DI PUSKESMAS BOROKO
DI SUSUN OLEH :
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
2.4 Klasifikasi
2.7 Penatalaksanaan
2.8 Pencegahan
2.9 Pathway
1.1 Pengkajian
1.2 Diagnosa keperawatan
1.3 NCP (Nursing Care Planning)
1.4 Catatan perkembangan
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.2 ETIOLOGI
Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemah
nya dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang di dapat
sesudah lahir, contoh hernia bawaan adalah hernia omphalokel yang terjadi karena
sewaktu bayi lahir tali pusat nya tidak segera berolditerasi (menutup) dan masih
terbuka. Demikian pula hernia diafragmatika hernia dapat di awasi pada anggota
keluarga misalnya bila ayah menderita hernia bawaan sering terjadi pula pada
anaknya.
2.3 PATOFISIOLOGI
Hernia ingunalis indirek , hernia ini adalah terjadi melalui cincin
inguinalis dan melewati korda spermatikus melalui kanalis mguinalis ini umum
nya terjadi pada pria dari pada wanita. Insiden nya tinggi pada bayi dan anak kecil
. hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skiotum .Hernia
inguinalis direk, hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot ,
tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek, ini lebih
umum nya pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area
yang lemah ini karna defisiensi congenital. Hernia femoralis, hernia femoralis
terjadi melalui cincin femoralisdan lebih umum pada wanita dari pada pria . ini
mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara
bertahap menarik peritonium dan hamper tidak dapat di hindari kandung kemih
masuk kedalam kantung ada insiden yang tinggi dari inkar serata dan strangulasi
dengan tipe hernia ini. Hernia embilikalis pada orang dewasa lebih umum pada
wanita dank arena peningkatan tekanan abdominal . ini biasa nya terjadi pada
klien gemuk dan wanita multipara . Hernia umbilicalis terjadi karena ke gagalan
arifisium umbilikal untuk menutup . Bila tekanan dan cincin hernia memotong
suplai darah ke segmen hernia dan usus , usus menjadi terstrangulasi .situasi ini
adalah kedaruratan bedah karna kecuali usus terlepas , usus ini cepat menjadi
ganggren karena kekurangan suplai darah . pembedahan sering di lakukan
terhadap hernia yang besar terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi . suatu
tindakan herniorrhaphy terjadi atas tindakan menjepit defek di dalam fascia akibat
ke adaan po.
- Berdasarkan sifatnya
a). Hernia reponibel/reducible
Yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan
nyeri atau gejala obstruksi usus (Erfandi, 2009).
b). Hernia ireponibel
Yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga.
Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritonium kantong
hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan karena
fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus (Erfandi,
2009).
c). Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer =
penjara)
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Herniainkarserata berarti isi
kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis “hernia
inkarserata” lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase,
sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai “hernia strangulata”.Hernia
strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak
mendapat darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini merupakan
keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera (Erfandi,
2009).
- Berdasarkan Letaknya
a). Hernia Femoralis
Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum
inguinale. Keadaan anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia
femoralis. Hernia femoralis umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian
pada perempuan kira-kira 4 kali lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat
paha yang muncul terutama pada waktu melakukan aktivitas yang menaikkan
tekanan intra abdomen seperti mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang
pada waktu berbaring. Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis.
Selanjutnya, isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong
sejajar dengan vena femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa
ovalis di lipat paha (Syamsuhidayat, 2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih
umum pada wanita daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis
femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir
tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung. Ada insiden yang
tinggi dari inkarserata dan strangulasi dengan tipe hernia ini.
b). Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang
hanya tertutup peritoneum dan kulit. Hernia ini terdapat kira-kira 20% bayi dan
angka ini lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Tidak ada perbedaan angka
kejadian antara bayi laki-laki dan perempuan. Hernia umbilikalis merupakan
penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin
umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi
menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi
inkarserasi (Syamsuhidayat, 2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih
umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya
terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi
insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah
pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat, atau kegemukan.
c). Hernia sikatriks atau hernia insisional
Hernia ini terjadi pada bekas luka laparotomi. Sayatan pada nervus
mengakibatkan anestesi kulit dan paralisis otot pada segmen yang dilayani oleh
saraf yang bersangkutan (Syamsuhidayat, 2004).
d). Hernia Inguinalis
Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk
melalui sebuah lubang sebagai bagian yang lemah pada dinding perut ke dalam
kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang
merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum
(kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan. Hernia inguinalis dapat bersifat
bawaan (kongenital) dan didapat (akuisita). Pasien laki-laki lebih banyak daripada
pasien wanita. Pada pria, hernia bisa terjadi di selangkangan, yaitu pada titik
dimana korda spermatika keluar dari perut dan masuk ke dalam skrotum (Asep
Subarkah, 2008).
2.7 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hernia dibagi menjadi 2, konservatif dan operatif.
Pengobatan konservatif
Terbatas pada tindakan pengembalian posisi (dengan cara mendorong
masuk tonjolan yang ada secara manual) dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi (dikembalikan
posisinya). Penggunaan bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia
yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai
seumur hidup. Hal ini biasanya dipilih jika kita menolak dilakukan perbaikan
secara operasi atau terdapat kondisi yang tidak memungkinkan untuk operasi.
Cara ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak
kulit dan tonus (kekenyalan/tekanan) otot dinding perut di daerah yang tertekan
sedangkan strangulasi (terlilit/terpuntir) tetap mengancam. Penggunaan
penyangga tidak menyembuhkan hernia
Pembedahan (Operatif) :
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang.
b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan
muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
2.8 PENCEGAHAN
Menurut Jennifer (2007), pencegahan hernia adalah :
a. Usahakan untuk mempertahankan berat tubuh yang sehat
Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada otot di bagian perut.
b. Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi
Seperti : Buah-buahan, sayuran, dan makanan yang terbuat dari gandum sangat
disarankan untuk dikonsumsi. Makanan tersebut mengandung banyak serat yang
membantu mencegah konstipasi dan mengurangi tekanan di bagian perut.
c. Hindari mengangkat barang yang terlalu berat
Jika harus mengangkat barang berat, lakukan dengan cara yang benar. Postur
tubuh yang tepat saat mengangkat barang berat, yakni tekuk lutut Anda dan
hindari membungkuk untuk mengurangi tekanan.
d. Hindari tekanan Intra abdomen
Seperti batuk kronis dan mengejan yang dapat mencetuskan hernia.