Anda di halaman 1dari 19

LAPORAPENDAHULUAN

TUMOR KOLON

A. Pengertian

Tumor (berasal dari bahasa latin, yang berarti "bengkak"), merupakan

salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan

untuk menggambarkan pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak

normal.Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak

(benign).Tumor kolon adalah tumor yang berada di dalam kolon.(Roben S.L. dan

Kumar V, 2011).

B. Etiologi

1. Kelainan kongenital

Kelainan kongenital adalah kelainan yang dibawa sejak lahir,

benjolannya dapat berupa benjolan yang timbul sejak lahir atau timbul pada

usia kanak-kanak bahkan terkadang muncul setelah usia dewasa. Pada kelainan

ini ,benjolan yang paling sering terletak di leher samping bagian kiri atau

kanan di sebelah atas , dan juga di tengah-tengah di bawah dagu. Ukuran

benjolan bisa kecil beberapa cm tetapi bisa juga besar seperti bola tenis.

Kelainan kongenital yang sering terjadi di daerah leher antara lain adalah

hygroma colli, kista branchial, kista ductus thyroglosus.

2. Genetik
3. Gender / jenis kelamin

4. Usia

5. Rangsangan fisik berulang

Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang berulang

dalam waktu yang lama merupakan rangsangan yang dapat mengakibatkan

terjadinya kanker pada bagian tubuh tersebut, karena luka atau cedera pada

tempat tersebut tidak sempat sembuh dengan sempurna.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
6. Hormon

Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya

adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu.Pada beberapa

penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat

menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara,

rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).

7. Infeksi

8. Gaya hidup
9. Karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)

Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker paru

pada perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja

menghirup asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama.Bahan kimia

untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat

meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita

kanker. Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal

menjadi sel kanker.Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus

onkogenik.Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan

kanker kulit.Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat

menimbulkan kanker kulit dan leukemia (Wilkinson, Judith, 2013).

C. Patofisiologi

Kelainan congenital, Genetic, Gender / jenis kelamin, Usia, Rangsangan

fisik berulang, Hormon, Infeksi, Gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus,

radiasi) dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor

dapat bersifat benign (jinak) atau bersifat malignant (ganas).

Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak
pada umumnya tidak cepat membesar.Sel tumor mendesak jaringan sehat

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang

memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka

pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi.

Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas

pada umumnya cepat menjadi besar.Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke

jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan

kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker

dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari

tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh

kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat

tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut

menjadi terganggu.

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang

tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis

lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan

(invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan

yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen

vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, Ahmad. 2010).

Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk

RNA, berdiferensiasi / proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom


sel, duplikasi DNA dari sel normal, menjalani fase mitosis, fase istirahat (pada

saat ini sel tidak melakukan pembelahan).

D. Manifestasi Klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi

segmen usus tempat kanker berlokasi.Gejala paling menonjol adalah perubahan

kebiasaan defekasi.Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum

kedua.Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya,

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan.Gejala yang sering dihubungkan

dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam

seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang

berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses,

konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang

dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah

defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah (Boedihartono,

2014).

Menurut (Marlynn E. Doenges, 2013) ada tujuh gejala yang perlu

diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau

tidaknya kanker, yaitu :

1. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.

2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.

3. Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh.

4. Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).

5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, mejadi makin besar dan

gatal.

6. Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh.

7. Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.

E. Komplikasi

Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau

lengkap.Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar

kolon yang menyebabkan hemoragi.Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan

pembentukan abses.Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok. (Nasrul

Effendi, 2012).

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
F. Pemeriksaan Diagnostik

Bersamaan dengan pemeriksaan abdomen dan rektal, prosedur diagnostik

paling penting untuk kanker kolon adalah pengujian darah samar, enema barium,

proktosigmoidoskopi, dan kolonoskopi. Sebanyak 60% dari kasus kanker

kolorektal dapat diidentifikasi dengan sigmoidoskopi dengan biopsi atau apusan

sitologi (Nasrul Effendi).

Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA) dapat juga dilakukan,

meskipun antigen karsinoembrionik mungkin bukan indikator yang dapat

dipercaya dalam mendiagnosa kanker kolon karena tidak semua lesi menyekresi

CEA. Pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar CEA dapat dipercaya dalam

diagnosis prediksi. Pada eksisi tumor komplet, kadar CEA yang meningkat harus

kembali ke normal dalam 48 jam. Peningkatan CEA pada tanggal selanjutnya

menunjukkan kekambuhan.(Brooker, Christine, 2015).

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan

pengisapan nasogastrik.Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna,

terpai komponen darah dapat diberikan.Pengobatan tergantung pada tahap

penyakit dan komplikasi yang berhubungan.Endoskopi, ultrasonografi dan

laparoskopi telah terbukti berhasil dalam pentahapan kanker kolorektal pada

periode praoperatif.

Menurut (Tajakra, Ahmad, 2010) metode pentahapan yang dapat

digunakan secara luas adalah klasifikasi Duke:

a. Kelas A tumor dibatasi pada mukosa dan sub mukosa


b. Kelas B penetrasi melalui dinding usus

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
c. Kelas C Invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional

d. Kelas D metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas

Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk

pendukung atau terapi ajufan.Terapi ajufan biasanya diberikan selain

pengobatan bedah.Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi atau

imunoterapi.Terapi ajufan standar yang diberikan untuk pasien dengan kanker

kolon kelas C adalah program 5-FU/ Levamesole. Pasien dengan kanker rektal

Kelas B dan C diberikan 5-FU dan metil CCNU dan dosis tinggi radiasi

pelvis.Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode praoperatif, intraoperatif

dan pascaoperatif untuk memperkecil tumor, mencapai hasil yang lebih baik

dari pembedahan, dan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor

yang tidak dioperasi atau tidak dapat disekresi, radiasi digunakan untuk

menghilangkan gejala secara bermakna.

Alat radiasi intrakavitas yang dapat diimplantasikan dapat digunakan.Data

paling baru menunjukkan adanya pelambatan periode kekambuhan tumor dan

peningkatan waktu bertahan hidup untuk pasien yang mendapat beberapa

bentuk terapi ajufan.

2. Penatalaksanaan Bedah

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebnayakan kanker kolon

dan rektal.Pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif.Kanker yang terbatas


pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop.Kolostomi laparoskopik

dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk

meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop

digunakan sebagai pedoman dalam menbuat keputusan di kolon; massa tumor

kemudian di eksisi. Laser Nd: YAG telah terbukti efektif pada beberapa lesi.

Reseksi usus diindikasikan ntuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker koon

kelas

3. Tujuan

pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor telah

menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan.

Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor.Prosedur

pembedahan

pilihan adalah sebagai berikut (Tjakra, Ahmad,2010) :

a. Reseksi segmental dengan anostomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus

pada sisis

pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)

b.Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen

(pengangkatan tumor

dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)

c. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anostomosis serta

reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekompresi usus awal dan

persiapan usus sebelum reseksi)

d. Kolostomi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksi

yang tidak dapat direseksi)

H. Proses Keperawatan Tumor Kolon


1. Pengkajian

Riwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang

perasaan lelah; adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi,

frekuensi, durasi, berhubungan dengang makan atau defekasi); pola eliminasi

terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau dan konsistensi feses,

mencakup adanya darah atau mukus.Informasi tambahan mencakup riwayat

masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolorektal; dan terapi

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
obat saat ini.Kebiasaan diet diidentifikasi mencakup masukan lemak dan/ atau

serat serta jumlah konsumsi alkohol.Riwayat penurunan berat badan adalah

penting (Robin S.L. dan Kumar V, 2011).

Pengkajian objektif adalah mencakup auskultasi abdomen terhadap

bisisng usus dan palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa

padat. Spesimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Wilkinson, M.Judith, 2013)

meliputi :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.

b. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit

c.Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan primer dan

sekunder.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
No. DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL

Nyeri akut NOC: NIC :

1. berhubungan dengan Pain Level Pain Management


agen injury fisik. Pain Control Lakukan pengkajian nyeri secara Untuk mengetahui tingkat nyeri

Comfort Level kompherensif temasuk lokasi, pasien


Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuensi,

Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab kualitas dan faktor presipitasi

nyeri mampu menggunakan tehnik Observasi reaksi nonverbal dari Untuk mengetahui tingkat
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, ketidaknyamanan ketidaknyamanan dirasakan oleh
mencari bantuan) pasien
Melaporkan bahwa nyeri berkurang Gunakan teknik komunikasi Untuk mengalihkan perhatian
dengan menggunakan manajemen nyeri terapeutik untuk mengetahui pasien dari rasa nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, pengalaman nyeri pasien

intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Kaji kultur yang mempengaruhi Untuk mengetahui apakah nyeri

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri respon nyeri yang dirasakan klien berpengaruh
berkurang

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
terhadap yang lainnya

Evaluasi pengalaman nyeri masa Untuk mengurangi factor yang

lampau dapat memperburuk nyeri yang

dirasakan klien

Evaluasi bersama pasien dan tim untuk mengetahui apakah terjadi

kesehatan lain tentang pengurangan rasa nyeri atau nyeri

ketidakefektifan control nyeri masa yang dirasakan klien bertambah.

lampau

Bantu pasien dan keluarga untuk Pemberian health education dapat

mencari dan menemukan dukungan mengurangi tingkat kecemasan dan


Control lingkungan yang dapat membantu klien dalam membentuk
memengaruhi nyeri seperti suhu mekanisme koping terhadap rasa
ruangan, pencahayaan dan kebisingan nyeri
Kurangi faktor presipitasi nyeri Untuk mengurangi tingkat

ketidaknyamanan yang dirasakan

klien.
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk Agar nyeri yang dirasakan klien

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
menentukan intervensi tidak bertambah.

Pilih dan lakukan penanganan nyeri Agar klien mampu menggunakan

(secara non farmakologi ) teknik nonfarmakologi dalam

memanagement nyeri yang

dirasakan.

Berikan analgetik untuk mengurangi Pemberian analgetik dapat

nyeri mengurangi rasa nyeri pasien

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
NOC: NIC

2 Kerusakan integritas Tissue Integrity : Skin and Mucous Pressure Management

jaringan berhubungan Membranes Inspeksi kulit terhadap perubahan Menandakan area sirkulasi buruk

dengan kerusakan Hemodyalis akses warna, turgor, vaskuler, perhatikan atau kerusakan yang dapat

jaringan kulit Kriteria Hasil : kadanya kemerahan menimbulkan pembentukan

Integritas kulit yang baik bisa dekubitus / infeksi.

dipertahankan (sensasi, elastisitas, Pantau masukan cairan dan hidrasi Mendeteksi adanya dehidrasi atau

temperature, hidrasi, pigmentasi) kulit dan membran mukosa hidrasi berlebihan yang

Tidak ada luka/lesi pada kulit mempengaruhi sirkulasi dan

Perfusi jaringan baik integritas jaringan

Menunjukkan pemahaman dalam Inspeksi area tergantung terhadap Jaringan udem lebih cenderung

proses perbaikan kulit dan mencegah udem rusak / robek

terjadinya cedera berulang Ubah posisi sesering mungkin Menurunkan tekanan pada udem ,

Mampu melindungi kulit dan jaringan dengan perfusi buruk untuk

mempertahankan kelembaban kulit menurunkan iskemia

dan perawatan alami Berikan perawatan kulit Mengurangi pengeringan , robekan

kulit

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
Pertahankan linen kering Menurunkan iritasi dermal dan

risiko kerusakan kulit


Anjurkan pasien menggunakan
Menghilangkan ketidaknyamanan
kompres lembab dan dingin untuk
dan menurunkan risiko cedera
memberikan tekanan pada area

pruritis
Mencegah iritasi dermal langsung
Anjurkan memakai pakaian katun
dan meningkatkan evaporasi lembab

pada kulit

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
Resiko infeksi NOC: NIC :

3. berhubungan dengan Immune Status infection Control (control infeksi)

penurunan pertahanan Knowlage : Infection control Bersihkan lingkungan setelah Agar bakteri dan penyakit tidak

primer dan sekunder. Risk control digunakan oleh klien. menyebar dari lingkungan dan
Kriteria Hasil : orang lain
klien bebas dari tanda dan gejala Jaga agar barier kulit yang terbuka Mengurangi paparan dari

infeksi tidak terpapar lingkungan dengan cara lingkungan.


mendeskripsikan proses penularan menutup dengan kasa streril.

penyakit, faktor yang Ajarkan klien dan keluarga tekhnik Mencegah terjadinya infeksi dari

mempengaruhi penularan serta mencuci tangan yang benar. mikroorganisme yang ada di tangan.
penatalaksanaannya Pergunakan sabun anti microbial Mencuci tangan menggunakan

menunjukkan kemampuan untuk untuk mencuci tanga sabun lebih efektif untuk
mencegah timbulnya infeksi membunuh bakteri.
jumlah leukosit dalam batas Cuci tangan sebelum dan sesudah Mencegah infeksi nosokomial.

normal melakukan tindakan keperawatan.

menunjukkan perilaku hidup sehat Terapkan Universal precaution. Mencegah infeksi nosokomial

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
Pertahankan lingkungan aseptik untuk meminimalkan

selama perawatan. terkontaminasi mikroba atau

bakteri.

Anjurkan klien untuk memenuhan


Menjaga ketahanan sistem imun.
asupan nutrisi dan cairan adekuat.

infeksi lebih lanjut dapat

Ajarkan klien dan keluarga untuk memperburuk resiko infeksi pada

menghindari infeksi. klien.

Ajarkan pada klien dan keluarga agar dapat melaporkan kepada

tanda-tanda infeksi petugas lebih cepat, sehingga

penangan lebih efisien.

Kolaborasi pemberian antibiotik bila untuk mempercepat perbaikan

perlu. kondisi klien

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
Penyimpangan KDM Ca Kolon

Presdisposisi : presipitasi:

Genetik usia 50 thn merokok polip reltal makanan rendah serat, kolesistektomi
tinggi karbo, lemak, protein
FAB HNPCC penurunan fungsi zat nikotin, polip jinak jd asam empedu
Organ tar terpapar ganas material pembentukan mengalir bebas
Autosoma dominan autosoma dominan dng sel karsinogen feses tak lembut
gen APC pd gen HNPCC penurunan menyusup serta peningkatan
eksposur
kromosom 5 peristaltik usus masuk kedalam saluran merusak jaringan bahan makanan, mineral, bakteri usus
mutasi gen pd pernapasan normal cairan, elektrolit menumpuk
mutasi gen APC kromosom 2,3 penurunan abs. air, di usus pemaparan terus menerus
vitamin, natrium, berdifusi bersama O2 menyebar kedalam
berikatan Beta-cafena terbentuk MLH, eksresi karbohidrat, dan masuk ke dlm tubuh struktur sekitar obstruksi usus peningkatan proporsi
MSH2 bikarbonat, mucus, feses kanker neurogenik
terjadi akumulasi di sitosel menuju kolon dan terjadi perubahan menekan sel-sel
metilasi abnormal tertampung metaplasia pada dinding kolon metaplasia
transaktivasi enkogen dr DNA dalam kolon perubahan metaplasia dinding kolon
penurunan peristaltik usus di usus
penurunan proses displasia terpapar dengan
apoptosis sel karsinogen penurunan abs. Vit, lemak, air sel-sel ganas dalam
metaplasia natrium & klorida usus besar terinfasif
kelainan siklus sel menggalakan sel
hyperplasia karsinogen sekresi kalsium, bikarbonat, mukus,
pertumbuhan dysplasia feses menurun

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
preoplasia Terpapar dengan sel
metaplasia karsinogen

hyperplasia menggalakkan sel


kanker

KANKER KOLON

Kesurakan jaringan vascular local inflamasi jaringan dr efek


Kompresi tumor
Pendarahan internal
Feses bercampur darah komprosi saraf anoreksia metastase melalui Obstruksi pada kolon sigmoid
Local vena porta
anemia intake nutrisi Feses tertahan
nyeri saat defekasi tdk adekuat kerusakan jaringan hati
Kelemahan konstipasi
nyeri Ketidakseimbangan nutrisi
fungsi hati menurun
Intoleransi aktivitas kurang dr kebutuhan tubuh
feses obstruksi sekum
T.G : bedrest, lemah, pucat, sel bertambah dihati
T.G : penurunan BB, tubuh distensi sekum
konjungtiva anemik
kurus CA Hati
perforasi
kematian
peritonitis

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
-------------------------------------------------------------------------------------Penatalaksanaan
Rambut rontok Kepekaan
(kebotakan) sel-sel rambut
Konservatif Operasi
Gangguan Citra diri Supresi - Kemoterapi - kolostomi sementara pasca pembedahan
jaringan kuilit - Terapi radiasi - kolostomi permanen
T.G : malu, - Imunoterapi luka pasca bedah perawatan luka tdk intensif
minder, Kerusakan integritas
menutup diri, kesalahan saat pembedahan (pendarahan) Resiko infeksi
kulit
isolasi sosial T.G : pendarahan Resiko cedera
hebat saat operasi T.G : balutan luka terbuka,
adanya nanah, darah

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)
DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono. 2014. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.

Brooker, Christine. 2015. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGC.

Marilynn E. Doenges. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3.Jakarta : EGC.

Nasrul Effendi. 2012. Pengantar Proses Keperawatan.EGC : Jakarta.

Robin S.L. dan Kumar V. 2011. Buku Ajar Patologi I. Jakarta : EGC.

Smeltzer, S.C., 2006, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Tjakra, Ahmad. 2010. Patologi. Jakarta : Bagian Patologi FKUI

Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :

Jakarta

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIII


Firman Saputra, s.Kep. (70900117017)

Anda mungkin juga menyukai