Anda di halaman 1dari 116

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA TEMA 2


(BERMAIN DI LINGKUNGANKU) SUBTEMA 1 ( BERMAIN DI
LINGKUNGAN RUMAH) MELALUI PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME BAGI SISWA KELAS 2 SDN BEDAGUNG 2
KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Disusun Oleh :

LILIS TRIANASARI
NIM : 858701312

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

PDGK4501.710020

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
TAHUN 2021

i
ii

ii
iii

iii
iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah


SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) dengan baik dan lancar.
Laporan ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PGSD) S1 PGSD. Dengan laporan
PKP yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Tema 2
(Bermain Di Lingkungan) Subtema 1 ( Bermain Di Lingkungan Rumah)
Melalui Pendekatan Konstruktivisme Bagi Siswa Kelas 2 Sdn Bedagung 2
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Semester 1 Tahun Pelajaran
2021/2022”
.
Penyusunan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini dapat
terselesaikan karena bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Suparti, M.Pd. selaku Kepala UPBJJ UT Surabaya
2. Bapak Drs. Dwi Sambada, M.Si selaku koordinator BBBLBA
3. Ibu Dra. Wuwuh Asrining Surasmi, M.Pd. selaku koordinator UT
wilayah Magetan
4. Bapak Yusuf, S. Pd. MM. selaku dosen pembimbing Laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang telah banyak
membimbing dan member arahan penulis selama penyusunan laporan
ini.
5. Semua Dosen S1 PGSD Pokjar Magetan yang telah
mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peneliti serta
membantu dalam penyusunan laporan ini.
6. Bapak Drs. Pranowo Setiobudi selaku pengelola pokjar Magetan
yang telah member dorongan dan semangat dalam menyusun
dan mengkoordinir program S1 PGSD.

iv
v

v
vi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA


TEMA 2 (BERMAIN DI LINGKUNGAN) SUBTEMA 1 (
BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH) MELALUI
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAGI SISWA KELAS 2
SDN BEDAGUNG 2 KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN
MAGETAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Oleh :
LILIS TRIANASARI
NIM. 858701312
Email : tiffanyolivia819@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa
hasil belajar matematika siswa kelas II di SDN Bedagung 2 masih
rendah karena model pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Maka
dari itu perlu diadakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yaitu pada materi
Mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian,
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini
dilakukan sebanyak 2 siklus di kelas II SDN Beadgung 2 yang masing-
masing siklus bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Instrumen
penelitian yang digunakan meliputi lembar observasi dan lembar
penilaian. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas
Guru dan Siswa. Lembar penilaian digunakan untuk memperoleh data
hasil belajar siswa. Hasil peneitian yang menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada siklus I tuntas 7 siswa atau 39,75 % dan tidak
tuntas ada 8 siswa atau 60,25 %. Pada siklus II yang tuntas 13 siswa
atau 80,74 % dan tidak tuntas ada 2 siswa atau 19,26 %.
Sedangkan rata-rata kelas pra siklus 68,00, siklus I meningkat
menjadi 76,54, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84,67.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Pada Tema 2 (Bermain Di Lingkungan) Subtema 1 ( Bermain Di
Lingkungan Rumah) Bagi Siswa Kelas 2 Sdn Bedagung 2 Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022.

Kata Kunci : Penjumlahan Perkalian konstruktivisme

vi
vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …...………………………………………………… i


LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….. ii
LEMBAR PENYATAAN ……………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… iv
ABSTRAK ……………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. x
DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………... xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………... 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………... 5
D. Manfaat Penelitian …………………………………………... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Matematika ……………………………………. 6
B. Pendekatan Dalam Pembelajaran ……………………………… 7
C. Teori Belajar Konstruktivisme ……………………………… 9
D. Pembelajaran Matematika …………………………………... 15
E. Pembelajaran Matematika di Kelas II ……………………….. 16
F. Pengertian kemampuan Menghitung ……………………….. 18
G. Pengertian Perkalian …………………………………………... 19
H. Model Pembelajaran …………………………………………... 19
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian ………………………………………….......... 21

vii
viii

B. Desain/ Prosedur Penelitian ……………………………………… 23


C. Teknik Analisis Data …………………………………………... 36
D. Indikator Keberhasilan …………………………………………... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ……………. 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ……… 57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………………………….. 62
B. Saran ………………………………………………………….. 62
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 64
LAMPIRAN

viii
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ………………………………………………. 22


Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Siklus I dan II ……………………………. 22
Tabel 3.3 Format Lembar Observasi Aktivitas guru Siklus I …………….. 26
Tabel 3.4 Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus …………….. 28
Tabel 3.5 Format Nilai Hasil Belajar Siklus 1 …………….. 29
Tabel 3.6 Format Lembar Observasi Aktivitas guru Siklus 2 …………….. 32
Tabel 3.7 Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus …………… 34
Tabel 3.8 Format Nilai Hasil Belajar Siklus 2 …………………………... 35
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus …………………………………. 39
Tabel 4.2 Prosentase Nilai Hasil Belajar Pra Siklus ……………………… 40
Tabel 4.3 Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 ……………………………. 44
Tabel 4.4 Observasi Aktivitas Siswa Sikus 1 ……………………………. 46
Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siklus 1 ……………………………. 47
Tabel 4.6 Observasi Aktivitas Guru Siklus 2 ……………………………. 52
Tabel 4.7 Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ……………………………. 54
Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar Siklus 2 ……………………………. 56
Tabel 4.9 Prosentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siklus 1 …………. 57
Tabel 4.10 Prosentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siklus 2 …………. 58
Tabel 4.11 Frekuensi Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar ……………… 59
Tabel 4.12 Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar …. 60

ix
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ……………………….. 23

x
xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Nilai Hasil Belajar Siklus 1 …………………………………. 58


Grafik 4.2 Nilai Hasil Belajar Siklus 2 …………………………………. 59
Grafik 4.3 Perbandingan Prosentase Ketuntasan Nilai Hasil
…………. 60
Belajar Siswa

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Biodata Penulis
2. Kesedian Sebagai Supervisor 2 Dalam Bimbingan PKP
3. Surat Keterangan Perbaikan
4. RPP Perbaikan Siklus I
5. Lembar Observasi Simulasi PKP Siklus I
6. Lembar Refleksi Siklus I
7. Lembar APS PKP I
8. Lembar Perbaikan Siklus II
9. Lembar Observasi Simulasi PKP Siklus II
10. Lembar Refleksi Siklus II
11. Lembar APS PKP II
12. Dokomentasi Kegiatan
13. Jurnal Pembimbingan Supervisor

0
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hasil belajar matematika sangat penting dalam suatu proses belajar
dan mengajar karena dapat mengukur perubahan kemampuan aspek kognitif,
afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik
setelah mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Purwanto (2009 :
44) hasil belajar seringkali digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan sesuai dengan tujuan
pendidikan. Sedangkan menurut Kunandar (2013 : 62) hasil belajar
adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun
psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti
proses belajar mengajar.
Begitupun hasil belajar matematika, hal tersebut disebabkan karena
matematika memiliki banyak manfaat dalam diri manusia, sebab cara berpikir
matematika itu sistematis, melalui urutan-urutan yang teratur dan tertentu.
Dengan belajar matematika, otak kita terbiasa untuk memecahkan masalah
secara sistematis. Sehingga bila diterapkan dalam kehidupan nyata, kita bisa
menyelesaikan setiap masalah dengan lebih teliti, cermat, tidak ceroboh dan
dapat melatih cara berpikir yang lebih keras.
Berdasarkan data pada nilai ulangan 15 siswa pada tahun sebelumnya
rata-rata ±75 jika diprosentasekan 80% ,hasil nilai yang diharapkan belum
bisa tercapai. Sedangkan Pada pelajaran matematika, terjadi penurunan
nilai Sebab, pada tahun sebelumya rata-rata nilai ± 75,sementara tahun ini
menjadi 54(58%). Hasil belajar matematika di SDN Bedagung 2 Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan termasuk kategori rendah dengan nilai
ulangan semester genap tahun ajaran sebelumya yang tuntas sekitar 22%
tanpa remidi,dengan KKM Matematika 75.
Faktor penyebab dari kurangnya hasil belajar matematika
bisa bersumber dari siswa, guru, alat, dan lingkungan. Faktor yang

1
2

bersumber dari siswa yaitu keaktifan siswa, bagaimana siswa menunjukkan


adanya jiwa aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya
tanpa mengadakan transformasi (Rusman, dkk, 2011: 24). Penyebab
selanjutnya bersumber dari guru yaitu strategi yang digunakan guru belum
inovatif, metodepun belum bervariasi ataupun kurangnya guru dalam
penguasaan materi.
Selain faktor-faktor tersebut, rendahnya hasil belajar matematika
belum dapat diselesaikan oleh penelitian terdahulu secara optimal. Hasil
penelitian Rahma Fitri, dkk tahun 2014 menyimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa yang belajar dengan menggunakan strategi kontruktivisme
lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang belajar dengan
pembelajaran konvensional. Sementara itu, hasil penelitian Leo Adhar
Effendi menyimpulkan bahwa secara keseluruhan peningkatan kemampuan
representasi dan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik dari pada
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan uraian tersebut alternatif solusi rendahnya hasil belajar
matematika yang dapat ditawarkan yaitu menganalisis dan menguji faktor-
faktor metode hasil belajar matematika. Faktor-faktor metode yang dimaksud
yaitu faktor yang bersumber dari siswa, guru, alat dan lingkungan. Dengan
perubahan strategi peneliti akan mencoba memperbaiki faktor penyebab
rendahnya hasil belajar. Strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan
dalam pembelajaran matematika agar dapat meningkatkan hasil belajar ialah
strategi yang menuntut siswa lebih aktif. Karena menurut (Donni Juni P,
2015: 65) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat
merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Siswa juga
dapat berlatih berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru menggunakan metode pembelajaran yang menuntut siswa aktif.
Seperti strategi pendekatan kontruktivisme. Strategi pembelajaran
kontruktivisme bagi kelas II merupakan pembelajaran dimana siswa bekerja

2
3

kelompok untuk menyelidiki masalah kehidupan nyata yang tidak


didefinisikan secara ketat (Rusmono, 2012: 79). Strategi pembelajaran
kontruktivisme memiliki kelebihan, yakni: 1) Siswa aktif dalam
pembelajaran, 2) Meningkatkan solidaritas antar teman, 3) Mengajarkan
siswa untuk berpikir kritis, 4) rasa ingin tahu siswa terasah, 5) Ingatan
terhadap materi lebih lama.

Kondisi yang terjadi saat ini di SDN Bedagung 2 yaitu ;


1. Hasil nilai pelajaran matematika masih dikatagorikan rendah
dibandingkan tahun sebelumnya dari 15 siswa hanya 5 siswa yang
mendapatkan nilai sesuai KKM.
2. Penggunaan media belajar bagi siswa kurang mendapat perhatian, siswa
cenderung ngobrol sendiri dan tidak focus pada materi.
3. Metode yang digunakan pada siswa terlalu monotun dan tidak berurutan.

Berdasarkan kondisi diatas peneliti dapat mengidentifikasi masalahnya


yaitu :
 Rendahnya hasil belajar matematika pada materi mengubah penjumlhan
berulang kedalam bentuk perkaliam
 Siswa mengantuk dalam mengikuti pembelajaran
 Siswa tidak mengerjakan tugas.
Dari identifikasi masalah tersebut setelah dianalisis disebabkan oleh :
1. Rendahnya hasil belajar matematika pada materi mengubah
penjumlahan berulang kedalam bentuk perkalian pembelajaran
disebabkan oleh :
a. Guru hanya menggunakan satu metode pembelajaran
b. Guru tidak menggunakan media pembelajaran
c. Guru tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan
berpendapat
2. Siswa mengantuk dalam mengikuti pembelajaran disebabkan oleh :
a. Guru kurang menggunakan inovasi,-inovasi dalam pembelajaran
b. Guru kurang pandai dalam pengelolaan kelas

3
4

c. Guru tidak menggunakan alat peraga


3. Siswa tidak mengerjakan tugas
a. Tugas yang diberikan guru terlalu banyak
b. Guru kurang mengapresiasi siswa
c. Petunjuk pengerjaan yang kurang jelas
Dari ketiga masalah tersebut peneliti mengangkat salah satunya yaitu “
rendahnya hasil belajar matematika pada materi mengubah penjumlahan
berulang kedalam bentuk perkalian” dengan alasan;
 Jika masalah ini tidak segera ditangani nilai siswa dalam pelajaran
matematika materi mengubah penjumlahan berulang kedalam
bentuk perkalian akan mengalami penurunan;
 Jika masalah ini tidak teratasi maka siswa akan mengalami kesulitan
dalam penguasaan materi mengubah penjumlahan berulang kedalam
bentuk perkalian
 Jika tidak segera teraratasi siswa akan cenderung malas belajar dan
tidak aktif dalam pelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti melakukan penelitian
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Tema 2
(Bermain Di Lingkungan) Subtema 1 ( Bermain Di Lingkungan Rumah)
Melalui Pendekatan Konstruktivisme Bagi Siswa Kelas 2 SDN
Bedagung 2 Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022”

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“ Apakah melalui pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil
belajar matematika tema 2 (Bermain dilingkunganku)subtema 1(Bermain
dilingkungan rumah) bagi siswa SDN Bedagung 2 kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan.

4
5

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika tema 2
(Bermain dilingkunganku)subtema 1(bermain dilingkungan rumah) bagi
siswa SDN Bedagung 2 kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, dapat dirumuskan manfaat penelitian,
yaitu:
1. Bagi Siswa
Adapun manfaat penelitian perbaikan pembelajaran bagi siswa adalah
sebagi berikut:
 Proses kegiatan belajar mengajar matematika menjadi sangat menarik
 Ditemukan model pembelajaran yang menarik.
 Siswa aktif dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok
 Siswa berani dalam menyampaikan pendapat
 Hasil belajar matematika meningkat
2. Bagi Guru
Adapun manfaat penelitian perbaikan pembelajaran bagi guru adalah
sebagai berikut:
a. Membantu guru memperbaiki mutu yang baik pembelajarannya;
b. Meningkatkan profesionalitas guru;
c. Meningkatkan rasa percaya diri guru dalam pengusaan materi;
3. Bagi Sekolah
Adapun manfaat penelitian perbaikan pembelajaran bagi sekolah atau
lembaga adalah sebagi berikut:
 Dapat dijadikan sebaagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran
 Mempertinggi mutu belajar mengajar

5
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Matematika


1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Grivin dan Ebert dalam Uno dkk. ( 2014: 297) prestasi
merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk
mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau
dinilai. Menurut Dessler dalam Uno dkk. ( 2014: 297) prestasi adalah
juga suatu hasil yang dicapai seseorang setelah ia melakukan suatu
kegiatan.
Mengacu pada pandangan tentang prestasi di atas, nampak bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh
kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha
sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya
(Mulyasa, 2014: 189).
Sedangkan menurut Arifin (2013: 12) kata "prestasi" berasal dari
bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia
menjadi "prestasi" yang berarti "hasil usaha". Prestasi belajar pada
umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan.
Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar matematika adalah tingkat keberhasilan yang diperoleh peserta
didik setelah menempuh kegiatan belajar matematika untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta didik tersebut.
2. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain
(Arifin, 2013: 12 – 13):
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.

6
7

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para


ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai "tendensi
keingintahuan (curiosity) dan merupakan kebutuhan umum
manusia".
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan
mutu pendidikan
Pencapaian prestasi belajar pastinya tidak terlepas dari faktor –
faktor yang mempengaruhinya. Faktor – faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau
materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d)
kondisi peserta didik. Faktor tersebut baik secara terpisah maupun
bersama – sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar
peserta didik (Mulyasa, 2014: 190 – 191).
B. Pendekatan dalam Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan merupakan perspektif mengenai berbagai strategi
maupun metode pembelajaran untuk mengaplikasikan model-model
pembelajaran (Agus Supridjono,2013:78)
2. Macam-Macam Pedekatan Pembelajaran
a. Pendekatan konstekstual
Pendekatan konstektual adalah konsep belajar dimana guru
mengaitkan materi yang di ajarkan dengan situasi nyata siswa.Guru
akan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuantersebut dengan kehidupan sehari-hari mereka.Ini
menuntut siswa untuk berfikir kritis sehingga dapat mengembangkan
potensi individu.Hasil belajar melalui pendekatan kknstekstual
diharapkan dapat lebih bermakna bagi siswa.
b. Pendekatan konstruktivisme

7
8

Pendekatan ini menekankan pengembangan diri siswa melalui


proses berfikir kritis.Jadi guru tidak akan mengajarkan kepada siswa
bagaimana menyelesaikan suatu persoalan atau mengatakan benar dan
salahnya suatu jawaban.Guru cenderung mendorong siswa untuk
menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan
dan kritis dalam menyikapi berbagai opsi jawaban yang ada
c. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah pembelajaran yang bermula dari
penjelasan tentang hal yang bersifat umum,lalu diarahkan pada hal
yang bersifat khusus.Guru akan menerangkan teori,konsep dasar,dan
istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran kemudian di ikuti
penerapan dan contohnya
d. Pendekatan Induktif
Kebalikan dari pendekatan deduktif.Pembelajaran bermula
debgan penyajian keadaan khusus yang kemudian
digeneralisasikan.Pendekatan induktif menekankan pada pengamatan
terlebih dahulu kemudian kesimpulan diambil dari fakta-fakta yang
ditemukan
e. Pendekatan Pemecahan Masalah
Siswa didorong menggunakan pengetahuan serta ketrampilan
yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
jarang ditemui atau masih belum dikuasai.Pembelajaran dengan
problem solvibg ini bertujuan agar siswa dapat menggunakan
pemikiran seluas-luasnya.Dalam berfikir asional siswa dituntut
menggunakan logika untuk menentukan sebab akibat
,menganalisa,memprediksi dan menarik kesimpulan
f. Pendekatan Open - Ended
Dalam pendekatan ini tujuan utamanya bukan untuk
mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana
sampai pada suatu jawaban.Terdapat alternatif jawaban,tidak hanya

8
9

benar dan salah saja.Pertanyaannya juga bersifat terbuka sehingga


menuntut para siswa untuk berfikir secara aktif
g. Pendekatan Proses
Dalam pendekatan oroses guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
pennyusunan suatu konsep.Dalam pendekatan ini siswa harus bisa
mengilustrasikan atau melakukan percobaan kemudian
berhipotesis.Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir dan
psikomotor peserta didik
h. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang
bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori
tertentu. Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa
pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran di
dalamnya mencakup.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi
bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran
yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik
dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan
bukan hanya diberi tahu.
C. Teori Belajar Konstruktivisme
1. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme
Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget dengan nama
individual cognitive constructivist theory dan Vygotsky dalam teorinya
yang disebut socialcultural constructivist theory (Yaumi & Hum,
2013:41). Menurut Suparno, paham konstruktivistik pengetahuan
merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu

9
10

(skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain
karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang
diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif
tempat terjadinya proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai
suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru.
Seseorang yang belajar berarti membentuk pengertian atau
pengetahuan secara aktif dan terus – menerus. Konstruksi berarti bersifat
membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme
adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)
pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas dan tidak secara tiba – tiba. Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta – fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu
dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Thobroni &
Mustofa, 2013: 107 – 108).
Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang
dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita
membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang
dunia tempat kita hidup. Kontruktivisme melandasi pemikirannya bahwa
pengetahuan bukanlah sesuatu yang given dari alam, tetapi pengetahuan
merupakan hasil konstruksi (bentukan) aktif manusia itu sendiri. Setiap
kita akan menciptakan hukum dan model mental kita sendiri, yang kita
pergunakan untuk menafsirkan dan menerjemahkan pengalaman. Belajar,
dengan demikian semata – mata sebagai suatu proses pengaturan model
mental seseorang untuk mengakomodasi pengalaman – pengalaman baru
(Suyono & Hariyanto, 2014: 105).
Sedangkan, belajar dalam pandangan konstruktivisme betul – betul
menjadi usaha individu dalam mengkonstruksi makna tentang sesuatu
yang dipelajari. Konstruktivisme merupakan jalur alami perkembangan

10
11

kognitif. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa siswa datang ke ruang


kelas dengan membawa ide – ide, keyakinan, dan pandangan yang perlu
diubah atau dimodifikasi oleh seorang guru yang memfasilitasi perubahan
ini, dengan merancang tugas dan pertanyaan yang menantang seperti
membuat dilema untuk diselesaikan oleh peserta didik (Yaumi &
Hum,2013: 42).
Dari keterangan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa teori
konstruktivisme memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar
menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain
yang diperlukan guna mengembangkan dirinya (Thobroni & Mustofa,
2013: 107 – 108).
2. Prinsip-prinsip pembelajaran konstruktivisme
Ada sejumlah prinsip – prinsip pemandu dalam konstruktivisme
Suyono & Hariyanto, 2014: 107).
a. Belajar merupakan pencarian makna. Oleh sebab itu
pembelajaran harus dimulai dengan isu – isu yang
mengakomodasi siswa untuk secara aktif mengkonstruk makna.
b. Pemaknaan memerlukan pemahaman bahwa keseluruhan (wholes)
itu sama pentingnya seperti bagian – bagiannya. Sedangkan
bagian – bagian harus dipahami dalam konteks keseluruhan. Oleh
karenanya, proses pembelajaran berfokus terutama pada konsep –
konsep primer dan bukan kepada fakta – fakta yang terpisah.
c. Supaya dapat mengajar dengan baik, guru harus memahami model
– model mental yang dipergunakan siswa terkait bagaimana
cara pandang mereka tentang dunia serta asumsi – asumsi yang
disusun yang menunjang model mental tersebut.
d. Tujuan pembelajaran adalah bagaimana setiap
individu mengkonstruksi makna, tidak sekadar mengingat jawaban
apa yang benar dan menolak makna milik orang lain. Karena
pendidikan pada fitrahnya memang antardisiplin, satu – satunya
cara yang meyakinkan untuk mengukur hasil pembelajaran adalah

11
12

melakukan penilaian terhadap bagian – bagian dari proses


pembelajaran, menjamin bahwa setiap siswa akan memperoleh
informasi tentang kualitas pembelajarannya.
3. Langkah-langkah konstruktivisme
Suatu pendekatan pembelajaran memiliki langkah-langkah atau
prosedur yang harus dilaksanakan agar tercapainya hasil belajar yang
diharapkan,langkah-langkah dalam pendekatan konstruktivisme menurut
Suprijono (2009:41) yaitu
a. Orientasi merupakan fase untuk memberi kesempatan kepada siswa
memerhatikan dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi
pembelajaran
b. Elicitasi,merupakan tahap untuk membantu siswa menggali ide-ide
yang dimilikinya dengan memberi ide-ide yang dimilikinya dengan
memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan atau
menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka melalui
poster,tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh siswa
c. Rekinstruksi ide,dalam tahap ini siswa melakukan klarifikasi ide-
idenya dengan ide orang lain atau teman melalui
diskusi.Berhadapan dengan ide-ide lain seseorang dapat terangsang
untuk merekonstruksi gagasannya,kalau tidak cocok.Sebiknya
menjadi lebih yakin jika gagasannya cocok.
d. Aplikasi ide,dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah
dibentuk siswa perlu di aplikasikan pada macam-macam situasi
yang dihadapi.Hal ini akan membuat pengetahuan siswa lebih
lengkap bahkan lebih rinci
e. Review,dalam fase ini memungkinkan siswa mengaplikasikan
pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari ,merevisi
gagasannya dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara
mengubahnya menjadi lebih lebgkap.Jika hasil review kemudian
dibandingkan dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki ,maka
akan memunculkan kembali ide-ide (elicitasi) pada diri siswa

12
13

4. Keunggulan dan kelemahan pendekatan Konstruktivisme


a. Keunggulan pendekatan Kontruktivisme
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara
eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan
dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan
tentang gagasannya.
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi
pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki
siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa
agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan
memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa
terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang
fenomena yang menantang siswa. Pembelajaran konstruktivisme
memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini
dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong
refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasanpada
saat yang tepat.
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa
terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan
berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan
akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi
belajar. Murid yang belajar secara konstruktivisme diberi peluang
untuk membina sendiri kefahaman mereka tentang sesuatu. Ini
menjadikan mereka lebih yakin kepada diri sendiri dan berani
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
Pembelajaran Konstruktivisme mendorong siswa untuk
memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan
mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
perubahan gagasan mereka. Kefahaman murid tentang sesuatu konsep

13
14

dan idea lebih jelas apabila mereka terlibat secara langsung dalam
pembinaan pengetahuan baru. Seorang murid yang memahami apa
yang dipelajari akan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang baru
dalam kehidupan dan situasi baru.
Pembelajaran Konstruktivisme memberikan lingkungan belajar
yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan,
saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban
yang benar.
Murid yang berkemahiran sosial boleh bekerjasama dengan
orang lain dalam menghadapi sebarang cabaran dan masalah.
Kemahiran sosial ini diperoleh apabila murid berinteraksi dengan
rakan-rakan dan guru dalam membina pengetahuan mereka.
b. Kelemahan pendekatan Konstruktivisme
Guru merasa kesulitan memberikan contoh-contoh konkrit dan
realistik dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini guru harus
memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menyampaikan materi. Apalagi
dalam hal ini guru sejarah kurang bisa membawa nilai-nilai masa lalu
untuk diterapkan dalam masa sekarang.
Guru tidak ingin berubah dalam menggunakan model
pembelajaran. Guru merasa nyaman dengan model pembelajaran
tradisional, yaitu model ceramah. Pandangan guru terhadap siswa
diibaratkan siswa seperti bejana yang masih kosong perlu diisi oleh
ilmu pengetahuan yang dimiliki guru. Guru merasa dengan
menggunakan model tradisional saja bisa mendapatkann nilai yang
tinggi, sehingga tidak perlu menggunakan model pembelajaran
lainnya.
Guru berpikir bahwa pembelajaran konstruktivisme
memerlukan lebih banyak waktu. Proses pembelajaran
konstruktivisme ingin membuat siswa menjadi aktif, hal in terkadang
juga terkendala dengan kemampuan kognitif siswa. Beban mengajar
guru sudah terlalu banyak.

14
15

Belum adanya alat-alat laboratorium yang cukup memadai


untuk jumlah siswa yang besar. Kebanyakan sekolahan masih terbatas
dalam menyediakan fasilitas guna mendukung pembelajaran
konstruktivisme. Sarana dan prasarana kurang mendukug
pembelajaran model konstruktivisme.
Terlalu banyak bidang studi yang harus dipelajari dalam
kurikulum. Masih ada banyak guru yang mengajar diluar bidang studi
sesuai kualifikasinya. Sehingga penguasaan materi oleh guru kurang
memadai.
D. Pembelajaran Matematika
Dalam pembelajaran matematika di sekolah pastinya harus
menggunakan matematika sekolah bukan matematika sebagai "ilmu".
Matematika sebenarnya dapat digolongkan menjadi formal dan informal,
terapan dan murni. Berdasarkan pembagian ini, kita dapat membagi kegiatan
matematika menjadi 4 (empat) macam, di mana masing-masing mempunyai
ciri yang berbeda-beda (Shirley, 1986: 34 dalam Marsigit, 2007: 8):
1. Matematika formal-murni, termasuk matematika yang dikembangkan
pada Universitas dan matematika yang diajarkan di sekolah;
2. Matematika formal-terapan, yaitu yang dikembangkan dalam
pendidikan maupun di luar, seperti seorang ahli statistik yang bekerja
di industri.
3. Matematika informal-murni, yaitu matematika yang dikembangkan di
luar institusi kependidikan; mungkin melekat pada budaya
matematika murni.
4. Matematika informal-terapan, yaitu matematika yang digunakan
dalam segala kehidupan sehari-hari, termasuk kerajinan, kerja kantor
dan perdagangan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah harus
memperhatikan ruang lingkup matematika sekolah. Ada sedikit perbedaan
antara matematika sebagai "ilmu" dengan matematika sekolah, perbedaan
itu dalam hal (Halim, 2012: 71-73):

15
16

1. Penyajian
Penyajian matematika tidak harus diawali dengan teorema maupun
definisi, tetapi haruslah disesuaikan dengan perkembangan
intelektual siswa.
2. Pola Pikir
Pembelajaran matematika sekolah dapat menggunakan pola pikir
deduktif maupun pola pikir induktif. Hal ini harus disesuaikan
dengan topik bahasan dan tingkat intelektual siswa.
3. Semesta pembicaraan
Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, matematika
yang disajikan dalam jenjang pendidikan juga menyesuaikan dalam
kekomplekan semestanya; semakin meningkat tahap perkembangan
intelektual siswa, semesta matematikanya pun semakin diperluas.
4. Tingkat keabstrakan
Seperti pada poin sebelumnya, tingkat keabstrakan matematika juga
harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual siswa.
Dengan demikian, matematika sebagai ilmu dengan matematika
sekolah mempunyai perbedaan dalam hal penyajian, pola pikir, semesta
pembicaraan, dan tingkat keabstrakan. Sedangkan, karakteristik
matematika sekolah adalah matematika sebagai kegiatan penelurusan
pola dan hubungan, matematika sebagai kreativitas yang memerlukan
imajinasi, intuisi, dan penemuan, matematika sebagai kegiatan
pemecahan masalah (problem solving), dan matematika sebagai alat
komunikasi
E. Pembelajaran Matematika di Kelas II yang diteliti
Materi Pembelajaran yang akan disampaikan pada penelitian ini
adalah pada pokok bahasan ”Perkalian” dengan menggunakan alat peraga
permen dan alat peraga lainnya di sekitar siswa. Dalam Kurikulum 2013
Sekolah Dasar, terdapat Standar Kompetensi: (1) melakukan perkalian dan
pembagian bilangan sampai dua angka, (2) mengenal unsur-unsur bangun

16
17

datar. Kompetensi Dasar (1.2) melakukan perkalian bilangan yang hasilnya


bilangan dua angka.
1. Mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian.
Perkalian merupakan penjumlahan yang berulang. Pada bagian ini
setelah mempelajarinya siswa diharapkan dapat mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian.
Contoh pembelajaran mengubah penjumlahan berulang ke dalam bentuk
perkalian :

2 2 2 2

2+2+2+2=8

4x2=8

2. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan perkalian.


Ada bagian ini siswa diharapkan dapat menyelesaikan soal cerita
yang berkaitan dengan perkalian.
Contoh :
Linda mempunyai permen sebanyak 3 kotak. Setiap kotak berisi 4 buah
permen. Berapa semua permen yang dimiliki Linda ?

17
18

Diketahui : ada 3 kotak permen setiap kotak ada 4 permen


Ditanya : Berapa semua permen yang dimiliki Linda
Jawab : 4 + 4 + 4 = 12
: 4 x 3 = 12
F. Pengertian kemampuan Menghitung
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat belajar
khas jika dibandingkan dengan ilmu yang lain. Kegiatan pembelajaran
matematika sebaiknya tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain,
karena setiap siswa yang belajar matematika itu berbeda-beda
kemampuannya. Maka kegiatan pembelajaran matematika haruslah diatur
sekaligus memperhatikan kemampuan siswa. Salah satu aspek dalam
matematika adalah berhitung. Berhitung dalam matematika terdapat dihampir
sebagian besar cabang matematika seperti aljabar, geometri dan statistika.
Kemampuan menghitung mengungkapkan bagaimana seseorang
memahami ide-ide yang diekspresikan dalam bentuk angka-angka dan
bagaimana jenisnya seseorang dapat berfikir dan menalar angka-angka.
Menurut Nyimas Aisyah, dkk (2007:5-6) kemampuan menghitung
merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-
hari, dapat dikatakan bahwa dalam semua aktifitas kehidupan manusia
memerlukan kemampuan ini.
Kemampuan menghitung dalam penelitian ini mengenai
kemampuan numerik siswa, karena numerik adalah kemampuan hitung
menghitung dengan angka-angka. Kemampuan ini dapat menunjang cara
berfikir yang cepat, tepat dan cermat yang sangat mendukung keterampilan
siswa dalam memahami simbol-simbol dalam matematika. Menurut Slameto
(dalam Sulis, 2007:14) kemampuan numerik mencakup kemampuan standar
tentang bilangan, kemampuan berhitung yang mengandung penalaran dan
keterampilan aljabar. Kemampuan mengoprasikan bilangan meliputi operasi
hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

18
19

Berdasarkan pernyatan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan


menghitung (kemampuan numerik) merupakan potensi alamiah yang dimiliki
seseorang dalam bidang matematika.
G. Pengertian Perkalian
Pada hakikatnya perkalian adalah penjumlahan bilangan yang sama
sebanyak “n” kali. Sedangkan menurut Steve Slavin (2005:176)
perkalian adalah penjumlahan yang sangat cepat. Pengertian perkalian
dipahami sebagai penjumlahan yang berulang. Pada operasi perkalian pada
bilangan cacah berlaku sifat komutatif dan asosiatif , yaitu bilangan yang
dikalikan saling ditukar tempatnya, hasilnya tetap sama. Murray R. Spiegel
(1996: 1), menyatakan bahwa perkalian merupakan hasil kali dua
bilangan a dan b adalah bilangan c sehingga a x b = c. Operasi perkalian
ditunjukkan dengan tanda silang atau titik atau kurung. Pengertian lain juga
mengemukakan perkalian didefinisikan jika a dan b bilangan-bilangan
cacah, maka a x b adalah penjumlahan berulang yang mempunyai a suku,
dan tiap suku sama dengan b (ST. Negoro dan B. Harahap, 1999: 263).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkalian adalah penjumlahan
yang berulang sebanyak “n” atau hasil kali dari dua bilangan a dan b
bilangan- bilangan cacah, maka a x b adalah penjumlahan berulang yang
mempunyai a suku, dan tiap suku sama dengan b. Perkalian berlaku sifat
komutatif dan asosiatif. Pada operasi perkalian ditunjukkan dengan tanda
silang atau titik atau kurung.
H. Model Pembelajaran
Menurut Wirotaputra (dalam Sugiyanto, 2007: 2) Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai suatu pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dalam pengertian lain, model
pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain model

19
20

pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan dan


metode pembelajaran.
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan dalam usaha
mengoptimalkan hasil belajar siswa. Diantaranya adalah model pembelajaran
kontekstual, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran quantum,
model pembelajaran terpadu. Selain itu juga ada model pembelajaran khusus
untuk mata pelajaran matematika yaitu model pembelajaran matematika
realistik. Banyaknya model pembelajaran yang dikembangkan tidaklah
berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata
pelajaran karena tidak semua model cocok untuk setiap topik atau mata
pelajaran.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model
pembelajaran, yaitu : (1) Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (2) Materi
ajar, (3) Kondisi siswa, (4) Ketersediaan sarana prasarana belajar. Menurut
Sanjaya (dalam Sugiyanto, 2007: 3) menjelaskan ada delapan prinsip dalam
memilih strategi pembelajaran : (1) Berorientasi pada tujuan, (2) Mendorong
aktivitas siswa, (3) Memperhatikan aspek individual siswa, (4) Menantang
siswa untuk berpikir, (5) Menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat
dan menguji (6) Menimbulkan proses belajar yang menyenangkan , (7)
Mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut, (8) Mendorong proses
interaksi.

20
21

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bedagung 2, yang beralamat di,
Desa bedagung, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. Berada di
daerah pedesaan, sehingga masyarakat di sekitar sekolah memiliki
keberagaman baik secara ekonomi, kebiasaan dan sosial budayanya.
Sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN
Bedagung 2 yang berjumlah 15 anak, terdiri dari 7 perempuan dan 8
laki-laki. Pemilihan subyek tersebut diambil berdasarkan beberapa
pertimbangan diantaranya karakteristik siswa kelas II SDN Bedagung 2
memiliki fisik yang sehat, memiliki sifat jujur yang sangat baik, memiliki
kemampuan yang heterogen, cenderung menyukai pembelajaran dalam
bentuk kelompok, dan mempunyai respon yang cukup baik dalam menerima
pembelajaran matematika.
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti dibantu oleh beberapa
pihak, diantaranya adalah:
 Pembimibing
Nama : Yusuf, S.Pd., M.M.
Tugas : Membimbing, memberi saran dan menyetujui penyusunan
Laporan Penelitian.
 Teman Sejawat
Nama : Nita Yuni,S.Pd
Tugas : Mengamati dan mencatat kejadian-kejadian selama
pelaksanaan perbaikan baik itu kekurangan maupun kelebihan
peneliti.

21
22

2. Waktu Penelitian
Yang dimaksud dengan Waktu penelitian di sini adalah waktu yang
digunakan penelitian mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
danpenyusunan laporan.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No. Jadwal Tanggal Pelaksanaan
1. Perencanaan Penelitian 17 Oktober – 31 Oktober 2021

2. Pelaksanaan penelitian yang


terdiri dari :
a. Siklus I 1 november – 6 November 2021
b. Siklus II 8 November – 13 November 2021
3. Penyusunan Laporan Penelitian 8 November 2021

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Siklus I dan II

Waktu
Rencana Kegiatan
No Oktober Nopember Desember
Penelitian
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Mengajukan
1 identifikasi masalah
dan analisis masalah

2 Menyusun proposal

Menyusun Istrumen
3
Pembelajaran
Pelaksanaan
4
penelitian
Mengolah dan
5
menganilis data

6 Menyusun laporan

22
23

B. Desain/ Prosedur Penelitian


1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas
Menurut Kuswaya Wihardit dan Wardhani (2020:1.15) Penelitian Tindakan
Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar siswa meningkat.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan
prosedur PTK yang melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4
tahap, yaitu merencanakan, melakukan pelaksanaan, mengamati dan
melakukan refleksi. Penelitian ini berlangsung secara bersamaan dengan
pelaksanaan proses pembelajaran sesungguhnya dimana peneliti berperan
sebagai guru yang menerapkan model Pendekatan Konstruktivisme dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan
yang lazim dilalui yaitu 1. Perencanaan , 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan,
4. Refleksi.
Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini dapat digambarkan ke dalam
skema sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto 2007:16)


Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
23
24

2. Prosedur/ Rencana Tindakan


a. Pra Siklus
Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih
dahulu melakukan penelitian pendahuluan dengan cara mencermati
terhadap proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan selama
ini. Perlunya penelitian pendahuluan ini adalah untuk menemukan
permasalahan pembelajaran yang terjadi pada proses pembelajaran di
kelas II, seperti bagaimana aktivitas guru dan siswa saat pembelajaran
berlangsung, serta bagaimanakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika.
Berdasarkan hasil penelitian pandahuluan ini, kemudian akan
dilakukan perencanaan Pemantapan Kemampuan Prefesional untuk
perbaikan pembelajaran selanjutnya.
b. Siklus 1
Pada siklus 1 ini, peneliti melakukan beberapa tahapan yaitu :
1) Perencanaan
Langkah – langkah dalam kegiatan perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti adalah sebagai berikut :
A. Menyusun RPP perbaikan siklus 1
B. Menyiapkan sarana, media, dan sumber belajar yang relevan
C. Menyiapkan instrumen observasi
D. Menyiapkan lembar refleksi
E. Menyiapkan alat dokumentasi
F. Menyiapkan alat evaluasi
2) Pelaksanaan
Setelah melaksanakan kegiatan perencanaan, peneliti mulai
melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan tersebut. Adapun
langkah – langkah pelaksanaan yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut :

24
25

a) Melakukan kegiatan awal


 Salam
 Berdoa
 Pemberian motivasi
 Bercakap-cakap/tanya jawab terkait materi yang akan
dipelajari
 Menyampaikan indikator dan tujuan pencapaian
kompetensi
b) Melakukan kegiatan inti
 Menjelaskan media apa yang akan digunakan
 Menjelaskan aturan penggunaan media.
 Melaksanakan kegitan pembelajaran sesuia RPP/
skenario pembelajaran, sesuai pendekatan/ strategi/ metode/
teknik yang dirancang.
 Memberikan bimbingan kepada siswa
 Melakukan penialain proses
c) Melakukan Kegiatan Penutup
 Mengulas/merangkum materi pembelajaran
 Mengambil kesimpulan
 Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
 Melaksanakan penilaian kepada siswa sebagai feedback
 Memberi pesan
 Berdoa
 Salam
3) Observasi
 Melakukan pengamatan jalannya tindakan perbaikan
 Mencatat aktivitas siswa, aktivitas guru sesuai pedoman
pengamatan yang telah disusun ( sesuai teknik pengumpulan data
dan instrumen yang digunakan)
25
26

 Teknik yang akan digunakan pada tahap ini untuk


mengumpulkan data adalah teknik tes dan observasi
 Instrumen yang akan digunakan adalah lembar observasi dan
instrumen lembar tes.

Tabel 3.3 Format Lembar Observasi Aktivitas guru Siklus I

TIDAK
DILAKU
No ASPEK YANG DIAMATI DILAKU
KAN
KAN

1 Persiapan

Menyusun RPP Perbaikan


Menyiapkan media

2 Pelaksanaan

Kegiatan Awal

Memberi salam

Mengajak berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Memotivasi siswa
Menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan hari ini
Mengajukan pertanyaan
terkait materi volume bangun
ruang
Menginformasikan tujuan
pembelajaran

26
27

Kegiatan Inti

Membentuk kelompok
Menyampaikan materi
Menggunakan media
pembelajaran
Memberi kesempatan siswa
untuk bertanya
Memberi soal latihan
Menunjuk beberapa kelompok
untuk membacakan hasil
pekerjaannya

Kegiatan penutup

Memberikan evaluasi kepada


siswa
Memberikan PR
Menutup pembelajaran
Mengajak berdoa bersama
Salam

Tabel 3.4 Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus


TIDAK
DILAKU
No ASPEK YANG DIAMATI DILAKU
KAN
KAN

1 Persiapan

27
28

Siap mengikuti pelajaran


Menyiapkan perlengkapan
belajar

2 Pelaksanaan

Kegiatan Awal

Menjawab salam
Berdoa bersama
Merespon pengecekan absensi
Memperhatikan motivasi guru
Menjawab pertanyaan guru

Kegiatan Inti

Siap dibentuk kelompok


diskusi
Menerima materi pelajaran
Antusias dengan adanya
media pembelajaran
Aktif bertanya
Mengerjakan soal laihan
Menyampaikan hasil
diskusinya

Kegiatan penutup

Mengerjakan evaluasi
Berdoa bersama

Menjawab salam

28
29

Tabel 3.5 Format Nilai Hasil Belajar Siklus 1

No Nama Siswa KKM Nilai Ket

1 AMIRA DWI SEPTYANI


AMIRUL RIDWAN HADI
2 NUGROHO
3 DIFA AZKA MAZAYA
LINGGA NURFAIS AGBIYAN
4 PRATAMA
5 NESYA APRILIA PUTRI ANDINI
VAVANDA ARIL NOEGA ALI
6 SYAHPUTRA
7 AGIT USNATUL ALFARIT

8 BAMBANG SETYAWAN

9 ELSYA NOVALYA MARETA

10 EMITA LIANANJANI

11 MUHAMAD AKBAR ROKHIM

12 TINA ROSITA NINGRUM

13 YELINA PUTRI DWI YULIAWAN

14 ALBIE NASUKHA BERLIAN

15 BAGASTAMA AJI PUTRA

4) Refleksi
Kegiatan refleksi meliputi:
 Menganalisis data yang diperoleh baik secara kualitatif
maupun kuantitatif sesuai jenis data
 Menyimpulkan apa saja yang menjadi faktor
penguat/kelebihan dan penghambat/kelemahan
 Menentukan solusi/tindak lanjut dari faktor kelebihan dan

29
30

kelemahan
 Mengambil keputusan apakah perbaikan pembelajaran
dilanjutkan siklus berikutnya atau dihentikin karena sudah
tercapainya indikator keberhasilan.
c. Siklus 2
Pada siklus 2 ini, peneliti melakukan beberapa tahapan yaitu :
1) Perencanaan
Langkah – langkah dalam kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
 Menyusun RPP perbaikan siklus 2 yang telah direvisi
 Menyiapkan sarana, media, dan sumber belajar yang relevan
 Menyiapkan instrumen observasi
 Menyiapkan lembar refleksi
 Menyiapkan alat dokumentasi
 Menyiapkan alat evaluasi
2) Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan meliputi:
a) Melakukan kegiatan awal/ Pembukaan
 Salam
 Berdoa
 Pemberian motivasi
 Bercakap-cakaptanya jawab terkait materi yang akan
dipelajari
 Menyampaikan indikator dan tujuan pencapaian
kompetensi
b) Melakukan kegiatan inti
 Menjelaskan media apa yang akan digunakan
 Menjelaskan aturan penggunaan media
 Melaksanakan kegitan pembelajaran sesuai RPP

30
31

pembelajaran, sesuai pendekatanmetodeteknik yang dirancang


 Memberikan bimbingan kepada siswa
 Melakukan penilaian proses
c) Melakukan Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi:
 Mengulas/merangkum materi pembelajaran
 Mengambil kesimpulan
 Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
 Memberi pesan
 Berdoa
 Salam
3) Observasi
Kegiatan observasi meliputi:
 Melakukan pengamatan jalannya tindakan perbaikan
 Mencatat aktivitas siswa, aktivitas guru sesuai pedoman
pengamatan yang telah disusun ( sesuai teknik pengumpulan
data dan instrumen yang digunakan).
 Teknik yang akan digunakan pada tahap ini untuk
mengumpulkan data adalah teknik tes dan observasi
 Instrumen yang akan digunakan adalah lembar observasi dan
instrumen lembar tes.
Tabel 3.6 Format Lembar Observasi Aktivitas guru Siklus 2

TIDAK
DILAKU
No ASPEK YANG DIAMATI DILAKU
KAN
KAN

1 Persiapan

31
32

Menyusun RPP Perbaikan


Menyiapkan media

2 Pelaksanaan

Kegiatan Awal

Memberi salam

Mengajak berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Memotivasi siswa
Menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan hari ini
Mengajukan pertanyaan
terkait materi volume bangun
ruang
Menginformasikan tujuan
pembelajaran

Kegiatan Inti

32
33

Membentuk kelompok
Menyampaikan materi
Menggunakan media
pembelajaran
Memberi kesempatan siswa
untuk bertanya
Memberi soal latihan
Menunjuk beberapa kelompok
untuk membacakan hasil
pekerjaannya

Kegiatan penutup

Memberikan evaluasi kepada


siswa
Memberikan PR
Menutup pembelajaran
Mengajak berdoa bersama
Salam

Tabel 3.7 Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus


TIDAK
DILAKU
No ASPEK YANG DIAMATI DILAKU
KAN
KAN

1 Persiapan

33
34

Siap mengikuti pelajaran


Menyiapkan perlengkapan
belajar

2 Pelaksanaan

Kegiatan Awal

Menjawab salam
Berdoa bersama
Merespon pengecekan absensi
Memperhatikan motivasi guru
Menjawab pertanyaan guru

Kegiatan Inti

Siap dibentuk kelompok


diskusi
Menerima materi pelajaran
Antusias dengan adanya
media pembelajaran
Aktif bertanya
Mengerjakan soal laihan
Menyampaikan hasil
diskusinya

Kegiatan penutup

Mengerjakan evaluasi
Berdoa bersama

Menjawab salam

34
35

Tabel 3.8 Format Nilai Hasil Belajar Siklus 2

No Nama Siswa KKM Nilai Ket

1 AMIRA DWI SEPTYANI


AMIRUL RIDWAN HADI
2 NUGROHO
3 DIFA AZKA MAZAYA
LINGGA NURFAIS AGBIYAN
4 PRATAMA
5 NESYA APRILIA PUTRI ANDINI
VAVANDA ARIL NOEGA ALI
6 SYAHPUTRA
7 AGIT USNATUL ALFARIT

8 BAMBANG SETYAWAN

9 ELSYA NOVALYA MARETA

10 EMITA LIANANJANI

11 MUHAMAD AKBAR ROKHIM

12 TINA ROSITA NINGRUM

13 YELINA PUTRI DWI YULIAWAN

14 ALBIE NASUKHA BERLIAN

15 BAGASTAMA AJI PUTRA

4) Refleksi
Kegiatan refleksi meliputi:
 Menganalisis data yang diperoleh baik secara kualitatif
maupun kuantitatif sesuai jenis data
 Menyimpulkan apa saja yang menjadi faktor
penguat/kelebihan dan penghambat/kelemahan
 Menentukan solusi/tindak lanjut dari faktor kelebihan dan

35
36

kelemahan
 Mengambil keputusan bahwa perbaikan pembelajaran
tidakdilanjutkan karena sudah tercapainya indikator keberhasilan
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengorganisasikan
atau mengolah data dalam penelitian ini. Ada 3 langkah dalam menganalisis
data pada penelitian ini yaitu :
1. Menyeleksi, memfokuskan dan mengorganisasikan data sesuai
dengan pertanyaan penelitian
2. Mendiskripsikan atau menyajikan data dalam bentuk narasi atau uraian,
tabel atau grafik
3. Menarik kesimpulan dalam bentuk formula atau narasi singkat.
Pada penelitian ini ada 2 teknik yang akan digunakan
a) Deskriptif kualitatif
Deskriptif kualitatif yaitu data yang berbentuk narasi atau uraian
dari aktivitas guru dan aktivitas siswa.
b) Deskriftif kuantitatif
Deskriftif kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang
berasal dari nilai hasil tes dalam bentuk rata-rata kelas.
1) Rumus yang digunakan dalam mencari nilai rata-rata kelas
menurut pendapat sudjiono (1999:73) adalah sebagi berikut :

Keterangan :
x = mean yang dicari
Σfx = jumlah nilai seluruh siswa
n = jumlah siswa
2) Menentukan ketuntasan minimal
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

36
37

ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Matematika SDN


Bedagung 2 yaitu 75. Hasil perhitungan dibandingkan dengan
kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam
kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:
< 75 = Tidak tuntas dan > 75 = Tuntas
3) Prosentase ketuntasan
Rumus yang digunakan adalah:
Prosentase ketuntasan =
F = jumlah siswa yang berhasil
N = jumlah siswa seluruhnya
D. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang dipergunakan dalam penelitian ini sesuai
dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang dipergunakan di sekolah
adalah 75. Sedangkan untuk ketuntasan klasikal ditentukan dengan
ketercapaian 80%, artinya jika siswa yang mendapat nilai >75 sebanyak
sama dengan atau lebih dari 80% maka dinyatakan sudah mencapai
keberhasilan.

37
38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Data Pra Siklus
Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu
melakukan penelitian pendahuluan dengan cara observasi terhadap
proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan pada tanggal 17
Oktober 2021. Perlunya penelitian pendahuluan ini adalah untuk
menemukan permasalahan pembelajaran yang terjadi pada proses
pembelajaran di kelas II, seperti bagaimana aktivitas guru dan siswa saat
pembelajaran berlangsung, serta bagaimanakah hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika.
Berdasarkan hasil penelitian pandahuluan ini, ditemukan dua jenis
data yaitu
a. Data yang bersifat kualitatif ,Temuannya sebagai berikut :
1) metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab.
2) penggunaan media pembelajaran menggunakan media Kongkrit
b. Data yang bersifat kualitatif temuannya tergambar dalam tabel
berikut.

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

No Nama Siswa KKM Nilai Ket


1 AMIRA DWI SEPTYANI 75 70 Tidak Tuntas

2 AMIRUL RIDWAN HADI 75 80 Tuntas


NUGROHO
3 DIFA AZKA MAZAYA 75 70 Tidak Tuntas

4 LINGGA NURFAIS AGBIYAN 75 70 Tuntas


PRATAMA
5 NESYA APRILIA PUTRI ANDINI 75 80 Tuntas

38
39

6 VAVANDA ARIL NOEGA ALI 75 80 Tuntas


SYAHPUTRA
7 AGIT USNATUL ALFARIT 75 40 Tidak Tuntas

8 BAMBANG SETYAWAN 75 50 Tidak Tuntas

9 ELSYA NOVALYA MARETA 75 70 Tidak Tuntas

10 EMITA LIANANJANI 75 70 Tidak Tuntas

11 MUHAMAD AKBAR ROKHIM 75 70 Tidak Tuntas

12 TINA ROSITA NINGRUM 75 70 Tidak Tuntas

13 YELINA PUTRI DWI YULIAWAN 75 80 Tuntas

14 ALBIE NASUKHA BERLIAN 75 90 Tuntas

15 BAGASTAMA AJI PUTRA 75 30 Tidak Tuntas

Jumlah 1020

Rata-Rata 68,00

Tabel 4.2 Prosentase Nilai Hasil Belajar Pra Siklus


Ketuntasan Prosentase
Rata - Rata
Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
6 9 39,33 % 60,67 % 68,00

2. Data pelaksanaan perbaikan siklus 1


Pada siklus 1 ini, peneliti melakukan beberapa tahapan yaitu :
 Perencanaan
Langkah – langkah dalam kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
 Menyusun RPP perbaikan siklus 1
 Menyiapkan sarana, media, dan sumber belajar yang relevan
 Menyiapkan instrumen observasi

39
40

 Menyiapkan lembar refleksi


 Menyiapkan alat dokumentasi
 Menyiapkan alat evaluasi
 Pelaksanaan
Setelah melaksanakan kegiatan perencanaan, peneliti mulai
melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan tersebut. Adapun
langkah – langkah pelaksanaan yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut :
1) Melakukan kegiatan awal (appersepsi)
 Guru membuka pembelajaran dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa. (assalamualaikum wr.
Wb, bagaimana kabarnya hari ini?siapa hari ini yang tidak
masuk?)
 Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipimpin oleh guru. ( sebelum kita mulai
pelajaran hari ini mari kita berdoa terlebih dahulu, semoga
apa yang akan kita pelajari hari ini bermanfaat.berdoa dalam
hati dimulai! ) (Religius)
 Guru memberikan motivasi kepada siswa. ( anak-anak
mempelajari matematika itu sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya kalian ingin menghitung
jumlah permen yang ada di dalam 4 kotak)
 Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanankan. (anak-
anak hari ini kita akan mempelajari materi Mengubah
bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian).
 Guru mengajukan pertanyaan terkait Mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian. (anak-anak
coba contoh Mengubah bentuk penjumlahan berulang ke
dalam bentuk perkalian? Siapa yang tahu? )

40
41

 Guru menginformssikan tujuan pembelajaran yang ingin di


capai. (dengan mengamati gambar kalian akan tahu cara
menghitung mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam
bentuk perkalian).
2) Melakukan kegiatan inti
 Guru menyuruh siswa untuk membuat kelompok yang terdiri
dari 4-5 siswa. ( sekarang kalian membentuk kelompok
yang terdiri dari 4-5 anak).
 Siswa mrngamati penjelasan Guru tentang mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian (mengamati)

2 2 2 2

2+2+2+2=8

4x2=8

41
42

 Siswa membaca materi tentang mengubah bentuk


penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian (literasi)

Diketahui : ada 3 kotak permen setiap kotak ada 4 permen


Ditanya : Berapa semua permen yang dimiliki Linda
Jawab : 4 + 4 + 4 = 12
: 4 x 3 = 12

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk


bertanya tentang materi yang telah disampaikan oleh guru.
(communication)
 Siswa mencoba berlatih dengan materi latihan yang
dibrikan Guru (menalar)
 Guru mrenunjuk beberapa kelompok untuk
menyelesaikan latihan soal. ( ayo mungkin ada yang mau
menyampaikan atau membacakan hasil diskusi
kelompoknya?)
 Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang
materi yang di sampaikan.
 Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk
perkalian di bawah ini !

42
43

 Siswa disuruh untuk mengerjakan soal-soal tersebut


 Guru melakukan penilaian proses selama pembelajaran
3) Melakukan Kegiatan Penutup
 Siswa dapat menyimpulkan materi pembelajaran dengan
bimbingan guru.
 Guru memberikan lembar evaluasi yang harus dikerjakan
siswa (Menilai)
 Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa berupa
Pekerjaan Rumah (PR)
 Guru menutup pembelajaran dengan pesan dan kesan yang
baik.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan doa bersama
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang
dipimpin oleh guru (Religius)
 Guru memberi salam.
 Observasi
Tabel 4.3 Observasi Aktivitas Guru Siklus 1
TIDAK
DILAKU
No ASPEK YANG DIAMATI DILAKU
KAN
KAN

1 Persiapan

43
44

Menyusun RPP Perbaikan


Menyiapkan media

2 Pelaksanaan

Kegiatan Awal

Memberi salam

Mengajak berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Memotivasi siswa
Menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan hari ini
Mengajukan pertanyaan
terkait materi volume bangun
ruang
Menginformasikan tujuan
pembelajaran

Kegiatan Inti

Membentuk kelompok
Menyampaikan materi
Menggunakan media
pembelajaran
Memberi kesempatan siswa
untuk bertanya
Memberi soal latihan
Menunjuk beberapa kelompok
untuk membacakan hasil
pekerjaannya

44
45

Kegiatan penutup

Memberikan evaluasi kepada


siswa
Memberikan PR
Menutup pembelajaran
Mengajak berdoa bersama
Salam

Tabel 4.4 Observasi Aktivitas Siswa Sikus 1


TIDAK
DILAKU
No ASPEK YANG DIAMATI DILAKU
KAN
KAN

1 Persiapan

Siap mengikuti pelajaran


Menyiapkan perlengkapan
belajar

2 Pelaksanaan

Kegiatan Awal

Menjawab salam
Berdoa bersama
Merespon pengecekan absensi
Memperhatikan motivasi guru
Menjawab pertanyaan guru

Kegiatan Inti

45
46

Siap dibentuk kelompok


diskusi
Menerima materi pelajaran
Antusias dengan adanya
media pembelajaran
Aktif bertanya
Mengerjakan soal laihan
Menyampaikan hasil
diskusinya

Kegiatan penutup

Mengerjakan evaluasi
Berdoa bersama

Menjawab salam

Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siklus 1

No Nama Siswa KKM Nilai Ket

1 AMIRA DWI SEPTYANI 75 70 Tidak Tuntas


AMIRUL RIDWAN HADI 75 90 Tuntas
2 NUGROHO
DIFA AZKA MAZAYA 75 70 Tidak Tuntas
3
LINGGA NURFAIS AGBIYAN 75 80 Tuntas
4 PRATAMA
NESYA APRILIA PUTRI ANDINI 75 90 Tuntas
5
VAVANDA ARIL NOEGA ALI 75 70 Tidak Tuntas
6 SYAHPUTRA
AGIT USNATUL ALFARIT 75 70 Tidak Tuntas
7
BAMBANG SETYAWAN 75 70 Tidak Tuntas
8
ELSYA NOVALYA MARETA 75 70 Tidak Tuntas
9

46
47

75 80 Tuntas
10 EMITA LIANANJANI
75 70 Tidak Tuntas
11 MUHAMAD AKBAR ROKHIM
75 80 Tuntas
12 TINA ROSITA NINGRUM
75 80 Tuntas
13 YELINA PUTRI DWI YULIAWAN
75 100 Tuntas
14 ALBIE NASUKHA BERLIAN
75 70 Tidak Tuntas
15 BAGASTAMA AJI PUTRA
Jumlah 1160
Rata-Rata 77,33

 Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan saat perbaikan pembelajaran setelah
ditelaah menghasilkan gambaran sebagai berikut :
1) Kelebihan-kelebihan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
adalah:
a) Sudah menggunakan model pembelajaran yang menarik
b) Menggunakan media pembelajaran dengan lengkap
c) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
2) Kelemahan-kelemahan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
adalah:
 Belum semua kelompok membacakan hasil diskusinya.
 Ada beberapa Siswa hanya mengandalkan temannya yang
pandai saja Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
3) Menentukan solusi pemecahan atau tindak lanjut
 Memberi kesempatan kepada kelompok lain
untuk mebacakan hasil diskusinya.
 Siswa harus saling bekerja sama dalam diskusi kelompok.
 Dari hasil belajar siswa diperoleh prosentase hasil belajar
47
48

sebesar 60 % sehi ngga belum mencapai indikator


keberhasialan (KKM) maka akan dilanjutkan pada siklus ke-
2
3. Data Pelaksanaan Perbaikan Siklus 2
a. Perencanaan
Langkah – langkah dalam kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
 Menyusun RPP perbaikan siklus 2
 Menyiapkan sarana, media, dan sumber belajar yang relevan
 Menyiapkan instrumen observasi
 Menyiapkan lembar refleksi
 Menyiapkan alat dokumentasi
 Menyiapkan alat evaluasi
b. Pelaksanaan
Setelah melaksanakan kegiatan perencanaan, peneliti mulai
melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan tersebut. Adapun
langkah – langkah pelaksanaan yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan kegiatan awal (appersepsi)
 Guru membuka pembelajaran dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa. (assalamualaikum wr.
Wb, bagaimana kabarnya hari ini?siapa hari ini yang tidak
masuk?)
 Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepeercayaan masing-masing yang dipimpin oleh guru. (
sebelum kita mulai pelajaran hari ini mari kita berdoa
terlebih dahulu, semoga apa yang akan kita pelajari hari ini
bermanfaat.berdoa dalam hati dimulai! ) (Religius).
 Guru memberikan motivasi kepada siswa. ( anak-anak

48
49

mempelajari matematika itu sangat bermanfaat dalam


kehidupan sehari-hari, misalnya Mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian.).
 Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanankan. (anak-
anak hari ini kita akan mempelajari materi Mengubah
bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian).
 Guru mengajukan pertanyaan terkait Mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian. (anak-anak
coba gambarkan mengubah bentuk penjumlahan berulang ke
dalam bentuk perkalian? Siapa yang tahu? )
 Guru menginformssikan tujuan pembelajaran yang ingin di
capai. (dengan mengamati gambar kalian akan tahu cara
mengubah bentuk penjumlahan berulang ke dalam bentuk
perkalian).
2. Melakukan kegiatan inti
 Guru menyuruh siswa untuk membuat kelompok yang terdiri
dari 4-5 siswa. ( sekarang kalian membentuk kelompok yang
terdiri dari 4-5 anak).
 Siswa mrngamati penjelasan Guru tentang mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian (mengamati)

3 3 3 3

3 + 3 + 3 +3 = 8

4 x3 = 12
49
50

 Siswa membaca materi tentang mengubah bentuk


penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian (literasi)

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya


tentang materi yang telah disampaikan oleh guru.
(communication)
 Siswa mencoba berlatih dengan materi latihan yang dibrikan
Guru (menalar)
 Guru mrenunjuk beberapa kelompok untuk menyelesaikan
latihan soal. ( ayo mungkin ada yang mau menyampaikan
atau membacakan hasil diskusi kelompoknya?)
 Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang materi
yang di sampaikan.
 Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
1. Hitunglah Jumlah Permen di dalam kotak di bawah ini !

50
51

2. Hitunglah Jumlah buah di dalam kotak di bawah ini

……. + …… + …….. + ……. + …….. + …… = …….


….. x ….. =
 Siswa disuruh untuk mengerjakan soal-soal tersebut
 Guru melakukan penilaian proses selama pembelajaran
3. Melakukan Kegiatan Penutup
 Siswa dapat menyimpulkan materi pembelajaran dengan
bimbingan guru.
 Guru memberikan lembar evaluasi yang harus dikerjakan
siswa (Menilai)
 Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa berupa
Pekerjaan Rumah (PR)
 Guru menutup pembelajaran dengan pesan dan kesan yang
baik.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan doa bersama
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang
dipimpin oleh guru (Religius)
 Guru memberi salam.
c. Observasi
Tabel 4.6 Observasi Aktivitas Guru Siklus 2
TIDAK
DILAKU
No ASPEK YANG DIAMATI DILAKU
KAN
KAN
1 Persiapan

51
52

Menyusun RPP Perbaikan


Menyiapkan media

2 Pelaksanaan

Kegiatan Awal

Memberi salam

Mengajak berdoa
Mengecek kehadiran siswa
Memotivasi siswa
Menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan hari ini
Mengajukan
pertanyaan terkait materi
volume bangun ruang
Menginformasikan
tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

52
53

Membentuk kelompok
Menyampaikan materi
Menggunakan
media pembelajaran
Memberi kesempatan
siswa untuk bertanya
Memberi soal latihan
Menunjuk beberapa
kelompok untuk
membacakan hasil
pekerjaannya

Kegiatan penutup

Memberikan evaluasi
kepada siswa
Memberikan PR
Menutup pembelajaran
Mengajak berdoa bersama
Salam

Tabel 4.7 Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2


TIDAK
DILAKU
No ASPEK YANG DIAMATI DILAKU
KAN
KAN

1 Persiapan

53
54

Siap mengikuti pelajaran


Menyiapkan perlengkapan
belajar

2 Pelaksanaan

Kegiatan Awal

Menjawab salam
Berdoa bersama
Merespon pengecekan absensi
Memperhatikan motivasi guru
Menjawab pertanyaan guru

Kegiatan Inti

Siap dibentuk kelompok


diskusi
Menerima materi pelajaran
Antusias dengan adanya
media pembelajaran
Aktif bertanya
Mengerjakan soal laihan
Menyampaikan hasil
diskusinya

Kegiatan penutup

Mengerjakan evaluasi
Berdoa bersama

Menjawab salam

54
55

Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar Siklus 2

No Nama Siswa KKM Nilai Ket

1 AMIRA DWI SEPTYANI 75 80 Tuntas


AMIRUL RIDWAN HADI 75 100 Tuntas
2 NUGROHO
3 DIFA AZKA MAZAYA 75 80 Tuntas
LINGGA NURFAIS AGBIYAN 75 90 Tuntas
4 PRATAMA
5 NESYA APRILIA PUTRI ANDINI 75 100 Tuntas
VAVANDA ARIL NOEGA ALI 75 80 Tuntas
6 SYAHPUTRA
7 AGIT USNATUL ALFARIT 75 80 Tuntas

8 BAMBANG SETYAWAN 75 70 Tidak Tuntas

9 ELSYA NOVALYA MARETA 75 70 Tidak Tuntas

10 EMITA LIANANJANI 75 90 Tuntas

11 MUHAMAD AKBAR ROKHIM 75 80 Tuntas

12 TINA ROSITA NINGRUM 75 90 Tuntas

13 YELINA PUTRI DWI YULIAWAN 75 90 Tuntas

14 ALBIE NASUKHA BERLIAN 75 100 Tuntas

15 BAGASTAMA AJI PUTRA 75 70 Tidak Tuntas

Jumlah 1270

Rata-rata 84,67

d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan saat perbaikan pembelajaran setelah
ditelaah menghasilkan gambaran sebagai berikut :
1. Kelebihan-kelebihan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
adalah:
55
56

a. Sudah menggunakan model pembelajaran yang menarik


b. Menggunakan media pembelajaran dengan lengkap
c. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
2. Kelemahan-kelemahan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
adalah:
 Belum semua kelompok membacakan hasil diskusinya.
 Ada beberapa Siswa hanya mengandalkan temannya yang
pandai saja Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
3. Menentukan solusi pemecahan atau tindak lanjut
a. Memberi kesempatan kepada kelompok lain
untuk mebacakan hasil diskusinya.
b. Siswa harus saling bekerja sama dalam diskusi kelompok.
4. Dari hasil belajar siswa diperoleh prosentase hasil belajar
sebesar 80,74 % sehungga Sudah mencapai indikator
keberhasialan (KKM) maka akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Untuk aktivitas guru pada siklus 1 bahwa tahap persiapan sudah
dilaksanakan semua tetapi pada tahap pelaksanaan ada yang belum dilaksanakan
yaitu guru belum memberikan waktu untuk kelompok membacakan hasil diskusi
kelompoknya. Untuk aktivitas siswa pada siklus 1
bahwa ada hal yang belum dilakukan siswa yaitu siswa tidak aktif bertanya pada
kegiatan belajar mengajar. Untuk nilai hasil belajar siswa pada siklus 1
memperoleh nilai rata-rata 77,33.
Dibawah ini adalah prosentase dan grafik nilai hasil belajar siklus I.
Tabel 4.9 Prosentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siklus 1
Ketuntasan Prosentase
Rata - Rata
Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
7 8 39,75 % 60,25 % 77,33

56
57

Grafik 4.1 Nilai Hasil Belajar Siklus 1


8
7
6
5
4
Jumlah Siswa
3
2
1
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90

Nilai Siswa
Untuk aktivitas guru pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa semua
aspek sudah dilakukan semua. Untuk aktivitas siswa pada siklus 2 bahwa
semua aspek juga sudah dilakukan semua yang awalnya siswa tidak aktif
bertanya, pada aktivitas siswa di siklus 2 ini siswa sudah aktif bertanya dalam
kegiatan belajar mengajar. Sedangkan untuk nilai hasil belajar nilai rata-
ratanya adalah 84,67.
Dibawah ini adalah Prosentase dan grafik nilai hasil belajar siklus 2.

Tabel 4.10 Prosentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siklus 2


Ketuntasan Prosentase
Rata - Rata
Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
12 3 80,74% 19,26% 84,67

57
58

Grafik 4.2 Nilai Hasil Belajar Siklus 2


6

3 Jumlah Siswa

0
50 60 70 80 90 100

Nilai Siswa
Untuk aktivitas guru dan aktivitas siswa ini perlu karena akan
berdampak positif pada aktivitas guru maupun siswa. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk terus memperbaiki dan mencapai hasil yang maksimal sesuai
indikator keberhasilan.

Tabel 4.11

Frekuensi Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar


FREKUENSI
No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
FO % F1 % F2 %
1 20
2 30 1 11,54
3 40 1 7,69
4 50 1 19,23
5 60
6 70 6 7,69 8 70,37 3 15.38

58
59

7 80 4 30,77 4 20,32 5 38,46


8 90 1 7,69 2 5,27 4 30,77
9 100 1 4,04 3 15.38
Jumlah 15 100% 15 100% 15 100%

Tabel 4.12
Rekapitulasi Prosentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar
Ketuntasan Prosentase
Rata -
Siklus Belum Belum
Tuntas Tuntas Rata
Tuntas Tuntas
Pra Siklus 6 9 39,33% 60,67% 68,00
Siklus 1 7 8 39, 75% 60,25% 76,54
Siklus 2 13 2 80,74% 19,26% 84,67

Dibawah ini adalah grafik Prosentase ketuntasan tes hasil belajar


pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
Grafik 4.3
Perbandingan Prosentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siswa

90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%
Tuntas
40.00%
Belum Tuntas
30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

59
60

Sesuai grafik di atas dapat di simpulkan bahwa tes hasil belajar siswa
ada peningkatan pada setiap siklusnya. Pada pra siklus prosentase ketuntasan
hasil belajar hanya 39,33% yang mendapat nilai di atas KKM, pada siklus 1
mencapai 39,75% yang mendapat nilai di atas KKM, pada siklus 2 mencapai
80,74% yang mendapat nilai di atas KKM

60
61

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagaimana
dirumuskan pada bab I dan hasil temuan yang telah dibahas pada bab IV
diperoleh simpulan, yaitu pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan
hasil belajar matematika tentang menghitung mengubah bentuk
penjumlahan berulang ke dalam bentuk perkalian siswa kelas II SDN
Bedagung 2 semester 1 tahun pelajaran 2021/ 2022 . Hal ini dapat dibaca
pada hasil k e t u n t a s a n penelitian yang menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada pra siklus y a i t u 3 anak yang tuntas atau 39,33 % dengan
nilai rata-rata 68,00, siklus I ada 7 siswa yang tuntas atau 39,75% dengan
nilai rata-rata 76,54 dan siklus II ada 13 anak yang tuntas atau 80,74 % dengan
nilai rata-rata 84,67.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang peneliti lakukan di SDN


Bedagung 2 Tahun pelajaran 2021/ 2022, peneliti memberikan beberapa saran
yang nantinya dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada
pembelajaran matematika. Adapun saran-saran tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Para guru hendaknya mau menggunakan model
pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme
2. Para guru hendaknya mau melakukan penelitian yang serupa
Pendekatan Konstruktivisme
3. Kepala sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru
yang lain untuk mencobakan model Pendekatan Konstruktivisme
ini di kelas lain pada sekolah ini

61
62

4. Para siswa diajak berdiskusi kelompok dan bekerjasama antar


teman untuk meningkatkan hasil belajar matematika
5. Diharapkan penerapan model Pendekatan Konstruktivisme dalam
pembelajaran matematika sebagai sarana untuk berlatih aktif dalam proses
belajar mengajar sehingga siswa memperoleh pengalaman baru dan
mencapai hasil belajar yang baik.

62
63

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Zainal (ED). 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2007. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
B. Uno, Hamzah. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta Rajagrafindo Persada.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Marsigit. (2007). Pendekatan Matematika Realistik pada Pembelajaran. Prosiding
Pelatihan Nasional. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Mulyasa. (2007). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Rusman, dkk (2011) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi :
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:Rajawali Pers. PT. Raja
Grafindo Persada
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan kontruktivisme itu Perlu: untuk
meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Model kontruktivisme. Bandung :
ALFABETA
Suyono, dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar,
Bandung: Rosdakarya. hlm .105
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2013. Belajar dan Pembelajaran
(Pengembangan Wacan dan Praktik Pembelajaran dalam pembangunan
Nasional). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Yaumi dan Ibrahim. 2013. “Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak”. Jakarta:
Prenadamedia Group

63
64

64
65

65
66

66
67

67
68

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Bedagung 2


Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah
Pembelajaran Ke : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan


percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,


melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia

3.2 Menguraikan kosakata dan konsep tentang keragaman benda berdasarkan


bentuk dan wujudnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui
teks tulis, lisan, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.

68
69

4.2 Melaporkan penggunaan kosakata bahasa Indonesia yang tepat atau bahasa
daerah hasil pengamatan tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan
wujudnya dalam bentuk teks tulis, lisan, dan visual.
Matematika

3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan cacah


dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan seharihari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.

4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan


cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan seharihari
serta mengaitkan perkalian dan pembagian
SBdP

3.2 Mengenal pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.

4.2 Menampilkan pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

 Dengan bimbingan guru, siswa dapat membedakan panjang pendek nada


pada lagu anak menggunakan simbol dengan benar.
 Dengan bimbingan guru, siswa dapat menyanyikan lagu anak dengan
memperhatikan panjang dan pendek nada pada lagu dengan benar.
 Dengan mendengarkan guru membaca teks “Bermain Perahu Kertas”,
siswa dapat menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan tepat.
 Dengan menggunakan teks “Bermain Perahu Kertas”, siswa dapat
membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda
dengan lafal dan intonasi yang tepat.
 Dengan mengamati contoh dan bimbingan guru, siswa dapat menyatakan
kalimat matematika yang berkaitan dengan perkalian dengan benar.

69
70

 Dengan berdiskusi, siswa dapat menyatakan perkalian dua bilangan


sebagai penjumlahan berulang dengan benar.
 Dengan bimbingan guru, siswa dapat menghitung hasil kali dua bilangan
dengan hasil bilangan cacah sampai 100 dengan tepat.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui pendekatan kontruktivisme siswa dapat memahami kosa kata


dalam teks pendek,perkalian bilangan cacah sampai dengan 100,serta mengenap
pola irama sederhana pada lagu anak dengan kritis ,kreatif,kolaborasi debgan
percaya diri ,bekerja sama,dan bertanggung jawab serta rasa cinta tanah air

E. Tujuan perbaikan

 Bagi guru
1. Untuk memperbaiki pembelajaran dengan sasaran hasil belajar siswa
2. Untuk meningkatkan profesipnalitas guru dalam mengelola pembelajaran
 Bagi siswa
Melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan minat belajar siswa.

F. MATERI PEMBELAJARAN

 membedakan panjang pendek nada pada lagu anak menggunakan simbol


dengan benar

 Menyanyikan lagu anak dengan memperhatikan panjang pendek nada pada


lagu dengan benar

 menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan tepat

 membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengab keragaman benda


dengan lafal dan intonasi yang tepat

 menyatakan kalimat matematika yang berkaitan dengan perkalian dengan


benar

70
71

 menyatatakqn perkalianbdua bilangan sebagaivpenjumlahan berulang


dengan benar

 Menghitung hasil kali dua bilangan dengan hasil bilangan cacah sampai 100
dengan tepat

G. PENDEKATAN & METODE PEMBELAJARAN

 Pendekatan : Konstruktivisme

 Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan

ceramah

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa 10 menit
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.
(Religius)
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Bermain di lingkunganku”. (Integritas)
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan. (
Communication )
Inti  Pada awal pembelajaran, siswa diarahkan untuk 150 menit
mengamati gambar “Beni dan Tiur yang sedang
bermain perahu kertas”.
 Siswa diarahkan oleh guru untuk mengajukan
pertanyaan menggunakan kata tanya siapa, mengapa, di
mana, bagaimana, dan kapan berdasarkan gambar yang
diamati.
 Siswa lain diminta menjawab pertanyaan yang
diajukan.
 Berdasarkan gambar, siswa menceritakan
pengalamannya dalam bermain perahu kertas.
71
72

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Guru membimbing siswa menyanyikan lagu
“Berdayung”.
 Sebelum menyanyi, terlebih dahulu dijelaskan bahwa
dalam bernyanyi harus memperhatikan nada.
 Siswa diminta membaca teks yang berkaitan dengan
panjang pendek nada. ( Literasi )
 Guru menjelaskan cara menyanyikan nada 2 ketuk dan
1 ketuk pada lagu.
 Guru membimbing siswa menyanyikan lagu
“Berdayung” dengan benar. (Integritas)
 Siswa menyanyikan lagu “Berdayung” dengan
memperhatikan panjang pendek nada. (Nasionalis)
 Siswa berdiskusi menentukan nada 2 ketuk dan 1 ketuk
pada lagu dengan menggunakan simbol. (
Collaboration )
 Dalam hal ini guru memberikan bimbingan kepada
siswa yang mengalami kesulitan.
 Hasil diskusi disampaikan di depan kelas dan kepada
siswa diarahkan untuk saling memberikan
komentarnya. (Gotong-royong)
 Guru membacakan teks “Bermain Perahu Kertas” dan
siswa diarahkan untuk mendengarkan dengan saksama.
 Siswa menceritakan isi teks yang telah didengarnya
secara lisan di depan kelas, kemudian siswa lain
diminta untuk memberikan tanggapan. ( Literasi )
 Siswa membaca kembali teks “Bermain Perahu
Kertas”.
 Siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan
teks bacaan. (Mandiri)
 Siswa memperhatikan contoh penyelesaian masalah
perkalian yang dimulai dengan penjumlahan berulang.
Fokus guru: dalam memberikan contoh di awal
diharuskan menggunakan benda konkret terlebih
dahulu.
 Guru menjelaskan konsep perkalian sebagai
penjumlahan berulang. ( Communication )
 Siswa diarahkan untuk menyelesaikan beberapa
masalah sederhana yang berkaitan dengan perkalian

72
73

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
dengan menggunakan benda konkret. (Mandiri)
 Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk
menyelesaikan sebuah soal yang berkaitan dengan
konsep perkalian. ( Collaboration )
 Siswa diminta menyampaikan hasil diskusinya kepada
teman-temannya.
 Siswa saling menanggapi hasil diskusi yang telah
disampaikan. ( Critical Thinking and Problem Solving
)
 Siswa menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan
dengan perkalian. (Mandiri)
 Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal diberikan bimbingan oleh guru.
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 15 menit
rangkuman hasil belajar selama sehari (Integritas)
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran) (Religius)

I. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Siswa Tema : Bermain di Lingkunganku Kelas 2 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).

 Gambar Beni dan Tiur bermain perahu kertas

 Teks lagu “Berdayung”

 Teks “Bermain Perahu Kertas”

73
74

LAMPIRAN

Penilaian
A. Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
2. Penilaian Pengetahuan: Tes
3. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
B. Bentuk Instrumen Penilaian
1. Sikap
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada sikap setiap siswa yang terlihat.
Tanggung Percaya
Jujur Disiplin Santun Peduli
No Nama Siswa Jawab Diri
T BT T BT T BT T BT T BT T BT
1
2
3
Keterangan:
T : Terlihat
BT : Belum Terlihat
2. Pengetahuan
Skor maksimal : 100
Penilaian :

Panduan Konversi Nilai:


Konversi Nilai Predikat Klasifikasi
(Skala 0-100)
81-100 A SB (Sangat Baik)
66-80 B B (Baik)
51-65 C C (Cukup)
0-50 D K (Kurang)
a. Menentukan panjang pendek nada dengan menggunakan simbol

74
75

b. Menjawab pertanyaan berdasarkan teks “Bermain Perahu Kertas”


1. Kertas, baskom, dan air.
2. Perahu yang telah selesai dibuat diapungkan di air, kemudian perahu dapat
berlayar dengan bantuan angin.
LAMPIRAN

Penilaian
A. Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
2. Penilaian Pengetahuan: Tes
3. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
B. Bentuk Instrumen Penilaian
1. Sikap
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada sikap setiap siswa yang terlihat.
Tanggung Percaya
Jujur Disiplin Santun Peduli
No Nama Siswa Jawab Diri
T BT T BT T BT T BT T BT T BT
1
2
3
Keterangan:
T : Terlihat
BT : Belum Terlihat
2. Pengetahuan
Skor maksimal : 100
Penilaian :

75
76

Panduan Konversi Nilai:


Konversi Nilai Predikat Klasifikasi
(Skala 0-100)
81-100 A SB (Sangat Baik)
66-80 B B (Baik)
51-65 C C (Cukup)
0-50 D K (Kurang)
a. Menentukan panjang pendek nada dengan menggunakan simbol

b. Menjawab pertanyaan berdasarkan teks “Bermain Perahu Kertas”


1. Kertas, baskom, dan air.
2. Perahu yang telah selesai dibuat diapungkan di air, kemudian perahu dapat berlayar
dengan bantuan angin.

c. Penilaian kemampuan pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan


berulang
1. 1 + 1 + 1 = 3 × 1 = 3 (skor 15)
2. 4 + 4 + 4 = 3 × 4 = 12 (skor 15)
3. 2 + 2 + 2 + 2 = 4 × 2 = 8 (skor 15)
4. 4 + 4 + 4 + 4 = 4 × 4 = 16 (skor 15)
5. Kalimat perkalian: 2 × 5 = 5 + 5 = 10 (skor 40)
3. Keterampilan
a. Menyanyikan lagu anak
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
No Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
1 Penguasaan Hafal seluruh Hafal seluruh Hafal Belum
Lagu syair lagu, syair lagu, sebagian mampu
irama tepat irama, irama kecil syair menghafal

76
77

kurang tepat lagu syair lagu


dan sebaliknya
2 Kepercayaan Tidak terlihat Terlihat Memerlukan Belum
Diri ragu-ragu raguragu bantuan guru menunjukkan
kepercayaan
diri
b. Membaca teks bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
No Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
1 Kemampuan Siswa mampu Siswa Siswa Siswa belum
Membaca Teks membaca mampu mampu mampu
keseluruhan membaca membaca membaca teks
teks dengan setengah kurang dari
lafal dan atau lebih setengah
intonasi yang bagian teks bagian teks
tepat dengan dengan lafal
lafal dan dan intonasi
intonasi yang tepat
yang tepat
2 Pemahaman Isi Mampu Mampu Mampu Belum
teks menjawab menjawab menjawab mampu
semua setengah kurang dari menjawab
pertanyaan atau lebih setengah semua
yang diajukan pertanyaan bagian teks pertanyaan
yang yang diajukan
diajukan

77
78

78
79

79
80

80
81

81
82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Bedagung 2


Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah
Pembelajaran Ke : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia
3.2 Menguraikan kosakata dan konsep tentang keragaman benda berdasarkan
bentuk dan wujudnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui
teks tulis, lisan, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.
4.2 Melaporkan penggunaan kosakata bahasa Indonesia yang tepat atau bahasa
daerah hasil pengamatan tentang keragaman benda berdasarkan bentuk dan
wujudnya dalam bentuk teks tulis, lisan, dan visual.

Matematika
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan cacah
dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan seharihari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.

82
83

4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan


cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan seharihari
serta mengaitkan perkalian dan pembagian

SBdP
3.2 Mengenal pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.
4.2 Menampilkan pola irama sederhana melalui lagu anak-anak.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


 Dengan bimbingan guru, siswa dapat membedakan panjang pendek nada
pada lagu anak menggunakan simbol dengan benar.
e. Dengan bimbingan guru, siswa dapat menyanyikan lagu anak dengan
memperhatikan panjang dan pendek nada pada lagu dengan benar.
 Dengan mendengarkan guru membaca teks “Bermain Perahu Kertas”,
siswa dapat menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan tepat.
 Dengan menggunakan teks “Bermain Perahu Kertas”, siswa dapat
membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengan keragaman benda
dengan lafal dan intonasi yang tepat.
d. Dengan mengamati contoh dan bimbingan guru, siswa dapat menyatakan
kalimat matematika yang berkaitan dengan perkalian dengan benar.
 Dengan berdiskusi, siswa dapat menyatakan perkalian dua bilangan
sebagai penjumlahan berulang dengan benar.
4. Dengan bimbingan guru, siswa dapat menghitung hasil kali dua bilangan
dengan hasil bilangan cacah sampai 100 dengan tepat.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pendekatan kontruktivisme siswa dapat memahami kosa kata
dalam teks pendek,perkalian bilangan cacah sampai dengan 100,serta mengenap
pola irama sederhana pada lagu anak dengan kritis ,kreatif,kolaborasi debgan
percaya diri ,bekerja sama,dan bertanggung jawab serta rasa cinta tanah air

E. Tujuan perbaikan
 Bagi guru
4. Untuk memperbaiki pembelajaran dengan sasaran hasil belajar siswa
5. Untuk meningkatkan profesipnalitas guru dalam mengelola pembelajaran
 Bagi siswa
Melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan minat belajar siswa.

83
84

F. MATERI PEMBELAJARAN
 membedakan panjang pendek nada pada lagu anak menggunakan simbol
dengan benar
 Menyanyikan lagu anak dengan memperhatikan panjang pendek nada pada
lagu dengan benar
 menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan tepat
 membaca kembali teks pendek yang berkaitan dengab keragaman benda
dengan lafal dan intonasi yang tepat
 menyatakan kalimat matematika yang berkaitan dengan perkalian dengan
benar
 menyatatakqn perkalianbdua bilangan sebagaivpenjumlahan berulang
dengan benar
 Menghitung hasil kali dua bilangan dengan hasil bilangan cacah sampai 100
dengan tepat

G. PENDEKATAN & METODE PEMBELAJARAN


 Pendekatan : konstruktivisme
 Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa 10 menit
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing. (Religius)
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Bermain di lingkunganku”. (Integritas)
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan. (
Communication )

Inti  Pada awal pembelajaran, siswa diarahkan untuk 150 menit

84
85

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
mengamati gambar “Beni dan Tiur yang sedang
bermain perahu kertas”.
 Siswa diarahkan oleh guru untuk mengajukan
pertanyaan menggunakan kata tanya siapa, mengapa,
di mana, bagaimana, dan kapan berdasarkan gambar
yang diamati.
 Siswa lain diminta menjawab pertanyaan yang
diajukan.
 Berdasarkan gambar, siswa menceritakan
pengalamannya dalam bermain perahu kertas.
 Guru membimbing siswa menyanyikan lagu
“Berdayung”.
 Sebelum menyanyi, terlebih dahulu dijelaskan bahwa
dalam bernyanyi harus memperhatikan nada.
 Siswa diminta membaca teks yang berkaitan dengan
panjang pendek nada. ( Literasi )
 Guru menjelaskan cara menyanyikan nada 2 ketuk dan
1 ketuk pada lagu.
 Guru membimbing siswa menyanyikan lagu
“Berdayung” dengan benar. (Integritas)
 Siswa menyanyikan lagu “Berdayung” dengan
memperhatikan panjang pendek nada. (Nasionalis)
 Siswa berdiskusi menentukan nada 2 ketuk dan 1
ketuk pada lagu dengan menggunakan simbol. (
Collaboration )
 Dalam hal ini guru memberikan bimbingan kepada
siswa yang mengalami kesulitan.
 Hasil diskusi disampaikan di depan kelas dan kepada
siswa diarahkan untuk saling memberikan
komentarnya. (Gotong-royong)
 Guru membacakan teks “Bermain Perahu Kertas” dan
siswa diarahkan untuk mendengarkan dengan
saksama.
 Siswa menceritakan isi teks yang telah didengarnya
secara lisan di depan kelas, kemudian siswa lain
diminta untuk memberikan tanggapan. ( Literasi )
 Siswa membaca kembali teks “Bermain Perahu
Kertas”.
85
86

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan teks bacaan. (Mandiri)
 Siswa memperhatikan contoh penyelesaian masalah
perkalian yang dimulai dengan penjumlahan berulang.
Fokus guru: dalam memberikan contoh di awal
diharuskan menggunakan benda konkret terlebih
dahulu.
 Guru menjelaskan konsep perkalian sebagai
penjumlahan berulang. ( Communication )
 Guru menggunakan lebih dari satu contoh benda
konkret
 Siswa diarahkan untuk menyelesaikan beberapa
masalah sederhana yang berkaitan dengan perkalian
dengan menggunakan benda konkret
tersebut.(Mandiri)
 Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk
menyelesaikan sebuah soal yang berkaitan dengan
konsep perkalian. ( Collaboration )
 Siswa diminta menyampaikan hasil diskusinya kepada
teman-temannya.
 Siswa saling menanggapi hasil diskusi yang telah
disampaikan. ( Critical Thinking and Problem
Solving )
 Siswa menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan
dengan perkalian. (Mandiri)
 Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal diberikan bimbingan oleh guru.

Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 15 menit


rangkuman hasil belajar selama sehari (Integritas)
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

86
87

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
pembelajaran) (Religius)

I. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Siswa Tema : Bermain di Lingkunganku Kelas 2 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
 Gambar Beni dan Tiur bermain perahu kertas
 Teks lagu “Berdayung”
 Teks “Bermain Perahu Kertas”.

87
88

LAMPIRAN

Penilaian
A. Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
2. Penilaian Pengetahuan: Tes
3. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja
B. Bentuk Instrumen Penilaian
1. Sikap
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada sikap setiap siswa yang terlihat.
Tanggung Percaya
Jujur Disiplin Santun Peduli
No Nama Siswa Jawab Diri
T BT T BT T BT T BT T BT T BT
1
2
3
Keterangan:
T : Terlihat
BT : Belum Terlihat
2. Pengetahuan
Skor maksimal : 100
Penilaian :

Panduan Konversi Nilai:


Konversi Nilai Predikat Klasifikasi
(Skala 0-100)
81-100 A SB (Sangat Baik)
66-80 B B (Baik)
51-65 C C (Cukup)
0-50 D K (Kurang)
a. Menentukan panjang pendek nada dengan menggunakan simbol

88
89

b. Menjawab pertanyaan berdasarkan teks “Bermain Perahu Kertas”


1. Kertas, baskom, dan air.
2. Perahu yang telah selesai dibuat diapungkan di air, kemudian perahu dapat berlayar
dengan bantuan angin.
c. Penilaian kemampuan pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan
berulang

1. 1 + 1 + 1 = 3 × 1 = 3 (skor 15)
2. 4 + 4 + 4 = 3 × 4 = 12 (skor 15)
3. 2 + 2 + 2 + 2 = 4 × 2 = 8 (skor 15)
4. 4 + 4 + 4 + 4 = 4 × 4 = 16 (skor 15)
5. Kalimat perkalian: 2 × 5 = 5 + 5 = 10 (skor 40)
3. Keterampilan
a. Menyanyikan lagu anak
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
No Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
1 Penguasaan Hafal seluruh Hafal Hafal Belum
Lagu syair lagu, seluruh sebagian mampu
irama tepat syair lagu, kecil syair menghafal
irama, lagu syair lagu
irama
kurang tepat
dan
sebaliknya
2 Kepercayaan Tidak terlihat Terlihat Memerlukan Belum
Diri ragu-ragu raguragu bantuan guru menunjukkan
kepercayaan
diri

89
90

b. Membaca teks bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat


Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
No Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
1 Kemampuan Siswa mampu Siswa Siswa Siswa belum
Membaca Teks membaca mampu mampu mampu
keseluruhan membaca membaca membaca teks
teks dengan setengah kurang dari
lafal dan atau lebih setengah
intonasi yang bagian teks bagian teks
tepat dengan dengan lafal
lafal dan dan intonasi
intonasi yang tepat
yang tepat
2 Pemahaman Isi Mampu Mampu Mampu Belum
teks menjawab menjawab menjawab mampu
semua setengah kurang dari menjawab
pertanyaan atau lebih setengah semua
yang diajukan pertanyaan bagian teks pertanyaan
yang yang diajukan
diajukan

90
91

91
92

92
93

Lembar Refleksi Simulasi Perbaikan Pembelajaran pada PKP

Mahasiswa menuliskan uraian disetiap subjudul berdasarkan hasil diskusi bersama


Pendamping Simulas iatau sesudah melakukan Simulasi Mandiri (tanpa
pendamping)

1. Jelaskan kelemahan saat simulasi perbaikan pembelajaran yang


teridentifikasi setelah proses diskus ibersama Pendamping Simulasi atau
sesudah Simulasi Mandiri(tanpapendamping)
Kelemahan : belum semua kelompok memdemonstrasikan hasil diskusinya
2. Jelaskan kelebihan saat simulasi perbaikan pembelajaran yang
teridentifikasi setelah proses diskusi bersama Pendamping Simulasi atau
sesudah Simulasi Mandiri
Kelebihan: siswa senang karena menggunakan lebih dari satu contoh
benda konkret dan diberi hadiah setelah selesai pengerjaan tugas
3. Jelaskan hal unik atau tidak biasa pada saat simulasi perbaikan
pembelajaran berlangsung dan mengapa ada anak yang bercanda saat
diskusi kelompok
4. Jelaskan upaya perbaikan pembelajaran yang dapat atau akan dilakukan
untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran
a. untuk temuan kelebihan : akan terus ditingkatkan
b. untuk temuan kelemahan : guru akan mengelola waktu agar semua
kelompok dapat memdemonstrasikan hasil kelompoknya

93
94

94
95

95
96

DOKUMENTASI KEGIATAN

KEGIATAN AWAL

Guru memberikan salam dan berdoa

Guru memeriksa kehadiran siswa

96
97

Guru Morovasi dan penyampaian tujuan


pembelajaran

KEGIATAN INTI

Menjelaskan Tentang Materi

97
98

Guru membentuk kelompok

Guru memerikasa hasil kelompok

98
99

KEGIATAN PENUTUP

Guru menyimpulkan materi

Guru Memberikan PR

99
100

Doa Penutup

100
101

JURNAL BIMBINGAN PKP

Nama Mahasiswa : LILIS TRIANASARI


NIM : 858701312
Tempat Mengajar : SD NEGERI BEDAGUNG 2
Judul perbaikan Pembelajaran : PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA PADA TEMA 2
(BERMAIN DI LINGKUNGANKU)
SUBTEMA 1 ( BERMAIN DI
LINGKUNGAN RUMAH) MELALUI
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
BAGI SISWA KELAS 2 SDN BEDAGUNG
2 KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN
MAGETAN SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2021/2022.

Hari/ Kegiatan Hasil/ Tindak/ Bukti


No
tanggal pembimbingan Komentar Lanjut Bimbingan
1 Jumat Konsultasi Penyebab Mencari
22-10-2021 mengenai kurang penyebabnya
refleksi awal antusias itu dan
dicari apa menyimpulka
mungkin n identifikasi
disebabkan masalahnya.
metode yang
digunakan

101
102

2 Senin Konsultasi Seharusnya Mengganti


25-10-2021 pengajuan judul jangan judul
judul tentang mengenai
keaktivas peningkatan
siswa karena hasil belajar
meneliti
keaktifan itu
tidak mudah,
sulit
mengatur
keaktivas.
3 Kamis, Konsultasi Tujuan Mengganti
11-11-2021 mengenai RPP pembelajaran tujuan
yang sudah pembelajaran
dirumuskan menjadi
itu dipindah indikator
dijadikan
indicator.

4 Minggu, Konsultasi Pada bab I Memperbaiki


14-11-2021 Bab I Harus Bab I sesuai
menjabarkan arahan
uraian yang
bersifat
umum
penggunaan
media,
kondisi yang
terjadi secara
nyata,

102
103

intraksi guru
dan murid.
5 Minggu Konsultasi Materi tema c Memperbaiki
21-11-2021 Bab II dipindah ke Bab II sesuai
A arahan
ditambahkan
macam-
macampembe
lajaran
konstruktivis
me
6 Minggu Konsultasi Mengajukan Memperbaiki
28-11-2021 Bab III judul diganti Bab 3 sesuai
mengajukan arahan
identifikasi
masalah dan
analisis
masalah,
pada siklus 2
menyusun
RPP diberi
perbaikan
siklus 2 yang
telah direvisi
7 Sabtu, Konsultasi IV Diberi data
4-11-2021 yang bersifat
kualitatif
tabel
prosentasi
ketuntasan
nilai hasil
belajar dan
garfish di
pindah di B
pembahasan

103
104

8 Sabtu, Konsultasi Simpulan Memperbaiki


04-12-2021 Bab V diterangkan Bab V sesuai
anak yang arahan
tuntas berapa

104

Anda mungkin juga menyukai