Disusun Oleh :
KELOMPOK 2 A
CHAIRUL ADRI
SUMIYATI
TIODOR NABABAN
REZKI
SYEFRIAWAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu mata kuliah di semester
genap pada program Profesi Ners STIKes Hang Tuah Tanjungpinang. Tugas akhir ners
ini dapat kami selesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan, bimbingan, dan dorongan semangat yang tak terhingga. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Liza Wati, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai penanggung jawab stase Manajemen
Keperawatan yang telah memberikan gambaran sebelum praktek Manajemen
Keperawatan ini dimulai.
2. Dr. Syamilatul Khariroh, S.Kp, M.Kep sebagai Preceptor akademi kami selama ini
yang telah banyak memberikan dukungan kepada kami selama praktek Manajemen
Keperawatan saat ini.
3. Asmeriyanti, S.Kep, Ns sebagai Preceptor klinik di lahan praktek selama kami
bertugas di Ruang Bougenville RSUD Kota Tanjungpinang.
4. Juni Netti Mardiani, S.Kep.Ners sebagai Kepala Ruangan di Rawat Inap
Bougenville RSUD Tanjungpinang.
Kelompok menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar
pula harapan kami agar laporan ini dapat menjadi analisa awal yang bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan masyarakat.
Akhir kata, kelompok berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu keperawatan.
Kelompok 2A
3
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ka. Program Studi Ners
Stikes Hangtuah Tanjungpinang
Kelompok 2 A
4
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang ………………………………………………………. 1
B. Tujuan ……………………………………………………………….. 3
1. Tujuan Umum……………………………………………………. 3
2. Tujuan Khusus …………………………………………………... 3
C. Manfaat ……………………………………………………………… 3
BAB II 4
: TINJAUAN PUSTAKA ...……………………………………………….
4
A. Konsep Manajemen dan Kepemimpinan…………………………..
14
B. Konsep Beban Kerja………………………………………………...
23
C. Konsep lain yang terkait…………………………………………….
BAB III 26
: TINJAUAN LAHAN …………………………………………………… 26
A. Gambaran Umum Rumah Sakit……………………………………. 26
1. Sejarah Singkat………………………………………………… 28
2. Motto, Visi, Misi dan Nilai – nilai…………………………….. 29
3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi………………………………… 31
4. Jenis Pelayanan Keselamatan …………………………………. 32
B. Pengumpulan Data ………………………………………………… 32
1. Data Umum…………………………………………………….. 32
a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)……………………………. 34
b. Bangunan Sarana dan Prasarana (M2- Material) …………. 36
c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Methode) … 37
d. Pembiayaan (M4-Money) ………………………………… 38
e. Pemasaran (M5-Marketing) ………………………………... 38
2. Data Khusus ……………………………………………………. 38
a. Fungsi Perencanaan ………………………………………... 39
b. Fungsi Pengorganisasian …………………………………... 46
c. Fungsi Pengarahan …………………………………………. 48
6
d. Pengendalian ……………………………………………….. 49
C. Analisa SWOT (strength, weakness, opportunity, treat) …………... 51
D. Identifikasi Masalah ……………………………………………….. 53
E. Prioritas Masalah …………………………………………………... 54
BAB IV F. Rencana Tindak Lanjut …………………………………………….. 55
BAB V 60
: PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN ……………………………...
60
: PENUTUP ……………………………………………………………….
60
A. Kesimpulan …………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 62
LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang
menggunakan fungsi-fungsi keperawatan yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, dan pengendalian, masing-masing
fungsi manajemen tersebut saling keterkaitan satu sama lain (Marquis dan Huston
2010). Sumber daya manusia mempunyai kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang berbentuk pelayanan medik, rehabilitasi medik dan
pelayanan keperawatan sangat diperlukan dalam menyediakan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan profesional di rumah sakit (Terry dan Rue, 2011). Tenaga
perawat sebagai sumber daya manusia di rumah sakit selama 24 jam selalu
berinteraksi dengan pasiennya, memiliki waktu kontak serta jumlah yang paling
banyak dibanding dengan tenaga kesehatan lainnya manapun sehingga memiliki
kontribusi yang besar dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
yang diberikan dibanding dengan tenaga kesehatan yang lain (Kozier et.al, 2015).
Salah satu upaya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan adalah meningkatkan sumber daya manusia dan manajemen
keperawatan (Marquis dan Huston, 2010).
Pengelolaan manajemen keperawatan dilakukan oleh manajer keperawatan.
Whitehead et al. (2017) menyatakan bahwa manajer perawat mempunyai posisi
tanggung jawab yang kompleks di dalam organisasi perawatan kesehatan. Manajer
perawat yang tidak efektif dapat merugikan pegawai, pasien dan organisasi. Agar
pengelolaan ruang perawatan dapat dilakukan dengan baik maka kepala ruangan
dituntut memiliki kemampuan manajerial dan kemampuan profesional dalam
mengatur terlaksananya pelayanan perawatan dimana manajer atau kepala ruangan
mengatur dan merencanakan manajemen ruangan untuk pengelolaan pasien yang
pada umumnya berhubungan dengan pelaksanaan fungsi manajemen (Arwani dan
Supriyatno, 2016).
Rumah sakit merupakan organsisasi yang sangat kompleks dan sangat
penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat indonesia. Oleh
8
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di Ruang
Bougenville RSUD Kota Tanjungpinang dari tanggal 1 November 2021 sampai
dengan 27 November 2021, mahasiswa mampu menyusun, menganalisis, dan
memperioritas masalah dalam program pembelajaran manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengumpulkan data pelayanan keperawatan
b. Mengolah dan menganalisa berbentuk SWOT
c. Mengindentifikasi masalah dan memprioritaskan masalah pelayanan
keperawatan
d. Merencanakan tindak lanjut dari masalah pelayanan keperawatan (POA)
C. MANFAAT
1. Institusi
Dapat di jadikan pedoman atau masukan dalam penelitian kesehatan dan
pengembangan Mata Kuliah Manajemen Keperawatan sebagai bimbingan
terhadap mahasiswa yang menjalani tugas di bidang keperawatan.
2. Rumah Sakit
Dapat menjadi acuan/perbandingan dalam meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pelayanan Rumah Sakit
3. Perawat
Dapat memberikan wawasan, masukan, bahkan jalan keluar mengenai
masalah yang terjadi diruangan terkait bidang manajemen keperawatan
4. Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dalam bidang manajemen keperawatan
serta mengembangkan pemikiran dan pengetahuan penulisan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Metode Fungsional
Kepala Ruangan
Pasien/klien
b) Metode Tim
2010).
Kepala
Ruangan
PP PP PP
c) Metode Primer
1) Kelebihan :
a. Perawat primer mendapat akuntabilitas yang tinggi
terhadap hasil dan memungkinkan untuk
pengembangan diri.
b. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak
20
2) Kelemahan :
a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
b. Tidak semua perawat merasa siap untuk bertindak mandiri,
memiliki akuntabilitas dan kemampuan untuk mengkaji
serta merencanakan asuhan keperawatan untuk klien.
c. Akontabilitas yang total dapat membuat jenuh.
d. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun
non profesional sebagai perawat asosiet
massa otot yang beratnya hampir lebih dari separuh beban tubuh,
memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan.
Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan
peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai
satu tujuan hidup.
mana yang diberikan pada manusia dan mana yang diberikan pada sistem.
Sekali telah dilakukan pembagian, fungsi dan juga desain dari kendali dan
display akan mengarahkan tugas dari pekerja. Tugas yang dibagi kepada
pekerja merepresentasikan pekerjaan pekerja. Teknik faktor manusia dari
analisa tugas (task analysis) berpusat pada pemahaman bagaimana tugas
ini akan mempengaruhi keseluruhan kerja dari pekerja, dan sejauh mana
tugas-tugas tersebut tak dapat dikerjakan pada tingkat yang diinginkan.
Task (tugas) dapat mempengaruhi beban kerja yang dirasakan oleh pekerja
melalui banyak cara. Misalnya, melalui tindakan apa yang harus dilakukan
oleh seorang pekerja dalam memenuhi tugasnya, melalui jumlah dan tipe
dari tugas yang akan ditampilkan, melalui keterbatasan waktu yang
tersedia dalam menyelesaikan tugas maupun melalui tingkat akurasi yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas. Semua hal di atas menjadi faktor
yang berkontribusi terhadap munculnya tuntutan situasi.
b. Konteks lingkungan, yaitu tugas yang dikerjakan oleh pekerja tidak
dikerjakan sendiri. Suatu tugas dilakukan di dalam suatu keadaan yang
berbeda-beda yang dapat mempengaruhi tingkat kesulitan yang dialami
oleh pekerja. Bagaimana seorang pekerja berinteraksi dengan
sekelilingnya juga memberikan dampak yang penting terhadap kinerja
dan beban kerja. Beberapa faktor eksternal yang dapat mengubah tuntutan
situasi dan mempengaruhi tingkat kesulitan yakni lingkungan eksternal di
mana tugas dilakukan (misalnya panas, kelembaban, suara, penerangan,
getaran, dan gaya gravitasi), desain dari unit pertukaran informasi
manusia-mesin (misalnya tipe dan ukuran dari display dan kendali, serta
bentuk susunannya), desain dari pengemasan manusia (misalnya pakaian
pelindung, posisi duduk) serta desain dari keseluruhan tempat kerja
(misalnya ukuran, pencahayaan di dalamnya, ventilasi, kendali
kelembaban dan suhu, dan pengurangan getaran).
c. Pekerja, Setiap pekerja memasuki suatu situasi dengan membawa
pengaruh
Pengaruh yang dapat mempengaruhi kinerja. Kondisi sementara yaitu
merujuk kepada kondisi awal misalnya kondisi kesegaran tubuh
seseorang, yang bisa saja berpengaruh kepada pelaksanaan tugas. Sifat/
bawaan menetap, yaitu tidak hanya kondisi sementara, kondisi seorang
23
g. Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur. Baik oleh
rumah sakit maupun oleh pasien
h. Perawat berhak untuk mendapatkan imbalan atas jasa profesi
berdasarkan peraturan yang berlaku di rumah sakit
i. Perawat berhak menetapkan standar mutu keperawatan
j. Perawat berhak turut serta dalam penyusunan kebijaksanaan institusi
yang mempengaruhi bidang keperawatan
k. Perawat berhak memperoleh lingkungan kerja yang manusiawi yang
menekan serendah mungkin stres fisik serta emosi dan resiko kesehatan.
l. Perawat berhak ikut serta memberikan penjelasan tentang keperawatan
yang berkaitan dengan informed consent sebatas wewenang tanggung
jawab.
6. Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (Depkes RI, 2005)
a. Pengelompokkan unit kerja rumah sakit Kebutuhan tenaga keperawatn
(perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah
sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokkan unit kerja di rumah
sakit sebagai berikut :
1) Rawat inap dewasa
2) Rawat inap anak / perinatal
3) Rawt inap intensif
4) Gawat darurat (IGD)
5) Kamar bersalin
6) Kamar operasi
7) Rawat jalan
b. Model pendektana dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan ) diruang rawat inap
rumah sakit.
1) Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien:
a) Tingkat ketergunakan pasien berdasarkan jenis kasus.
b) Rata pasie per hari.
c) Jam perawatan yang diperlukan /hari/ pasien.
d) Jam perawatan yang diperlukan/ ruangan/ hari
e) Jam efektif setiap perawat/bidan adalah tujug jam perhari
26
93 = 13 perawat
7
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)
dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Contoh Kasus :
No. Kategori Rata-rata Jumlah jam Jumlah
pasien/hari perawatan/pasien/har perawatan/hari
i
A b c d e
1 Askep minimal 7 2 14
Minimal Care
2 Askep sedang 7 3,08 21,56
3 Askep agak 11 4,15 45,65
berat
4 Askep 1 6,16 6,16
maksimal
Jumlah 26 87,37
87,37 = 12,5
7
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut ditambah (faktor koreksi)
dengan:
Hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar
Jumlah hari kerja efektif
15+12+4 = 7 hari x 12,5 = 3,4 orang
286
7. Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar
per shift nya, yaitu sebagai berikut :
Jumlah Klasifikasi Klien
Pasien Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan
minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan
ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 Orang
masing.
3. Perawat Pelaksana
klien.
administrative.
bergantian.
penyakitnya.
maupun tertulis.
BAB III
TINJAUAN LAHAN
d. Nilai-nilai RSUD
RSUD kota Tanjungpinang senantiasa melestarikan nilai-nilai (values)
rumah sakit dan telah menjadi budaya kerja yang telah diterapkan sejak
berdirinyaRSUD ini, yaitu:
1) Ramah Menjadi nilai-nilai luhur utama dan modal bagi RSUD Kota
Tanjungpinang dalam melakukan pelayanan pada pasien dan keluarga
yang datang ke RS.
2) Disiplin Adalah nilai yang mengandung magna mentaati semua
peraturan yang berlaku dalam lingkungan kerja, tepat waktu dalam
bekerja dan bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Komiten Adalah sikap yang menjunjung tinggi semangat dalam
bekerja, rasa senasib dan sepenanggungan, seia sekata serta senantiasa
menjalankan kesepkatan bersama.
35
b. Tugas
c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok nya RSUD menjalankan fungsi:
Kelas
Ruang Jumlah
NO Observasi
Rawat Inap TT Non
VVIP VIP I II III Kelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ruang Dahlia 21 - - 6 6 10 - -
2 Ruang 25 - - 5 10 10 - -
Bougenville
3 Ruang Mawar 15 - 15 - - - - -
4 Ruang Teratai - - - - - - - -
5 Ruang 17 - - 4 7 6 - -
Cempaka
6 ICU 5 - - - - - 5 -
7 Ruang 27 - - 3 8 10 5 1
Anggrek
8 Ruang 4 4 - - - - - -
Lavender
10 Ruang 20 - - - - - 20 -
Anyelir
TOTAL 134 4 15 18 31 36 50 1
ik, Loundri
B. PENGUMPULAN DATA
1. Data Umum
a. Tenaga dan Pasien (M1-MAN)
Gambaran hasil observasi, kuesioner, wawancara, dan analisa situasi di
ruang Bougenville RSUD Kota Tanjungpinang dideskripsikan sebagai
berikut :
1) Jumlah seluruh ketenagaan
39
Baik Rusak
1 Tensi digital 2 2
2 Stetoskop 3 3
3 Bengkok 4 4
4 Regulator 12 7 5
5 Syring pump 1 1
6 Infus pump 1 1
7 Set ganti balutan 16 5 11
8 Thermometer 3 1 2
9 Standar infuse 14 14
10 Tabung O2 kecil 1 1
11 Reflek hammer 1 1
12 Nebulizer 1 1
13 SPO2 3 1 2
14 Lumpang 1 1
15 Troli emergency 1 1
16 Urinal 12 5 7
17 Troli GV 3 3
18 EKG 1 1
19 Ambu bag dewasa 1 1
20 Apar 1 1
21 Kursi roda 3 2 1
22 Brankar 2 2
Kepala Ruangan
Juni Netti Mardiani, S.Kep.Ns
43
d. Pembiayaan (M4-Money)
1) Sistem gaji
a) Biaya operasional RSUD Kota Tanjungpinang Sebagian besar
berasal dari dana BLUD, sehingga proses pengambilan keputusan
menjadi lebih cepat.
44
b) Sedangkan untuh hak gaji, bagi PNS mendapatkan hak gajinya dari
APBD dan untuk honorer mendapatkan hak tersebut dari dana
BLUD dan APBD
c) Selain gaji perawat juga mendapat uang jasa tindakan keperawatan
berasal dari dana BLUD.
2) Tata cara penagihan dan pembayaran
Pembayaran biaya pelayanan diselesaikan pada saat pasien
akan meninggalkan rumah sakit di loket pembayaran rumah sakit.
Bagi pasien umum yang tidak dapat memenuhi kewajibannya tepat
waktu maka dilakukan musyawarah untuk memperoleh kesepakatan
pembayaran. Sedangkan untuk pasien BPJS pembayaran dilakukan
dengan melengkapi persyaratan BPJS 3 x 24 jam dan apabila sampai
pasien pulang keluarga belum dapat melengkapinya maka terpaksa
pasien harus membayar seperti pasien umum.
e. Pemasaran (M5-Marketing)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pemasaran yang
dilakukan oleh RSUD Kota Tanjungpinang adalah secara eksternal maupun
internal. Secara internal melalui leaflet, adanya system pembayaran yang
memudahkan pembayaran dengan menggunakan SimRS dan eksternal
menggunakan siaran media elektronik, MOU kerja sama antara RSUD Kota
Tanjungpinang dengan rumah sakit lain dan perusahaan
2. Data Khusus
a. Fungsi perencanaan
1) Visi ruangan
Menjadi ruang rawat inap unggulan di bidang Pelayanan
Medikal Bedah dengan Menerapkan Patient Safety melalui
pemberian Asuhan Keperawatan yang Profesional
2) Misi ruangan
a) Memberikan pelayanan Medikal Bedah yang tanggap, cepat dan
tepat.
b) Meningkatkan kwalitas pelayanan keperawatan medical bedah
dengan memperhatikan pasien safety.
45
5) Standar kinerja
Ruangan sudah memiliki standar kinerja seperti uraian tugas
kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Namun dalam
pelaksanaannya belum berjalan maksimal karena masih banyak
tugas-tugas non keperawatan yang harus dilakukan perawat seperti
mendorong oksigen, pengambilan sampel darah, dll
b. Fungsi Pengorganisasian
1) Struktur organisasi
46
Supervisor
2) Uraian tugas
a) Karu
Perencanaan
- Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan
masing-masing.
- Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien bersama
ketua tim.
- Mengidentifikasi jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan pasien
bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan.
- Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
- Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program
pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
47
b) Ketua tim
Perencanaan :
- Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
Bersama kepala ruangan.
- Bersama kepela ruangan melakukan pembagian tugas
untuk anggota tim/pelaksana
- Menyusun rencana asuhan keperawatan
49
Pengawasan
- Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan anggota tim/pelaksana asuhan
keperawatan kepada pasien
- Melalui supervise: melihat/ mengawasi pelaksanaan
asuhan keperawatan dan catatan keperawatan yang
dibuat oleh anggota tim/pelaksana serta menerima atau
mendengar laporan secara lesan dari anggota
tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan
- Memperbaiki mengatasi kelemahan atau kendala yang
terjadi pada saat itu juga.
Evaluasi
- Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/pelaksana
dan membandingkan dengan peran masing – masing
serta dengan rencana keperawatan yang telah disusun
- Penampilan kerja anggota tim/pelaksana dalam
melaksanakan tugas
- Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap
- Memberi umpan balek kepada anggota tim/pelaksana
- Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut
- Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan
c) Perawat Pelaksana (PP)
Perencanaan
- Bersama kepala ruangan dan ketua tim mengadakan
serah terima tugas
- Menerima pembagian tugas dari ketua tim
- Bersanma ketua tim menyiapkan keperluan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan
- Mengikuti ronde keperawatan Bersama kepala ruangan
- Menerima pasien baru
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
Pengorganisasian dan ketenagaan
51
3) Pengaturan jadwal
Jadwal dinas perawat ruangan dibuat oleh kepala ruangan
setiap bulannya. Dengan jadwal 5 hari kerja libur 2 hari. Jam kerja
untuk dinas pagi dan sore 7-8 jam sedangkan jadwal dinas malam 11
jam. Dinas pagi 4-5 orang perawat termasuk kepala ruangan dan ka
52
tim ,dinas sore 3-4 orang perawat, dinas malam 3 orang perawat dan
jadwal libur 3 orang perawat.
58 = 8,28 ( A )
7
Loss day : (Σ hr minggu/thn) + (cuti/thn) + hr besar + sakit/ijin
X hasil A = B
Jumlah hari kerja efektif/thn
52 + 12 + 10 + 10
X 8,28 = 3,89 (B)
240
Tugas non Keperawatan = ( A + B ) x 25% = (8,28 + 2,89 ) x 25 % = 2,79 (C)
Kepala ruangan 1 Orang ( D )
Jumlah perawat ruang Bougenvile saat ini yaitu 16 orang, hal ini
menggambarkan bahwa kebutuhan tenaga perawat di ruang Bougenvile cukup.
c. Fungsi pengarahan
1) Operan
Dari hasil observasi, operan dilakukan setiap shift dinas yang
dipimpin oleh kepala ruangan diikuti oleh katim dan perawat
pelaksana.
2) Pre dan post conference
Pre conference : Menjelaskan jumlah pasien dan tingkat
ketergantungan, membagi tugas,menjelaskan kondisi pasien,
melakukan pembagian tugas oleh katim.
Post conference : Mengevaluasi implementasi yang sudah
dilakukan katim maupun perawat pelaksana, mencari solusi bila
ada hambatan saat implementasi dalam mengatasi masalah
keperawatan pasien dan menginformasikan ke shift selanjutnya
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 3
hari, perawat telah melakukannya sesuai dengan juknis yang telah
ditentukan
54
4) Pendelegasian
Pendelegasian perlu dilakukan bila ada salah satu dari kepala
ruangan atau katim berhalangan untuk melaksanakan tugas yang
seharus nya dilakukan sesuai peran dan fungsinya, maka
pendelegasian akan diatur oleh Kabid atau Kasi Keperawatan.
5) Supervisi
Supervisi dilakukan dalam rangka pengawasan terhadap tenaga
keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan (jam kerja), diluar
jam kerja supervisi dilakukan oleh supervisor yang ditugaskan oleh
direktur.
6) Ronde Keperawatan
Pada pelaksanaan nya ronde keperawatan dilakukan dengan
melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti dokter, farmasi, gizi,
fisioterafi dan perawat bersama-sama membahas dan menyelesaikan
masalah pasien. Saat ini ronde keperawatan belum bisa dilakukan
sebagaimana mestinya dikarenakan situasi pandemic.
d. Pengendalian
55
1) Indikator mutu
No Indicator Num Denum Insiden
1 VAP 0 0 0
2 HAP 0 0 0
3 ISK 0 211 0
4 IADP 0 0 0
5 Plebitis 14 3424 0,41
6 ILO 0 1077 0
7 Dekubitus 0 25 0,00
3) Survey kepuasan
Survey kepuasan dilakukan setiap pasien akan pulang, hasil
survey kepuasan pasien tahun 2020 diperoleh angka 97,54%
MARKETING Adanya visi, misi dan motto RSUD merupakan RS tipe Ada dukungan dari Adanya competitor Rumah Sakit lain
RSUD kota tanjungpinan C dan terakreditasi madya Pemerintah Kota (RSAL dan RSUP)
serta visi dan misi . Tanjungpinang terutama Rumah sakit pesaing sudah tipe B dan
keperawatan. Dinas kesehatan. terakreditasi paripurna.
RSUD masih merupakan RSUD sudah menerapkan
rumah sakit rujukan dari SIMRS
daerah di luar Adanya humas dan PKRS
Tanjungpinang. dalam mendukung promosi
RS.
58
D. IDENTIFIKASI MASALAH
Kekuatan (Strenght)
Masalah U S G ∑
Tenaga perawat S1 Ners 3 orang. 3 3 3 12
D4 Keperawatan 2 orang
D3 keperawatan 11 orang
16 orang tenaga perawat di Ruang Bougenvile yang 4 3 3 10
telah mengikuti pelatihan BTCLS dan workshop
Adanya struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi 4 4 3 11
yang jelas
Adanya standar asuhan keperawatan (SAK) .dan 4 4 4 12
Standar operasional prosedur (SOP).
Adanya penambahan alat-alat kesehatan yang baru 4 4 4 12
pada waktu tertentu
Adanya visi, misi dan motto RSUD kota 4 4 3 11
tanjungpinan serta visi dan misi keperawatan.
RSUD masih merupakan rumah sakit rujukan dari
daerah di luar tanjungpinang.
RSUD masih merupakan Rumah Sakit rujukan dari 4 4 3 11
daerah di luar Tanjungpinang
TNB : 79
2) Kelemahan ( Weakness)
Masalah U S G ∑
Tenaga perawat dengan SI profesi Ners masih kurang 4 3 3 10
.
Belum semua perawat mendapat Pelatihan, pelatihan 4 4 4 12
belum merata
Tenaga perawat masih mengerjakan tugas-tugas non 4 4 4 12
keperawatan
Penurunan jumlah pasien sehingga pendapatan 3 3 3 9
berkurang
Tugas pokok dan fungsi belum berjalan maksimal. 3 3 4 10
Alat kesehatan banyak yang sudah kurang baik 4 4 4 12
kualitasnya.
RSUD merupakan RS tipe C dan terakreditasi madya 3 3 3 9
.
TNB :74
59
3) Peluang (opportunities)
Masalah U S G ∑
4) Ancaman (Treaths)
Masalah U S G ∑
II I
IV III
E. PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah Analisa SWOT dari weakness, maka
prioritas masalah di ruang Bougenville adalah :
1. Belum optimalnya pemeliharaan alat perawatan luka
2. Belum maksimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan
61
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
DIAGRAM
KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN ASKEP
98.00%
96.00%
94.00%
92.00%
90.00%
88.00%
86.00%
84.00%
82.00%
PENGKAJIAN DIAGNOSA PERENCANAAN TINDAKAN EVALUASI DOKUMENTASI
Dari data di atas didapat bahwa kepatuhan perawat dalam penerapan askep
meningkat menjadi 92,04 % dari sebelumnya 87,08%. Meningkat 4,96 %
Hambatan yang didapatkan dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan ini adalah masih ada beberapa perawat yang belum patuh dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan ke dalam status klien.
Solusi yang diusulkan kepada kepala ruangan, agar pendokumentasian
asuhan keperawatan dapat berjalan baik adalah :
65
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktek managemen keperawatan di ruang Bougenville,
mahasiswa mampu mengumpulkan, menganalisa data dengan analisa SWOT dan
dapat memprioritaskan masalah, didapat 2 masalah di ruang Bougenville yaitu
belum optimalnya pemeliharaan alat ganti verban dan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
Hasil kajian situasional, implementasi dan evaluasi yang dilakukan di ruang
Bougenville Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjungpinang secara garis besar
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Perawat sudah melakukan pemeliharaan alat perawatan luka dengan benar
sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur), alat ganti verban yang rusak atau
berkarat sudah berkurang.
2. Adanya peningkatan kepatuhan perawat dalam menerapkan standar asuhan
meningkat 92,04 % dari sebelumnya 87,08 %. Terjadi peningkatan 4,96 %.
B. SARAN
Adapun saran dari kelompok adalah :
1. Untuk Ruang Buogenville RSUD Kota Tanjungpinang
a. Diharapkan mengoptimalkan pemeliharaan perawatan alat perawatan luka
b. Dapat meningkatkan kepatuhan dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan
2. Untuk Managemen Keperawatan RSUD Kota Tanjungpinang
a. Dapat melengkapi sarana dan prasarana penunjang pemeliharaan alat
b. Memberikan pengayaan kepada perawat tentang pemeliharaan alat
perawatan luka secara merata
3. Untuk Mahasiswa
a. Sebagai proses pembelajaran dan mengaplikasikan ilmu managemen
keperawatan yang telah didapatkan.
b. Mendapatkan pengalaman dengan berperan sebagai kepala ruangan, Ka Tim
dan Perawat pelaksana.
68
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. (2010). Manajemen administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua, Jakarta: UI
Press.
Arwani & Supriyatno, H. (2012). Manajemen bangsal keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran. EGC.
Douglas dalam jurnal khoridatul dkk, (2015). Perhitungan beban kerja perawat
http://srigalajantan.wordpress.com/2009/11/19/88/
Erita. (2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan.Jakarta :
Universitas Kristen Indonesia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 40 Tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI.
Keliat, B.A., dkk (2000). Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia Perawat Ruang
Model Praktek Keperawatan Profesional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
Makalah: tidak dipublikasikan.
Kozier. (2005). Buku ajar Fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik.
Jakarta: EGC.
Aditama, T.Y. (2010). Manajemen administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua, Jakarta: UI
Press.
Arwani & Supriyatno, H. (2006). Manajemen bangsal keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran. EGC.
Kozier. (2005). Buku ajar Fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik.
Jakarta: EGC.
Marquis, B.L. & Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan:
teori dan aplikasi. Edisi keempat. Jakarta: EGC.
Terry, G. R., & Rue, L. W. (2011). Principles of management. (G. A. Ticoalu, Ed.).
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Whitehead et al. (2007).Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan
Profesional. Jakarta: Penerbit Salemba Media.
Erita. (2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan.Jakarta :
Universitas Kristen Indonesia
69
Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit PIMPINAN RSUD KOTA TANJUNGPINANG
OPERASIONAL
(SPO)