Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY F

DENGAN PREEKLAMPSIA

KEPERAWATAN KELUARGA II

Disusun oleh:

1. Febriariyani (2720190001)
2. Inggid Juli Rianes (2720170001)
3. Sri Wulandari (2720170034)

UNIVERSITAS ISLAM ASYAFI’IYAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini
sengaja kami buat guna memenuhi tugas dari mata ajar Keperawatan Keluarga II,
yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY F
DENGAN PREEKLAMPSIA” dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam rangkaian seminar mata ajar
Kepewatan Keluarga II.
Makalah ini tidak dapat kami selesaikan tanpa adanya dukungan doa dan motivasi
dari semua pihak-pihak yang ikut serta dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan
terima kasih kami ucapkan kepada:
1. Dr. Masduki Ahmad, SH., MM selaku Rektor Universitas Islam Asyafi’iyah.
2. Siti fatimah, S.Kp. Mpd selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Univeristas
Islam Asyafi’iyah.
3. Ns. Imelda pujiharti, S.Kep. M. Kep, Sp Kep. An, selaku Ketua Program Study
Fakultas Ilmu Kesehatan Islam Asyafi’iyah.
4. Kusdiah Eny Subekti, selaku dosen Mata Ajar Keperawatan Keluarga II.
5. Rekan-rekan mahasiswa/i serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu.
6. Staf dan Karywan Universitas islam Asyafi’iyah yang tidak dapat kami
seburtkan satu persatu
7. Orangtua yang selalu mendukung kami baik dukungan berupa materi maupun
non materi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

November

Kelompok 7

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem kesehatan nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat
kesehatan yang optimal sebagai perwujudan dan kesejahteraan umum
(Azwar, dalam Sumijatun, 2005). Untuk meningkatkan derajat kesehatan
diperlukan adanya suatu pendekatan atau strategi pendekatan Primary Health
Care (PHC) merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Sebagaimana kita ketahui bahwa derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi


oleh beberapa faktor, antara lain: faktor keturunan, lingkungan tempat
tinggal, perilaku masyarakat itu sendiri dan pelayanan kesehatan yang
tersedia. Keperawatan di Indonesia berkembang sangat cepat. Agar klien
mendapatkan pelayanan yang efektif dan optimal, keperawatan
mengelompokkan bidang ilmu menjadi beberapa cabang diantaranya
keperawatan komunitas. Keperawatan keluarga merupakan fragmentasi dari
keperawatan komunitas dengan sasaran utama keluarga (Suprajitno, 2004).

Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam


meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat,
akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh
salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga lain.
Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi
sistem keluarga tersebut dan mempengaruhi komunitas setempat, bahkan
komunitas global (Sudiharto, 2007).

3
Preeklamsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan adanya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
adapun gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 20 minggu
(Obgynacea, 2009).

Preeklamsia dibagi menjadi dua, preeklamsia ringan yaitu bila disertai


keadaan tekanan darah 140/90mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang, atau dengan kenaikkan diastolic 15mmHg atau
lebih,atau kenaikan sistolik 30mmHg atau lebih dan proteinuria kwantitatif
0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1 + atau 2+ pada urin kateter atau
midstream. Preeklamsia berat yaitu tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih
dan proteinuria 5gr atau lebih per liter.

Terdapat lebih dari 4 juta wanita hamil mengalami preeklampsia setiap tahun.
Dan setiap tahun, diperkirakan sebanyak 50.000 sampai 70.000 wanita
meninggal karena preeklampsia serta 500.000 bayi meninggal. Preeklampsia
merupakan penyebab 15– 20% kematian wanita hamil di seluruh dunia serta
penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada janin (Raghupathy, 2013).

Preeklampsia merupakan penyebab ke-2 kematian ibu di dunia setelah


pendarahan (Saifuddin, 2009: 54). Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) tahun 2008, angka kejadian preeklampsia di seluruh
dunia berkisar 0,51%-38,4%. Di negara maju, angka kejadian preeklampsia
berkisar 5%–6%, frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda
karena banyak faktor yang mempengaruhi. Di Indonesia frekuensi kejadian
preeklampsia sekitar 3-10%, sedangkan di Amerika Serikat dilaporkan bahwa
kejadian preeklampsia sebanyak 5%. Di Indonesia, preeklampsia merupakan
penyebab kematian ibu yang tinggi disamping pendarahan dan infeksi, yaitu
perdarahan mencapai 28%, preeklampsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%,
komplikasi peuperium sebesar 8%, partus lama sebesar 5%, dan abortus
sebanyak 5% (Depkes RI, 2012).

4
Dengan latar belakang diatas maka kelompok tertarik untuk membahas
makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien dengan
Pre eklamsia”

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa/I dapat
memahami tentang keperawatan keluarga khususnya asuhan keperawatan
keluarga pada pasien dengan pre eklamsia.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah diharapkan
mahasiswa/i mampu:
a. Mengetahui dan menjelaskan konsep dasar Keperawatan Keluarga
dan Pre eklampsia.
b. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada preeklamsia
c. Menetapkan diagnosa keperawatan pada preklamsia
d. Menentukan rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa
keperawatan pada preeklamsia
e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada preeklamsia
f. Melakukan evaluasi keperawatan pada preeklamsia

C. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini menggunakan metode studi
kepustakaan. Dalam metode studi kepustakaan penulis menggunakan
beberapa sumber buku yang berkaitan dengan Asuhan Keperawatan Keluarga
pada Pasien dengan Preeklamsia, kemudian di diskusikan dan ditulis dalam
bentuk makalah ilmiah.

D. Sistematika Penulisan

5
BAB I LATAR BELAKANG : Terdiri dari pendahuluan yang terdiri dari
latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan. BAB II LANDASAN TEORI : Terdiri dari pengertian
keperawatan keluarga dan pre eklamsia, klasifikasi preeklamsia, etiologi pre
eklamsia, manisfestasi pre eklamsia, patofisiologi pre eklamsia, komplikasi
pre eklamsia, penatalaksanaan preeklamsia, serta asuhan keperawatan yang
berisi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi. BAB III
PENUTUP : Terdiri dari kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan dengan ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari setiap anggota (Duvall dalam Mubarak,
2006).

Keluarga adalah kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam perkawinan,


ada hubungan darah atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Friedman, dalam Setiawati, 2008).

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal dalam satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (DEPKES RI, dalam Setiawati,
2005).

6
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat, terdiri dari 2orang atau lebih dalam satu atap yang
mempunyai hubungan yang intim pertalian darah/perkawinan, terorganisasi
dibawah asuhan kepala rumah tanggayang saling berhubungan satu dengan
lainnya, setiap anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi masing-
masing yang dikoordinasikan oleh kepala keluarga, mempunyai keunikan
masing-masing serta nilai dan norma hidup yang didasari system
kebudayaan, mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya
misalnya dalam hal kesehatan keluarga.

2. Tipe Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) pembagian tipe atau jenis keluarga tergantung
pada pengelompokannyayaitu:
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti (Nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.
2) Keluarga besar (Extended family)
Keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, kakek, nenek,
keponakan, sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga berantai (Serial family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga duda atau janda (Single family)
Keluarga yang terdiri atas salah satu orang tua dan anaknya
aakibat dari perceraian dan kematian.
5) Pasangan inti (Nuclear dyad)
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja
6) Bujangan yang tinggal sendiri (Living alone)
Keluarga dimana seseorang yang telah mapan belum menikah
tapi sudah mempunyai rumah sendiri dan tinggal sendiri.
7) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia (Middle age
old oldery couplle)

7
Keluarga dimana pasangan yang sudah mencapai umur usia
lanjut dan semua anaknya telah berkeluarga.
b. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa
menikah.
2) Pasangan yang memiliki anak tampa menikah.
3) Pasangan yang tinggal bersama tanpa menikah.
4) Keluarga gay adalah pasangan sama jenis (laki–laki)
tinggal serumah baik menikah maupun tidak menikah.
5) Keluarga lesbi adalah pasangan sama jenis
(perempuan) tinggal serumah baik menikah ataupun tidak
menikah.
6) Keluarga komuni adalah keluarga lebih dari satu
pasangan monogami dengan anak-anak yang secara bersama-
sama menggunakan fasilitas, sumber-sumber dan memiliki
pengalaman yang sama, contoh: keluarga sirkus.

3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana melakukan fungsi
keluarganya, elemen struktur keluarga menurut Friedman dalam Setiawati
(2008) yaitu:
a. Stuktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam
keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan masyarakat.
b. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan di yakini dalam
keluarga.
c. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang
tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam
keluarga besar.
d. Struktur kekuatan keluarga

8
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan
atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku ke arah
positif.

4. Peran Keluarga
Peran keluarga merupakan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan
tertentu (Ali, 2009). Setiap anggota keluarga mempunya perannya masing-
masing yaitu sebagai berikut:
a. Peran Ayah
Sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung atau
pengayom dan pemberi rasa aman, sebagai sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peran Ibu
Sebagai pengurus rumah tangga, sebagai pengasuh, sebagai pendidik
anak-anak, sebagai pelindung keluarga dan juga sebagai anggota
masyarakat.
c. Peran Anak
Sebagai pelaku psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5. Fungsi Keluarga
Berbagai keputusan merinci fungsi-fungsi keluarga secara variatif dan
beberapa fungsi keluarga dinilai mempunyai pengaruh terhadap kesehatan
keluarga. Pada pelayanan kesehatan dengan pendekatan keluarga, dimana
diperhatikan jalannya fungsi keluarga guna memperoleh sumberdaya dan
dalam rangka pemecahan masalah yang ada. Secara umum fungsi keluarga
menurut Suprajitno (2004) adalah sebagai berikut:
a. Fungsi afektif

9
Adalah fungsi internal keluarga untuk permulaan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, saling
menghormati, saling menerima dan mendukung.
b. Fungsi sosialisasi
Membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi keluarga untuk kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang pangan dan papan.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat kesehatan keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.

Di bawah ini ada beberapa fungsi keluarga menurut Mubarak (2006), yaitu:
a. Fungsi Biologis
Adalah fungsi keluarga yang berperan dalam menghasilkan dan
mempertahankan kualitas biologis manusia pada anggota keluarga.
Seperti untuk meneruskan keturunan, membesarkan anak, memenuhi
kebutuhan gizi anak.
b. Fungsi Psikologis
Adalah fungsi keluarga yang berjalan baik bila hubungan antar anggota
keluarga juga berjalan baik. Seperti memberikan kasih sayang dan rasa
aman bagi keluarga, memberikan perhatian, memberikan kedewasaan,
memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi Sosial
Adalah fungsi keluarga yang cenderung tidak langsung mempengaruhi
kesehatan dibandingkan dengan fungsi fisik dan fungsi psikologis.

10
Seperti membina sosialisasi pada anak, membentuk tingkah laku anak,
meneruskan nilai-nilai budaya.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ini dilihat dari keberhasilan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pokok, psikologis dan sosial. Seperti mencari sumber-
sumber penghasilan dan menabung untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi secara umum digambarkan melalui kegiatan menyekolahkan
anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk
perilaku sesuai bakat dan minat. Mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa dan mendidik anak sesuai bakat dan minat. Mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa dan mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
f. Fungsi Afektif
Adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan
saling menghargai antar anggota keluarga.

6. Tahap-tahap Perkembangan Keluarga dan Tugas Perkembangan


Keluarga
Tahap-tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010), yaitu:
a. Pasangan pemula atau pasangan baru menikah
Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui
pernikahan dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada
tahapan perkembangan keluarga pemula antara lain saling memuaskan
antara pasangan, beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-
masing pihak, merencanakan dengan matang jumlah anak,
memperjelas peran masing-masing pasangan.
b. Keluarga dengan “child bearing” (kelahiran anak pertama)
Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan.

11
Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain: mempersiapkan biaya
persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua dan
mempersiapkan berbagai kebutuhan anak. Apabila anak sudah lahir
tugas keluarga antara lain: memberikan ASI sebagai kebutuhan utama
bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih sayang, mulai
mensosialisasikan dengan keluarga besar masing-masing pasangan,
pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota
keluarga termasuk siklus hubungan seks dan mempertahankan
hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.

c. Keluarga dengan anak prasekolah


Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak
prasekolah diantaranya: menanamkan nilai-nilai dan norma
kehidupan, mulai menanamkan keyakinan beragama, mengenalkan
kultur keluarga, memenuhi kebutuhan bermain anak, membantu anak
dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, menanamkan
tanggung jawab dalam lingkup kecil, memperhatikan dan memberikan
stimulasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak
berusia 12 tahun. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak usia
sekolah antara lain: memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat
sekolah maupun biaya sekolah, membiasakan anak belajar teratur,
memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya,
memberikan pengertian kepada anak bahwa pendidikan sangat penting
untuk masa depan anak, membantu anak dalam bersosialisasi lebih
luas dengan lingkungan sekitar.
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19
sampai 20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi

12
dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya
terhadap orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Tugas
keluarga pada tahapan ini antara lain: memberikan perhatian lebih
pada remaja, bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah
ataupun kegiatan diluar sekolah, memberikan kebebasan dalam
batasan tanggung jawab dan mempertahankan komunikasi terbuka dua
arah.
f. Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan
kedua orang tuanya untuk memulai hidup baru, bekerja dan
berkeluarga, sehingga tugas keluarga pada tahapan ini antara lain:
mempertahankan keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri,
mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga
dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah
ditinggalkan anak-anak.
g. Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas bagi keluarga setelah ditinggalkan pergi anak-anaknya untuk
melalui kehidupan baru, tugas keluarga pada tahap ini antara lain:
menjaga keintiman pasangan, merencanakan kegiatan yang akan
datang, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu,
mempertahankan kesehatan masing-masing pasangan.
h. Keluarga dengan tahapan masa tua
Masa tua biasa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga
tugas keluarga pada tahapan ini adalah saling memberikan perhatian
yang menyenangkan antara pasangan, memperhatikan kesehatan
masing-masing pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi
waktu tua seperti dengan berolahraga, berkebun dan mengasuh cucu.
Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya kehidupan
yang kekal setelah kehidupan ini.

7. Tugas Perkembangan Keluarga dalam Bidang Kesehatan

13
Menurut Friedman (1998) dikuti dalam Suprajitno (2004) ada lima tugas
keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan keluarga yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga dalam
bidang kesehatan Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak
dapat diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti.
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan atau perubahan yang
dialami anggota keluarga.
b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan yang utama mencari pertolongan yang sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga agar masalah dapat dikurangi bahkan teratasi.
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan.
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar,
tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh
keluarga sendiri.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk
menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas atau pelayanan
kesehatan di sekitar bagi keluarga.

B. Konsep Proses Keperawatan Keluarga


Menurut Suprajitno (2004) asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan mengguanakan pendekatan proses keperawatan. Secara umum,
tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
1. Pengkajian
Dalam mengumpulkan data (informasi) dari keluarga dapat menggunakan
metode wawancara, observasi fasilitas dalam rumah dan pemeriksaan fisik

14
pada setiap anggota keluarga.sedangkan data yang perlu dikaji dalam tahap
proses pengkajian asuhan keperwatan keluarga menurut (Friedman, 2010)
adalah sebagai berikut
a. Penjajakan tahap I
Data umum yang meliputi nama kepala keluarga, alamat, komposisi
keluarga, genogram, tipe, suku, agama, status sosial ekonomi keluarga
dan aktivitas rekreasi keluarga. Riwayat dan tahapan perkembangan
keluarga yang meliputi tahapan perkembangan keluarga saat ini dan
perkembangan yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti dan riwayat
keluarga sebelumnya. Lingkungan yang meliputi karakteristik rumah,
karakteristik tetangga dan komunitas, mobilitas geografi, perkumpulan
dan interaksi keluarga dan masyrakat dan sisitem pendukung keluarga.
Struktur yang meliputi pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan
keluarga,struktur peran, nilai dan norma budaya. Fungsi keluarga yang
meliputi fungsi afektif, sosialisasi perawat kesehatan keluarga,
reproduksi dan fungsi ekonomi. Stres dan koping keluarga yang
meliputi stressor jangka panjang dan jangka pendek, kemampuan
keluarga merespon terhadap masalah, strategi koping dan strategi
adaptasi disfungsional. Data tambahan yang meliputi nutirisi, eliminasi,
istirahat tidur dan aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan fisik yang dilakukan
haed to toe (dari ujung kepala sampai ujung kaki).
b. Penjajakan tahap II
Fungsi perawat kesehatan terdiri dari mengenal masalah yang
mmeliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan persepsi keluarga
terhadap masalah. Mengambil keputusan yang meliputi keluarga
memahami sifat masalah, keluarga merasakan masalah kesehatan.
Keluarga merasa takut terhadap masalah yang dialami dan upaya
kesehatan yang dapat dilakukan keluarga. Merawat anggota keluarga
yang meliputi pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami
anggota keluarga, pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki
keluarga. Memodifikasi lingkungan yang meliputi pengetahuan
keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga disekitar

15
lingkungan rumah, kemampuan keluarga melihat keuntungan dan
pemanfaatan lingkungan, pengetahuan keluarga tentang pentingnya dan
sikap keluarga terhadap sanitasi lingkungan yang higenis sesuai syarat
kesehatan. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang meliputi
pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan
yang terdapat terjangkau, pemahaman tentang keuntungan yang dapat
diperoleh dari fasiliats kesehatan serta tingkat kepercayaan keluarga
terhadap fasilitas dan petugas kesehatan yang melayani. Dari hasil
pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasikan masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga dan dianalisa sehingga dapat ditegakan
diagnosa keperawatan keluarga.

C. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Preeklamsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan adanya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
adapun gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 20 minggu
(Obgynacea, 2009)

Preeklamsia adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan edema


akibat kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah persalinan
(Mansjoer, 2006)

Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan


disertai dengan proteinuria, penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan
ketiga dalam kehamilan, atau segera setelah persalinan ( Prawirohardjo,
2008).

2. Klasifikasi Preeklamsia
Menurut Wiknjosastro (2008) preeklamsia dibagi menjadi :
a. Preeklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:

16
1) Tekanan darah 140/90mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang, atau dengan kenaikkan diastolic 15mmHg
atau lebih,atau kenaikan sistolik 30mmHg atau lebih. Cara
pengukuran sekurangkurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1jam, sebaiknya 6 jam.
2) Edema umum, kaki, jari tangan dan muka serta kenaikkan berat
badan 1kg atau lebih setiap minggunya
3) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1 + atau
2+ pada urin kateter atau midstream
b. Preeklamsia berat
1) Tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih
2) Proteinuria 5gr atau lebih per liter
3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam
4) Adanya gangguan serebal, gangguan visus, dan rasa nyeri pada
epigastrium
5) Terdapat edema paru atau sianosis
6) Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri
kepala, odema paru, dan sianosis gangguan kesadaran.
7) Pemeriksaan : kadar enzim hati meningkat disertai ikterus,
perdarahan pada retina, tromosit kurang dari 100.000 /mm.

3. Etiologi
Menurut Bobak (2005) preeklamsia umumnya terjadi pada kehamilan
pertama, kehamilan diusia remaja dan kehamilan wanita diatas 40th, namun
ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya preeklamsia,
faktor tersebut adalah

a. Riwayat kencing manis, kelainan ginjal,


lupus atau rematoid arthritis
b. Riwayat tekanan darah tinggi yang
kronis sebelum kehamilan
c. Kegemukan

17
d. Riwayat mengalami preeklamsia
sebelumnya
e. Riwayat preeklamsia pada ibu atau
saudara perempuan
f. Gizi buruk
g. Gangguan aliran darah ke Rahim
h. Kehamilan kembar

4.Patofisiologi
Menurut Mochtar (2011) pada preeklamsia terdapat penurunan plasma
dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokri, dimana perubahan pokok
pada preeklamsia yaitu mengalami spasme pembuluh darah, perlu adanya
kompensasi hipertensi yaitu suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan
perifir agar oksigenasi jaringan tercukupi).
Menurut (Rohan & Siyoto, 2013) Pre eklampsiaterjadi spasme
pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal
ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus beberapa kasus
lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh
satu sel darah merah, jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami
spasme maka tekanan darah naik sebagai suatu usaha untuk mengatasi
tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan
kenaikan berat badan (edema) yang disebabkan oleh penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya
mungkin karena retensi air dan garam, proteinuira disebabkan spasme
arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus Pre eklampsia yang
berat maupun pada eklampsia mengakibatkan perburukan patologis di
sejumlah organ maupun system yang kemungkinan diakibatkan oleh
vasospasme dan iskemia. Wanita dengan hipertensi dalam kehamilan
dapat mengalami peningkatan respon berbagai substansi endogen
(seperti prostaglandin tromboxan) menyebabkan vasospasme serta
agregasi platelet. Penumpukan thrombus dan perdarahan mempengaruhi
system saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala, defisit saraf

18
lokal serta kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju
filtrasi glomerulus dan proteinuria, pada kerusakan hepar maupun
nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium serta
peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler
meliputi penurunan volume intravaskuler, meningkatnya
kardiakoutput serta peningkatan tahanan pembuluh perifer. Dalam
peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan
trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim.
Perubahan pada organ.

a. Perubahan kardiovaskuler Gangguan fungsi


kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada pre eklampsia,
berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan
peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung
yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis
hipervolemia kehamilan atau secara iatrogenic ditingkatkan oleh
larutan onkotik/kristaloid intravena dan aktifasu endotel disertai
ekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru.
b. Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai pre eklampsia tidak diketahui
penyebabnya, jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak
pada penderitapre eklampsia dari pada wanita hamil biasa atau
penderita dengan hipertensikronik. Penderita pre eklampsia tidak
dapat mengeluarkan dengan sempurna air serta garam yang
diberikan. Hal ini disebabkan filtrasi glomerulus menurun sedangkan
penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid dan
protein tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada pre eklampsia.
c. Mata
Dapat dijumpai adanya edemaretina dan spasme pembuluh darah,
selain itu dapat terjadi ablasio retina karena edema intaokuler yang
merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan

19
d. Otak
Penyakit yang belumberlanjut hanya ditemukan edemadan anemia
pada korteks serebri dimana keadaan berlanjut dapat
ditemukan perdarahan.
e. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun menyebabkan gangguan plasenta
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin karena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pre eklampsiasering terjadi
peningkatan tondus rahim serta kepekaan terhadap rangsangan sehingga
terjadinya partus premature.
f. Paru-paruKematian ibu dengan kasus tersebut
biasanya disebabkan oleh edemaparu yang menimbulkan
dekompensasi kordis bisa juga karena abses paru.
5. Komplikasi

Menurut (Rohan & Siyoto, 2013) komplikasi pre eklampsia sebagai


berikut:

a. Stroke
b. Eklampsia.
c. Solusio plasenta
d. Pendarahan subkapsula hepar.
e. Kelainan pembekuan darah.
f. Sindrom HELPP
g. Gagal jantung hingga syok dan kematian.
h. Hipoxia janin
i. Asfiksia neonatorum
j. Prematur
k. Gagal ginjal.
l. Kejang
m. Hipertensi permanen
n. Infark plasenta
o. Kematian janin dalam uterus

20
p. Peningkatan angka kematian dan kesakitan prenatal.
6. Penatalaksanaana
a. Penatalaksanaan
Farmakologi
Pengobatan pre eklampsia bertujuan menurunkan risiko hemoragi
serebri yang dapat terjadi jika tekanan darah tidak terkontrol serta
mempertahankan perfusi uteroplasenta sehingga memungkinkan
oksigenasi janin kontinu. Terapi anti hipertensi diindikasikan dengan
peningkatan tekanan darah diastolik >110 mmHg atau peningkatan
tekanan darah sistolik >160 mmHg.
1) Penggunaan obat Hidralazin menurut Fugate & Chow(2004)
dalam (Billington & Stevenson, 2010) cenderung menjadi obat
pilihan dalam penatalaksanaan intravena untuk hipertensi
sedang hingga berat karena dapat mengontrol tekanan darah pada
95% pasien pre eklampsia. Hidralazin merupakan obat
antihipertensi vasodilator yang kerjanya meningkatkan curah
jantung, frekuensi jantung dan merelaksasi otot polos. Awitan
kerja obat ini terjadi dalam 15 menit dengan dosis 5-10 mg.
Efek samping meliputi penurunan tekanan darah tajam dan tiba-
tiba sehingga kewaspadaan terhadap janin harus dilakukan.
2) LabetolSibai (2003) dalam (Cunningham, et al., 2013)
menganjurkan dosis labetol 20-40 mg tiap 10-15 menit
sebanyak yang diperlukan, dengan dosis maksimum 220 mg per
siklus terapi
3) Nifedipine Obat ini efektivitasnya dalam mengendalikan
hipertensi akut terkait kehamilan, dosis yang diberikan 10 mg per
oral yang dapat diulang dalam 30 menit jika diperlukan
(Cunningham, et al., 2013)

b. Penatalaksanaan Nonfarmakologi (dirumah)


Menurut (Varney, 2007) apabilapre eklampsia yang dialami ringan
dan muncul dalam kondisi tidak terlalu mengkhawatirkan ibu hamil

21
dapat dirawat di rumah. Hal-hal yang diperlukan ibu adalah
memodifikasi pola tirah baring, memeriksa protein urine,
memperbanyak jumlah kunjungan kepelayanan kesehatan dan
kunjungan rumah untuk memeriksa tekanan darah serta gejala lainnya.
Semua anggota keluarga juga harus diberi tahu tentang tanda dan
gejala yang menunjukkan perburukan kondisi preeklampsia. Selain
itu, wanita harus mempunyai akses ke pelayanan medis 24 jam,
oleh karena itu perawatan di rumah bergantung pada ada
tidaknya seseorang yang bisa mengantar ibu ke rumah sakit terdekat
setiap saat.
Menurut (Murrkoff, Eisenberg, & Hathaway, 2006)diet kehamilan
yang menderita pre eklampsiayaitu: mengurangi asupan sodium
(garam), makan banyak buah dan sayur, produk susu rendah atau
tanpa lemak, dan padi-padian sangat membantu menurunkan tekanan
darah.
1) Buah mentimunTimun (Cucumis Sativus)yang tidak asing lagi
untuk masyarakat Indonesia, banyak kita jumpai baik di pasar
tradisional maupun supermarket yang biasa digunakan. Untuk
dibuat sayur mentah atau lalapan dan sayur matang, ternyata
juga sangat bermanfaat untuk mengobati penyakit hipertensi,
hal disebabkan karena Timun mengandung beberapa zat
mineral dan gizi yang cukup baik untuk pengobatan
hipertensiantara lain: Kandungan kalium (potasium), magnesium,
dan fosfor dalam mentimun efektif mampu mengobati hipertensi.
Selain itu, mentimun juga bersifat diuretik karena kandungan
airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan
darah (Kholis, 2011dalam jurnal Prakoso Agung, 2014).
2) Buah semangka Manfaat buah semangka dalam masa kehamilan
menurut (Ronald, 2011): Meringankan rasa panas pada perut,
Mengurangi perasaan mual, Sebagai penambah cairan tubuh,
Pencegah terjadinya kram otot pada kehamilan trimester pertama,
Mengurangi risiko pre eklampsia hingga 50%.6), Membantu

22
perkembangan otak, penglihatan, otot serta sistem imun pada janin.
Kandungan buah semangka: Mengkonsumsi
semangka(Citrulluslanatus, yang masuk dalam suku timun-timunan
atau Cucurbitaceae) merupakan tanaman merambat yang berasal
dari Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan
labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) dan
ketimun (Cucumis sativus). Buah Semangka sangat bermanfaat
bagi pengidap hipertensi dan memiliki kandungan Antioksidan
antara lain betakaroten dan vitamin C yang dapat membantu sel-
sel tubuh tetap sehat; Asam amino L-citrulline/L-arginine, serta pro
vitamin A, B6, C Kalium dan Likopen.
3) Buah melon Kandungan pada buah melon:Buah melon (Cucumis
melo L.)banyak mengandung vitamin A dan vitamin C,
mempunyai kandungan gula serta caroten sangat tinggi. Beberapa
kandungan zat gizi buah tiap 100 gram buah melon dari bagian
yang dapat dimakan seperti energi (23 kalori, protein (0,6 gram),
kalsium (17 mg), vitamin A (2,400 IU), vitamin C (30mg),
thiamin (0,045 mg), Ribbloflavin (0,065 mg), Niacin (1
mg), Karbohidrat(6gram), Besi(0,4 mg), Nicotinamida (0,5mg), Air
(93ml), Serat (0,4 gram).
c. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
1) Pemeriksaan spesimen urine mid-stream untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi urin.
2) Pemeriksaan darah lengkap, khususnya untuk mengetahui kadar
ureum darah (untuk menilai kerusakan ginjal), hematokrit
meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%), trombosit menurun (nilai
rujukan 150-450 ribu/mm3), dankadar hemoglobin (terjadi
penurunan, nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%).
3) Pemeriksaan fungsi hati. Bilirubin meningkat (normal: <1
mg/dl).b)LDH (Laktat Dehidrogenase) meningkat. Serum glutamat

23
pirufat transminase (SGPT) meningkat (normal: 15-45
u/L).Serum glutamate oxaloacetic transminase (SGOT) meningkat
(normal: <31 u/L). Total protein serum menurun (normal: 6,7-8,7
g/dl).4)
4) Tes kimia darah, asam urat meningkat (normal: 2,4-2,7 mg/dl).
5) Pemeriksaan retina, untuk mendeteksi perubahan pada pembuluh
darah retina.
6) Pemeriksaan kadar human laktogen plasenta dan esteriol di dalam
plasma serta urin untuk menilai faal unit fetoplasenta.

Radiologi

1) Elektrokardiografi dan foto dada menunjukkan


pembesaran ventrikel dan kardiomegali.
2) Kardiotografi, diketahui denyut jantung janin lemah.
3) Ultrasonografi, ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intra uterus (Rohan & Siyoto, 2013).

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


I. Data  Umum
1. Nama KK : Bp. T
2. Usia : 28Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Pegawai Swasta (sucurity)
5. Alamat : Rt 03, Rw 11, Kelurahan jatiwaringin pondok
Gede Kota Bekasi
6. Komposisi :
N Nam J Hub.K TTL/Umu Pddk Pekerjaa Imunisas
o a K K r n i
1 Ibu F P Istri 28 Th SMA IRT -
2 An D P ANak 4 Th Belum - Lengkap

24
Sekolah

Genogram

7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Bp.A adalah Keluarga inti (Nuclear family), keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.
Bp. T berasal dari suku Jawa, sedangkan ibu F berasal dari suku
Betawi.  Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia.
Keyakinan yang berhubungan dengan pemahaman ibu terhadap
makanan dan minuman adalah “setiap hari harus mengkonsumsi
makanan sehat dan bergizi, agar suami, anak dan janin yang dalam
kandungannya sehat”. Bila anggota keluarga ada yang sakit Ny F akan
membawa berobat ke klinik 24 jam dekat rumah.

7. Agama
Agama keluarga Bp.T adalah Islam. Kebiasaan ibadah adalah sholat
lima waktu dan jarang membaca Al-quran dan selalu mengikuti
pengajian mingguan di Majelis Taklim dekat rumah. An. D sudah
mulai di ajarkan mengaji dan sholat walupun belum dapat melakukan
secara mandiri.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Pencari nafkah adalah Bp.A pekerjaanya adalah sebagai pegawai
swasta (security).  Pendapatan kleuarga setiap bulanya lebih dari Rp.
3.000.000. Ny F ikut membantu dalam mencari nafkah dengan
berdagang jus buah dirumah. Pengeluaran setiap harinya adalah
untuk kebutuhan rumah tangga dan jajan An. D. Keluarga mengatakan

25
pendapatan setiap bulanya diusahakan cukup untuk satu bulanya, dan
masih bisa menyisihkan sedikit untuk tabungan
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Bp.T melakukan rekreasi keluar rumah seperti pergi ke mall.
Rekreasi lain yang keluarga lakukan adalah berkumpul dirumah yaitu
dengan menonton TV. An.D rekreasinya menonton dan bermain
dengan teman-teman sebayanya. 
11. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan keluarga saat ini adalah Keluarga dengan anak
prasekolah. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
adalah belum ada pembagian tugas dengan suami dalam mengurus
rumah tangga.
12. Riwayat keluarga
Ibu F mengatakan anaknya (An. D) seminggu lalu mengalami batuk
berdahak dan demam. Menurut Ibu F anaknya sering jajan
sembarangan, sering minum es dan Tn T adalah perokok aktif yang
sering merokok dirumah walaupun hanya diluar itu yang bisa
menimbulkan An D batuk, dan demam. Jika sakit biasanya An. D
tidak boleh main, istirahat dan minum obat yang didapatkan saat
berobat ke klinik dokter 24 jam”. 

Tn. T merupakan perokok aktif, Tn T sudah merokok kurang lebih 10


tahun, dalam 1 hari Tn T bisa menghabiskan 1 bungkus rokok, Tn T
mengatakan bila tidak merokok mulut nya terasa pahit. Tn T
menyadari bahwa rokok bahaya untuk anaknya yang masih kecil dan
istrinya yang sedang hanil besar. Maka dari itu Tn T tidak merokok
didalam rumah dan menyuruh anaknya menjauh bila Tn T sedang
merokok. Ny F sudah mengingatkan Tn T untuk berhenti merokok
atau mengurangi rokok saat dirumah karna anaknya terkadang batuk-
batuk saat mencium asap rokok, namun Tn T mengatakan tidak bisa
berhenti merokok tapi akan mencoba untuk mengurangi merokok saat
dirumah.

26
Ny F sedang hamil anak kedua dengan usia kehamilan 32 minggu, Ny
F biasa kontrol kehamilan di klinik dekat rumah. Sudah 1 bulan Ny F
tidak melakukan kontrol karena suaminya selalu lembur jadi tidak ada
yang bisa menjaga anaknya. Namun sudah 3 hari ini Ny F kedua
kakinya bengkak, kepalanya terasa pusing. 1 hari yang lalu Ny F
melalukan kontrol karena sudah tidak tahan dengan pusing yang
berkunang kunang. An D dititipkan ke tetangga untuk menjaganya.
Saat kontrol Ny F diberitahu dokter bahwa tensi darahnya tinggi, dan
dianjurkan untuk cek urine dengan hasisl urine proteinnya positif. Ny
F didiagnosa dokter bahwa terkena penyakit preeklampsia ringan.
Padahal pada kehamilan sebelumnya Ny F tensinya normal, dan tidak
pernah tinggi sebelum hamil. Ny F mengatakan tidak tau penyebab
pre eklampsia, apa itu pre eklampsia, akibat jika tidak diobati dan
pengobatan pre eklampsia. Saat ini Ny F sudah tidak berjualan, Ny F
hanya menjaga anaknya dirumah. Ny F saat ini sedang mengkonsumsi
obat penurun tensi yang dari dotkter, walaupun terkadang lupa. Ny F
merasa khawatir apabila penyakitnya bisa menyebabkan janin yang
dikandungannya.
Ny F mengatakan menu untuk keluarga nya makan adalah nasi, sayur
dan lauk pauk, jika Ny F tidak memasak akan membeli makanan di
warteg terdekat rumah. Ny F tidak suka makan makanan yang tidak
asin, Ny F lebih suka makan yang seikit asin. Keluarga Ny F setiap
hari memakan buah karena Ny F adalah penjual jus buah.

Karakteristik KeluargA
13. Rumah yang ditempati

Rumah yang ditempati adalah rumah kepemiliki sendiri. Luas rumah


adalah 50 m2. Rumah terdiri dari dua kamar, satu ruang tamu, ruang
makan dan dapur, serta satu kamar mandi. Rumah terdiri dari satu
pintu masuk, dan jendela  di ruang tamu. Jendela jarang dibuka,

27
dinagian dalam rumah terlihat agak gelap. Sumber air bersih adalah
air pompa gali tanah, dan air tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa air digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Jamban keluarga
adalah latrin, tempat pembuangan limbah tersedia dan tidak tertutup
dibelakang rumah. Terdapat tempat sampah dibelkang rumah, tidak
tertutup dan sampah dibakar.
Denah rumah

6
  4
2 3
   
1   5
 
   
Keterangan:
1. : Ruang Tamu
2. : Kamar
3. : Ruang Makan
4. : Kamar Mandi
5. : Kamar Tidur
6. : Dapur
14. Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan tetangga umumnya berasal dari suku betawi adan
sebagian besar suku jawa. Selain itu juga ada pendatang yang berasal
dari suku sunda dan sumatra. Lingkungan tempat tingal terlihat tenang
dan sepi. Sebagian besar bekerja sebagai karyawan dan ibu rumah
tangga.  
Mobilitas geografis keluarga
Semenjak menikah Ny F tinggal dirumah yang saat ini ia tempati dan
tidak pernah pindah-pindah. Keluarga merasa nyaman tinggal di
rumah sekarang dan tidak berkeinginan akan pindah rumah.
15. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

28
Keluarga lebih sering berada di rumah, kegiatan yang dilakukan
biasanya hanya berbincang-bincang dengan tetangga sekitar rumah 
saat menjaga anak pertama bermain di luar rumah.

16. Sistem penduduk keluarga


Sistem pendukung yang dimiliki keluarga adalah anggota keluarga
sendiri termasuk orang tua, yang selalu mendukung dan membantu
mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarga.
Struktur Keluarga 
17. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga adalah komunikasi terbuka dengan
komunikasi dua arah anatara suami dan istri. Keputusan diambil
secara bersama dalam keluarga. Ibu F dan Bapak T selalu
mengomunikasikan tentang perasaan dan keinginan mereka. Jika ada
masalah dalam keluarga selalu dikomunikasikan dengan baik.
Masing- masing anggota keluarga secara terbuka menyatakan
pendapat dan perasaan mereka. 
18. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Bapak T merupakan keluarga nuclear family yang mana
seluruh anggota keluarga satu sama lainnya saling memperhatikan.
Sebagai kepala keluarga, Bapak T dan Ibu F mengambil keputusan
secara bersama-sama.  Dalam keluarga setiap anggota keluarga dapat
mengutarakan isi hati dan pendapatnya, jika ada masalah selalu
dimusyawarahkan bersama. Keluarga selalu bekerja sama dalam
menghadapi segala persoalan. 
Struktur peran
Bapak T sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur
rumah tangga. Peran Ibu T yaitu seperti memasak untuk kebutuhan
keluarga sampai dengan menjaga dan mengasuh An. D dirumah dan
berjualan jus untuk menambah penghasilan. Sedangkan An. D (4
tahun) sebagai anak pertama Bapak T dengan status prasekolah.

29
19. Nilai dan norma budaya
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai
dalam agama Islam yang dianut oleh Keluarga Bapak A serta norma
yang ada di masyarakat sekitarnya. Keluarga menganggap masalah
prekelampisia, demam, dan batuk adalah bagian dari kehidupan,
meski demikian tetap ada upaya bila terjadi masalah kesehatan pada
ibu F dan  An. D. Upaya yang dilakukan oleh keluarga dan Ibu F
sendiri adalah periksa ke Posyandu dan klinik secara rutin bila ada
keluhan sakit.

Fungsi Keluarga
20. Fungsi afektif
Keluarga selalu berupaya memberikan kasih sayang satu sama lainya.
Bapak T dan Ibu F saling memperhatikan satu sama lainya. Orangtua
juga mengajarkan An. D bagaiman menyayangi calon adik yang akan
lahir dengan mengorientasikan bahwa Ibu D sedang hamil dan akan
melahirkan adiknya. An D cenderung  lebih dekat dengan ibunya
karena ibunya sehari- hari berada di rumah. Walaupun demikian,
keluarga mereka terlihat sangat akrab, dan saling mendukung. 
21. Fungsi sosialisasi
Bapak T sebagai kepala keluarga setiap hari bekerja, pergi pagi
pulang malam, namun jika hari libur Tn T akan mengikuti acara
pengajian di amjelis taklim yang diadakan setiap seminggu sekals. Ibu
F sebagai ibu rumah tangga yang setiap hari mengurus rumah dan
membantu mencarai nafkah dengan berjualan jus didepan rumah,
sehingga jarang mengikuti kegiatan yang ada di komunitas. An. D
mampu melakukan sosialisasi dengan bermain sesama teman sebaya.
Mendidik dan membesarkan anak dalam keluarga Bapak T
merupakan tanggung jawab bersama kedua orang tua. Saat Bapak T
bekerja, fungsi mendidik anak dipegang oleh ibu F. Karena anak D
masih kecil jadi menurut keluarga tidak terlalu dipaks.
22. Fungsi perawatan keluarga

30
a. Nutrsi
Pola makan dan minum keluarga setiap harinya ditentukan oleh
Ibu F, karena Bapak T setiap harinya bekerja. Keluarga Bapak T
adalah keluarga yang sederhana, dan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Pola makan teratur 3 kali sehari dengan
menu yang bervariasi yang bahan-bahannya dibeli di warung
terdekat atau penjual sayur/lauk pauk yang berkeliling setiap hari
di lingkungan sekitar, tidak setaip hari memakan buah. An D
senang minum es
b. Pola istirahat tidur
Pola istirahat tidur di keluarga Bapak T tidak mengalami
kesulitan. Semua anggota keluarga dapat beristirahat sesuai
kebutuhan.  Anak D. lebih tidur siang dan malam paling lambat
jam 21.00 WIB sudah tidur, begitu juga dengan Ibu F, dan Bapak
T karena bekerja jadi tidak ada waktu untuk tidur siang. Ibu F
melakukan aktifitas rumah secara bertahap, jika merasa lelah
segera istirahat berhenti beraktifitas
c. Pola eliminasi
Pola eliminasi An.B satu kali setiap harinya, konsistensi lembek
dan tidak ada kesulitan. Ibu A tidak mengalami kesulitan saat
BAB. Bapak A tidak mengalami kesulitan untuk BAB. BAK pada
ibu A, Bapak A, dan An. A tidak ada kesulitan
d. Personal hygiene
Keadaan personal hygiene dikeluarga Bapak T semua anggota
keluarga bersih terawat. Kondisi lingkungan rumah juga bersih
dan tertata. Keluarga Bapak T membiasakan anggota keluarga
untuk mandi pagi dan sore, setiap mandi sikat gigi dan mandi
dengan bersih. An D terlihat bersih dan rapih, begitu juga dengan
Bapak T dan Ibu F.
e. Pola aktivitas
Untuk pola aktivitas di keluarga Bapak T, dijalankan sesuai
dengan peran masing-masing. Bapak T yang bekerja di seagai

31
security, pergi pagi dan pulang pada sore hari. Aktifitas yang
dilakukan Ibu F sebagai ibu rumah tangga adalah mengurus
rumah tangga seperti memasak, membersih rumah, mencuci, dan
mengurus anak, dan berjualan. Aktifitas An D lebih banyak
bermain dengan teman sebaya. 
f. Aktivitas fisik dan rekreasi
Keluarga Bapak T jarang berolah raga,  untuk aktivitas fisik
biasanya  Ibu F menggantinya dengan melakukan kegiatan rumah
tangga. Bapak T sibuk bekerja, jika libur dimanfaatkan untuk
istirahat dan mengikuti pengajian dimajelis taklim. Ibu F tidak
pernah melakukan senam hamil atau kegiatan yang berhubungan
dengan kehamilan
h. Perasaan dan persepsi terhadap pelayanan
kesehatan
Pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan sekitar dirasa
keluarga cukup memuaskan. Akan tetapi, biaya kesehatan yang
harus dibayar mahal membuat keluarga jarang memanfaatkan RS
yang ada di dekat tempat tinggal mereka.
i. Sumber pembayaran
Keluarga Bapak T tidak memiliki asuransi kesehatan. Keluarga
Bapak T sudah memiliki BPJS. 
Stress dan Koping Keluarga
23. Stressor jangka pendek dan panjang
Sumber stress atau stressor saat ini adalah Ibu F khawatir tidak dapat
lahir secara normal kerena preeklamsia yang dideritanya. 
24. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah.
Masalah yang dialami oleh keluarga dibicarakan secara bersamaan
dan saling mendukung satu sama lainya.
25. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Bapak A pasrah dengan kondisinya dan sedang berusaha
untuk mengurus BPJS.  Dan mencoba untuk menabung semaksimal
mungkin.

32
Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
Harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan
yang ada saat ini biayanya murah dengan kualitas prima. Keluarga juga
berharap bahwa tenaga kesehatan yang ada memberikan  pelayanan secara
maksimal dan ramah kepada masyarakat.

Pemriksaan Fisik
Pemeriksaan Anggota keluarga
fisik Bapak T Ibu F An D
Tanda vital
Suhu 36,90 C 36,70 C 37,00 C
Nadi 88 x/mnt 90 x/mnt 82x/ mnt
RR 18x/mnt 16x/mnt 24x/mnt
TD 120/80 mmHg 150/85 mmHg 110/80 mmHg
TB 168 cm 154 cm 95 cm
BB 65 kg 73 kg 15 kg
Fisik
Kepala  Rambut hitam, Rambut hitam, Rambut hitam,
distribusi merata, tidak distribusi merata, distribusi merata, tidak
ada keluhan pusing , kadang kepala terasa ada keluhan, tidak ada
tidak ada lesi pada pusing, tidak ada lesi lesi pada kulit kepala
kulit kepala pada kulit kepala
Mata Bentuk mata simetris, Bentuk mata simetris, Bentuk mata simetris,
Konjungtiva tidak Konjungtiva an Konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak
ikterik, visus 6/6, enam ikterik, visus 6/6, enam ikterik
lapang pandang baik lampang pandang baik
Telinga Bentuk telinga Bentuk telinga Bentuk telinga
simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
seruma atau keluaran, seruma atau keluaran, seruma atau keluaran,
klien dapat mendengar klien dapat mendengar klien dapat mendengar
pembicaraan perawat pembicaraan perawat pembicaraan perawat
dan detakkan jarum dan detakkan jarum dan detakkan jarum
jam, tidak terdapat jam, tidak terdapat jam, tidak terdapat
infeksi pada telinga, infeksi pada telinga, infeksi pada telinga,

33
telinga bersih, tidak telinga bersih, tidak telinga bersih, tidak
ada nyeri tulang ada nyeri tulang ada nyeri tulang
mastoid mastoid mastoid
Hidung Bentuk hidung Bentuk hidung Bentuk hidung
simetris, konka nasal simetris, konka nasal simetris, konka nasal
merah mudah, tidak merah mudah, tidak merah mudah, tidak
ada keluaran, fungsi ada keluaran, fungsi ada keluaran, fungsi
penciuman baik, penciuman baik, penciuman baik,
dnegan bukti dapat dnegan bukti dapat dnegan bukti dapat
membedakan bau membedakan bau membedakan bau
minyak wangi dan minyak wangi dan minyak wangi dan
minyak kayu putuh. minyak kayu putuh. minyak kayu putuh.
Septum lurus Septum lurus Septum lurus

Mulut dan Bibir klien kering, Bibir klien lembab, Bibir klien kering,
gigi berwarna agak berwarna merah, berwarna agak
kehitaman, bersih, bersih, tidak ada gigi kehitaman, bersih, gigi
tidaka ada gigi berlubang, tidak ada berlubang, tidak ada
berlubang, tidak ada kesulitan untuk kesulitan untuk
kesulitan untuk menelan, klien dapat menelan, klien dapat
menelan, klien dapat membedakan rasa asin membedakan rasa asin
membedakan rasa asin dan manis, gigi tampak dan manis, gigi tampak
dan manis, gigi tampak bersih bersih
bersih
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak kelenjar tiroid, tidak kelenjar tiroid, tidak
ada kesulitan untuk ada kesulitan untuk ada kesulitan untuk
bergerak bergerak bergerak
Dada/ thorax Dada berbentuk Dada berbentuk Dada berbentuk
sismetris, tulang iga 12 sismetris, tulang iga 12 sismetris, tulang iga 12
pasang, tidak ada pasang, tidak ada pasang, tidak ada
keluhan sesak, warna keluhan sesak, warna keluhan sesak, warna
kulit sawo matang, kulit sawo matang, kulit sawo matang,

34
klien bernafas tidka klien bernafas tidka klien bernafas tidka
menggunakan otot menggunakan otot menggunakan otot
tambahan, taktil tambahan, taktil tambahan, taktil
premitus baik, premitus baik, premitus baik,
konfigurasi dada 2:1, konfigurasi dada 2:1, konfigurasi dada 2:1,
suara nafas vesikuler, suara nafas vesikuler, suara nafas vesikuler,
suara jantung S1 dan suara jantung S1 dan suara jantung S1 dan
S2, Tidak ada retraksi S2, Tidak ada retraksi S2, Tidak ada retraksi
dinding dada dinding dada dinding dada
Abdomen Perut datar, tidak ada Perut klien membesar Perut datar, tidak ada
nyeri tekan dan lepas.  karena hamil 8 bulan. nyeri tekan maupun
Tidak ada nyeri ginjal BJJ positif, tidak ada lepas
Tidak ada pembesaran keluhan nyeri perut,
hepar, bising usus 6 gerakan janin positif.
x/mnt Bising usus 3 x/mnt
Ekstremitas Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan
bawah: pergerakan bawah pergerakan bawah: pergerakan
bebas, reflek positif, bebas, reflek positif, bebas, reflek positif,
kekuatan otot 5. kekuatan otot 5. kekuatan otot 5.
Kulit Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit sawo
matang, kulit bersih, matang, kulit bersih, matang, kulit bersih,
tidak ada eksim tidak ada eksim. tidak ada eksim
Terdapat bengkak
dikedua kaki

A. Analisa Data 

NO DATA MASALAH
1. DS : Resiko Cedera
- Ny F sedang hamil anak kedua dengan usia kehamilan 32
minggu
- Ny F biasa kontrol kehamilan di klinik dekat rumah.

35
- Sudah 1 bulan Ny F tidak melakukan kontrol karena
suaminya selalu lembur jadi tidak ada yang bisa menjaga
anaknya
- Namun sudah 3 hari ini Ny F kedua kakinya bengkak,
kepalanya terasa pusing. 1 hari yang lalu Ny F melalukan
kontrol karena sudah tidak tahan dengan pusing yang
berkunang kunang.
- Saat kontrol Ny F diberitahu dokter bahwa tensi darahnya
tinggi, dan dianjurkan untuk cek urine dengan hasisl urine
proteinnya positif.
- Ny F didiagnosa dokter bahwa terkena penyakit
preeklampsia ringan.
- pada kehamilan sebelumnya Ny F tensinya normal, dan
tidak pernah tinggi sebelum hamil.
- Ny F mengatakan tidak tau penyebab pre eklampsia, apa
itu pre eklampsia, akibat jika tidak diobati dan
pengobatan pre eklampsia.
- . Ny F saat ini sedang mengkonsumsi obat penurun tensi
yang dari dotkter, walaupun terkadang lupa.
- Ny F merasa khawatir apabila penyakitnya bisa
menyebabkan janin yang dikandungannya dalam bahaya
- . Ny F tidak suka makan makanan yang tidak asin, Ny F
lebih suka makan yang seikit asin.

DO :
- Terlihat kedua kaki Ny F bengkak
- Hasil Lab protein urine positif 1
- TD 150/80 mmHg.

2. DS: Manajemen Kesehatan


- Tn Tmerupakan perokok aktif, Keluarga Tidak Efektif
(D.0115)
- Tn T sudah merokok kurang lebih 10 tahun, dalam 1

36
hari Tn T bisa menghabiskan 1 bungkus rokok,
- Tn T mengatakan bila tidak merokok mulut nya terasa
pahit.
- Tn T menyadari bahwa rokok bahaya untuk anaknya
yang masih kecil dan istrinya yang sedang hanil besar.
- Maka dari itu Tn T tidak merokok didalam rumah dan
menyuruh anaknya menjauh bila Tn T sedang merokok.
- Ny F sudah mengingatkan Tn T untuk berhenti merokok
atau mengurangi rokok saat dirumah karna anaknya
terkadang batuk-batuk saat mencium asap rokok
- Tn T mengatakan tidak bisa berhenti merokok tapi akan
mencoba untuk mengurangi merokok saat dirumah.
DO :
- Tn T tercium bau asap rokok

B. Prioritas Masalah

Resiko Cidera (D.0078)

Sko Angka Perhitunga


Kriteria Bobot Pembenaran
r Tertinggi n
Sifat masalah :  3 3 1 3/3 x 1 = 1 Ny F kedua kakinya
Tidak/kurang bengkak, kepalanya
sehat terasa pusing.

Kemungkinan Ny F melalukan kontrol


masalah untuk 2  2   2   2/2 x 2 = 2
karena sudah tidak tahan
diubah : mudah
dengan pusing yang
berkunang kunang.
Potensi masalah
untuk dicegah : 3

37
tinggi 3 1 3/3 x 1 = 1 Ny F tidak tau penyebab
pre eklampsia, apa itu pre
eklampsia, akibat jika
tidak diobati dan
Menonjol-nya pengobatan pre
masalah : segera eklampsia
ditangani 2 2 1 2/2 x 1 = 1
Ny F dan keluarga
menyadari harus segera
menangani masalah
kesehatan yang
dialaminya
TOTAL SKOR
5

Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif (D.0115)

Sko Angka Perhitunga


Kriteria Bobot Pembenaran
r Tertinggi n
Sifat masalah :  2 3 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga tidak mampu
Ancaman mengatasi masalah pada
kesehatan Tn. T

Kemungkinan
masalah untuk 2 2   2   2/2 x 2 = 2 Ny F sudah
diubah : mudah mengingatkan Tn T
untuk berhenti merokok
atau mengurangi rokok
saat dirumah
2 3 1 2/3 x 1 = 2/3

38
Potensi masalah Tn T menyadari bahwa
untuk dicegah : rokok bahaya untuk
cukup anaknya yang masih kecil
2 2 1 2/2 x 1 = 1 dan istrinya yang sedang
hanil besar
Masalah apabila tidak
Menonjol-nya ditangani akan
masalah berat mempengaruhi keluarga
harus ditangani
TOTAL SKOR 3 4/6

C. Masalah Keperawatan Prioritas


1) Resiko Cedera
2) Manajemen kesehatan Keluarga tidak efektif

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK D

Diagnosa Tujuan Evaluasi


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Stan
Risiko Setelah Setelah dilakukan pertemuan 1
Cedera Pada dilakukan selama 1x50 menit, keluarga
Ny F tindakan mampu mengenal masalah
keperawatan asam urat dengan :
dalam waktu 2 a.  Menjelaskan Respon verbal Keluarga men
x pertemuan pengertian preeklamsia pengertian pr
resiko Cedera adalah tekana
pada Ny F yang tinggi p
teratasi dengan keham
minggu

39
b.  Menyebutkan
penyebab prekelampsia Respon verbal Keluarga men
dari 4 penyeb
preeklamsia a
1. Perna
sedang m
penyakit
diabetes
ginjal, h
2. Perna
preeklam
sebelum
3. Baru p
hamil
4. Ada ri
c.  Menyebutkan tanda preeklam
dan gejala preeklamsia keluarga
Respon verbal 5. Keham

Keluarga men
dari 5 tanda d
preeklamsia y
1. Tekan
tinggi
2. Adany
urin
3. Bengk
tungkai,
d. Menjelaskan akibat terjadi wajah
bila preklamsia tidak diatasi 4. Pusing
dengan segera 5. Mual

Respon verbal

Keluarga men
dari 5 akibat l
urat yaitu:
1. TD tin
kejang
2. Kerus
e.  Mengambil keputusan 3. Lahir
merawat anggota keluarga 4. Lahir
dengan preeklamsia badan re
Respon verbal 5. Penya

40
Keluarga men
keinginan unt
anggota kelua
preeklamsia 

Setelah dilakukan pertemuan 2


selama 1x50 menit, keluarga
mampu merawat anggota
keluarga dengan masalah
preeklamsia dengan:
a. Menjelaskan cara perawatan
anggota keluarga dengan Respon verbal
preeklamsia 
Keluarga dap
menyebutkan
cara perawata
keluarga deng
urat
1. Melak
kontrol r
kehamil
2. Meng
supleme
atau min
b. Mendemonstrasikan 3. Mene
cara perawatan   anggota hidup se
keluarga dengan 4. Meng
preeklamsia. Redemonstrasi obat anti
dari dok

Keluarga mam
melakukan ca
perawatan an
c. Mendemonstrasikan dengan keluarga deng
gambar makanan yang memotivasi N
dihindari, dibatasi, dan rutin minum o
diperbolehkan untuk antihipertensi
penderita preeklampsia Kunjungan 5 benar obat
tidak terencana

41
Keluarga mel
perawatan pre
Redemonstrasi sesuai dengan
direncanakan

Keluarga mam
gambar-gamb
yang dihindar
dan diperbole
penderita pree

d. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
untuk mencegah preeklamsia

Kunjungan
tidak terencana

Keluarga mel
pemilihan ma
mengatasi pen
Respon verbal preeklamsia s
dengan yang
diajarkan

Keluarga mam
menyebutkan
memodifikasi
untuk penderi
preeklamsia y
e. Keluarga mampu 1. Tidak
memanfaatkan fasilitas menyediak
kesehatan untuk mengatasi mengandu
penyakit preeklamsia dengan barang.
menyebutkan manfaat 2. Hinda
fasilitas kesehatan. licin
Kunjungan 3. Beri p

42
tidak terencana pada dindi
4. Baran
diletakkan
dengan jan

Keluarga mel
Respon verbal modifikasi lin
sesuai dengan
diajarkan

Keluarga mam
menyebutkan
pelayanan kes
Kunjungan dapat digunak
tidak terencana mengatasi pen
preeklamsia y
1. Puskesmas
2. Posbindu
3. RS
4. Klinik dokte

Adanya kartu
tanggal berob
diperoleh

43
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DX. TGL IMPLEMENTASI RESPON
KEP DAN
WAKTU

44
Sabtu,  Dengan menggunakan Respon subjektif:
Resiko 03 leaflet:
Cedera Oktober Mendiskusikan dengan  Keluarga sudah mengerti
2020 keluarga tentang mengenai pengertian penyakit
pengertian, tanda gejala, preeklamsia secara singkat,
Jam 8:30 penyebab nyeri akbat dari tapi belum memahami
WIB penyakit preeklamsia. keseluruhan mengenai
penyakit preeklamsia.

Menganjurkan keluarga  Keluarga hanya mampu


Jam 9:00 untuk mengungkapkan mengungkapkan 2 tanda dan
WIB kembali pengertian, tanda gejala preeklamsia, 2
gejala dan penyebab nyeri penyebab penyakit
akibat penyakit preekalmsia preeklamsia
.
Memberi pujian atas  Keluarga mengerti akibat
jawaban yang benar nyeri yang diderita Ny F

Respon Objektif:
Dengan meminum obat
Jam 9:45 secra teratur sesuai 5 benar.  Keluarga mampu melakukan
WIB demonstrasi cara minum obat
Menganjurkan keluarga dengan5 benar
untuk mendemonstrasikan
cara minum obat dengan 5  Keluarga mampu
benar mendemonstrasikan cara
minum obat dengan 5 benar
Memberi pujian atas
jawaban dan demonstrasi
yang benar.

BAB IV
PENUTUP

B. KESIMPULAN

45
Preeklamsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan adanya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
adapun gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 20
minggu.

Pada Ny F mengalami preeklamsia ringan dengan gelaja bengkak pada


kedua tungkai bawah, kepala terasa pusing,Td 150/80. terdapatnya
protein pada urine Ny F yang ditentukan dengan pemeriksaan
laboratorium. Penatalaksaan keperawatan keluarga yang sudah dialkukan
pada keluarga NY F adalah dengan menjelaskan definisi, penyabab,
tanda gejala, akibat bila tidak diobati pada penyakit preklamsia.
Keputusan keluarga yang diambil pada Ny F adalah bersedia mengikuti
program pengobatan dengan mengkonsumsi teraapi antihipertensi dari
dokter, rutin kontrol, dan mengubah pola hidup yang lebih sehat.

C. Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat digunakan sebagai pedoman
bagi pembaca baik tenaga kesehatan khususnya perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan secara professional.

46

Anda mungkin juga menyukai