Oleh :
Unit Kerja :
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH KOTA MALANG
SMP NEGERI 2 MALANG
i
HALAMAN PUBLIKASI
Identitas Peneliti
Nama : Dra. Endang Purwantini
NIP : 196405061998022002
Pangkat/Ruang. Gol : Pembina (IVa)
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Kota Malang
Malang,
PENGELOLA PERPUSTAKAAN
Inta Roskhayah
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
Mengetahui :
KEPALA SEKOLAH
SMP Negeri 2 Kota Malang
iii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, atas izin dan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
sebuah karya tulis yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini
dalam rangka pengembangan profesionalitas guru.
Walaupun dalam penelitian ini peneliti mengalami kesulitan dan hambatan namun
Alhamdulillah berkat dukungan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat diselesaikan .
Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga
kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini.
1. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 kota malang yang terus-menerus member saran,
kritikan serta masukan atas penelitian ini.
2. Rekan-rekan guru/pegawai SMP Negeri 2 kota malang atas segala partisipasinya.
3. Semua murid-murid dikelas-kelas yang dijadikan objek penelitian
4. Teman sejawat, yang berkenan untuk menjadi pengamat selama proses penelitian
tindakan ini berlangsung.
5. Semua pihak yang telah member dukungan baik moral maupun materil kepada
peneliti.
Semoga apa yang peneliti lakukan dapat menjadikan pengalaman yang berarti bagi
peneliti dan sesuatu yang bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran serta meningkatkan
hasil belajar siswa.
Peneliti
iv
ABSTRAKSI
v
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PUBLIKASI ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
vi
Bab V PENUTUP………………… ............................................................ 55
A. Kesimpulan……. ..................................................................... 55
B. Saran…………………………………………………………… 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. RPP
2. Sempel AQuisioner
3. Lembar Pengamatan kegiatan Guru
4. Lembar Pengamatan Sikap Siswa
5. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
6. Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I
7. Hasil Pengamatan kegiatan guru siklus II
8. Lembar Pengamatan Sikap Siswa Siklus II
9. Lembar Pengamatan
10. Absensi
11. Surat ijin kepala sekolah
12. Foto-foto
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal
mempunyai peranan yang amat penting dan usaha mendewasakan anak dan
menjadikanya sebagai anggota masyarakat yang berguna. Hal ini berarti sekolah turut
Perlu dipahami bahwa masing masing individu memiliki karakter yang berbeda
beda ada yang memiliki daya serap yang cepat dan ada yang sedang ada yang rendah.
Karena perbedaan inilah yang menimbulkan masalah kesulitan belajar, sedang siswa
yang pandai akan jenuh apabila proses pembelajaran disamakan dengan yang lambat
Oleh sebab itu agar proses belajar mengajar berjalan dan berhasil dengan baik
perlu mengadakan bimbingan belajar dan motivasi agar siswa terdorong untuk melakukan
kegiatan belajar dan penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana siswa berada, guru
harus memahami semua siswa dalam satu kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan memahami ciri,sifat dan kemampuan masing masing individu memudahkan guru
Dalam kenyataan sehari – hari ada siswa SMPN 2 Kota malang yang tidak masuk
(absen). Penyebab ketidak hadiran siswa disekolah dapat dikatagorikan dalam 3 jenis,
tidak dalam jumlah yang banyak, masih dapat diterima dan dimaklumi. Siswa yang sakit
1
apabila dipaksakan tetap masuk malah bisa membahayakan kesehatan yang bersangkutan.
Demikian juga kehadiran karena ada suatu alasan tertntu seperti khitanan misalnya adalah
merupakan ketidakhadiran siswa yang dapat diterima oleh pihak sekolah. Ketidakhadiran
menimbulkan potensi masalah bagi kegiatan pembelajaran sisa. Dalam keadaaan ini,
ketidakhadiran siswa tanpa ada surat keterangan dari orang tua. Oleh karena itu dapat
diketahui apakah siswa tersebut memang tidak berangkat dari rumah, atau sebenarnya
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam konseling ini adalah :
1. Dalam kenyataan sehari – hari ada siswa SMPN 2 Kota Malang yang tidak
masuk (absen).
2
2. Potensi siswa yang masih perlu digali lagi demi pengembangan siswa untuk
masa depanya.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maslah-masalah dalam penelitian ini dapat di
belajar dengan model Regresi linier pada siswa kelas 9 G semester Genap di SMPN 2
D. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali potensi diri untuk meningkatkan
prestasi belajar dengan model regresi linier pada siswa kelas 9 G semester Genap di
1. Bagi siswa
3
permasalahan, juga memberikan sumbangan penyempurnaan praktek karena
penelitian tindakan kelas ini menghasilkan deskripsi dan analisa tentang kegiatan
3. Selanjutnya bagi guru, hasil penelitian tindaka kelasa ni dapat menjadi cermin
dikelasnya.
SMPN 2 Kota Malang hasil penelitian ini menjadi sumbangan bagi perumusan,
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Potensi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “ to potent “ yang berarti kuat atau
keras. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia potensi adalah kemampuan yang
digunakan secara maksimal. Potensi diri pada dasarnya adalah kemampuan terpendam
Kekhasan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh besar pada
pembentukan pemahaman diri dan konsep diri. Ini juga terkait erat dengan prestasi
yang hendak diraih didalam hidupnya kelak. Kekurangan dan kelebihan yang dimilki
dalam konstek potensi diri adalah jika terolah dengan baik akan memperkembangkan
merupakan suatu daya yang dimilki manusia, tetapi daya itu belum dimanfaatkan secara
optimal. Oleh karena itu, potensi perlu didayagunakan. Ibarat dalam memproduksi
barang, Potensi berperan seperti bahan mentah yang masih memerlukan pengolahan
lebih lanjut untuk menghasilkan barang yang siap pakai. Agar membuahkan prestasi,
5
B. Macam-macam potensi
Setiap individu memiliki potensi diri, dan tentu berbeda setiap apa yang dimiliki
antar satu orang dan oran yang lain. Ada orang yang kuat secara fisik, sementara yang
lain memiliki potensi kecerdasan yang luar biasa. Setiap potensi sebenarnaya merupakan
Secara Umum potensi diri manusia dapat dibedakan dalam jenis-jenis berikut :
Potensi fisik merupakan organ fisik manusia yang dapat digunakan oleh
Kemampuan yang terlatih ini akan menjadi suatu kecakapan, keahlian, dan
keterampilan dalam bidang tertentu. Potensi diri fisik akan semakin berkembang bila
secara intens dilatih dan dipelihara. Misalnya mata untuk melihat,kaki untuk berjalan,
Potensi mental intelektual merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak
manusia ( terutama pada otak sebelah kiri). Fungsi potensi tersebut adalah untuk
mobil, insinyur, designer grafis, computer, kartunis, perancang intrior dan ahli
fotografi.
6
b) kecerdasan verbal/ linguistik( kecerdasan berbicara): Pengarang, atau menulis,
c) Kecerdasan music: pengubah lagu, pemusik, penyanyi, disc jokey, guru seni
suara, kritikus music, ahli terapi musik, audio mixer ( pemandu suara da bunyi ).
ahli fikir, ahli forensic, ahli tata boga, penafsir kerugian asuransi, pialang saham,
Potensi kecerdasan emosi merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak
manusia terutama otak sebelah kanan. Fungsinya antara lain untuk menaikkan Amara
bertanggung jawab motivasi dan kesadaran diri kecerdasan Emosi adalah kemampuan
untuk menggali mengendalikan dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara
7
Daniel goleman dalam buku kecerdasan emosi memberi 7 Kerangka kerja
b) Kesadaran diri yaitu bentuk kecakapan untuk mengetahui kondisi diri dan rasa
dan optimis
Potensi Daya juang adalah bentuk kecerdasan seseorang yang dapat bertahan
potensi ini seseorang mampu mengubah rintangan dan tantangan menjadi peluang.
masyarakat. :
8
a) Tingkat quitrers (orang yang paling lemah AQ-nya)
Potensi Mental Spiritual adalah sumber yang mengilhami dan melambungkan semangat
seseorang dengan mengikatkan diri pada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu. Secara
lingkungan hidupnya ( Winkel, 2005: 1). Dalam kerangka ini, maka bimbingan bisa
diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku (prayitno, 2008 :99). Senada dengan itu jumhur Dan Moh.
9
Surya ( 1975 :15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang
dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya Dalam mencapai
penyesuaian diri dengan baik keluarga sekolah dan masyarakat definisi bimbingan di
pengetahuan pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri,(2) suatu cara untuk
efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya,(3)
sejenis pelayanan kepada individu individu agar mereka dapat menentukan pilihan
menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis sehingga mereka
dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan di mana mereka
hidup,(4) pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu Dalam hal memahami
memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan
dari lingkungannya.Dari sini bisa disimpulkan bahwa bimbingan adalah kegiatan yang
pada pokoknya memberikan bantuan pada individu untuk menentukan arah, menemukan
jalan atau menggali keputusan bagi dirinya sesuai dengan apa yang diidealkan baik oleh
10
Sedangkan konseling (counseling) didefinisikan oleh Prayitno dan Erman Amti
sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli disebut (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah
disebut klien atau konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien
serangkaian kegiatan yang pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseling atau
klien secara tatap dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri
terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus (Winkel 2005: 35) Dari sini kemudian
bisa disimpulkan bahwa konseling usaha untuk membantu konseling atau klien
dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri berbagai persoalan
atau masalah khusus yang dihadapinya dan berujung pada pemecahan masalah tersebut.
Jika diambil benang merah antara bimbingan (guidance and counseling). maka bisa
melengkapi satu sama lain. Bimbingan lebih bersifat membawa secara preventif
masalah atau problem), sedangkan konseling merupakan bantuan yang lebih bersifat
Jawaban dari pertanyaan tersebut bisa menjadi sangat beragam dan relatif. Di satu sisi,
dengan baik. Pemerintah melalui UU nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional
11
dalam pasal 1 ayat 1 yang berbunyi" pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
masyarakat bangsa dan negara". Selain itu, departemen Pendidikan juga mengeluarkan
Sehingga ketika ada campur tangan pemerintah dalam pelaksanaan bimbingan konseling
di sekolah, bisa dikatakan ada dukungan kuat karena dalam penerapan bimbingan
konseling di sekolah, peran serta pemerintah dan pihak berwenang adalah sesuatu yang
Akan tetapi, di sisi lain secara faktual dan actual, implementasi bimbingan
konseling di sekolah berjumlah seperti yang diharapkan dan diidealkan. Adanya sasaran
utama pencapaian standar akademik semisal Ujian Nasional ataupun kompetisi kognitif
penulis, dalam mengajar target kelulusan ada beberapa sekolah yang meniadakan jam
sekedar sebagai polisi sekolah. Paling yang sebenarnya paling potensial menggarap
yang menjadi label BK DI dibanyak sekolah. Dengan kata lain, BK diposisikan sebagai"
12
musuh" bagi siswa bermasalah atau nakal(, kartono 2007). Seolah-olah terjadi dikotomi
apa dan bagaimanakah bimbingan konseling bisa berperan dalam peningkatan mutu
pendidikan? Jawabannya harus dimulai dari 3 hal yang bisa menjadi indikator dari
yang dilakukan. Tentu saja hasil yang diperoleh oleh siswa secara nyata, bimbingan
konseling mempunyai kaitan erat dengan ketiga hal ini, sehingga bisa dilihat peran
administrasi sekolah bukanlah aspek tata usaha, melainkan lebih pada aspek manajerial
dan kepemimpinan sekolah.( Tan 2008: 232) menyebutkan bahwa kesuksesan bimbingan
sumber daya yang ada di sekolah. Secara khusus bimbingan konseling dan administrasi
laporan yang terutama berkaitan dengan kebutuhan siswa, tujuannya adalah supaya
terjadi peningkatan mutu dan layanan yang diberikan pihak sekolah terhadap siswa
( Winkle, 2005: 85). Dengan melakukan bimbingan konseling dan konseling pada siswa,
pihak BK diharapkan mengerti dan memahami apa yang menjadi kebutuhan siswa
13
komperehensif untuk disampaikan pada pihak sekolah. Sedangkan bimbingan konseling
juga terutama membutuhkan dukungan dan antusiasme dari pihak administrator sekolah
baik dalam segi moral, etika fasilitas maupun profesionalitas. Dua kaitan ini sebenarnya
layanan Sekolah bagi siswa, baik dalam hal pendidikan maupun aspek pelayanan yang
belajar bagi siswa. Sedangkan bimbingan konseling membantu siswa untuk meresapi
merefleksikan belajar itu dalam konteks personal dan sosialnya( Winkle, 2005: 89).
Artinya dengan memasukkan diri bimbingan konseling. Kurikulum bisa menjadi lebih
personal bagi siswa. Bimbingan konseling juga dapat membantu peningkatan aspek
pengajaran dan pembelajaran dalam hal pengajaran kurikulum( agar sesuai dengan
kebutuhan dan kapabilitas siswa) dan juga dalam penentuan penjurusan siswa, terutama
agar penjurusan siswa tidak hanya didasarkan pada hasil tes IQ semata, tetapi juga
siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan utama dari bimbingan dan konseling di sekolah
14
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya( seperti: Kemampuan dasar dan bakat
bakatnya). Berbagai latar belakang yang ada( seperti: Latar belakang keluarga,
pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang
penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenan sendiri dan lingkungannya( Prayitno,
2008: 114). Bimbingan konseling membantu siswa dalam hal perkembangan belajar di
kemungkinan yang terbuka bagi mereka, sekarang maupun kelak, menentukan cita-cita
dan tujuan dalam hidupnya, serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-
tujuan itu. Serta mengatasi masalah masalah pribadi yang mengganggu belajar sekolah
atau hubungan dengan orang lain yang mengaburkan cita-cita hidup ( Kartono, 2007).
Dengan mengenal dan memahami siswa secara personal psikologis maupun sosial, maka
pendidikan yang kontekstual (Jhonson, 2008 : 21). Bimbingan konseling juga membantu
15
Armstrong, 2008: 2-4). Bimbingan konseling juga dapat membantu siswa mengatasi
keseimbangan. Bimbingan konseling menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk
datang membuka diri akan privasinya. Di sana menjadi tempat setiap persoalan diadukan,
setiap problem dibantu untuk diuraikan, sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan.
Bahkan orang tua siswa juga dapat mengambil manfaat dari bimbingan konseling, dalam
rangka untuk lebih mengerti akan pribadi, kebutuhan dan pergumulan anak mereka(
kartono 2007).
memberikan jawaban dengan begitu saja, mengingat banyak komponen dan faktor yang
ikut melatar belakangi. Ada faktor yang berasal dari luar dan ada pula yang berasal dari
Meskipun demikian tidak mengurangi makna ungkapan di atas, dan untuk lebih
memudahkan dalam memahami Pengertian prestasi belajar, berbagai faktor yang terlibat
dalam proses belajar dan akhirnya mengemukakan tentang prestasi belajar tersebut.
1) Pengertian Belajar
progresif.
16
…….a change in experience or behavior resulting from purposeful observasion, over
Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku pengalaman sebagai akibat dari perhatian
terhadap tujuan atas kegiatannya atau hasil berfikir dan disertai dengan dorongan dan
reaksi emosi, akibat dari kepuasan yang memadai dari kondisi dorongannya.
Abin Syamsudin( 2003: 134) merangkumkan pengertian belajar berapa ahli satu
laku, b) hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku, c) belajar
merupakan suatu proses, d) proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan
Pada dasarnya kehidupan sekolah tidak ubahnya dengan kehidupan sosial yang
sangat luas. sekolah merupakan miniatur kehidupan social. Para siswa yang belajar
lingkungan sekitar, sehingga mewujudkan kondisi yang amat Kompleks dalam proses
belajar mengajar di sekolah. Faktor-faktor dalam diri murid( internal) dan faktor yang
datang dari luar( eksternal) secara bersama-sama turut mempengaruhi belajar murid yang
17
Abi Syamsudin(2003:142) mengemukakan sebuah bagan yang menuliskan Betapa
kompleknya dan interaksi antara berbagai aktor atau komponen yang mempengaruhi
Bagan di atas menjelaskan bahwa ada tiga masukan (input) yang secara sendiri-
sendiri atau bersama-sama turut mempengaruhi PBM. Pertama masukkan mentah( raw
input), yakni berbagai karakteristik yang dimiliki oleh individu memasuki suatu PBM,
berbagai karakteristik yang mencakup baik yang ada memberikan kemudahan atau
merupakan kendala dalam belajar siswa. Siswa sebagai Raw input mempunyai
pembawaan yang beraneka ragam. Sebagai makhluk individual tentunya banyak hal yang
berbeda, misalnya : Kapasitas dasar bakat mempengaruhi proses serta hasil belajar yang
dicapai. Kedua masukan instrumental atau sarana ( instrumental input). Yakni Merupakan
sekolah, situasi dan keadaan fisik sekolah, susunan sekolah, antara individu didalamnya
dan faktor-faktor yang dapat menjadi penunjang penghambat bagi PBM secara berhasil.
expected output) yaitu berupa hasil belajar para siswa. bloom Dan kawan-kawan
membedakan hasil belajar yang diharapkan itu berdasarkan atas kawasan( taksonomi).
Mulai yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Ketiga kawasan
keperilakuan manusia itu ialah kawasan kognitif (kognitif domain), kawasan afektif(
3) Prestasi Belajar
Bagan yang dikemukakan oleh Abin Syamsudin atas kiranya Cukup jelas
gambaran mengenai banyaknya faktor yang mempengaruhi PBM, dan hasil proses itu
18
tercermin dalam bentuk prestasi belajar. Prestasi belajar (achevoment) dapat diketahui
kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan
klassikal, sesuai kebutuhan potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-
peluang yang dimiliki, pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan
G. Teknik Konseling
Konseling Eklektif
dari dua pendekatan atau dari berbagai teori konseling, mengembangkan dan menerapkan
dalam praktek sesuai dengan permasalahan klien . Konseling Eklektif lebih tepat dan
sesuai filsafat tujuan bimbingan dari pada sikap yang hanya mengandalkan satu
pendekatan atau satu dua teori tertentu saja (Moh. Surya : 1998).
Konseling Direktif
Dalam konseling direktif klien bersifat pasif, dan yang aktif adalah konselor
dengan demikian peranan utama pemecahan masalah lebih banyak ditentukan oleh
19
konselor. Klien bersifat menerima perlakuan dan lebih banyak ditentukan oleh konselor.
Dalam konseling direktif diperlukan data yang lengkap dengan klien yang ada untuk.
layanan konseling yang berorientasi pada perubahan tingkah laku secara langsung. Selain
itu diperlukan konseling secara Individual, kelompok pada konsultasi lainnya yang
memberikan sumbangan langsung pada keberhasilan siswa maupun luar sekolah. Laporan
tersebut secara langsung dibenarkan dan mendapat dukungan diagnosis yang pada
Teknik konseling Non Direktif, tersebut juga klient Centered therapy, pendekatan
ini diperoleh oleh Carl Rongres dan universitas Wiconsin di Amerika Serikat.Merupakan
upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada klien, klien diberi kesempatan
Pendekatan ini berasumsi dasar bahwa seseorang yang mempunyai masalah sendiri. Oleh
karena suatu hambatan, potensi dan kemampuannya tak dapat berkembang atau berfungsi
sebagaimana mestinya.
konseling, inisiatif dan peranan Utama terletak pada klien sendiri. Sedangkan kewajiban
dan peran konselor hanya mempersiapkan suasana agar potensi dan kemampuan yang
pada dasarnya ada klien berkembang secara optimal, menciptakan hubungan konseling
yang hangat, dan permisif. Menurut Roger menjadi tangguh klien sendiri untuk
membantu dirinya sendiri. Prinsip yang penting adalah mengupayakan agar dengan baik.
Teori ini didasari hakikat manusia dan tingkah lakunya : Pendekatan konseling
20
Humanistik (Sofyan. S Willis, 2004 :176). Aliran ini menekankan pentingnya
pengembangan potensi dan kemampuan yang secara selamat Hakiki ada pada diri setiap
individu. Potensi dan kemampuan yang berkembang menjadi penggerak bagi upaya
Perilaku Attending
Perilaku attending, (teknik menghadapi klien) melalui kontak mata, bahwa badan
bahasa lisan hingga Kelayan akan terlihat dalam pembicaraan terbuka. Attending baik
untuk meningkatkan harga diri yang bebas. Di pos satpam itu ya dihindari konselor
berpenampilan attending yang kurang baik seperti : Kepala kaku, muka kaku, ekspresi
melamun, mengalihkan pandangan, tidak terlihat saat klient sedang bicara, mata melotot
posisi tubuh bersandar miring, tegak kaku, jarang duduk, jarak duduk menjauh, kurang
akrab dan berpaling. Memutuskan pembicaraan berbicara terus tanpa ada teknik untuk
memberi kesempatan klien guna berpikir dan berbicara. Penelitian konselor terpecah
komponen utama bahasa tubuh dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat :
21
Posisi tubuh: agak condong kearah klien, cara antara konselor dengan klien agak dekat ,
Kepala : kaku
Muka : kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan,tidak melihat klien saat bicara,
mata melotot.
Posisi Tubuh: tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien menjauh, duduk
Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk member
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah iswa kelas 9 G SMPN 2 Kota malang
responden , sumber data peristiwa : hasil observasi, hasil analisa dokumen, artifak yang
Guru selaku konselor dalam attending selalu berupaya untuk berpenampilan baik ,
seperti : kepala mengangguk jika setuju dan melakukan kontak pandang dengan siswa
23
Posisi tubuh konselor bervariasi melakukan gerakan tangan/ lengan spontans berubah
Interprstasi/ berupaya mengulas pikiran, perasaan, perilaku yang merujuk pada teori
dikatakan klien
Member kesempatan kepada klien untuk feed back mengambil kilah baik dari hal hal
yang dibicarakan
Setting lokasi penelitian tindakan kelas ini rang kels IX dan ruang guru BP SMPN 1
Bantur malang
responden , observasi, untuk sumber data peristiwa dan analisa dokumen untuk sumber
24
data dokumen . informasi tersebut di gali dari 4 sumber yaitu : peristiwa/ kegiatan, pelaku
1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru (selaku konselor) dan siswa .
tujuanya adalah untuk memperoleh data informasi untuk , pemahaman , penerapan , dan
permasalahan belajar.
2. Pengamatan/Observasi
dampak penanggana masalah belajar dengan pendekatan metode eklktif attending dalam
pengunaan permasalaha belajar siswa teknik pengamatan yang akan di gunakan adalah
ditulis kembali oleh Joko Nurkamto (2003 : 12) berperan aktif dalam kegiatan alih tangan
konselor kepada kepala sekolah . kemudian hasi pengamatan dakan dipergunakan guna
3. Analisa dokumen
pengamatan , data hasil wawancara serta yang digali dari empat sumber yaitu : peristiwa /
kegiatann , pelaku peristiwa , tempat dokumen atau artifak terhadap guru dan siswa juga
dari catatan lapangan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam upaya penangana
permasalahan belajar siswa . tujuanya adalah untukm melengkapi informasi yang telaj
25
Permasalah siswa dapat teratasi
Peneliti melakukan persiapan wal mulai tanggal jumat, 9 agustus 2013 meliputi
tahan penelitian tinfakan kelas yang terdiri dari tiga siklus , masing masing siklus terdiri
dari emoat tahaoan , yaitu : perecnaan, implementasi observasi evaluasi , dan refleksi .
1. Perencanaan
Mendiagnosis permasalahn belajar siswa , penyebabnya dan dirumuskan
konseling mengunakan konselig eklektiif dengan perilaku attending : analisa data tentang
klien , diagnosi masalah diagnosi maslah prognosis atau prediksi tentang perkembangan
maslaha selanjutnya, pemecahan maslaha, dan tindak lanjut peninjauan peninjauan hasil
hasil konseling begitu juga perencanaan pembentukan bimbingan individual terhadap tiga
orang siswa berdasarkan permasalahan yang sama ( kebiasanaan buruk dalam belajar ,
wawancara.
26
2. Implementasi
bimbingan kelompok melalui teknik eklektif, peilaku attending, respon siswa , hasil
4. Refleksi
siklus II : demikuian pula hasil oengamatan dan wawancara siklus II untuk perbaikan
Metode analisa data yang digiunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
model spandley, dalam pelaksaan analis data tidak dilakukan secara linier berurutan
setelah semua data yang terkumpul . dengan demikian terjadi proses interaksi antara
proses pengumplan . data dan analis data serta elemen elemen lain sepertipencatat data,
penulis laporan sementara, dan pengajuan pertanyaan penelitn. Interaki berbagai elemen
tersebut membentuk pola siklikal. Selanjutnya data data yang diperoleh dari siklus ! , II ,
dan III dibandiingkan kemudian di ungkapkan dalam bentuk kata kata. Penjelasan
,tolak ukur dan merefleksi penelitian dan guru selaku konselor atas kelemahan yang
27
terekam. Selanjutnya data disajikan , berupa table yang memuat secara nominal dan dapat
konselor dan sekasinya dalam bentuk partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
berbicara kotor, tidak bertengkar, berani berpendapat, membukadiri, berterus terang, ceria
Bahasa partisipan kata demi kata mendapat rumusan dan kutipan yang rinci
melengkapi
Pengecekan data oleh semua anggota selama pengumpulan dan analisa data
Data deskriftif yang dikumpulkan peneliti dan guru merupakan hasil kaloborasi tim
Mencari, mencatat, menganalisa melapor data dan kasus kasus negative atau yang
28
Bahkan untuk meningkatkan refleksitas dalam pengumpulan data, peneliti
mengabungkan cara ; 1) memilih tema yang dapat membantu mempermudah analis dan
interprestasi data, 2) membuat cattan harian yang memuat tanggal,jam tempat,orang dan
kegiatan , perubahan perubahan data dan validitas data, 4) catatan pertentangan etika,
tentang peranan dan kegiatan Dalam seluruh proses penelitian tindakan kelas tersebut.
Hasil pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh peneliti Guru selaku konselor
melalui ketekunan pengamatan perpanjangan dan guru selaku konselor melalui Melalui
informan sebagai kunci dalam penelitian tindakan kelas siklus I, II, dan III Selanjutnya
dipergunakan peneliti dan guru untuk mengisi keputusan. Teknik efektif dan perilaku
manakala data hasil observasi kegiatan guru dan data hasil observasi kepribadian siswa
yang merekam dalam tabel menunjukkan rata-rata > 60 % Dan data hasil wawancara
Perilaku attending terbukti efektif apabila dalam kegiatan tindakan kelas ini
permasalahan siswa dapat diatasi siswa bersemangat, berpartisipasi aktif bekerja sama,
berani bertanya, tidak berbicara kotor, tidak bertengkar, berani berpendapat, membuka
diri, berterus terang, ceria, gembira, menerima nasehat, dan merencanakan tindakan.
29
BAB IV
A. Gambaran Umum
a. Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, implementasi, observasi, evaluasi,
dan refleksi.
1. Perencanaan
kelemahan-kelemahan klien.
30
Diagnosis masalah prognosis atau prediksi tentang perkembangan masalah
konseling.
2. Implementasi
perilaku attending peneliti mengamati permasalahan belajar siswa yang terdiri dari :
A. Tahap awal.
konseling dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar; yaitu pukul 11:00 guru selaku
konselor mengajarkan tiga orang siswa yang bermasalah sama ke ruang guru. Satu per
B. Tahap pertengahan
tidak senonoh. Secara bergantian konselor menanyai klien ; dimulai dari X, Y, dan Z.
C. Tahap Akhir
wawancara.
31
4. Refleksi
siklus I yang belum menunjukkan perkembangan, maka peneliti dan konselor bersepakat
b. SIklus II
1. Perencanaan
dirumuskan.
dan kelemahan-kelemahan.
2. Implementasi
32
a. Tahapan Awal
Tindakan 1
Tindakan 2
Tindakan 3
Tindakan 4
Tindakan 5
Tindakan 6
berterus terang.
33
b. Tahap Pertengahan.
melakukan :
Tindakan I
Guru selaku konselor bertindak sebagai Leading memimpin agar klien tidak
melantur.
Tindakan 2
Tindakan 3
konselor.
Tindakan 4
Tindakan 5
mereka lakukan.
Tindakan 6
Saat klien mengatakan hal yang tidak sama dengan rasa, sorot mata,
mengadakan.
34
Tindakan 7
Tindakan 8
Tindakan 9
Tindakan 10
Tindakan I
Tindakan 2
Tindakan 3
dirinya.
Tindakan 4
35
Tindakan 5
c. Siklus III
1. Perencanaan
dirumuskan.
konseling.
2. Implementasi
penanganan masalah Melalui teknik eklektif dan perilaku attending: Tahap awal, tahap
pertengahan dan tahap akhir; yaitu konselor bertanya untuk membuka percakapan
dengan raut wajah yang menunjukkan keramahan, penampilan gue juga baik; kepala
mengangguk jika setuju dan konselor melakukan kontak pandang dengan siswa cukup
santai , tenang dan ramah. Posisi tubuh konselor agak condong kearah klien, tangan
digerakkan sesuai kebutuhan untuk lebih meyakinkan klien konselor berusaha ikut
merasakan apa yang dirasakan klien hingga X, Y dan Z terbuka untuk mengemukakan
36
isi hatinya. juga kesedihannya konselor memuji ide X, guru selaku konselor
apa yang dikatakan klien konselor memberi kesempatan pada kain untuk feedback
mengambil alih balik dari hal-hal yang apa yang telah dibicarakan.
syarat Individual dan eklektif serta menilai respon siswa, melakukan pemantauan hasil
4. Refleksi
siklus III, telah menunjukkan perkembangan maka peneliti atau konselor sepakat
untuk menganalisa data dan menyusun laporan Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara.
Siklus I
Siklus 1 terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, implementasi, observasi, evaluasi,
refleksi.
1. Perencanaan
37
Guru konselor menganalisis data tentang klien.
klien.
2. Implementasi
selaku konselor mengajak tiga orang siswa yang bermasalah sama ke ruang guru.
menyapa kliennya dengan raut wajah yang kaku, dan jengkel mereka berkata yang
menjawab dengan pertanyaan serupa ditampar raut wajah yang kaku tegang agak
marah dan suara agak keras terkesan mengadili kompak sekali lain hanya
38
menjawab iya dan tidak saja sehingga keterangan belum banyak diperoleh pada
saat pertengahan konselor kemudian berpesan bahwa anak sekolah tidak boleh
berbicara kotor dan bertengkar dengan siapa saja serta hal ini tidak boleh di ulangi
lagi. Guru menekankan sanksi bahwa apabila perbuatan ini diulang lagi, maka
mereka akan dikeluarkan dari sekolah. guru meminta siswa untuk berjanji tidak
mengulangi lagi kejadian di atas dan segera meminta maaf, dan bersalaman
kepada teman siswa satu persatu maju untuk mengucapkan janji tidak mengulangi
c. Tahap (5menit)
Konselor mengingatkan sekali lagi kotor dan bertengkar dengan siapa saja hal ini
tidak boleh diulangi lagi guru menekankan bahwa apabila perbuatan itu diulangi
lagi akan dikeluarkan dari sekolah guru meminta siswa untuk berjanji tidak
siang pukul 11.00 agar datang ke sekolah dan guru berpesan agar mereka
berpamitan kepada orang tua guru mengatakan bahwa siswa boleh keluar
4. Refleksi
39
perencanaan perbaikan guna kegiatan bimbingan konseling Pada pelaksanaan
siklus II.
Siklus II
1. Perencanaan
dirumuskan.
tahapan.
konseling.
2. Implementasi
40
Tindakan1 :
Konselor bertanya untuk membuka percakapan dengan klien raut wajah sudah
Tindakan 2 :
jika setuju dengan siswa klien ekspresi wajah konselor tenang ceria tersenyum
Tindakan 3
Empati konselor (berusaha ikut merasakan apa yang dirasakan klien) belum
terbuka untuk mengemukakan isi hati dari lubuk hati yang paling dalam dan ia
Tindakan 4
perasaan pikiran atau usul kepada guru. Namun klien masih diam saja(konselor
perlu bersikap santai, perlu kesabaran, diam sejenak, mungkin sambil menanyai
41
Tindakan 5
Karena kita masih diam saja maka konselor mencoba untuk merefleksikan
Nanda merasa menyesal. Itu baik. benarkah demikian ? Itu berarti X sebenarnya
anak baik. Bisakah anda menemukan kejadian selengkapnya kepada ibu ?).
Tindakan 6
kebanyakan client tertutup menyimpan rahasia tidak mau Bahkan tidak dapat
terus terang (ibu yakin kamu dapat menjelaskan lebih jauh ide untuk mencapai
Tindakan 1
konseling(menurut itu rencana yang kamu sampaikan baik sekali coba waktunya
perlu diatur lebih cepat supaya kegiatan belajar siswa Tetap berjalan lancar
Tindakan 2
konselor mengadakan inti pesan utama klien berbelit belit. Konselor menangkap
42
Apakah ada sesuatu yang perlu disampaikan Bagaimanakah perasaan anda saat
Tindakan 3
Tindakan 4
Tindakan 5
merasa menyesal, namun nasi sudah menjadi bubur. Yang sudah Berlalu biarlah
berlalu yang penting untuk hari esok marilah kita merencanakan kegiatan yang
lebih baik).
Tindakan 6
Saat klien mengatakan hal yang tidak sama dengan perasaan, sorot mata,
43
mengadakan konfrontasi (nanda tidak ada masalah, kereta api Mengapa
Tindakan 7
Tindakan 8
Tindakan 9
Tindakan 10
Konselor memberi kesempatan pada klien untuk pipi baik atau mengambil kilas
setelah selama 10 menit, ibu harap nandas salah dapat bicarakan menyimpulkan
pembicaraan kita. Coba katakan apa sajakah yang dapat nanda simpulkan ?)
c. Tahap Akhir/Action
Tindakan 1
diskusi, menjelaskan fokus pada wawancara konseling (baiklah, ibu pikir Nanda
44
Tindakan 2
dengan teman? Mengapa tidak boleh? Nampaknya, nanda masih ragu lagi
Tindakan 3
(nah apakah tidak lebih baik Nanda mulai menyusun rencana baik berpedoman
hasil pembicaraan kita? Kalau begitu tindakan apa yang sebenarnya Anda
lakukan? Adakah usul yang ingin disampaikan kepada ayah, ibu, dan guru?)
Tindakan 4
Tindakan 5
Mengakhiri proses konseling (jika tidak ada lagi yang disampaikan Apakah
wawancara.
45
4. Refleksi
Siklus III
1. Perencanaan
perilaku attending
hasil-hasil konseling.
2. Implementasi
Pada prinsipnya implementasi siklus tiga seperti Pada siklus dua, hanya
dan perilaku attending pada: Tahap-tahap awal, tahap pertengahan dan tahap
46
akhir: Yaitu konselor pada bertanya untuk membuka percakapan dengan raut
mengangguk jika setuju dan konselor melakukan kontak pandang dengan cukup
santai, tenang, ceria dan ramah. Posisi tubuh konselor agak condong kearah klien,
membentuk grup sepak bola, dan menasehati Belajar giat agar cita-cita kasih
kepada klien untuk feedback atau mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah
dibicarakan.
4. Refleksi.
47
C. Proses Menganalisa Data
karena Guru selaku konselor pada aspek attending dan aspek afektif masih
terutama pada saat lain berbicara. Skor penilaian pada siklus 1 adalah 40 predikat
nilai kurang baik dalam konselor menangani belajar siswa. Guru atau konselor
kepala tanda setuju tetapi masih kaku, karena posisi kepala konselor tegakkan
meninggikan suara konselor agar di akhir apabila klien dian atau tidak
Hasil skor penilaian =50.00 karena itu guru atau konselor dan peneliti
penghampiran klien secara tenang, rama , sabar ceria akrab penuh perhatian dan
kasih sayang akan membuat klien nyaman, aman, tenang, tersentuh dan dekat,
yaitu 88,33 predikat pembimbing amat baik. secara lebih jelas gambaran hasil
48
perkembangan kegiatan guru dalam konseling teknik efektif dalam perilaku dapat
Tabel 4.1
49
NO Tingkah Laku Yang Diamati Penilaian
3 2 1
9 Konselor melakukan directing/ mengarahkan agar klien 1
bersaing peran, berbuat sesuatu, menghayal sesuatu sebagaiman
kejadian I yang dituturkan kepada konselor
10 Konselor melaksanakan paraphrasing/menangkap pesan utam
klien, perasaan, perilaku dengan merujuk pada teori
11 Interprestasi/ upaya konselor berupaya untuk mengulas 1
pemikiran, perasaan, perilaku dengan merujuk pada teori
12 Konselor bertanya untuk membuka percakapan dengan klien 1
13 Konselor menyampaikan pertanyaan tertutup kepada klien 2
14 Guru selaku konselor mengadakan minimal encouragement atau 1
memberikan dorongan langsung terhadap apa yang dikatakan
klien
15 Guru selaku konselor bertindak sebagai leading/memimpinya, 2
agar tidak melantur, konselor memimpin arah pembicaraan
sehingga mencapai tujuan konseling
16 Guru/konselor diam sesaat untuk memberikan kesempatan klien 1
untuk menyampaikan perasaan, pikiran atau usul kepada guru
17 Konselor menyimpulkan sementara/ summarizing. Memberi 1
kesempatan pada klien untuk feed back/ mengambil balik dari
hal-hal yang telah dibicarakan
18 Konseling menyimpulkan hasil secara bertahap guna 1
meningkatkan kualitas diskusi memperjelas focus pada wartwan
konseling
19 Konselor member nasihat 2
20 Konselor member informasi, merencanakan tindakan 2
selanjutnya
JUMLAH 8 16
NILAI SCORE PEROLEHAN 24
Predikat = 24 : 60 x 100 = 43,33 Kurang
50
Tabel 4.2
51
NO Tingkah Laku Yang Diamati Penilaian
3 2 1
9 Konselor melakukan directing/ mengarahkan agar klien 2
bersaing peran, berbuat sesuatu, menghayal sesuatu
sebagaiman kejadian I yang dituturkan kepada konselor
10 Konselor melaksanakan paraphrasing/menangkap pesan 2
utam klien, perasaan, perilaku dengan merujuk pada teori
11 Interprestasi/ upaya konselor berupaya untuk mengulas 1
pemikiran, perasaan, perilaku dengan merujuk pada teori
12 Konselor bertanya untuk membuka percakapan dengan klien 2
13 Konselor menyampaikan pertanyaan tertutup kepada klien 2
14 Guru selaku konselor mengadakan minimal encouragement 1
atau memberikan dorongan langsung terhadap apa yang
dikatakan klien
15 Guru selaku konselor bertindak sebagai 1
leading/memimpinya, agar tidak melantur, konselor
memimpin arah pembicaraan sehingga mencapai tujuan
konseling
16 Guru/konselor diam sesaat untuk memberikan kesempatan 2
klien untuk menyampaikan perasaan, pikiran atau usul
kepada guru
17 Konselor menyimpulkan sementara/ summarizing. Memberi 2
kesempatan pada klien untuk feed back/ mengambil balik
dari hal-hal yang telah dibicarakan
18 Konseling menyimpulkan hasil secara bertahap guna 1
meningkatkan kualitas diskusi memperjelas focus pada
wartwan konseling
19 Konselor member nasihat 2
20 Konselor member informasi, merencanakan tindakan 2
selanjutnya
JUMLAH 26 7
NILAI SCORE PEROLEHAN 33
Predikat = 24 : 60 x 100 = 55 Kurang
52
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus III
NO Tingkah Laku Yang diamati Penilaian
3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Penampilan guru saat attending baik ; kepala mengangguk 2
jika setuju dan melakukan kontak pandang dengan
siswa/klien
2 Ekpresi wajah guru/konselor tenang, ceria, tersenyum. 2
3 Posisi tubuh konselor agak condong kearah klien, jarak 3
dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan
4 Tangan konselor bervariasi melakukan gerakan 3
tangan/lengan spontan berusaha arah sebagai isyarat
menekankan ucapan.
5 Konselor sabar mendengarkan, aktif, penuh perhatian, 3
menunggu ucapan klien sehingga selesai, diam, (menanti
saat kesepakatan bereaksi), perhatian terarah kepada lawan
bicara/klien.
6 Empati konselor ikut merasakan apa yang dirasakan klien, 2
meraa dan berpikir bersama klien
7 Keikutan konselor membuat klien tersentuh dan terbuka 3
untuk mengemukakan isi lubuk yang paling dalam, semua
yang dirasakan termasuk penderitaan
8 Konselor merefleksi/memantulkan kembali tentang 3
perasaan, pikiran, pengalaman klien
NO Tingkah Laku Yang Diamati Penilaian
3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5)
9 Konselor melakukan directing/ mengarahkan agar klien 3
bersaing peran, berbuat sesuatu, menghayal sesuatu
sebagaiman kejadian I yang dituturkan kepada konselor
10 Konselor melaksanakan paraphrasing/menangkap pesan 2
utam klien, perasaan, perilaku dengan merujuk pada teori
11 Interprestasi/ upaya konselor berupaya untuk mengulas 2
pemikiran, perasaan, perilaku dengan merujuk pada teori
12 Konselor bertanya untuk membuka percakapan dengan klien 3
53
14 Guru selaku konselor mengadakan minimal encouragement 2
atau memberikan dorongan langsung terhadap apa yang
dikatakan klien
15 Guru selaku konselor bertindak sebagai 2
leading/memimpinya, agar tidak melantur, konselor
memimpin arah pembicaraan sehingga mencapai tujuan
konseling
16 Guru/konselor diam sesaat untuk memberikan kesempatan 3
klien untuk menyampaikan perasaan, pikiran atau usul
kepada guru
17 Konselor menyimpulkan sementara/ summarizing. Memberi 3
kesempatan pada klien untuk feed back/ mengambil balik
dari hal-hal yang telah dibicarakan
18 Konseling menyimpulkan hasil secara bertahap guna 2
meningkatkan kualitas diskusi memperjelas focus pada
wartwan konseling
19 Konselor member nasihat 3
Tabel 4.5
Perkembangan Kepribadian Siswa Kelas 8 H Yang Diminati
54
Tabel 4.6
Perkembangan Kegiatan Guru Dalam Bimbingan Konseling
Teknik Efektif dan Perilaku Attending Kelas 8 H
Semester Genap Tahun 2014/2015
Demikian pula dengan hasil wawancara menunjukan respon yang positif, serta hasil
observasi Kepribadian Klien pada siklus I,II, dan III Diperolehkan Hasil 30,83 predikat
kurang baik sekali, Siklus II = 41,66 Predikat kurang dan pada siklus III = 61,66 Predikat
sedang/cukup baik. Bimbingan konseling terhadap tiga siswa X, Y dan Z yang bermasalah
tidak berhenti pada siklus III, tetapi masih berkelanjutan melalui upaya attending konselor
selaku guru kelas, juga peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah memantauterus
perkembangan perubahan tingkah laku klien agar klien lebih manatap bertindak positif.
D. Pembahasan Umum
Berdasarkan tindakan pada siklus I; belum memberikan hasil yang berarti karena
guru selaku konselor pada aspek attending dan pada spek Eklektif masih berekspresi kaku,
muram dan marah karena konselor sering mengalihkan pandangan, terutam klien berbicara.
55
Maka data pada score penilaian pada siklus I adalah 40,00 predikat nilai kurang baik dalam
Attending siklus II, ekspresi wajah konselor agak tenang, dan ceria, konselor
sudah melakukan kontak pandang terhadap klien, melakukan anggukan kepala tanda setuju,
menggeleng sebagai tanda setuju tetapi masih kaku,karena posisi kepala konselor tegak
juga kecondongan tubuh konselor belum bermakna sesuai kebutuhan( konselor dapat
mengusap kepala klien sebagai tanda kasih sayang penuh perhatian) kesabaran dengarkan
perlu dipertahankan, meningginya suara agar dihindari apabila klien diam memberikan
respon terhadap pertanyaan guru atau konselor score penilaian Pada siklus II = 50,00
aman tenang tetsentuh dan dekat hingga Pada siklus III hasil pengamatan menunjukkan
I,II,Dan III menunjukkan perkembangan hasil yang meningkat pada siklus berikutnya yaitu
:30,80 ; 41,66 kemudian pada siklus III meningkat lagi menjadi 61,66 rata-rata kepribadian
siswa adalah 44,72; hal ini berarti penanganan penanganan bimbingan konseling dengan
Berasarkan data-data yang didapat pada siklus I,II Dan III setelah dibandingkan
ungkapkan dalam bentuk kata-kata. Penjelasan perbandingan sebagai fenomena yang dapat
dipergunakan untuk membandingkan tolak ukur dan merefleksikan penelitian dan guru
selaku konselor atas kelemahan yang terekam, data yang disajikan, berupa tabel yang
memuat secara nominal dan setelah ditentukan nya deskripsi ke arah kecenderungan
56
tindakan guru selaku konselor dan reaksinya dalam bentuk partisipasi aktif,bekerja sama,
berani bertanya, tidak berbicara Kotor, tidak bertengkar berani berpendapat, membuka diri,
diperoleh peneliti dan guru selaku konselor melalui ketekunan pengamanan, perpanjangan
keikutsertaan peneliti, triangulasi, dan reviem informan sebagai kunci (Moelong, 1995)
dalam penelitian tindakan kelas siklus I, II, III yang dipergunakan peneliti dan guru untuk
mengambil keputusan. Maka dari hasil analisis data ; Hasil Observasi Guru dan data hasil
Observasi Kepribadian Klien pada situs I, II, III diperoleh hasil 30,83 predikat kurang
sekali, siklus II =41,66 Predikat kurang dan pada siklus III = 61,66 Predikat sedang/cukup
baik. Bimbingan Konseling terhadap tiga siswa X, Y dan Z yang bermasalah tidak berhenti
pada siklus III, tetapi masih berkelanjutan melalui upaya attending konselor selaku guru,
juga peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah memantau terus perkembangan tingkah laku
57
BAB V
A. Kesimpulan
Setelah Penilitian Tindakan Kelas dilaksanakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
permasalahn siswa.
B. Saran
58
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu & Supriono, Widodo (2004). Belajar dan Menifestasinya. Bandung :
Rajawali
Jakarta : Depdiknas
H.M Arifin. (2003) Teori – Teori Konseling Agama dan Umum. Jakarta : PT Golden
Terayon Press.
Ketut Sukardi (1983). Dasar- Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Surabaya :
Usaha Nasional.
Nana Syaodih dan Moh. Surya (1998). Pengantar Psycologi. Bandung : FIP IKIP
Sadirman, A.M (1998). Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar ; Pedoman Bagi Guru
Wakiri H, dkk (1990). Materi Pokok Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. UT : PMAK
Wilis, Sofyan, S (2004). Konseling Individual Teori dan Pra ktek. Jakarta : Alfa Beta
59
Lampiran 1
1 2 3 4
A Persiapan 9 hari
1. Penyusunan
Proposal
2. Penyusunan Instrumen untuk data 6 hari
pengamatan dan wawancara
3. Kontak Awal, minta ijin, 1 hari
mengadakan kesepakatan dengan
responden
B Pelaksanaan 1 hari
Jumlah 51 hari
60
Lampiran 2
HASIL OBSERVASI KEGIATAN GURU SIKLUS I, II, DAN III
NO Tingkah Laku Yang di amati PENILAIAN
3 3 1
1 2 3 4 5
1 Penampilan Guru saat attending baik ; kepala mengangguk jika setuju
dan melakukan kontak pandang bdengan siswa atau klien
2 Ekspresi wajah guru atau konselor tenang , ceria,tersenyum
3 Posisi tubuh konselor agak condong kea rah klien , jarak dekat, duduk
akrab berhadapan, atau berdampingan
4 Tangan konselor bervriasi melakukan gerakan tangan atau lengan
spontan berusaha arah bagai isyarat menekakan ucapan
5 Konselor sabar mendengarkan , aktif, penuh perhatian menunggu
ucacapn klien sehingga selesai , dia, (menanti saat kesepakatan
bereaksi), perhatian terarah kepada lawan biacara atau klien
6 Empati konselor nikut merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan
berfikirbersama klien
7 Keikutan konselor membuat klien tersentuh dan terbuka untuk
mengemukakan isi lubuk yang paling dalam, semua yang dirasakan
termasuk penderitaan
8 Konselor merefleksi atau memantulkan kembali tentang perasaan,
pikiran, pengalaman klien
9 Konselor melakukan directing atau menggarahkan agar klien bersaing
peran berbuat sesuatu, menghayal sesuatu sebgai mana kejadian yang
dituturkan kepada konselor
10 Konselor melaksanakan parafhasing atau menangkap pesan utama
klien , perasaan , prilaku dengan merujuk pada teori
11 Interprestasi atau upaya konselor untuk menggulas pemikiran,
perasaan, perilaku dengan merujuk pada teori
12 Konselor bertanya untuk membuka percakapan dengan klien
13 Konselor menyampaikan pertanyaan tertutup kepada klien
14 Guru selaku konselor menggadakan minimal encourgment atau
memberikan dorongan langung terhadapa apa yg di katakan klien
15 Guru selaku konselor bertindak sebagai leading/memimpinya agar
tidak melantur , konselor memimoin arah pembicaraan sehingga
mencapai tujuan konseling
16 Guru atau konselor diam sesaat untuk memberikan kesempatan klien
untuk menyampaikan perasaan , pikiran atau usul pada guru
17 Konselor menyimpulkan sementara atau summarizing. Memberi
kesempatan pada klien untuk feed back atau menggambil balik dari hal
hal yang telah dibicarakan
18 Konseling menyimpulkan hasil secara bertahap guna meningkatkan
kualitas diskusi, memperjelas focus pada wartawan konseling
19 Konselor memberi nasehat
20 Konselor meberi informasi, merencanakan tindakan selanjutnya
61
JUMLAH
NILAI SCORE PEROLEHAN
Predikat = ………. :60x100=40,00
62
Lampiran 3
Keterangan :
1. Tidak berbicara kotor
2. Tidak bertengkar
3. Membuka diri, berterus terang
4. Bekerja sama
5. Berani bertanya dan berpendapat
6. Berpartisipasi aktif
7. Berani berpendapata
8. Ceria, gembira
9. Menerima nasehat
10. Merencanakan tindakan
63
Lampiran 4
NO Pertanyaan Jawaban
1 2 3
1 Pengalaman yang mengesankan apa ketika ibu
membimbing di kelas ?
2 Berapa lamakah pengalaman ibu mengajar ?
3 Bagaimanakah upaya ibu dalam mengentaskan
permasalahan belajar siswa ?
4 Bagaimanakah pendapat ibu tentang penerapan
bimbingan konseling teknik eklektif yang ibu pilih untuk
mengatasi permasalahan belajar siswa ?
5 Bagaimakaha perasaan ibu saat ada siswa yang
melanggar tata tertib / peraturan sekolah ?
6 Bagaimanakah perasaan ibu apabila ada siswa yang
melanggar tata tertib/peraturan sekolah secara berulang
ulang
7 Mengapa pendekatan konseling direktif yg ibu pilih
untuk mengatasi permasalahan belajar siswa ?
8 Bagaimanakah pendapat ibu tentang bimbingan
individual terhadap siswa smp
9 Apabila ada kesulitan, siapakah yg dapat membantu ibu
dalam memecsahkan atau penyelesaian masalah
10 bagaimanakah upaya Ibu agar terjalin multi interaksi
dalam bimbingan konseling ?
11 Bagaimanakah cara ibu memotivasi siswa agar tumbuh
semangat dalam PBM ?
12 Bagaimanakah pendapat ibu tentang attending konselor
yang baik ?
13 Apakah pendapat ibu tentang program perbaikan,
pengayaan dan bagaimanakah wujudnya ?
14 Apakah harapan ibu siswa, guru, orang tua ada
peningkatan mutu pendidikan, serta pelayanan
pendidikan ?
64
LAMPIRAN 5
FORMAT WAWANCARA SISWA
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Selamat siang Silahkan duduk ! Nampaknya ada sesuatu yang
terjadi Benarkah demikian ?
2 Bisakah Nanda Jelaskan kepada Ibu perasaan bingung, gelisah dan
takut Nanda itu ?
3 Ibu terkesan Dengan perasaan sedihmu, namun ibu pengaruh
perasaan tersebut terhadap belajarmu ?
4 Ibu yakin dapat menjelaskan lebih jauh tentang hobi cita-cita
tersebut. Pendapatmu tentang hal itu baik sekali. Dah kau Uraikan
lebih lengkap ?
5 Nampaknya nanda Belum mengatakan yang sebenarnya
barangkali Nanda menyesal. Hal itu rupanya seperti nasi sudah
menjadi. Apa yang Anda maksudkan diejek kemudian membalas ?
6 Ibu takut dan sedih kejadian yang menimpa Nanda. Bisakah
Nanda mengemukakan kejadian selengkapnya ?
7 Bisakah Nanda mencobakan ibu Bagaimanakah sikap, kata-kata X
ngancam mata ?
8 Adakah yang anda maksudkan mengancam ? Nampaknya yang
anda katakan adalah mengancam teman ? Nampaknya Nanda
masih ragu menyatakan mengancam dan menendang teman ?
9 X, Y ,Dan Z telah membuat Nanda, terangkan lah tentang dia ?
10 Anda mengatakan tidak ada masalah, tetapi Mengapa Nanda
gelisah ?
11 Apakah ada sesuatu yang ingin disampaikan ? Bagaimanakah
perasaan anda saat itu?dpatkah nanda Mengemukakan hal itu ?
12 Apakah Anda bisa menjelaskan secara apa adanya ?
13 Bagaimanakah Ide nanda ?
14 Dapatkah kau uraikan lebih lengkap ?
15 Nanda perlu tekun belajar agar naik kelas dengan nilai yang
mantap. Bagaimanakah upayamu agar nilai yang mantap.
Bagaimanakah uoayamu agar upaya tersebut berhasil maksimal ?
16 Nanda sudah cukup besar , apakah masih memerlukan nasehat dari
ibu ?
17 Baiklah ibu berfikir nanda sudah mempunyai atau keputusan
namun masih belum mantap dikeluarkan .cobalah nanda katakana.
ibu pasti akan mendengarkan?
18 Adakah usul yang ingin disampaikan kepada ayah atau ibu ?
19 Bagaimanakah perasaan nanda sekarang ?
20 Kalau begitu tindakan apakah yang sebaiknya nanda lakukan ?
65