Anda di halaman 1dari 156

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK-4501)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE


TYPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEMESTER I TAHUN
PELAJARAN 2022/2023 MIS TANJUNGSARI KECAMATAN
TERSONO KABUPATEN BATANG PEMBELAJARAN IPA
MATERI ORGAN PERNAFASAN MANUSIA

Oleh
Nama : MUHAMAD ALI FATONI
NIM : 857736794
Program Studi : S.1 PGSD

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA SEMARANG
POKJAR BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE


TYPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEMESTER I TAHUN
PELAJARAN 2022/2023 MIS TANJUNGSARI KECAMATAN
TERSONO KABUPATEN BATANG PEMBELAJARAN IPA
MATERI ORGAN PERNAFASAN MANUSIA

Batang, 2 Desember 2022


Mengesahkan,
Supervisor 1 Mahasiswa

BAMBANG PURWANTYONO, M. Pd MUHAMAD ALI FATONI


NIP. 19620706 198303 1 012 NIM. 857736794
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan 15418
Telepon:021-7490941 (Hunting)
Faksimile: 021-7490147(Bagian Umum), 021-7434290 (Sekretaris Rektor)
Laman ; www.ut.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Praktik Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi SI PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Batang, 2 Desember 2022

Mahasiswa

MUHAMAD ALI FATONI


NIM. 857736794
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah


melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan lancar tanpa halangan
apapun.
Laporan ini dususun sebagai tugas akhir program dari mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) dan sebagai salah satu syarat
untuk dapat mengikuti Ujian Akhir Program S.1 PGSD Universitas Terbuka.
Dasar disusunnya laporan ini adalah dengan melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) di kelas IV MIS Tanjungsari Tersono melalui 2 siklus
perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Penyusunan laporan ini dapat terwujud berkat arahan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. Ojat Darojat, M. Bush, Ph. D selaku Rektor Universitas Terbuka.
2. Dra. Barokah Widuroyekti, M.Pd, selaku Kepala UPBJJ-UT Semarang
3. Bambang Purwantyono, M. Pd selaku supervisor dan pembimbing dalam
penyusunan laporan ini.
4. Kepala MIS Tanjungsari Tersono yang telah memberikan izin untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
5. Observer dalam penelitian
6. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk
mengikuti program S.1 PGSD Universitas Terbuka.
7. Bapak dan Ibu yang selalu saya hormati dan cintai yang senantiasa
memberikan dukungan, motivasi serta doa dalam menyelesaikan penelitian
ini.
8. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga laporan ini dapat diselesaikan, semoga amal dan kebaikannya
mendapat balasan dari Allah SWT, Aamiin.
Peneliti sudah berupaya samaksimal untuk yang terbaik. Jika di suatu hari
tanpa disadari ada kesalahan atau ketidaksempurnaan, penulis memohon kritik
dan saran yang membangun. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi semua
pihak yang telah membacanya.

Batang, Desember 2022

Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….…. i


HALAMAN PENGESAHAN …………………………………….….. ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT …………….……..… iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. x
ABSTRAK …………………………………………….…………………. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A Latar Belakang ……………………………………………………..…. 1
B Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4
C Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran …………………………… 4
D Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ………………………….. 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A Teori Belajar …………………………………………..…….………… 6
B Hakikat Belajar …………………………...………...……….………... 8
C Hakikat Pembelajaran ………………………………………………… 12
D Hakikat Hasil Belajar ……………………………………..….………. 21
E Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) …………………………..….. 26
F Hakikat Model Pembelajaran Group Investigation …………………… 34
G Materi Organ Pernafasan Manusia …………………………………… 45
H Kerangka Berpikir …………………..……………………………….. 49
III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A Subjek, Tempat, Waktu dan Pihak yang Membantu Penelitian …….... 50
B Desain dan Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……………………….... 51
C Tekhnik Analisis Data …………………………………………..……. 66
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran …………………..………… 71
B Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ……………....
V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A Simpulan ……………………………………………………..………. 95
B Saran Tindak Lanjut …………………………………………..……… 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 KI dan KD Kurikulum 2013 Kelas V ……………..…......…. 33


Tabel 2.2 Tahapan Model Pembelajaran Group Investigation ……….. 42
Tabel 2.3 Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation ….. 43
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ……………………….………………..…. 51
Tabel 3.2 Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus …………………………. 52
Tabel 3.3 Langkah-langkah Perbaikan Siklus I Pertemuan 1 ................ 56
Tabel 3.4 Langkah-langkah Perbaikan Siklus I Pertemuan 2 ................ 58
Tabel 3.5 Langkah-langkah Perbaikan Siklus II Pertemuan 1 ............... 62
Tabel 3.6 Langkah-langkah Perbaikan Siklus II Pertemuan 2 ............... 64
Tabel 3.7 Lembar Observasi Aktivitas Guru .......................................... 67
Tabel 3.8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................................ 67
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus ……………………………..……… 74
Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Siklus I …………. ............................. 80
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Siklus I ............................................... 81
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus I .............................................................. 82
Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru Siklus II …………. ............................. 89
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siswa Siklus II ............................................. 90
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus II ............................................................ 91
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir …………………………………………. 49


Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan PTK ………………..……….……….…. 52
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Pra Siklus ……………………………... 74
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siklus I ………………………………... 82
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siklus II ………………………………. 91
Gambar 4.4 Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa …………….……. 93
Gambar 4.5 Grafik Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ……. 93
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataaan Kesediaan Supervisor II


Lampiran 2. Rancangan siklus 1, RPP (Pertemuan 1 dan Pertemuan 2
Lampiran 3. Skenario Perbaikan Pembelajaran Hari pertama siklus 1 dan hari
terakhir siklus 1
Lampiran 4. Lembar Observas hari pertama siklus 1 dan hari terakhir siklus 1
Lampiran 5. Lembar Refleksi hari pertama siklus 1 dan hari terakhir siklus 1
Lampiran 6. Rancangan siklus 2 , RPP 3 (Pertemuan 1 dan Pertemuan 2)
Lampiran 7. Skenario Perbaikan Pembelajaran Hari pertama siklus 2 dan hari
terakhir siklus 2
Lampiran 8. Lembar Observas hari pertama siklus 2 dan hari terakhir siklus 2.
Lampiran 9. Lembar Refleksi Hari pertama siklus 2 dan hari terakhir siklus 2
Lampiran 10. Jurnal Pembimbingan PKP (Sejak awal mengikuti PKP hingga
Laporan diunggah ke dalam aplikasi)
Lampiran 11. Foto-foto kegiatan simulasi
ABSTRAK

Fatoni, Muhammad Ali. 2022. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative


Type Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
V Semester I Tahun Pelajaran 2022/2023 MIS Tanjungsari Kecamatan
Tersono Kabupaten Batang Pembelajaran IPA Materi Organ Pernafasan
Manusia

Kata Kunci: Group Investigation, Hasil Belajar, IPA

Tujuan dari dilaksanannya pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh guru adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi
Organ Pernafasan Manusia melalui penerapan model pembelajaran Cooperative
Type Group Investigation bagi siswa kelas IV MIS Tanjungsari Tersono
Kecamatan Tersono Kabupaten Batang semester II Tahun Pelajaran 2022/2023.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MIS Tanjungsari Tersono yang berjumlah
27 siswa. Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2
siklus perbaikan pembelajaran. Pada masing-masing siklus perbaikan dilaksanakn
dalam 2 kali pertemuan, analisis data dilaksanakan menggunakan data Kuantitatif
dan data Kualitatif.
Setelah melaksanakan penelitian, data hasil belajar siswa mengalami peningkatan
secara signifikan. Rata-rata hasil belajar yang didapatkan dalam setiap siklus
selalu mengalami Peningkatan. Pada pelaksanaan pembelajaran pra siklus rata-
rata hasil belajar siswa adalah 68,1, pada pelaksanaan perbaikan siklus I
meningkat menjadi 74,8 dan pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 86,7.
Kesimpulan diambil setelah melaksanakan penelitian yaitu penerapan model
Cooperative Type Group Investigation terbukti mampu meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA.
Saran yang dapat diberikan setelah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) hendaknya digunakan guru dalam upaya menyelesaikan masalah-masalah
pembelajaran yang ada dikelasnya, karena melalui PTK seorang guru dapat
melakukan sebuah penelitian reflektif dan Ilmiah, serta dapat menjadikan guru
berkembang secara Profesional.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam era globalisasi,
karena visi pendidikan telah ditekankan pada pembentukan sumber daya manusia
yang berkualitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menuntut
peningkatan mutu pendidikan agar siswa sebagai subjek pendidikan dapat
mengikuti kemajuan tersebut, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan,
perubahan dan pembaruan dalam segala aspek yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pendidikan. Perubahan itu meliputi kurikulum, sarana dan prasarana,
guru, siswa, serta model dan metode mengajar. Kurikulum merupakan
seperangkat pengaturan atau perencanaan yang memuat tujuan dari pembelajaran,
isi, dan juga kegiatan atau prosedur dari pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah di tentukan. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan
pengembangan lanjutan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis
Kompetensi tahun 2014 dan KTSP 2006.
Permendikbud menetapkan peraturan tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah yang memuat: (1) Kerangka Dasar
Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah merupakan landasan filosofis,
sosiaologis, psikopedagogis dan yuridis yang memiliki fungsi untuk acuan
pengembangan Struktur Kurikulum pada tingkat nasional, pengembangan muatan
kurikulum pada tingkat daerah, serta pengembangan kurikulum pada tingkat
Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. (2) Struktur dari Kurikulum Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah merupakan pengorganisasian dari kopetensi inti, mata
pelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, serta muatan belajar pada setiap
Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada muatan Kurikulum 2013 adalah mata
pelajaran yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan keseluruhan
aspek dari tingkat kemampuan siswa pada proses pembelajaran, hal ini
dikarenakan IPA merupakan bagian dari mata pelajaran yang dikembangkan
berdasarkan pencapaian kepada tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap dan
keterampilan, sehingga dengan adanya proses pengembangan kepada ketiga aspek
tersebut IPA memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam
mengembangkan kemampuan, sikap dan keterampilan ilmiah siswa. Kajian
tersebut sesuai dengan peraturan dari Mendikbud Nomor 57 Tahun 2014 Pasal 5
Ayat 2 (2014: 3) mengenai konsep dasar dari mata pelajaran IPA yaitu; Mata
pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa. Pengertian yang benar tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip IPA
sangat diperlukan siswa untuk membangun penalaran tinggi bagi pemecahan
berbagai masalah. Namun masih banyak siswa yang beranggapan bahwa IPA
merupakan mata pelajaran yang sulit dan bahkan menakutkan, sehingga minat
mereka untuk mempelajari IPA masih rendah. Akibatnya adalah prestasi yang
dicapai siswa pada mata pelajaran IPA juga rendah.
Mata pelajaran IPA sebagai salah satu kelompok mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diajarkan dengan maksud untuk
mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta menanamkan kebiasaan berfikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis,kreatif dan mandiri. Dengan demikian diharapkan dalam proses
pembelajaran IPA para siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep – konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari serta dapat memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
1. Identifikasi Masalah
Pelaksanaan pembelajaran IPA Materi Organ Pernafasan Manusia
dikelas V yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2022 di MIS
Tanjungsari Kecamatan Tersono Kabupaten Batang masih mengalami
hambatan. Sebagian besar siswanya mempunyai minat untuk belajar yang
kurang, terbukti dari 27 jumlah siswa, hanya 16 (59,3) siswa yang mendapat
nilai diatas KKM yang telah ditentukan yaitu 70, sedangkan 11 siswa (41,7%)
nilainya masih dibawah KKM. Sebagian besar siswa masih kesulitan dalam
mempelajari konsep-konsep IPA. Selain itu, motivasi siswa dalam belajar
sehinggag nilai yang mereka dapatkan belum sesuai dengan KKM yang telah
ditetapkan.
Kenyataan pembelajaran kurang memuaskan yang dialami oleh guru
membuat guru mengingat kembali pembelajaran yang telah dilaksanakannya.
Setelah itu, guru melakukan diskusi dengan guru senior maupun kepala
sekolah, hasil diskusi ditemukan beberapa fakta dalam pembelajaran yang
telah dilaksakan, antara lain:
a. Pada awal pembelajaran siswa kutrang antusias.
b. Siswa kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh guru
c. Pada saat diskusi kelompok, hanya beberapa siswa yang terlihat aktif.
d. Siswa kesulitan dalam menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakannya.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan fakta di lapangan bahwa pembelajaran IPA yang terjadi di
MIS Tanjungsari Kecamatan Tersono Kabupaten Batang 41,7% siswa belum
mencapai ketuntasan, khususnya kemampuan kognitif siswa dalam
memecahkan masalah serta aktivitas siswa dan kerjasama siswa dalam
kelompok. Pembelajaran yang selama ini diterapkan hanya sekedar ceramah
dan latihan soal sehingga membuat suasana kelas monoton, membosankan
dan kurang menarik. Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran, beberapa
kelemahan guru dalam pelaksanaan pembelajaran antara lain:
a. Pada kegiatan apersepsi, guru belum mengaitkan pembelajaran dengan
hal-hal yang dekat dengan keseharian siswa.
b. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran diskusi kelompok
belum berhasil.
c. Dalam kegiatan diskusi kelompok, bimbingan yang diberikan terhadap
kelompok belum terlalu maksimal
d. Pada kegiatan penyimpulan materi siswa belum terlalu aktif
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Beberapa kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran yang telah
dilaksanakan, membuat guru bertekad untuk memperbaiki pembelajaran
sekaligus memperbaiki hasil belajar siswa. Kegiatan perbaikan pembelajaran
yang akan dilaksanakan oleh guru adalah melalui dilaksanakannya Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
guru akan menggunakan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation. Model pembelajaran Cooperative type Group Investigation
dipilih guru karena Cooperative type Group Investigation karena diharapkan
pemahaman konsep siswa mengenai organ pernafasan manusia akan lebih
mudah, selain itu pemahaman siswa terhadap materi akan lebih lama
tersimpan dalam memori siswa. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Santrock, 2008) yang menyatakan anak-anak dapat
menyusun pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain.
Sedangkan yang menjadi focus dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIS
Tanjungsari dalam pembelajaran IPA materi Organ Pernafasan Manusia. Serta
meningkatnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran melalui
diterapkannya model pembelajaran Cooperative type Group Investigation.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
“Apakah melalui diterapkannya model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Organ Pernafasan
Manusia pada siswa kelas V semester II MIS Tanjungsari tahun pelajaran
2022/2023?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan oleh guru adalah:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIS Tanjungsari Kecamatan
Tersono Kabupaten Batang dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) materi Organ Pernafasan Manusia.
2. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyelesaikan permaslahan-
permaslaahan pembelajaran yang ada dikelasnya dengan melakukan sebuah
penelitian yang ilmiah, dalam hal ini dengan melaksanakan PTK melalui
penerapan model pembelajaran Cooperative type Group Investigation.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada banyak pihak antara
lain siswa, guru, peneliti dan sekolah.
1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa merasa senang terhadap pelajaran IPA terutama pada materi Organ
Pernafasan Manusia.
b. Memudahkan siswa untuk memahami konsep dan prinsip IPA yang
disajikan oleh guru.
c. Dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam pemecahan
masalah, tidak hanya masalah yang berkaitan dengan IPA saja tetapi juga
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat bagi guru
a. Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan
dapat memberikan motivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
b. Meningkatkan kreatifitas guru.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Dapat meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.
b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap upaya peningkatan
hasil belajar yang optimal terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar IPA.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dikaji pustaka-pustaka atau teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan. Kajian tersebut dipaparkan seperti
berikut ini.
A. Hakikat Teori Belajar
Menghadapi tantangan global dalam dunia pendidikan abad 21 seorang
pendidik harus mampu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi peserta didik. Pendidik harus memiliki kompetensi pedagogi
yang matang dengan menguasai teori-teori belajar. Beberapa teori belajar yang
harus dikuasai oleh pendidik yakni teori belajar behavioristik,
kognitifisme, konstruktivistik, humanistik, dan teori sibernetik.
Untuk memahami makna dari masing-masing teori belajar di atas, berikut
penjelasan secara sederhana yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di
kelas:
1. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik merupakan teori yang mempelajari perilaku dalam
proses pembelajaran, hal ini dikarenakan analisis yang dilakukan terletak pada
perilaku yang nampak, terukur, tergambarkan dan dapat diprediksi. Belajar
merupakan merupakan upaya melakukan perubahan perilaku manusia yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungannya. Behaviorisme bertujuan untuk
mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014).
Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan
perubahan tingkah lakunya. Contoh, peserta didik dapat dikatakan memiliki
kemampuan membaca jika ia bisa menunjukkan kemampuan membacanya
dengan baik.
2. Teori Belajar Kognitifistik
Teori   belajar   kognitifistik merupakan pendekatan belajar yang lebih
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori belajar kognitif
sering disebut sebagai model perseptual. Teori ini memandang bahwa tingkah
laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi
yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Dalam perspektif teori ini, bagian-bagian dari suatu situasi saling
berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Tindakan pemisahan
atau pembagian sebuah materi pelajaran ke dalam komponen-komponen kecil
dan dipelajari secara terpisah akan menyebabkan substansi materi tersebut
akan kehilangan makna.
Proses pembelajan menggunakan pendekatan teori ini dianggap sebagai suatu
proses internalisasi ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-
aspek kejiwaan lainnya. Aktifitas belajar dalam pendekatan ini melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks.
3. Teori Belajar Konstruktivistik
Dalam teori belajar konstruktivistik proses belajar merupakan suatu proses
pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri.
Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk,
1986). Artinya, proses pembentukan pengetahuan dilakukan oleh peserta didik
itu sendiri. Peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif
berpikir, menyusun kosep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang
dipelajari. Terwujudnya gejala belajar ditentukan oleh niat belajar peserta
didik itu sendiri.
Adapun peranan guru dalam teori belajar konstruktivistik adalah membantu
memfasilitasi agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik
berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya,
melainkan mendampingi peserta didik untuk membentuk
pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau
cara pandang peserta didik dalam belajar.
4. Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik salah satu teori belajar yang penting dan harus
dipahami oleh seorang pendidik. Hal ini untuk mewujudkan pembelajaran
yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan pendidikan abad 21. Humanistik
sendiri bersal dari kata "human" yang berarti manusia. Dalam arti luas
humanistik dapat dikatakan sebagai upaya memanusiakan manusia melalui
proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik sangat mementingkan isi yang
dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak
berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang
dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Teori ini beranggapan bahwa teori belajar apa saja dapat dimanfaatkan dengan
tujuan memanusiakan manusia yakni dengan mencapai aktualisasi diri,
pemahaman diri secara optimal. Teori humanistik juga memandang faktor
motivasi dan pengalaman emosional dalam proses belajar sangat penting.
Tanpa faktor motivasi tersebut maka proses transfer pengetahuan tidak dapat
dilakukan dengan maksimal.
5. Teori Belajar Sibernetik.
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang cukup baru terdengar di
kalangan para pendidik. Teori ini menekankan pembelajaran dapat terjadi
dimana dan kapanpun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Pendidik dan
peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi dalam jarak yang jauh. Pada situasi pandemi covid-19 seperti saat
ini, teori belajar sibernetik menjadi pilihan utama dalam melaksanakan proses
pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online dari tempat/rumah masing-masing.

B. Hakikat Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.
Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tabu, memahami, mengerti, dapat
melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Fudyartanto, 2002).
Beberapa pengertian belajar antara lain:
1. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.
2. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan.
3. Menurut Hilgrad dan Bower (Fudyartanto, 2002) belajar memiliki arti: (1)
to gain knowledge, comprehension or mastery of trough experience or
study, (2) to fix in the mind or memory, memorize, (3) to acquire trough
experience, (4) to become informe of to find out. Menurut definisi tersebut,
belajar memiliki pengertian memperoleh pengalaman, mengingat,
menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan.
Belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat
kepandaian. Belajar menurut Bell Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008 :1.5),
mengatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencies, skills and attitudes.
Kemampuan (competencies), ketermpilan (skills), dan sikap (attitudes),
tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi masa
tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu
dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal,
keikutsertaannya dalam pendidikan formal dan pendidikan nonformal.
Robert M. Gagne dalam Puji Santosa (2009:1.7) mengatakan bahwa
belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang
relatif permanen sebagai hasil pengalaman. Belajar melalui proses yang relatif
terus menerus dijalani dari berbagai pengalaman. Pengertian ini senada dengan
pendapat Bower dan Hilgrad yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (2008:1.8)
yang mengatakan bahwa belajar mengacu pada merubahan perilaku atau potensi
individu sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan
oleh insting, kematang atau kelelahan dan kebiasaan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya. Seseorang dikatakan belajar apabila dalam diri
orang tersebut terjadi perubahan tingkah laku akibat upaya yang dilakukan secara
sadar dan mempunyai tujuan.
1. Ciri- ciri Perubahan dalam Belajar
Dalam bukunya Ngalim Purwanto Purwanto (2014: 42) menyebutkan
perubahan dalam belajar adalah sebagai berikut:
a. Berubahnya tingkah lakuu ke arah yang lebih baik atau ke arah yang lebih
buruk.
b. Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan dan
pengalaman secara berulang-ulang.
c. Belajar merupakan suatu proses, artinya belajar merupakan rangkaian
kegiatan yang berkaitan yang dilakukan secara aktif untuk mencapai suatu
tujuan.
d. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar meliputi seluruh aspek
kepribadian yang mencakup perubahan fisik dan mental.
2. Tujuan Belajar
Tujuan belajar menurut Sardiman (2004:8) ada tiga, yaitu:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir dan pemilikan
pengetahuan. Dengan kata lain tidak akan dapat mengembangkan
kemampuan berpikir tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir
akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki
kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep sangat memerlukan keterampilan, baik yang
bersifat jasmani, maupun yang bersifat rohani. Keterampilan jasmani
adalah keterampilan yang menitikberatkan pada anggota tubuh, sedangkan
keterampilan rohani adalah keterampilan yang menitikberatkan pada
persoalan-persoalan penghayatan.
c. Pembentukan sikap
Untuk menentukan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik tidak
terlepas dari guru itu sendiri sebagai contoh dan model. Dalam kegiatan
belajar mengajar guru akan selalu dilihat, didengar dan ditiru perilakunya
oleh para siswa. Di samping menanamkan sikap mental, guru juga
menanamkan nilai-nilai. oleh karena itu, guru bukanlah sekedar mengajar,
tetapi juga mendidik. Jadi, intinya tujuan belajar adalah ingin
menanamkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental.
Sedangkan menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan cerminan siswa
pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan ini merupakan akibat
dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan murid yang disebut
sebuah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Ketercapaian tujuan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang telah diperoleh siswa.
Rifa’I (2011: 85) mengatakan “hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Sejalan
dengan pernyataan Rifa’i, Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa “hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar”. Gagne dalam Purwanto (2014: 42) menambahkan bahwa “hasil
belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada
stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang
terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan
hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori”.
Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahaan tingkah laku atau
perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,
fungsional, positif dan disadari (Anitah 2009: 2.19). Gagne dalam
Suprijono (2012: 5-6) mengemukakan bahwa hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis;
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang;
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri;
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani;
5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.

C. Hakikat Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Menurut Gegne, Briggs dan Wager (1992) Dalam buku teori belajar
dan pembelajaran oleh Udin S. Winataputra, dkk tahun 2008 halaman 1.19
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar siswa Berangkat dari pengertian
tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan
dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana
penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik (student of
learning), dan bukan pengajaran oleh guru (teacher of teaching)
(Suryosubroto, 1997: 34). Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada
fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik
sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi
juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif,
tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak
belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya
(Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).
Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara,
perbuatan mempelajari. Pembelajaran menurut Undang-/undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pendapat serupa diutarakan oleh Briggs dalam Sugandi (2007:9) yang
menyatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang
mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh
kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.
Degeng (Uno 2009:2) mendefinisikan pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa. Dalam artian terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
emngembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar
mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik
berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan
situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri
peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sistematis dan
sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar
maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakekat dan jenis
belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan belajar,
tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar
terjadi juga dalam konteks interaksi sosial kultural dalam lingkungan
masyarakat.
2. Fungsi Pembelajaran
Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Pembelajaran sebagai system
Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi
dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga,
pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut
pembelajaran (remedial dan pengayaan).
b. Pembelajaran sebagai proses
Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan
guru dalam rangka membuat siswa belaja, meliputi:
1) Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan
penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan
perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi,
buku atau media cetak lainnya.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada
persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi
oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang
telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan
komitmen guru, persepsi, dan sikapnya terhadap siswa;
3) Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca
pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula
berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang
berkesulitan belajar.
3. Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut:
a. Merupakan upaya sadar dan disengaja
b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
d. Pelaksanaannya terBatangi, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
4. Kualitas Pembelajaran
a. Pengertian kualitas pembelajaran
Konsep kualitas pembelajaran merupakan salah satu unsur dari paradigma
baru pengelolaan pendidikan. Kualita pendidikn dapat diartikan sebagai
kemampuan lembaga pendidikan (sekolah) untuk menghasilkan “better
student’ learning capacity”. Dalam kosep kualitas pembelajaran terdapat
beberapa komponen masukan instrumental yang berkaitan langsung
dengan “better student’ learning capacity” yaitu 1) pendidik, 2)
kurikulum/ bahan ajar, 3) iklim pembelajaran, 4) media belajar, 5) fasilitas
belajar. (DIKTI: 2004).
Menurut Etzioni (Hamdani 2011: 194), kualitas dapat dimaknai dengan
istilah mutu atau juga kefektivan. Secara definitive efektivitas dapat
dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan
sasarannya. Dengan demikian, efektifitas merupakan suatu konsep yang
sangat penting karena mampu memberikan gamaran mengenai
keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau tingkat pencapaian
tujuan-tujuan menurut Prokopenko Hamdani (2011: 194). Dalam
mencapai efektivitas belajar ini, UNESCO (1996) menetapkan empat
pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh
oleh pengelola dunia pendidikan, yaitu: Belajar untuk mengetahui ilmu
pengetahuan (learning to know); Belajar untuk menguasai keterampilan
(learning to do); Belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live
together); Belajar untuk mengembangkan diri maksimal (learning to be).
b. Indikator Pembelajaran yang Berkualitas
Menurut Depdiknas (2004:15), Indikator kualitas pembelajaran dilihat dari
beberapa hal sebagai berikut.
1) Keterampilan guru dalam pembelajaran
Keterampilan guru merupakan segala kegiatan yang dilakukan guru
dalam proses interaksi (guru dan siswa) pada pembelajaran untuk
menyampaikan informasi atau materi pada siswa. Keterampilan guru
dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang
direncanakan oleh guru. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
model pembelajaran tipe think pair share. Dengan demikian,
keterampilan guru yang akan diamati secara garis besar adalah sebagai
berikut.
2) Keterampilan guru menyiapkan pembelajaran
Mengutip Gagne dan Berliner (http://akhmadsudrajat.wordpress.com),
mengemukakan bahwa salah satu peran guru dalam proses
pembelajaran peserta didik adalah guru sebagai perencana (planner)
yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses
belajar mengajar (pre-teaching problems). Seperti menata ruang kelas
sesuai dengan model pembelajaran yang akan dilaksanakan,
menyiapkan sumber dan media belajar.
3) Keterampilan guru membuka pembelajaran
Sumantri (2001:242) bahwa kemampuan mengawali pembelajaran
adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental siswa agar siap dalam
menerima pelajaran. Dalam kegiatan guru berusaha mengkondisikan
mental siswa yaitu dengan menarik perhatian siswa dan memberikan
apersepsi
4) Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan merupakan pemberian informasi secara lisan yang
diorganisir secara sistematis untuk menunjukkan hubungan sebab
akibat, antara yang sudah dialami dan yang belum dialami. Antara
generalisasi dengan konsep. Antara konsep dengan data atau
sebaliknya. Keberhasilan guru dalam menjelaskan ditentukan oleh
tingkat kemampuan siswa (Sunaryo, 1989: 38-39). Menurut pendapat
Djamarah (2005:135), penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan
hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a) Kejelasan, dalam menjelaskan kepada siswa, harus menggunakan
kalimat yang jelas dan singkat, sehingga mudah dimengerti oleh
siswa.
b) Umpan balik, anak didik sebaiknya diberi kesempatan untuk
memperlihatkan pengetahuan atau pengertian tentang sesuatu yang
dijelaskan
5) Keterampilan bertanya (think)
Guru memberikan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan
dengan pelajaran kemudian guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan
guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa untuk
menuliskan hasil pemikiranya masing-masing. (Trianto, 2009:133).
6) Keterampian membimbing diskusi dan kelompok kecil (Pair)
Menurut Rusman (2012:89), keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara
kelompok. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam
membimbing diskusi kelompok, yaitu sebagai berikut:
a) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan
cara merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal
diskusi, kemukakan masalah-masalah khusus, catat perubahan atau
penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi.
b) Memperjelas masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman.
Seorang guru perlu memperjelas atau menguraikan permasalahan,
meminta komentar siswa, dan menguraikan gagasan siswa dengan
memberikan informasi tambahan agar kelompok perserta diskusi
memperoleh pengertian yang lebih jelas.
c) Menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam
diskusi, menuntut seorang guru harus mampu menganalisis dengan
cara memperjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu
disepakati di samping meneliti apakah suatu alasan mempunyai
dasar yang kuat.
d) Meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan
memberikan waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat
siswa dengan penuh perhatian.
e) Memberikan kesempatan untuk berpatisipasi. Dilakaukan dengan
cara memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi,
memberikan kesempatan pada siswa yang belum bertanya
(pendiam) terlebih dahulu, mencegah monopoli pembicaraan, dan
mendorong siswa untuk berkomentar terhadap pertanyaan
temannya.
f) Menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi,
menindaklanjuti hasil diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai
proses maupun hasil diskusi.
g) Hal-hal yang perlu dihindari adalah mendominasi/monopoli
pembicaraan dalam diskusi, serta membiarkan terjadinya
penyimpangan dalam diskusi.
7) Keterampilan Mengelola Kelas
Menurut Sunaryo (1989: 49) pengelolaan kelas merupakan masalah
tingkah laku yang kompleks dan guru menggunakannya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa
sehingga siswa dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan
memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan
kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.
8) Keterampilan mengadakan variasi
Menurut Anni (2007:106-107), bahwa fungsi guru adalah memenuhi
kebutuhan belajar atau fasilitator. Fasilitator dalam proses belajar
adalah berfungsi memenuhi kebutuhan siswa. Siswa mungkin memiliki
kebutuhan dalam kegiatan pembelajarannya. dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan video pembelajaran. Sehingga, fasilitator perlu
memenuhi kebutuhan tersebut agar permainan dan pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik.
9) Keterampilan guru memberi penguatan
Menurut Daniel Muijs dan David Reynold dalam Suprijono (2009:52)
merangkum apa yang telah dipelajari peserta didik selama dan
menjelang akhir pelajaran. Menurut Djamarah (2005:143-144), dalam
pembelajaran guru juga melakukan review atau meninjau kembali hal-
hal yang dianggap penting. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
merangkum materi dan memberikan waktu pada peserta didik untuk
menanyakan hal yang belum jelas. Selain review, guru juga perlu
mengadakan evaluasi.
10) Keterampilan menutup pelajaran (closure skills)
Menurut Sunaryo (1989:45) menutup pelajaran adalah mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Sedangkan Rusman (2012:92) menjelaskan
bahwa menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Komponen menutup pelajaran adalah sebagai berikut: a) meninjau
kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan
hasil pembelajaran, b) melakukan evaluasi antara lain dengan cara
mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain,
mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis.
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menyimpulkan dapat bahwa
untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang berkualitas, seorang guru
harus memiliki keterampilan mengajar yang baik. Sembilan keterampilan
tersebut menjadi pedoman ketika guru mengadakan kegiatan pembelajaran
IPA dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation pada siswa kelas V MIS Tanjungsari Kecamatan Tersono
Kabupaten Batang.
Keterampilan mengajar guru yang diteliti dalam penelitian ini
meliputi: membuka pelajaran, menjelaskan, bertanya, mengadakan variasi,
mengajar kelompok kecil dan perorangan, member penguatan, membimbing
diskusi kelompok dan menutup pelajaran. Berbagai macam keterampilan
mengajar memiliki peran yang penting dalam mengoptimalkan kemampuan
siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keterampilan mengajar
juga berpengaruh terhadap keberhasilan model pembelajaran Problem
Solving. Oleh karena itu, guru harus meamahami berbagai macam aktivitas
belajar siswa agar dapat menerapkan keterampilan mengajar dengan baik.
5. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari sebuah pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Intruksional, Tujuan Pembelajaran, dan Tujuan Belajar
Guru-guru merumuskan tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus. Tujuan instruksional khusus juga disebut sebagai
sasaran belajar siswa. Tujuan instruksional khusus mempertimbangkan
pengetahuan awal dan kebutuhan belajar siswa. Dari segi guru tujuan
instruksional dan tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak
mengajar dengan acuan berbeda. Tujuan instruksiona (umum dan khusus)
dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara legal di sekolah. Dari segi
siswa, sasaran belajar tersebut murupakan panduan belajar. Panduan
belajar tersebut harus diikuti, sebab mengisyaratkan kriteria keberhasilan
belajar. Keberhasilan belajar siswa merupakan prasyarat belajar
selanjutnya. Keberhasilan belajar siswa berarti tercapainya tujuan belajar
siswa dengan demikian merupakan tercapainya tujuan instruksional dan
sekaligus tujuan belajar bagi siswa.
b. Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa dalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan
merespon dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum
menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran
belajar, maka siswa mengetahui apa dan arti bahan belajar beginya.
Siswa mengalami suatu perses belajar. Dalam proses belajar tersebut siswa
menggnakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.
Kemempuan-kemampuan kognitif, afektif, psikomotor yang dibelajarkan
dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya
informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya
evaluasi dan keberhasikan belajar, menyebabkan siswa semakin sadarakan
kemampuan dirinya.
D. Hakikat Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah merupakan tujuan yang akan dicapai dalam proses
belajar mengajar. Suprayekti, (2003:15 - 19) Menguraikan bahwa siswa
sebagai subyek dalam interaksi belajar mengajar adalah yang akan mencapai
tujuan belajar yaitu Hasil Belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku
yang diperoleh peserta didik setelah proses pembelajaran (Anni, 2010). Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004). Sedangkan menurut Kingsley dalam
Sudjana (2004) membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) keterampilan
dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengarahan, (3) sikap dan cita-cita.
Menurut Hamalik (2002) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Menurut Nasrun (Tim Dosen 1980: 25) mengemukakan bahwa “hasil
belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi
rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Hasil
belajar dikatakan tinggi apabila tingkat kemampuan siswa bertambah dari
hasil sebelumnya”. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. (Anni, 2010: 85).
Arikunto (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir
setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan
yang dapat diaamati dan dapat diukur.
2. Ciri-ciri Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (2005), melalui
proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang
rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai;
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak
kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya;
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya;
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh, yakni mencakup
ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif dan ranah
psikomotorik, keterampilan atau perilaku;
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri
terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajar.
Gagne (dalam Sudjana, 2005) mengungkapkan ada lima kategori hasil
belajar, yakni: informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap
dan keterampilan. Sementara Bloom dalam (Anni, 2009) mengungkapkan tiga
tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai
dan merupakan hasil belajar yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), penilaian (evaluation), dan menciptakan
(creat). Indikator siswa dalam penelitian ini yang masuk dalam ranah
kognitif meliputi: (1) mampu memberi ide kalimat kepada kelompok; (2)
memberi kontribusi penyusunan paragraf dalam kelompok; (3) menyusun
paragraf secara mandiri; (4) aktif bertanya dan mengemukakan pendapat;
(5) mempresentasikan hasil kelompok; (6) menyimpulkan materi
pembelajaran; (7) dan melakukan refleksi.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori
tujuan peserta didikan afektif adalah penerimaan (receiving), penanggapan
(responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan
pembentukan pola hidup (organization by a value complex.
Indikator siswa dalam penelitian ini yang masuk dalam ranah afektif
meliputi: (1) mendengarkan penjelasan guru; aktif bertanya dan
mengemukakan pendapat; (2) mempresentasikan hasil kelompok; (3)
menyimpulkan materi pembelajaran; dan (4) melakukan refleksi.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Simpson dalam Anni (2009) menyatakan rincian dalam domain
psikomotorik terdiri dari: persepsi (perception); kesiapan (set); respon
terpimpin (guided response); mekanisme (mechanism); respon tampak
yang kompleks (complex overt response); penyesuaian (adaptation);
Penciptaan (originality). Indikator siswa dalam penelitian ini yang masuk
dalam ranah psikomotorik meliputi: (1) memberi kontribusi penyusunan
paragraf dalam kelompok dan (2) mempresentasikan hasil kelompok.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa
kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau
diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak pada diri individu
penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Kualitas pemahaman siswa proses pembelajaran dapat ditinjau dari
sudut proses, sudut siswa, dan sudut kinerja. Dari sudut proses yaitu adanya
interaksi antar siswa maupun guru yang menciptakan lingkungan belajar yang
bercirikan demokrasi serta peran aktif siswa dan guru dalam menentukan apa
yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Dari sudut siswa
berupa hasil belajar yang dipeoleh siswa sebagai akibat proses belajar yang
dilakukan siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari
sudut kinerja guru yaitu bagaimana guru mampu dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran dengan strategi belajar yang digunakan sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kualitas pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dapat diihat
dari hal-hal sebagai berikut:
a. Aktivitas Siswa
Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas
yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan
adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi
belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya (2005:
35), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif
dan psikomotor”. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa
untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-
ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau
mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan,
senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Seorang pakar
pendidikan, Trinandita (dalam Rochman Natawijaya 2005: 36)
menyatakan bahwa ” hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses
pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan
suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa
dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang
timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Indikator aktivitas belajar siswa menurut Sudjana (2005:11) indikator aktivitas
belajar meliputi:
1) Adanya partisipasi siswa dalam melaksanakan tugasnya dengan
berbagai cara
2) Adanya keberanian siswa mengajukan pendapat, gagasan atau ide.
3) Adanya siswa bertanya kepada guru meminta pendapat dari guru
dalam kegiatan belajarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa adalah salah satu
diantaranya dalam mencapai keberhasilan pembelajaran.. Pelaksanaan
proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mencapai
tujuan pembelajaran maupun tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan hasil
belajar.
b. Perkembangan Siswa
Perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, sosial, emosional dan
intelektual.
c. Pengaturan Ruang Belajar
Dalam pengaturan ruang belajar perlu kiranya guru memperhatikan tentang
keleluasaan bergerak anak, penataan tempat duduk yang nyaman, mudah
untuk dibersihkan dan adanya penataan keindahan kelas. Hal tersebut
dimaksud agar siswa merasa nyaman saat belajar sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan nyaman pula. Lain halnya bila
penataan kelas terkesan kumuh dan pengap, maka anak tidak akan kerasan
berada di dalam kelas.
d. Pengaturan Tempat Duduk Siswa
Pengaturan tempat duduk siswa perlu perlu memperhatikan beberapa faktor
siswa antara lain, kemampuan penglihatan anak, tinggi badan, perbedaan
kemampuan fisik anak misalnya anak yang tangannya kidal sebaiknya
letak duduknya diatur di sebelah kiri temannya agar ketika menulis merasa
nyaman.
e. Pengelolaan Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Penataan alat, bahan dan sumber belajar yang berupa pajangan, sebaiknya
diatur agar mudah dilihat dan diamati siswa. Sedangkan alat, bahan dan
sumber belajar yang berbentuk buku atau benda tiga dimensi hendaknya
pengaturannya digolong-golongkan dan diberi label agar mudah untuk
mengambil dan mengembalikan ketempat semula.
f. Pengelolaan Waktu
Pengelolaan waktu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu
diorganisasikan dengan sebaik-baiknya agar proses pembelajaran berjalan
sesuai rencana dan waktu yang telah ditentukan. Pengaturan waktu
pembelajaran dikandung maksud juga agar tidak merugikan antara mata
pelajaran yang satu dengan yang lain.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini terdapat pada ranah
kognitif adalah Guru merancang beberapa butir soal (tes tertulis) untuk
diberikan di setiap siklus dalam penelitian. Hasil belajar diambil dari evaluasi
akhir siswa kelas V MIS Tanjungsari Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.
Pada mata pelajaran IPA, KKM adalah 70. Apabila nilai siswa lebih besar
sama dengan 70 maka dinyatakan telah tuntas pada kompetensi yang
diharapkan. Sedangkan jika nilai siswa di bawah 70 maka dinyatakan belum
tuntas atau belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Sedangkan ranah
afektif dan psikomototik diperoleh dari pengamatan aktivitas siswa serta
catatan lapangan.

E. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam


1. Pengertian IPA
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam atau sains (science) diambil dari
bahasa Latin sceintia yang arti harfiyahnya pengetahuan, tetapi kemudian
berkem bang menjadi Ilmu Pengetahuan Alam atau sains. Sains sebagain
proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh ilmuwan untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam.
Leo Sutrisno (2007:1.19) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
adalah merupakan suatu usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan
yang benar (true) dan dijelaskan dengan penawaran yang sahih (vali)
sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth).
Ada tiga pertanyaan mendasar dalam Ilmu Pengetahuan Alam yang
memerlukan jawaban, yaitu:
a. Apa yang terjadi?
b. Bagaimana itu terjadi?
c. Mengapa itu terjadi?
Jawaban ketiga pertanyaan ini diharapkan dapat membangun Ilmu
Pengetahuan Alam yang sedang dipelajari sebagai ilmu pengetahuan, meliputi
proses, prosedur dan produk.
a. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses merujuk pada suatu aktivitas
ilmiah yang dilakukan oleh para ahli Ilmu Pengetahuan Alam. Setiap
aktivitas ilmiah mempunyai ciri rasional, kognitif dan bertujuan. Tujuan
aktifitas ilmiah ini adalah mencari kebenaran dan penjelasan yang terbaik.
Aktivitas ilmiah semacam ini didasari oleh suatu kegiatan yang disebut
penelitian.
IPA tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang
benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berfikir, dan
cara memecahkan masalah. Para ilmuan selalu menaruh perhatian
terhadap peristiwa-peristiwa alam. Mereka selalu ingin mengetahui apa,
bagaimana, dan mengapa tentang peristiwa itu (Winatapura, 1993: 123)
Ada 3 unsur utama IPA, yaitu sikap manusia, proses atau metode ilmiah,
dan hasil yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Sikap manusia
berupa rasa ingin tahu akan lingkungan, kepercayaan-kepercayaannya,
nilai-nilai dan opini-opininya. Dari rasa ingin tahu itu muncul masalah-
masalah, dan untuk pemecahannya digunakan proses atau metode ilmiah.
Metode ilmiah meliputi cara menyusun hipotesis, membuat desain
eksperimen dan evaluasi.
b. IPA sebagai produk
IPA sebagai produk atau isi. Komponen ini mencakup fakta, konsep,
prinsip, hukum dan teori. Pada tingkat dasar IPA merupakan pengetahuan
konseptual berdasarkan materi yang dikembangkan sesuai dengan
kurikulum yang ada. Contoh produk dalam penelitian ini adalah organ-
organ dalam sistem pernapasan.
c. IPA sebagai proses
IPA sebagai proses, tidak dipandang sebagai kata benda, kumpulan
pengetahuan atau fakta untuk dihafalkan melainkan sebagai kata kerja,
bertindak melakukan, meneliti, mengamati. IPA dipandang sebagai alat
untuk mengamati. Dalam hal ini siswa membutuhkan pengalaman
langsung yang meliputi mengumpulkan data, menganalisis dan evaluasi
berkaitan dengan ketrampilan proses dalm pembelajaran IPA. Contoh
dalam proses pembelajaran adalah menjelaskan mekanisme proses
pernapasan.
d. IPA sebagai sikap
Guru pada tingkat dasar harus memotivasi anak didiknya untuk
mengembangkan pentingnya mencari jawaban dan penjelasan rasional
tentang fenomena alam dan fisik. Sebagian guru hendaknya
memanfaatkan keingintahuan anak dan mengembangkan sikap tersebut
untuk penemuan.
Memfokuskan pada pencarian jati diri anak mengapa dan bagaimana
fenoimena terjadi. Anak-anak sebaiknya jangan takut membuat kesalahan,
karena dengan melalui kesalahan-kesalahan akan dihasilkan pengetahuan
ilmiah. IPA dapat bersifat menyenangkan dan penuh stimulus. Anak-anak
sebaiknya terlibat dalam aktivitas yang dapat mengacaukan
pengalamannya yang telah tersetruktur.
Contohnya waspada terhadap gangguan pernapasan, misal pencemaran
udara, bahaya merokok, penyakit yang menyerang organ pernapasan dan
sebagainya.
e. IPA sebagai teknologi
Perkembangan teknologi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
menjadi bagian penting dari belajar IPA. Penerapan IPA dalam
penyelesaian masalah dunia nyata tercantum dalam kurikulum baru. Pada
kurikulum tersebut siswa terlibat dalam mengidentifikasi masalah dunia
nyata dan merumuskan alternatif penyelesaiaanya dengan menggunakan
teknologi. Pengalaman ini membentuk suatu pemahaman penerapan IPA
yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari dan juga dalam
memahami dampak IPA dan teknologi pada masyarakat.
Contoh IPA sebagai teknologi adalah penggunaan tabung oksigen pada
penderita gangguan pernapasan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa IPA dapat
dideskripsikan sebagai isi, proses, sikap dan teknologi. Tiga komponen
pertama yaitu isi atau produk, proses dan sikap ilmiah merupakan komponen
yang harus mendapat perhatian guru untuk menentukan apa yang harus
dipelajari siswa dalam IPA. Komponen keempat, yaitu IPA sebagai teknologi
menekankan pada perlunya memerankan siswa dalam pembelajaran IPA
realistis. Anak harus diberikan kesempatan untuk mengidentifikasikan dan
menyelesaikan masalah duniua nyata dengan menggunakan teknologi.
2. IPA SD dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang
produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreativitas, anak-anak
bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa
depan yang semakin rumit dan kompleks. Keberhasilan Kurikulum 2013
dalam menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, dan inovatif. Tolak
ukur dari suksesnya penerapan Kurikulum 2013 berkaitan dengan beberapa
faktor kunci yaitu: (1). Kepemimpinan Kepala Sekolah, (2). Kreativitas Guru,
(3). Aktivitas Peserta Didik, (4). Sosialisasi, (5). Fasilitas dan Sumber Belajar,
(6). Lingkungan Akademik yang Kondusif, dan (7). Partisipasi Warga
Sekolah. (Mulyasa, 2013: 36). Dalam pengembangan Kurikulum 2013
difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa
paduan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan
peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajari
secara kontekstual.
IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa
ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan
sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkanmelalui
prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip,
teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA
dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul
dalam pembelajaran IPA.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
berkaitan dengan pola pembelajaran, yaitu: (1) berpusat pada peserta didik;
(2) pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber / media lainnya); (3) pembelajaran dirancang secara
jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja
yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); (4) pembelajaran
bersifat aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat
dengan model pembelajaran pendekatan sains); (5) belajar kelompok
(berbasis tim); (6) pembelajaran berbasis multimedia; (7) pembelajaran
berbasis kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; (8) pola pembelajaran
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan (9)
pembelajaran kritis.
Karakteristik mata pelajaran diatas perlu dipertimbangkan dalam
menyusun perencanaan, pelaksanaan pembelajaran serta penilaian proses dan
hasil belajar peserta didik. Sesuai dengan karakterisrtik IPA maka, pendekatan
yang digunakan perlu menekankan pada keterampilan proses, memanfaatkan
lingkungan masyarakat dan teknologi. Salah satu pendekatan yang
direkomendasikan dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik.
Permendikbud No.59 khususnya dalam lampiran pedoman mata
pelajaran IPA dikemukakan kegiatan 5 M sebagai berikut:
a. Mengamati, dalam kegiatan mengamati, guru memfasilitasi peserta didik
untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca hal yang
penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya, dalam kegiatan ini, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak, dibaca atau didengar. Guru perlu membimbing peserta didik
untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil
pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak, pertanyaan
yang berkenaan dengan fakta, konsep, dan prosedur. Pertanyaan yang
bersifat faktual maupun yang bersifat hipotetik. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam
bertanya maka rasa ingin tahu semakindapat dikembangkan. Pertanyaan
tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan
beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta
didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c. Mengumpulkan Informasi, tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan
melakukan eksperimen.
d. Mengasosiasi/ Menalar, dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu
memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan
informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan
mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
e. Mengkomunikasikan, pada pendekatan scientific guru diharapkan
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa
yang telah mereka pelajari. Keterampilan siswa dalam
mengkomunikasikan pada rangkaian kegiatan pembelajaran dapat berupa
kegiatan: Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan
dengan grafik atau tabel atau diagram; Menyusun dan menyampaikan
laporan secara sistematis; Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian;
Membaca grafik atau tabel atau diagram; Mendiskusikan hasil kegiatan
mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa, dan presentasi.
IPA Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan pemberian
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka,
dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk
hidup dan bermasyarakat, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat
manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang
diharapkan. Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana aksi/tindakan
yang sesuai dengan pendekatan yang telah dipilih dalam bentuk pola urutan
langkah-langkah pembelajaran. Tiap-tiap langkah dalam strategi dapat
dilakukan dengan berbagai metode, dan tiap metode dapat dilakukan dengan
berbagai teknik. Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk
memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen
kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pebelajar mandiri sepanjang
hayat. dan menjadi komponen penting untuk mewujudkan masyarakat belajar.
Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi
baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan
pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan
lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup. Kurikulum 2013 menganut
pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
guru ke peserta didik.
Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara
aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.
Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan
kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses
kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide-idenya.
Sedangkan guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan
mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik
untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan
secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru
mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk meniti anak
tangga yang membawa peserta didik kepada pemahaman yang lebih tinggi,
yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin
mandiri.
Pada implementasi pelaksanaan pembelajaran IPA di jenjang Sekolah
Dasar (SD) Khususnya kelas V (Lima) dalam kurikulum 2013 (K13)
menggunakan sistem pembelajaran tematik terpadu, artinya dalam pembelajaran
terdapat muatan mata pelajaran yang terintegrasi. Pada pembelajaran IPA muatan
Kompetensi Inti maupun Kompetensi Dasar ditampilkan dalam table berikut:
Tabel 2.1 KI dan KD Pembelajaran IPA Kelas V

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari


1. Menerima, menghargai, hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
dan menjalankan ajaran jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
agama yang dianutnya menciptakannya, serta mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, 2.1   Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

tahu; obyektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-


hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli
disiplin, tanggung jawab,
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
santun, peduli, percaya
wujud implementasi sikap dalam melakukan
diri, dan cinta tanah air
inkuiri ilmiah dan berdiskusi
dalam berinteraksi
2.2   Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
dengan keluarga, teman,
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
tetangga, dan guru
melaksanakan penelaahan fenomena alam secara
mandiri maupun berkelompok

3.1   Mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya


3.2   Mengenal bagian tumbuhan serta mendeskripsikan
fungsinya
3. Memahami pengetahuan 3.2  Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta
faktual dan konseptual mendeskripsikan fungsinya
dengan cara mengamati 3.3  Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam,
dan mencoba hubungannya dengan penggunaan sumber daya
[mendengar, melihat, alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap
membaca] serta menanya keseimbangan lingkungan sekitar
berdasarkan rasa ingin 3.4   Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat
tahu secara kritis tentang magnet serta penerapannya dalam kehidupan
dirinya, makhluk ciptaan sehari-hari
Tuhan dan kegiatannya, 3.5  Mendeskripsikan siklus air dan dampaknya pada
dan benda-benda yang peristiwa di bumi serta kelangsungan mahluk
dijumpainya di rumah, hidup
sekolah, dan tempat 3.6  Mengenal jenis hewan dari makanannya dan
bermain mendeskripsikan rantai makanan pada ekosistem
di lingkungan sekitar
3.7 Mengenal sistem pernafasan hewan dan manusia
serta penyakit yang berkaitan dengan pernafasan

4. Menyajikan pengetahuan 4.1   Membuat bagan rangka manusia beserta fungsinya


faktual dan konseptual 4.2   Menuliskan ide-idenya tentang pemanfaatan
dalam bahasa yang jelas bagian tumbuhan di sekitarnya bagi manusia
dan logis dan sistematis, 4.3   Merancang dan membuat rangkaian seri dan
dalam karya yang estetis parallel menggunakan sumber arus searah
dalam gerakan yang 4.4   Membuat kompas sederhana untuk mendeteksi
mencerminkan anak medan magnet bumi
sehat, dan dalam 4.5   Membuat electromagnet sederhana dan
tindakan yang menggunakannya untuk mendeteksi benda-benda
mencerminkan perilaku yang ditarik oleh magnet
anak beriman dan 4.6   Menyajikan hasil pengamatan untuk membentuk
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

rantai makanan dan jejaring makanan dari


makhluk hidup di lingkungan sekitar yang terdiri
dari karnivora, herbivora, dan omnivore
4.5   Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan
akibat terganggunya keseimbangan alam akibat
berakhlak mulia
ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan
terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi
4.7   Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang
berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh
manusia
Sumber : Silabus Kelas V MIS Tanjungsari

F. Hakikat Model Pembelajaran Cooperative type Group Investigation


1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Type Group Investigation
Eggen dan Kauchak (Trianto: 2007: 42) mendefinisikan pembelajaran
kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa
saling -membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif
ini juga dinamakan “belajar teman sebaya. ”Slavin (Isjoni: 2009: 23),
pembelajaran kooperatif, merupakan metode pembelajaran dimana pada saat guru
mendorong para siswa untuk melakukan kerjasama atau pengajaran dengan teman
sebaya (pear teaching). Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning
mengacu pada metode pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil
saling membantu dalam belajar (Holil: 2007). Pendapat setara menyebutkan
bahwa pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang
agak kompleks, membantu mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial,
dan hubungan antara manusia. Belajar secara kooperatif dikembangkan
berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis dan teori belajar sosial (Holil:
2007).
Group investigation merupakan model pembelajaran yang dilakukan
dengan pengaturan siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunaan pertanyaan
kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif (Slavin
dalam Sutirman, 2013). Melalui model group investigation ini siswa diberi
kebebasan untuk membuat kelompok dengan jumlah anggota dua sampai enam
orang. Selanjutnya masing-masing kelompok memilih topik materi yang telah
dipelajari, dan membagi topik-topik tersebut menjadi tugas pribadi. Hasil dari
pekerjaan tugas pribadi anggota dipersiapkan untuk menyusun laporan kelompok.
Laporan setiap kelompok disajikan di depan kelas. Group Investigation lebih
menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik
pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis
di mana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap
awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai
kebebasan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang
sedang dibahas. Suprijono (dalam Shoimin. A, 2014: 80) mengemukakan bahwa
dalam penggunaan model Group Investigation, setiap kelompok akan bekerja
melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan
pengertian-pengertian tersebut diketahui bahwa model Group Investigation adalah
pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa sehingga tentu akan
membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar. Di antara model-
model pembelajaran yang tercipta, Group Investigation merupakan salah satu
model pembelajaran yang bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar
dan melatih kemandirian dalam belajar.
Menurut Huda. M (2014:292) Model investigasi kelompok pertama kali
dikembangkan oleh Sharan dan Sharan (1976) ini merupakan salah satu model
kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk
menggunakan skill berfikir level tinggi. Pada prinsipnya, strategi investigasi
kelompok sudah banyak diadopsi oleh berbagai bidang pengetahuan, baik
humaniora maupun saintifik. Akan tetapi dalam konteks pembelajaran kooperatif
model investigasi kelompok tetap menekankan pada heterogenitas dan kerjasama
antarsiswa. Dalam investigasi kelompok guru bertugas untuk menginisiasi
pembelajaran dengan menyediakan pilihan dan kontrol terhadap para siswa untuk
memilih strategi penelitian yang akan mereka gunakan.
Menurut Hamzah dan Mohamad (2014) dalam implementasi investigasi
kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5-6
orang yang sifatnya heterogen. Kelompok ini dibentuk dengan
mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat yang sama dalam topik
untuk diselidik, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang
terpilih. Kemudian, ia menyiapkan dan mempresentasikan laporan kelompoknya
kepada seluruh kelas.
“Taniredja, dkk (2014) mengemukakan bahwa model pembelajaran Group
Investigation dikembangkan oleh Sholomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas
Tel Aviv. Model ini merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok-
kelompok kecil yang bersifat heterogen”. Hal ini juga dikemukakan oleh “Isjoni
(2010) bahwa pada model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini
siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat
dibentuk berdasarkan perkawanan atau pada keterkaitan akan sebuah materi tanpa
melanggar ciri-ciri cooperative learning”. Sementara itu menurut “Shoimin (2014)
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation merupakan model
pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa
serta memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran baik tahap awal sampai akhir pembelajaran”.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah
pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa sehingga akan membangkitkan
semangat serta motivasi siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh “Kurniasih dan Sani (2015) bahwa model pembelajaran Group
Investigation adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
memiliki titik tekan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri
materi atau segala sesuatu mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari.
Informasi tersebut bisa didapat dari bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari
buku pelajaran, perpustakaan, atau dari internet dengan referensi yang bisa
dipertanggung jawabkan”. Menurut Kurniasih dan Sani (2015) model
pembelajaran Group Investigation ini ada tiga konsep utama, yaitu:
a. Penelitian, yaitu proses dinamika siswa memberikan respon terhadap
masalah dan memecahkan masalah tersebut.
b. Pengetahuan, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara
langsung maupun tidak langsung.
c. Dinamika kelompok, yaitu menunjukkan suasana yang menggambarkan
sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan
pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling
berargumentasi.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan ileh beberapa ahli,
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
merupakan pembelajaran yang dibentuk dalam kelompok kecil yang lebih
melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk melakukan
investigasi terhadap suatu topik atau materi yang telah ditentukan dengan cara
bekerja sama di dalam kelompok tersebut.
2. Ciri-ciri Model Pembelajaran Cooperative Type Group Investigation
Model pembelajaran group investigation merupakan kelompok kecil untuk
menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Model pembelajaran
ini mempunyai ciri-ciri, yakni sebagai berikut;
a. Pembelajaran kooperatif dengan model group investigation berpusat pada
siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
b. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar
belakang. Setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan
pendapat, saling berdiskusi dan berargumentasi dalam memahami suatu
pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi
kelompok.
c. Pembelajaran kooperatif dengan model group investigation siswa dilatih
untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua
kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik
yang telah dipelajari.
d. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar
mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
e. Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation suasana belajar terasa
lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat
membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam
mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya.
3. Prinsip Pembelajaran Cooperative type Group Investigation.
Kurniasih dan Sani (2015), mengemukakan hal penting untuk melakukan
model group investigation adalah:
a. Memiliki Kemampuan Kelompok. Kemampuan kelompok yang dimaksud
adalah setiap siswa harus dapat mengerjakan materi dalam kelompoknya
dan mereka harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi masing-
masingnya. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari
berbagai sumber, kemudian siswa mengumpulkan informasi yang
diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
b. Rencana Kooperatif. Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka,
sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan
bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
c. Peran Guru. Di samping menjadi fasilitator, guru juga harus menyediakan
sumber. Dan guru juga harus berkeliling diantara kelompok-kelompok dan
memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur
pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam
interaksi kelompok.
4. Tata Cara Pelaksanaan Model Pembelajaran Cooperative type Group
Investigation
Menurut Slavin dalam Maesaroh (2005) enam tahapan di dalam
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yaitu sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok Guru
memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang
akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
b. Merencanakan tugas. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh
anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti,
bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
c. Membuat penyelidikan. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan
mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan
bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah
kelompok.
d. Mempersiapkan tugas akhir. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir
yang akan dipresentasikan di depan kelas.
e. Mempresentasikan tugas akhir. Dengan pengawasan guru, setiap
kelompok mempresentasikan berbagai topik yang telah dipelajari agar
semua siswa dalam kelas saling terlibat untuk mencapai suatu perspektif
yang luas mengenai topik tersebut.
f. Melakukan Evaluasi. Bersama-sama siswa, guru melakukan evaluasi
mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu
keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau
kelompok, atau keduanya.
5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative type Group Investigation
Shoimin. A (2014:81) menjelaskan bahwa langkah-langkah model
pembelajaran Group Investigation adalah sebagai berikut:
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus
dikerjakan.
c. Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk memerikan materi tugas
secara kooperatif dalam kelompoknya.
d. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam
kelompoknya.
e. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok
atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan.
f. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan.
g. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan
konsep dan memberikan kesimpulan.
h. Evaluasi.
Menurut Kurniasih dan Sani (2015) langkah-langkah model pembelajaran
Group Investigation, diantaranya:
a. Menyeleksi topik
Tahap pertama siswa memilih berbagai subtopik dalam materi yang akan
dipelajari atau dari gambaran yang diberikan oleh guru. Kemudian
mengorganisir siswa menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada
tugas yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.
b. Merencanakan kerjasama
Bersama-sama dengan siswa, guru merencanakan berbagai prosedur
belajar, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan
subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 di atas.
c. Pelaksanaan
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah
(merencanakan kerjasama) di atas. Proses pelaksanaan melibatkan
berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan
mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang
terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Dan guru harus memastikan
setiap kelompok tidak mengalami kesulitan.
d. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang
diperoleh pada langkah (pelaksanaan) dan merencanakan agar dapat
diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Dengan pengawasan guru, setiap kelompok mempresentasikan berbagai
topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat
dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topic tersebut.
f. Melakukan evaluasi
Bersama-sama siswa guru melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi
dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Menurut Slavin (2005) enam tahapan di dalam pembelajaran kooperatif
dengan model Group Investigation sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tahap Pembelajaran Model Group Investigation
Tahap I
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
Mengidentifikasi topik dan
memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki.
membagi siswa ke dalam
Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
kelompok.
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh
Tahap II anggota. Kemudian membuat perencanaan dari
Merencanakan tugas. masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan
sumber apa yang akan dipakai.
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan
mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan
Tahap III
mengaplikasikan bagian mereka ke dalam
Membuat penyelidikan.
pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah
kelompok.
Tahap IV Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang
Mempersiapkan tugas akhir. akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok
Mempresentasikan tugas akhir. lain tetap mengikuti.
Tahap VI Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah
Evaluasi. diselidiki dan dipresentasikan.
Sumber; https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-group-
investigation.html
Berdasarkan dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh ahli mengenai
tahap pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation, maka dapat diuraikan
tahapnya sebagai berikut:
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyeleksi topik dan
mengatur siswa dalam pembentukan kelompok heterogen.
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
c. Masing-masing kelompok membahas topik yang telah diberikan secara
kooperatif.
d. Kelompok mempersiapkan laporan akhir untuk dipresentasikan di depan
kelas.
e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil kerjanya di depan kelas.
f. Guru memberikan apresiasi kepada siswa atau kelompok yang telah
melakukan presentasi dan membuat soal ulangan yang mencakup seluruh
topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
Sedangkan implementasi dalam pembelajaran yang akan digunakan guru
dalam pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Implementasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Cooperative type
Group Investigation
Model Pembelajaran Group
Kegiatan Pembelajaran
Investigation
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok Guru membagi siswa dalam beberapa
(3-5 siswa) kelompok yang heterogen (3-5 siswa)
Pada tahap mengamati siswa
Siswa diberi penjelasan tentang tugas mendengarkan penjelasan dari guru
kelompok yang harus dikerjakan tentang maksud pembelajaran dan tugas
kelompok yang harus dikerjakan
Guru mengundang ketua-ketua kelompok
Ketua-ketua kelompok maju ke depan
untuk memberikan tugas berupa LKS
untuk diberikan tugas kelompok
secara kooperatif dalam kelompoknya
Masing-masing kelompok membahas Siswa mengumpulkan informasi dari
tugas yang diberikan setiap anggota kelompok.
Setelah melakukan diskusi ten-tang
Siswa mencatat membuat kesimpulan dari permasalahan, siswa menulis hasil diskusi
hasil diskusi tersebut dan selanjutnya untuk
memprentasikan didepan kelas
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok didepan kelas.

6. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative type Group


Investigation.
Menurut Kurniasih dan Sani (2015), model pembelajaran group
investigation memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut;
a. Model pembelajaran Group Investigation memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Penerapan model ini mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
meningkatkan motifasi belajar siswa.
c. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar
belakang.
d. Model ini juga melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
e. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai
dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Adapun kelebihan dari model pembelajaran investigasi kelompok
menurut Shoimin. A (2014:81) adalah:
a. Secara pribadi
1) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
2) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif.
3) Rasa percaya diri dapat lebih mrningkat.
4) Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah.
5) Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.
b. Secara Sosial
1) Meningkatkan belajar bekerja sama.
2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.
3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.
4) Belajar menghargai pendapat orang lain
5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.
c. Secara akademis
1) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang
diberikan.
2) Bekerja secara sistematis.
3) Mengembangkan dan memilih keterampilan fisik dalam berbagai
bidang.
4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.
5) Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat.
6) Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga
didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran Cooperative type
Group Investigation adalah sebagai berikut:
a. Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan.
b. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
c. Tidak semua topic cocok dengan model pembelajaran investigasi
kelompok. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topic yang
menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan yang dialami sendiri.
d. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
e. Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami
kesulitan saat menggunakan model ini.

G. Hakikat Materi Organ Pernafasan Manusia


Menurut Slamet Prawirohartono dan Sri Hidayati (2007: 201) pada
hakikatnya bernafas adalah proses memasukkan udara pernafasan dari udara bebas
ke dalam tubuh serta mengeluarkan gas sisa ke udara bebas. Proses pemasukkan
udara pernafasan ini dikenal dengan inspirasi, sedangkan pengeluarannya dikenal
dengan ekspirasi. Setiap satu menit kita mampu melakukan inspirasi dan ekspirasi
15 sampai 18 kali.
1. Alat-alat Pernafasan Manusia
Agar proses pernafasan pada manusia dapat berlangsung, diperlukan alatalat
pernafasan yang terdiri atas hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan
paruparu. Alat-alat itu menyusun suatu sistem respirasi dan berfungsi untuk
mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam
tubuh. Alat-alat pernafasan manusia antara lain:
a. Hidung dan rongga hidung
Hidung adalah organ pernafasan yang paling luar sehingga alat pernafasan
pertama yang dilalui udara. Selain melalui hidung, bernafas juga dapat
dilakukan melalui mulut. (Sri Pujiyanto, 2008: 160). Tetapi, bernafas
sebaiknya melalui hidung, karena udara yang masuk medapatkan tiga
perlakuan oleh hidung. Pertama, udara yang masuk melalui hidung akan
disaring oleh rambut hidung dan selaput lendir. Rambut hidung menyaring
partikel debu yang besar. Sedangkan lendir berfungsi memerangkap debu
halus dan bakteri. Perhatikan betapa kotor hidung kita jika berada di
tempat yang berdebu atau berasap. Kotoran tersebut merupakan hasil
penyaringan udara. Kedua, udara mengalami penyesuaian suhu.
Udara yang masuk akan dihangatkan oleh darah yang ada di dalam
pembuluh darah kapiler di rongga hidung. Jika udarai dari luar dingin, di
dalam hidung udara mengalami pemanasan sesuai dengan suhu badan.
Tanda peyesuaian itu antara lain keluarnya lendir dari lubang hidung
ketika udara dingin masuk ke rongga hidung. Ketiga, di dalam hidung
udara diatur kelembapannya oleh lapisan lendir. Setelah mendapat tiga
perlakuan tersebut, menurut Sri Pujiyanto (2008: 160) udara yang bersih,
hangat dan lembap, kemudian menuju bagian teratas faring dalam
perjalanannya menuju paru-paru. Pada bagian teratas rongga hidung,
terdapat syaraf khusus, disebut syaraf olfaktori, yang memungkinkan kita
mencium bau-bauan yang terbawa oleh udara.
b. Faring
Udara yang berasal dari rongga hidung selanjutnya masuk ke faring.
Faring adalah percabangan dua saluran, yaitu ternggorok (nasofaring)
yang merupakan saluran pernafasan, terletak dibagian depan, serta
kerongkongan (esofagus) yang merupakan saluran udara pencernaan,
terletak di bagian belakang. (Sri Pujiyanto, 2008: 160).
c. Laring
Setelah melalui rongga hidung dan faring, udara sampai di pangkal
tenggorok. Pangkal tenggorok tersusun oleh katup (epiglotis) dan tulang-
tulang rawan membentuk jakun. Katup ini selalu terbuka dan tertutup bila
ada makanan yang masuk kedalam kerongkongan. Di dalam jakun
terdapat selaput suara. Bila kita berbicara, udara akan melalui selaput ini
dan menggetarkannya sehingga menimbulkan suara. (Kusmayadi, dkk.
2004: 5)
d. Batang Tenggorok (Trakea)
Sri Pujiyanto (2008: 162) berpendapat bahwa batang tenggorok atau
trakea menupakan pipa yang dindingnya terdiri atas tiga lapis. Lapisan
luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan
cincin tulang rawan, sedangkan lapis terdalam terdiri atas jaringan epitel
bersilia. Panjang pendek trakea sebanding dengan panjang pendek leher.
Pada orang dewasa, panjang trakea sekitar 11 cm dengan diameter 2 cm.
Ujung trakea bercabang menjadi dua buah cabang batang tenggorok yang
disebut bronkus (jamak: bronki). Kedua cabang tersebut, masing-masing
masuk ke dalam paru-paru kiri dan paru-paru kanan.
e. Paru-paru
Bagian paru-paru manusia terdiri atas:
1) Bronkiolus. Di dalam paru-paru bronkus bercabang secara berulang-
ulang menjadi pipa yang semakin halus yang disebut bronkiolus
2) Alveolus. Pada ujungnya, bronkiolus yang paling kecil berakhir dan
membentuk sekumpulan kantung udara yang disebut alveoli (tunggal:
alveolus). Jumlah alveolus pada orang dewasa mencapai sekitar 700
juta untuk setiap pau-paru sehingga memperluas permukaan untuk
pertukaran gas menjadi sekitar 100- 150 m2 (lebih kurang sama
dengan ukuran sebuah lapangan tenis). (Sri Pujiyanto, 2008: 162).
Oksigen yang terdapat dalam udara pernafasan berdifusi masuk
melalui dinding alvoulus, kemudian masuk kedalam kapiler darah.
Selanjutnya, oksigen dibawa darah menuju jantung untuk diedarkan
keseluruh tubuh melalui arteri.
2. Sistem Pernafasan Manusia
Menurut Diah Aryutina, Ph.D, dkk. (2004: 190), proses pernafasan pada
manusia dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar. Pernafasan secara
sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat bernafas,
misalnya pada saat latihan dengan cara menarik nafas panjang, kemudian
menahannya beberapa saat, lalu mengeluarkannya. Pernafasan secara tidak
sadar, yaitu pernafasan yang dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh
syaraf di otak, misalnya pernafasan yang terjadi pada saat kita tidur nyenyak.
Berdasarkan cara melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya,
manusia dapat melakukan dua mekanisme pernafasan, yaitu pernafasan dada
dan pernafasan perut, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
a. Pernafasan Dada
Pada saat tulang rusuk berkontraksi, tulang-tulang rusuk akan naik dan
rongga dada membesar. Akibatnya, tekanan udara di dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan udara di luar sehingga udara luar
masuk ke paru-paru (inspirasi). Sementara itu, pada saat otot antartulang
rusuk berelaksasi atau mengendur, tulang rusuk akan turun sehingga
rongga dada menjadi lebih kecil atau kembali ke ukuran semula.
Akibatnya, tekanan udara di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan udara di luar rongga dada. Hal ini menyebabkan udara
dalam rongga dada terdorong keluar dari paru-paru (eksiprasi) menuju
hidaung atau mulut.
b. Pernafasan Perut
Pada saat oto diafragma berkontraksi, posisi diafragma menjadi mendatar.
Akibatnya, rongga dada membesar dan tekanan udara menjadi kecil
sehingga otot diafragma berlaksasi (kembali ke posisi semula), rongga
dada mengecil dan tekanan udara mejadi lebih besar. Akibatnya, udara
keluar dari paru-paru. Ketika kita menghembuskan nafas, paru-paru tidak
menjadi kosong sama sekali. Hal ini disebabkan darah secara konstan
mengalir melewati paru-paru dalam perjalanannya keseluruh tubuh
sehingga selalu ada oksigen yang dapat diambil oleh paru-paru. Bahkan,
jika kita menghembuskan nafas sekuat-kuatnya, jutaan alveoli (gelembung
udara) terisi seperti balon-balon kecil, sedangkan selama ekspirasi, udara
keluar dari alveoli sehingga “balon-balon” kecil tersebut mengempis.

H. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang dikembangkan dalam penelitian yang akan
dilaksanakan ditampilkan dalam gambar berikut:

Melaksanakan
Perbaikan
Melaksanakan Siklus I dengan
PTK dengan Tahapan Model
menggunakan GI
model
pembelajaran
Grioup
Investigation Melaksanakan
Perbaikan
Siklus II
dengan
Tahapan Model
GI

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu dan Pihak yang Membantu Penelitian


1. Subjek
Subjek penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas V MIS
Tanjungsari Tersono. Jumlah siswa sebanyak 27 terdiri dari siswa laki-laki
sebanyak 11 dan siswa perempuan sebanyak 16. Karakteristik siswa kelas V
MIS Tanjungsari Tersono adalah sebagai berikut, tingkat kecerdasan yang
berbeda. Kategori pandai 8 anak, kategori sedang 18 anak, dan kategori
kurang 1 anak. Data ini diperoleh berdasarkan hasil prestasi dan aktifitas
belajar siswa sehari-hari.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di MIS
Tanjungsari Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang, ditempat
dimana Guru mengajar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk
memperbaikai pembelajaran siswa kelas V MIS Tanjungsari Tersono
Kecamatan Tersono Kabupaten Batang dimana peneliti sebagai pengajar.
MIS Tanjungsari Tersono adalah salah satu sekolah diwilayah
Kecamatan Tersono yang mempunyai prestasi cukup bagus, hal itu dibuktikan
dari berbagai prestasi yang diperoleh dalam setiap lomba yang diikuti, selain
itu dalam prestasi akademik MIS Tanjungsari Tersono selalu mencapai
tingkat kelulusan 100% dari tahun ke tahun.
MIS Tanjungsari Tersono terletak diwilayah Kecamatan Tersono
dengan rata-rata penghasilan orang tua sebagai petani dan pedagang, secara
umum perhatian orang tua siswa terhadap pendidikan putra-putri mereka
cukup bagus, hal tersebut dibuktikan dengan dukungan yang diberikan dalam
aktivitas belajar siswa dirumah.
Secara umum perhatian orang tua siswa terhadap pendidikan putra-putri
mereka cukup bagus, hal tersebut dibuktikan dengan dukungan yang
diberikan dalam aktivitas belajar siswa dirumah, selain itu dukungan juga
diberikan melalui komite sekolah yang aktif memberikan masukan bagi
kemajuan sekolah.
3. Waktu
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada bulan Oktober
sampai dengan bulan November Tahun pelajaran 2022/2023. Meliputi
perencanaan perbaikan, monitoring dan refleksi. Jadwal pelaksanaan
perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Perbaikan Pembelajaran
MATA TANGGAL
SIKLUS WAKTU
PELAJARAN PELAKSANAAN
Pra Siklus Rabu, 12 Oktober 2022 07.30-08.40
I Pert. 1 Rabu, 19 Oktober 2022 07.30-08.40
Ilmu Pengetahuan
I Pert. 2 Sabtu, 22 Oktober 2022 07.30-08.40
Alam (IPA)
II. Pert. 1 Rabu, 26 Oktober 2022 07.30-08.40
II. Pert. 2 Sabtu, 29 Oktober 2022 07.30-08.40
4. Pihak yang Membantu Penelitian
Dalam melaksanakan PTK guru peneliti dibantu oleh seorang observer
dan Supervisor. Observer bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran
yang sedang dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan. Observasi meliputi aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan
aktivitas guru mengelola perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Cooperative type Group Investigation.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi perbaikan pembelajaran per siklus dapat digambarkan
dalam bentuk gambar berikut:
Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan PTK (Arikunto:2010 dalam


http://repository.unpas.ac.id/39122/6/babIII.pdf )
Berdasarkan gambar desain penelitian diatas, maka Langkah-langkah
kegiatan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Pra Siklus
Dalam pelaksanaan Perbaikan Pra Siklus, guru masih menggunakan model
kaliskal, adapaun langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara
selama 15-20 menit materi non pelajaran seperti tokoh dunia,
kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat , cerita
inspirasi dan motivasi . Sebelum membacakan buku guru
menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan mengajak siswa
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Apa yang tergambar pada sampul buku.
 Apa judul buku
 Kira-kira ini menceritakan tentang apa
 Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
Inti  Guru menjelaskan bahwa semua makhluk hidup bernapas,
begitu juga dengan manusia

 Guru meminta pendapat beberapa siswa mengenai


pernapasan pada manusia.
 Bagaimana manusia bernapas dan organ yang digunakan
untuk bernapas.
 Kegiatan ini merupakan apersepsi untuk kegiatan
berikutnya, yaitu pemahaman materi tentang pernapasan
manusia.
 Setelah siswa memahami sistem pernapasan manusia,
siswa dapat melihat lagi apakah pendapatnya tepat atau
tidak.
Hasil yang Diharapkan:
 Sikap berani menyatakan pendapat.
 Keterampilan siswa dalam menyampaikan pendapat baik
dalam bentuk tulisan maupun lisan
 Siswa menggali informasi tentang organ-organ pernapasan
manusia melalui teks bacaan yang disediakan.
 Dengan bimbingan guru, siswa menggaris bawahi kata-kata
penting dalam bacaan.
 Guru memberikan penjelasan tentang organ-organ pernapasan
manusia dan fungsinya.
 Siswa dengan bimbingan guru mencermati gambar organ-
organ pernapasan manusia dan membaca fungsi tiap-tiap
organ dengan rinci.
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ pernapasan
manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
2. Deskripsi Siklus I
Tahap ini merupakan tahap pertama setelah Guru melaksanakan
pembelajaran yang ternyata hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan
sehingga Guru merasa perlu mengadakan penelitia tindakan kelas (PTK) dan
membuat rencana perbaikan Pembelajaran (RPP siklus I) meliputi:
a. Perencanaan
Perencanaan ini merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian.
Atas dasar dari hasil studi pendahuluan, maka disusun perencanaan
melalui beberapa tahap Pada tahapan ini guru melakukan perencanaan
perbaikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi
Pernafasan Manusia dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mendesain dan membuat sekenario pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) pada materi Pernafasan Manusia.
2) Guru menentukan alternatif penyelesaian masalah yaitu melakukan
perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative type
Group Investigation.
3) Guru merencanakan perbaikan pembelajaran dengan model
pembelajaran Cooperative type Group Investigation yang sesuai
dengan nilai Pancasila dalam bentuk RPP Siklus I (terlampir).
4) Guru menyiapkan media, lembar pengamatan aktivitas guru dan
aktivitas siswa.
5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
6) Desain pembelajaran di simulasikan.
7) Masukan dari hasil simulasi digunakan untuk merevisi desain
pembelajaran berikutnya.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini tindakan merupakan implementasi dari perencanaan-
perencanaan yang telah disimulasikan dan didiskusikan dengan supervisor
penelitian (Kepala Sekolah). Dalam pelaksanaan pada Siklus I ini
observer melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran baik
aktivitas guru maupun aktivitas siswa dengan mengisi lembar pengamatan
dan mencatat hal – hal yang ditemukan selama proses pembelajaran
berlangsung.
Tujuan dari pelaksanaan perbaikan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation, ketuntasan hasil belajar siswa minimal mencapai 75%.
2) Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation, siswa akan lebih mudah dalam memahami Macam-
macam organ Pernafasan Manusia, serta masing-masing fungsinya
Sedangkan langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan perbaikan siklus
I meliputi:
Tabel 3.3 Rancangan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak materi
pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada pertemuan
sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tanya jawab,
contoh:
 Apa yang kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?.
 Siapa yang bisa menyebutkan organ dalam hidung?
Inti Menyeleksi Topik
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
pembelajaran mengenai alat-alat organ pernafasan pada
manusia serta fungsinya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi siswa
menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 6-7 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan tugas
untuk melakukan identifikasi berbagai organ pernafasan
manusia serta fungsi organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi mengenai
organ pernafasan manusia sesuai dengan pembagian organ
yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru berkeliling
untuk memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan mensintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (pelaksanaan)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi, melalui
perwakilan kelompok, siswa melakukan presentasi hasil
diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan beberapa
pertanyaan pancingan agar kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan presentasi,
melalui bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilaksanakan.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ pernapasan
manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

Tabel 3.4 Rancangan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2


Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak materi
pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada pertemuan
sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tanya jawab,
contoh:
 Dalam sistem pernafasan manusia, udara yang kita hirup
pertama kali melalui apa?.
 Apa saja organ-organ yang terdapat dalam hidung kita?
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
dst
Inti Menyeleksi Topik
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai alat-alat organ pernafasan pada
manusia serta fungsinya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi siswa
menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 3-4 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan tugas
untuk melakukan identifikasi berbagai organ pernafasan
manusia serta fungsi organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi mengenai
organ pernafasan manusia sesuai dengan pembagian organ
yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru berkeliling
untuk memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan mensintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (pelaksanaan)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi, melalui
perwakilan kelompok, siswa melakukan presentasi hasil
diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan beberapa
pertanyaan pancingan agar kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan presentasi,
melalui bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ pernapasan
manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
c. Pengamatan/Observasi
Observasi dilaksanakan dalam penelitian untuk mengamati jalannya
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh rekan sejawat.
Pada kegiatan observasi, rekan sejawat mengamati pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disipakan, meliputi
pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengelola perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative type Group
Investigation, dan juga aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan peneliti bersama teman sejawat. Tahap ini
berisi diskusi dari peneliti sebagai guru maupun observer dengan teman
sejawat. Diskusi berisi materi yang menitikberatkan pada kelebihan
tindakan dan kekurangan tindakan. Pada tahap ini diadakan pula analisis
data. Sumber data yang telah dikumpulkan oleh observer dianalisis
bersama-sama antara peneliti dengan teman sejawat. Data-data yang
diperoleh selanjutnya disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan hasil
pembelajaran guru, sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan sudah
tercapai atau belum. Berdasarkan analisis hasil penilaian pada Siklus I
maka perlu dilaksanakan Siklus II.
3. Deskripsi Siklus II
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II merupakan kelanjutan
dari siklus I dimana kelemahan dan kekurangan pada siklus I diperbaiki pada
kegiatan siklus ke II. Dengan tujuan untuk meningkatkan hasil menjadi lebih
baik. Rincian kegiatan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus
pertama, yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan
Berawal dari temuan – temuan pada Siklus I yang telah dibahas pada
hasil evaluasi dan refleksi, maka perencanaan pada Siklus II ini pada
dasarnya hanya menyempurnakan pada perencanaan Siklus I. Perbedaan
yang dapat dikemukakan disini bahwa pada Siklus II pengamat (Observer)
dapat memperoleh data pengamatan secara penuh dari hasil siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II ini dilakukan sesuai dengan
Rencana Pembelajaran dan Materi Pembelajaran pada Siklus I yang
menggunakan model pembelajaran Cooperative type Group Investigation.
Tetapi pada Siklus II ini dilakukan perbaikan untuk lebih meningkatkan
prestasi belajar siswa dan aktivitas belajar siswa yang telah dilaksanakan
pada Siklus I. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan perbaikan
siklus II adalah:
1) Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation, siswa mampu mengidentifikasi berbagai gangguan pada
organ pernafasan manusia serta cara pencegahannya.
2) Melalui penerapan model pembelajaran, siswa mampu menerapkan
cara mencaga Kesehatan Pernafasan Manusia dalam kehidupan sehari-
hari.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Rancangan Pelaksanana Perbaikan Siklus II Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak materi
pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada pertemuan
sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tanya jawab,
contoh:
 Apa yang kalian rasakan jika mencium udara yang berbau
tidak sedap?.
 Apakah didalam rumah kalian ada anggota keluarga yang
merokok? dst
Inti Menyeleksi Topik
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai gangguan system pernafasan pada
manusia serta cara mencegahnya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi siswa
menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 6-7 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan tugas
untuk melakukan identifikasi berbagai penyakit yang
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
menyerang oragan pernafasan manusia dan cara mencegahnya
tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi mengenai
organ pernafasan manusia sesuai dengan pembagian organ
yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru berkeliling
untuk memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan mensintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (pelaksanaan)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi, melalui
perwakilan kelompok, siswa melakukan presentasi hasil
diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan beberapa
pertanyaan pancingan agar kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan presentasi,
melalui bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang gangguan sistem
pernapasan manusia dan cara mencegahnya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

Tabel 3.6 Rancangan Pelaksanana Perbaikan Siklus II Pertemuan 2


Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak materi
pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada pertemuan
sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tanya jawab,
contoh:
 Apa yang kalian lakukan jika mencium udara yang
berbau tidak sedap?.
 Bagaimana agar udara disekitar kita segar? dst
Inti Menyeleksi Topik
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai gangguan system pernafasan pada
manusia serta cara mencegahnya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi siswa
menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 3-4 siswa
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan tugas
untuk melakukan identifikasi berbagai penyakit yang
menyerang oragan pernafasan manusia dan cara mencegahnya
tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi mengenai
organ pernafasan manusia sesuai dengan pembagian organ
yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru berkeliling
untuk memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan mensintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (pelaksanaan)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi, melalui
perwakilan kelompok, siswa melakukan presentasi hasil
diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan beberapa
pertanyaan pancingan agar kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan presentasi,
melalui bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang gangguan sistem
pernapasan manusia dan cara mencegahnya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
c. Pengamatan/Observasi
Observasi dilaksanakan dalam penelitian untuk mengamati jalannya
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh rekan sejawat.
Pada kegiatan observasi, rekan sejawat mengamati pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disipakan, meliputi
pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengelola perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative type Group
Investigation, dan juga aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan guru dengan membandingkan dan mengjkaji
temuan hasil perbaikan siklus II untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan, apakah pelaksanaan perbaikan akan dilanjutkan ke Siklus
selanjutnya atau cukup.

C. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Untuk mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian penelitian ini
menggunakan dan menghasilkan jenis data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri
dari:
1. Data siswa
2. Hasil belajar siswa
3. Data hasil aktifitas terhadap pelaksanaan pembelajaran siswa
Untuk mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian.
Pengumpulan data dalam Peneliti menggunakan tehnik:
1. Observasi terhadap proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
tentang Pernafasan Manusia pada siswa kelas V MIS Tanjungsari Tersono.
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian perbaikan pembelajaran
terhadap aktivitas guru mengelola pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru
No. Katagori Skor Pengamatan
1 Kegiatan Apersepsi
2 Penyampaian Tujuan Pembelajaran
3 Penyampaian Materi Pembelajaran
4 Keterampilan pengelolaan Media
5 Mengembangkan kegiatan yang beragam
6 Memantau belajar siswa
7 Kegiatan Pembimbingan terhadap siswa
8 Memberikan umpan balik
9 Pengelolaan model Group Investigation
10 Etika dalam Pembelajaran
Jumlah Skor
Rata-rata Skor
Kategori Skor Pengamatan
Keterangan Skor:
1 Sangat Buruk 4 Baik
2 Buruk 5 Sangat Baik
3 Cukup Jumlah Skor Maksimal 50
Sedangkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran adalah:
Tabel 3.7 Lembar Observasi Siswa
No Aspek Yang Dinilai Skor Ket.
Pra KBM
1. Menjawab salam dari guru
I 2. Berdo’a bersama
3. Menyiapkan bahan pembelajaran
Jumlah
Kegiatan Awal
1. Merespon Apersepsi
II
2. Merespon tujuan pembelajaran
Jumlah
III Kegiatan Inti
1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Menjawab pertanyaan yang disampaikan
3. Antusias dengan media pembelajaran
4. Merespon setiap perintah dari guru
5. Aktif dalam melakukan tanya jawab
6. Respon terhadap media Gambar
7. Motivasi siswa dalam pembalajaran
Jumlah
Kegiatan Akhir
1. Siswa terlibat dalam penyimpulan pembelajaran
IV
2. Siswa mengerjakan tes evaluasi pembelajaran
Jumlah
Jumlah Skor Keseluruhan
Rata-Rata

Keterangan
Nilai 1 = Sangat Kurang Nilai 4 = Baik
Nilai 2 = Kurang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 3 = Cukup Jumlah Skor Maksimal 70
2. Tes akhir Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Pernafasan
Manusia pada siswa kelas V MIS Tanjungsari Tersono. Dilakasanakan pada
akhir pertemuan setiap siklusnya bertujuan untuk mengetahui berapa besar
daya serap siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukannya.
Dengan melakukan tes akhir akan bisa mendeteksi siswa, yaitu siswa mana
yang masih kesulitan dan pada bagian apa siswa merasa kesulitan.
Analisis data menggunakan data deskreptif kuantitatif dan deskreptif
kualitatif. Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan sebagai pembanding
nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2.
Analisis data deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil
pengamatan maupun wawancara berdasar hasil observasi dan refleksi dari
tiap-tiap siklus. Untuk menghitung data hasil belajar siswa peneliti
menggunakan rumus:
Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal
Sedangkan data hasil observasi diukur dengan menggunakan lembar
observasi yang telah didapatkan melalui kegiatan pengamatan terhadap
kegiatan perbaikan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Sedangkan untuk
menghitung ketuntasan belajar digunakan Prosentase dan jumlah kategori
menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran. Ketuntasan belajar
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu ketuntasan belajar secara individu dan
ketuntasan belajar secara klasikal. Berdasar petunjuk pelaksanaan belajar
mengajar kurikulum 2006 yaitu seorang siswa tuntas belajar bila mencapai
skor 75% atau nilai 70 sesuai dengan criteria ketuntasan minimal (KKM).
Yang ditetapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MIS
Tanjungsari Tersono, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, khususnya
kelas V, kelas tersebut tuntas apa bila mencapai 75%, siswa telah mencapai
daya serap lebih atau sama dengan 75%. Untuk menghitung prosentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

∑ siswa yang tuntas belajar


P= x 100%
∑ siswa
Keterangan:
P = prosentase ketuntasan belajar siswa
∑ siswa yang tuntas belajar = jumlah siswa yang tuntas belajar
∑ siswa = jumlah siswa dalam satu kelas
100% = total
3. Indikator Keberhasilan
Adapun yang menjadi indikator keberhasilan perbaikan pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a. Guru mampu menerapkan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation dalam pembelajaran IPA materi Pernafasan Manusia yang
diselenggarakan. Indikator keberhasilan guru dalam pembelajaran dilihat
dari kemampuan guru menerapkan langkah-langkah model pembelajaran
Cooperative type Group Investigation dalam pembelajaran IPA materi
Pernafasan Manusia.
b. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi
Pernafasan Manusia melalui model pembelajaran Cooperative type
Group Investigation. Nilai yang didapatkan siswa telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pada setiap siklus disajikan data hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran
baik hasil belajar maupun hasil observasi, yang meliputi pengamatan terhadap
aktivitas-aktivitas pebaikan pembelajaran yang dilakukan, hasil belajar siswa
sesuai dengan hasil tes evaluasi, deskripsi pelaksanaan tiap-tiap aktivitas dan
deskripsi hasil belajar siswa. Paparan data akan dilengkapi tabel dan grafik.
1. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Pra Siklus
Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus, guru menggunakan metode
Direck Instruktion dalam menyampaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) materi Organ Pernafasan Manusia, akan tetapi hasil yang
diharapkan belum sesuai dengan ekspektasi guru.
Langkah-langkah pembelajaran dalam pelaksanaan pra siklus adalah sebagai
berikut:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara
selama 15-20 menit materi non pelajaran seperti tokoh dunia,
kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat , cerita
inspirasi dan motivasi . Sebelum membacakan buku guru
menjelaskan tujuan kegiatan literasi dan mengajak siswa
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Apa yang tergambar pada sampul buku.
 Apa judul buku
 Kira-kira ini menceritakan tentang apa
 Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini
Inti  Guru menjelaskan bahwa semua makhluk hidup bernapas,
begitu juga dengan manusia

 Guru meminta pendapat beberapa siswa mengenai


pernapasan pada manusia.
 Bagaimana manusia bernapas dan organ yang digunakan
untuk bernapas.
 Kegiatan ini merupakan apersepsi untuk kegiatan
berikutnya, yaitu pemahaman materi tentang pernapasan
manusia.
 Setelah siswa memahami sistem pernapasan manusia,
siswa dapat melihat lagi apakah pendapatnya tepat atau
tidak.
Hasil yang Diharapkan:
 Sikap berani menyatakan pendapat.
 Keterampilan siswa dalam menyampaikan pendapat baik
dalam bentuk tulisan maupun lisan
 Siswa menggali informasi tentang organ-organ pernapasan
manusia melalui teks bacaan yang disediakan.
 Dengan bimbingan guru, siswa menggaris bawahi kata-kata
penting dalam bacaan.
 Guru memberikan penjelasan tentang organ-organ pernapasan
manusia dan fungsinya.
 Siswa dengan bimbingan guru mencermati gambar organ-
organ pernapasan manusia dan membaca fungsi tiap-tiap
organ dengan rinci.
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ pernapasan
manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
Hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Pra Siklus ditampilkan
dalam table berikut:
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus
Interval Siswa Mendapat Jumlah
No Ketuntasan %
Nilai Nilai Nilai
1 100 0 0 0,0
2 80 16 1280 59,3
3 60 7 420 25,9
4 40 3 120 11,1
5 20 1 20 3,7
6 0 0 0 0,0
Jumlah 27 1840
100
Rata-rata Nilai 68,1
Berdasarkan data hasil belajar siswa yang didapatkan dalam pelaksaan pra
Siklus, ketuntasan hasil belajar siswa ditampilkan dalam diagram berikut:

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

40.7; 41% Tuntas


Belum Tuntas
59.3; 59%

2. Deskripsi Kegiatan dan Hasil Pelaksanaan Siklus I


Tahap ini merupakan tahap pertama setelah Guru melaksanakan
pembelajaran yang ternyata hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan
sehingga Guru merasa perlu mengadakan penelitia tindakan kelas (PTK) dan
membuat rencana perbaikan Pembelajaran (RPP siklus I) meliputi:
a. Perencanaan
Perencanaan ini merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian.
Atas dasar dari hasil studi pendahuluan, maka disusun perencanaan
melalui beberapa tahap Pada tahapan ini guru melakukan perencanaan
perbaikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi
Organ Pernafasan Manusia dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mendesain dan membuat sekenario pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) pada materi Organ Pernafasan Manusia.
2) Guru menentukan alternatif penyelesaian masalah yaitu melakukan
perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative type
Group Investigation.
3) Guru merencanakan perbaikan pembelajaran dengan model
pembelajaran Cooperative type Group Investigation yang sesuai
dengan nilai Pancasila dalam bentuk RPP Siklus I (terlampir).
4) Guru menyiapkan media, lembar pengamatan aktivitas guru dan
aktivitas siswa.
5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
6) Desain pembelajaran di simulasikan.
7) Masukan dari hasil simulasi digunakan untuk merevisi desain
pembelajaran berikutnya.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini tindakan merupakan implementasi dari perencanaan-
perencanaan yang telah disimulasikan dan didiskusikan dengan supervisor
penelitian (Kepala Sekolah). Dalam pelaksanaan pada Siklus I ini
observer melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran baik
aktivitas guru maupun aktivitas siswa dengan mengisi lembar pengamatan
dan mencatat hal – hal yang ditemukan selama proses pembelajaran
berlangsung.
Tujuan dari pelaksanaan perbaikan siklus I adalah sebagai berikut:
1) Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation, ketuntasan hasil belajar siswa minimal mencapai 75%.
2) Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation, siswa akan lebih mudah dalam memahami Organ
Pernafasan Manusia.
Sedangkan langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan perbaikan siklus I
meliputi:
Rancangan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak materi
pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada pertemuan
sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tanya jawab,
contoh:
 Apa yang kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?.
 Siapa yang bisa menyebutkan organ dalam hidung?
Inti Menyeleksi Topik
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai alat-alat organ pernafasan pada
manusia serta fungsinya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi siswa
menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 6-7 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan tugas
untuk melakukan identifikasi berbagai organ pernafasan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
manusia serta fungsi organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi mengenai
organ pernafasan manusia sesuai dengan pembagian organ
yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru berkeliling
untuk memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan mensintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (pelaksanaan)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi, melalui
perwakilan kelompok, siswa melakukan presentasi hasil
diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan beberapa
pertanyaan pancingan agar kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompok selesai melaksanakan presentasi,
melalui bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ pernapasan
manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
Rancangan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak materi
pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada pertemuan
sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tanya jawab,
contoh:
 Dalam sistem pernafasan manusia, udara yang kita hirup
pertama kali melalui apa?.
 Apa saja organ-organ yang terdapat dalam hidung kita?
dst
Inti Menyeleksi Topik
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai alat-alat organ pernafasan pada
manusia serta fungsinya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi siswa
menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 3-4 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan tugas
untuk melakukan identifikasi berbagai organ pernafasan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
manusia serta fungsi organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi mengenai
organ pernafasan manusia sesuai dengan pembagian organ
yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru berkeliling
untuk memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan mensintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (pelaksanaan)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi, melalui
perwakilan kelompok, siswa melakukan presentasi hasil
diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan beberapa
pertanyaan pancingan agar kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan presentasi,
melalui bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ pernapasan
manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
c. Hasil Pelaksanaan Perbaikan Siklus I.
1) Hasil pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran oleh guru.
Yang dimaksud aktivitas guru adalah seluruh kegiatan yang
dilakukan guru dalam rangka melakukan perbaikan pembelajaran sesuai
dengan rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun yaitu
menggunakan metode demonstrasi dengan model Cooperative type Group
Investigation dalam rangka meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
Aktivitas guru tersebut mencerminkan kemampuan guru dalam
melaksanakan skenario pembelajaran. Dalam melakukan pengamatan
digunakan pedoman yaitu jika aktivitas guru mendukung pencapaian
pembelajaran yang evektif maka diberi skor tinggi dan sebaliknya jika
aktivitas guru menunjukkan tidak mendukung pembelajaran yang evektif
maka diberi skor rendah. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru terlihat
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktifitas Guru dalam Pemelajaran Siklus I
No. Katagori Skor Pengamatan
1 Kegiatan Apersepsi 4
2 Penyampaian Tujuan Pembelajaran 4
3 Penyampaian Materi Pembelajaran 3
4 Keterampilan pengelolaan Media 4
5 Mengembangkan kegiatan yang beragam 3
6 Memantau belajar siswa 4
7 Kegiatan Pembimbingan terhadap siswa 4
8 Memberikan umpan balik 3
9 Pengelolaan model Group Investigation 3
10 Etika dalam Pembelajaran 4
Jumlah Skor 36
Rata-rata Skor 3,6
Kategori Skor Pengamatan Cukup Baik

Keterangan Skor:
1 Sangat Buruk 4 Baik
2 Buruk 5 Sangat Baik
3 Cukup Jumlah Skor Maksimal 50
Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang dilaksanakan guru, observer
mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran, hasil aktivitas siswa tersebut
ditampilkan dalam table berikut:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

No Aspek Yang Dinilai Skor Ket.

Pra KBM
1. Menjawab salam dari guru 5
I
2. Berdo’a bersama 5
3. Menyiapkan bahan pembelajaran 4
Kegiatan Awal
II 1. Merespon Apersepsi 3
2. Merespon tujuan pembelajaran 4
Kegiatan Inti
1. Memperhatikan penjelasan guru 3
2. Menjawab pertanyaan yang disampaikan 3
3. Antusias dengan media pembelajaran 3
III
4. Merespon setiap perintah dari guru 4
5. Aktif dalam melakukan tanya jawab 2
6. Respon terhadap media 4
7. Motivasi siswa dalam pembalajaran 3
Kegiatan Akhir
IV 1. Siswa terlibat dalam penyimpulan pembelajaran 3
2. Siswa mengerjakan tes evaluasi pembelajaran 5
Jumlah Skor Pengamatan 51
Rata-Rata 3,6
Kategori Hasil Skor Pengamatan Cukup Baik
Keterangan
Nilai 1 = Sangat Kurang Nilai 4 = Baik
Nilai 2 = Kurang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 3 = Cukup Jumlah Skor Maksimal 70
Hasil belajar siswa yang didapatkan dari perbaikan siklus I ditampilkan dalam
table berikut:
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I
Interval Siswa Mendapat Jumlah
No Ketuntasan %
Nilai Nilai Nilai
1 100 4 400 14,8
2 80 15 1200 55,6
3 60 5 300 18,5
4 40 3 120 11,1
5 20 0 0 0,0
6 0 0 0 0,0
Jumlah 27 2020
100
Rata-rata Nilai 74,8
Berdasarkan data hasil belajar siswa yang didapatkan dalam pelaksaan pra
Siklus, ketuntasan hasil belajar siswa ditampilkan dalam diagram berikut:

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

29.6; 30%
Tuntas
Belum Tuntas

70.4; 70%

Gambar 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I


d. Refleksi Perbaikan Pembelajaran Siklus I.
Pada pelaksanaan perbaikan siklus I, ada beberapa hal yang didapatkan,
antara lain:
1) Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative type Group
Investigation belum maksimal. Hal tesebut ditandai dari rata-rata skor
pengamatan yang mendapat nilai 3,6 (rentang nilai 1-5) dengan
Kategori Cukup. Beberapa aspek yang perlu guru tingkatkan
diantaranya pada pada kegiatan pemberian umpan balik dan
pengelolaan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation.
2) Hasil skor pengamatan yang didapatkan oleh observer pada aktivitas
siswa saat pelaksanaan siklus I adalah 3,6 (rentasng Skor 1-5) dengan
kategori cukup baik. Pada aspek kegiatan melakukan tanya jawab,
terlihat hanya didominasi oleh beberapa siswa saja, artinya,
kemampuan guru untuk memberikan motivasi agar siswa aktif
menanya atau menjawab dalam kegiatan perlu diperhatikan lagi.
3) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I
melalui penggunaan model Cooperative type Group Investigation
untuk menyampaikan materi pembelajaran sudah mengalami
peningkatan dibandingkan dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus,
pada siklus 1 rata-rata hasil belajar siswa mencapai 77 dengan
ketuntasan belajar siswa mencapai 70,4% atau siswa yang mendapat
nilai datas KKM (70) ada 19 dari 27 siswa kelas V MIS Tanjungsari
Tersono.
4) Berdasarkan beberapa temuan yang didapatkan dalam pelaksanan
perbaikan siklus I, guru peneliti akan melanjutkan penelitian pada
siklus yang ke II untuk memperbaiki beberapa kelemahan yang
ditemukan dalam siklus I. Ketuntasan belajar siswa yang baru
mencapai 70,4% belum sesuai dengan standar yang ditentukan yaitu
minimal 75%
3. Deskripsi Kegiatan dan Hasil Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II merupakan kelanjutan dari
siklus I dimana kelemahan dan kekurangan pada siklus I diperbaiki pada
kegiatan siklus ke II. Dengan tujuan untuk meningkatkan hasil menjadi lebih
baik. Rincian kegiatan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus
pertama, yaitu sebagai berikut:
b. Perencanaan
Berawal dari temuan – temuan pada Siklus I yang telah dibahas pada
hasil evaluasi dan refleksi, maka perencanaan pada Siklus II ini pada
dasarnya hanya menyempurnakan pada perencanaan Siklus I. Perbedaan
yang dapat dikemukakan disini bahwa pada Siklus II pengamat (Observer)
dapat memperoleh data pengamatan secara penuh dari hasil siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II ini dilakukan sesuai dengan
Rencana Pembelajaran dan Materi Pembelajaran pada Siklus I yang
menggunakan model pembelajaran Cooperative type Group Investigation.
Tetapi pada Siklus II ini dilakukan perbaikan untuk lebih meningkatkan
prestasi belajar siswa dan aktivitas belajar siswa yang telah dilaksanakan
pada Siklus I. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan perbaikan
siklus II adalah:
3) Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation, siswa mampu mengidentifikasi berbagai gangguan pada
organ pernafasan manusia serta cara pencegahannya.
4) Melalui penerapan model pembelajaran, siswa mampu menerapkan
cara mencaga Kesehatan Pernafasan Manusia dalam kehidupan sehari-
hari.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Rancangan Pelaksanana Perbaikan Siklus II Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak materi
pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada pertemuan
sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tanya jawab,
contoh:
 Apa yang kalian rasakan jika mencium udara yang berbau
tidak sedap?.
 Apakah didalam rumah kalian ada anggota keluarga yang
merokok? dst
Inti Menyeleksi Topik
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai gangguan system pernafasan pada
manusia serta cara mencegahnya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi siswa
menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 6-7 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan tugas
untuk melakukan identifikasi berbagai penyakit yang
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
menyerang oragan pernafasan manusia dan cara mencegahnya
tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi mengenai
organ pernafasan manusia sesuai dengan pembagian organ
yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru berkeliling
untuk memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan mensintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (pelaksanaan)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi, melalui
perwakilan kelompok, siswa melakukan presentasi hasil
diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan beberapa
pertanyaan pancingan agar kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan presentasi,
melalui bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang gangguan sistem
pernapasan manusia dan cara mencegahnya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
Rancangan Pelaksanana Perbaikan Siklus II Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak materi
pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada pertemuan
sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan melalui tanya jawab,
contoh:
 Apa yang kalian lakukan jika mencium udara yang
berbau tidak sedap?.
 Bagaimana agar udara disekitar kita segar? dst
Inti Menyeleksi Topik
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai gangguan system pernafasan pada
manusia serta cara mencegahnya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi siswa
menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 3-4 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan tugas
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
untuk melakukan identifikasi berbagai penyakit yang
menyerang oragan pernafasan manusia dan cara mencegahnya
tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi mengenai
organ pernafasan manusia sesuai dengan pembagian organ
yang harus dipecahkan oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru berkeliling
untuk memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan mensintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (pelaksanaan)
dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi, melalui
perwakilan kelompok, siswa melakukan presentasi hasil
diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan beberapa
pertanyaan pancingan agar kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan presentasi,
melalui bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang gangguan sistem
pernapasan manusia dan cara mencegahnya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
c. Hasil Pelaksanaan Perbaikan Siklus II.
Hasil pengamatan terhadap aktifitas oleh guru dalam mengelola perbaikan
siklus II ditampilkan dalam table berikut:
Tabel 4.5 Aktivitas Pembelajaran oleh Guru Siklus II
No. Katagori Skor Pengamatan
1 Kegiatan Apersepsi 5
2 Penyampaian Tujuan Pembelajaran 4
3 Penyampaian Materi Pembelajaran 4
4 Keterampilan pengelolaan Media 4
5 Mengembangkan kegiatan yang beragam 4
6 Memantau belajar siswa 4
7 Kegiatan Pembimbingan terhadap siswa 5
8 Memberikan umpan balik 4
9 Pengelolaan model Group Investigation 4
10 Etika dalam Pembelajaran 4
Jumlah Skor 42
Rata-rata Skor 4,2
Kategori Skor Pengamatan Baik
Keterangan Skor:
1 Sangat Buruk 4 Baik
2 Buruk 5 Sangat Baik
3 Cukup Jumlah Skor Maksimal 50
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pelaksanaan perbaikan
siklus II ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Aktivitas Siswa dalam Perbaikan Siklus II

No Aspek Yang Dinilai Skor Ket.

Pra KBM

1. Menjawab salam dari guru 5


I
2. Berdo’a bersama 5

3. Menyiapkan bahan pembelajaran 4

Kegiatan Awal

II 1. Merespon Apersepsi 4

2. Merespon tujuan pembelajaran 4

Kegiatan Inti

1. Memperhatikan penjelasan guru 4

2. Menjawab pertanyaan yang disampaikan 4

3. Antusias dengan media pembelajaran 4


III
4. Merespon setiap perintah dari guru 4

5. Aktif dalam melakukan tanya jawab 3

6. Respon terhadap media 4

7. Motivasi siswa dalam pembalajaran 4

Kegiatan Akhir

IV 1. Siswa terlibat dalam penyimpulan pembelajaran 4

2. Siswa mengerjakan tes evaluasi pembelajaran 5

Jumlah Skor Pengamatan 58

Rata-Rata 4,1
Kategori Hasil Skor Pengamatan Baik
Keterangan
Nilai 1 = Sangat Kurang Nilai 4 = Baik
Nilai 2 = Kurang Nilai 5 = Sangat Baik
Nilai 3 = Cukup Jumlah Skor Maksimal 70
Hasil belajar siswa dalam pelaksanaan perbaikan siklus II adalah:
Tabel 4.9 Hasil Belajar Siklus II
Interval Siswa Mendapat Jumlah
No Ketuntasan %
Nilai Nilai Nilai
1 100 10 1000 37,0
2 80 16 1280 59,3
3 60 1 60 3,7
4 40 0 0 0,0
5 20 0 0 0,0
6 0 0 0 0,0
Jumlah 27 2340
100
Rata-rata Nilai 86,7
Berdasarkan data hasil belajar siswa, ketuntasan hasil belajar pada
pelaksanaan siklis II ditampilkan dalam diagram berikut:

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

3.7; 4%

Tuntas
Belum Tuntas

96.3; 96%

Gambar 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II


d. Refleksi Perbaikan Siklus II.
Pada pelaksanaan perbaikan siklus II, ada beberapa hal yang didapatkan,
antara lain:
1) Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran menggunakan model Cooperative type Group
Investigation belum maksimal. Hal tesebut ditandai dari rata-rata skor
pengamatan yang mendapat nilai 4,2 (rentang nilai 1-5) dengan
Kategori Baik. Setiap aspek pengamatan telah dapat dilaksanakan guru
dengan baik.
2) Hasil skor pengamatan yang didapatkan oleh observer pada
pelaksanaan siklus II adalah 4,1 (rentang Skor 1-5) dengan kategori
Baik. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II yang
lebih meningkat, mengakibatkan siswa merasa nyaman dengan
pembelajaran yang dilaksanakn.
3) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I
melalui penggunaan model Cooperative type Group Investigation
untuk menyampaikan materi pembelajaran sudah mengalami
peningkatan dibandingkan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I,
pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa telah mencapai 86,7 dengan
ketuntasan belajar siswa mencapai 96,3% atau siswa yang mendapat
nilai datas KKM (70) atau hanya 1 dari 27 siswa kelas V MIS
Tanjungsari Tersono belum mencapai KKM, guru akan memberikan
remidial bagi siswa tersebut.
4) Berdasarkan beberapa temuan yang didapatkan dalam pelaksanan
perbaikan siklus II, guru peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan
penelitian ke siklus berikutnya, karena persentase ketuntasan belajar
siswa telah mencapai lebih dari 75%

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pada bagian ini akan disajikan pembahasan hasil pengolahan data yang
berkaitan dengan aktifitas siswa dan hasil belajar siswa pada perbaikan siklus I
dan siklus II. Dengan demikian dapat memberikan gambaran mengenai
peningkatan aktifitas siswa dan hasil belajar siswa berlandaskan landasan teori
yang telah ditulis pada bab sebelumnya.
Peningkatan nilai hasil belajar siswa dalam penelitian yang dilaksanakan
oleh guru ditampilkan dalam grafik berikut:
Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar
120
100 100
100
86.7
80
80 74.8
68.1
60
60
40
40
20
20

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Terendah Rata-rata Tertinggi

Gambar 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar


Sedangkan rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa dalam penelitian adalah
sebagai berikut:

Rekapitulasi Ketuntasan Belajar (%)


120.0

100.0 3.7
29.6
80.0 40.7

60.0
96.3
40.0
70.4
59.3
20.0

0.0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas Belum Tuntas

Gambar 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar


Dari data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan hasil tes tertulis
siswa yang ditemukan dalam penelitian tindakan kelas di kelas V MIS
Tanjungsari Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang dapat dikatakan
bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran meningkat. Hal itu dapat dilihat dari
kualitas pelaksanaan perbaikan pada siklus I dengan nilai kualitas perbaikan untuk
guru, 3,6 dan kualitas perbaikan untuk siswa 3,6 (skala 1-5) meningkat pada
siklus II menjadi 4,2 untuk guru dan 4,1 untuk siswa. Dan hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 74,8 pada siklus I, meningkat menjadi
86,7 (skala 1-100) pada siklus II. Ketuntasan siswa dalam pembelajaran
meningkat dari 19 siswa pada siklus I menjadi 26 siswa pada siklus II dari 27
jumlah total siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa kelas V MIS Tanjungsari Tersono terjadi
karena dalam perbaikan pembelajaran secara konsekuen Guru melaksanakan
aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran yang telah direncanakan dengan
mengacu pada kurikulum dan menggunakan metode yang tepat sasaran. Perbaikan
pembelajaran ini mencakup : (1) pemberian apersepsi yang menarik, (2)
pengaktifan siswa dalam tanya jawab, (3) siswa dilibatkan secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran mengidentifikasi nilai mata uang, (4) siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok, dan (5) pemanfaatan alat peraga atau model Cooperative
type Group Investigation dalam pembelajaranpembelajaran.
Pemanfaatan model Cooperative type Group Investigation dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran memudahkan siswa dalam memahami
konsep dan mengidentifikasi perpindahan kalor yang disampaikan guru.
Pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan lebih mudah karena siswa
melakukan sendiri secara kelompok maupun individu, penyelidikan dilakukan
secara logis dan kritis. Selain itu, melalui penyedikan langsung untuk menemukan
berbagai Organ Pernafasan Manusia, pengetahuan yang didapat siswa akan lebih
optimal. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Suprijono
(dalam Shoimin. A, 2014: 80) mengemukakan bahwa dalam penggunaan model
Group Investigation, setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai
dengan masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut
diketahui bahwa model Group Investigation adalah pembelajaran yang melibatkan
aktivitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi
mereka untuk belajar.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V MIS Tanjungsari Tersono
Kecamatan Tersono Kabupaten Batang pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation telah berhasil. Hal tersebut dibuktikan dengan:
1. Rata-rata hasil belajar yang didapatkan dalam setiap siklus selalu mengalami
Peningkatan. Pada pelaksanaan pembelajaran pra siklus rata-rata hasil belajar
siswa adalah 68,1, pada pelaksanaan perbaikan siklus I meningkat menjadi
74,8 dan pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 86,7.
2. Model pembelajaran Cooperative type Group Investigation yang digunakan
guru mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Pada pelaksanaan
pembelajaran Pra Siklus ketuntasan belajar siswa baru mencapai 59,3% (16
siswa mendapat nilai diatas KKM dari 27 siswa) pada pelaksanaan siklus I
meningkat menjadi 70,4% (19 siswa mendapat nilai diatas KKM dari 27
siswa), dan pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 96,3% (26 siswa
mendapat nilai diatas KKM dari 27 siswa).
3. Guru mampu mendeskripsikan model pembelajaran Cooperative type Group
Investigation dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) materi Organ Pernafasan Manusia yang dilaksanakan dikelas V
MIS Tanjungsari Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang pada
semester I Tahun pelajaran 2022/2023.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan temuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui
sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilaksakan guru, saran tindak
lanjut yang dapat disampaikan antara lain:
1. Bagi siswa.
a. Siswa hendaknya proaktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan
demikian secara langsung dapat mengikuti pembelajaran yang diberikan
oleh guru.
b. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan rasa kerja sama dalam kelompok
maupun dalam kelas sehingga tercipta suasana kebersamaan antar siswa.
2. Bagi Guru
a. Seorang guru hendaknya kreatif dalam setiap kali menyelesaikan
pembelajaran yang ada dikelasnya.
b. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hendaknya digunakan guru dalam upaya
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran yang ada dikelasnya,
karena melalui PTK seorang guru dapat melakukan sebuah penelitian
reflektif dan Ilmiah, serta dapat menjadikan guru berkembang secara
Profesional.
c. Model pembelajaran Cooperative type Group Investigation hendaknya
digunakan untuk menyampaikan materi-materi yang memerlukan
pemahaman lebih bagi siswa, karena dengan menggunaan model
pembelajaran Cooperative type Group Investigation, pengetahuan yang
didapatkan siswa bukan hanya abstrak.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah sebagai sebuah lembaga dimana guru mengajar hendaknya
memfasilitasi setiap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
oleh guru yang ada dikelasnya.
b. Sekolah merupakan wadah bagi guru yang menyelenggarakan PTK
sebaiknya membantu tiap guru yang melaksanakan PTK dalam publikasi
karya ilmiahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sugandi. 2002. Teori Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda
Ahmad Susanto. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Kencana
Al-Tabani, Trianto. 2014. Mendesaian Model Pembelajaran Inovatic, Progresif
dan Kontekstual. Surabaya : Prenadamedia Group
Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon
13 FKIP UNS Surakarta
Anni, Catharina Tri dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press
Arikunto, S. 2019. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta
Asyri’I, Holil. 2008. Pembelajaran IPS untuk SD Kelas IV. Jakarta. Erlangga
Aryulina diah, 2004. Biologi 2, Biologi SMA/MA. Bandung. Erlangga
Depdiknas. 2004. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta
Djamarah, Syaiful bahri dan Zain, Aswan. 2014. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Fathurrohman, P dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umun & Konsep Islami. Bandung: PT Refika
Aditama
Fudyartanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Global Jakart
Hamdani. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hamzah B. Uno. 2017. Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis di bidang
pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara
Huda, M. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Imas Kurniasih & Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran
untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jogjakarta: Kata Pena
Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta:Pustaka Bekija
Kartadinata, Sunaryo. 2012. Profesionalisme Guru, Penelitian Tindakan Kelas
dan Karya Tulis Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia: Pemdidikan
dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon 110
Leo Sutrisno, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas
Pujiyanto,Sri. Dan Rejeki, Siti F.2014. Buku Siswa Menjelajah Dunia Biologi
Untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo: PT Tiga Setangkai Pustaka Mandiri
Puji Santosa, dkk., 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum. Rosdakarya.
Bandung
Natawijaya,Rochman. 2005.Aktivitas Belajar. Jakarta: Depdiknas
Rifa’i, A dan Anni, C.T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES
Press
Rusman. 2017. Belajar & Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Sardiman. 2018. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: PT.
Rajagrafindo Persada
Sarmono, Sri Hidayati. 2016. Buku Siswa Biologi. Jakarta : Bumi Aksara
Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA
Siti Maesaroh. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan
Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sumantri. 2015. Strategi pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama
Suprayekti, dkk. 2008. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta : Universutas
Terbuka
Suprijono.Agus, 2016, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Rieneka Cipta
Sutirman, 2013. Media & Model-model Pembelajaran Inovatif.Yogyalarta: Graha
Ilmu
Taniredja, T. dan Mustafidah, H. 2014. Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar). Bandung: Alfabeta
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran iInovatif berorientasi kontruktivistik.
Prestasi Pustaka: Jakarta
Winataputra, Udin S. dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka

Sumber Internet:

https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-group-investigation.html
diakses pada 26 Oktober 2022 Pukul 22.00 wib

http://repository.unpas.ac.id/39122/6/babIII.pdf diakses pada 24 Oktober 2022


Pukul 21.00 wib
Lampiran I
Surat Kesediaan Supervisor 2
Kepada:
Kepala UPBJJ UT Semarang
di
Semarang

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa:


Nama : MUGIONO, S.Pd
NIP :
Tempat Mengajar : MIS Tanjungsari Kec. Tersono
Alamat Sekolah : Desa Tanjungsari, Kecamatan Tersono
Telephon :-

Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing dalam pelaksanaan


PKP atas:
Nama : MUHAMAD ALI FATONI
NIM : 857736794
Progran Studi : S.1 PGSD
Tempat Mengajar : MIS Tanjungsari
Alamat Sekolah : Desa Tanjungsari Kec. Tersono Kab. Batang
Telephon :-

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.
Batang, 17 Oktober 2022
Mengetahui
Kepala MIS Tanjungsari Supervisor 2,

NURYANTO, S.Pd MUGIONO, S.Pd


NIP. ..................... NIP. 19960331 201903 1 004

Lampiran 2. Rancangan Siklus I Perbaikan Pembelajaran


Nama Guru Model : MUHAMAD ALI FATONI
NIM : 857736794
Tempat Mengajar : MIS Tanjungsari

No Hari/ Identifikasi
Penyebab Rencana Solusi
. Tanggal Masalah
1. Kamis, 14- Ketuntasan hasil 1. Cara menyampaikan Melakukan
10-2022 belajar yang rendah materi hanya dengan perbaikan
menjadi penyebab ceramah, sehingga pembelajaran
utama guru untuk siswa bosan dan tidak melalui
melaksanakan aktif dalam Penelitian
perbaikan pembelajaran. Tindakan Kelas
pembelajaran 2. Menggunakan model (PTK).
pembelajaran yang
kurang menarik.

Masalah yang Alasan pemilihan Rencana


Penyebab
dipilih masalah Solusi
Rata-rata hasil 1. Cara menyampaikan Hasil Belajar siswa Melakukan
belajara siswa materi hanya dengan belum memenuhi perbaikan
baru mencapai ceramah, sehingga siswa ketuntasan minimal pembelajaran
rata-rata 68,1 bosan dan tidak aktif yaitu 75% melalui
dengan dalam pembelajaran. Penelitian
ketuntasan 2. Menggunakan model Tindakan Kelas
59,3% pembelajaran yang kurang (PTK), dengan
menarik. menerapkan
model Group
Investigation

Rumusan Masalah Tujuan Perbaikan Pembelajaran

“Apakah melalui diterapkannya model Untuk meningkatkan hasil belajar siswa


pembelajaran Cooperative type Group kelas V MIS Tanjungsari Kecamatan
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar Tersono Kabupaten Batang dalam
IPA materi Organ Pernafasan Manusia pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V semester II MIS Tanjungsari (IPA) materi Organ Pernafasan Manusia
tahun pelajaran 2022/2023?”
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERBAIKAN SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MIS TANJUNGSARI


Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Udara Bersih Bagi Kesehatan (Tema 2)
Sub Tema : Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih (Sub
Tema 1)
Alokasi waktu : 1 kali pertemuan (2x35 pertemuan)
Hari, Tanggal : Rabu, Kamis 19 dan 22 Oktober 2022

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


No Kompetensi Indikator
3.2 Menjelaskan organ pernapasan dan 3.2.1 Menunjukkan Organ
fungsinya pada hewan dan manusia, pernapasan pada manusia
serta cara memelihara kesehatan organ dan fungsinya
pernapasan manusia
C. TUJUAN
1. Melalui penerapan model Group Investigation. siswa mampu
mendeskripsikan organ-organ pernapasan pada manusia
2. Melalui penerapan model Group Investigation, siswa mampu
menunjukkan fungsi organ pernafasan manusia.

D. MATERI
1. Bagan cara kerja organ pernapasan manusia.
2. bacaan sistem pernapasan pada manusia.

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak
materi pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada
pertemuan sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan
melalui tanya jawab, contoh:
 Apa yang kita pelajari pada pertemuan
sebelumnya?.
 Siapa yang bisa menyebutkan organ dalam
hidung?
Inti Menyeleksi Topik 40 menit
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai alat-alat organ pernafasan
pada manusia serta fungsinya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi
siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 6-7 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan
tugas untuk melakukan identifikasi berbagai organ
pernafasan manusia serta fungsi organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi
mengenai organ pernafasan manusia sesuai dengan
pembagian organ yang harus dipecahkan oleh
masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru
berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan
mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
langkah (pelaksanaan) dan merencanakan agar dapat
diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di
depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi,
melalui perwakilan kelompok, siswa melakukan
presentasi hasil diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan
beberapa pertanyaan pancingan agar kelompok yang
lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan
presentasi, melalui bimbingan guru, siswa
menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ
pernapasan manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 6. 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir
pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.

Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling
awal. (Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat
sejenak materi pembelajaran Organ Pernafasan
Manusia pada pertemuan sebelumnya, kegiatan ini
dilaksanakan melalui tanya jawab, contoh:
 Dalam sistem pernafasan manusia, udara
yang kita hirup pertama kali melalui apa?.
 Apa saja organ-organ yang terdapat dalam
hidung kita? dst
Inti Menyeleksi Topik 40 menit
 Melalui media gambar, guru menyampaikan
materi pembelajaran mengenai alat-alat organ
pernafasan pada manusia serta fungsinya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi
siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 3-4 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok
diberikan tugas untuk melakukan identifikasi
berbagai organ pernafasan manusia serta fungsi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi
mengenai organ pernafasan manusia sesuai
dengan pembagian organ yang harus dipecahkan
oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru
berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan
mensintesis berbagai informasi yang diperoleh
pada langkah (pelaksanaan) dan merencanakan
agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian
yang menarik di depan kelas (analisis dan
sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan
diskusi, melalui perwakilan kelompok, siswa
melakukan presentasi hasil diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan
beberapa pertanyaan pancingan agar kelompok
yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil
presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan
presentasi, melalui bimbingan guru, siswa
menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ
pernapasan manusia dan fungsinya
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 7. 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir
pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.

G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.

Rubrik Tugas Wawancara


Kompetensi yang dinilai:
 Pengetahuan siswa tentang topik dan tujuan wawancara (jenis-jenis usaha) -
terlampir
 Keterampilan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
 Sikap kerja sama dan tanggung jawab siswa selama mengerjakan tugas
H. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
2. Buku Sekolahnya Manusia, Munif Khotif.
3. Software Pengajaran SD/MI untuk kelas 5 semester 1 dari JGC/SCi
Media.
 Buku teks, gambar atau model organ pernapasan manusia, teks bacaan
tentang organ pernapasan manusia, contoh-contoh lagu yang bertangga
nada mayor dan minor.
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Tersono, 22 Oktober 2022


Kepala MIS Tanjungsari Guru Kelas V

NURYANTO, S.Pd MUHAMAD ALI FATONI


NIP. ..................... NIM. 857736794
Lembar Diskusi Siswa
Petunjuk
Diskusikan Bersama anggota kelompok kalian untuk melakukan identifikasi
gambar berikut:
Peretemuan 1
1. ………….
2. ………….
3. ………….
4. ………….
5. ………….
6. ………….
7. ………….
8. ………….
9. ………….
10. ………….
11. ………….
12. ………….

Pertemuan 2
a. ……….
b. ……….
c. ……….
d. ……….
e. ……….
f. ……….
Lampiran 3
Lembar Tes Akhir Pembelajaran
No. : ….
Absen
Nama : …………………..
Nilai :
Paraf Ortu :

Petunjuk
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat!
1. Udara yang kita hirup mengalami penyesuaian suhu dan kelembaban di
bagian….!
2. Penghubung trakea dengan paru-paru adalah ...
3. Berikut ini adalah organ-organ penyusun sistem pernapasan pada manusia:
Bronkiolus-Alveolus-Bronkus-Laring-Rongga hidung urutan dari organ
tersebut yang benar adalah?
4. Proses masuknya oksigen pada pernapasan dada disebabkan otot antar tulag
rusuk ...
5. Sebutkan fungsi rambutr-rambut pada dan selaput lendir yang terdappat dalam
hidung!
------------------- SELAMAT MENGERJAKAN-------------------
Kunci Jawaban
Lembar Kerja Kelompok
Pertemuan 1
1). Lubang hidung 2). Epiglotis 3). Pita suara 4). Trakea 5). Bronkus 6). Bronkiola
7). Alveolus 8). Jantung 9). Pleura 10). Diafragma 11). Rusuk 12). Otot-otot
rusuk.

Pertemuan 2
a). Rongga-rongga b). Selaput lendir pembau c). Lubang hidung d). Anak tekak
e). Langit-langit f). Hulu tenggorokan g). Katup pangkal tenggorokan

Lembar Tes Akhir Pembelajaran


1. Hidung
2. Bronkus
3. Rongga hidung urutan-Laring-Bronkus- Alveolus-Bronkiolus
4. Berkontraksi, tekanan udara rongga dada seimbang
5. Mengatur kelembapan udara, Menghangatkan udara yang masuk ke paru-
paru, dan Menyaring udara

Norma Penilaian
Jumlah Soal : 5 Jawaban singkat dan Uraian
Skor Masing-masing Soal : 20
Skor Maksimal : 100

Nila Skor Perolehan


= X 100
i Skor Maksimal
Lampiran 3
Link Video Perbaikan Pembelajaran Siklus 1

Nama Guru Model : MUHAMAD ALI FATONI

NIM : 857736794

Program Studi : S1 PGSD Universitas Terbuka

Link Video : https://youtu.be/lv5r-Xs0Mok


Lampiran 4. Lembar Refleksi Siklus I

Lembar Refleksi Simulasi Perbaikan Pembelajaran pada PKP Siklus I

Nama : MUHAMAD ALI FATONI


NIM : 857736794
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V / I (Lima/Ganjil)
Sekolah : MIS Tanjungsari Kec. Tersono

No Identifikasi
Hari Tanggal Penyebab Rencana Solusi
Masalah

 Pemahaman o Memaksimalkan
Siswa pengetahuan siswa
Hasil
terhadap dengan
pelaksanaan menggunakan
materi yang
perbaikan disampaikan media yang lebih
pembelajaran oleh guru menarik
Sabtu, 22 Siklus belum o Lebih mendalami
1
Oktober 2022 ketuntasan Maksimal lagi sintaks model
hasil belajar  Keterampilan pembelajaran
siswa baru guru dalam Group
mengelola Investigation
mencapai
model group o Melanjutkan
66,7% Investigation perbaikan
belum pembelajaran ke
Optimal siklus II
Lampiran 5. Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik Terburuk
Nilai Pra Siklus
Hasil Belajar
No Nama Siswa Keterangan
Siklus II
1 LUTFI RAMADHANI 80 Tuntas
2 MUKHAMAD KHABIB MU'TI 60 Belum Tuntas
3 ALISA QODRUN NADA 80 Tuntas
4 NURDIYANTO 60 Belum Tuntas
5 WILDAN KHILMI AKHMADA 40 Belum Tuntas
6 EZA FAHRI RAMADAN 80 Tuntas
7 EMI ITA MIRZANI 40 Belum Tuntas
8 MIFTAKHUL ULUM 80 Tuntas
9 RAKHMA AULIA 80 Tuntas
10 MUHAMAD RIFAN HANAFI 60 Belum Tuntas
11 RIAN AJI WIGUNA 80 Tuntas
12 ALDO APRILIO ISWANTO 60 Belum Tuntas
13 AHMAD SOFIUL HANAN 80 Tuntas
14 ZULVA AFIFI 60 Belum Tuntas
15 FARHAM ADITIA 80 Tuntas
16 PUTRI NIRMALA WIJAYANTI 60 Belum Tuntas
17 MUHAMMAD IRFAN MAULANA 80 Tuntas
18 MUHAMMAD TRI ADITYA NUGROHO 40 Belum Tuntas
19 MUHAMMAD FAHRIZAL FADLAN 60 Belum Tuntas
20 PANJI MAHESA 80 Tuntas
21 MUKHAMMAD NAUFA ANNUHA 20 Belum Tuntas
22 MUHAMMAD ANWAR FADLI 80 Tuntas
23 KARINA ALIYA SAPUTRI 80 Tuntas
24 ANIK DEWI ZULAEHA 80 Tuntas
25 FHADILA RAMADANI 80 Tuntas
26 MUHAMMAD YUSUF 80 Tuntas
27 MEYLIA KURNIA 80 Tuntas
Nilai Terendah 20
Nilai Tertinggi 80
Jumlah Nilai 1840
Rata-rata Nilai 68.1
Nilai Siklus I
Hasil Belajar
No Nama Siswa Keterangan
Siklus I
1 LUTFI RAMADHANI 100 Tuntas
2 MUKHAMAD KHABIB MU'TI 60 Belum Tuntas
3 ALISA QODRUN NADA 100 Tuntas
4 NURDIYANTO 60 Belum Tuntas
5 WILDAN KHILMI AKHMADA 40 Belum Tuntas
6 EZA FAHRI RAMADAN 100 Tuntas
7 EMI ITA MIRZANI 40 Belum Tuntas
8 MIFTAKHUL ULUM 80 Tuntas
9 RAKHMA AULIA 80 Tuntas
10 MUHAMAD RIFAN HANAFI 60 Belum Tuntas
11 RIAN AJI WIGUNA 80 Tuntas
12 ALDO APRILIO ISWANTO 60 Belum Tuntas
13 AHMAD SOFIUL HANAN 80 Tuntas
14 ZULVA AFIFI 80 Tuntas
15 FARHAM ADITIA 80 Tuntas
16 PUTRI NIRMALA WIJAYANTI 60 Belum Tuntas
17 MUHAMMAD IRFAN MAULANA 80 Tuntas
18 MUHAMMAD TRI ADITYA NUGROHO 60 Belum Tuntas
19 MUHAMMAD FAHRIZAL FADLAN 80 Tuntas
20 PANJI MAHESA 80 Tuntas
21 MUKHAMMAD NAUFA ANNUHA 40 Belum Tuntas
22 MUHAMMAD ANWAR FADLI 80 Tuntas
23 KARINA ALIYA SAPUTRI 80 Tuntas
24 ANIK DEWI ZULAEHA 80 Tuntas
25 FHADILA RAMADANI 100 Tuntas
26 MUHAMMAD YUSUF 80 Tuntas
27 MEYLIA KURNIA 80 Tuntas
Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 100
Jumlah Nilai 2000
Rata-rata Nilai 74.1
Nilai Tertinggi Siklus I
Nilai Terendah Siklus I
Lampiran 6. Rancangan Siklus II Perbaikan Pembelajaran

Nama Guru Model : MUHAMAD ALI FATONI


NIM : 857736794
Tempat Mengajar : MIS Tanjungsari

No Hari/ Identifikasi
Penyebab Rencana Solusi
. Tanggal Masalah
1 Sabtu, 25 Ketuntasan Hasil 1. Keterampilan guru Melakukan
Oktober 2022 Belajar siklus I belum maksimal perbaikan
baru mencapai dalam penggunaan pembelajaran
66,7% model Group melalui
Investigation. Penelitian
2. Siswa kesulitan Tindakan Kelas
memahami materi (PTK).
pembelajaran.

Masalah yang Alasan pemilihan Rencana


Penyebab
dipilih masalah Solusi
Rata-rata hasil 1. Keterampilan mengelola Hasil Belajar siswa Melakukan
belajara siswa model Group belum memenuhi perbaikan
dalam Investigation belum ketuntasan minimal pembelajaran
pelaksanan maksimal. yaitu 75% melalui
perbaikan siklus 2. Siswa kesulitan dalam Penelitian
I baru mencapai memahami materi Tindakan Kelas
rata-rata 71,4 pembelajaean. (PTK), dengan
dengan menerapkan
ketuntasan model Group
66,7% Investigation

Rumusan Masalah Tujuan Perbaikan


Pembelajaran

Apakah melalui penerapan metode Group Melalui penerapan model


Investigation ketuntasan hasil belajar siswa dapat Group Investigation,
mencapai minimal 75% dalam pembelajaran Ilmu ketuntasan hasil belajar siswa
Pengetahuan Sosial (IPS) materi Jenis-jenis Usaha dan minimal mencapai 75%
Kegiatan Ekonomi dimasyarakat, siswa Kelas V
semester I MIS Tanjungsari Kecamatan Tersono
Kabupaten Batang ?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MIS TANJUNGSARI


Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Udara Bersih Bagi Kesehatan (Tema 2)
Sub Tema : Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih (Sub
Tema 1)
Alokasi waktu : 1 kali pertemuan (2x35 pertemuan)
Hari, Tanggal : .........................................

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


No Kompetensi Indikator
3.2 Menjelaskan organ pernapasan dan 3.2.1 Menunjukkan Organ
fungsinya pada hewan dan manusia, pernapasan pada manusia
serta cara memelihara kesehatan organ dan fungsinya
pernapasan manusia
C. TUJUAN
1. Melalui penerapan model Group Investigation. siswa mampu
mendeskripsikan organ-organ pernapasan pada manusia
2. Melalui penerapan model Group Investigation, siswa mampu
menunjukkan fungsi organ pernafasan manusia.

D. MATERI
1. Bagan cara kerja organ pernapasan manusia.
2. bacaan sistem pernapasan pada manusia.

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan
Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat sejenak
materi pembelajaran Organ Pernafasan Manusia pada
pertemuan sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan
melalui tanya jawab, contoh:
 Apa yang kita pelajari pada pertemuan
sebelumnya?.
 Siapa yang bisa menyebutkan organ dalam
hidung?
Inti Menyeleksi Topik 40 menit
 Melalui media gambar, guru menyampaikan materi
pembelajaran mengenai alat-alat organ pernafasan
pada manusia serta fungsinya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi
siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 6-7 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok diberikan
tugas untuk melakukan identifikasi berbagai organ
pernafasan manusia serta fungsi organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi
mengenai organ pernafasan manusia sesuai dengan
pembagian organ yang harus dipecahkan oleh
masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru
berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
langkah (pelaksanaan) dan merencanakan agar dapat
diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di
depan kelas (analisis dan sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan diskusi,
melalui perwakilan kelompok, siswa melakukan
presentasi hasil diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan
beberapa pertanyaan pancingan agar kelompok yang
lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan
presentasi, melalui bimbingan guru, siswa
menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ
pernapasan manusia dan fungsinya
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 6. 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir
pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.

Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pembukaan  Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
 Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling
awal. (Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
 Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
 Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
 Melaksanakan apersepsi dengan mengingat
sejenak materi pembelajaran Organ Pernafasan
Manusia pada pertemuan sebelumnya, kegiatan ini
dilaksanakan melalui tanya jawab, contoh:
 Dalam sistem pernafasan manusia, udara
yang kita hirup pertama kali melalui apa?.
 Apa saja organ-organ yang terdapat dalam
hidung kita? dst
Inti Menyeleksi Topik 40 menit
 Melalui media gambar, guru menyampaikan
materi pembelajaran mengenai alat-alat organ
pernafasan pada manusia serta fungsinya.
 Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagi
siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 3-4 siswa
Merencanakan Kerjasama
 Secara klasikal, masing-masing kelompok
diberikan tugas untuk melakukan identifikasi
berbagai organ pernafasan manusia serta fungsi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
organ tersebut.
Pelaksanaan Investigasi.
 Dalam kelompok, siswa melakukan investigasi
mengenai organ pernafasan manusia sesuai
dengan pembagian organ yang harus dipecahkan
oleh masing-masing kelompok.
 Selama siswa melaksanakan investigasi, guru
berkeliling untuk memberikan bimbingan pada
masing-masing kelompok.
 Dalam kelompok, Para siswa menganalisis dan
mensintesis berbagai informasi yang diperoleh
pada langkah (pelaksanaan) dan merencanakan
agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian
yang menarik di depan kelas (analisis dan
sintesis)
Penyajian Hasil
 Setelah setiap siswa selesai melaksanakan
diskusi, melalui perwakilan kelompok, siswa
melakukan presentasi hasil diskusi.
 Pada saat akhir presentasi, guru memberikan
beberapa pertanyaan pancingan agar kelompok
yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil
presentasi
Melakukan Evaluasi.
 Setelah semua kelompook selesai melaksanakan
presentasi, melalui bimbingan guru, siswa
menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dilaksanakan.
 Siswa membuat catatan kecil tentang organ-organ
pernapasan manusia dan fungsinya
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Akhir 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 7. 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Secara individu, siswa mengerjakan tes akhir
pembelajaran.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.

G. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.

Rubrik Tugas Wawancara


Kompetensi yang dinilai:
 Pengetahuan siswa tentang topik dan tujuan wawancara (jenis-jenis usaha) -
terlampir
 Keterampilan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
 Sikap kerja sama dan tanggung jawab siswa selama mengerjakan tugas
H. SUMBER DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
2. Buku Sekolahnya Manusia, Munif Khotif.
3. Software Pengajaran SD/MI untuk kelas 5 semester 1 dari JGC/SCi
Media.
 Buku teks, gambar atau model organ pernapasan manusia, teks bacaan
tentang organ pernapasan manusia, contoh-contoh lagu yang bertangga
nada mayor dan minor.
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Tersono, 26 Oktober 2022


Kepala MIS Tanjungsari Guru Kelas V

NURYANTO, S.Pd MUHAMAD ALI FATONI


NIP. ..................... NIM. 857736794
Lembar Diskusi Siswa
Petunjuk
Diskusikan Bersama anggota kelompok kalian untuk melakukan identifikasi
gambar berikut:
Pertemuan 1
Proses Pernafasan Dada Proses Pernafasan Perut
…………………………………… ……………………………………
…………………………………… ……………………………………
…………………………………… ……………………………………
…………………………………… ……………………………………

Pertemuan 2
Gangguan Sistem Penyebab Cara Mencegah
Pernafasan
Lampiran 3
Lembar Tes Akhir Pembelajaran
No. : ….
Absen
Nama : …………………..
Nilai :
Paraf Ortu :

Petunjuk
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat!
1. Sebutkan berbagai macam penyakit pernapasan
2. Bagian dari hidung yang berfungsi sebagai jalan keluarnya udara adalah ...
3. Di dalam lubang hidung terdapat selaput lendir yang berguna untuk ...
4. Udara yang kita embuskan pada air kapur menyebabkan air kapur menjadi ...
5. Sebutkan minimal 3, kegiatan yang dapat menyebabkan polusi udara hingga
menyebabkan kualitas udara tidak baik!
------------------- SELAMAT MENGERJAKAN-------------------
Kunci Jawaban
Lembar Kerja Kelompok
Pertemuan 1
Proses Pernafasan Dada Proses Pernafasan Perut
1) Pada Saat Menarik Napas. Otot yang bekerja 1) Pada Saat Menarik Napas
pada waktu menarik napas yaitu otot tulang Otot tulang rusuk sebelah luar &
rusuk sebelah luar dan diafragma. Pengertian diafragma akan berkontraksi lebih
diafragma yaitu sekat antara rongga perut dan kuat. Rongga dada membesar, isi
rongga dada. Pada saat menarik napas, otot rongga perut tertekan, dan tekanan
tulang rusuk naik ke atas, tulang dada naik ke di dalam rongga dada mengecil.
atas dan ke depan, diafragma akan mendatar Kemudian, udara masuk ke dalam
oleh sebab ototnya berkerut. Rongga dada paru-paru.
membesar, paru-paru berkembang sehingga 2) Pada Saat Menghembuskan
udara akan masuk ke dalam paru-paru. Napas
2) Pada Saat Menghembuskan Napas Pada waktu menghembuskan
Pada saat menghembuskan napas, maka otot napas, otot tulang rusuk sebelah
tulang rusuk sebelah luar akan mengendur, dalam berkerut. Otot berkerut
diafragma kembali ke dalam keadaan semula, menekan diafragma. Rongga dada
yaitu berbentuk cembung. Rongga dada mengecil. Sehingga udara dalam
mengecil sehingga udara keluar. paru-paru keluar.

Pertemuan 2
Gangguan Sistem Penyebab Cara Mencegah
Pernafasan
Penyakit TBC Virus Menjaga jarak dengan orang
yang terkenya penyakit
Penyakit Asma Bakteri Menjaga Kesehatan
Infeksi Saluran Pernafasan Bakteri Menjaga Kebersihan Udara
Lembar Tes Akhir Pembelajaran
1. Asma, TBC, ISPA
2. Lubang Hidung
3. Menyaring Udara
4. Keruh
5. Membakar sampah secara berlebihan, kebakaran Hutan Gambut,
merokok, penggunaan bahan bakar minyak secara berlebihan dll

Norma Penilaian
Jumlah Soal : 5 Jawaban singkat dan Uraian
Skor Masing-masing Soal : 20
Skor Maksimal : 100

Nila Skor Perolehan


= X 100
i Skor Maksimal
Lampiran 7. Link Video Siklus II

Link Video Perbaikan Pembelajaran Siklus I1

Nama Guru Model : MUHAMAD ALI FATONI

NIM : 857736794

Program Studi : S1 PGSD Universitas Terbuka

Link Video : https://youtu.be/UQWdI0x7xvQ


Lampiran 8. Lembar Refleksi Siklus II

Lembar Refleksi Simulasi Perbaikan Pembelajaran pada PKP Siklus II

Nama : MUHAMAD ALI FATONI


NIM : 857736794
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V / I (Lima/Ganjil)
Sekolah : MIS Tanjungsari Kec. Tersono

No Identifikasi
Hari Tanggal Penyebab Rencana Solusi
Masalah

Secara
keseluruhan,
pelaksanaan
pembelajaran
yang
dilaksanakan o Sering melakukan
oleh guru diskusi dengan
 Penguasaan rekan sejawat
Sabtu, 29 sudah baik,
1 terhadap kelas maupun guru
Oktober 2022 namun guru masih perlu senior untuk
masih perlu ditingkatkan menambah
meningkatkan pengetahuan dalam
pengetahuan pengelolaan kelas
dalam
pembimbingan
siswa untuk
lebih aktif
Lampiran 9. Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik dan Terburuk Siklus II
Hasil Belajar
No Nama Siswa Keterangan
Siklus II
1 LUTFI RAMADHANI 100 Tuntas
2 MUKHAMAD KHABIB MU'TI 80 Tuntas
3 ALISA QODRUN NADA 100 Tuntas
4 NURDIYANTO 80 Tuntas
5 WILDAN KHILMI AKHMADA 60 Belum Tuntas
6 EZA FAHRI RAMADAN 100 Tuntas
7 EMI ITA MIRZANI 80 Tuntas
8 MIFTAKHUL ULUM 100 Tuntas
9 RAKHMA AULIA 80 Tuntas
10 MUHAMAD RIFAN HANAFI 80 Tuntas
11 RIAN AJI WIGUNA 80 Tuntas
12 ALDO APRILIO ISWANTO 80 Tuntas
13 AHMAD SOFIUL HANAN 100 Tuntas
14 ZULVA AFIFI 80 Tuntas
15 FARHAM ADITIA 80 Tuntas
16 PUTRI NIRMALA WIJAYANTI 80 Tuntas
17 MUHAMMAD IRFAN MAULANA 100 Tuntas
18 MUHAMMAD TRI ADITYA NUGROHO 100 Tuntas
19 MUHAMMAD FAHRIZAL FADLAN 100 Tuntas
20 PANJI MAHESA 80 Tuntas
21 MUKHAMMAD NAUFA ANNUHA 80 Tuntas
22 MUHAMMAD ANWAR FADLI 80 Tuntas
23 KARINA ALIYA SAPUTRI 100 Tuntas
24 ANIK DEWI ZULAEHA 100 Tuntas
25 FHADILA RAMADANI 80 Tuntas
26 MUHAMMAD YUSUF 80 Tuntas
27 MEYLIA KURNIA 80 Tuntas
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 100
Jumlah Nilai 2340
Rata-rata Nilai 86.7
Nilai Terbaik Siklus II
Nilai Terendah Siklus II
Lampiran 10. Jurnal Bimbingan

Nama : MUHAMAD ALI FATONI


NIM : 857736794
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : V / I (Lima/Ganjil)
Sekolah : MIS Tanjungsari Kec. Tersono

Paraf
Hari, Hasil
No. Siklu Kegiatan Tindak Lanjut
Tgl. Observasi Mhs Sup.2
s

1. I Sabtu, Melakukan Dalam Sampaikan


22- Observasi penyampaian tujuan
10- terhadap tujuan pembelajaran
2022 perbaikan pembelajaran dengan bahasa
Pembelajaran kurang yang dekat
Siklus I lengkap dan dengan
kurang keseharian
mengena siswa.

Guru model Berikan


kurang pandai tambahan
dalam motivasi
memotivasi pembelajaran
siswa dengan
memberikan
pentingnya
pembelajaran
bagi
kehidupan
siswa kelak

Penggunaan Tingkatkan
alat peraga fariasi
sudah cukup penggunaan
baik alat peraga
pembelajaran

2 II Sabtu, Melakukan Ada beberapa Pemberian


29- Observasi siswa yang reward
10- terhadap terlihat kurang terkadang
2022 perbaikan termotivasi diperlukan
Pembelajaran dalam sebagai
Siklus I mengikuti tambahan
pembelajaran motivasi
yang sedang dalam
dilaksanakan pembelajaran
siswa

Dalam Berikan cara


memberikan pengerjaan
tes akhir soal sebelum
pembelajaran siswa
siswa tidak mengerjakan
diberikan cara tes, sehingga
pengerjaan pada saat
soal mengerjakan
soal siswa
sudah focus.

Batang, 2 Desember 2022


Supervisor 1 Supervisor 2

BAMBANG PURWANTYONO, M. Pd MUGIONO, S.Pd


NIP. 19620706 198303 1 012 NIP. ………………………
Lampiran 11
DOKUMENTASI KEGIATAN
Perbaikan Siklus I

Melalui Media, Guru menyampaikan Materi Pembelajaran

Proses Kegiatan Belajar Mengajar


Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan permasalahan Pembelajaran

Guru memberikan Bimbingan terhadap kelompok


Guru Membantu siswa dalam melaksanakan Presentasi Hasil Diskusi

Siswa mengerjakan tes akhir pembelajaran


Perbaikan Siklus II

Kegiatan Awal

Siswa Berdiskusi
Kegiatan Presentasi

Kegiatan Penyimpulan Hasil Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai