap manusia. Gaya hidup yang tidak sehat dengan
merokok dan mengkonsumsi alkohol akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia
terganggu, terjadi kanker, peredaran darah tersumbat, kemandulan, cacat janin, dan lain-
lain.
c. Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat Mengkonsumsi makanan yang
tinggi lemak dan serat salah satu gaya hidup yang tidak sehat pula, selain merokok dan
konsumsi alkohol, makanan yang tinggi serat dan lemak dapat menyebabkan
penimbunan zat-zat yang berbahaya untuk tubuh di dalam sel-sel darah tubuh manusia,
terhambatnya saluran pencernaan di dalam peredaran darah atau sel-sel darah tubuh
manusia yang dapat mengakibatkan sistem kerja tidak dapat berfungsi dengan baik
sehingga akan terjadi obesitas, konstipasi, dan lain-lain.
d. Sosial Ekonomi Rendah Sosial ekonomi yang rendah salah satu faktor pemicu terjadinya
kanker, walaupun sosial ekonomi yang tinggi memungkinkan pula terkena penyakit
kanker.Namun, baik sosial ekonomi rendah atau tinggi, sebenarnya dapat terjadi risiko
terjadinya kanker apabila setiap manusia tidak menjaga pola hidup sehat. Sering stress
Stress salah satu faktor pemicu risiko penyakit kanker, karena apabila stress manusia
banyak melakukan tindakan ke hal-hal yang tidak sehat, seperti merokok, seks bebas,
minum alkohol, dan lain-lain.
C. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan pada pasien dengan kanker ovarium adalah
sebagai berikut :
a. Haid tidak teratur
b. Darah menstruasi yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara
c. Menepause dini
d. Dispepsia
e. Tekanan pada pelvis
f. Sering berkemih dan disuria
g. Perubahan gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat
kenyang, konstipasi
h. Pada beberapa perempuan dapat terjadi pendarahan abnormal vagina
D. Klasifikasi
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of Ginekologies
and Obstreticians) 2017 adalah:
1. Stadium I: Pertumbuhan terbatas pada ovarium
Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada
asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar,
kapsul utuh.
Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas,
berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor
dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan
asietas berisi sel ganas atau dengan bilasanperitoneum positif.
2. Stadium II: pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke panggul
Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asietas
yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif
3. Stadium III: tumor mengenai satu atau keua ovarium dengan implant di peritoneum
di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil
tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum.
Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis keil dengan kelenjar getah bening
negatif tetapiu secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis
terdapat adanya pertumbuhan (seeding) di permukaan peritoneum
abdominal.
Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
di permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter
melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negatif.
Stadium 3c: implant di abdomen dengan diameter > 2 cm dan atau
kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
4. Stadium IV: pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium4, begitu juga dengan
metastasis permukaan liver.
E. Manifestasi Klinis
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan
luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu
dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Andogen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
andogen. Dalam percobaan in-vitro, andogen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel
ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur-
struktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui
penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan
rongga panggul.
2. Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran
limfe menuju pleura.
Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :
1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga
muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis
3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus,
asites fistula dan edema ekstremitas bawah
G. Penanganan dan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG untuk dapat membedakalesi/tumor yang solid dan kristik.
1. Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di
mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker
yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
2. Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium sering
ditemukan peningkatan kadar CA 12
3. X-ray
X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan
gelombang lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa
tulang akan memberikan warna putih, jaringan akan memberikan warna keabuan,
sedangkan udara memberikan warna hitam
Pencitraan lain
a. Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah
memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan
metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh
tubuh.
b. Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan
cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang
berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih
cepat/banyak daripada sel-sel normal.
4. CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk
mencitrakan bagian dalam tubuh.
5. Scanning radioaktif.
6. Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram
ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas
pada bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan
oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
7. Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh
menggunakan alat fiberoptik. Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya
abnormalitas seperti bengkak, sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.
H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Pembedahan bertujuan untuk diagnosis (jinak/ganas, jenis sel tumor), terapi pengangkatan
tumor, dan penetapan stadium (surgical staging).
2. Kemoterapi
Kemoterapi kombinasi diperlukan untuk stadium 1c atau lebih dengan kombinasi
dasar cisplatin dan taxan sebagai kemoterapi primer. Radioterapi hanya diberikan
pada jenis disgerminoma dan penderita tidak lagi menginginkan anak. Regimen
kemoterapi tergantung jenis histologi tumor.
I. WOC Kanker Ovarium
Kanker
ovarium
Pembesaran
massa
J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis
2. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan d.d nafsu makan menurun
3. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
4. Gangguan Integritas Kulit b.d perubahan sirkulasi
5. Risiko Infeksi d.d penyakit kronis ca ovarium
6. Risiko Konstipasi d.d sakit kronis
A. Diagnosa I: Nyeri Akut (D.0077)
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun
Kriteria Hasil:
Tingkat Nyeri (L. 08066)
Keluhan nyeri menurun (5)
Meringis menurun (5)
Gelisah menurun (5)
Sulit tidur menurun (5)
Pola tidur membaik (5)
Rencana Tindakan:
Manajemen Nyeri (I.08238)
a. Observasi
Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri
Mengiidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Memonitof efek samping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
Memberikan teknik farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi musik)
Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Pencahayaan)
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
c. Edukasi
Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
d. Kolaborasi
Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
B. Diagnosa II: Defisit Nutrisi (D.0019)
Tujuan: setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam diharapkan status nutrisi membaik
Kriteria Hasil:
Status Nutrisi (L.03030)
Kekuatan otot menelan meningkat (5)
Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat (5)
Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan meningkat (5)
Berat badan membaik (5)
Indeks masa tubuh (IMT) membaik (5)
Membran mukosa membaik (5)
Rencana Tindakan
Manajemen Nutrisi (I.03119)
a. Observasi
Identifikasi status nutrisi
Monitor asupan makanan
Monitor hasil laboratorium
b. Terapeutik
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis, piramida diet)
Berikan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan suplemen makanan, jika perlu
c. Edukasi
Ajarkan diet yang diprogramkan
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal, pereda nyeri, antimetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
Amita, Nindy, Hepi Wahyuningsih, and Indahria Sulistya Rini. 2021. Pelatihan Coping Religius Dalam
Menurunkan Kecemasan Penderita Kanker Ovarium. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu
Pengetahuan 18(1):5464.
Arif, Fadhlin A., Endah Purwanti, and Soegianto Soelistiono. 2016. PERANCANGAN APLIKASI
IDENTIFIKASI KISTA OVARIUM BERBASIS SISTEM CERDAS. JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi
Informasi 14(1):1.
Kurniawaty, Kurniawaty. 2019. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR
DENGAN PENCEGAHAN Kanker OVARIUM. Jurnal Aisyiyah Medika 3(1).
Raka, Putu, Sanistia Sania Savitri, Nyoman Gede Budiana, and Putu Doster Mahayasa. 2020.
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
SANGLAH DENPASAR PERIODE 1 JANUARI SAMPAI 30 JUNI 2018. E-Jurnal Medika Udayana
9(3):8286.
Suprapti, S. St. M. Ke. 2020. BUKU AJAR PATOLOGI REPRODUKSI. Retrieved November 23, 2021
(https://www.google.co.id/books/edition/BUKU_AJAR_PATOLOGI_REPRODUKSI/
XTcvEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=kista+ovarium&printsec=frontcover).
Widyarni, Ari. 2020. Faktor Resiko Kejadian Kista Ovarium Di Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan
Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan
11(1):2836.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUTAMA ABDI HUSADA
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
I. IDENTITAS / BIODATA
Nama Pasien : Ny B Nama Suami : Tn A
Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wira Swasta
Berapa kali :1 Alamat : Pakel, Tulungagung
kawin : 6 tahun Kantor
Berapa lama : Pakel, Tulungagung
kawin
Alamat Rumah
II. ANAMNESA
1. Anamnesa pada tanggal : 30 November 2021 jam : 08.00
Keluhan utama :
Pasien mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah.
Riwayat Penyakit/riwayat kehamilan dan persalinan sekarang :
Klien masuk melalui IGD RS Tulungagung pada tanggal 30 November 2021 pukul 08.00 pagi
dengan keluhan nyeri pada perut bagian kanan bawah sejak 5 bulan yang lalu, siklus menstruasi tidak
teratur, keluar darah berwarna merah segar sejak 1 minggu yang lalu diluar siklus menstruasi, perut
terasa sebah dan mual, muntah,px tampak kurus
Riwayat penyakit terdahulu klien mengatakan tidak pernah mengalami gejala ini sebelumnya,
klien juga mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes dan penyakit menular.
Klien pernah hamil dan melahirkan secara normal 2 tahun yang lalu dibantu oleh bidan dan dokter.
D. Riwayat Penyakit
Tidak ada
3. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok, minum alkohol, clubbing
4. Kebutuhan Dasar :
A. Keadaan gizi : Kurang dari seimbang, pasien kurus IMT 15,6
B. Pola eliminasi : Normal
BAK : Hamil : 4x/hari
Sekarang : 3x/hari
BAB : Hamil : 1x/hari
Sekarang : 1x/hari
C. Pola aktivitas
Kegiatan sehari hari : Mengurus anak
Di Rumah Sakit : Hanya berbaring diatas tempat tidur
6. Data Spiritual :
Px yakin akan cepat sembuh dan pulih
7. Genogram :
III.DATA FISIK ( PEMERIKSAAN )
1. Umum
A. Keadaan Umum : Kesadaran compos mentis, GCS 4,5,6
B. Tanda vital : TD: 120/80 mmHg, N: 80x/menit, RR: 24x/menit S:
37,5°C
2. Khusus
A. Mata
Conjungtiva : Normal
Sclera : Normal, Putih
B. Leher
Bendungan vena jugularis : Normal, tidak ada pembesaran vena jugularis
Lain - lain : Normal
C. Mulut : Keadaan bibir agak kering, gusi dan gigi bersih tidak
ada
karies, keadaan lidah normal, tidak kotor, orofarings
tidak ada peradangan
D. Hidung : Tulang hidung dan posisi septum nasi normal simetris,
lubang hidung bersi tidak ada sekret, tidak ada
pernafasan cuping hidung
E. Buah dada
Konsistensi : Kenyal
Puting susu : Normal, Kecoklatan
Kebersihan : Bersih
Kelainan lain : Tidak ada
F. Keadaan perut
Pembesaran perut : ada / tidak
Striae : ada / tidak
jaringan parut : ada / tidak
defance muscular : ada / tidak
rasa nyeri tekan atau nyeri lepas : ada / tidak
masa tumor : ada
Perkusi abdomen : Tympani
Auskultasi abdomen : Peristaltik usus normal 15x/menit
G. Genitalia Eksterna
Keadaan vulva bagian luar : Normal, tidak ada kelainan
keadaan rambut pubis : Normal, banyak
ulkus : ada / tidak
pembengkakan. : ada / tidak
Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoe
Keadaan hymen : Normal, elastis
Keadaan introitus vaginae. : Normal
Keadaan dinding vagina. : Normal
Perabaan pada cavum Douglassi. : Normal
keadaan servik : Normal
H. Keadaan anus
Hemoroid : Tidak ada hemoroid
Nyeri : Tidak ada
I. Ekstrimitas : Otot simetris, tidak ada oedem, kekuatan otot
5/5/5/5, tidak ada kelainan pada ekstermitas dan kuku
IV. PEMERIKSAAN LAIN ( Bilamana perlu )
1. Laboratorium :
Pemeriksaan Darah Lengkap
Hemoglobin : 13,1 gr%
Leukosit : 17.000/mm³
Basofil (jenis leukosit) : 0%
Eosinol (jenis leukosit) : 0%
Batang (jenis leukosit) : 0%
Segmen (jenis leukosit) : 85%
Limphosit (jenis leukosit) : 10%
Monosit (jenis leukosit) : 5%
Trombosit : 257.000/mm³
Hematokrit : 41 vol%
Lemak
Cholesterol : 243mg/dl
Triglyserida : 65 mg/dl
Faal Ginjal
Urine acid : 4mg/dl
2. Foto Rontgen :
Tidak ada
3. U S G :
4. Papsmear :
Tidak ada
Mahasiswa
Nama pasien : Ny B
Umur : 30tahun
No. Register : 12345
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN
1. DS Mayor: Faktor genetik,usia,penggunaan Nyeri Akut (D.0077)
1. P: Klien mengeluh terapi hormon pd wanita
nyeri pada daerah perut menopause,gaya hidup
kanan bawah, membaik Ca ovarium
jika dibuat istirahat dan
memburuk ketika Pre operasi
dibuat aktivitas
Q: Nyeri seperti ditusuk- Pembesaran ovarium
tusuk dan terasa panas
R: Nyeri terasa pada perut Menekann organ sekitar
kanan bawah
S: Skala 7 Tekanan syaraf sel tumor
T: Nyeri terasa 3-5menit
hilang timbul MK. Nyeri Akut
DO Mayor:
1. Klien tampak
meringis
2. Bersikap protektif
(memegangi area
perut)
3. Terlihat gelisah
DS Minor: -
DO Minor:
1. Diaforesis
(berkeringat berlebih)
Nama pasien : Ny B
Umur : 30tahun
No. Register : 123456
Nama pasien : Ny B
Umur : 30tahun
No. Register : 123456
N DIAGNOSIS LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI) RASIONAL
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Tingkat Nyeri Pemberian Analgesik 1.Untuk
pencedera fisiologis (ca (L.08066) (I.08243) mengetahui
ovarium) d.d mengeluh Setelah dilakukan Observasi bagaimana rasa
nyeri 1. Identifikasi nyeri yang
perawatan selama 2x24
karakteristik nyeri dirasakan
jam diharapkan tingkat (mis, pencetus, pereda, 2. Untuk
nyeri menurun dengan kualitas nyeri, meminimalisir
kriteria hasil: intensitas nyeri, alergi pada klien
1. Keluhan nyeri frekuensi, durasi) 3. untuk
menurun 2. Identifikasi alergi obat mengetahui
2. Meringis menurun 3. Identifikasi kesesuaian ketepatan obat
jenis analgesik (mis. analgesik kepada
3. Sikap protektif
narkotika, non- klien
menurun narkotik, NSAID) 4. Untuk
4. Gelisah menurun denggan tingkat mengetahui
5. Diaforesis menurun keparahan nyeri keadaan tanda-
4. Monitor tanda-tanda tanda vital klien
vital sebelum dan jika ada alergi obat
sesudah pemberian analgesik
analgesik 5. Pemberian infus
Terapeutik kontinue untuk
5. Pertimbangkan membantu
penggunaan infus menambah cairan
kontinue atau bolus melalui infus
oploid untuk 6. Agar klien
mempertahankan kadar mengetahui terkait
dalam serum efek samping yang
Edukasi dirasakan oleh
6. Jelaskan efek terapi dan klien.
efek samping obat 7. Agar dosis yang
Kolaborasi diberikan kepada
7. Kolaborasi pemberian klien sesuai dan
dosis dan jenis tidak berlebih.
analgesik, jika perlu
2. Defisit nutrisi b.d Status Nutrisi Manajemen Nutrisi 1.Untuk
ketidakmampuan (L.03030) ( I.03119 memastikan nutrisi
mengabsorbsi makanan Setelah dilakukan Observasi yang dibutuhkan
d.d nafsu makan menurun 1. Identifikasi kebutuhan dalam tubuh klien
perawatan selama 2x24
kalori dan jenis nutrien. 2. Untuk
jam diharapkan status 2. Monitor asupan mengetahui apakah
nutrisi membaik makanan klien
dengan kriteria hasil: 3. Monitor berat badan menghabiskan
1. Porsi makan yang Terapeutik makananya atau
dihabiskan 4. Fasilitasi menentukan tidak
meningkat program diet (mis. 3. Untuk
Piramida makanan) mengetahui
2. Verbalisasi keinginan
5. Berikan makanan yang keaikan atau
untuk meningkatkan tinggi serat untuk penurunan berat
nutrisi mencegah konstipasi badan dari klien
3. Nyeri abdomen 6. Berikan suplemen 4. Diet yang
menurun makanan, jika perlu diberikan untuk
4. Berat badan membaik Edukasi meningkatkan BB
5. Indeks masa tubuh 7. Ajarkan program diet klien dalam
yang diprogramkan beberapa waktu
(IMT) membaik
Kolaborasi kedepan
6. Nafsu makan 8. Kolaborasi dengan 5. Untuk
membaik ahli gizi untuk mempermudah
7. Membran mukosa menentukan jumlah klien dalam BAB
membaik kalori dan jenis 6. Suplemen
nutrien yang makanan yang
diperlukan, jika perlu. diberikan kepada
klien agar klien
terjaga
imunitasnya dan
dapat memenuhi
vitamin dalam
tubuh.
7. Diet yang
diajarkan untuk
menambah berat
badan secara ideal
8. agar kebutuhan
nutrisi klien
terpenuhi
HARI KE 1