PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses
ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen dengan
melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra dari rumah sakit, oleh karena itu
kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan hingga
tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses
manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan
sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang
ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan
secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan,
memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi,
budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Gillies, 1986). Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengendalian.
Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan
ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang
mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan
berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut, manajemen keperawatan
perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi dan
tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang
terjadi (Nursalam, 2002).
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat
penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah
satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan senantiasa
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun keluarganya
(Depkes, 1987). Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan
keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang sebagai salah
satu penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan serta usaha lain di bidang
kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat, maka rumah sakit perlu didukung
dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan
berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial yang
dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara untuk dapat
meningkatkan ketrampilan manajerial yang handal selain didapatkan di bangku
kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik. Mahasiswa Program
Studi Profesi Ners Stikes Awal Bros Batam dituntut untuk dapat
mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang Rawat Inap
Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang yang berlangsung selama 3 minggu yaitu
tanggal 08 Maret 2021 – 27 Maret 2021 dengan arahan dari pembimbing
lapangan maupun dari pembimbing pendidikan yang intensif. Adanya praktik
manajemen ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat
dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 3
minggu di Ruang Rawat Inap Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang,
mahasiswa mampu mengelola manajemen asuhan dan manajemen
pelayanan keperawatan tingkat dasar secara professional dengan
pengintegrasian kemampuan kepemimpinan secara efektif.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan
kemampuan dalam hal manajemen keperawatan baik pengelolaan sarana
maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik. Kemampuan
manajemen diantaranya meliputi:
a. Menerapkan konsep, teori dan prinsip prinsip manjemen
keperawatan dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan dalam
pengelolaan majemen pelayanan tingkat dasar dengan menjadi agen
pembaharu dengan melakukan perubahan kearah yang lebih baik
pada Ruang Rawat Inap Dahlia dengan berdasarkan situasi nyata
yang dimulai dari:
1) Pengkajian pada situasi nyata ruang rawat
2) Merumuskan hasil pengkajian kedalam analisis SWOT
3) Merumuskan masalah sesuai dengan hasil pengkajian
4) Menyusun rencana tindakan berdasarkan konsep dan teori yang
telah dipelajari
5) Mengaplikasikan rencana penyelesaian masalah yang telah
disusun pada ruang rawat secara nyata
6) Mengevaluasi hasil aplikasi yan telah dilakukan
7) Menyusun rencana tindak lanjut Planning of Action berdasarkan
evaluasi tindakan
b. Menerapkan konsep, teori dan prinsip – prinsip manajemen
keperawatan dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan dalam
pengelolaan manajemen asuhan keperawatan pada klien di Ruang
Rawat Inap Dahlia secara professional dengan menjalankan peran
atau Role play sebagai kepala ruangan, ketua tim, dan perawat
pelaksana sehingga mampu melakukan kegiatan :
1) Timbang terima (Operan) Pasien dengan perawat antar shift
2) Melakukan pre dan post konferen dengan sesama perawat
pelaksana
3) Menjalankan asuhan keperawatan
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat untuk Perawat
a. Terbinanya hubungan antar perawat dengan perawat dan perawat
dengan tim kesehatan yang lain
b. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
c. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
2. Manfaat untuk Rumah Sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Isolasi
yang berkaitan dengan pelaksaan asuhan keperawatan professional
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana tindak lanjut dalam bentuk Plan Of Action (POA)
c. Sebagai bahan masukkan bagi perawat, khususnya di Ruang Rawat
Inap Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang untuk meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan yang mengacu kepada Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP).
3. Manfaat untuk Mahasiswa
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa Program
Profesi Ners dalam aplikasi konsep manajemen keperawatan secara
langsung.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Teori Manajemen
1. Definisi
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan pro aktif
dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi yang mencakup kegiatan
koordinasi dan supervisi terhadap staf sarana dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999).
Sedangkan manajemen menurut Fayol adalah memperkenalkan dan
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinasi, dan
mengendalikan. Memperkirakan dan merencanakan berarti
mempertimbangkan masa depan dan menyusun rencana aktifitas. (Fayol
dalam bukunya Russel, 2000).
Manajemen Keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan
masyarakat. (Gillies, 1985).
2. Proses Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan
sesuai dengan pendekatan sistem terbuka. Oleh karena itu manajemen
keperawatan terdiri atas beberapa elemen yang tiap-tiap elemen saling
berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen yaitu
input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa
informasi, personel, peralatan, dan fasilitas. Proses pada umumnya
merupakan kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Output atau keluaran umumnya dilihat dari hasil atau kualitas
pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan
penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran.
Kontrol dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan
melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan
kerja perawat, pembuatan prosedur sesuai dengan standar dan akreditasi.
Sedangkan umpan balik dilakukan melalui laporan keuangan, audit
keperawatan dan survei kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada
sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen
keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan proses
keperawatan. Proses manajemen sebagaiman juga proses keperawatan
terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan
rencana, pelaksanaan kegiatan dan kegiatan penilaian hasil (Gillies,
1985).
Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap
mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam
proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses
keperawatan (Nursalam, 2011).
a. Pengkajian dan pengumpulan data
Seorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi
tentang keadaan pasien pada tahap ini, melainkan juga mengenai
institusi, tenaga keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan yang
mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.
Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses
manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lain.
Saat memimpin staf, manajer harus bertindak secara terencana dan
efektif, mampu menjalankan pekerjaan bersama dengan para perawat
dari beberapa level hirarki. Manajer bekerja berdasarkan informasi
penuh dan akurat tentang apa yang perlu dan harus diselesaikan,
dengan cara apa, untuk alasan apa, tujuannya apa, dan sumber daya
apa yang tersedia untuk melaksanakan rencana itu. Selanjutnya,
manajer yang efektif harus mampu mempertahankan tingkat efisiensi
yang tinggi pada salah satu bagian dengan menggunakan ukuran
pengawasan untuk mengidentifikasi masalah dengan segera. Setelah
masalah teridentifikasi, manajer mengevaluasi apakah rencana
tersebut perlu diubah atau prestasi karyawan yang perlu dikoreksi.
Tujuan akhir proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang
efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.
b. Perencanaan
Perencanaan adalah menyusun langkah strategis dalam mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini
dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan
keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang
dapat mengoptimalkanefektivitas kerja staf, serta menegakkan
kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi
institusi yang telah ditetapkan.
c. Pelaksanaan
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang
lain, maka tahap pada pelaksanaan terdiri atas bagaimana manajer
memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah
direncanakan. Fungsi kepemimpinan dapat dibagi lagi dalam
komponen fungsi, yaitu kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi.
d. Evaluasi
Tahap akhir proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan.tujuan evaluasi disini adalah untuk
menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai
dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi
faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
3. Prinsip – Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan
Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
a. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan
karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan
resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan
terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di
berbagai tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini . Kepuasan pasien merupakan
point utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian
dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat
memotivasi staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian diantara
bawahan.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih
tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan
karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui
penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer,
administrator dan bawahan seyogianya bekerja bersama-sama dalam
merencanakan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Sri
Mugianti,2016).
4. Fungsi Manajemen Keperawatan
Menurut Nursalam (2015) secara umum, dunia manajemen keperawatan
menggunakan prinsip POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan
Cpntrolling). Prinsip manajemen ini banyak digunakan oleh organisasi
untuk memajukan dan mengelola organisasi mereka. Berikut penjelasan
lebih lanjut tentang masing-masing point tersebut :
a. Planning (Fungsi Perencanaan)
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara
bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah
dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala
sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer
memperhatikan masa depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin
kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan
karena setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap
rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam
menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer
harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi.
Dalam perencanaan, ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan. Yaitu harus SMART :
1) Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang
lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
2) Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat
diukur tingkat keberhasilannya.
3) Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
4) Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap
ada tantangan.
5) Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan,
triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan
dievaluasi.
Perencanaan (planning) dari sudut pandang jenjang manajemen bisa
dibagi beberapa jenjang:
1) Top Level Planning (perencanaan jenjang atas), perencanaan
dalam jenjang ini bersifat strategis. memberikan petunjuk umum,
rumusan tujuan, pengambilan keputusan serta memberikan
pentunjuk pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh. top level
planning ini penekanannya pada tujuan jangka panjang organisasi
dan tentu saja menjadi tangung-jawab manajemen puncak.
2) Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah), dalam
jenjang perencanaan ini sifatnya lebih administratif meliputi
berbagai cara menempuh tujuan dari sebuah perencanaan
dijalankan. dan tanggungjawab perencanaan level ii berada pada
manajemen menengah
3) Low Level Planning (perencanaan jenjang bawah) perencanaan ini
memfokuskan diri dalam menghasilkan sehingga planing ini
mengarah kepada aktivitas operasional. dan perencanaan ini
menjadi tanggung-jawab manajemen pelaksana
Pasien
Kepala Ruang
Ketua tim
Ketua tim Ketua tim
3. MAKP Primer
Metode primer yaitu metode pemberian asuhan keperawatan
komprehensif yang merupakan penggabungan model praktik
keperawatan profesional. Setiap perawat profesional bertanggung jawab
terhadap asuhan keperawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
Perawat Primer
Pasien
4. MAKP Kasus
Setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan 1 pasien 1 perawat dan hal ini umumnya dilakukan untuk
perawat privat atau keperawatan khusus seperti isolasi dan intensive
care.
Kelebihan metode kasus:
a. Perawat lebih memahami kasus per kasus
b. Sistem evaluasi dari manajerial lebih mudah
Kekurangan metode kasus:
a. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
b. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar
yang sama
Kepala Ruang
Kepala Ruang
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Catatan :
klien Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
A. Pengkajian
1. Gambaran Umum Rumah sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang adalah Rumah
Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kota tanjungpinang, berdiri sejak
tahun 1903. Berdasarkan surat Keputusan Menkes RI Nomor:
51/Menkes/Sk/II/1979 diklasifikasikan menjadi RSUD Tipe C, juga
merupakan salah satu rumah sakit rujukan di provinsi Kepulauan Riau
dan menjadi salah satu tempat praktek bagi mahasiswa keperawatan.
Sejak 01 Januari 2010 RSUD Kota Tanjungpinang berubah status
menjadi Rumah Sakit PPK-BLUD (Pola Pengelolaan Badan Layanan
Umum Daerah).
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang terletak di tengah
kota Tanjungpinang, letak strategis dan mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan kendaraan umum, nberalamat di jalan Jendral
Sudirman no. 795.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang terdiri dari 7
(tujuh) ruang rawat inap, yakni instalasi rawat inap Dahlia, Bougenville,
Anggrek, Cempaka, Mawar – Lavender, ICU dan Teratai. Terdapat juga
ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), OK, Poliklinik dan Hemodialisa.
Selain itu terdapat juga instalasi penunjang, seperti Laboratorium,
Radiologi, Farmasi, IPSRS, dan CSSD.
a. Visi, Misi, Nilai dan Moto Organisasi
RSUD Tanjungpinang menyusun Visi :
“Prima Dalam Pelayanan dan Unggul Di Bidang Penyakit
Dalam Berbasis Patient Safety”.
b. Motto
“Kesembuhan Anda Adalah Kebahagiaan Kami”
PP1 PP2
PA PA
Pagi
Sore
Malam
Libur
Dari Table di atas dapat terlihat jumlah tenaga di ruang rawat inap Dahlia
sebanyak 16 orang tgerdiri dari 4 orang Ners, 1 orang D4 Keperawatan dan 11
orang D3 Keperawatan.
Table 2
Distribusi Jumlah Pasien Rawat Inap Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang
Periode Januari – Desember 2020
No Bulan Jumlah Pasien di rawat
.
1. Januari 132
2. Februari 123
3. Maret 133
4. April 77
5. Mei 102
6. Juni 99
7. Juli 117
8. Agustus 101
9. September 103
10. Oktober 92
11. November 68
12. Desember 90
Dilihat dari table diatas jumlah pasien yang dirawat inap Dahlia
yaitu mencapai 1237 pasien selama tahun 2020. Jumlah pasien masuk
terbanyak yakni pada bulan Maret sebanyak 133 pasien dan paling
sedikit pada bulan April sebanyak 77 pasien. Dengan rata-rata pasien
perbulannya 103 pasien.
Table 3
Tingkat Efisiensi di Ruang Dahlia RSUD Kota Tanjungpinang
Periode Januari – Desember 2020
No Klasifikasi
Bulan BOR LOS
.
1. Januari 71,43% 4,61
2. Februari 69,22% 4,50
3. Maret 66,21% 4,28
4. April 37,62% 3,54
5. Mei 49,84% 4,19
6. Juni 48,41% 4,35
7. Juli 67,43% 4,14
8. Agustus 54,60% 4,19
9. September 55,87% 4,71
10. Oktober 45,01% 4,00
11. November 45,56% 4,57
12. Desember 48,69% 4,66
Jumlah rata-rata 61,53% 4,25
2) Kebijakan Organisasi
Wawancara: Kepala ruangan mengatakan selalu melibatkan staf
perawat dalam pengambilan keputusan, baik dalam segi
managemen ruangan dan penyelesaian konflik internal dengan
musyawarah mufakat.
Observasi :dari hasil observasi yang telah dilakukan selama 3
hari terhitung tanggal 09 – 11 Maret 2021 didapatkan bahwa pada
saat terdapat konflik internal maupun eksternal Kepala
Ruanganan selalu memberikan informasi dan memberikan
penyelesaian konflik kepada perawat dengan musyawarah
terbuka.
Kesimpulan : Sudah optimalnya koordinator dalam mengambil
keputusan secara bermusyawarah dengan perawat di ruang
Dahlia.
b. Fungsi Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Wawancara: kepala ruangan mengatakan bahwa struktur
organisasi ruangan ada.
Observasi : dari hasil pengamatan yang dilakukan terdapat
adanya struktur organisasi ruangan yang terpasang didinding
ruangan nurse station.
Kesimpulan: Sudah optimalnya struktur organisasi yang ada
diruangan Dahlia
2) Metode penugasan
Wawancara : dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada
tanggal 09 - 11 Maret 2021 menurut Kepala Ruangan didapatkan
data bahwa metode penugasan yang dilakukan menggunakan
metode tim.
Observasi : dari hasil observasi yang telah dilakukan dari tanggal
09 – 11 Maret 2021 didapatkan rata-rata jumlah pasien 13 orang
dengan jumlah perawat rata-rata 3 orang. Pada saat hand over,
metode asuhan keperawatan yang direncanakan katim
menggunakan metode penugasan tim, katim yang bertugas
melakukan pembagian pasien kepada setiap perawat pelaksana.
Perawat pelaksana melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai timnya.
Masalah : sudah optimalnya metode penugasan tim.
3) Outcome
a. Kepuasan Perawat
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat
di ruang Dahlia didapatkan bahwa perawat merasa puas
bekerja di ruangan Dahlia dalam memberikan pelayanan
kepada pasien.
Kesimpulan : Peningkatan kepuasan perawat diruang Dahlia
b. Kepuasan Pasien
Berdasarkan hasil quisioner kepuasan pasien dari 12 responden
seluruh pasien puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh
perawat di Ruang Rawat Inap Dahlia.
Kesimpulan: Pasien merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan oleh perawat di Ruang Rawat Inap Dahlia.
B. ANALISA SWOT
Tabel 3.2.1
SWOT BELUM OPTIMALNYA SDM
Strength Weakness Opportunity Threatened
Man : Man : Man Man :
1. SDM yang 1. SDM yang 1. Perlu adanya 1. Kurang
tersedia di tersedia belum penambahan optimalnya
Ruang Dahlia mencukupi tenaga di Ruang
karena pada saat pelayanan
adalah : 16 Dahlia.
pengkajian
orang yakni: 4 asuhan
dengan jumlah
orang tamatan pasien 12 orang, keperawatan
Ners, 1 orang jumlah perawat
yang diberikan
tamatan DIV yang bertugas
Keperawatan, hanya 3 orang
11 orang
dengan tamatan
DIII
Keperawatan
PRIORITAS MASALAH
MAN MAN
METHODE
2 Berdiskusi dengan Supervisor untuk Terpenuhinya kebutuhan Diskusi Supervisor Ruang Mahasiswi
penambahan tenaga pada saat shif tenaga pada saat shift Dahlia Profesi Ners
jaga STIKES Awal
16 Maret Bros Batam
2021