Anda di halaman 1dari 81

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA

MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN


TEKNIK PROBLEM SOLVING KELAS XI IPS 1
SMAN 10 KOTA BENGKULU

SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Prof. Dr. Hazairin, S. H.
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyarat Dalam Menyelesaikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

OLEH :
CIPA PURNAMASARI NPM : 14070001

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PROF.DR.HAZAIRIN, S.H.
2018
1

Skripsi oleh Cipa Purnamasari (14070001)


telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Bengkulu, Mei 2018

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Zumkasri, M.Ed Susi Hardianti, M.Pd


NIDN. 0207027803 NIDN. 0212048902

Mengetahui
Ketua Jurusan

Drs. Wahid Suhermawan, M.Pd


NIDN. 00289030043
2

ABSTRAK

CIPA PURNAMASARI, NPM 14070001 Judul Skripsi: “ Upaya Meningkatkan


Kematangan Karir Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Problem Solving kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota Bengkulu”. Skripsi Program
Bimbingan dan Konseling, UNIHAZ Bengkulu.

Penelitian ini bertujuan untuk:1) Mengetahui bagimana tingkat kematangan


karir siswa sebelum diadakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem
solving kelas XI IPS I SMAN 10 Kota Bengkulu, 2) Mengetahui tingkat kematangan
karir siswa setelah diadakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem
solving, dan 3) Mengetahui layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem
solving dapat membantu meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI IPS I
SMAN 10 Kota Bengkulu.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan bimbingan


dan konseling (PTBK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS I SMAN 10
Kota Bengkulu yang dengan sampel sebanyak 9 orang. Prosedur peneltian tindakan
bimbingan dan konseling (PTBK) dilaksanakan melalui 4 (empat) tahap yaitu : 1)
Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, 4) Refleksi.

Setelah data terkumpul dan dianalisis diperoleh hasil penelitian sebagai


berikut:
1. Kematangan karir siswa kelas XI IPS I SMAN 10 Kota Bengkulu sebelum
diadakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving dengan
jumlah sampel 9 siswa hasil analisis angket diketahui 5 orang siswa kategori
rendah dengan persentase 55,6%, dan 4 orang siswa kategori sedang dengan
persentase 44,4%.
2. Kematangan karir siswa kelas XI IPS I SMAN 10 Kota Bengkulu setelah
diadakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving dengan
jumlah sampel 9 siswa dengan hasil angket diketahui 4 orang siswa kategori
sangat tinggi dengan persentase 44,4% dan 5 orang siswa kategori tinggi dengan
persentase 55,6%.
3. Kematangan karir siswa kelas XI IPS I SMAN 10 Kota Bengkulu mengalami
peningkatan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik
problem solving.

Kata Kunci:Kematangan Karir, Bimbingan Kelompok, Teknik Problem Solving


3

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….... i
HALAMAN PENGESAHAN……………..………………………………….... ii
ABSTRAK………………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… vi
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………...…. x
MOTTO………………………………………………………………………….. i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………......... xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..……………….………..………….…... 1
B. Identifikasi Masalah…………………………….……………….. 4
C. Batasan Masalah………………………………………..………... 5
D. Rumusan Masalah……………………………………..…………. 5
E. Manfaat Penelitian……………………………………………..… 6
1. Manfaat Teoritis………………………………………. 6
2. Manfaat Praktis…………………………………...……… 6

BAB II LANDASAN TEORI


A. Kematangan Karir……………………………………………….... 8
1. Pengertian Kematangan Karir…………………………………… 8
2. Dimensi Kematangan Karir……………………………………... 9
3. Komponen-Komponen Kematangan Karir…………………….... 11
4. Faktor Kematangan Karir……………………………………….. 11
B. Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving 12
1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok……………………... 12
2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok………………………..... 13
3. Jenis-Jenis Penyelengaraan Layanan Bimbingan Kelompok…… 14
4. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok…………………….. 15
5. Asas Dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok……… 16
4

6. Tahap-Tahap Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok…….. 17


7. Penilaian…………………………………………………………. 21
8. Teknik Problem Solving……………………………………….... 22

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tujuan Penelitian………………………………………………… 25
B. Subjek Dan Tempat Penelitian….………………………………... 25
C. Prosedur Penelitian……………………………………………… 25
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 30
E. Teknik Analisis Data……………………………………………. 35
F. Kriteria Keberhasilaan Penelitian………………………………… 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian………………………………………………….. 37
B. Pembahasaan……………………………………………………. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


53
A. Kesimpulan………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………….. 53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “ Upaya Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Melalui Layanan

Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving Kelas XI IPS 1 SMAN 10

Kota Bengkulu”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan program studi bimbingan dan konseling fakultas keguruan dan ilmu

pendidikan universitas Prof. Dr. Hazairin S.H Bengkulu.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya dari

kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing yang telah berkenan

membimbing penulis sampai menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu pada

kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Yulfiperius, M.Si sekalu Rektorat Universitas Prof. Dr Hazairin.SH

Bengkulu yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menuntu ilmu

dikampus tercinta ini.

2. Bapak Drs. Warsa Sugandi Karman, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan Universitas Prof. Dr Hazairin SH Bengkulu.


6

3. Bapak Drs. Wahid Suhermawan, M.Pd selaku ketua jurusan Bimbingan dan

Konseling Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Prof.Dr Hazairin.

SH Bengkulu.

4. Bapak Zumkasri, M.Ed selaku pembimbing utama yang senantiasa memberikan

pengarahan dan gagasan pada penulis dalam membantu menyelesaikan Skripsi

Penelitian ini.

5. Ibu Susi Hardianti, M.Pd selaku Pembimbing pendamping yang telah

membimbing penulis dan memberikan dukungan , sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Bapak/Ibu Dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis untuk

meningkatkan dan menambah wawasan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Staf tata usaha dan pegawai perpustakaan yang telah banyak memberikan

kemudahan bagi penulis dalam hal urusan administrasi dan peminjaman buku.

8. Bapak Yunan Danim M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 10 Kota Bengkulu

yang telah memberikan Izin untuk penelitian

9. Ibu Yeni Marisa S.Pd selaku guru BK kelas XI SMAN 10 Kota Bengkulu yang

telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Teman-teman seperjuangan Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan

2014 yang telah memotivasi penulis dalam menyusun skripsi ini. Serta pihak-

pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan

untuk menyelesaikan skripsi ini, baik berupa tenaga, pikiran, informasi,

bimbingan saran dan fasilitas yang dibutuhkan untuk penyelesaian skripsi ini
7

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena

itu diharapankan kritik dan saran dari pembaca guna kesempurnaan penelitian

dimasa yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat

kepada penulis dan khusunya bagi pembaca pada umumnya.

Bengkulu, Mei 2018

Penulis
8

Halaman persembahan

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

❖ Allah SWT yang telah memberikan limpahan berkah &

nikmat yang luar biasa kepada ku…. Alhamdulillah

kepanjatkan ya allah

❖ Suamiku tercinta ( Ahmad Nurullah) dan anakku tersayang

(Habilul Kahfi) yang telah menjadi sumber motivasi untuk

dapat mencapai gelar ini.

❖ Kedua orang tua Bapakku (Rahmadan) dan khususnya untuk

ibundaku tercinta (Neti foryanti S.Pd i) yang telah

memberikan bantuan moril serta tak henti-hentinya

mendo’akan untuk kesuksesanku..

❖ Kedua mertuaku papa ( H. Adhar S.sos) dan mama mertua

(Hj Siti Amna) yang telah mendo’akan untuk

keberhasilanku.

❖ Sanak saudaraku ( ayuk anci, kak zubir, nia, Alisha, dilla)

serta keluarga besarku terimakasih atas dukungannya.

❖ Bapak Zumkasri M.Ed dan ibu Susi Hardianti M.Pd yang

telah banyak memberikan bimbingan kepadaku dalam

penyelesaikan skripsi ini

❖ Sahabatku Milda Husmawati, Yessi Nasari, Dona Kartika,

Yayuk Okta, dan Semua Teman-teman BK angkatan 2014

sukses selalu buat kita semua


9

❖ Dan semua orang yang telah membantu terselesaikannya

skripsi ini, terima kasih banyak.

❖ Almamaterku…

Motto

❖ Belajarlah Dari Masa Lalu Karena Masa Lalu Adalah Guru

Terbaik Untuk Mencapai KeSuksesan

❖ Ketika anda merasa gagal dan ingin berputus asa ingatlah

ada allah yang akan membantu serta ada orang tercinta

yang mendo’akan dan menunggu keberhasilanmu maka

Bangkit dan tersenyum katakanlah aku pasti bisa


10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kematangan karir merupakan suatu kondisi psikologis, remaja memiliki

kemampuan untuk membuat pilihan karir yang sesuai secara sadar, termasuk

membuat keputusan karir yang realistis dan konsisten sepanjang waktu

berdasarkan pengetahuan dan informasi karir yang dimiliki. Pada kehidupan

nyata sering terjadi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan karir yang

dihadapi para siswa yang tidak dapat diatasi oleh dirinya sendiri sehinga

membutuhkan bantuan dari orang lain, permasalahan karir yang terjadi pada

siswa biasanya berkaitan dengan pemilihan jenis pendidikan yang mengarah pada

pemilihan jenis pekerjaan dimasa depan, perencanaan karir, pengambilan

keputusan tentang karir dimasa depan dan informasi tentang pekerjaan yang ada

dengan persyaratan yang harus dimiliki. Permasalahan ini penting untuk

diperhatikan di Masa Sekolah Menegah Atas (SMA) karena merupakan masa

transisi menuju dewasa dunia pekerjaan atau karir yang sebenarnya.

Secara psikologis siswa SMA berada pada usia 15-17 tahun sehubungan

dengan banyaknya kebingungan siswa dalam menentukan karir dimasa depan.

Kurangnya kematangan karir yang dimiliki menyebabkan siswa kurang bisa

memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan
11

minat siswa masih bingung dalam memilih pekerjaan dan siswa merasa cemas akan

pekerjaan yang akan dimasuki setelah tamat sekolah.

Menurut Gribbons & Lohnes (dalam jurnal Ita juwitaningrum 2013: 139)

menjelaskan bahwa kematangan karir lebih luas dari sekedar pemilihan pekerjaan

karena akan melibatkan kemampuan individu baik dalam membuat keputusan

maupun aktivitas perencanaan. Dalam kehidupan seseorang karir memiliki peranan

penting dalam keberhasilan dalam menjalani kehidupan dimasa kini dan dimasa

depan oleh karena itu sangat dibutuhkan pemahaman kematangan karir pada siswa

agar dapat mencapai puncak karirnya sesuai dengan tugas perkembangannya.

Dengan demikian membuktikan sangat pentingnya pemahaman kematangan

karir, Pilihan karir dan langkah-langkah pendidikan, pelatihan yang akan

menghantarkan siswa menjadi individu yang mempunyai daya saing dalam

memperoleh pekerjaan. Sebaliknya rendahnya pemahaman kematangan karir dapat

menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan karir termasuk salah dalam

melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada Praktek Lapangan

Bimbingan Konseling (PLBK) di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Kota Bengkulu

Tahun Ajaran 2017/2018. Adapun permasalahan yang ditemukan adalah masih

banyak terdapat siswa yang kurang memahami mengenai kematangan karir seperti

belum mengetahui apa yang akan dilakukan setelah lulus SMA, masih banyak yang

bingung antara ingin melanjutkan sekolah keperguruan tinggi atau langsung bekerja,

serta banyak siswa yang masih bingung dalam memilih jurusan yang tepat untuk
12

melanjutkan keperguruan tinggi, yang disebabkan oleh kurangnya informasi-

informasi karir yang didapatkan sehingga siswa masih ragu-ragu dalam mengambil

keputusan tentang karir dimasa depan.

Dalam upaya meningkatkan kematangan karir siswa peneliti akan mengunakan

layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving agar siswa dapat

menyelesaikan permasalahan karirnya, Pemanfaatan layanan bimbingan kelompok

dengan teknik problem solving merupakan salah satu strategi layanan yang

dipandang mampu untuk memberikan layanan kepada seluruh siswa untuk dapat

menyelesaikan permasalahan karir nya. Hal ini dikarenakan bimbingan kelompok

termasuk pada ranah pelayanan dasar. Pelayanan dasar sesuai dengan konteks

komponen program dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada

seluruh siswa melalui kegiatan pengalaman terstruktur secara kelompok yang

disajikan secara sistematis dalam mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai

dengan tahap dan tugas perkembangan yang diperlukan dalam mengembangkan

kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menentukan karir dimasa

depan.

Menurut Nunuk Dan Leo (2012: 58) probem solving adalah metode pemecahan

masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu

metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat mengunakan metode-metode

lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai menarik kesimpulan.


13

Adanya pemanfaatan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem

solving akan dilakukan di Sekolah Menegah Atas Negeri 10 Kota Bengkulu agar

siswa dapat lebih aktif berdiskusi secara berkelompok untuk mendapatkan

informasi-informasi berkaitan dengan permasalahan kematangan karir sehinga

siswa dapat mendapatkan informasi mengenai permasalahan kematangan karir dari

guru pembimbing yang ada disekolah serta siswa dapat menyelesaikan

permasalahan karir bersama-sama dengan format kelompok. Melihat hal tersebut

peneliti memandang perlunya untuk melaksanakan penelitian yang bermanfaat

untuk mengetahui proses kematangan karir siswa yang masih rendah di Sekolah

Menegah Atas Negeri 10 Kota Bengkulu, maka peneliti tertarik untuk mengangkat

judul ” Upaya Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Melalui Layanan

Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving Kelas XI IPS 1 SMAN

10 Kota Bengkulu ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,terdapat tiga poin penting sebagai

acuan penelitian yaitu:

1. Kurangnya pemahaman siswa mengenai kematangan karir sehingga membuat

siswa merasa ragu dalam perencanaan karir dimasa depan.

2. Masih terdapat beberapa siswa kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota Bengkulu yang

belum memahami potensi dan minat karir yang di miliki dikarenakan

rendahnya tingkat kesadaran mengenai kematangan karir.


14

3. Belum ada upaya guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan

kematangan karir siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik

problem solving.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah yang akan

diteliti adalah Upaya Meningkatkan Kematangan Karir Siswa Melalui Layanan

Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving Kelas XI IPS 1 SMAN

10 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2017/2018.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kematangan karir siswa sebelum diadakan layanan

bimbingan kelompok kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota Bengkulu Tahun Ajaran

2017/2018?

2. Bagaimana tingkat kematangan karir siswa setelah diadakan layanan

bimbingan kelompok kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota Bengkulu Tahun Ajaran

2017/2018?

3. Bagaimana upaya meningkatkan kematangan karir siswa melalui layanan

bimbingan kelompok dengan teknik problem solving kelas XI IPS 1 SMAN

10 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2017/2018?


15

E. Manfaat Penelitan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat diantara

lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan atau

pengembangan ilmu bimbingan dan konseling khusunya mata kuliah bimbingan

dan konseling karir (BK Karir). Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan bukti empiris mengenai layanan bimbingan kelompok dipandang

sesuai untuk meningkatkan kematangan karir pada siswa SMA.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK) ini dapat

bermanfaat untuk sekolah terutama untuk meningkatkan mutu pelayanan

bimbingan dan konseling khususnya pelayanan bimbingan kelompok dalam

meningkatkan kematangan karir siswa di Sekolah Menegah Atas Negeri 10

Kota Bengkulu.

b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru bimbingan dan

konseling agar dapat lebih mengoptimalkan pelayanan dalam pengembangan

kematangan karir siswa.


16

c. Bagi Siswa

Siswa dapat berlatih untuk berani mengemukakan pendapat secara aktif dan

dapat memecahkan permasalahan karir melalui layanan bimbingan kelompok.

Siswa dapat merencanakan karir yang tepat agar dapat menata karir yang sesuai

dengan potensi yang dimiliki untuk menuju karir yang diharapkan dimasa depan.
17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kematangan Karir

1. Pengertian Kematangan Karir

Menurut Hasan (dalam jurnal Badrul Kamil dan Daniati 2016: 248)

kematangan adalah kematangan jiwa seseorang dalam proses perkembangan

kearah kedewasaan. Sedangkan menurut Hornby dalam Walgito (2010: 201)

karir adalah pekerjaan atau profesi. Sedangkan pekerjaan sebagai karir

mengimplikasikan adanya pendidikan dan latihan, komitmen, dan merupakan

jalan kehidupan kerja yang dipilih individu menurut Dillard ( dalam jurnal Ita

Juwitaningrum 2013: 136).

Menurut Gribbons & Lohnes (dalam jurnal ita juwitaningrum 2013:

139) menjelaskan bahwa kematangan karir lebih luas dari sekedar pemilihan

pekerjaan karena akan melibatkan kemampuan individua baik dalam membuat

keputusan maupun aktivitas perencanaan. Sedangkan menurut Super (dalam

jurnal Badrul Kamil dan Daniati 2016: 248) kematangan karir adalah kesiapan

remaja untuk memenuhi tugas-tugas terorganisir yang terdapat dalam setiap

tahapan perkembangan karir.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kematangan karir ialah kesiapan

dan kemampuan siswa untuk merencanakan dan mencari kemungkinan-

8
18

kemungkinan karir, serta mencari informasi mengenai pilihan karir atau pekerjaan

sebagai bekal pada karir yang dipilih dimasa depan.

2. Dimensi Kematangan Karir

Menurut Super (dalam jurnal Badrul Kamil dan Daniati 2016: 249-250)

kematangaan karir terdiri dari:

a. Perencanaan Karir (Career Planing)

Dimensi ini mengukur tingkat perencanaan melalui sikap terhadap masa

depan, kemampuan untuk dapat belajar dari pengalamaan menyadari bahwa

dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan serta mempersiapkan

diri untuk membuat pilihan tersebut.

b. Eksplorasi Karir ( Career Exploration)

Dimensi ini mengukur sikap terhadap sumber informasi, individu berusaha

untuk memperoleh informasi mengenai dunia kerja serta mengunakan

kesempatan dan sumber informasi yang berpotensial seperti orang tua, teman,

guru, dan konselor. Nilai rendah pada dimensi career exploration menujukan

bahwa individu tidak perduli dengan informasi tentang bidang dan tingkat

pekerjaan.

c. Pengetahuan Tentang Membuat Keputusan Karir ( Career Decision Making)

Dimensi ini mengukur pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilaan

keputusan individu memiliki kemandirian, membuat pilihan pekerjaan yang

sesuai dengan minat dan kemampuan kemampuan untuk mengunakan metode

dan prinsip pengambilaan keputusan untuk mengunakan metode dan prinsip


19

pengambilaan keputusaan untuk menyelesaikan masalah termasuk memilih

pendidikan dan pekerjaan.

d. Pengetahuan tentang dunia kerja (World of word information)

Dimensi ini mengukur pengetahuan tentang jenis-jenis pekerjaan cara untuk

memperoleh dan sukses dalam pekerjaan dalam dunia pendidikan.

e. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (Knowledge of

Preferred occupational group)

Dalam aspek ini adalah siswa diberi kesempatan untuk memilih ditanyai

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut mengenai

persyaratan tugas-tugas faktor-faktor dan alasan yang mempengaruhi pilihan

pekerjaan dan mengetahui resiko-resiko dari pekerjaan yang dipilihnya.

f. Realisasi Keputusaan Karir (Realisation)

Realisasi keputusaan karir adalah perbandingan antara kemampuan individu

dengan pilihan karir pekerjaan secara realisitis. Aspek ini antara lain: memiliki

pemahaman yang baik tentang kekuataan dan kelemahan diri berhubungan

dengan pekerjaan yang diinginkan, mampu melihat faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat karir yang diinginkan, mampu mengambil manfaat

keputusaan karir yang realistik.


20

3. Komponen-komponen kematangan karir

Menurut Super (dalam jurnal Indah Lestari 2017: 23) mengemukakan

komponen-komponen kematangan karir sebagai berikut:

a. Orientasi pilihan karir, yaitu berkenaan dengan tingkat kepedulian yang

ditampakan oleh individu dalam masalah karir dan keefektifannya dalam

mengunakan sumber informasi yang akurat dalam kaitannya dengan pembuatan

keputusan karir.

b. Informasi dan perencanaan, yaitu berhubungan dengan informasi yang dimiliki

individu tentang pilihan karir, tingkat kekhususan rencana pilihan karir dan

tingkat keterlibatan dalam aktivitas perencanaan karir.

c. Konsistensi, yaitu konsistensi bidang pilihan karir, konsistensi tingkat pilihan

karir, dan tingkat konsistensi dengan pilihan karir berkeluarga.

d. Kristalisasi sifat, yang dalam hal ini memiliki beberapa indikator, yaitu minat

karir, independensi karir, dan penerimaan tanggung jawab perencanaan karir.

e. Kebijakaan pilihan karir, yaitu berhubungan antara kemampuan individu

dengan pilihan karir, minat dengan pilihan karir, dan aktivitas dengan pilihan

karir.

4. Faktor Kematangan Karir

Super (dalam jurnal Ita Juwitaningrum 2013:140-141) mengklasifikasikan

faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir kedalam beberapa kelompok

sebagai berikut:
21

a. Faktor Bio-sosial yaitu informasi yang lebih spesifik, perencanaan ,

penerimaan, tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi pilihan karir

berhubungan dengan faktor bio-sosial seperti umur dan kecerdasaan.

b. Faktor Lingkungan yaitu indeks kematangan karir individu berkolerasi positif

dengan tingkat pekerjaan orang tua, kurikulum sekolah, stimulasi budaya, dan

kohesivitas keluarga.

c. Faktor Kepribadian, meliputi konsep diri, fokus kendali, bakat khusus, nilai

atau norma dan tujuan hidup.

d. Faktor vokasional, kematangan karir individu berkolerasi positif dengan

aspirasi vokasional, tingkat kesesuaian aspirasi dengan ekspetasi karir.

e. Faktor prestasi individu, meliputi prestasi akademik, kebebasan, partisipasi

dalam kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakulikuler.

B. Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving

1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Winkel dan Hastuti ( 2006: 564) menjelaskan bahwa

bimbingan kelompok merupakan salah satu pengalaman melalui pembentukan

kelompok khas untuk keperluan pelayanan bimbingan.

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua

peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan

pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain sebagainya, apa yang


22

dibicarakan itu semuanya bermanfaat bagi peserta yang bersangkutan sendiri dan

untuk peserta lainnya ( Prayitno, 2004: 1).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan

kelompok adalah suatu layanan yang terdapat dalam bimbingan dan konseling

yang memanfaatkan dinamika kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang,

konselor sebagai pemimpin kelompok dan yang lainnya sebagai anggota

kelompok yang bertujuan untuk menggali dan mengembangkan diri dan potensi

yang dimiliki individu.

2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (2012: 150-151) mengemukakan tujuan umum dan

khusus Bimbingan Kelompok, yaitu:

a. Tujuan Umum

Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya

kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi anggota

kelompok. Sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi atau

berkomunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaaan, pikiran, persepsi,

wawasan, dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan terkukung serta tidak

efektif. Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan kondisi tersebut

dapat dikembangkan secara optimal.


23

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus bimbingan kelompok adalah membahas topik-topik tertentu

yang mengandung permasalahan actual (hangat) dan menjadi perhatian peserta.

Melalui dinamika kelompok yang intensif dan pembahasaan topik-topik itu

mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, tingkah laku yang lebih

efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal

juga ditingkatkan.

3. Jenis-jenis Penyelengaraan Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (1995: 25) dalam penyelengaraan bimbingan kelompok

dikenal dua jenis kelompok, yaitu:

a. Topik Bebas

Kegiatan topik bebas dimulai dengan topik permasalahan oleh anggota

kelompok, setiap anggota kelompok bebas mengemukakan apa saja yang

dirasakan patut atau perlu dibicarakan bersama didalam kelompok itu,

selanjutnya apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi

pokok bahasan terlebih dahulu.

b. Topik Tugas

Topik tugas dilakukan oleh pemimpin kelompok. Permasalahan yang

dikemukaakan oleh pemimpin kelompok ini dapat diibaratkan sebagai pemberian

tugas kepada para anggota kelompok. Selanjutnya akan dibahas oleh kelompok

secara mendalam dan sampai setuntas mungkin. Menurut Sukardi, (2008: 65-66)

kelompok tetap melakukan kegiatannya dalam rangka layanan bimbingan


24

kelompok secara insidental dan melakukan kegiatannya atas dasar kesempatan

yang ditawarkan oleh guru pembimbing ataupun atas dasar permintaan siswa-

siswa sendiri yang menginginkan untuk membahas permasalahan tertentu melalu

dinamika kelompok.

Berdasarkan teori dari para ahli diatas dapat didisimpulkan bahwa dalam

kegiatan layanan bimbingan kelompok terdapat dua topik yaitu topik tugas dan

topik bebas, topik tugas yaitu topik yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok,

(konselor) untuk dibahas secara bersama dan topik bebas yaitu topik yang

membahas tentang permasalahan yang dikemukakan oleh anggota kelompok

yang telah disepakati bersama.

4. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno, (2012: 153) dalam layanan bimbingan kelompok berperan

dua pihak yaitu:

a. Pemimpin Kelompok (PK)

Pemimpin kelompok (PK) adalah konselor yang terlibat dan

berwewenang menyelengarakan praktek konseling profesional sebagai jenis

layanan konseling lainnya. Konselor memiliki keterampilan khusus

menyelengarakan bimbingan kelompok. Secara khusus pemimpin kelompok

(PK) diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok diantara semua peserta

kelompok untuk mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan bimbingan

kelompok.
25

b. Anggota Kelompok

Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota

bimbingan kelompok untuk terselengarakannya bimbingan kelompok seseorang

konselor perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang

memiliki persyaratan kelompok. Besarnya kelompok jumlah anggota kelompok

dan homogenitas atau hetrogenitas anggota kelompok dapat mempengaruhi

kinerja kelompok. Besarnya kelompok yang terlalu kecil misalnya 2-3 orang

akan mengurangi efektifitas bimbingan kelompok. Sebaliknya kelompok yang

terlalu besar juga kurang efektif karena jumlah peserta layanan yang terlalu

banyak menjadi kurang intensif dalam kesempatan berbicara. Kekurangan

efektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok melebihi

10 orang.

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah

anggota kelompok yang ideal dalam pelaksanaan bimbingan kelompok

berjumlah 8-10 orang.

5. Asas Dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (2012: 162) dalam kegiatan bimbingan kelompok

memiliki asas-asas, yaitu:

a. Asas Kerahasiaan

Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok

hendaknya menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui oleh

anggota kelompok dan tidak disebarluaskan keluar kelompok.


26

b. Asas Kesukarelaan

Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan

kelompok oleh konselor pemimpin kelompok (PK) kesukarelaan terus menerus

dibina melalui upaya pemimpin kelompok mengembangkan syarat-syarat

kelompok yang efektif dan penstukturan tentang layanan bimbingan kelompok.

c. Asas-asas lain

Dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok semakin intensif dan

efektif apabila semua anggota kelompok secara penuh menerapkan asas

kegiatan dan keterbukaan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan dalam kegiatan

layanan kelompok seperti asas kerahasian, keterbukaan, kesukarelaan, dan asas-

asas lainnya yang dapat digunakan dalam layanan bimbingan kelompok sesuai

dengan kebutuhan anggota kelompok atau peserta layanan bimbingan

kelompok.

6. Tahap-Tahap Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Prayitno (1995: 57) menyatakan, bahwa ada empat tahapan dalam

pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu:

a. Tahap Pembentukaan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri atau tahap

memasukan diri kedalam kehidupan secara kelompok. Pada tahap ini umumnya

para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan

ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik seluruh anggota kelompok.


27

Dalam tahapan pembentukaan ini peranan pemimpin kelompok hendaknya

memunculkan dirinya sehingga tertangkap oleh para anggota sebagai orang

yang benar-benar bisa dan bersedia membantu para anggota kelompok

mencapai tujuan mereka. Pada dasarnya pemimpin kelompok perlu:

1) Menjelaskan tujuan umum yang ingin dicapai melalui kegiatan bimbingan

kelompok ini dan menjelaskan cara-cara yang seterusnya dilalui dalam

mencapai tujuan tersebut.

2) Mengemukakan tentang diri sendiri yang penting untuk diadakan kegiatan

bimbingan kelompok ini secara baik antara lain: memperkenalkan diri

secara terbuka, menjelaskan perannya sebagai pemimpin kelompok, dan

sebagainnya.

3) Menampilkan tingkah laku dan komunikasi yang mengandung unsur-unsur

penghormatan kepada orang lain dalam hal ini anggota kelompok,

ketulusan hati, kehangatan dan empati.

b. Tahap Peralihan

Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok, didalam

kelompok bebas atau kelompok tugas, kemudian pemimpin kelompok

menanyakan apakah para anggota sudah siap memulai kegiatan lebih lanjut.

Sehingga menimbulkan suasana ketidaknyamanan para anggota dengan

dipenuhi berbagai tanda tanya tentang kegiatan apakah yang akan terjadi

selanjutnya. Sering sekali terjadi konflik atau bahkan konfrontasi antar anggota

kelompok dan pemimpin kelompok. Menghadapi keadaan seperti ini pemimpin


28

kelompok menjadi kehilangan akal, binggung dan putus asa, sehingga dianggap

demikian oleh anggota kelompok penyebabnya adalah pemimpin kelompok

menolak untuk menjelaskan kepada anggota kelompok tentang apa yang

seharusnya mereka lakukan.

Tugas pemimpin kelompok dalam hal ini adalah membantu para anggota

kelompok untuk menghadapi sikap mempertahankan diri dan ketidaksabaran

yang akan terjadi, itu apabila terjadi unsur ketidakserasian itu dikaji, dikenal,

dan dihadapi oleh seluruh anggota kelompok.

c. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Tahap keseluruhan kegiatan bimbingan kelompok tergantung dari hasil dua

tahap sebelumnya, dalam tahap ini hubungan antara anggota kelompok terjadi,

pengutaraan, penyajian, dan pembentukan diri berlangsung dengan bebas.

Demikian pula saling tanggap dan tukar pendapat berjalan dengan lancer, para

anggota bersikap saling membantu, saling menerima, saling kuat menguatkan

dan saling berusaha untuk memperkuat rasa kebersamaan. Dalam suasana

seperti ini anggota kelompok membahas hal- hal yang bersifat nyata dan benar-

benar sedang mereka alami. Pemimpin kelompok harus dapat melihat dengan

baik dan dapat menentukan dengan tepat arah yang dituju dari setiap

pembicaraan anggota kelompok dengan pemimpin kelompok juga harus

melihat siapa-siapa diantara amggota kelompok yang telah mampu mengambil

keputusan dan mengambil langkah selanjutnya.


29

Tahap ketiga ini bertujuan untuk terungkapnya secara bebas masalah atau

topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok dan juga

ikut serta anggota kelompok secara aktif dan dinamis dalam pembahasaan, baik

menyangkut unsur-unsur, tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan. Peranan

pemimpin kelompok adalah sebagai pengatur jalannya topik permasalahan

dorongan ataupun penguataan dengan penuh rasa empati.

d. Tahap Pengakhiraan

Tujuan yang dicapai pada tahap ini adalah :

1) Rencana yang akan dilakukan anggota kelompok untuk menindak lanjuti

atau dengan cara pengatasaan masalah.

2) Keterkaitan emosional dan kebersamaan diantara anggota kelompok.

3) Perubahan sikap, keyakinan dan cara tingkah laku para anggota kelompok

khususnya anggota kelompok yang masalahnya dibahas untuk mencapai

tujuan bimbingan kelompok yang dilakukan pemimpin kelompok salah

satunya adalah meminta anggota kelompok khususnya anggota kelompok

yang masalahnya akan dibahas untuk mengemukan kesan pikiran dan

perasaanya tentang pelaksanaan bimbingan kelompok.

Menurut Prayitno (2004: 18) layanan bimbingan kelompok dapat

diselengarakan melalui empat tahap kegiatan yaitu :


30

a. Tahap pembentukan yaitu tahapan untuk membentuk kerumunan

sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap menggembangkan

dinamika kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

b. Tahap peralihan yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal

kelompok kegiatan berikutnya lebih terarah pada tujuan kelompok.

c. Tahap kegiatan yaitu tahapan kegiatan inti untuk membahas topik-topik

tertentu pada bimbingan kelompok atau menuntaskan masalah pribadi

anggota kelompok.

d. Tahap Pengakhiraan yaitu tahapan akhiran kegiatan untuk melihat

kembali apa yang sudah dicapai oleh kelompok, serta merencanakan

kegiatan selanjutnya.

Berdasarkaan pendapat teori dari tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok memiliki empat tahap-tahap

yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap kegiatan, tahap pengakhiraan.

7. Penilaian

Menurut Prayitno (2004: 31) hasil dan proses layanan bimbingan kelompok

perlu dinilai dengan tahap pengakhiraan untuk sesi dilakukan tinjauan terhadap

kualitas kegiatan kelompok dan hasil-hasilnya melalui pengungkapan kesan-kesan

anggota kelompok. Kondisi UCA (Understanding Comport And Action) menjadi

focus penilaian hasil bimbingan kelompok. Penilaian dilakukan dengan tiga tahap

yaitu penilaian segera (Laiseg), penilaian jangka pendek (Laijapen), penilaian

jangka panjang (Laijapang). Laiseg dilakukan pada akhir setiap sesi layanan
31

sedangkan laijapen dan laijapang dilakukan setelah layanan ini dilakukan secara

lisan (melalui pengungkapan verbal) ataupun tulisan (dengan mengunakan format

tertentu).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

melaksanakan kegiatan layanan bimbingan kelompok harus adanya penilaian

kelompok anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan yang dirasakan setelah

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.

8. Teknik Problem Solving

Menurut Nunuk dan Leo (2012: 58) teknik problem solving adalah untuk

dapat mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan

dipahami oleh anggota kelompok dan pada tahap pengakhiraan kegiatan

bimbingan metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar

tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam metode pemecahan masalah

dapat mengunakan metode-metode lainnya dalam mencari data untuk dapat

menarik kesimpulan.

Langkah-langkah dalam problem solving adalah sebagai berikut:

a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari

siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah tersebut. Misalnya dengan membaca buku-buku, bertanya, berdiskusi

dan lain-lain.
32

c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban yang

tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh.

d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam hal ini siswa harus

memecahkan masalah sehingga betuk-betul yakin bahwa jawaban tersebut

betul-betul sesuai.

e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir

tentang jawaban dari masalah tersebut.

Metode pemecahan masalah memiliki kelebihan dan kekurangan yakni sebagai

berikut :

1) Kelebihan metode pemecahan masalah

a) Metode ini lebih dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih

relevan dengan kehidupan siswa.

b) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat secara

terampil. Apabila menghadapi permasalahan didalam kehidupan dalam

keluarga, masyarakat dan kerja kelak, suatu kemampuan yang sangat

bermakna bagi kehidupan manusia.

c) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir peserta didik

secara kreatif dan menyeluruh sebab dalam proses belajarnya siswa

banyak berlebih memecahkan permasalahan dari berbagai segi dalam

rangka pemecahannya.

2) Kekurangan metode pemecahan masalah


33

a) Menentukan suatu masalah sesuai dengan tingkat kesulitan berpikir

siswa, sangat memerlukan pengetahuan dan pengalaman serta

keterampilan guru.

b) Proses belajar mengajar dengan mengunakan metode pemecahan masalah

sering memerlukan waktu yang cukup banyak.

c) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengar dan menerima

informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan

permasalahan sendiri atau kelompok, kadang memerlukan berbagai sumber

dan merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.


34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiataan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik problem solving dalam meningkatkan kematangan karir

siswa kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2017/2018.

B. Subjek dan Tempat Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota

Bengkulu Tahun Ajaran 2017/2018. Sebagai populasi dengan jumlah siswa

sebanyak 26 orang siswa. Sampling Purposive adalah teknik pengambilan

sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014: 218). Sehingga

kriteria siswa yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa yang

memiliki kematangan karir yang rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 09 April – 09 Mei 2018 Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ini akan dilaksanakan di

SMAN 10 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2017/2018

C. Prosuder Penelitiaan

Menurut Kunandar (2010: 98) Penelitian Tindakan Bimbingan Dan

Konseling memiliki empat tahap yaitu sebagai berikut:

27
35

1. Perencanaan (Planning) meliputi:

a. Peneliti melakukan analisis untuk mengetahui kematangan karir.

b. Menyusun rencana pelaksanan layanan bimbingan kelompok.

c. Uraikan solusi yang akan dilakukan dalam rangka pemecahan masalah.

d. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTBK.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan tindakan adalah deskripsi tindakan yang akan dilakukan

penerapaan isi rencana bimbingan kelompok terhadap masalah yang akan

dibahas dan diteliti. Hal yan perlu diingat dalam penelitian ini berusaha

mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencanaan tindakan melalui

layanan bimbingan kelompok, tetapi harus berlaku wajar dan tidak kaku

dalam refleksi keterkaitan antara pelaksanaan dan perencanaan yang perlu

diperhatikan.

3. Observasi dan Evaluasi

a. Pengolahaan angket.

b. Mengolah hasil angket yang telah diisi oleh siswa.

c. Mengelompokan siswa berdasarkan hasil angket

4. Analisis dan Refleksi

Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dinyatakan berhasil apabila

adanya perubahan sikap pada siswa yang telah diberikan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik problem solving.


36

Keterangan Siklus I:

1) Perencanaan (Planing)

a. Meminta izin kepada kepala sekolah SMAN 10 Kota Bengkulu

b. Membuat instrument

c. Membuat rencana layanan

d. Menyusun evaluasi layanan

2) Pelaksanaan (Acting) Tindakan, meliputi :

a. Membuat rencana pelaksanaan layanan berdasarkan topik yang dibahas.

b. Menyajikan materi

c. Melakukan pengamatan atau observasi

3) Observasi

a. Peneliti mengamati kegiatan bimbingan kelompok yang diikuti siswa

b. Mengolah hasil angket yang telah diisi oleh siswa

c. Mengelompokan siswa berdasarkan hasil angket

4) Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah ada dan dipergunakan

untuk evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai. Hasil refleksi

digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk

menghasilkan perbaikan siklus ke II.


37

Keterangan Siklus II :

1) Perencanaan (Planing)

Hasil dari refleksi Siklus I digunakan untuk merencanakan tindakan siklus II

kegiatan-kegiatan dalam merencanakan tindakan Siklus II seperti layanan

bimbingan kelompok dengan guru pembimbing untuk membahas hasil

refleksi I, bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi

pada Siklus I sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi pada Siklus II,

mempersiapkan seperangkat instrument penelitian dan memeriksa hasil

Siklus I serta merekap hasilnya pada lembar penskoran.

2) Pelaksanaan tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan Siklus II dalam bentuk layanan bimbingan kelompok

dilaksanakan dalam tiga pertemuan dan membuat satuan layanan

berdasarkan topik yang akan dibahas, dengan berdasarkan rencana layanan

hasil refleksi pada Siklus I.

3) Pengolahan angket

Peneliti melakukan pengolahan angket untuk menentukan skor dari angket

yang diisi siswa.

4) Analisis dan Refleksi

Peneliti melakukan analisis dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan Siklus II

dan menyusun rencana untuk Siklus III.


38

Keterangan Siklus III :

1) Perencanaan (Planing)

Membuat suatu perencanaan pelaksanaan Siklus III berdasarkan refleksi

dari Siklus II.

2) Pelaksanaan (Acting)

Penelitian ini membuat satuan layanan berdasarkan topik yang dibahas,

dengan pemberian layanan bimbingan kelompok berdasarkan hasil refleksi

pada Siklus III.

3) Pengolahan Angket

Pengolahan angket untuk penentuan skor dari angket yang telah di isi oleh

siswa.

4) Analisis dan Refleksi

Peneliti menganalisis dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan Siklus II

serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan layanan bimbingan kelompok

dengan teknik problem solving.


39

Gambar 3.1 Bagan Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Perencanaan

Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS I Tindakan

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS II Tindakan

Observasi

Berhasil
Belum Berhasil

Berhenti
SIKLUS III

(Ermalinda dan Paizaludin, 2013: 34)

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2014: 224), teknik pengumpulan data merupakan

langkah paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka


40

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. Metedologi penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah,

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung

dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang akan diteliti. Observasi

yang dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan

pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok.

2. Angket (Kuisioner)

Menurut Sugiyono (2014: 142) angket atau kusioner merupakan teknik

pengumpulan data yang digunakan dengan cara memberikan seprangkat

pertanyan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kisi-kisi angket kematangan karir adalah, sebagai berikut:

a. Definisi Konseptual

Definisi konseptual tentang kematangan karir diambil berdasarkan

pendapat Super yang terdapat dihalaman 11. Menurut Super dalam Jurnal

Indah Lestari (2017: 23) bahwa komponen–komponen kematangan karir

yaitu

1. Orientasi pilihan karir

2. Informasi dan perencanaan

3. Konsistensi

4. Kristalisasi sifat
41

5. Kebijakan pilihan karir

b. Definisi Operasional

Berdasarkan definisi konseptual diatas maka yang akan diukur dalam

penelitian kematangan karir ini adalah

1. Orientasi pilihan karir. Indikator tingkat kepedulian individu tentang

karir dan keefektifan mengunakan sumber informasi dalam pembuatan

keputusan karir.

2. Informasi dan perencanaan. Indikator informasi tentang pilihan karir,

tingkat kekhususan rencana pilihan karir, dan tingkat keterlibatan

dalam aktivitas perencanaan karir.

3. Konsistensi. Indikator konsistensi bidang pilihan karir.

4. Kristalisasi sifat. Indikator minat karir, independensi karir.

5. Kebijakaan pilihan karir. Indikator kemampuan individu dengan pilihan

karir.

Berdasarkan variabel kematangan karir diatas maka dijabarkan

menjadi sub variabel dan indikator variabel, kemudian dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun item-item menjadi pernyataan, dengan

mengunakan skala sikap yaitu skala likert menurut Sudaryano, dkk (2013:

49) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, prsepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau

gejala sosial. Skala likert ini memiliki lima pilihan jawabaabeln yaitu:
42

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban Skala Likert

No Alternatif Jawaban + -

1. Sangat Sesuai 5 1

2. Sesuai 4 2

3. Netral/TPP 3 3

4. Tidak Sesuai 2 4

5. Sangat Tidak Sesuai 1 5

Skor jawaban untuk item positif bergerak dari nilai 5 untuk jawabam

sangat sesuai, nilai 4 untuk jawaban sesuai, nilai 3 untuk jawaban Netral/TPP, nilai

2 untuk jawaban tidak sesuai, nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Sedangkan

untuk skor item negative bergerak dari nilai 1 untuk jawaban sangat sesuai, nilai 2

untuk jawaban sesuai, nilai 3 untuk jawaban netral/TPP, nilai 4 untuk jawaban tidak

sesuai, nilai 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai. Berikut kisi-kisi angket

kematangan karir :
43

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Angket

No Variabel Sub Indikator No Item


Variabel (+) (-)
1. Kematangan 1. Orientasi Tingkat kepedulian 1 2, 3
karir Pilihan karir tentang karir

Keefektifan 4 5
mengunakan sumber
informasi dalam
pembuatan keputusan
karir
2. Informasi dan Informasi tentang 6, 7 8
perencanaan pilihan karir
Tingkat kekhususan 9 10, 11
rencana pilihan karir
Tingkat keterlibatan 12, 13 14
dalam aktivitas
perencanaan karir
3. Konsistensi Konsistensi 15 16
Bidang pilihan karir
4. Kristalisasi Minat karir 17, 18 19
Sifat Independensi karir 20 21

5. Kebijakan Kemampuan individu 22, 23 24, 25


pilihan karir dengan pilihan karir

Jumlah 14 11
44

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif

persentase untuk mencari tingkat kematangan karir siswa berdasarkan skala

kematangan karir. Rumusan yang digunakaan adalah, sebagai berikut:

= x 100%

( Sudijono, 2010: 43 )

Keterangaan :

: Angka persentase

: Frekuensi yang sedang dicari

:Jumlah siswa keseluruhaan atau banyaknya individu

Rentang penilaian pada kematangaan karir siswa dalam penelitian ini

mengunakaan rentang skor 1-5 dengan jumlah pernyataan 25 item, sehingga

interval kriteria dapat ditentukaan sebagai berikut:

Skor Maxsimum : 5 x 25 = 125

Skor Minimum : 1 x 25 = 25

Rentang : 125 – 25 = 100

Panjang Kelas Interval : 100 : 5 = 20


45

Keterangan :

Skor Maxsimum : Skor tertinggi skala (X) jumlah keseluruhan item

Skor Minimum : Skor terendah skala (X) jumlah keseluruhaan item

Rentang : Hasil skor maxsimun (-) hasil skor minimum

Panjang kelas interval : Hasil rentang (:) skor tertinggi skala

Tingkat Kategori : (Sangat tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, Sangat

Rendah)

Berdasarkan panjang kelas interval diatas, maka interval kriteriannya

adalah:

Tabel 3.4 Kriterian Tingkat Kematangaan Karir

Interval Kriteria
> 109 Sangat tinggi
89 – 108 Tinggi
67– 88 Sedang
46– 66 Rendah
< 45 Sangat Rendah

F. Kriterian Keberhasilaan Penelitian

Sebagai kriteria keberhasilaan, peneliti dapat menetapkan tingkatan

kematangan karir dari beberapa kriterianya sebagai berikut:

1. Sangat rendah menjadi sedang.

2. Sedang menjadi tinggi.

3. Tinggi menjadi sangat tinggi.


46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan

mengenai kematangan karir siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan

teknik problem solving yang telah dilakukan.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kematangan Karir Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota

Bengkulu Sebelum Diadakan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan

Teknik Problem Solving

Subjek penelitian pada penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK)

adalah siswa kelas XI IPS 1 yang memiliki kriteria yang sesuai untuk

dilakukan penelitian. Adapun untuk mengetahui persentase kematangan karir

siswa sebelum diadakan layanan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Persentase Sebelum Dilaksanakan Layanan Bimbingan


Kelompok Dengan Teknik Problem Solving
interval kriteria frekuensi %
>109 Sangat tinggi 0 0
89-108 Tinggi 0 0
67-88 Sedang 4 44 %
46-66 Rendah 5 55%
<45 Sangat rendah 0 0
Jumlah 9 99
47

Sedangkan untuk melihat skor perolehan kepercayaan diri secara keseluruhan

setiap masing-masing siswa dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Perolehan Skor Kematangan Karir Siswa Melalui Layanan


Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving.
No Nama Skor Kriteria
1. AA 54 Rendah
2. BDA 81 Sedang
3. DTP 59 Rendah
4. MPL 78 Sedang
5. MRP 77 Sedang
6. OV 70 Sedang
7. RA 57 Rendah
8. SW 60 Rendah
9. VS 52 Rendah
Rata-Rata 65 Rendah

Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 diatas hasil perhitungan skala pemahaman

kematangan karir siswa memperoleh nilai rata-rata skor 65 dengan kategori rendah,

dari hasil analisis persentase kondisi awal tersebut diperoleh skor yaitu 5 orang

siswa termasuk kedalam kategori sedang dengan persentase 55% dan 4 orang siswa

termasuk kedalam kategori rendah dengan persentase 44%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi kematangan karir siswa

kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota Bengkulu sebelum diberikan layanan bimbingan


48

kelompok dengan teknik problem solving, masih termasuk kedalam kategori

rendah yang berarti siswa belum mengetahui arah karir mereka dimasa depan.

2. Tingkat Kematangan Karir Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota Bengkulu

Setelah Diadakan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem

Solving

Berdasarkan hasil observasi kondisi awal yang menunjukan bahwa tingkat

kematangan karir siswa masih termasuk kedalam kategori rendah berjumlah 4

orang dan kategori sedang 5 orang. Maka peneliti bersama guru BK

berkolaborasi dalam memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik

problem solving kepada siswa yang mengalami kematangan karir yang rendah.

Pemberian layanan bimbingan kelompok ini diberikan sebanyak tiga siklus

terhadap siswa kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota Bengkulu. Berikut hasil

keseluruhan skor setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok dari siklus I,

siklus II, siklus III dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Persentase Pada Siswa Setelah Dilakukan Layanan


Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving
Siklus I
Interval Kriteria Frekuensi %
>109 Sangat Tinggi 0 0
89-108 Tinggi 3 33,3%
67-88 Sedang 6 66,7%
46-66 Rendah 0 0
<45 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 9 100
49

Sedangkan untuk mengetahui skor kematangan karir setiap siswa dapat dilihat

dari tabel 4.4:

Tabel 4.4 Perolehan Skor kematangan Karir Siswa Setelah Diberikan Layanan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving Siklus I
No Nama Skor Kriteria
1. AA 79 Sedang
2. BDA 101 Tinggi
3. DTP 75 Sedang
4. MPL 89 Tinggi
5. MRP 95 Tinggi
6. OV 78 Sedang
7. RA 76 Sedang
8. SW 72 Sedang
9. VS 79 Sedang
Rata-Rata 83 Sedang

Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.4 diatas hasil perhitungan persentase

peningkatan kematangan karir siswa diketahui bahwa terdapat peningkatan

kematangan karir siswa setelah diberikan tindakan layanan bimbingan kelompok

pada siklus I. dari analisis persentase siklus I terdapat 3 siswa masuk kedalam

kategori tinggi dengan persentase 33,3% dan 6 siswa masuk kedalam kategori

sedang dengan persentase 66,7% .

Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru BK

yaitu proses pengamatan dan evaluasi hasil berupa Laiseg (penilaian segera) serta
50

Skala pemahaman siswa tentang kematangan karir pada siklus I, diketahui

bahwa masih banyak siswa yang belum memahami karir mereka kedepannya. Hasil

persentase menunjukan adanya perubahan hasil persentase antara kondisi awal

dengan siklus I. kondisi awal pemahaman kematangan karir siswa dengan skor rata-

rata 65 dan termasuk kategori rendah, menjadi 83 dan masuk kategori sedang pada

siklus I. sehingga pada siklus I layanan bimbingan kelompok berhasil meningkatkan

pemahaman kematangan karir siswa sebesar 18 Skor.

Tabel 4.5 Hasil Persentase Pada Siswa Setelah Diberikan Layanan Bimbingan
Kelompok Dengan Teknik Problem Solving Siklus II
No Interval Kriteria Frekuensi %
1. >109 Sangat Tinggi 0 0
2. 89-108 Tinggi 4 44,4%
3. 67-88 Sedang 5 55,6%
4. 46-66 Rendah 0 0
5. <45 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 9 100
Sedangkan untuk mengetahui hasil dari setiap skor siswa dapat dilihat dari tabel

dibahwa ini :
51

Tabel 4.6 Perolehan Skor Kematangan Karir Siswa Setelah Diberikan Layanan
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving Siklus II
No Nama Skor Kriteria
1. AA 89 Tinggi
2. BDA 105 Tinggi
3. DTP 80 Sedang
4. MPL 92 Tinggi
5. MRP 100 Tinggi
6. OV 85 Sedang
7. RA 83 Sedang
8. SW 80 Sedang
9. VS 81 Sedang
Rata-Rata 88 Sedang

Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 diatas hasil perhitungan persentase peningkatan

kematangan karir siswa, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan kematangan

karir siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada siklus II. Dari hasil

analisis persentase siklus II tersebut diperoleh 4 orang dengan kategori tinggi

dengan persentase 44,4% dan 5 orang dengan kategori sedang dengan persentase

55,6%.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan guru

BK meliputi proses pengamatan evaluasi berupa laiseg(penilaian segera) serta skala

pemahaman siswa tentang kematangan karir siswa pada siklus II, diketahui bahwa

pada kegiatan di siklus II siswa sudah mulai aktif dalam mengikuti kegiatan
52

bimbingan kelompok dan beberapa siswa sudah mulai mengetahui arah karir

mereka kedepannya.

Hasil persentase menunjukan adanya perubahan hasil persentase antara siklus I

dan siklus II, dari siklus I pemahaman kematangan karir siswa dengan skor rata-rata

83 kategori sedang dan menjadi skor rata-rata 88 kategori sedang pada siklus II.

Sehingga pada siklus II layanan bimbingan kelompok berhasil meningkatkan

pemahaman kematangan karir siswa sebesar 5 skor.

Dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok selain diperole proses layanan

juga diperoleh hasil layanan sebagai dampak dari proses layanan. Adapun hasil

deskriptif persentase pada siklus III dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Persentase Pada Siswa Setelah Diberikan Layanan Bimbingan
Kelompok Dengan Teknik Problem Solving Siklus III
Interval Kriteria Frekuensi %
>109 Sangat Tinggi 4 44,4%
89-108 Tinggi 5 55,6%
67-88 Sedang 0 0
46-66 Rendah 0 0
>45 Sangat Rendah 0 0
Jumlah 9 100

Sedangkan untuk melihat setiap skor kematangan karir siswa dapat dilihat dari

tabel berikut ini :


53

Tabel 4.8 Perolehan Skor Kematangan Karir Siswa Kelas XI IPS I Setelah
Diberikan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Problem Solving
Siklus III
No Nama Skor Kriteria
1. AA 109 Sangat Tinggi
2. BDA 116 Sangat Tinggi
3. DTP 94 Tinggi
4. MPL 110 Sangat Tinggi
5. MRP 112 Sangat Tinggi
6. OV 100 Tinggi
7. RA 99 Tinggi
8. SW 90 Tinggi
9. VS 98 Tinggi
Rata-Rata 103 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.7 dan 4.8 diatas hasil perhitungan persentase peningkatan

kematangan karir siswa diatas, dapat diketahui bahwa terdapat penigkatan

kematangan karir siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada siklus

III. Dari analisis siklus III tersebut diperoleh yaitu 4 orang siswa masuk kedalam

kategori sangat tinggi dengan persentase 44,4% dan 5 orang siswa masuk kategori

tinggi dengan persentase 55,6%.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan guru

BK meliputi laiseg(penilaian segera) serta pemahaman siswa tentang skala

kematangan karir siswa pada siklus III, diketahui bahwa siswa sudah memiliki
54

pemahaman kematangan karir kedepannya, dan hasil persentase menunjukan

adanya perubahan hasil persentase antara siklus II dan siklus III, dari kondisi

siklus II pemahaman kematangan karir siswa dengan skor rata-rata 88 kategori

sedang menjadi skor rata-rata 103 kategori tinggi pada siklus III. Sehinga siklus II

layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving berhasil

meningkatkan pemahaman kematangan karir siswa sebesar 15 skor.

3. Gambaran Peningkatan Kematangan Karir Siswa Kelas XI IPS I SMAN 10

Kota Bengkulu Sebelum Dan Sesudah Mendapatkan Layanan Bimbingan

Kelompok Dengan Teknik Problem Solving

Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem

solving pada siklus I,siklus II,siklus III kematangan karir siswa dapat meningkat

dengan demikian peningkatan kematangan karir siswa dapat dilakukan dengan

metode layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving. Peningkatan

kematangan karir siswa dapat dilihat dari hasil pelaksanaan setiap siklus,

dilakukan mulai perencanaan. Pelaksanaan, oservasi, dan refleksi.Masing-masing

kegiatan setiap siklusnya dapat dilihat sebagai berikut:

a. Keterangan Siklus I

1). Perencanaan

Penelitian pada siklus I sebelum melaksanakan tindakan, harus terlebih

dahulu merencanakan tindakan seperti membuat rencana Pelaksanaan

layanan (RPL) beserta materi perlunya pemahaman kematangan karir.

Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok ini


55

dilakukan pada hari Kamis, 26 April 2018, di ruang kelas dengan waktu 1 x 60

menit.

2).Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan proses kegiatan bimbingan kelompok ini terdiri dari

empat tahap yaitu tahap pembentukaan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan

tahap pengakhiraan. yang menjadi anggota bimbingan kelompok sebanyak 9

siswa yang memiliki kematangan karir rendah dan sedang. Dengan dipimpin

oleh pemimpin kelompok adalah Guru BK didampingi Peneliti. Dalam proses

kegiatan bimbingan kelompok diberikan teknik Problem Solving untuk

membantu siswa memecahkan permasalahan kematangan karir yang dialami.

Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok, maka angket kematangan

karir kembali dibagikan diakhir kegiatan untuk melihat tindakan yang

dilakukan siswa serta perubahan yang akan terjadi setelah diberikan layanan

bimbingan kelompok.

3).Observasi

Observasi bimbingan kelompok pada Siklus I yang yang dilakukan oleh

peneliti, bahwa pada waktu pelaksanaan pemberian bimbingan kelompok.

Siswa masih terlihat malu untuk mengutarakan apa yang menjadi kendala

dalam dirinya sehingga membuat kematangan karirnya rendah hanya beberapa

orang saja yang aktif, dan peneliti mengolah angket.


56

4).Analisis dan Refleksi

Pada siklus I ini hasil yang diperoleh belum terlaksana dengan maksimal,

dikarenakan hampir sebagian siswa masih terlihat malu-malu dalam

mengutarakan pendapatnya, oleh karena itu untuk mencapat meningkatnya

kematangan karir siswa yang lebih baik lagi, maka peneliti akan mengadakan

Siklus II.

b. Keterangan siklus II

1).Perencanaan

Pada siklus II sebelum melaksanakan tindakan, harus terlebih dahulu

merencanakan tindakan seperti membuat Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)

beserta materi pengenalan tipe-tipe kepribadian karir, Tempat dan Waktu

pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok ini dilakukan pada hari Senin, 30

April 2018, diruang kelas dengan waktu 1 x 60 Menit.

2).Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan siklus II dilakukan empat tahap kegiatan yaitu tahap

pembentukaan, tahap peralihan, tahap kegiatan, tahap pengakhiraan. yang

menjadi anggota bimbingan kelompok sebanyak 9 siswa dengan pemimpin

kelompok Guru BK didampingi peneliti.. Setelah layanan bimbingan kelompok

dilaksanakan diakhir kegiatan diberikan lagi angket untuk melihat tindakan

yang akan diisi oleh siswa serta perubahan yang akan terjadi setelah pemberian

layanan bimbingan kelompok.


57

3).Observasi

Peneliti mengamati tindakan kegiatan bimbingan kelompok pada siklus II

yang dipimpin guru BK, pemberian layanan cukup berjalan dengan baik, siswa

sudah terlihat aktif dalam mengutarakan pendapat, siswa sudah terlihat

mengerti akan isi materi yang diberikan, dan peneliti mengolah angket yang

telah diberikan kepada siswa.

4).Analisis dan Refleksi

Pada siklus II ini hasil yang diperoleh belum terlaksana dengan maksimal,

oleh karena itu untuk mencapai kematangan karir siswa yang lebih baik perlu

dilakukan tindakan tahap Siklus ke III.

c. Keterangan Siklus III

1).Perencanaan

Siklus III ini masih sama seperti siklus sebelumnya melaksanakan tindakan

membuat Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) beserta materi pemantapan

cita-cita menuju karir yang sukses. Tempat dan Waktu pelaksanaan kegiatan ini

dilakukan pada hari Rabu, 09 Mei 2018, diruang kelas dengan waktu 1 x 60

Menit.

2).Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan proses kegiatan bimbingan kelompok terdiri empat

tahap yaitu tahap pembentukaan, tahap peralihan, tahap kegiatan, tahap

pengakhiraan, yang menjadi anggota kelompok sebanyak 9 siswa dengan


58

pemimpin kelompok adalah Guru BK didampingi peneliti sebagai pengamat

kegiatan.

Di tahap kegiatan diberikan teknik problem solving, untuk melihat siswa

memecahkan permasalahannya secara bersama-sama. Setelah dilaksanakannya

layanan bimbingan kelompok diakhir kegiatan diberikan lagi angket untuk

melihat tindakan yang akan diisi siswa serta perubahan yang akan terjadi

setelah pemberian layanan bimbingan kelompok.

3).Observasi

Peneliti mengamati kegiatan bimbingan kelompok pada siklus III yang

dipimpin oleh guru BK bahwa pada waktu kegiatan berlangsung siswa sudah

sangat aktif, dan terlihat mengetahui arah karir mereka kedepannya, dan peneliti

mengelolah angket siklus III.

4).Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari hasil penelitian siklus

I,siklus II,siklus III, maka bisa disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

kematangan karir yang signifikan. Hasil itu bisa dilihat dari skor dan kategori

yang diperoleh setiap siklusnya mengalami peningkatan.


59

Tabel 4.9 Tingkat Kematangan Karir Siswa


Pada Siklus I, Siklus II, Siklus III
Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III
No interval krtieria frk % frk % frk % frk %
1. >109 ST 0 0 0 0 0 0 4 44,4%
2. 89-108 T 0 0 3 33,3% 4 44,4% 5 55,6%
3. 67-88 S 4 44,4% 6 66,7% 5 55,6% 0 0
4. 46-66 R 5 55,6% 0 0 0 0 0 0
5. <45 SR 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 9 100 9 100 9 100 9 100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa terjadi perubahan yang

signifikan pada persentase pemahaman kematangan karir siswa setiap siklus nya,

siklus I,siklus II,siklus III. Perubahan tersebut dapat dilihat pada interval pra siklus

5 orang masuk kategori rendah dengan frekuensi 55,6% dan 44,4% orang masuk

kategori sedang. Pada siklus I terdapat peningkatan 6 orang masuk kategori sedang

dengan persentase 66.7% dan 3 orang masuk kategori tinggi dengan persentase

33,3%.

Pada siklus II terdapat peningkatan 5 orang masuk kategori sedang dengan

persentase 55,6% dan 4 orang masuk kategori tinggi dengan persentase 44,4%.

Pada siklus III terdapat peningkatan 5 orang masuk kategori tinggi dengan

persentase 55,6% dan 4 orang masuk kategori sangat tinggi dengan persentase

44,4%.
60

B. Pembahasan

Menurut Gribbons & Lohnes (dalam Ita Juiwitaningrum, 2013: 139),

menjelaskan bahwa kematangan karir lebih luas dari sekedar pemilihan pekerjaan

karena akan melibatkan kemampuan individu baik dalam membuat keputusan

maupun aktivitas perencanaan. Sedangkan Bimbingan kelompok adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika

kelompok, artinya semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi,

bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain sebagainya

semua yang dibahas dalam kegiatan tersebut bermanfaat bagi anggota kelompok

dalam Prayitno (2004: 1)

1. Dari analisis persentase awal terdapat skor rata-rata 65 dengan kategori

rendah. Hal ini dilihat dari hasil pengolahan angket sebelum diberikan

tindakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving.

2. Setelah diberikan tindakan layanan bimbingan kelompok pemahaman

kematangan karir siswa meningkat setiap siklus nya yaitu siklus 1 diperoleh

skor 83 dengan kategori sedang, siklus II skor 88 dengan kategori sedang,

siklus III skor 103 dengan kategori tinggi.

3. Pemberian layanan bimbingan kelompok setelah dilakukan pada siklus

I,siklus II,siklus III ternyata dapat meningkatkan pemahaman kematangan

karir siswa kelas XI IPS I SMAN 10 Kota Bengkulu. Yaitu kondisi awal

pemahaman kematangan karir siswa masih kategori rendah dengan skor 65,

pada siklus I kategori sedang dengan skor 83, dan setelah diberikan layanan
61

bimbingan kelompok siklus II mencapai kategori sedang dengan skor 88, dan

dilanjutkan dengan siklus III mendapatkan kategori tinggi dengan skor 103.

Sehingga berdasarkan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok

dengan teknik problem solving siklus I,siklus II,siklus III terdapat

peningkatan kematangan karir siswa yang signifikan.


62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kondisi kematangan karir siswa sebelum dilaksanakan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik problem solving tergolong rendah hal ini dapat diliha

dari hasil persetase kematangan karir yang memiliki skor rata-rata 65 dan

masuk kedalam kategori rendah

2. Kematangan karir siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok

dengan teknik problem solving mengalami peningkatan menjadi 103 dengan

kategori tinggi.

3. Berdasarkan hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik

problem solving secara keseluruhan terjadi peningkatan kematangan karir

siswa kelas XI IPS I SMAN 10 Kota Bengkulu yang signifkan. Pada hasil

analisis diperoleh bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan

teknik problem solving sangat efektif digunakan dalan meningkatkan

kematangan karir siswa kelas XI IPS 1 SMAN 10 Kota Bengkulu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas terdapat beberapa hal

yang perlu disarankan yaitu sebagai berikut:


63

1. Kepala Sekolah

Semoga hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai sumber penambah wawasan,

inspirasi dan bahan pertimbangan dimasa akan datang, demi membantu siswa

dalam meningkatkan kematangan karir.

2. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru BK diharapkan dapat lebih bekerja sama lagi dengan guru dan wali kelas

serta bekerja sama dengan wali siswa dalam meningkatkan kematangan karir

siswa.

3. Siswa

Agar dapat menambah wawasan berkaitan dengan kematangan karir siswa agar

dapat lebih baik lagi dalam merencanakan karir dimasa depan.


64

Daftar Pustaka

Badrul, Kamil dan Daniati. 2016.Layanan Informasi Karier Dalam Meningkatkan


Kematangan Karier Pada Peserta Didik Kelas X Di Sekolah Madrasah Aliyah
Qudsiyah Kota Bumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal
Bimbingan dan Konseling 245-256.

Indah Lestari. 2017. Meningkatkan Kematangaan Karir Remaja Melalui Bimbingan


Karir Berbasis Life Skills. Jurnal Konseling GUSJIGANG 2503-281X.

Ita Juwitaningrum. 2013. Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan


Kematangaan Karir Siswa SMK. Jurnal Bimbingan Dan Konseling 2301-6167.

Leo Agung dan Nunuk. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

Kunandar, 2010,Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Paizuludin, dan Ermalinda. 2013. Penelitan Tindakan Kelas (Classroom Action


Research). Bandung: CV. Alfabeta.

Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar dan Propil).
Jakarta: Ghalia Indonesia

_________, 2004. L1-L9 Jurusan Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu


Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang

_________, 2012. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang:


Universitas Negeri Padang.

Sudaryono, Dkk. 2013. Pengembangaan Instrument Penelitian Pendidikan.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alpabeta.
65

Sukardi, Dewa, Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling(Studi dan Karier). Yogyakarta: Andi


Offset.

Winkel , W. S dan Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan Dan Konseling Diinstitusi


Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
66

LAMPIRAN 1

1. Instrument sebelum divalidasi


2. Hasil validitas
3. Instrument setelah divaliditas
67

Tabel 1.1Kisi-Kisi Instrument Sebelum Divalidasi

No Variabel Sub Indikator No Item


Variabel (+) (-)
1. Kematangan 1. Orientasi Tingkat kepedulian 1, 2 3,4,5
karir Pilihan karir tentang karir
Keefektifan 6, 7 8, 9
mengunakan sumber
informasi dalam
pembuatan keputusan
karir
2.Informasi dan Informasi tentang 10, 11 12, 13
perencanaan pilihan karir
karir Tingkat kekhususan 14, 15 16, 17
rencana pilihan karir
Tingkat keterlibatan 18, 19 20, 21
dalam aktivitas
perencanaan karir
3.Konsistensi Konsistensi 22, 23 24, 25
Bidang pilihan karir
Konsistensi dengan 26, 27 28, 29
pilihan karir
berkeluarga
4.Kristalisasi Minat karir 30,31, 33, 34
Sifat 32
Independensi karir 35, 36 37, 38
Penerimaan tanggung 39, 40 41, 42
jawab perencanaan
karir
5.Kebijakan Kemampuan individu 43, 44 45,46
pilihan karir dengan pilihan karir
Aktivitas dengan 47, 48 49,50
pilihan karir
Jumlah 25 25
68

INSTRUMEN ANGKET KEMATANGAN KARIR

A. Pendahuluan
Berikut ini disajikan 50 butir pernyataan kematangan karir. Pengisian angket
ini digunakan untuk kepentingan penelitian. Jawaban yang ananda pilih tidak
mengandung unsur benar atau salah serta sama sekali tidak berpengaruh terhadap
nilai akademik sekolah ananda. Oleh karena itu diharapkan ananda mengisi
dengan jujur dan bertanggung jawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

B. Petunjuk Pengisian
Ananda diminta untuk mengisi seluruh pernyataan kematangan karir dan
memilih pilihan jawaban dalam Instrumen angket ini dengan memberikan tanda

checklist ( ) pada salah satu kolom untuk setiap pernyataan. Pilihan jawaban
yang telah disediakan dan masing-masing pernyataan disediakan lima pilihan
jawaban sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TPP = Tidak Punya Pendapat
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

C. Identitas Pribadi
Nama : ……………………….
Kelas : ……………………….
Jenis Kelamin : ……………………….
Hari/ Tanggal Pengisian : ………………………..
69

No PERNYATAAN SS S TPP TS STS


1. Saya mencari tahu tentang pilihan karir yang
akan saya masuki nantinya
2. Saya ingin mengetahui karir yang cocok untuk
saya masuki
3. Saya tidak memerlukan persiapan karir
4. Saya belum waktunya untuk mengetahui dunia
karir
5. Tidak perlu sukses dalam karir yang penting
bekerja menghasilkan uang
6. Untuk memasuki dunia karir diperlukan sumber
informasi yang akurat
7. Saya memperoleh sumber informasi karir dari
guru BK
8. Karir saya ditentukan orang tua
9 Sumber informasi karir tidak penting untuk
diketahui
10. Saya mengetahui jenis pendidikan lanjutan yang
akan menunjang karir saya nantinya
11. Informasi karir untuk memilih karir masa depan
12. Saya tidak mendapatkan informasi pilihan karir
setelah lulus SMA
13. Saat ini saya belum mempunyai rencana karir
14. Saya membaca buku yang berkaitan dengan
rencana pilihan karir
15. Saya berdiskusi dengan keluarga mengenai
rencana pilihan karir
16. Jurusan yang saya pilih tidak sesuai dengan
70

perencanaan karir
17. Perencanaan pilihan karir itu membuang waktu
saja
18. Saya mengikuti seminar perencanaan karir
19. Saya mempersiapkan segala hal yang diperlukan
dalam perencanaan karir
20. Saya ragu untuk merencanakan karir
21. Saya akan mempersiapkan karir setelah lulus
SMA saja
22. Jurusan yang saya pilih sesuai dengan bidang
karir nantinya
23. Dukungan orang tua menambah keyakinan saya
akan karir yang diperoleh
24. Saya ragu dengan bidang karir yang dipilih
25. Saya tidak mempunyai keahlian dibidang pilihan
karir itu
26. Saya setuju rencana orang tua yang
menginginkan saya berkeluarga setelah lulus
SMA
27. Saya memutuskan menikah karena saya sadar
akan keadaan ekonomi keluarga saat ini
28. Menikah setelah lulus SMA adalah keputusan
yang tidak saya inginkan
29. Saya tidak yakin akan pilihan karir berkeluarga
30. Saya dapat menyesuaikan diri dengan bakat dan
minat saya dalam perencanaan karir
31. Saya akan memilih pilihan karir karena bakat
dan minat yang dimiliki
71

32. Saya akan sukses meraih karir meskipun


fasilitas dan biaya yang terbatas

33. Saya tidak berminat dalam merencanakan masa


depan
34 Bekerja tidak tergantung pada minat tidak minat
terhadap pekerjaan itu
35. Saya memiliki ketertarikan di salah satu bidang
karir
36. Saya berhak menentukan karir saya sendiri
37. Saya terbebani akan pilihan karir ini
38. Orang tua terlalu mengatur pembuatan keputusan
karir saya
39. Saya mengetahui resiko apa saja jika saya
memilih bidang karir itu
40. Saya bersunguh-sunguh dalam merencanakan
karir yang tepat
41. Saya tidak perlu bekerja keras untuk karir yang
akan saya pilih
42. Saya tidak yakin dapat bertanggung jawab akan
pilihan rencana karir nantinya
43. Saya memiliki kemampuan akan merencanakan
pendidikan lanjutan
44. Saya yakin mempunyai kemampuan akan bidang
karir yang akan saya masuki
45. Saya tidak mempunyai kemampuan dalam
memilih karir
46. Saya tidak percaya diri akan keterampilan yang
72

dimiliki sesuai dengan pilihan karir


47 Kegiatan ekstrakulikuler yang saya ikuti sesuai
dengan pilihan karir yang akan saya pilih
48. Bidang karir yang saya ambil sesuai dengan cita-
cita yang saya inginkan
49. Saya malu bertanya kepada orang lain berkaitan
dengan pilihan karir yang akan dipilih
50. Saya tidak yakin guru BK dapat membantu
permasalahan tentang karir yang akan saya pilih

Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket setelah divalidasi

No Variabel Sub Indikator No Item


Variabel (+) (-)
1. Kematangan 2. Orientasi Tingkat kepedulian 1 2, 3
karir Pilihan karir tentang karir
Keefektifan 4 5
mengunakan sumber
informasi dalam
pembuatan keputusan
karir
2.Informasi dan Informasi tentang 6, 7 8
perencanaan pilihan karir
karir Tingkat kekhususan 9 10, 11
rencana pilihan karir
Tingkat keterlibatan 12, 13 14
dalam aktivitas
perencanaan karir
3.Konsistensi Konsistensi 15 16
Bidang pilihan karir
4.Kristalisasi Minat karir 17, 18 19
Sifat
73

Independensi karir 20 21
5.Kebijakan Kemampuan individu 22, 23 24, 25
pilihan karir dengan pilihan karir
Jumlah 13 12

INSTRUMEN ANGKET KEMATANGAN KARIR

A. Pendahuluan
Berikut ini disajikan 25 butir pernyataan kematangan karir. Pengisian angket
ini digunakan untuk kepentingan penelitian. Jawaban yang ananda pilih tidak
mengandung unsur benar atau salah serta sama sekali tidak berpengaruh terhadap
nilai akademik sekolah ananda. Oleh karena itu diharapkan ananda mengisi
dengan jujur dan bertanggung jawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

B. Petunjuk Pengisian
Ananda diminta untuk mengisi seluruh pernyataan kematangan karir dan
memilih pilihan jawaban dalam Instrumen angket ini dengan memberikan tanda

checklist ( ) pada salah satu kolom untuk setiap pernyataan. Pilihan jawaban
yang telah disediakan dan masing-masing pernyataan disediakan lima pilihan
jawaban sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TPP = Tidak Punya Pendapat
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
74

C. Identitas Pribadi
Nama : ……………………….
Kelas : ……………………….
Jenis Kelamin : ……………………….
Hari/ Tanggal Pengisian : ………………………..

No PERNYATAAN SS S TPP TS STS


1. Saya mencari tahu tentang pilihan karir yang
akan saya masuki nantinya
2. Saya tidak memerlukan persiapan karir
3. Saya belum waktunya untuk mengetahui dunia
karir
4. Saya memperoleh sumber informasi karir dari
guru BK
5. Sumber informasi karir tidak penting untuk
diketahui
6. Saya mengetahui jenis pendidikan lanjutan yang
akan menunjang karir saya nantinya
7. Informasi karir untuk memilih karir masa depan
8. Saat ini saya belum mempunyai rencana karir
9. Saya membaca buku yang berkaitan dengan
rencana pilihan karir
10. Jurusan saya pilih tidak sesuai dengan
perencanaan karir
11. Menurut saya perencanaan pilihan karir itu
membuang waktu saja
12. Saya mengikuti seminar perencanaan karir
75

13. Saya mempersiapkan segala hal yang diperlukan


dalam perencanaan karir
14. Saya ragu untuk merencanakan karir
15. Dukungan orang tua menambah keyakinan saya
akan karir yang diperoleh
16. Saya tidak mempunyai keahlian dibidang pilihan
karir
17. Saya dapat menyesuaikan diri dengan bakat dan
minat saya dalam perencanaan karir
18. Saya akan memilih pilihan karir karena bakat
dan minat yang dimiliki
19. Saya tidak berminat dalam merencanakan masa
depan
20. Saya memiliki ketertarikan di salah satu bidang
karir
21. Saya terbebani akan pilihan karir ini
22. Saya memiliki kemampuan akan merencanakan
pendidikan lanjutan
23. Saya yakin mempunyai kemampuan akan bidang
karir yang akan saya masuki
24. Saya tidak mempunyai kemampuan dalam
memilih karir
25. Saya tidak percaya diri akan keterampilan yang
dimiliki sesuai dengan pilihan karir
76

Corrected item-total Keterangan


correlation
VAR00001 ,352 Valid
VAR00002 ,183 Tidak valid
VAR00003 ,436 Valid
VAR00004 ,313 Valid
VAR00005 ,228 Valid
VAR00006 ,256 Valid
VAR00007 ,336 Valid
VAR00008 0.54 Tidak valid
VAR00009 ,362 Valid
VAR00010 ,326 Valid
VAR00011 ,434 Valid
VAR00012 ,059 Tidak valid
VAR00013 ,461 Valid
VAR00014 ,510 Valid
VAR00015 ,028 Tidak valid
VAR00016 ,251 Valid
VAR00017 ,254 Valid
VAR00018 ,475 Valid
VAR00019 ,318 Valid
VAR00020 ,315 Valid
VAR00021 ,214 Tidak valid
VAR00022 ,134 Tidak valid
VAR00023 ,330 Valid
VAR00024 ,086 Tidak valid
VAR00025 ,389 Valid
VAR00026 ,530 Valid
VAR00027 ,516 Valid
VAR00028 ,033 Tidak valid
VAR00029 ,198 Tidak valid
VAR00030 ,309 Valid
VAR00031 ,311 Valid
VAR00032 ,149 Tidak valid
VAR00033 ,280 Valid
VAR00034 ,047 Tidak valid
VAR00035 ,339 Valid
VAR00036 ,133 Tidak valid
VAR00037 ,289 Valid
VAR00038 ,003 Tidak valid
VAR00039 ,333 Valid
VAR00040 ,259 Valid
VAR00041 ,166 Tidak valid
VAR00042 ,015 Tidak valid
77

VAR00043 ,343 Valid


VAR00044 ,366 Valid
VAR00045 ,415 Valid
VAR00046 ,401 Valid
VAR00047 ,172 Tidak valid
VAR00048 ,152 Tidak valid
VAR00049 ,335 Valid
VAR00050 ,466 Valid

Reliabillity Statistics

Cronbach’s
Alpha N of Item
813 50

Reliability Statistics

Cronbach’s
Alpha N of Item
839 50
78

LAMPIRAN 2

2.1 TABULASI Kematangan karir Siswa Kelas XI IPS 1


79

TABULASI DATA PENELITIAN SEBELUM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

respon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Tota
Lw 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 3 3 5 104
Mr 4 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 99
Rs 4 4 2 3 4 2 3 1 2 5 5 2 1 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 91
rf 5 5 5 5 5 5 4 3 2 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 3 3 4 107
ke 5 3 4 5 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 5 3 5 5 3 4 4 4 4 4 3 102
kd 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 4 116
Rpu 5 4 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 2 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3 106
Ra 5 3 4 2 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 5 3 5 5 3 4 4 4 4 4 4 100
mpl 5 2 3 2 2 1 3 4 5 4 2 3 3 5 5 1 1 3 2 3 4 3 4 4 4 78
Ea 4 4 5 3 5 3 5 4 3 1 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 96
sw 5 3 2 1 2 2 5 1 1 2 2 1 2 2 4 5 1 4 1 2 2 2 3 3 2 60
Aa 3 3 2 1 2 3 4 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 2 3 2 2 3 1 3 2 54
dtp 4 4 1 2 3 1 4 1 1 2 5 3 1 3 3 2 5 1 2 3 2 1 3 1 1 59
bda 5 5 5 2 4 3 3 2 4 3 3 2 1 5 3 2 2 5 2 5 3 5 2 2 3 81
ov 5 2 3 2 4 2 3 2 2 2 3 1 3 2 5 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 70
ra 4 3 1 1 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 2 57
vs 3 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 1 5 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 52
as 5 4 1 2 4 3 3 4 3 5 5 2 2 4 5 2 5 3 5 4 3 4 5 2 5 90
sn 4 4 3 3 4 3 4 3 5 3 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 3 3 5 5 93
rs 4 3 2 4 3 3 5 5 3 3 5 2 3 4 5 4 3 3 4 3 3 4 4 3 5 90
mrp 5 2 4 2 5 5 4 2 1 3 2 1 2 3 3 4 3 3 4 2 2 3 2 5 5 77
ah 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 3 5 5 5 2 5 5 5 112
jl 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 3 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 101
hnf 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 1 5 3 5 3 4 5 4 3 3 4 4 3 5 89
ii 5 4 3 1 3 3 5 4 1 5 5 3 3 3 5 3 3 3 4 4 3 4 3 5 4 89
hh 5 4 5 5 3 5 5 2 5 3 5 5 4 3 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 5 107
80

Tabulasi data penelitian sebelum layanan bimbingan kelompok

No SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor
1 AA 2 3 2 3 4 1 2 3 4 2 2 3 3 3 1 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 54
2 BDA 5 3 2 2 3 3 2 3 4 5 3 4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 81
3 DTP 3 2 1 2 3 4 2 3 1 1 2 3 3 2 2 1 5 1 2 2 2 3 3 4 2 59
4 MPL 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 5 4 3 2 4 5 3 3 3 4 2 2 2 78
5 MRP 2 3 3 4 2 3 4 1 3 2 3 4 5 1 2 3 4 2 3 4 3 3 4 5 4 77
6 OV 3 3 4 2 3 1 3 4 2 3 4 1 3 4 2 4 2 1 3 4 3 2 4 2 3 70
7 RA 3 3 2 3 2 3 2 3 1 3 1 2 4 3 2 2 3 1 2 3 2 3 2 1 1 57
8 SW 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 60
9 VS 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 52

Tabulasi data penelitian setelah layanan bimbingan kelompok

No siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor
1 AA 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 109
2 BDA 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 119
3 DTP 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 5 3 3 5 94
4 MPL 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 5 5 3 3 5 5 5 110
5 MRP 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 112
6 OV 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 100
7 RA 5 4 5 4 4 3 5 3 4 3 5 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 99
8 SW 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 90
9 VS 5 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 98

Anda mungkin juga menyukai