Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN CA

OVARIUM
Oleh :
KELOMPOK 12 B13A

1. NI LUH MAMIK DAMIASIH


2. NI PUTU WISMA DEWI
3. LUH KOMANG TRI MAHAYANI
4. TUT WURI UMBARWATI
LATAR BELAKANG
Kanker Ovarium (KO) atau Kanker Indung Telur adalah kanker
tersering kedua dari seluruh tumor ganas ginekologi dan merupakan
penyebab kematian nomor satu dari seluruh kematian akibat kanker
ginekologi. Penderita umumnya didiagnosis terlambat, karena belum
adanya metode deteksi dini yang akurat untuk KO ini, sehingga
hanya 25 – 30% saja yang terdiagnosis pada stadium awal. Menurut
data statistik American Cancer Society insiden kanker ovari

Hampir 70 % kanker ovarium epitelial tidak terdiagnosis sampai


keadaan stadium lanjut, menyebar dalam rongga abdomen atas
(stadium III) atau lebih luas (stadium IV) dengan harapan hidup
selama 5 tahun hanya sekitar 15– 20%, sedangkan harapan hidup
stadium I dan II diperkirakan dapat mencapai 90% dan 70%
A. PENGERTIAN :
Sistem reproduksi terdiri dari ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Kedua ovarium
terletak dikedua sisi uterus dalam rongga pelvis dengan panjang sekitar 1,5 – 2 inchi dan
lebar < 1 inchi, ovarium akan mengecil setelah menopause
.
Ovarium memiliki dua fungsi yaitu:
1. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan
2. Memproduksi hormion estrogen dan progesterone

Kanker Ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali.

Disebut juga “ The Silent Lady Killer” karena sulit diketahui gejalanya sejak awal.
Sebagian besar terdiagnosa dalam stadium sudah lanjut, dan kebanyakan berawal dari
kista.(Colombo N.Parma G.et al. Role of Conservative surgery in ovarium cancer 2005)
B.ETIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui pasti. Ca Mammae diduga memiliki hubungan
terhadap kejadian Kanker Ovarium pada wanita. Sebaliknya pengidap Ca Ovarium
juga mempunyai faktor resiko mengidap Ca Mammae 3-4x lipat.

TEORI yang menjelaskan tentang etiologi Kanker Ovarium:

Hipotesis Incessant Ovulation

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla tahun 1972 yang
menyatakan bahwa pada saat terjadi ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-
sel epitel ovarium. Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan
waktu.
Jika sebelum penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru,
proses penyembuhan akan terganggu sehingga dapat menimbulkan proses
transformasi menjadi sel-sel tumor.
B.ETIOLOGI
Hipotesis gonadotropin

Teori ini didasarkan pada pengetahuan dari percobaan


binatang dan data epidemiologi.
Pada percobaan ini ditemukan bahwa jika kadar hormon
estrogen rendah di sirkulasi perifer, kadar hormon
gonadotropin akan meningkat.
Peningkatan kadar gonadotropin ini ternyata berhubungan
dengan makin bertambah besarnya tumor ovarium pada
binatang tersebut.
B.ETIOLOGI

Hipotesis androgen

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Risch pada tahun


1998 yang mengatakan bahwa androgen mempunyai peran
penting dalam terbentuknya kanker ovarium.
Teori ini didasarkan pada bukti bahwa epitel ovarium
mengandung reseptor androgen.
Dalam percobaan invitro androgen dapat menstimulasi
pertumbuhan epitel ovarium normal dan juga sel-sel kanker
ovarium epitel dalam kultur sel.
Dalam penelitian epidemiologi juga ditemukan tingginya
kadar androgen dalam darah penderita kanker ovarium.
B.ETIOLOGI

Hipotesis progesteron

Pemberian pil yang mengandung estrogen saja pada wanita


pascamenopause akan meningkatkan risiko terjadinya
kanker ovarium, sedangkan pemberian kombinasi dengan
progesteron akan menurunkan risikonya.
Pemakaian depo medrosiprogesteron asetat ternyata tidak
menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium.
FAKTOR RESIKO

1. USIA :
 Mayoritas Kanker Ovarium terjadi setelah seorang perempuan
mengalami
 Menopause, dan separuh dari kasus menyerang perempuan di atas
usia 63 tahun.

2. SEJARAH REPRODUKSI : a. Menarche sebelum usia 12 tahun

b. Tidak memiliki anak

c. Menopause setelah usia 50 tahun

d. Memiliki anak setelah usia 30 tahun


FAKTOR RESIKO :
3. DIET TINGGI LEMAK

4. MEROKOK

5. ALKOHOL

6. PENGGUNAAN BEDAK TALK PERINEAL

7. RIWAYAT KANKER PAYUDARA , KOLON, ATAU ENDOMETRIUM

8. RIWAYAT KELUARGA DENGAN KANKER PAYUDARA, KOLON DAN


ENDOMETRIUM
9. NULIPARA

10. INFERTILITAS

11. OBESITAS
C. JENIS CA OVARIUM :
1. TUMOR EPITELIAL :
Berkembang dari permukaan luar ovarium,pada umumnya berjenis tumor
jinak. Karsinoma adalah tumor ganas dari epithelial ovarium, merupakan jenis
tumor yang paling sering ( 85-90% ), penyebab kematian terbesar dari jenis
kanker ovarium.

2. TUMOR GERMINAL :
Berasal dari sel yang menghasilkan ovum dan telur, umumnya tumor germinal
jinak meskipun beberapa menjadi ganas. Insiden keganasan terjadi di usia muda
kadang di bawah 20 tahun.

3. TUMOR STROMAL :
Berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormone
estrogen dan progesterone, jenis ini jarang ditemukan. Bentuk yang didapat
berupa Tumor Theca dan Tumor Sel Sartoli- Lydig, termasuk kanker dengan
derajat keganasan rendah.
KLASIFIKASI CA OVARIUM
Berdasarkan FIGO (International Federation of Ginecology ang Obstetric)
:
TANDA DAN GEJALA :
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.

1. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a. Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b. Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c. Nyeri saat bersenggama.
d. Perdarahan menstruasi yang tidak biasa.( perdarahan lebih lama,
lebih pendek, tidak keluar darah, atau siklus tidak teratur)

2. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:


a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama
TANDA DAN GEJALA :
3. Pada stadium lanjut :
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam
rongga perut (usus dan hati)
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada
PATHWAY
KOMPLIKASI:
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Asites
2. Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke strukturstruktur yang
berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor
melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul.
3. Efusi Pleura
4. Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe menuju
pleura.
5. Perdarahan

Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :


1. Infertilitas
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga muncul
masalah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis
3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus, asites fistula
dan edema ekstremitas bawah.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan
dengan :

1. Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik). Pasien akan ditanya secara
lisan mengenai sakit yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang
akan dicatat dalam rekam medik.
2. Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kristik.
3. Tes laboratorium Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes
laboratorium di mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu
atau kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
4. Penanda tumor (tumor marker) Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita
kanker ovarium sering ditemukan peningkatan kadar CA 12
5. X-ray
6. Magnetic Resonance Imaging (MRI).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:
7. Position Emission Tomography (PET SCAN). Sel-sel kanker (yang berkembang lebih
cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih cepat/banyak daripada sel-
sel normal.

8. CT SCAN

9. Scanning radioaktif.

10. Ultrasonografi

11. Endoskopi
PENATALAKSANAAN:
1. Stadium IA dan IB
Pembedahan :
a. Ooforektomi + reseksi tumor
b. Histerektomi + salpingoooforektomi bilateral + omentektomi
2. Stadium IC
a. Pembedahan
1) Ooforektomi + reseksi tumor
2) Histerektomi + salpingoooforektomi bilateral + omentektomi
b. Terapi radiasi : radoisotop intraperitoneal
c. Kemoterapi : kombinasi Cis platinum dan endoxan
3. Stadium II
a. Pembedahan
1) Ooforektomi + reseksi tumor
2) Histerektomi + salpingoooforektomi bilateral + omentektomi, eksisi,adhesi,
biopsi diagfragma dan pelvis
b. Terapi radiasi defenitif pada seluruh abdomen/pelvis
c. Kemoterapi
PENATALAKSANAAN:
4. Stadium III

a. Pembedahan : sitoreduktif
b Terapi radiasi paliatif
c. Kemoterapi

5. Stadium IV
a. Pembedahan : debulking
b. Terapi radiasi paliatif
c. Kemoterapi

6. Relaps dan rekuren


a. Pembedahan : second look laparotomy
b. Terapi radiasi paliatif
c. Kemoterap
DETEKSI DINI CA OVARIUM:
1. Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan
ovarium untuk mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal.

2. Ultrasounografi (USG): membedakan gambaran jaringan sehat, kista


dan bentuk tumor padat.

3. Penanda tumor CA-125. Wanita dengan kanker ovarium stadium


lanjut terjadi peningkatan CA-125 (>35µ/ml) sekitar 80% walaupun
ketepatan pemeriksaan ini baru mencapai 50 % pada stadium dini.

Pada wanita premonopause, kehamilan, endometriosis, fibroid


uterine, penyakit ganguan fungsi hati dan kista ovarium juga terjadi
peningkatan kadar CA-125
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
A. PENGKAJIAN :
1. Biodata Klien berupa Nama, TTL, Alamat, Jenis Kelamin, Umur, No. RM
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Keluhan utama
a. Klien biasanya mengeluh nyeri pada perut kanan bawah
b. Klien biasanya merasa berat pada daerah pelvis dan cepat merasa
lelah.
4. Riwayat penyakit dahulu
a. Tanya pernahkah mengalami penyakit ini sebelumnya
b.Tanya pernahkah menderita penyakit
molahidatidos / kehamilan anggur, kehamilan ektopik.
5. Riwayat penyakit. keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
klien .
6. Riwayat Obestri
( Tanyakan kapan menstruasi terakhir, haid pertama ,siklus
menstruasi klien, apakah teratur atau tidak, lamanya menstruasi
,banyaknya darah saat menstruasi, keluhan saat menstruasi,abortus,
berapa lama perdarahan, partus (spontan, atern atau preterm)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
A. PENGKAJIAN :
7. Pola Kebiasaan

a. Aktivitas / istirahat Perubahan pola istirahat dan jam tidur pada


malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti:
nyeri, cemas, berkeringat malam.
b. Kelemahan atau keletihan. Keterbatasan latihan ( dalam
berpartisipasi terhadap latihan ).
c. Sirkulasi. Palpitasi (denyut jantung cepat / tidak beraturan /
berdebar-debar), nyeri dada, perubahan tekanan darah.
d. Integritas ego
Faktor stress (pekerjaan, keuangan, perubahan peran), cara
mengatasi stres (keyakinan, merokok, minum alkohol dan lain-lain).
e. Masalah dalam perubahan dalam penampilan : pembedahan, bentuk
tubuh. Menyangkal, menarik diri, marah.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
A. PENGKAJIAN :
7. Pola Kebiasaan
f. Eliminasi.
1) Perubahan pola defekasi, darah pada feces, nyeri pada defekasi.
2) Perubahan buang air kecil : nyeri saat berkemih, nematuri, sering
berkemih.
3) Perubahan pada bising usus : distensi abdomen;
g. Makanan / cairan
1) Keadaan / kebiasaan diet buruk : rendah serat, tinggi lemak, adiktif,
bahan pengawet
2) Anorexsia, mual-muntah.
3) Intoleransi makanan.
4) Perubahan berat badan.
5) Perubahan pada kulit: edema, kelembaban.
h. Neurosensori : Pusing, sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba)
i. Nyeri : Derajat nyeri (ketidaknyamanan ringan sampai dengan berat)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
A. PENGKAJIAN :
8. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
a. Inspeksi :

1) Kepala : Rambut rontok, mudah tercabut


2) Mata : Konjungtiva tampak anemis, icterus pada sklera.
3) Leher : Tampak adanya pembesaran kelenjar limfe dan bendungan vena
jugularis.
4) Payudara : Kesimetrisan bentuk, adanya massa.
5) Dada : Kesimetrisan, ekspansi dada, tarikan dinding dada pada inspirasi,
frekuensi per-nafasan.
6) Perut : Terdapat luka operasi, bentuk, warna kulit, pelebaran venavena
abdomen, tampak pembesaran striae
7) Genitalia : Sekret, keputihan, peradangan, perdarahan, lesi.
8) Ekstremitas: Oedem, atrofi, hipertrofi, tonus dan kekuatan otot.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
A. PENGKAJIAN :
8. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
b. Palpasi :

1) Leher : Pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar submandibularis.


2) Ketiak : Pembesaran kelenjar limfe aksiler dan nyeri tekan.
3) Payudara : Teraba massa abnormal, nyeri tekan.
4) Abdomen : Teraba massa, ukuran dan konsistensi massa, nyeri tekan,
perabaan hepar, ginjal dan hati.

c. Perkusi
5) Abdomen : Hipertympani, tympani, redup, pekak, batas-batas hepar.
6) Refleks : Fisiologis dan patologis

d. Auskultasi Abdomen meliputi peristaltik usus, bising usus, aorta


abdominalis arteri renalis dan arteri iliaca.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
B. DIAGNOSA :
1. Pre operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kompresi)


jaringan pada organ ruang abdomen.
b. Resiko perdarahan berhubungan dengan factor keganasan
c. Ansietas berhubungan dengan kurang informasi dan rencana pembedahan

2. Post operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (luka post operasi)
b. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan pembedahan
c. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
d. Resiko konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen
e. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan reflek
menelan
C. Intervensi
1. Pre operasi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
D. IMPLEMENTASI : dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat .

E. EVALUASI :

1. Pre Operasi

a. Nyeri akut
Kontrol nyeri meningkat dengan kriteria hasil:
1) Melaporkan nyeri terkontrol meningkat
2) Kemampuan mengenali penyebab nyeri terkontrol
3) Kemampuan menggunakan teknik non farmakologis meningkat
4) Keluhan nyeri menurun

b. Resiko Perdarahan
Tingkat perdarahan menurun dengan kriteria hasil:
1) Perdarahan vagina menurun
2) Distensi abdomen menurun
3) Hemoglobin meningkat
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
D. IMPLEMENTASI : dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat

E. EVALUASI :
1. Pre Operasi
c. Ansietas
Tingkat ansietas menurun dengan kriteria hasil:
1) Perilaku gelisah menurun
2) Perilaku tegang menurun
3) Anoreksia menurun
4) Frekuensi nadi menurun
5) Pola Tidur membaik

2. Post Operasi
a. Nyeri Akut Kontrol nyeri meningkat dengan kriteria hasil:
1) Melaporkan nyeri terkontrol meningkat
2) Kemampuan mengenali penyebab nyeri terkontrol
3) Kemampuan menggunakan teknik non farmakologis meningkat
4) Keluhan nyeri menurun
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
D. IMPLEMENTASI : dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat .

E. EVALUASI :

2. Post Operasi :

b. Resiko Infeksi
1)Demam menurun
2) Nyeri menurun
3) Kemerahan menurun
4) Kadar sel darah putih membaik

c. Resiko Perdarahan
Tingkat perdarahan menurun dengan kriteria hasil:
1) Perdarahan pasca operasi menurun
2) Distensi abdomen menurun
3) Hemoglobin meningkat
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
D. IMPLEMENTASI : dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat .

E. EVALUASI :
2. Post Operasi :
d. Resiko Konstipasi Eleminasi fekal meningkat dengan kriteria hasil
1) Nyeri abdomen menurun
2) Distensi abdomen menurun
3) Konsistensi feses membaik
4) Peristaltik usus membaik

e. Resiko defisit nutrisi


Status nutrisi membaik dengan kriteria hasil:
1) Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
2) Nafsu makan membaik
3) Bising usus membaik
4) Berat Badan membaik
PENUTUP
E. KESIMPULAN

Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan
penyebab kematian kelima akibat kanker pada perempuan. (Price,
2005;1297).
Faktor penyebab dari kanker ovarium Faktor lingkungan, Faktor endokrin,
Faktor genetic.
Kanker ovarium memiliki 5 stadium yaitu : (Smeltzer, 2001;1570)
1. Stadium I : Pertumbuhan kanker terbatas pada ovarium
2. 2. Stadium II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan
perluasan pelvis
3. 3. Stadium III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium
dengan metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal atau retroperitoneal
positif
4. 4. Stadium IV : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua sisi ovarium
dengan metastasis jauh
Thank you

Anda mungkin juga menyukai