Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

“KLIEN DENGAN HERNIA”

DI PUSKESMAS BOROKO

DI SUSUN OLEH :

ERFINA PANGAU S.kep

STIKES BARAMULI PINRANG

TAHUN 2018/2019

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullillah kepada Allah SWT dengan segala rahmat dan


hidayah-Nya yang tiada terhingga. Rasa syukur yang terpaut dalam jiwa selaku
penulis atas segala karunia dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul
“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERNIA”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami
hambatan oleh karan itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak
membantu sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi

2.2 Etiologi

2.3 Patofisiologi

2.4 Klasifikasi

2.5 Manifestasi klinis

2.6 Tanda dan gejala

2.7 Penatalaksanaan

2.8 Pencegahan

2.9 Pathway

BAB III ASKEP KASUS

1.1 Pengkajian
1.2 Diagnosa keperawatan
1.3 NCP (Nursing Care Planning)
1.4 Catatan perkembangan

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk


hidup memproses sebuah zat dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau
mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Namun, jika proses ini terjadi perubahan
maka akan terjadi gangguan pencernaan termasuk hernia.
Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap
tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau
berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan
istirahat atau terlentang.
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur
5%. Laki-laki paling sering terkena (85% kasus).Setengah dari kasus-kasus hernia
inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan. Hernia pada
sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri (2:1).25% pasien menderita hernia
bilateral.Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi 9 lebih dari 50%),
selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun. Oleh karena
itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat
diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak,
maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat. Pada bab
selanjutnya akan dibahas lebih detail lagi mengenai hernia meliputi etiologi, tanda
dan gejala, pathofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, komplikasi
serta bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik pada pasien dengan
gangguan hernia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan mengambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa definisi Hernia ?
2. Apa etiologi hernia ?
3. Apa klasifikasi hernia ?
4. Bagaimana manifestasi klinis hernia ?
5. Apa tanda dan gejala hernia ?
6. Bagaimana patofisiologi dan pathway hernia ?
7. Bagaimana penatalaksanaan hernia ?
8. Bagaimana pencegahan hernia ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI HERNIA


Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti
penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding
rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu
berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar
berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009).
Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia adalah prostrusi atau penonjolan
isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian
lemah dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin,
kantong, dan isi hernia.
Sedangkan menurut Tambayong (2000), Hernia adalah defek dalam
dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti peritoneum, lemak,
usus atau kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong
berisikan materi abnormal.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa hernia inguinalis adalah suatu keadaan keluarnya
jaringan atau organ tubuh dari suatu ruangan melalui suatu lubang atau celah
keluar di bawah kulit atau menuju rongga lainnya (kanalis inguinalis).

2.2 ETIOLOGI
Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemah
nya dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang di dapat
sesudah lahir, contoh hernia bawaan adalah hernia omphalokel yang terjadi karena
sewaktu bayi lahir tali pusat nya tidak segera berolditerasi (menutup) dan masih
terbuka. Demikian pula hernia diafragmatika hernia dapat di awasi pada anggota
keluarga misalnya bila ayah menderita hernia bawaan sering terjadi pula pada
anaknya.

2.3 PATOFISIOLOGI
Hernia ingunalis indirek , hernia ini adalah terjadi melalui cincin
inguinalis dan melewati korda spermatikus melalui kanalis mguinalis ini umum
nya terjadi pada pria dari pada wanita. Insiden nya tinggi pada bayi dan anak kecil
. hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skiotum .Hernia
inguinalis direk, hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot ,
tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek, ini lebih
umum nya pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area
yang lemah ini karna defisiensi congenital. Hernia femoralis, hernia femoralis
terjadi melalui cincin femoralisdan lebih umum pada wanita dari pada pria . ini
mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara
bertahap menarik peritonium dan hamper tidak dapat di hindari kandung kemih
masuk kedalam kantung ada insiden yang tinggi dari inkar serata dan strangulasi
dengan tipe hernia ini. Hernia embilikalis pada orang dewasa lebih umum pada
wanita dank arena peningkatan tekanan abdominal . ini biasa nya terjadi pada
klien gemuk dan wanita multipara . Hernia umbilicalis terjadi karena ke gagalan
arifisium umbilikal untuk menutup . Bila tekanan dan cincin hernia memotong
suplai darah ke segmen hernia dan usus , usus menjadi terstrangulasi .situasi ini
adalah kedaruratan bedah karna kecuali usus terlepas , usus ini cepat menjadi
ganggren karena kekurangan suplai darah . pembedahan sering di lakukan
terhadap hernia yang besar terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi . suatu
tindakan herniorrhaphy terjadi atas tindakan menjepit defek di dalam fascia akibat
ke adaan po.

2.4 KLASIFIKASI HERNIA


- Berdasarkan Terjadinya
a). Hernia Bawaan atau Kongenital
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut
akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan
peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang
sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga
perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini
tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis
kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan
juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada
usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan
timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan
yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat, kanal tersebut dapat
terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis akuisita (Erfandi, 2009).
b). Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat)
Hernia kongenital / bawaan ditemukan pada bayi sedangkan hernia
akuisita / didapat, terutama akibat kelemahan otot dinding perut ditemukan pada
orang dewasa. Proses terjadinya hernia eksternal pada bayi umumnya disebabkan
penyakit kongenital, yakni penyakit yang muncul ketika bayi dalam kandungan
dan umumnya tidak diketahui
penyebabnya (Erfandi, 2009).

- Berdasarkan sifatnya
a). Hernia reponibel/reducible
Yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan
nyeri atau gejala obstruksi usus (Erfandi, 2009).
b). Hernia ireponibel
Yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga.
Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritonium kantong
hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan karena
fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus (Erfandi,
2009).
c). Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer =
penjara)
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Herniainkarserata berarti isi
kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis “hernia
inkarserata” lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase,
sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai “hernia strangulata”.Hernia
strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak
mendapat darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini merupakan
keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera (Erfandi,
2009).

- Berdasarkan Letaknya
a). Hernia Femoralis
Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum
inguinale. Keadaan anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia
femoralis. Hernia femoralis umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian
pada perempuan kira-kira 4 kali lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat
paha yang muncul terutama pada waktu melakukan aktivitas yang menaikkan
tekanan intra abdomen seperti mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang
pada waktu berbaring. Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis.
Selanjutnya, isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong
sejajar dengan vena femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa
ovalis di lipat paha (Syamsuhidayat, 2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih
umum pada wanita daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis
femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir
tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung. Ada insiden yang
tinggi dari inkarserata dan strangulasi dengan tipe hernia ini.
b). Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang
hanya tertutup peritoneum dan kulit. Hernia ini terdapat kira-kira 20% bayi dan
angka ini lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Tidak ada perbedaan angka
kejadian antara bayi laki-laki dan perempuan. Hernia umbilikalis merupakan
penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin
umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi
menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi
inkarserasi (Syamsuhidayat, 2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih
umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya
terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi
insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah
pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat, atau kegemukan.
c). Hernia sikatriks atau hernia insisional
Hernia ini terjadi pada bekas luka laparotomi. Sayatan pada nervus
mengakibatkan anestesi kulit dan paralisis otot pada segmen yang dilayani oleh
saraf yang bersangkutan (Syamsuhidayat, 2004).
d). Hernia Inguinalis
Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk
melalui sebuah lubang sebagai bagian yang lemah pada dinding perut ke dalam
kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang
merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum
(kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan. Hernia inguinalis dapat bersifat
bawaan (kongenital) dan didapat (akuisita). Pasien laki-laki lebih banyak daripada
pasien wanita. Pada pria, hernia bisa terjadi di selangkangan, yaitu pada titik
dimana korda spermatika keluar dari perut dan masuk ke dalam skrotum (Asep
Subarkah, 2008).

Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia inguinalis dapat dibagi menjadi:


1. Hernia inguinalis indirek
Disebut juga hernia inguinal lateralis, karena keluar dari rongga
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan jika
cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus.Apabila hernia
ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis.
Kantong hernia berada di dalam muskulus kremaster, terletak anteromedial
terhadap vas deferens dan struktur lain dalam tali sperma (Syamsuhidayat, 2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan
melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada
pria daripada wanita. Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat
menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum. Benjolan tersebut bisa
mengecil atau menghilang pada waktu tidur. Bila menangis, mengejan atau
mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.
2. Hernia inguinalis direk
Disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung ke depan
melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentuminguinale di
bagian inferior, pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus
di bagian medial. Dasar segitiga Hasselbach dibentuk oleh fasia transversal yang
diperkuat oleh serat aponeurosis muskulus transversus abdominis yang kadang-
kadang tidak sempurna sehingga potensial untuk menjadi lemah. Hernia medialis,
karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan ke skrotum, umumnya tidak
disertai strangulasi karena cincin hernia longgar (Syamsuhidayat, 2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia ini melewati dinding abdomen di area
kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis
indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap
terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi kongenital. Hernia ini disebut
direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun
anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan
timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke
bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan
dari masa hernia. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada anulus inguinalis
eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada
dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis.

2.5 MANIFESTASI KLINIS


Menurut Arief Mansjoer (2004), manifestasi klinis dari hernia adalah sebagai
berikut :
a. Adanya benjolan (biasanya asimptomatik)
Keluhan yang timbul berupa adanya benjolan di daerah inguinal dan atau
skrotal yang hilang timbul. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra
peritoneal misalnya mengedan, batuk-batuk, tertawa, atau menangis. Bila pasien
tenang, benjolan akan hilang secara spontan.
b. Nyeri
Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan di
daerah epigastrium atau para umbilikal berupa nyeri viseral akibat regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantung hernia
(Jennifer, 2007). Bila usus tidak dapat kembali karena jepitan oleh anulus
inguinalis, terjadi gangguan pembuluh darah dan gangguan pasase segmen usus
yang terjepit. Keadaan ini disebut hernia strangulata. Secara klinis keluhan pasien
adalah rasa sakit yang terus menerus.
c. Gangguan pasase usus seperti abdomen kembung dan muntah
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada
Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul
sebagai penonjolan diregio ingunalis yang berjalan dari lateral atas ke medial
bawah. Palpasi: kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus
spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi
gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera,
tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ
maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum ( seperti
karet ), atau ovarium.Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil,
dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui
annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi
atau tidak. Apabila hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam
annulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari,
berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari menyentuh menandakan
hernia inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah
massa yang padat biasanya terdiri dari ovarium.

2.6 TANDA DAN GEJALA


Umum nya penderita mengeluh turun berok burut atau kelingsir atau
menyatakan adanya benjolan di selangkangan / kemaluan , benjolan itu bisa
mengecil atau mengilang , dan bila menangis mrngejan waktu defakasi / miksi ,
mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula di temukan rasa nyeri
pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi.

2.7 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hernia dibagi menjadi 2, konservatif dan operatif.
 Pengobatan konservatif
Terbatas pada tindakan pengembalian posisi (dengan cara mendorong
masuk tonjolan yang ada secara manual) dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi (dikembalikan
posisinya). Penggunaan bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia
yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai
seumur hidup. Hal ini biasanya dipilih jika kita menolak dilakukan perbaikan
secara operasi atau terdapat kondisi yang tidak memungkinkan untuk operasi.
Cara ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak
kulit dan tonus (kekenyalan/tekanan) otot dinding perut di daerah yang tertekan
sedangkan strangulasi (terlilit/terpuntir) tetap mengancam. Penggunaan
penyangga tidak menyembuhkan hernia
 Pembedahan (Operatif) :
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang.
b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan
muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.

2.8 PENCEGAHAN
Menurut Jennifer (2007), pencegahan hernia adalah :
a. Usahakan untuk mempertahankan berat tubuh yang sehat
Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada otot di bagian perut.
b. Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi
Seperti : Buah-buahan, sayuran, dan makanan yang terbuat dari gandum sangat
disarankan untuk dikonsumsi. Makanan tersebut mengandung banyak serat yang
membantu mencegah konstipasi dan mengurangi tekanan di bagian perut.
c. Hindari mengangkat barang yang terlalu berat
Jika harus mengangkat barang berat, lakukan dengan cara yang benar. Postur
tubuh yang tepat saat mengangkat barang berat, yakni tekuk lutut Anda dan
hindari membungkuk untuk mengurangi tekanan.
d. Hindari tekanan Intra abdomen
Seperti batuk kronis dan mengejan yang dapat mencetuskan hernia.

Anda mungkin juga menyukai