TUMOR KOLON
A. Pengertian
salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan
(benign).Tumor kolon adalah tumor yang berada di dalam kolon.(Roben S.L. dan
Kumar V, 2011).
B. Etiologi
1. Kelainan kongenital
benjolannya dapat berupa benjolan yang timbul sejak lahir atau timbul pada
usia kanak-kanak bahkan terkadang muncul setelah usia dewasa. Pada kelainan
ini ,benjolan yang paling sering terletak di leher samping bagian kiri atau
benjolan bisa kecil beberapa cm tetapi bisa juga besar seperti bola tenis.
Kelainan kongenital yang sering terjadi di daerah leher antara lain adalah
2. Genetik
3. Gender / jenis kelamin
4. Usia
Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang berulang
terjadinya kanker pada bagian tubuh tersebut, karena luka atau cedera pada
7. Infeksi
8. Gaya hidup
9. Karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker paru
pada perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja
menghirup asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama.Bahan kimia
menjadi sel kanker.Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus
kanker kulit.Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat
C. Patofisiologi
fisik berulang, Hormon, Infeksi, Gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus,
radiasi) dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak
pada umumnya tidak cepat membesar.Sel tumor mendesak jaringan sehat
memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka
Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas
kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker
dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari
tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh
kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat
tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut
menjadi terganggu.
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis
(invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan
yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen
vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, Ahmad. 2010).
D. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi
dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam
seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang
konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang
dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah
2014).
diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau
1. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.
5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, mejadi makin besar dan
gatal.
E. Komplikasi
Effendi, 2012).
paling penting untuk kanker kolon adalah pengujian darah samar, enema barium,
dipercaya dalam mendiagnosa kanker kolon karena tidak semua lesi menyekresi
diagnosis prediksi. Pada eksisi tumor komplet, kadar CEA yang meningkat harus
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
periode praoperatif.
kolon kelas C adalah program 5-FU/ Levamesole. Pasien dengan kanker rektal
Kelas B dan C diberikan 5-FU dan metil CCNU dan dosis tinggi radiasi
dan pascaoperatif untuk memperkecil tumor, mencapai hasil yang lebih baik
yang tidak dioperasi atau tidak dapat disekresi, radiasi digunakan untuk
2. Penatalaksanaan Bedah
kemudian di eksisi. Laser Nd: YAG telah terbukti efektif pada beberapa lesi.
Reseksi usus diindikasikan ntuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B
kelas
3. Tujuan
menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan.
pembedahan
pada sisis
(pengangkatan tumor
perasaan lelah; adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi,
terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau dan konsistensi feses,
masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolorektal; dan terapi
bisisng usus dan palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa
2. Diagnosa Keperawatan
meliputi :
sekunder.
nyeri mampu menggunakan tehnik Observasi reaksi nonverbal dari Untuk mengetahui tingkat
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, ketidaknyamanan ketidaknyamanan dirasakan oleh
mencari bantuan) pasien
Melaporkan bahwa nyeri berkurang Gunakan teknik komunikasi Untuk mengalihkan perhatian
dengan menggunakan manajemen nyeri terapeutik untuk mengetahui pasien dari rasa nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, pengalaman nyeri pasien
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Kaji kultur yang mempengaruhi Untuk mengetahui apakah nyeri
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri respon nyeri yang dirasakan klien berpengaruh
berkurang
dirasakan klien
lampau
klien.
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk Agar nyeri yang dirasakan klien
dirasakan.
jaringan berhubungan Membranes Inspeksi kulit terhadap perubahan Menandakan area sirkulasi buruk
dengan kerusakan Hemodyalis akses warna, turgor, vaskuler, perhatikan atau kerusakan yang dapat
dipertahankan (sensasi, elastisitas, Pantau masukan cairan dan hidrasi Mendeteksi adanya dehidrasi atau
temperature, hidrasi, pigmentasi) kulit dan membran mukosa hidrasi berlebihan yang
Menunjukkan pemahaman dalam Inspeksi area tergantung terhadap Jaringan udem lebih cenderung
terjadinya cedera berulang Ubah posisi sesering mungkin Menurunkan tekanan pada udem ,
kulit
pruritis
Mencegah iritasi dermal langsung
Anjurkan memakai pakaian katun
dan meningkatkan evaporasi lembab
pada kulit
penurunan pertahanan Knowlage : Infection control Bersihkan lingkungan setelah Agar bakteri dan penyakit tidak
primer dan sekunder. Risk control digunakan oleh klien. menyebar dari lingkungan dan
Kriteria Hasil : orang lain
klien bebas dari tanda dan gejala Jaga agar barier kulit yang terbuka Mengurangi paparan dari
penyakit, faktor yang Ajarkan klien dan keluarga tekhnik Mencegah terjadinya infeksi dari
mempengaruhi penularan serta mencuci tangan yang benar. mikroorganisme yang ada di tangan.
penatalaksanaannya Pergunakan sabun anti microbial Mencuci tangan menggunakan
menunjukkan kemampuan untuk untuk mencuci tanga sabun lebih efektif untuk
mencegah timbulnya infeksi membunuh bakteri.
jumlah leukosit dalam batas Cuci tangan sebelum dan sesudah Mencegah infeksi nosokomial.
menunjukkan perilaku hidup sehat Terapkan Universal precaution. Mencegah infeksi nosokomial
bakteri.
Presdisposisi : presipitasi:
Genetik usia 50 thn merokok polip reltal makanan rendah serat, kolesistektomi
tinggi karbo, lemak, protein
FAB HNPCC penurunan fungsi zat nikotin, polip jinak jd asam empedu
Organ tar terpapar ganas material pembentukan mengalir bebas
Autosoma dominan autosoma dominan dng sel karsinogen feses tak lembut
gen APC pd gen HNPCC penurunan menyusup serta peningkatan
eksposur
kromosom 5 peristaltik usus masuk kedalam saluran merusak jaringan bahan makanan, mineral, bakteri usus
mutasi gen pd pernapasan normal cairan, elektrolit menumpuk
mutasi gen APC kromosom 2,3 penurunan abs. air, di usus pemaparan terus menerus
vitamin, natrium, berdifusi bersama O2 menyebar kedalam
berikatan Beta-cafena terbentuk MLH, eksresi karbohidrat, dan masuk ke dlm tubuh struktur sekitar obstruksi usus peningkatan proporsi
MSH2 bikarbonat, mucus, feses kanker neurogenik
terjadi akumulasi di sitosel menuju kolon dan terjadi perubahan menekan sel-sel
metilasi abnormal tertampung metaplasia pada dinding kolon metaplasia
transaktivasi enkogen dr DNA dalam kolon perubahan metaplasia dinding kolon
penurunan peristaltik usus di usus
penurunan proses displasia terpapar dengan
apoptosis sel karsinogen penurunan abs. Vit, lemak, air sel-sel ganas dalam
metaplasia natrium & klorida usus besar terinfasif
kelainan siklus sel menggalakan sel
hyperplasia karsinogen sekresi kalsium, bikarbonat, mukus,
pertumbuhan dysplasia feses menurun
KANKER KOLON
Robin S.L. dan Kumar V. 2011. Buku Ajar Patologi I. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S.C., 2006, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Tjakra, Ahmad. 2010. Patologi. Jakarta : Bagian Patologi FKUI
Jakarta