OVARIUM
Oleh :
KELOMPOK 12 B13A
Kanker Ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali.
Disebut juga “ The Silent Lady Killer” karena sulit diketahui gejalanya sejak awal.
Sebagian besar terdiagnosa dalam stadium sudah lanjut, dan kebanyakan berawal dari
kista.(Colombo N.Parma G.et al. Role of Conservative surgery in ovarium cancer 2005)
B.ETIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui pasti. Ca Mammae diduga memiliki hubungan
terhadap kejadian Kanker Ovarium pada wanita. Sebaliknya pengidap Ca Ovarium
juga mempunyai faktor resiko mengidap Ca Mammae 3-4x lipat.
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla tahun 1972 yang
menyatakan bahwa pada saat terjadi ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-
sel epitel ovarium. Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan
waktu.
Jika sebelum penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru,
proses penyembuhan akan terganggu sehingga dapat menimbulkan proses
transformasi menjadi sel-sel tumor.
B.ETIOLOGI
Hipotesis gonadotropin
Hipotesis androgen
Hipotesis progesteron
1. USIA :
Mayoritas Kanker Ovarium terjadi setelah seorang perempuan
mengalami
Menopause, dan separuh dari kasus menyerang perempuan di atas
usia 63 tahun.
4. MEROKOK
5. ALKOHOL
10. INFERTILITAS
11. OBESITAS
C. JENIS CA OVARIUM :
1. TUMOR EPITELIAL :
Berkembang dari permukaan luar ovarium,pada umumnya berjenis tumor
jinak. Karsinoma adalah tumor ganas dari epithelial ovarium, merupakan jenis
tumor yang paling sering ( 85-90% ), penyebab kematian terbesar dari jenis
kanker ovarium.
2. TUMOR GERMINAL :
Berasal dari sel yang menghasilkan ovum dan telur, umumnya tumor germinal
jinak meskipun beberapa menjadi ganas. Insiden keganasan terjadi di usia muda
kadang di bawah 20 tahun.
3. TUMOR STROMAL :
Berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormone
estrogen dan progesterone, jenis ini jarang ditemukan. Bentuk yang didapat
berupa Tumor Theca dan Tumor Sel Sartoli- Lydig, termasuk kanker dengan
derajat keganasan rendah.
KLASIFIKASI CA OVARIUM
Berdasarkan FIGO (International Federation of Ginecology ang Obstetric)
:
TANDA DAN GEJALA :
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a. Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b. Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c. Nyeri saat bersenggama.
d. Perdarahan menstruasi yang tidak biasa.( perdarahan lebih lama,
lebih pendek, tidak keluar darah, atau siklus tidak teratur)
1. Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik). Pasien akan ditanya secara
lisan mengenai sakit yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang
akan dicatat dalam rekam medik.
2. Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kristik.
3. Tes laboratorium Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes
laboratorium di mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu
atau kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
4. Penanda tumor (tumor marker) Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita
kanker ovarium sering ditemukan peningkatan kadar CA 12
5. X-ray
6. Magnetic Resonance Imaging (MRI).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:
7. Position Emission Tomography (PET SCAN). Sel-sel kanker (yang berkembang lebih
cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih cepat/banyak daripada sel-
sel normal.
8. CT SCAN
9. Scanning radioaktif.
10. Ultrasonografi
11. Endoskopi
PENATALAKSANAAN:
1. Stadium IA dan IB
Pembedahan :
a. Ooforektomi + reseksi tumor
b. Histerektomi + salpingoooforektomi bilateral + omentektomi
2. Stadium IC
a. Pembedahan
1) Ooforektomi + reseksi tumor
2) Histerektomi + salpingoooforektomi bilateral + omentektomi
b. Terapi radiasi : radoisotop intraperitoneal
c. Kemoterapi : kombinasi Cis platinum dan endoxan
3. Stadium II
a. Pembedahan
1) Ooforektomi + reseksi tumor
2) Histerektomi + salpingoooforektomi bilateral + omentektomi, eksisi,adhesi,
biopsi diagfragma dan pelvis
b. Terapi radiasi defenitif pada seluruh abdomen/pelvis
c. Kemoterapi
PENATALAKSANAAN:
4. Stadium III
a. Pembedahan : sitoreduktif
b Terapi radiasi paliatif
c. Kemoterapi
5. Stadium IV
a. Pembedahan : debulking
b. Terapi radiasi paliatif
c. Kemoterapi
c. Perkusi
5) Abdomen : Hipertympani, tympani, redup, pekak, batas-batas hepar.
6) Refleks : Fisiologis dan patologis
2. Post operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (luka post operasi)
b. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan pembedahan
c. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
d. Resiko konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen
e. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan reflek
menelan
C. Intervensi
1. Pre operasi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
D. IMPLEMENTASI : dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat .
E. EVALUASI :
1. Pre Operasi
a. Nyeri akut
Kontrol nyeri meningkat dengan kriteria hasil:
1) Melaporkan nyeri terkontrol meningkat
2) Kemampuan mengenali penyebab nyeri terkontrol
3) Kemampuan menggunakan teknik non farmakologis meningkat
4) Keluhan nyeri menurun
b. Resiko Perdarahan
Tingkat perdarahan menurun dengan kriteria hasil:
1) Perdarahan vagina menurun
2) Distensi abdomen menurun
3) Hemoglobin meningkat
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
D. IMPLEMENTASI : dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat
E. EVALUASI :
1. Pre Operasi
c. Ansietas
Tingkat ansietas menurun dengan kriteria hasil:
1) Perilaku gelisah menurun
2) Perilaku tegang menurun
3) Anoreksia menurun
4) Frekuensi nadi menurun
5) Pola Tidur membaik
2. Post Operasi
a. Nyeri Akut Kontrol nyeri meningkat dengan kriteria hasil:
1) Melaporkan nyeri terkontrol meningkat
2) Kemampuan mengenali penyebab nyeri terkontrol
3) Kemampuan menggunakan teknik non farmakologis meningkat
4) Keluhan nyeri menurun
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
D. IMPLEMENTASI : dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat .
E. EVALUASI :
2. Post Operasi :
b. Resiko Infeksi
1)Demam menurun
2) Nyeri menurun
3) Kemerahan menurun
4) Kadar sel darah putih membaik
c. Resiko Perdarahan
Tingkat perdarahan menurun dengan kriteria hasil:
1) Perdarahan pasca operasi menurun
2) Distensi abdomen menurun
3) Hemoglobin meningkat
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN:
D. IMPLEMENTASI : dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat .
E. EVALUASI :
2. Post Operasi :
d. Resiko Konstipasi Eleminasi fekal meningkat dengan kriteria hasil
1) Nyeri abdomen menurun
2) Distensi abdomen menurun
3) Konsistensi feses membaik
4) Peristaltik usus membaik
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan
penyebab kematian kelima akibat kanker pada perempuan. (Price,
2005;1297).
Faktor penyebab dari kanker ovarium Faktor lingkungan, Faktor endokrin,
Faktor genetic.
Kanker ovarium memiliki 5 stadium yaitu : (Smeltzer, 2001;1570)
1. Stadium I : Pertumbuhan kanker terbatas pada ovarium
2. 2. Stadium II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan
perluasan pelvis
3. 3. Stadium III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium
dengan metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal atau retroperitoneal
positif
4. 4. Stadium IV : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua sisi ovarium
dengan metastasis jauh
Thank you