Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN Nn.Z DENGAN TUMOR INTRA ABDOMEN


DI RUANG SEKATUNG BEDAH RUMKITAL DR MIDIYANTO
SURATANI

Disusun Oleh:
Wirdah Biladi
122314085

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

Utari Yunie Atrie, S.Kep,Ns, M.Kep Ernawati, S.Kep, Ns.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
TANJUNGPINANG
2023
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi Tumor Intra Abdomen
Tumor intra abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan
yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel
normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat
meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava
inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang
di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya. Yang termasuk tumor intra
abdomen antara lain, Tumor hepar, Tumor limpa /lien, Tumor lambung/usus
halus, Tumor colon, Tumor ginjal (hipernefroma), Tumor pankreas. Pada
anak-anak dapat terjadi Tumor wilms (ginjal) (Dhia, 2014)
Tumor intra abdomen antara lain tumor hepar, tumor limpa, tumor
lambung atau usus halus, tumor kolon, tumor ginjal (hipernefroma), tumor
pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi tumor ginjal (Oswari, 2014).
Tumor Abdomen adalah pembengkakan atau adanya benjolan yang
disebabkan oleh neoplasma dan infeksi yang berada di abdomen berupa
massa abnormal di sel-sel yang berpoliferasi yang bersifatautonom (tidak
terkontrol), progresif (tumbuh tidak beraturan), tidak berguna. Seiring
dengan pertumbuhan dan perkembang biakannya, sel tumor dapat
membentuk suatu massa dari jaringan yang ganas dan kemudian dapat
menjadi dan dapat bermetastasis keseluruh tubuh sehingga dapat
menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2015).
2. Anatomi Dan Fisiologi
a) Anatomi
Menurut (Hetty A. K, 2017)Bagian abdomen (perut) sering dibagi
menjadi 9 area berdasarkan posisi dari 2 garis horizontal dan 2 garis
vertikal yang membagi- bagi abdomen. 7 Pembagian berdasarkan region:
1) Regio hipokondriak kanan
2) Regio epigastrika
3) Regio hipokondriak kiri
4) Regio lumbal kanan
5) Regio umbilicus
6) Regio lumbal kiri
7) Regio iliak kanan
8) Regio hipogastrika
9) Regio iliak kiri
Bagian abdomen juga dapat dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan
posisi dari satu garis horizontal dan 1 garis vertikal yang membagi daerah
abdomen (Hetty A. K, 2017).
1) Kuadran kanan atas
2) Kuadran kiri atas
3) Kuadran kanan bawah
4) Kuadran kiri bawah

Gambar 2.1 Gambar Quadran Pada Bagian Abdomen (LeMone, 2015)

3. Etiologi
Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa faktor
yang dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan
kimiawi, fisik, virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya hidup,
serta penurunan imunitas. Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya
pembelahan sel yang abnormal.Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari
besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam
pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan
metastasis. Menurut Smelstzer & Suzanne C, 2001 dalam (DIMU, 2019)
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
a) Karsinogen
1) Kimiawi Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau
memerlukan aktivasi terlebih dahulu (kokarsinogen) untuk
menimbulkan neoplasi. Bahan kimia ini dapat merupakan bahan alami
atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu pencemar
lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak
sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan
terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia.
Berbagai karsinogen lain antara lain nikel arsen, aflatoksin,
vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon
aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di dalam
makanana yang dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan
DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.
2) Fisik Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan.
Sumber radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan
bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon pada muka bumi
bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang disebabkan oleh bahan
korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan terjadinya
neoplasia.
3) Viral Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam
ribonukleatnya; virus DNA serta RNA. Virus DNA yang sering
dihubungkan dengan kanker antara human papiloma virus (HPV),
Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis C
virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell
leukemia virus I(HTLV-I)
4) Hormon
Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.
5) Faktor gaya hidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makanmakanan
yang kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal
dari lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat
meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara
dan karsinoma kolon.
6) Parasit Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
7) Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.

4. Manifestasi Klinis
Menurut (Price Sylvia .A, 2012)Kanker dini sering kali tidak
memberikan keluhan spesifik atau menunjukan tanda selama beberapa
tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak terganggu
dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau
pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak menunjukkan kelainan.
Oleh karena itu, American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan
tentang tanda dan gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini
disebut “7- danfer warning signals CAUTION”. Yayasan Kanker Indonesia
menggunakan akronim WASPADA sebagai tanda bahaya keganasan yang

perlu dicuraigai.
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika
mulai mendesak jaringan di sekitarnya.Hal ini disebabkan karena sifat
rongga tumor abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen
bila telah terdeteksi harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu
dilakukan pemantauan disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila
demikian, pengangkatan dapat dilakukan sedini mungkin (Oswari, 2012).
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut
tampak membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan
fisik dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan
yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis.
Dengan demikian mudah ditentukan pula apakah letak tumornya
intraperitoneal atau retroperitoneal. Tumor yang terlalu besar sulit
menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang berasal
dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga abdomen.
Berbagai pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan, seperti
pemeriksaan darah tepi, laju endap darah untuk menentukan tumor ganas
atau tidak. Kemudian mengecek apakah tumor telah mengganggu sistem
hematopoiesis, seperti pendarahan intra tumor atau metastasis ke sumsum
tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau pemeriksaan lainnya.
Menurut (Sjamsuhidajat, 2010) Tanda dan Gejala yang di temukan pada
pasien :
a) Hiperplasia.
b) Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.
c) Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila
tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat
elastis kenyal atau lunak.
d) Kadang tampak Hipervaskulari di sekitar tumor.
e) Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.
f) Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.
g) Konstipasi.
h) Nyeri.
i) Anoreksia, mual, lesu.
j) Penurunan berat badan.
k) Pendarahan.

5. Patofisiologi
Menurut (Sjamsuhidajat, 2010) Tumor adalah proses penyakit yang
bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasiganetic dari DNA seluler,
sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secara abnormal,
mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar
seltersebut.Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob
karenakemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai
enzim yang lengkapuntuk oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga
lebih mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi unruk
anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan
jalan katabolisme. Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan- bahan untuk
membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel
neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalam mendapatkan bahan-
bahan tersebut.(Sadariah. 2019).
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciriciri invasi, dan
terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi
jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh
darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain
dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian
tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti
yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan
penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas
denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.
(Smelstzer, Suzanne C.2016).
6. Komplikasi
Meskipun biasanya dapat ditangani, tumor intra abdomen dapat
menyebabkan komplikasi akibat efek tumor itu sendiri, seperti :
a. Kerusakan organ akibat desakan dari tumor yang besar.
b. Perdarahan dalam perut akibat tumor tersebut.
c. Kekambuhan setelah terapi, biasanya pada tumor ganas.
Penyebaran tumor ganas ke bagian tubuh lain (terutama pada kasus
yang tidak tertangani). Penyebaran ini umumnya terjadi melalui sistem
limfatik atau getah bening.

7. Penatalaksaan Medik Dan Keperawatan


a. Pentalaksaan medik
1) Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya
gasterektomi subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan
maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak
ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau
seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur
kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan
adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.
2) Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel
dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA
dan RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi
adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spectrum
elektromagnetik.
3) Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan
untuk reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan
dan pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam
proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi
ditangani lebih efektif dengankemoterapi.
4) Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan
keempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic
response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor
stimulasi koloni, interferon, interleukin.

b. Penatalaksaan Keperawatan
1) Melakukan manajemen nyeri dengan melakukan kompres air hangat
pada bagian perut depan hingga kebelakang . Terapi ini dapat
diberikan pada saat seseorang mengalami nyeri abdomen .Untuk
nyeri-nyeri kronik yang sudah lama dan muncul secara terus menerus
dan hebat, dapat digunakan teknik mengaliri aliran listrik yang kecil
atau bisa juga memberikan pancaran panas dengan skala kecil dengan
menerapkan terapi distraksi/relaksasi dan ditambah dengan nafas
(Judha, M, 2012).

8. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah:
a. Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-
fototengkorak, leher, toraks, abdomen, tulang,mammografi.
b. Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon
in loop,kistografi.
c. USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan
gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi,mammosografi.
d. CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan
kepala, thoraks, abdomen, whole body scan,dll.
e. MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang
masih tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit
besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dariCT.
f. RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor
marker).
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
A. Identifikasi
Identitas Data klien, mencakup : nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, agama, pekerjaan, suku bangsa, status perkawinan,
alamat, diagnosa medis, No RM, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
dan ruangan tempat klien dirawat. Berisi data Penanggung jawab dan
data medik.
B. Keadan Umum
Biasanya Klien kolik renal tampak meringis menahan nyeri yang
ditimbulkan. Pada bagian ini juga dikaji TTV klien, tinhgkat
kesadaran, beberapa pengukuran, dan diakhiri dengan genogram.
C. Pengkajian Pola Kesehatan (11 Pola Gordon)
a) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Berkaitan dengan fungsi peran yang tergambar dari
penyesuaian atau pencerminan diri yang tidak adekuat terhadap
peran baru setelah stroke serta masih menerapkan pola tidak
sehat yang dapat memicu serangan stroke berulang. Pengkajian
perilaku adaptasi interdependen pada pasien paska stroke antara
lain identifikasi sistem dukungan sosial pasien baik dari
keluarga, teman, maupun masyarakat (Dharma, 2015).

b) Pola nutrisi metabolik


1) Mual, muntah.
2) Demam.
3) Diet tinggi purin oksalat atau fosfat.
4) Kebiasaan mengkonsumsi air minum.
5) Distensi abdominal, penurunan bising usus.
c) Pola eliminasi
Defisit neurologis juga akan menyebabkan gangguan
pencernaan sehingga mengalami disfungsi kandung kemih dan
saluran pencernaan lalu akan mengalami gangguan eliminasi
(Wakhidah, 2015). Pengkajian eliminasi meliputi BAB dan
BAK, konsistensi feses, jumlah dan warna urin, inkontinensia
urin, inkontinensia bowel, dan konstipasi. Selama periode ini,
dilakukan kateterisasi intermitten dengan teknik steril.
Inkontinensia urin yang berlanjut .
d) Pola aktivitas dan latihan
1) Sekolah
2) Keterbatasan aktivitas.
3) Gaya hidup (olah raga).
e) Pola Tidur dan istirahat
1) Demam.
2) Gangguan tidur akibat rasa nyeri.
f) Pola persepsi kognitif
1) Nyeri: nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang
dengan posisi atau tindakan lain, nyeri tekan pada area
abdomen pada palpasi.
2) Penanganan tanda dan gejala yang muncul.
g) Pola reproduksi dan seksual
1) Keluhan dalam pola menstruasi.
h) Pola persepsi dan konsep diri
1) Perubahan gaya hidup karena penyakit
2) Cemas terhadap penyakit yang diderita.
i) Pola mekanisme copying dan toleransi terhadap stress
1) Adakah pasien tampak cemas
2) Bagaimana mengatasi masalah yang timbul.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut berhubungan dengan agens pencedraan fisiologis
2) Gangguan citra tubuh ditandai dengan perbesaran pada abdomen
3) Resiko Infeksi b.d prosedur invasi
3. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan Intervensi Tindakan Rasional


O Keperawatan (Hasil yang diharapkan keperawatan
(DS da DO) dan kriteria hasil Meliputi : Tindakan Observatif,
evaluasi) Tindakan Keperawatan Mandiri,
Pendidikan Kesehatan,
Kolaborasi, atau Pelaksanaan
Program Dokter
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 1. membantu mengevaluasi
tindakan keperawatan (I.010011) perkembangan dari
Definisi : selama 3x24 masalah obstruksi
Pengalaman sensorik nyeri akut berkurang Tindakan Observasi : 2. membantu
atau emosional yang dengan 1. Identifikasi lokasi, meminimalisir nyeri
berkaitan dengan Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, 3. mengurangi kecemasan
kerusakan jaringan 1. TTV Normal frekuensi, kualitas, intensitas pasien
aktual atau 2. Keluhan nyeri nyeri 4. membantu mengurangi
fungsional, dengan menurun 2. Identifikasi skala nyeri nyeri yg dirasa
onset mendadak atau 3. Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri non 5. meningkatkan relaksasi,
lamat 4. Kesulitan tidur verbal menurunkan tegangan
menurun 4. Identifikasi faktor yang otot
memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan). Fasilitasi
istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Gangguan citra Setelah dilakukan Observasi Observasi
tindakan asuhan 1. Identifikasi harapan - Untuk mengethui kondisi
tubuh ditandai
keperawatan selama citra tubuh pasien yang mencakup
dengan perbesaran berdasarkan TTV
1x24 jam diharapkan
pada abdomen perkembangan
perawatan diri Teraupeutik
2. Identifikasi harapan,
meningkat dengan agama ,jenis kelamin dan - Untuk diskusi perubahan
kriteria hasil umur terkait citra tubuh tubuh
1. Melihat bagian tubuh 3. Monitor frekuensi
sedang (3) pernyataan kritik terhadap Edukasi
2. Fokus pada bagian diri sendiri - Agar pasien dan
tubuh menurun (5) Terapeutik keluarga mengetahui
3. Fokus pada kekuatan 1. Diskusi perubahan tubuh dan tujuan dari perawatan
pada masa lalu (5) fungsi perubahan citra tubuh
Respon non verbal 2. Diskusi perbedaan
perubahan tubuh membaik penampilan fisik terhadap
(5) harga diri
3. Diskusi perubahan akibat
pubertas, kehamilan dan
penuaan
Edukasi
1. Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh
2. Anjurkan mengungkapkan
gambar diri terhadap citra
tubuh

3 Resiko Infeksi b.d Setelah dilakukan Observasi Observasi


proes invasi - Monitor tanda dan gejala - Untuk mengetahui tanda
intervensi keperawatan
infeksi lokal dan sistemik dan gejala adanya infeksi
selama 1x24 jam maka
Teraupeutik Teraupeutik
tingkat infeksi menurun
- Berikan perawatan kulit pada - Untuk memberikan
dengan kriteria hasil: area edema perawatan pada kulit
- Cuci tangan sebelum dan pasien yang terdapat
1. Kemerahan menurun
sesudah kontak dengan edema
2. Nyeri menurun pasien dan lingkungan pasien - Untuk mengurangi
Edukasi resiko infeksi dan
3. Bengkak menurun
- Jelaskan tanda dan gejala menjaga kebersihan
-
infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan Edukasi
yang benar - Memberikan
pengetahuan tentang
tanda gejala infeksi
- Agar pasien dan
Keluarga dapat
melakukan cuci tangan
dengan benar
6. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping. Komponen yang terdapat pada implementasi adalah :
a. Tindakan Observasi
Tindakan observasi adalah tindakan yang ditujukan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data status kesehatan klien.
b. Tindakan Terapeutik
Tindakan terapeutik adalah tindakan yang secara langsung dari berefek
memulihkan status kesehatan klien atau dapat mencegah
perburukan masalah kesehatan klien
c. Tindakan Edukasi
Tindakan edukasi adalah tindakan yang ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan klien merawat dirinya dengan
membantu klien memperoleh perilaku baru yang dapat mengatasi
masalah
d. Tindakan Kolaborasi
Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang membutuhkan kerjasama
baik dengan perawat lainnya maupun dengan profesi kesehatan
lainnya. (Potter & Perry, 2011)
7. Evaluasi Keperawatan
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan
dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat
mengambil keputusan. Komponen catatan perkembangan, antar lain sebagai
berikut : SOAP (data subjektif, data objektif, analisis/assessment, dan
perencanaan/planning) dapat dipakai
untuk mendokumentasikan evaluasi.
a. S (Subjektif) : data subjektif yang diambil dari keluhan klien, kecuali
pada klien yang afasia.
b. O (Objektif) : data objektif yang diperoleh dari hasil observasi
perawat, misalnya tanda-tanda akibat penyimpangan fungsi fisik,
tindakan keperawatan, atau akibat pengobatan.
c. A (Analisis/Assessment) : berdasarkan data yang terkumpul
kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi
diagnosis atau masalah potensial, dimana analisis ada 3, yaitu
(teratasi, tidak teratasi, dan sebagian teratasi) sehingga perlu
tidaknya dilakukan tindakan segera. Oleh karena itu, sering
memerlukan pengkajian ulang untuk menentukan perubahan
diagnosis, rencana, dan tindakan.
d. P (Perencanaan/Planning) : perencanaan kembali tentang pengembangan
tindakan keperawatan, baik yang sekarang maupun
yang akan datang (hasil modifikasi rencana keperawatan) dengan
tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien. Proses ini
berdasarkan kriteria tujuan yang spesifik dan periode yang telah
ditentukan. (Potter & Perry, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8
volume 3, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Brunner and Suddarth (2015) Keperawatan Medical Bedah Edisi 12 Jakarta :EGC
Judha, M, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Kasiati, Ni Wayan Dwi Rosmalawanti. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi Dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
PPNI. (2019a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). Jakarta.
PPNI. (2019b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
Sapardin. (2019). Konsep Dasar Keperawatan Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan
(Pusdik SDM). Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai