TERAPI KOMPLEMENTER
OLEH : SUARNIDA
a. Pasal 1 butir 16, pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan
dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun –
temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai
hiperbarik;
1. Aspek kejujuran dan integritas Dalam aspek ini praktisi terapi komplementer di tuntut untuk
dapat membuktikan khasiat dari tindakan yang mereka berikan kepada klien. Perlu adanya
kepada klien seorang pemberi kesehatan harus mengetahui kandungan dalam obat itu sendiri
dan apakah obat itu benar-benarefektif dalam mengobati penyakit yang diderita klien atau
tidak.
3. Conflict of interest Adanya motif lain yang mungkin melatarbelakangi pemberian terapi selain
Beneficientpada klien juga harus dilihat, karena ini mungkin teradi pada terapi
komplementer,misalkan saja terapi bebas biaya yang diberikan pada beberapa tempat terapi
alternative apakah terapi yang diberikan benar-benar tidak memiliki motif lain selain
memberikan kesehatan pada klien atau mungkin ada motif lain seperti membeli produk-produk
kesehatannyamaksudnya adala klien harus mendapatkan pelayanan yang terbaik dan pemberi
1. Yoga;
2. Akupuntur
3. Pijat refleksi;
4. Chiropractic;
6. Homeopati, natuopati;
Dalam UU Keperawatan No. 38 tahun 2014 pasal 30 ayat (2) huruf m menjelaskan
terapi komplementer dan alternatif. Secara legalitas hukum tidak ada masalah ketika
kesehatan lainya.
keperawatan adalah menempatkan manusia dalam kondisi yang terbaik, yaitu kondisi
keadaan Hipnosis. Kata “Hipnosis” adalah kependekan dari istilah James Braid’s “neuro-
arah kesehatan dan keutuhan pikiran, tubuh, dan jiwanya (Adelina, Widjaja, & Sapri,
2010).
Hipnosis adalah suatu kondisi dimana pikiran bawah sadar (sub-conscious) manusia
dapat menerima informasi lebih intensif dibandingkan dengan kondisi normal. Kondisi
itu tercipta melalui proses komunikasi persuasif yang bersifat sangat “sugesti” atau
manajemen stres, menurunkan berat badan, manajemen nyeri/rasa sakit, pobia, dll.
Dalam proses hipnoterapi dibawa kepada sumber masalahnya lalu diselaraskan dengan
tujuan utamanya, ketika klien mengetahui sumber masalahnya, klien akan lebih
memahami masalah utamanya dengan demikian klien dapat lebih mudah dalam
Hipnocaring dapat mengontrol gejala bahkan dapat mencapai dasar permasalahan dari
gejala yang muncul. Misalnya kecemasan disebabkan kurang ikhlas menerima kondisi
nyata yang dialami, dengan hipnocaring mampu merubah kondisi tidak menerima