CA OVARI
Ovarium adalah salah satu organ sistem reproduksi wanita, sistem reproduksi
terdiri dari ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Kedua ovarium terletak dikedua
sisi uterus dalam rongga pelvis dengan panjang sekitar 1,5 2 inchi dan lebar < 1
inchi, ovarium akan mengecil setelah menopause.
1. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui
tuba fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki uterus,
jika terjadi proses pembuatan (fertilisasi) ovum akan melekat (implantasi) dalam
uterus dan berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang tidak mengalami proses
fertilisasi akan dikeluarkan dan terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah
ovulasi.
2. Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini berperan
terhadap pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita dan mengatur
siklus menstruasi.
B. Pengertian
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker
ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah
bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini
merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)
C. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel
yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan
epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
D. Faktor Risiko
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
F. PATOFISIOLOGI
Zat-zat karsinogenik
Tumor primer
Implantasi
G. Stadium
1. Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang
berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
2. Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel
ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
3. Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar
atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau
dengan bilasan peritoneum positif.
STADIUM II > Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke
panggul:
STADIUM III > tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di
peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis
kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum.
1. Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif
tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya
pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.
2. Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2
cm, dan kelenjar getah bening negativ.
3. Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah
bening retroperitoneal atau inguinal positif.
STADIUM IV > pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis
jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga
metastasis ke permukaan liver.
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila pada
seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker
ovarium).
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan
tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi.
I. PENATALAKSANAAN
Radioterapi
Kemoterapi sistemik
Histerektomi total abdominal dan radioterapi
Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau radioterapi, dengan
terapi ajuvan memperpanjang waktu remisi dengan harapan hidup selama 5 tahun
mendekati 80 %.
J. ASUHAN KEPERWATAN
1. Pengkajian
Intervensi :
Diagnosa 2 : Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam
penampilan fungsi dan peran
Tujuan : KLien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga
dirinya.
Intervensi :
a. Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri
b. Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan pembuatan
keputusan
c. Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi
kekhawatiran tentang perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif untuk
ekspresi seksual yang lazim.
Diagnosa 3 : Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau
fungsi tubuh, perubahan kadar hormon
Tujuan :
Intervensi:
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Donges, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
http://viethanurse.wordpress.com/2008/12/21/asuhan-keperawatan-klien-dengan-kanker-
ovarium