Oleh
Nama : MUHAMAD ALI FATONI
NIM : 857736794
Program Studi : S.1 PGSD
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA SEMARANG
POKJAR BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Mahasiswa
Peneliti
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
“Apakah melalui diterapkannya model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Organ Pernafasan
Manusia pada siswa kelas V semester II MIS Tanjungsari tahun pelajaran
2022/2023?”
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada banyak pihak antara
lain siswa, guru, peneliti dan sekolah.
1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa merasa senang terhadap pelajaran IPA terutama pada materi Organ
Pernafasan Manusia.
b. Memudahkan siswa untuk memahami konsep dan prinsip IPA yang
disajikan oleh guru.
c. Dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam pemecahan
masalah, tidak hanya masalah yang berkaitan dengan IPA saja tetapi juga
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat bagi guru
a. Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan
dapat memberikan motivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
b. Meningkatkan kreatifitas guru.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Dapat meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.
b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap upaya peningkatan
hasil belajar yang optimal terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar IPA.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dikaji pustaka-pustaka atau teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan. Kajian tersebut dipaparkan seperti
berikut ini.
A. Hakikat Teori Belajar
Menghadapi tantangan global dalam dunia pendidikan abad 21 seorang
pendidik harus mampu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi peserta didik. Pendidik harus memiliki kompetensi pedagogi
yang matang dengan menguasai teori-teori belajar. Beberapa teori belajar yang
harus dikuasai oleh pendidik yakni teori belajar behavioristik,
kognitifisme, konstruktivistik, humanistik, dan teori sibernetik.
Untuk memahami makna dari masing-masing teori belajar di atas, berikut
penjelasan secara sederhana yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di
kelas:
1. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik merupakan teori yang mempelajari perilaku dalam
proses pembelajaran, hal ini dikarenakan analisis yang dilakukan terletak pada
perilaku yang nampak, terukur, tergambarkan dan dapat diprediksi. Belajar
merupakan merupakan upaya melakukan perubahan perilaku manusia yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungannya. Behaviorisme bertujuan untuk
mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014).
Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan
perubahan tingkah lakunya. Contoh, peserta didik dapat dikatakan memiliki
kemampuan membaca jika ia bisa menunjukkan kemampuan membacanya
dengan baik.
2. Teori Belajar Kognitifistik
Teori belajar kognitifistik merupakan pendekatan belajar yang lebih
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori belajar kognitif
sering disebut sebagai model perseptual. Teori ini memandang bahwa tingkah
laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Dalam perspektif teori ini, bagian-bagian dari suatu situasi saling
berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Tindakan pemisahan
atau pembagian sebuah materi pelajaran ke dalam komponen-komponen kecil
dan dipelajari secara terpisah akan menyebabkan substansi materi tersebut
akan kehilangan makna.
Proses pembelajan menggunakan pendekatan teori ini dianggap sebagai suatu
proses internalisasi ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-
aspek kejiwaan lainnya. Aktifitas belajar dalam pendekatan ini melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks.
3. Teori Belajar Konstruktivistik
Dalam teori belajar konstruktivistik proses belajar merupakan suatu proses
pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri.
Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk,
1986). Artinya, proses pembentukan pengetahuan dilakukan oleh peserta didik
itu sendiri. Peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif
berpikir, menyusun kosep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang
dipelajari. Terwujudnya gejala belajar ditentukan oleh niat belajar peserta
didik itu sendiri.
Adapun peranan guru dalam teori belajar konstruktivistik adalah membantu
memfasilitasi agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik
berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya,
melainkan mendampingi peserta didik untuk membentuk
pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau
cara pandang peserta didik dalam belajar.
4. Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik salah satu teori belajar yang penting dan harus
dipahami oleh seorang pendidik. Hal ini untuk mewujudkan pembelajaran
yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan pendidikan abad 21. Humanistik
sendiri bersal dari kata "human" yang berarti manusia. Dalam arti luas
humanistik dapat dikatakan sebagai upaya memanusiakan manusia melalui
proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik sangat mementingkan isi yang
dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak
berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang
dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Teori ini beranggapan bahwa teori belajar apa saja dapat dimanfaatkan dengan
tujuan memanusiakan manusia yakni dengan mencapai aktualisasi diri,
pemahaman diri secara optimal. Teori humanistik juga memandang faktor
motivasi dan pengalaman emosional dalam proses belajar sangat penting.
Tanpa faktor motivasi tersebut maka proses transfer pengetahuan tidak dapat
dilakukan dengan maksimal.
5. Teori Belajar Sibernetik.
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang cukup baru terdengar di
kalangan para pendidik. Teori ini menekankan pembelajaran dapat terjadi
dimana dan kapanpun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Pendidik dan
peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi dalam jarak yang jauh. Pada situasi pandemi covid-19 seperti saat
ini, teori belajar sibernetik menjadi pilihan utama dalam melaksanakan proses
pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online dari tempat/rumah masing-masing.
B. Hakikat Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.
Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tabu, memahami, mengerti, dapat
melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Fudyartanto, 2002).
Beberapa pengertian belajar antara lain:
1. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.
2. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan.
3. Menurut Hilgrad dan Bower (Fudyartanto, 2002) belajar memiliki arti: (1)
to gain knowledge, comprehension or mastery of trough experience or
study, (2) to fix in the mind or memory, memorize, (3) to acquire trough
experience, (4) to become informe of to find out. Menurut definisi tersebut,
belajar memiliki pengertian memperoleh pengalaman, mengingat,
menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan.
Belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat
kepandaian. Belajar menurut Bell Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008 :1.5),
mengatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencies, skills and attitudes.
Kemampuan (competencies), ketermpilan (skills), dan sikap (attitudes),
tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi masa
tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu
dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal,
keikutsertaannya dalam pendidikan formal dan pendidikan nonformal.
Robert M. Gagne dalam Puji Santosa (2009:1.7) mengatakan bahwa
belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang
relatif permanen sebagai hasil pengalaman. Belajar melalui proses yang relatif
terus menerus dijalani dari berbagai pengalaman. Pengertian ini senada dengan
pendapat Bower dan Hilgrad yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (2008:1.8)
yang mengatakan bahwa belajar mengacu pada merubahan perilaku atau potensi
individu sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan
oleh insting, kematang atau kelelahan dan kebiasaan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya. Seseorang dikatakan belajar apabila dalam diri
orang tersebut terjadi perubahan tingkah laku akibat upaya yang dilakukan secara
sadar dan mempunyai tujuan.
1. Ciri- ciri Perubahan dalam Belajar
Dalam bukunya Ngalim Purwanto Purwanto (2014: 42) menyebutkan
perubahan dalam belajar adalah sebagai berikut:
a. Berubahnya tingkah lakuu ke arah yang lebih baik atau ke arah yang lebih
buruk.
b. Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan dan
pengalaman secara berulang-ulang.
c. Belajar merupakan suatu proses, artinya belajar merupakan rangkaian
kegiatan yang berkaitan yang dilakukan secara aktif untuk mencapai suatu
tujuan.
d. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar meliputi seluruh aspek
kepribadian yang mencakup perubahan fisik dan mental.
2. Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Sardiman (2004:8) ada tiga, yaitu:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir dan pemilikan
pengetahuan. Dengan kata lain tidak akan dapat mengembangkan
kemampuan berpikir tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir
akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki
kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep sangat memerlukan keterampilan, baik yang
bersifat jasmani, maupun yang bersifat rohani. Keterampilan jasmani
adalah keterampilan yang menitikberatkan pada anggota tubuh, sedangkan
keterampilan rohani adalah keterampilan yang menitikberatkan pada
persoalan-persoalan penghayatan.
c. Pembentukan sikap
Untuk menentukan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik tidak
terlepas dari guru itu sendiri sebagai contoh dan model. Dalam kegiatan
belajar mengajar guru akan selalu dilihat, didengar dan ditiru perilakunya
oleh para siswa. Di samping menanamkan sikap mental, guru juga
menanamkan nilai-nilai. oleh karena itu, guru bukanlah sekedar mengajar,
tetapi juga mendidik. Jadi, intinya tujuan belajar adalah ingin
menanamkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental.
Sedangkan menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan cerminan siswa
pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan ini merupakan akibat
dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan murid yang disebut
sebuah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Ketercapaian tujuan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang telah diperoleh siswa.
Rifa’I (2011: 85) mengatakan “hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Sejalan
dengan pernyataan Rifa’i, Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa “hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar”. Gagne dalam Purwanto (2014: 42) menambahkan bahwa “hasil
belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada
stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang
terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan
hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori”.
Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahaan tingkah laku atau
perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,
fungsional, positif dan disadari (Anitah 2009: 2.19). Gagne dalam
Suprijono (2012: 5-6) mengemukakan bahwa hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis;
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang;
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri;
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani;
5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
C. Hakikat Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Menurut Gegne, Briggs dan Wager (1992) Dalam buku teori belajar
dan pembelajaran oleh Udin S. Winataputra, dkk tahun 2008 halaman 1.19
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar siswa Berangkat dari pengertian
tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan
dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana
penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik (student of
learning), dan bukan pengajaran oleh guru (teacher of teaching)
(Suryosubroto, 1997: 34). Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada
fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik
sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi
juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif,
tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak
belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya
(Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).
Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara,
perbuatan mempelajari. Pembelajaran menurut Undang-/undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pendapat serupa diutarakan oleh Briggs dalam Sugandi (2007:9) yang
menyatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang
mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh
kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.
Degeng (Uno 2009:2) mendefinisikan pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa. Dalam artian terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
emngembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar
mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik
berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan
situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri
peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sistematis dan
sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar
maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakekat dan jenis
belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan belajar,
tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar
terjadi juga dalam konteks interaksi sosial kultural dalam lingkungan
masyarakat.
2. Fungsi Pembelajaran
Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Pembelajaran sebagai system
Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi
dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga,
pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut
pembelajaran (remedial dan pengayaan).
b. Pembelajaran sebagai proses
Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan
guru dalam rangka membuat siswa belaja, meliputi:
1) Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan
penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan
perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi,
buku atau media cetak lainnya.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada
persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi
oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang
telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan
komitmen guru, persepsi, dan sikapnya terhadap siswa;
3) Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca
pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula
berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang
berkesulitan belajar.
3. Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut:
a. Merupakan upaya sadar dan disengaja
b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
d. Pelaksanaannya terBatangi, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
4. Kualitas Pembelajaran
a. Pengertian kualitas pembelajaran
Konsep kualitas pembelajaran merupakan salah satu unsur dari paradigma
baru pengelolaan pendidikan. Kualita pendidikn dapat diartikan sebagai
kemampuan lembaga pendidikan (sekolah) untuk menghasilkan “better
student’ learning capacity”. Dalam kosep kualitas pembelajaran terdapat
beberapa komponen masukan instrumental yang berkaitan langsung
dengan “better student’ learning capacity” yaitu 1) pendidik, 2)
kurikulum/ bahan ajar, 3) iklim pembelajaran, 4) media belajar, 5) fasilitas
belajar. (DIKTI: 2004).
Menurut Etzioni (Hamdani 2011: 194), kualitas dapat dimaknai dengan
istilah mutu atau juga kefektivan. Secara definitive efektivitas dapat
dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan
sasarannya. Dengan demikian, efektifitas merupakan suatu konsep yang
sangat penting karena mampu memberikan gamaran mengenai
keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau tingkat pencapaian
tujuan-tujuan menurut Prokopenko Hamdani (2011: 194). Dalam
mencapai efektivitas belajar ini, UNESCO (1996) menetapkan empat
pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh
oleh pengelola dunia pendidikan, yaitu: Belajar untuk mengetahui ilmu
pengetahuan (learning to know); Belajar untuk menguasai keterampilan
(learning to do); Belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live
together); Belajar untuk mengembangkan diri maksimal (learning to be).
b. Indikator Pembelajaran yang Berkualitas
Menurut Depdiknas (2004:15), Indikator kualitas pembelajaran dilihat dari
beberapa hal sebagai berikut.
1) Keterampilan guru dalam pembelajaran
Keterampilan guru merupakan segala kegiatan yang dilakukan guru
dalam proses interaksi (guru dan siswa) pada pembelajaran untuk
menyampaikan informasi atau materi pada siswa. Keterampilan guru
dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang
direncanakan oleh guru. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
model pembelajaran tipe think pair share. Dengan demikian,
keterampilan guru yang akan diamati secara garis besar adalah sebagai
berikut.
2) Keterampilan guru menyiapkan pembelajaran
Mengutip Gagne dan Berliner (http://akhmadsudrajat.wordpress.com),
mengemukakan bahwa salah satu peran guru dalam proses
pembelajaran peserta didik adalah guru sebagai perencana (planner)
yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses
belajar mengajar (pre-teaching problems). Seperti menata ruang kelas
sesuai dengan model pembelajaran yang akan dilaksanakan,
menyiapkan sumber dan media belajar.
3) Keterampilan guru membuka pembelajaran
Sumantri (2001:242) bahwa kemampuan mengawali pembelajaran
adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental siswa agar siap dalam
menerima pelajaran. Dalam kegiatan guru berusaha mengkondisikan
mental siswa yaitu dengan menarik perhatian siswa dan memberikan
apersepsi
4) Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan merupakan pemberian informasi secara lisan yang
diorganisir secara sistematis untuk menunjukkan hubungan sebab
akibat, antara yang sudah dialami dan yang belum dialami. Antara
generalisasi dengan konsep. Antara konsep dengan data atau
sebaliknya. Keberhasilan guru dalam menjelaskan ditentukan oleh
tingkat kemampuan siswa (Sunaryo, 1989: 38-39). Menurut pendapat
Djamarah (2005:135), penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan
hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a) Kejelasan, dalam menjelaskan kepada siswa, harus menggunakan
kalimat yang jelas dan singkat, sehingga mudah dimengerti oleh
siswa.
b) Umpan balik, anak didik sebaiknya diberi kesempatan untuk
memperlihatkan pengetahuan atau pengertian tentang sesuatu yang
dijelaskan
5) Keterampilan bertanya (think)
Guru memberikan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan
dengan pelajaran kemudian guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan
guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa untuk
menuliskan hasil pemikiranya masing-masing. (Trianto, 2009:133).
6) Keterampian membimbing diskusi dan kelompok kecil (Pair)
Menurut Rusman (2012:89), keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara
kelompok. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam
membimbing diskusi kelompok, yaitu sebagai berikut:
a) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan
cara merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal
diskusi, kemukakan masalah-masalah khusus, catat perubahan atau
penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi.
b) Memperjelas masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman.
Seorang guru perlu memperjelas atau menguraikan permasalahan,
meminta komentar siswa, dan menguraikan gagasan siswa dengan
memberikan informasi tambahan agar kelompok perserta diskusi
memperoleh pengertian yang lebih jelas.
c) Menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam
diskusi, menuntut seorang guru harus mampu menganalisis dengan
cara memperjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu
disepakati di samping meneliti apakah suatu alasan mempunyai
dasar yang kuat.
d) Meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan
memberikan waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat
siswa dengan penuh perhatian.
e) Memberikan kesempatan untuk berpatisipasi. Dilakaukan dengan
cara memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi,
memberikan kesempatan pada siswa yang belum bertanya
(pendiam) terlebih dahulu, mencegah monopoli pembicaraan, dan
mendorong siswa untuk berkomentar terhadap pertanyaan
temannya.
f) Menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi,
menindaklanjuti hasil diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai
proses maupun hasil diskusi.
g) Hal-hal yang perlu dihindari adalah mendominasi/monopoli
pembicaraan dalam diskusi, serta membiarkan terjadinya
penyimpangan dalam diskusi.
7) Keterampilan Mengelola Kelas
Menurut Sunaryo (1989: 49) pengelolaan kelas merupakan masalah
tingkah laku yang kompleks dan guru menggunakannya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa
sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan
memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan
kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
8) Keterampilan mengadakan variasi
Menurut Anni (2007:106-107), bahwa fungsi guru adalah memenuhi
kebutuhan belajar atau fasilitator. Fasilitator dalam proses belajar
adalah berfungsi memenuhi kebutuhan siswa. Siswa mungkin memiliki
kebutuhan dalam kegiatan pembelajarannya. dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan video pembelajaran. Sehingga, fasilitator perlu
memenuhi kebutuhan tersebut agar permainan dan pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik.
9) Keterampilan guru memberi penguatan
Menurut Daniel Muijs dan David Reynold dalam Suprijono (2009:52)
merangkum apa yang telah dipelajari peserta didik selama dan
menjelang akhir pelajaran. Menurut Djamarah (2005:143-144), dalam
pembelajaran guru juga melakukan review atau meninjau kembali hal-
hal yang dianggap penting. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
merangkum materi dan memberikan waktu pada peserta didik untuk
menanyakan hal yang belum jelas. Selain review, guru juga perlu
mengadakan evaluasi.
10) Keterampilan menutup pelajaran (closure skills)
Menurut Sunaryo (1989:45) menutup pelajaran adalah mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Sedangkan Rusman (2012:92) menjelaskan
bahwa menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Komponen menutup pelajaran adalah sebagai berikut: a) meninjau
kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan
hasil pembelajaran, b) melakukan evaluasi antara lain dengan cara
mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain,
mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis.
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menyimpulkan dapat bahwa
untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang berkualitas, seorang guru
harus memiliki keterampilan mengajar yang baik. Sembilan keterampilan
tersebut menjadi pedoman ketika guru mengadakan kegiatan pembelajaran
IPA dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation pada siswa kelas V MIS Tanjungsari Kecamatan Tersono
Kabupaten Batang.
Keterampilan mengajar guru yang diteliti dalam penelitian ini
meliputi: membuka pelajaran, menjelaskan, bertanya, mengadakan variasi,
mengajar kelompok kecil dan perorangan, member penguatan, membimbing
diskusi kelompok dan menutup pelajaran. Berbagai macam keterampilan
mengajar memiliki peran yang penting dalam mengoptimalkan kemampuan
siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keterampilan mengajar
juga berpengaruh terhadap keberhasilan model pembelajaran Problem
Solving. Oleh karena itu, guru harus meamahami berbagai macam aktivitas
belajar siswa agar dapat menerapkan keterampilan mengajar dengan baik.
5. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari sebuah pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Intruksional, Tujuan Pembelajaran, dan Tujuan Belajar
Guru-guru merumuskan tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus. Tujuan instruksional khusus juga disebut sebagai
sasaran belajar siswa. Tujuan instruksional khusus mempertimbangkan
pengetahuan awal dan kebutuhan belajar siswa. Dari segi guru tujuan
instruksional dan tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak
mengajar dengan acuan berbeda. Tujuan instruksiona (umum dan khusus)
dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara legal di sekolah. Dari segi
siswa, sasaran belajar tersebut murupakan panduan belajar. Panduan
belajar tersebut harus diikuti, sebab mengisyaratkan kriteria keberhasilan
belajar. Keberhasilan belajar siswa merupakan prasyarat belajar
selanjutnya. Keberhasilan belajar siswa berarti tercapainya tujuan belajar
siswa dengan demikian merupakan tercapainya tujuan instruksional dan
sekaligus tujuan belajar bagi siswa.
b. Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa dalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan
merespon dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum
menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran
belajar, maka siswa mengetahui apa dan arti bahan belajar beginya.
Siswa mengalami suatu perses belajar. Dalam proses belajar tersebut siswa
menggnakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.
Kemempuan-kemampuan kognitif, afektif, psikomotor yang dibelajarkan
dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya
informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya
evaluasi dan keberhasikan belajar, menyebabkan siswa semakin sadarakan
kemampuan dirinya.
D. Hakikat Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses
belajar mengajar. Suprayekti, (2003:15 - 19) Menguraikan bahwa siswa
sebagai subyek dalam interaksi belajar mengajar adalah yang akan mencapai
tujuan belajar yaitu Hasil Belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku
yang diperoleh peserta didik setelah proses pembelajaran (Anni, 2010). Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004). Sedangkan menurut Kingsley dalam
Sudjana (2004) membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) keterampilan
dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengarahan, (3) sikap dan cita-cita.
Menurut Hamalik (2002) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Menurut Nasrun (Tim Dosen 1980: 25) mengemukakan bahwa “hasil
belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi
rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Hasil
belajar dikatakan tinggi apabila tingkat kemampuan siswa bertambah dari
hasil sebelumnya”. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. (Anni, 2010: 85).
Arikunto (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir
setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan
yang dapat diaamati dan dapat diukur.
2. Ciri-ciri Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (2005), melalui
proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang
rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai;
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak
kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya;
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya;
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh, yakni mencakup
ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif dan ranah
psikomotorik, keterampilan atau perilaku;
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri
terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajar.
Gagne (dalam Sudjana, 2005) mengungkapkan ada lima kategori hasil
belajar, yakni: informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap
dan keterampilan. Sementara Bloom dalam (Anni, 2009) mengungkapkan tiga
tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai
dan merupakan hasil belajar yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), penilaian (evaluation), dan menciptakan
(creat). Indikator siswa dalam penelitian ini yang masuk dalam ranah
kognitif meliputi: (1) mampu memberi ide kalimat kepada kelompok; (2)
memberi kontribusi penyusunan paragraf dalam kelompok; (3) menyusun
paragraf secara mandiri; (4) aktif bertanya dan mengemukakan pendapat;
(5) mempresentasikan hasil kelompok; (6) menyimpulkan materi
pembelajaran; (7) dan melakukan refleksi.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori
tujuan peserta didikan afektif adalah penerimaan (receiving), penanggapan
(responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan
pembentukan pola hidup (organization by a value complex.
Indikator siswa dalam penelitian ini yang masuk dalam ranah afektif
meliputi: (1) mendengarkan penjelasan guru; aktif bertanya dan
mengemukakan pendapat; (2) mempresentasikan hasil kelompok; (3)
menyimpulkan materi pembelajaran; dan (4) melakukan refleksi.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Simpson dalam Anni (2009) menyatakan rincian dalam domain
psikomotorik terdiri dari: persepsi (perception); kesiapan (set); respon
terpimpin (guided response); mekanisme (mechanism); respon tampak
yang kompleks (complex overt response); penyesuaian (adaptation);
Penciptaan (originality). Indikator siswa dalam penelitian ini yang masuk
dalam ranah psikomotorik meliputi: (1) memberi kontribusi penyusunan
paragraf dalam kelompok dan (2) mempresentasikan hasil kelompok.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa
kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau
diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak pada diri individu
penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Kualitas pemahaman siswa proses pembelajaran dapat ditinjau dari
sudut proses, sudut siswa, dan sudut kinerja. Dari sudut proses yaitu adanya
interaksi antar siswa maupun guru yang menciptakan lingkungan belajar yang
bercirikan demokrasi serta peran aktif siswa dan guru dalam menentukan apa
yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Dari sudut siswa
berupa hasil belajar yang dipeoleh siswa sebagai akibat proses belajar yang
dilakukan siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari
sudut kinerja guru yaitu bagaimana guru mampu dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran dengan strategi belajar yang digunakan sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kualitas pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dapat diihat
dari hal-hal sebagai berikut:
a. Aktivitas Siswa
Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas
yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan
adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi
belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya (2005:
35), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif
dan psikomotor”. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa
untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-
ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau
mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan,
senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Seorang pakar
pendidikan, Trinandita (dalam Rochman Natawijaya 2005: 36)
menyatakan bahwa ” hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses
pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan
suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa
dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang
timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Indikator aktivitas belajar siswa menurut Sudjana (2005:11) indikator aktivitas
belajar meliputi:
1) Adanya partisipasi siswa dalam melaksanakan tugasnya dengan
berbagai cara
2) Adanya keberanian siswa mengajukan pendapat, gagasan atau ide.
3) Adanya siswa bertanya kepada guru meminta pendapat dari guru
dalam kegiatan belajarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa adalah salah satu
diantaranya dalam mencapai keberhasilan pembelajaran.. Pelaksanaan
proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mencapai
tujuan pembelajaran maupun tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan hasil
belajar.
b. Perkembangan Siswa
Perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, sosial, emosional dan
intelektual.
c. Pengaturan Ruang Belajar
Dalam pengaturan ruang belajar perlu kiranya guru memperhatikan tentang
keleluasaan bergerak anak, penataan tempat duduk yang nyaman, mudah
untuk dibersihkan dan adanya penataan keindahan kelas. Hal tersebut
dimaksud agar siswa merasa nyaman saat belajar sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan nyaman pula. Lain halnya bila
penataan kelas terkesan kumuh dan pengap, maka anak tidak akan kerasan
berada di dalam kelas.
d. Pengaturan Tempat Duduk Siswa
Pengaturan tempat duduk siswa perlu perlu memperhatikan beberapa faktor
siswa antara lain, kemampuan penglihatan anak, tinggi badan, perbedaan
kemampuan fisik anak misalnya anak yang tangannya kidal sebaiknya
letak duduknya diatur di sebelah kiri temannya agar ketika menulis merasa
nyaman.
e. Pengelolaan Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Penataan alat, bahan dan sumber belajar yang berupa pajangan, sebaiknya
diatur agar mudah dilihat dan diamati siswa. Sedangkan alat, bahan dan
sumber belajar yang berbentuk buku atau benda tiga dimensi hendaknya
pengaturannya digolong-golongkan dan diberi label agar mudah untuk
mengambil dan mengembalikan ketempat semula.
f. Pengelolaan Waktu
Pengelolaan waktu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu
diorganisasikan dengan sebaik-baiknya agar proses pembelajaran berjalan
sesuai rencana dan waktu yang telah ditentukan. Pengaturan waktu
pembelajaran dikandung maksud juga agar tidak merugikan antara mata
pelajaran yang satu dengan yang lain.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini terdapat pada ranah
kognitif adalah Guru merancang beberapa butir soal (tes tertulis) untuk
diberikan di setiap siklus dalam penelitian. Hasil belajar diambil dari evaluasi
akhir siswa kelas V MIS Tanjungsari Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.
Pada mata pelajaran IPA, KKM adalah 70. Apabila nilai siswa lebih besar
sama dengan 70 maka dinyatakan telah tuntas pada kompetensi yang
diharapkan. Sedangkan jika nilai siswa di bawah 70 maka dinyatakan belum
tuntas atau belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Sedangkan ranah
afektif dan psikomototik diperoleh dari pengamatan aktivitas siswa serta
catatan lapangan.
2. Memiliki perilaku jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
H. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang dikembangkan dalam penelitian yang akan
dilaksanakan ditampilkan dalam gambar berikut:
Melaksanakan
Perbaikan
Melaksanakan Siklus I dengan
PTK dengan Tahapan Model
menggunakan GI
model
pembelajaran
Grioup
Investigation Melaksanakan
Perbaikan
Siklus II
dengan
Tahapan Model
GI
Pengamatan
Keterangan
Nilai 1 = Sangat Kurang Nilai 4 = Baik
Nilai 2 = Kurang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 3 = Cukup Jumlah Skor Maksimal 70
2. Tes akhir Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Pernafasan
Manusia pada siswa kelas V MIS Tanjungsari Tersono. Dilakasanakan pada
akhir pertemuan setiap siklusnya bertujuan untuk mengetahui berapa besar
daya serap siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukannya.
Dengan melakukan tes akhir akan bisa mendeteksi siswa, yaitu siswa mana
yang masih kesulitan dan pada bagian apa siswa merasa kesulitan.
Analisis data menggunakan data deskreptif kuantitatif dan deskreptif
kualitatif. Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan sebagai pembanding
nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2.
Analisis data deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil
pengamatan maupun wawancara berdasar hasil observasi dan refleksi dari
tiap-tiap siklus. Untuk menghitung data hasil belajar siswa peneliti
menggunakan rumus:
Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal
Sedangkan data hasil observasi diukur dengan menggunakan lembar
observasi yang telah didapatkan melalui kegiatan pengamatan terhadap
kegiatan perbaikan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Sedangkan untuk
menghitung ketuntasan belajar digunakan Prosentase dan jumlah kategori
menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran. Ketuntasan belajar
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu ketuntasan belajar secara individu dan
ketuntasan belajar secara klasikal. Berdasar petunjuk pelaksanaan belajar
mengajar kurikulum 2006 yaitu seorang siswa tuntas belajar bila mencapai
skor 75% atau nilai 70 sesuai dengan criteria ketuntasan minimal (KKM).
Yang ditetapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MIS
Tanjungsari Tersono, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, khususnya
kelas V, kelas tersebut tuntas apa bila mencapai 75%, siswa telah mencapai
daya serap lebih atau sama dengan 75%. Untuk menghitung prosentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan Skor:
1 Sangat Buruk 4 Baik
2 Buruk 5 Sangat Baik
3 Cukup Jumlah Skor Maksimal 50
Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang dilaksanakan guru, observer
mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran, hasil aktivitas siswa tersebut
ditampilkan dalam table berikut:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
Pra KBM
1. Menjawab salam dari guru 5
I
2. Berdo’a bersama 5
3. Menyiapkan bahan pembelajaran 4
Kegiatan Awal
II 1. Merespon Apersepsi 3
2. Merespon tujuan pembelajaran 4
Kegiatan Inti
1. Memperhatikan penjelasan guru 3
2. Menjawab pertanyaan yang disampaikan 3
3. Antusias dengan media pembelajaran 3
III
4. Merespon setiap perintah dari guru 4
5. Aktif dalam melakukan tanya jawab 2
6. Respon terhadap media 4
7. Motivasi siswa dalam pembalajaran 3
Kegiatan Akhir
IV 1. Siswa terlibat dalam penyimpulan pembelajaran 3
2. Siswa mengerjakan tes evaluasi pembelajaran 5
Jumlah Skor Pengamatan 51
Rata-Rata 3,6
Kategori Hasil Skor Pengamatan Cukup Baik
Keterangan
Nilai 1 = Sangat Kurang Nilai 4 = Baik
Nilai 2 = Kurang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 3 = Cukup Jumlah Skor Maksimal 70
Hasil belajar siswa yang didapatkan dari perbaikan siklus I ditampilkan dalam
table berikut:
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Interval Siswa Mendapat Jumlah
No Ketuntasan %
Nilai Nilai Nilai
1 100 4 400 14,8
2 80 15 1200 55,6
3 60 5 300 18,5
4 40 3 120 11,1
5 20 0 0 0,0
6 0 0 0 0,0
Jumlah 27 2020
100
Rata-rata Nilai 74,8
Berdasarkan data hasil belajar siswa yang didapatkan dalam pelaksaan pra
Siklus, ketuntasan hasil belajar siswa ditampilkan dalam diagram berikut:
29.6; 30%
Tuntas
Belum Tuntas
70.4; 70%
Pra KBM
Kegiatan Awal
II 1. Merespon Apersepsi 4
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
Rata-Rata 4,1
Kategori Hasil Skor Pengamatan Baik
Keterangan
Nilai 1 = Sangat Kurang Nilai 4 = Baik
Nilai 2 = Kurang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 3 = Cukup Jumlah Skor Maksimal 70
Hasil belajar siswa dalam pelaksanaan perbaikan siklus II adalah:
Tabel 4.9 Hasil Belajar Siklus II
Interval Siswa Mendapat Jumlah
No Ketuntasan %
Nilai Nilai Nilai
1 100 10 1000 37,0
2 80 16 1280 59,3
3 60 1 60 3,7
4 40 0 0 0,0
5 20 0 0 0,0
6 0 0 0 0,0
Jumlah 27 2340
100
Rata-rata Nilai 86,7
Berdasarkan data hasil belajar siswa, ketuntasan hasil belajar pada
pelaksanaan siklis II ditampilkan dalam diagram berikut:
3.7; 4%
Tuntas
Belum Tuntas
96.3; 96%
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
100.0 3.7
29.6
80.0 40.7
60.0
96.3
40.0
70.4
59.3
20.0
0.0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V MIS Tanjungsari Tersono
Kecamatan Tersono Kabupaten Batang pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation telah berhasil. Hal tersebut dibuktikan dengan:
1. Rata-rata hasil belajar yang didapatkan dalam setiap siklus selalu mengalami
Peningkatan. Pada pelaksanaan pembelajaran pra siklus rata-rata hasil belajar
siswa adalah 68,1, pada pelaksanaan perbaikan siklus I meningkat menjadi
74,8 dan pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 86,7.
2. Model pembelajaran Cooperative type Group Investigation yang digunakan
guru mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Pada pelaksanaan
pembelajaran Pra Siklus ketuntasan belajar siswa baru mencapai 59,3% (16
siswa mendapat nilai diatas KKM dari 27 siswa) pada pelaksanaan siklus I
meningkat menjadi 70,4% (19 siswa mendapat nilai diatas KKM dari 27
siswa), dan pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 96,3% (26 siswa
mendapat nilai diatas KKM dari 27 siswa).
3. Guru mampu mendeskripsikan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) materi Organ Pernafasan Manusia yang dilaksanakan dikelas V
MIS Tanjungsari Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang pada
semester I Tahun pelajaran 2022/2023.
Sumber Internet:
https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-group-investigation.html
diakses pada 26 Oktober 2022 Pukul 22.00 wib
No Hari/ Identifikasi
Penyebab Rencana Solusi
. Tanggal Masalah
1. Kamis, 14- Ketuntasan hasil 1. Cara menyampaikan Melakukan
10-2022 belajar yang rendah materi hanya dengan perbaikan
menjadi penyebab ceramah, sehingga pembelajaran
utama guru untuk siswa bosan dan tidak melalui
melaksanakan aktif dalam Penelitian
perbaikan pembelajaran. Tindakan Kelas
pembelajaran 2. Menggunakan model (PTK).
pembelajaran yang
kurang menarik.
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
D. MATERI
1. Bagan cara kerja organ pernapasan manusia.
2. bacaan sistem pernapasan pada manusia.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembukaan Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Nasionalisme.
Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak
materi pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada
pertemuan sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan
melalui tanya jawab, contoh:
Apa yang kita pelajari pada pertemuan
sebelumnya?.
Siapa yang bisa menyebutkan organ dalam
hidung?
Inti Menyeleksi Topik 40 menit
Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai alat-alat organ pernafasan
pada manusia serta fungsinya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi
siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 6-7 siswa
Merencanakan Kerjasama
Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan
tugas untuk melakukan identifikasi berbagai organ
pernafasan manusia serta fungsi organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi
mengenai organ pernafasan manusia sesuai dengan
pembagian organ yang harus dipecahkan oleh
masing-masing kelompok.
Selama siswa melaksanakan investigasi, guru
berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
masing-masing kelompok.
Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan
mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
langkah (pelaksanaan) dan merencanakan agar dapat
diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di
depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi,
melalui perwakilan kelompok, siswa melakukan
presentasi hasil diskusi.
Pada saat akhir presentasi, guru memberikan
beberapa pertanyaan pancingan agar kelompok yang
lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
Setelah semua kelompook selesai melaksanakan
presentasi, melalui bimbingan guru, siswa
menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan.
Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ
pernapasan manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 6. 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir
pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembukaan Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling
awal. (Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
Melaksanakan apersepsi dengan mengingat
sejenak materi pembelajaran Organ Pernafasan
Manusia pada pertemuan sebelumnya, kegiatan ini
dilaksanakan melalui tanya jawab, contoh:
Dalam sistem pernafasan manusia, udara
yang kita hirup pertama kali melalui apa?.
Apa saja organ-organ yang terdapat dalam
hidung kita? dst
Inti Menyeleksi Topik 40 menit
Melalui media gambar, guru menyampaikan
materi pembelajaran mengenai alat-alat organ
pernafasan pada manusia serta fungsinya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi
siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 3-4 siswa
Merencanakan Kerjasama
Secara klasikal, masing-masing kelompok
diberikan tugas untuk melakukan identifikasi
berbagai organ pernafasan manusia serta fungsi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi
mengenai organ pernafasan manusia sesuai
dengan pembagian organ yang harus dipecahkan
oleh masing-masing kelompok.
Selama siswa melaksanakan investigasi, guru
berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
masing-masing kelompok.
Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan
mensintesis berbagai informasi yang diperoleh
pada langkah (pelaksanaan) dan merencanakan
agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian
yang menarik di depan kelas (analisis dan
sintesis)
Penyajian Hasil
Setelah setiap siswa selesai melaksanakan
diskusi, melalui perwakilan kelompok, siswa
melakukan presentasi hasil diskusi.
Pada saat akhir presentasi, guru memberikan
beberapa pertanyaan pancingan agar kelompok
yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil
presentasi
Melakukan Evaluasi.
Setelah semua kelompook selesai melaksanakan
presentasi, melalui bimbingan guru, siswa
menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dilaksanakan.
Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ
pernapasan manusia dan fungsinya
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 7. 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir
pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.
Pertemuan 2
a. ……….
b. ……….
c. ……….
d. ……….
e. ……….
f. ……….
Lampiran 3
Lembar Tes Akhir Pembelajaran
No. : ….
Absen
Nama : …………………..
Nilai :
Paraf Ortu :
Petunjuk
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat!
1. Udara yang kita hirup mengalami penyesuaian suhu dan kelembaban di
bagian….!
2. Penghubung trakea dengan paru-paru adalah ...
3. Berikut ini adalah organ-organ penyusun sistem pernapasan pada manusia:
Bronkiolus-Alveolus-Bronkus-Laring-Rongga hidung urutan dari organ
tersebut yang benar adalah?
4. Proses masuknya oksigen pada pernapasan dada disebabkan otot antar tulag
rusuk ...
5. Sebutkan fungsi rambutr-rambut pada dan selaput lendir yang terdappat dalam
hidung!
------------------- SELAMAT MENGERJAKAN-------------------
Kunci Jawaban
Lembar Kerja Kelompok
Pertemuan 1
1). Lubang hidung 2). Epiglotis 3). Pita suara 4). Trakea 5). Bronkus 6). Bronkiola
7). Alveolus 8). Jantung 9). Pleura 10). Diafragma 11). Rusuk 12). Otot-otot
rusuk.
Pertemuan 2
a). Rongga-rongga b). Selaput lendir pembau c). Lubang hidung d). Anak tekak
e). Langit-langit f). Hulu tenggorokan g). Katup pangkal tenggorokan
Norma Penilaian
Jumlah Soal : 5 Jawaban singkat dan Uraian
Skor Masing-masing Soal : 20
Skor Maksimal : 100
NIM : 857736794
No Identifikasi
Hari Tanggal Penyebab Rencana Solusi
Masalah
Pemahaman o Memaksimalkan
Siswa pengetahuan siswa
Hasil
terhadap dengan
pelaksanaan menggunakan
materi yang
perbaikan disampaikan media yang lebih
pembelajaran oleh guru menarik
Sabtu, 22 Siklus belum o Lebih mendalami
1
Oktober 2022 ketuntasan Maksimal lagi sintaks model
hasil belajar Keterampilan pembelajaran
siswa baru guru dalam Group
mengelola Investigation
mencapai
model group o Melanjutkan
66,7% Investigation perbaikan
belum pembelajaran ke
Optimal siklus II
Lampiran 5. Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik Terburuk
Nilai Pra Siklus
Hasil Belajar
No Nama Siswa Keterangan
Siklus II
1 LUTFI RAMADHANI 80 Tuntas
2 MUKHAMAD KHABIB MU'TI 60 Belum Tuntas
3 ALISA QODRUN NADA 80 Tuntas
4 NURDIYANTO 60 Belum Tuntas
5 WILDAN KHILMI AKHMADA 40 Belum Tuntas
6 EZA FAHRI RAMADAN 80 Tuntas
7 EMI ITA MIRZANI 40 Belum Tuntas
8 MIFTAKHUL ULUM 80 Tuntas
9 RAKHMA AULIA 80 Tuntas
10 MUHAMAD RIFAN HANAFI 60 Belum Tuntas
11 RIAN AJI WIGUNA 80 Tuntas
12 ALDO APRILIO ISWANTO 60 Belum Tuntas
13 AHMAD SOFIUL HANAN 80 Tuntas
14 ZULVA AFIFI 60 Belum Tuntas
15 FARHAM ADITIA 80 Tuntas
16 PUTRI NIRMALA WIJAYANTI 60 Belum Tuntas
17 MUHAMMAD IRFAN MAULANA 80 Tuntas
18 MUHAMMAD TRI ADITYA NUGROHO 40 Belum Tuntas
19 MUHAMMAD FAHRIZAL FADLAN 60 Belum Tuntas
20 PANJI MAHESA 80 Tuntas
21 MUKHAMMAD NAUFA ANNUHA 20 Belum Tuntas
22 MUHAMMAD ANWAR FADLI 80 Tuntas
23 KARINA ALIYA SAPUTRI 80 Tuntas
24 ANIK DEWI ZULAEHA 80 Tuntas
25 FHADILA RAMADANI 80 Tuntas
26 MUHAMMAD YUSUF 80 Tuntas
27 MEYLIA KURNIA 80 Tuntas
Nilai Terendah 20
Nilai Tertinggi 80
Jumlah Nilai 1840
Rata-rata Nilai 68.1
Nilai Siklus I
Hasil Belajar
No Nama Siswa Keterangan
Siklus I
1 LUTFI RAMADHANI 100 Tuntas
2 MUKHAMAD KHABIB MU'TI 60 Belum Tuntas
3 ALISA QODRUN NADA 100 Tuntas
4 NURDIYANTO 60 Belum Tuntas
5 WILDAN KHILMI AKHMADA 40 Belum Tuntas
6 EZA FAHRI RAMADAN 100 Tuntas
7 EMI ITA MIRZANI 40 Belum Tuntas
8 MIFTAKHUL ULUM 80 Tuntas
9 RAKHMA AULIA 80 Tuntas
10 MUHAMAD RIFAN HANAFI 60 Belum Tuntas
11 RIAN AJI WIGUNA 80 Tuntas
12 ALDO APRILIO ISWANTO 60 Belum Tuntas
13 AHMAD SOFIUL HANAN 80 Tuntas
14 ZULVA AFIFI 80 Tuntas
15 FARHAM ADITIA 80 Tuntas
16 PUTRI NIRMALA WIJAYANTI 60 Belum Tuntas
17 MUHAMMAD IRFAN MAULANA 80 Tuntas
18 MUHAMMAD TRI ADITYA NUGROHO 60 Belum Tuntas
19 MUHAMMAD FAHRIZAL FADLAN 80 Tuntas
20 PANJI MAHESA 80 Tuntas
21 MUKHAMMAD NAUFA ANNUHA 40 Belum Tuntas
22 MUHAMMAD ANWAR FADLI 80 Tuntas
23 KARINA ALIYA SAPUTRI 80 Tuntas
24 ANIK DEWI ZULAEHA 80 Tuntas
25 FHADILA RAMADANI 100 Tuntas
26 MUHAMMAD YUSUF 80 Tuntas
27 MEYLIA KURNIA 80 Tuntas
Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 100
Jumlah Nilai 2000
Rata-rata Nilai 74.1
Nilai Tertinggi Siklus I
Nilai Terendah Siklus I
Lampiran 6. Rancangan Siklus II Perbaikan Pembelajaran
No Hari/ Identifikasi
Penyebab Rencana Solusi
. Tanggal Masalah
1 Sabtu, 25 Ketuntasan Hasil 1. Keterampilan guru Melakukan
Oktober 2022 Belajar siklus I belum maksimal perbaikan
baru mencapai dalam penggunaan pembelajaran
66,7% model Group melalui
Investigation. Penelitian
2. Siswa kesulitan Tindakan Kelas
memahami materi (PTK).
pembelajaran.
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
D. MATERI
1. Bagan cara kerja organ pernapasan manusia.
2. bacaan sistem pernapasan pada manusia.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembukaan Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak
materi pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada
pertemuan sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan
melalui tanya jawab, contoh:
Apa yang kita pelajari pada pertemuan
sebelumnya?.
Siapa yang bisa menyebutkan organ dalam
hidung?
Inti Menyeleksi Topik 40 menit
Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai alat-alat organ pernafasan
pada manusia serta fungsinya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi
siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 6-7 siswa
Merencanakan Kerjasama
Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan
tugas untuk melakukan identifikasi berbagai organ
pernafasan manusia serta fungsi organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi
mengenai organ pernafasan manusia sesuai dengan
pembagian organ yang harus dipecahkan oleh
masing-masing kelompok.
Selama siswa melaksanakan investigasi, guru
berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
masing-masing kelompok.
Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
langkah (pelaksanaan) dan merencanakan agar dapat
diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di
depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi,
melalui perwakilan kelompok, siswa melakukan
presentasi hasil diskusi.
Pada saat akhir presentasi, guru memberikan
beberapa pertanyaan pancingan agar kelompok yang
lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
Setelah semua kelompook selesai melaksanakan
presentasi, melalui bimbingan guru, siswa
menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan.
Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ
pernapasan manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 6. 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir
pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembukaan Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling
awal. (Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
Melaksanakan apersepsi dengan mengingat
sejenak materi pembelajaran Organ Pernafasan
Manusia pada pertemuan sebelumnya, kegiatan ini
dilaksanakan melalui tanya jawab, contoh:
Dalam sistem pernafasan manusia, udara
yang kita hirup pertama kali melalui apa?.
Apa saja organ-organ yang terdapat dalam
hidung kita? dst
Inti Menyeleksi Topik 40 menit
Melalui media gambar, guru menyampaikan
materi pembelajaran mengenai alat-alat organ
pernafasan pada manusia serta fungsinya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi
siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 3-4 siswa
Merencanakan Kerjasama
Secara klasikal, masing-masing kelompok
diberikan tugas untuk melakukan identifikasi
berbagai organ pernafasan manusia serta fungsi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi
mengenai organ pernafasan manusia sesuai
dengan pembagian organ yang harus dipecahkan
oleh masing-masing kelompok.
Selama siswa melaksanakan investigasi, guru
berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
masing-masing kelompok.
Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan
mensintesis berbagai informasi yang diperoleh
pada langkah (pelaksanaan) dan merencanakan
agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian
yang menarik di depan kelas (analisis dan
sintesis)
Penyajian Hasil
Setelah setiap siswa selesai melaksanakan
diskusi, melalui perwakilan kelompok, siswa
melakukan presentasi hasil diskusi.
Pada saat akhir presentasi, guru memberikan
beberapa pertanyaan pancingan agar kelompok
yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil
presentasi
Melakukan Evaluasi.
Setelah semua kelompook selesai melaksanakan
presentasi, melalui bimbingan guru, siswa
menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dilaksanakan.
Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ
pernapasan manusia dan fungsinya
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 7. 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir
pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.
Pertemuan 2
Gangguan Sistem Penyebab Cara Mencegah
Pernafasan
Lampiran 3
Lembar Tes Akhir Pembelajaran
No. : ….
Absen
Nama : …………………..
Nilai :
Paraf Ortu :
Petunjuk
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat!
1. Sebutkan berbagai macam penyakit pernapasan
2. Bagian dari hidung yang berfungsi sebagai jalan keluarnya udara adalah ...
3. Di dalam lubang hidung terdapat selaput lendir yang berguna untuk ...
4. Udara yang kita embuskan pada air kapur menyebabkan air kapur menjadi ...
5. Sebutkan minimal 3, kegiatan yang dapat menyebabkan polusi udara hingga
menyebabkan kualitas udara tidak baik!
------------------- SELAMAT MENGERJAKAN-------------------
Kunci Jawaban
Lembar Kerja Kelompok
Pertemuan 1
Proses Pernafasan Dada Proses Pernafasan Perut
1) Pada Saat Menarik Napas. Otot yang bekerja 1) Pada Saat Menarik Napas
pada waktu menarik napas yaitu otot tulang Otot tulang rusuk sebelah luar &
rusuk sebelah luar dan diafragma. Pengertian diafragma akan berkontraksi lebih
diafragma yaitu sekat antara rongga perut dan kuat. Rongga dada membesar, isi
rongga dada. Pada saat menarik napas, otot rongga perut tertekan, dan tekanan
tulang rusuk naik ke atas, tulang dada naik ke di dalam rongga dada mengecil.
atas dan ke depan, diafragma akan mendatar Kemudian, udara masuk ke dalam
oleh sebab ototnya berkerut. Rongga dada paru-paru.
membesar, paru-paru berkembang sehingga 2) Pada Saat Menghembuskan
udara akan masuk ke dalam paru-paru. Napas
2) Pada Saat Menghembuskan Napas Pada waktu menghembuskan
Pada saat menghembuskan napas, maka otot napas, otot tulang rusuk sebelah
tulang rusuk sebelah luar akan mengendur, dalam berkerut. Otot berkerut
diafragma kembali ke dalam keadaan semula, menekan diafragma. Rongga dada
yaitu berbentuk cembung. Rongga dada mengecil. Sehingga udara dalam
mengecil sehingga udara keluar. paru-paru keluar.
Pertemuan 2
Gangguan Sistem Penyebab Cara Mencegah
Pernafasan
Penyakit TBC Virus Menjaga jarak dengan orang
yang terkenya penyakit
Penyakit Asma Bakteri Menjaga Kesehatan
Infeksi Saluran Pernafasan Bakteri Menjaga Kebersihan Udara
Lembar Tes Akhir Pembelajaran
1. Asma, TBC, ISPA
2. Lubang Hidung
3. Menyaring Udara
4. Keruh
5. Membakar sampah secara berlebihan, kebakaran Hutan Gambut,
merokok, penggunaan bahan bakar minyak secara berlebihan dll
Norma Penilaian
Jumlah Soal : 5 Jawaban singkat dan Uraian
Skor Masing-masing Soal : 20
Skor Maksimal : 100
NIM : 857736794
No Identifikasi
Hari Tanggal Penyebab Rencana Solusi
Masalah
Secara
keseluruhan,
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilaksanakan o Sering melakukan
oleh guru diskusi dengan
Penguasaan rekan sejawat
Sabtu, 29 sudah baik,
1 terhadap kelas maupun guru
Oktober 2022 namun guru masih perlu senior untuk
masih perlu ditingkatkan menambah
meningkatkan pengetahuan dalam
pengetahuan pengelolaan kelas
dalam
pembimbingan
siswa untuk
lebih aktif
Lampiran 9. Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik dan Terburuk Siklus II
Hasil Belajar
No Nama Siswa Keterangan
Siklus II
1 LUTFI RAMADHANI 100 Tuntas
2 MUKHAMAD KHABIB MU'TI 80 Tuntas
3 ALISA QODRUN NADA 100 Tuntas
4 NURDIYANTO 80 Tuntas
5 WILDAN KHILMI AKHMADA 60 Belum Tuntas
6 EZA FAHRI RAMADAN 100 Tuntas
7 EMI ITA MIRZANI 80 Tuntas
8 MIFTAKHUL ULUM 100 Tuntas
9 RAKHMA AULIA 80 Tuntas
10 MUHAMAD RIFAN HANAFI 80 Tuntas
11 RIAN AJI WIGUNA 80 Tuntas
12 ALDO APRILIO ISWANTO 80 Tuntas
13 AHMAD SOFIUL HANAN 100 Tuntas
14 ZULVA AFIFI 80 Tuntas
15 FARHAM ADITIA 80 Tuntas
16 PUTRI NIRMALA WIJAYANTI 80 Tuntas
17 MUHAMMAD IRFAN MAULANA 100 Tuntas
18 MUHAMMAD TRI ADITYA NUGROHO 100 Tuntas
19 MUHAMMAD FAHRIZAL FADLAN 100 Tuntas
20 PANJI MAHESA 80 Tuntas
21 MUKHAMMAD NAUFA ANNUHA 80 Tuntas
22 MUHAMMAD ANWAR FADLI 80 Tuntas
23 KARINA ALIYA SAPUTRI 100 Tuntas
24 ANIK DEWI ZULAEHA 100 Tuntas
25 FHADILA RAMADANI 80 Tuntas
26 MUHAMMAD YUSUF 80 Tuntas
27 MEYLIA KURNIA 80 Tuntas
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 100
Jumlah Nilai 2340
Rata-rata Nilai 86.7
Nilai Terbaik Siklus II
Nilai Terendah Siklus II
Lampiran 10. Jurnal Bimbingan
Paraf
Hari, Hasil
No. Siklu Kegiatan Tindak Lanjut
Tgl. Observasi Mhs Sup.2
s
Penggunaan Tingkatkan
alat peraga fariasi
sudah cukup penggunaan
baik alat peraga
pembelajaran
Kegiatan Awal
Siswa Berdiskusi
Kegiatan Presentasi