Anda di halaman 1dari 140

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN


MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL
PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT
(TGT) DI KELAS II UPT SDN 21 BALIMBING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional

Oleh:

RITA SATRIANA
NIM : 856247321

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
PADANG
2022
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1. Identifikasi Masalah ............................................................... 2
2. Analisis Masalah .................................................................... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah.......................... 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................ 4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajatan .............................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman Konsep ................................................................... 6
B. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ............ 9
C. Pembelajaran Matematika........................................................... 13
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu . 15
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran .................................. 16
C. Teknik Analisis Data .................................................................. 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................... 20
B. Pembahasan hasil Penelitian Perbaikan Pembelajara .................. 37

v
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan ...................................................................................... 40
B. Saran Tindak Lanjut .................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran ........................................... 15
4.1 Hasil Belajar Tes Pra Siklus ...................................................................... 20
4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ........................................... 28
4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II .......................................... 35
4.4 Peningkatan Hasil Belajar pada Tiap Siklus ............................................ 37
4.5 Pencapaian Keberhasilan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ....................... 38

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 16
4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus .............................................. 21
4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ................................................... 29
4.3 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus II.................................................. 36
4.4 Grafik Persentase Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa 39

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai Pembimbing PKP
2. Perencanaan PKP
3. Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus 1, RPP Perbaikan Siklus 2
4. Lembar Observasi/Pengamatan Kinerja Guru Terisi
5. Jurnal Pembimbingan dengan Supervisor 2
6. Hasil Pekerjaan Siswa yang Terbaik dan Terburuk per Siklus
7. APKG 1 dan APKG 2 Siklus 1 dan Siklus 2
8. Foto Kegiatan

ix
ABSTRAK

Rita Satriana : Peningkatan Pemahaman Konsep Pembeljaran Matematika


Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) di Kelas II UPT SDN 21
Balimbing.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya minat siswa dalam proses
pembelajaran Matematika karena guru cenderung menggunakan metode ceramah
sehingga mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep
pembelajaran Matematika masih rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil
belajar Matematika siswa kelas II UPT SDN 21 Balimbing, dimana dari 14 orang
siswa yang mengikuti penilaian tengah semester satu hanya 5 orang yang
mencapai kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70 dan 9 orang siswa masih
memperoleh nilai di bawah KKM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kemampuan siswa dalam memahami konsep pembalajaran
Matematika dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) di kelas II UPT SDN 21 Balimbing. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan hasil pada setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa
pada pra siklus dengan persentase ketuntasan sebesar 28,57%, pada siklus I
mengalami peningkatan dengan persentase ketuntasan 64,26% dan pada siklus II
meningkat dengan persentase ketuntasan sebesar 85,71%. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran
Matematika siswa kelas II UPT SDN 21 Balimbing.

Kata kunci : pemahaman konsep, pembelajaran matematika, Teams Games


Tournament (TGT).

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Diantaranya untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan
yang sangat pesat, maka untuk menghadapinya hal tersebut siswa perlu untuk
lebih menguasai bidang matematika. Matematika menjadi salah satu mata
pelajaran wajib yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Selain daripada
itu, pembelajaran matematika bertujuan untuk membekali siswa dengan
kemampuan berfikir logis, analitis, dan kreatif.
Menyadari pentingnya pembelajaran matematika, maka pelajaran
matematika telah diberikan mulai dari tingkat paling rendah seperti Taman
Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan sampai ke Perguruan Tinggi. Namun
demikian, kenyataan menunjukkan di setiap tingkat pendidikan justru
pelajaran matematika menjadi pelajaran yang kurang disenangi oleh sebagian
siswa. Mereka menganggap bahwa Matematika merupakan pelajaran yang
sulit. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami konsep
pembelajaran matematika. Oleh karena itu, seorang guru matematika harus
bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang
menyenangkan dapat membantu siswa dengan mudah mempelajari pelajaran
matematika, sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Untuk memahami konsep pembelajaran Matematika harus
dimulai dari jenjang SD sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam
memahami konsep pembelajaran Matematika di jenjang pendidikan
selanjutnya.
Dalam proses pembelajaran tugas utama guru bukan saja sekedar
menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga bertanggung jawab menciptakan
kondisi yang efektif sehingga dapat melibatkan siswa secara aktif. Keaktifan
siswa dalam pembelajaran sangat dibutuhkan karena dengan menjadi aktif

1
2

siswa akan belajar secara bermakna, terlibat dalam menemukan dan


mengkonstruksi pengetahuan yang mereka dapatkan, serta dapat menerapkan
pengetahuan tersebut dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari.
Jadi tugas utama guru dalam proses pembelajaran bukan hanya sekedar
menyampaikan materi saja tapi juga sebagai fasilitator, motivator dan
organisator. Guru harus melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga akan mudah bagi siswa
untuk memahami pelajaran yang diberikan. Guru diharapkan dapat
memberikan pengalaman-pengalaman yang baik dalam proses pembelajaran
sehingga akan meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa. Dalam
proses pembelajaran jangan sampai siswa beranggapan matematika itu
membosankan dan sulit untuk memecahkan masalah yang ada di dalamnya
bahkan sulit untuk dipelajari.
Rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran salah satunya
dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam
proses pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran yang
belum bervariatif dan masih berpaku pada model pembelajaran yang sama.
Dalam proses pembelajaran guru dianggap sebagai sumber belajar yang
paling benar, sehingga memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru.
Akibatnya proses belajar-mengajar cenderung membosankan dan menjadikan
siswa susah untuk memahami konsep dalam kegiatan belajar. Kesulitan
dalam memahami konsep pelajaran matematika yang diberikan oleh guru
membuat siswa takut untuk mengerjakan soal-soal matematika. Akibatnya
hasil belajar kurang maksimal.

1. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran
matematika di kelas II UPT SDN 21 Balimbing yaitu rendahnya hasil
Penilaian Tengah Semester satu yang diperoleh siswa. Hal ini terlihat dari
rata-rata nilai hanya mencapai 67,93 dari nilai maksimal 100. Dari 14
orang siswa yang mengikuti penilaian tengah semester satu hanya 5 orang
3

yang mencapai kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70 dengan


persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 35,71%. Setelah mengingat-
ingat dan mendiskusikannya dengan Kepala Sekolah dan guru senior,
teridentifikasi masalah bahwa :
a. Rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran
b. Model pembelajaran yang digunakan guru belum bervariatif
c. Guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga membuat
kegiatan pembelajan cenderung membosankan bagi siswa.
d. Kemmpuan siswa dalam memahami konsep pembelajaran matematika
masih rendah.
2. Analisis Masalah
Model pembelajaran yang kurang bervariatif membuat siswa
merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu minat siswa dalam
pembelajaran matematika masih kurang karena mereka beranggapan
bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Pandangan tersebut muncul
karena pemahan siswa terhadap konsep pembelajaran matematika masih
rendah dan juga berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan
perubahan dalam kegiatan pembelajaran matematika. Guru sebagai
penyelenggara proses pembelajaran perlu memilih model pembelajaran
yang memiliki pengaruh terhadap tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran yang baik akan mendapatkan respon yang bagus dari siswa
karena dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan,
tidak membosankan, dan dapat menghidupkan suasana belajar dan
mengajar. Apabila siswa senang dalam proses pembelajaran, kemampuan
siswa dalam memahami konsep pembelajaran matematika akan meningkat
sehingga prestasi belajar matematika juga akan meningkat.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT). Model pembelajaran Teams Games Tournament
4

(TGT) adalah suatu model pembelajaran yang dapat menimbulkan rasa


senang pada siswa, karena dalam penerapannya model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) disertai dengan permainan akademik
sehingga semua siswa terlibat aktif menyuarakan pendapatnya. Siswa
dituntut untuk berani mengungkapkan pendapatnya, menanggapi pendapat
temannya, dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi kelompok.
Disamping itu, siswa akan terlatih untuk berkompetisi dalam turnamen
yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Siswa akan terpacu untuk
menunjukkan kemampuannya dalam memahami konsep pembelajaran
matematika selama proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana model
pembelajaran Teams Games Tounament (TGT) dapat meningkatkan
pemahaman konsep pembelajaran matematika siswa kelas II UPT SDN 21
Balimbing ?”
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian perbaikan ini adalah untuk mendeskripsikan
penerapan model pembelajaran Teams Games Tournamens (TGT) dalam
meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran Matematika siswa Kelas II
UPT SDN 21 Balimbing.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi siswa, sebagai pengalaman baru agar siswa aktif dalam
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran
matematika, menyelesaikan masalah matematika dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran di kelas dan sebagai tambahan pengetahuan, pengalaman
tentang pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
dan untuk meningkatkan kompetensi profesional sabagai peneliti di
bidang karya ilmiah.
5

3. Bagi sekolah, sebagai pedoman dan masukan dalam upaya peningkatan


kulitas pembelajaran dan hasil belajar dalam memenuhi standar pelayanan
minimum, sekurang-kurangnya dalam hal mutu guru dan proses
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman Konsep
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memerlukan
pemahaman konsep. Pemahaman berbeda dengan menghafal dan sekedar
mengetahui. Saat mempelajari Matematika siswa perlu untuk memahami
konsep Matematika terlebih dahulu, hal ini bertujuan supaya siswa bisa
menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut
di dunia nyata (Arifin dan Herman, 2018). Sesuai dengan “tujuan utama
pembelajaran yaitu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antara konsep dan pengaplikasian konsep atau algoritma secara luwes, akurat,
efisien dan tepat dalam pemecahan masalah” (Permendiknas no 22, 2006,
seperti dikutip dalam Aulia dan Handayani, 2018, p. 117). Dapat disimpulkan
bahwa sangat perlu untuk memahami konsep pembelajaran Matematika agar
siswa mampu memecahkan masalah yang mereka hadapi di dunia nyata.
Menurut Churchill (seperti dikutip dalam Radiusman, 2020), “konsep
adalah suatu unit dasar dari kognisi yang terbentuk melalui skema
pengetahuan, pola konegsi yang digunakan untuk mengelompokkan objek ke
dalam suatu kategori” (p. 3). Konsep merupakan nilai yang melekat dan ada
pada suatu benda atau materi. Selain itu, konsep juga dapat diartikan sebagai
subjek yang paling dasar, yang dapat dipelajari. Adanya konsep akan berguna
untuk mengambil kesimpulan, mengklasifikasikan objek-objek, meluaskan
pengetahuan, dan melakukan komunikasi (Hamzah & Muhlisrarini, 2014 :
288). Sejalan dengan hal tersebut Hamalik (2006 : 162) menyatakan bahwa
suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri
umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang (person). Konsep juga dapat
diartika ide atau pengertian umum yang disusun dengan kata, simbol, dan
tanda (Thobroni & Mustofa, 2013 : 26). Dengan adanya konsep dapat
menunjukkan ciri-ciri umum tentang objek yang sedang pelajari.
Sedangkan di dalam Ratumanan (2015 : 134) konsep merupakan salah
satu dari objek langsung pengetahuan, selain fakta, prinsip, dan prosedur atau

6
7

keterampilan. Konsep adalah kategori yang digunakan untuk


mengelompokkan kejadian-kejadian, objek-objek, benda-benda, ide-ide, dan
sebagainya yang serupa. Konsep merupakan sebuah ide abstarak, dengan
membuat pengelompokan objek atau kejadian dan menentukan apakah suatu
objek atau kejadian merupakan contoh atau bukan contoh. Konsep membantu
untuk mengorganisasikan berbagai informasi menjadi bagian-bagian yang
serupa. Sedangkan Uno (2006 : 9) mengungkapkan bawah konsep merupakan
simbol berfikir yang diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta atau
realita, dan hubungan-hubungan antara berbagai fakta.
Hamzah & Muhlisrarini (2014 : 288) menyatakan bahwa tujuan dari
konsep adalah sebagai berikut:
1. Mengambil kesimpulan
2. Mengklasifikasikan objek-objek
3. Memperluas pengetahuan
4. Melakukan komunikasi
Hamalik (2014 : 162-163) menyatakan ciri-ciri konsep adalah sebagai
berikut:
a) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu
dengan konsep lainnya.
b) Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat pada atribut.
c) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep
yang lainnya. Semakin kompleks suatu konsep semakin banyak jumlah
atributnya dan semakin sulit untuk mempelajarinya. Untuk kemudahan
jumlah atribut itu hendaknya diperkecil dengan cara kombinasi atau
mengurangi perhatian terhadap sejumlah atribut yang dinilai tidak begitu
penting.
d) Kedominan atribut, menunjukkan pada kenyataan bahwa beberapa atribut
lebih dominan (obvious) daripada yang lainnya.
Suatu konsep matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan
untuk mengklasifiksaikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa serta
mengklasifikasikan apakah objek-objek dan peristiwa-peristiwa tersebut
8

termasuk atau tidak termasuk ke dalam idea abstrak tersebut (Hujodo, 2005 :
104). Sejalan dengan Silver, Strong & Perin (2012 : 102) yang menyatakan
bahwa mempelajari sebuah konsep melibatkan lebih dari sekedar
mempelajarai sebuah label, mempelajari sebuah konsep melibatkan
pembelajaran atribut-atribut esensial dari sebuah konsep. Untuk mempelajari
atribut-atribut esensial dari sebuah konsep, para siswa harus mampu
mengenali perbedaan antara contoh dan non contoh.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa konsep merupakan nilai
yang ada pada objek atau kejadian yang digunakan untuk mengelompokkan
objek atau kejadian tersebut, sehingga dapat mengambil sebuah pengertian
serta dapat mengenali kategori yang contoh dan bukan contoh. Konsep
merupakan aspek yang penting untuk dimiliki. Sehingga diperlukan sebuah
pemahaman terhadap konsep yang sedang dipelajari.
Pemahaman dapat dikategorikan dalam tiga kategori. Tingkat terendah
adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang
sebenarnya. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya,
atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Dan pemahaman tingkat
ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstapolasi. Dengan
ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang ditulis, dapat
membuat ramalan tentang konsekuansi atau dapat memperluas presepsi
dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya (Sudjana, 2006 : 24).
Sedangkan, kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan
menyerap dan memahami ide-ide matematika (Lestari & Yudhanegara,
2015:81).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep
matematika adalah keadaan seseorang memahami suatu nilai yang ada pada
objek atau kejadian matematika yang digunakan untuk mengelompokkan
objek atau kejadian tersebut, sehingga dapat mengambil sebuah pengertian
serta dapat mengenali kategori yang contoh dan bukan contoh.
9

B. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)


1. Pengertian Teams Games Tournamen (TGT)
Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model dari
pembelajaran kooperatif. Menurut Nurdyansyah dan Fahyuni (2016 : 77)
“TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok belajar beranggotakan 5 sampai 6
orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau
ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam
kelompok mereka masing-masing. Tugas yang diberikan dikerjakan
bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota
kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka
anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan
jawaban atau menjelaskannya, sebelum menganjukan pertanyaan tersebut
kepada guru”.
TGT merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok-kelomok belajar dengan jumlah
anggota 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku atau ras yang tidak sama (Mukhlis, 2017 : 49).
Selanjutnya Menurut Sumantri (dalam Sulistio dan Haryanti 2022 : 38)
“TGT merupakan pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen
akademik, dan menggunakan kuiskuis dan sistem skor kemajuan
individu, dimana siswa berkompetensi sebagai wakil dari tim mereka
dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara
mereka”.
Dapat disimpulkan dari kedua pendapat bahwa model pembelajara
Teams Games Tournament (TGT) merupakan suatu model pembelajaran
berbasis pembelajaran yang berupa tim dengan menerapkan unsur
permainan dan turnamen di dalam pembelajaran dan bertujuan untuk
memeproleh skor di dalam tim. Berbeda dengan kelompok kooperatif
lainnya, pembagian tim dalam TGT berdasarkan tingkat kemampuan
siswa. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) ini melatih
10

siswa bagaimana cara menyampaikan pendapat didepan siswa lain dan


siswa dituntut dapat menghargai peendapat siswa lain dengan patokan
materi pembelajaran.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Teams Games Tournament


(TGT)
Menurut Slavin (dalam Nurdyansyah dan Fahyuni 2016 : 78)
“Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan,
yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok
(teams), permainan (games), pertandingan (tournament), penghargaan
kelompok (team recognition)”.
Langkah-langkah model pembelajaran Teams Games Tournament
adalah sebagai berikut:
a) Penyajian Kelas (Class Presentations)
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam
penyajian kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas
(class presentations). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
pokok materi dan penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan
kepada kelompok. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan
pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru.
Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru,
karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja
kelompok dan pada saat game atau permainan karena skor game atau
permainan akan menentukan skor kelompok.
b) Belajar dalam Kelompok (Teams)
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan kriteria kemampuan (prestasi) siswa dari ulangan harian
sebelumnya, jenis kelamin, etnik dan ras. Kelompok biasanya terdiri
dari 5 sampai 6 orang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk lebih
mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
11

untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik


dan optimal pada saat game atau permainan. Setelah guru
memberikan penyajian kelas, kelompok (tim atau kelompok belajar)
bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok
ini kegiatan siswa adalah mendiskusikan masalah-masalah,
membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan
kesalahan.
c) Permainan (Games)
Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
relevan dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan
yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Kebanyakan game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Game atau permainan ini dimainkan pada meja
turnamen atau lomba oleh 3 orang siswa yang mewakili tim atau
kelompoknya masing-masing. Siswa memilih kartu bernomor dan
mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa
yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini
yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen atau lomba
mingguan.
d) Pertandingan atau Lomba (Tournament)
Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game
atau permainan terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan
pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan
presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja
siswa (LKS). Turnamen atau lomba pertama guru membagi siswa ke
dalam beberapa meja turnamen atau lomba. Tiga siswa tertinggi
prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada
meja II dan seterusnya.
12

e) Penghargaan Kelompok (Team Recognition)


Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian
mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim atau
kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor
memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Tim atau kelompok
mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih,
“Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team”
apabila rata-ratanya 40 ke bawah. Hal ini dapat menyenangkan para
siswa atas prestasi yang telah mereka buat.
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT)
Menurut Taniredja dan Harmianto (seperti dikutip dalam Saputri
Dewi, 2018) “kelebihan model pembelajaran teams games tournament
(TGT) adalah sebagai berikut:
a) Dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi
dan menggunakan pendapatnya.
b) Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi.
c) Perilaku mengganggu terhadap siswa lain menjadi lebih kecil
d) Motivasi belajar siswa bertambah.
e) Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan
f) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara siswa
dengan siswa dan antara siswa dan guru.
g) Kerjasama antar siswa juga siswa dengan guru akan membuat
interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak
membosankan.”.
Kelemahan model pembelajaran teams games tournament (TGT) yang
dikemukakan oleh Taniredja dan Harmianto (seperti dikutip dalam Saputri
Dewi, 2018) adalah:
a) Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut
serta menyumbangkan pendapatnya.
b) Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran.
13

c) Kemungkinan terjadi kegaduhan kalau guru tidak dapat mengelola


kelas.
C. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara guru
dengan siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik. Pada
pembelajaran terjadi kegiatan belajar mengajar yang merupakan satu kegiatan
yang sejalan dan searah. Slameto (2010:2) menyatakan bahwa “belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Pembelajaran merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa dapat belajar, mengenal dan memahami materi
pembelajaran dengan lebih baik. Hamalik (2014:57) menyatakan bahwa
“Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya Suherman
(2003:7) menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan upaya penataan
lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan
berkembang secara optimal”. Dalam proses pembelajaran perlu dilakukan
pembinaan terhadap siswa, agar siswa dapat mengerti bagaimana yang
disebut belajar dalam matematika. Pembelajaran matematika tidak terlepas
dari adanya suatu perubahan-perubahan dalam individu yang belajar
sebagaimana teori belajar Gagne.
Dalam pembelajaran matematika ada dua objek yang diperoleh siswa
yaitu objek langsung dan objek tidak langsung. Objek tak langsung
antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar
mandiri dan atau bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek
langsung berupa fakta, keterampilan, konsep dan aturan (Suherman,
2003, p. 33).
14

Berdasarkan kutipan di atas, pada saat pembelajaran matematika siswa


akan menemukan berbagai fakta, keterampilan, konsep dan aturan tertentu.
Untuk dapat memahami konsep-konsep harus dikaitkan dengan fakta yang
ada, berinteraksi dengan keadaan agar siswa mempunyai kemampuan
menyelidiki, memecahkan masalah, belajar mandiri dan tahu cara bagaimana
belajar yang tepat. Hal ini menuntut siswa untuk belajar aktif. Keterlibatan
siswa secara aktif dipengaruhi oleh usaha guru dalam membelajarkan siswa
seperti menentukan metode atau teknik belajar tepat dalam pembelajaran.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II UPT SD Negeri
21 Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar yang
berjumlah 14 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas II UPT SD Negeri 21
Balimbing Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu selama bulan
Oktober sampai November 2022. Dilaksanakan dalam dua siklus dengan
jadwal sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No Mata Pelajaran Kegiatan Hari/Tanggal


Siklus 1 25, 26 dan 28 Oktober 2022
Pertemuan 1 25 Oktober 2022
1
Pertemuan 2 26 Oktober 2022
Pertemuan 3 28 Oktober 2022
Matematika
Siiklus 2 4, 7 dan 8 November 2022
Pertemuan 1 4 November 2022
2
Pertemuan 2 7 November 2022
Pertemuan 3 8 November 2022

15
16

4. Pihak yang Membantu


Pihak yang membantu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
a. Ibu Hj. Lastrawati, M.Pd sebagai supervisor 1 dan juga tutor mata
kuliah PKP
b. Kepala Sekolah Ibu Lusniarti. R, S.Pd sebagai supervisor 2 dan
penilai 1
c. Teman sejawat/guru senior Ibu Eni Gusniati, S.Pd sebagai penilai 2
d. Teman sejawat Firza Erisa, S.Pd sebagai sesi dokumentasi
e. Siswa kelas II UPT SDN 21 Balimbing
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan
(planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi
(reflection). Tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1 : Siklus Peneitian Tindakan Kelas


17

Pemberian perlakuan dimulai dengan merancang rencana perbaikan


pembelajaran (RPP) kemudian tahap pelaksanaannya hingga tahap relfeksi
sebagai tahap evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun
langkah-langkah dalam menyusun rencana perbaikan pembelajaran meliputi
pemahaman khusus terhadap karakteristik siswa, menyesuaikan materi
dengan permasalahan yang diangkat dan kesesuaiannya dengan pendekatan
yang dijadikan sebagai sarana penyampaian materi. Selanjutnya, masuk ke
dalam tahap penyususnan rancana kegitan belajar mengajar dan kemudian
RPP yang telah disusun sedemikian rupa diaplikasikan dengan
memperhatikan kesesuaian antara siswa, materi, sarana dan prasarana serta
alokasi waktu saat mengajar.
Setiap pembelajaran telah selesai dilaksanakan maka akan dibuat
adanya evaluasi, untuk mengukur perubahan yang terjadi, apakah ada
peningkatan atau tidak. Evaluasi yang dilakukan diterapkan secara berkala,
yakni adanya kesinambungan antara evaluasi yang pertama dengan yang
selanjutnya agar dapat dijadikan perbandingan. Hal ini dilakukan untuk
melihat perubahan yang terjadi sekaligus sebagai bukti dari pembelajaran
yang dilakukan telah memberikan perubahan kepada siswa baik berupa
motivasi, prestasi belajar, minat dan daya kreatifitas, dan lain-lain. Bila telah
dilakukan evaluasi dan penerapan pembelajaran telah selesai dilaksanakan
maka data yang diperoleh akan dianalisis agar peningkatan yang
dimaksudkan dapat terlihat.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus sesuai dengan perubahan
yang ingin dicapai, prosedurnya yaitu :
1. SIKLUS I
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT).
18

2) Mempersiapkan sumber belajar berupa buku paket matematika SD


kelas II.
3) Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT).
4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja
siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini, peneliti mendesain pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) dengan tiga tahap kegiatan, yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Kegiatan pendahuluan terdiri dari apersepsi dan motivasi.
Kegiatan inti meliputi pembentukan kelompok belajar, diskusi
kelompok, permainan (game), tournament (pertandingan) dan tes
akhir (post tes). Kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup. Selama
pembelajaran berlangsung peneliti dalam mengajar menggunakan
RPP yang telah direfisi terlebih dahulu oleh supervisor 2.
c. Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini, kegiatan observasi dilakukan oleh sepervisor 2
dan penilai 2. Observasi dilakukan untuk mengetahui jalannya
kegiatan pembelajaran dan digunakan untuk pedoman pelaksanaan
perbaikan pada tahap berikutnya.
d. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi
data yang telah diperoleh, yaitu meliputi lembar observasi dan
wawancara atau catatan lapangan. Kemudian peneliti melakukan
refleksi. Pelaksanaan refleksi dilaksanakan oleh peneliti dengan
supervisor 2. Diskusi dilakukan untuk mengevaluasi hasil yang telah
diperoleh yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses
selama pembelajaran berlangsung, masalah yang muncul, dan
berkaitan dengan hal-hal yang telah dilakukan. Setelah melakukan
19

tahap refleksi kemudian peneliti merumuskan perencanaan untuk


siklus selanjutnya.
2. SIKLUS 2
Pada tahapan siklus kedua ini mengikuti tahapan pada siklus
pertama. Artinya rencana tindakan siklus kedua disusun berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama. Kegiatan pada siklus kedua dilakukan
sebagai penyempurnaan atau perbaikan pada siklus pertama terhadap
pelaksanakaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT). Pada siklus kedua juga terdiri dari
empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
refleksi hasil yang telah dilakukan.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk menguji hipotesis tindakan yang
telah dirumuskan. Data yang sudah terkumpul oleh peneliti lalu dianalisis
untuk memperoleh hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
analisis data hasil belajar siswa. Teknik analisis data hasil belajar siswa
digunakan untuk menganalisis data hasil tes yang dilaksanakan pada siklus
I dan siklus II. Rumus-rumus yang digunakan untuk menganalisis data hasil
belajar siswa yaitu:

Persentase perolehan skor =

Hasil belajar siswa diukur berdasarkan skor yang diperoleh dengan kriteria
(Arikunto, 2001 : 32 ) :
Skor 85 – 100 : sangat baik
Skor 70 – 84 : baik
Skor 55 – 69 : cukup
Skor 40 – 54 : kurang
Skor 0 – 39 : sangat kurang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pra Siklus
Dari perolehan nilai masing-masing siswa pada pra siklus terlihat
hasil belajar siswa masih rendah dan di bawah KKM. Rendahnya hasil
belajar siswa dikarenakan oleh masih banyak siswa yang kurang
memahami konsep-konsep pembelajaran Matematika yang telah diajarkan
peneliti. Sehingga dalam menjawab soal yang diberikan siswa tidak
mengerti dengan apa yang dikerjakan dan yang dijawab. Data hasil tes pra
siklus yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 : Hasil Belajar Tes Pra Siklus

Ketuntasan
No Nama KKM Nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1. ADS 70 40 √
2. AH 70 60 √
3. AZR 70 80 √
4. BA 70 60 √
5. CA 70 80 √
6. DI 70 30 √
7. FAP 70 85 √
8. F 70 30 √
9. HAM 70 85 √
10. MM 70 50 √
11. NKH 70 60 √
12. NR 70 60 √
13. UNA 70 65 √
14. ZDP 70 50 √

20
21

Jumlah 835
Rata-rata 59,64
Persentase 28,57% 71,43%
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 30

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari perolehan nilai hasil tes pra
siklus masih ada siswa yang memperoleh nillai yang rendah. dari 14
oranng siswa hanya 4 orang yang memperoleh nilai di atas KKM dengan
persentase 28,57% dan 10 orang memperoleh nilai di bawah KKM dengan
persentase 71,43%. Dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 30.
Persentase ketuntasan nilai hasil tes pra siklus dapat dilihat pada diagram
di bawah ini :
Gambar 4.1 : Grafik Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus

80% 71,43%
70%
60%
50%
40%
28,57%
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak
Tuntas

Diagram di atas menggambarkan nilai matematika yang diperoleh


siswa pada saat pra siklus. Berdasarkan hasil tersebut, maka butuh untuk
diberikan perbaikan. Perbaikan berupa pemberian tindakan kepada siswa
kelas II UPT SDN 21 Balimbing dalam bentuk siklus 1.
22

2. Deskripsi Hasil Siklus Satu


a. Perencanaan
Sebelum memberikan tindakan siklus I kepada siswa, kegiatan
yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah membuat rencana
perbaikan pembelajaran (RPP), merancang LKS dan tes evaluasi
siklus I. Dalam membuat rencana perbaikan pembelajaran, peneliti
dibantu oleh supervisor II dalam memberikan saran dan masukan.
Dalam perencanaan ini disusun rencana perbaikan pembelajaran untuk
3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 x 35 menit. Materi yang
akan diberikan yaitu mengenal pecahan mata uang.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik peneliti
merancang 3 tahap kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan
sebanyak 3 kali pertemuan. Adapun uraian proses perbaikan
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2022
berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Jumlah siswa
yang hadir pada pertemuan 1 sebanyak 13 orang.
Kegiatan awal yaitu saat memasuki kelas peneliti
mengucapkan salam, mengajak siswa memperhatikan sekitar
tempat duduk untuk melihat apakah masih ada sampah yang
berserakan atau tidak, memerintahkan siswa untuk duduk rapi
kemudian membaca do’a, mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya
peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari, mengulas
materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari dengan cara mengajukan beberapa
23

pertanyaan kepada siswa dan menyampaikan tujuan


pembelajaran.
Pada kegiatan inti dilakukan perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan langkah-langkah model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT). Pertama-tama peneliti
menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan
selamakegiatan perbaikan pembelajaran. Mendengar penjelasan
peneliti, siswa kelihatan sedikit kebingungan karena belum
mengenal model pembelajaran yang akan diterapkan. Selanjutnya
peneliti mulai menjelaskan materi mengenal pecahan mata uang
dengan indikator mengenal pecahan nilai uang logam,
membandingkan pecahan uang logam, mengurutkan pecahan
uang logam dari nilai yang terkecil berdasarkan materi yang ada
di dalam buku paket siswa. Peneliti melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang materi yang dipelajari.
Selanjutnya peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok
dimana terdapat 3 kelompok yang anggotanya berjumlah 3 dan 1
kelompok berjumlah 4 karena ada 1 orang siswa yang tidak hadir.
Pada saat pembagian kelompok terjadi suasana kelas menjadi
sedikit ribut karena siswa mengangkat meja dan kursi, setelah itu
peneliti meminta siswa untuk duduk bersama kelompok yang
telah ditentukan. Peneliti membagikan LKS kepada masing-
masing kelompok untuk dikerjakan secara bersama-sama. Peneliti
membimbing siswa dalam kegiatan diskusi. Pada kegiatan diskusi
kelompok ada siswa yang hanya diam dan siswa yang pintar
cenderung mendominasi pengerjaan LKS. Setelah masing-masing
kelompok selesai mengerjakan LKS, peneliti bersama siswa
membahas soal secara bersama-sama. Peneliti menyiapkan
beberapa meja turnamen dan menjelaskan aturan main dalam
turnamen. Siswa terlihat bingung dalam kegiatan ini karena masih
belum mengerti dengan model pembelajaran. Setelah siswa
24

selesai melakukan turnamen, selanjutnya peneliti bersama dengan


siswa membahas soal turnamen dan menghitung perolehan skor
masing-masing kelompok.
Pada kegiatan penutup peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan mengenai materi yang masih belum
dipahami, kemudian menyimpulkan kembali hasil pembelajaran
bersama-sama dengan siswa, memberikan tugas kepada siswa
untuk dikerjakan di rumah, mengajak siswa berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran.
2) Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2022
selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Jumlah siswa yang hadir
pada pertemuan 1 sebanyak 14 orang.
Kegiatan awal yang dilaksanakan peneliti yaitu
mengucapkan salam, mengajak siswa memperhatikan sekitar
tempat duduk untuk melihat apakah masih ada sampah yang
berserakan atau tidak, memerintahkan siswa untuk duduk rapi
kemudian membaca do’a, mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya
peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari, mengulas
materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Sama dengan pertemuan 1, pada kegiatan inti dilakukan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah
model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Pertama-
tama peneliti menjelaskan materi mengenal pecahan mata uang
dengan indikator mengenal pecahan nilai uang kertas,
membandingkan pecahan uang, mengurutkan pecahan uang dari
nilai yang terkecil dan memasangkan harga barang dengan nilai
uang. serta melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi
25

yang dipelajari. Pada saat menjelas masih ada siswa yang tidak
memperhatikan dan asyik mengobrol dengan temannya.
Kemudian peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok dimana
terdapat 2 kelompok yang anggotanya berjumlah 3 dan 2
kelompok berjumlah 4 orang. Peniliti meminta siswa untuk
duduk bersama kelompok yang telah ditentukan. Peneliti
membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
dikerjakan secara bersama-sama. Saat berdisikusi dalam
kelompok masih terlihat ada siswa pintar cenderung mengerjakan
sendiri LKS, dan peneliti meminta siswa yang pintar tersebut
untuk berbagi dengan teman yang kurang darinya. Selanjutnya
peneliti bersama siswa membahas soal yang ada di LKS bersama-
sama dengan siswa. Setelah selesai peneliti menyiapkan 4 meja
turnamen dan kembali menjelaskan aturan main dalam turnamen.
Setelah siswa selesai melakukan turnamen, selanjutnya peneliti
bersama dengan siswa membahas soal turnamen dan menghitung
perolehan skor masing-masing kelompok. Karena siswa masih
malu-malu sehingga dalam melakukan ternamen memakan waktu
yang lebih lama. Sehingga ada kegiatan yang kurang terlaksanan
dengan baik.
Karena jam pelajaran sudah habis, Pada kegiatan penutup
peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
mengenai materi yang masih belum dipahami, akan tetapi tidak
ada siswa yang bertanya karena mereka sudah tidak tahan untuk
istirahat. Kemudian peneliti menyimpulkan kembali hasil
pembelajaran bersama-sama dengan siswa, memberikan tugas
kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, mengajak siswa berdo’a
untuk mengakhiri pembelajaran.
26

3) Pertemuan 3
Pertemuan 3 dilaksanakan pada tangaal 28 Oktober 2022
selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Jumlah siswa yang hadir
pada pertemuan 3 sebanyak 14 orang.
Pada kegiatan awal yang dilaksanakan peneliti yaitu
mengucapkan salam, mengajak siswa memperhatikan sekitar
tempat duduk untuk melihat apakah masih ada sampah yang
berserakan atau tidak, memerintahkan siswa untuk duduk rapi
kemudian membaca do’a, mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya
guru mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa dan
menjelaskan kepada siswa tujuan dilakukannya tes pemahaman
pada hari ini.
Pada kegiatan inti siswa sudah mulai tenang saat peneliti
menjelaskan materi dan sudah mulai merespon dengan menunjuk
tangan jika peneliti bertanya. Selanjutnya dalam mengerjakan
LKS terlihat siswa sudah saling berbagi. Sudah mulai terlihat
kerja sama di antara mereka. Setelah selesai memeriksa bersama
sudah mulai terlihat hasil kerja kelompok mereka. Kemudia
dilanjukan dengan kegiatan turnamen. dalam menjawab soal
turnamen masing-masing anggota kelompok memberikan
semangat kepada teman mereka yang mengerjakan soal. Sehingga
keadaan dalam lokal sedikit ribut. Dalam menghitung perolehan
nilai, saat jawaban mereka benar dan di beri skor bsrupa satu
bintang mereka bertepuk tangan kegirangan. Dari hal tersebut
sudah terlihat kalau siswa sudah mulai mengerti dengan langkah-
langkah dalam kegiatan perbaikan perbelajaran.
Pada 30 menit sebalum jam pelajaran, peneliti memberikan
tes evaluasi kepada siswa. Untuk melihat sejauh mana siswa
memahani konsep pembelajaran Matematika setelah diterapkan
model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Dalam
27

pelaksanaan tes, masih terlihat siswa yang tidak percaya dengan


kemampuannya dengan berusaha melihat punya teman kiri dan
kanan. Ada siswa yang hanya diam karena tidak paham.
Pada kegiatan akhir, peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan tapi masih tidak ada siswa yang bertanya. Kemudian
peneliti lanjut dengan menyimpulkan pembelajaran pada
pertemuan 3 dan mengakhiri dengan mengucapkan salam.
c. Pengamatan/observasi
Dalam melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus I pertemuan 1-3 diperoleh hasil yang kurang
memuaskan. Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan dengan
metode ceramah, diskusi dan kelompok yang telah dilakukan, maka
didapatkan hasil pengamatan yaitu pada awalnya siswa serius melihat
gambar uang yang ada di buku. Sembari menjelaskan gambar, siswa
bagian belakang sudah mulai tidak fokus seperti melihat keluar kelas,
mengganggu temannya, berbicara dengan temannya. Hanya siswa
bagian depan yang menanyakan tentang gambar dan penjelasannya.
Sebagian kecil siswa belakang lebih sedikit menjawab pertanyaan guru
saat bertanya, disamping siswa bagian depan. Pada saat pembagian
kelompok, siswa meribut. Dalam mengerjakan LKS, ada siswa yang
hanya duduk diam sementara siswa yang pintar cenderung
mendominasi mengerjakan LKS sendiri. Dalam pelaksanaan games
tournamen masih ada siswa kebingungan. Waktu pelaksanaan tidak
cukup sampai akhir langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT).
Pada tahap ini pengamatan dilakukan dengan melihat hasil proses
belajar siswa yang terdapat dalam lembar tes evaluasi dan
menghubungkannya dengan proses kegiatan perbaikan pembelajaran yang
peneliti amati. Dari hasil tes evaluasi yang telah dilaksanakan pada
pertemuan 3 siklus I, maka diperoleh hasil sebagaimana yang terlihat pada
tabel di bawah ini :
28

Tabel 4.2 : Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Ketuntasan
No Nama KKM Nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1. ADS 70 60 √
2. AH 70 80 √
3. AZR 70 80 √
4. BA 70 75 √
5. CA 70 90 √
6. DI 70 35 √
7. FAP 70 90 √
8. F 70 55 √
9. HAM 70 90 √
10. MM 70 55 √
11. NKH 70 70 √
12. NR 70 70 √
13. UNA 70 70 √
14. ZDP 70 60 √
Jumlah 980
Rata-rata 70,00
Persentase 64,26% 35,71%
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 35

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa perolehan nilai hasil tes evaluasi
siklus I masih ada siswa yang memperoleh nillai yang rendah namun
sudah ada kemajuan. dari 14 orang siswa, 9 orang yang memperoleh nilai
di atas KKM dengan persentase 64,26% dan 5 orang memperoleh nilai di
29

bawah KKM dengan persentase 35,71%. Dengan nilai tertinggi 90 dan


nilai terendah 35. Persentase ketuntasan nilai hasil tes evaluasi siklus I
dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Gambar 4.2 : Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

70% 64,26%
60%
50%
40% 35,71%

30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak
Tuntas

d. Refleksi
Pada kegiatan refleksi, peneliti memperoleh data tentang
pelaksanaan siklus I dilakukan melelui observasi atau pengamatan
terhadap hasil dan proses perbaikan pembelajaran siswa dengan tes.
Adapun refleksi terhadap pelaksanaan siklus I adalah kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah saja kurang baik
dalam menanamkan pemahaman konsep matematika terhadap siswa.
Siswa sebagiaan dapat memahami gambar dan sebagian tidak.
Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
kurang signifikan dan hal ini menunjukkan bahwa siswa belum
mampu memahami konsep pembelajaran matematika secara optimal.
Pada siklus I masih ada siswa memperoleh nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal, sehingga perlu diadakan siklus II dan
peneliti terus berusaha untuk memberi motivasi pada siswa yang
belum mencapai nilai ketuntasan minimal belajar.
30

3. Deskripsi Hasil Siklus Dua


a. Perencanaan
Perbaikan pembelajaran pada Siklus II, kegiatan yang dilakukan
pada tahap perencanaan adalah membuat rencana perbaikan
pembelajaran (RPP), merancang LKS dan tes evaluasi siklus II.
Dalam membuat rencana perbaikan pembelajaran, supervisor II
memberikan saran dan masukan untuk menggunakan media
pembelajaran berupa uang logam dan uang kertas. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep pembelajaran
matematika khususnya pemahaman tentang mengenal pecahan mata
uang. Dalam perencanaan ini disusun rencana perbaikan pembelajaran
untuk 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 6 x 35 menit. Materi
yang akan diberikan masih tentang mengenal pecahan mata uang.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik peneliti
merancang 3 tahap kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan sebanyak
3 kali pertemuan. Adapun uraian proses pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 November
2022. Dengan total siswa yang hadir 12 orang dan tidak hadir 2
orang dengan keterangan 1 siswa sakit dan 1 siswa izin.
Kegiatan awal dimulai dengan peneliti mengucapkan salam
saat memasuki kelas, kemudian peneliti memperhatikan
kebersihan lokal kelas II dan menyuruh siswa untuk memungut
beberapa sampah yang ada disekitar tempat duduk siswa.
Selanjutnya peneliti menyuruh siswa untuk duduk di tempat duduk
masing-masing dengan tertib dan rapi. Setelah semua siswa duduk
dengan rapi peneliti meminta ketua kelas untuk menyiapkan untuk
31

berdo’a. Selanjutnya peneliti mengecek kehadiran siswa, dimana 2


orang siswa tidak hadir dengan keterangan 1 orang siswa sakit dan
1 orang siswa lagi izin. Kemudiaan dilanjutkan dengan
menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada
pertemuan ini yaitu mengenal nilai kelompok pecahan uang.
Untuk membangkitkan kembali ingatan siswa tentang materi
sebelumnya, peneliti meminta siswa untuk menjawab nilai uang
logam yang peneliti tunjukkan di depan kelas. Dan peneliti
menyampaikan tujuan perbaikan pada pertemuan kali ini.
Pada kegiatan inti, peneliti menjukkan beberapa uang logam
kepada siswa di depan kelas. Kemudian kembali meminta siswa
untuk menjawab berapa nominal nilai uang yang peneliti
tunjukkan. Untuk menunjukkan kepada siswa yang duduk
dibagian belakang, peneliti berjalan ke bagian belakang. Siswa
mulai antusias ingin menjawab. Selanjutnya peneliti menanyakan
kepada beberapa siswa mengenai jumlah uang saku mereka. Dari
jawaban pertanyaan tersebut, selanjutnya peneliti menjelaskan
tentang materi yang dipelajari pada pertemuan ini. Setelah
menjelaskan materi peneliti menyuruh duduk berkelompok.
Suasana kelas menjadi ribut karena menggeser meja dan kursi.
Setelah siswa duduk bersama kelompok, peneliti meminta siswa
untuk tenang dan membagikan LKS kepada masing-masing
kelompok. Peneliti mengontrol kegiatan siswa dalam mengerjakan
LKS dan meminta siswa yang mempunyai kemampan lebih
dibandingkan teman kelompok yang lain untuk tidak mengerjakan
sendiri namun berbagi dengan teman dengan membantu teman
tersebut. Dalam mengontrol kerja kelompok ada siswa yang
bertanya kapan untuk turnamen. Dari pertanyaan tersebut sudah
terlihat siswa mulai aktif dalam pembelajaran.
Selesai mengerjakan LKS, peneliti bersama-sama dengan
siswa memeriksa hasil kerja kelompok. Dari hasil sudah terlihat
32

bahwa dengan menggunakan media berupa uang logam siswa


mulai memahami konsep dari pembelajaran matematika dengan
materi mengenal perbandingan nilai uang. Kegiatan perbaikan
pembelajaran dilanjutkan dengan mengadakan turnamen sambil
bermain. Seperti pada langkah pada siklus I, peneliti menyiapkan
4 buah meja di depan kelas. Kemudian diberikan lembar soal di
setiap meja. Untuk memperbaiki manajemen waktu yang kurang
terkontrol pada siklus I, maka peneliti memberi batasan waktu
kepada siswa untuk menjawab 1 soal yaitu 2 menit. Jika siswa
tidak dapat menjawab soal dalam waktu tersebut maka akan
dilanjutkan oleh anggota kelompok yang lain. Dan begitu
seterusnya sampai semua soal terjawab. Dari pelaksanaan
turnamen terlihat bahwa semua anggota kelompok bersemangat,
hal ini terlihat dari antusiasnya anggota kelompok menyemangati
anggota mereka yang berusaha untuk menjawab soal di meja
turnamen. Selesai menjawab soal turnamen peneliti bersama siswa
memerika lembar jawaban soal turnamen, setiap jawaban soal
yang benar maka kelompok mendapatkan skor berupa satu buah
bintang. Turnamen pada pertemuan 1 siklus II dimenangkan oleh
kelompok 1 dimana kelompok 1 memperoleh bintang terbanyak.
Setelah selesai menemukan pemenang, maka kegiatan
perbaikan pembelajaran pada pertemuan 1 juga berakhir. Untuk itu
peneliti bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari
kegiatan perbaikan pembelajaran dan memberi kesempatan kepada
siswa menanyakan jika ada yang belum paham tentang materi
yang telah dipelajari. Karna tidak ada siswa yang bertanya maka
peneliti menutup pembelajaran dan sebelum meninggalkan lokal
memberikan salam kepada siswa.
33

2) Pertemuan 2
Untuk peremuan 2, kegiatan perbaikan pembelajaran
dilaksanakan pada tanggal 7 November 2022.
Kegiatan diawali dengan peneliti memasuki lokal kelas II
dengan mengucapkan salam, meminta siswa untuk duduk dengan
rapi dan terbib dan dilanjutkan dengan berdo’a, mengecek
kehadiran siswa, menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan 2 ini serta tidak lupa peneliti menyampaikan tujuan
yang hendak dicapai dari kegiatan pembelajaran pada hari ini.
Dalam pelaksanaan kegiatan inti siswa sudah mulai fokus
menyimak penjelasan materi dari peneliti tentang
mengelompokkan uang yang bernilai sama. Untuk membantu
siswa memahami konsep pembelajaran matematika peneliti
menggunakan media berupa uang logam dan uang kertas. Setiap
tahap pelaksanaan model pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) sudah terlaksana dengan baik. Pada saat mengerjakan LKS
secara berkelompok terlihat kerjasama dari masing-masing
anggota kelompok, siswa yang sudah paham terlihat membantu
siswa yang masih kurang paham dari penjelasan peneliti. Dalam
turnamen siswa antusias menunggu giliran untuk mengerjakan
soal di meja turnamen. Dari hasil pensekolaran sudah tidak jauh
perbedaan perolehan bintang dari masing-masing kelompok. Pada
akhir pembelajaran peneliti bersama-sama siswa menarik
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari pada kegiatan
perbaikan pembelajaran di pertemuan 2.
3) Pertemuan 3
Pertemuan 3 kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan
pada tanggal 8 November 2022. Kegiatan awal perrbaikan
pembelajaran pada pertemuan 3 ini sama dengan pertemuan
sebelumnya yaitu saat memasuki lokal peneliti mengucapkan
salam, meminta siswa berdoa bersama sebelum memulai kegiatan
34

belajar mengajar, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan


materi yang akan dipelajari yaitu tentang memasangkan barang-
barang dengan harga yang sesuai dan tidak lupa peneliti
menyampan tujuan pembelajaran pada pertemuan 3. Dan peneliti
memberi tau siswa bahwa 30 menit sebelum berakhir jam
pelajaran akan diadakan tes evaluasi.
Pada peetemua 3 dari siklus II ini, siswa melihat
peningkatan yang sudah baik dari pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Semua tahap-tahap dalam kegiatan perbaikan
pembelajaran sudah dilaksanakan siswa dengan baik, sebagian
besar siswa sudah memahami konsep pembelajaran matematika
pada materi mengenal nilai mata uang. Hal ini terlihat dari siswa
sudah mengerjakan LKS secara bersama-sama dengan anggota
kelompok, melakukan kegiatan turnamen dengan semangat dan
jawaban LKS dan soal tunamen sudah dijawab dengan baik oleh
masing-masing kelompok. Bahkan siswa tidak sabar saat
mengunggu giliran untuk menjawab soal turnamen. Peneliti pun
ikut merasa bersemangat dalam kegitan perbaikan pembelajaran
tersebut.
Seperti yang telah peneliti informasikan di awal
pembelajaran bahwa 30 menit sebelum kegiatan pembelajaran
berakhir diberikan tes evaluasi kepada seluruh siswa untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman konsep
pembelajaran matematika siswa setelah di terapkan model
pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Dalam
pelaksanaan tes, terlihat siswa mengerjakan soal dengan fokus,
tidak melihat kiri kanan untuk bertanya kepada teman.
Setelah lembar jawabab dikumpul, peneliti mengakhiri
pembelajaran, peneliti menanyakan kepada siswa apakah masih
ada siswa yang belum paham mengenai materi pembelajaran pada
pertemuan 3 ini, dan siswa menjawab tidak. Dan peneliti bersama-
35

sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi pertemuan 3.


Dan pembelajaran ditutup dengan mengucapkan
alhamdulillahirrabbil’alamin. Peneliti mengucapkan salam
sebelum meninggalkan lokal.

c. Pengamatan / observasi
Dalam pengamatan yang peneliti lakukan bersama dengan
penilai 1 dan penilai 2 selama kegiatan perbaikan pembelajaran
berlangsung terlihat bahwa kemampuan siswa dalam memahami
kensep pembelajaran matematika telah mengalami peningkatan. Hal
ini dibuktikan dengan perolehan hasil tes evaluasi siswa pada siklus II
yang memuaskan sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 : Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Ketuntasan
No Nama KKM Nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1. ADS 70 65 √
2. AH 70 90 √
3. AZR 70 95 √
4. BA 70 90 √
5. CA 70 100 √
6. DI 70 60 √
7. FAP 70 100 √
8. F 70 75 √
9. HAM 70 100 √
10. MM 70 75 √
11. NKH 70 80 √
12. NR 70 80 √
13. UNA 70 100 √
14. ZDP 70 80 √
36

Jumlah 1.190
Rata-rata 85,00
Persentase 85,71% 14,29%
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perolehan nilai hasil tes siklus II
menunjukkan ada kemajuan. dari 14 orang siswa, 12 orang yang
memperoleh nilai di atas KKM dengan persentase 85,71% dan 2 orang
masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase 14,29%.
Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Hal ini menunjukkan
bahwa pada siklus II terlah tercapai indikator keberhasilan yang
diharapkan yaitu meningkatnya pemahaman konsep pembelajaran
Matematika siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar
siswa. Persentase ketuntasan nilai hasil tes siklus II dapat dilihat pada
diagram di bawah ini :

Gambar 4.3 : Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

85,71%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 14,29%
10%
0%
Tuntas Tidak
Tuntas
37

d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah mencapai
idikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya
atau belum. Dari hasil refleksi diperoleh bahwa hasil belajar siswa
yang diperoleh melalui tes evaluasi siklus II telah mencapai indikator
keberhasilan, sehingga dari hasil refleksi dapat dinyatakan bahwa
perbaikan pembelajaran pada siklus II berhasil. Dan berdasarkan hasil
tersebut.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dalam pembahasan ini dilihat berkaitan dengan peningkatan pemahaman
konsep pembelajaran Matematika siswa yang tergambar dari hasil belajar
siswa kelas II UPT SDN 21 Balimbing dengan materi mengenal pecahan
mata uang.
Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa
kelas II UPT SDN 21 Balimbing diperoleh bahwa terjadi peningkatan setelah
diterapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
Peningkatan hasil belajar siswa dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4 : Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tiap Siklus

Nilai
No Nama KKM Pra Keterangan
Siklus I Siklus II
Siklus
1. ADS 70 40 60 65 Meningkat
2. AH 70 60 80 90 Meningkat
3. AZR 70 80 80 95 Meningkat
4. BA 70 60 75 90 Meningkat
5. CA 70 80 90 100 Meningkat
6. DI 70 30 35 60 Meningkat
7. FAP 70 85 90 100 Meningkat
8. F 70 30 55 75 Meningkat
38

9. HAM 70 85 90 100 Meningkat


10. MM 70 50 55 75 Meningkat
11. NKH 70 60 70 80 Meningkat
12. NR 70 60 70 80 Meningkat
13. UNA 70 65 70 100 Meningkat
14. ZDP 70 50 60 80 Meningkat

Jumlah 835 980 1190

Rata-rata 59,64 70,00 85,00

Nilai Tertinggi 80 90 100

Nilai Terendah 30 35 60

Dari perbaikan pembelajaran yang dilakukan sebanyak dua siklus, dapat


diambil kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam memahami konsep
pembelajara matematika meningkat yang terlihat dari perolehan nilai rata-rata
hasil belajar siswa.

Tabel 4.5 : Pencapaian Keberhasilan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Persentase Pencapaian
No Keterangan
Pra Siklus Siklus I Siklus II

1. Tuntas 28,57% 64,26% 85,71%

2. Tidak Tuntas 71,43% 35,71% 14,29%

3. Rata-rata 59,64% 70% 85%

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami


peningkatan mulai dari pra siklus, siklus I, sampai siklus II meskipun masih
ada siswa yang belum mecapai KKM. Dari hasil tersebut maka didapatkan
bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep pembelajaran Matematika
39

siswa dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament


(TGT). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Gambar 4.4 : Grafik Persentase Peningkatan Pemahaman Konsep


Matematika Siswa

85,71% 85,00%
90%
80% 71,43% 70,00%
70% 64,26%
59,64%
60%
50%
35,71%
40%
28,57%
30%
20% 14,29%

10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas Rata-rata

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang


dilakukan sudah bisa memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan baik khususnya
dalam meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran Matematika dengan
menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam
pembelajaran pada siswa Kelas II UPT SDN 21 Balimbing.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan
pemahaman konsep pembelajara Matematika siswa tentang materi mengenal
pecahan mata uang pada siswa kelas II UPT SDN 21 Balimbing. Hal ini
terlihat dari adanya peningkatan persentase ketuntasan pemahaman konsep
pembelajaran Matematika siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II.
Dimana pada pra siklus persentase ketuntasan siswa hanya 28,57%, kemudian
mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 64,26%, dan setelah dilakukan
siklus II persentase ketuntasan meningkat menjadi 85,71%.
Penerapan model pembelajan Teams Games Tournament (TGT), dapat
meningkatkan kemampuan kerja sama siswa dalam kelompok dan
komunikasi. Tidak hanya itu, penerapan model pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Serta pemberikan kemudahan kepada guru dalam
menyampakan materi dan membuat guru lebih termotivasi dan kreatif dalam
menggunakan media pembelajaran.

B. Saran Tindak Lanjut


Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti mencoba
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat agar pemahaman konsep siswa meningkat.
2. Dalam pembelajaran Matematika khususnya pada materi mengenal
pecahan mata uang, diharapkan guru dapat menggunakan model
pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT) karena dengan
menggunakan model pembelajaran ini siswa terlibat langsung dalam
pembelajaran. Siswa dapat memahami konsep-konsep dalam

40
41

pembelajaran Matematika. Disamping itu, juga dapat meningkatkan


keaktifan dan kemampuan kerja sama siswa dalam pembelajaran.
Sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Afrilianto, M. (2012). Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategi


Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Jurnal
Ilmiah Program Studi Matematika, 1(2)

Arifin, F. & Herman, T. (2018). Pengaruh pembelajaran e-learning model web


centric course terhadap pemahaman konsep dan kemandirian belajar
matematika siswa. Jurnal Pendidikan Matematika, 12(2), hal 1-12.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm

Aulia, N. I. & Handayani, H. (2018). Peningkatan pemahaman konsep


matematika peserta didik sekolah dasar melalui model pembelajaran
teams games tournament (TGT). Jurnal Silogisme, 3(3), hal 116-120.
https://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme

B uno, Hamzah. (2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta :


PT Bumi Aksara.

Dewi, S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games


Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
SDN No. 166 Inpres Bontorita Kabupaten Talakar. Skripsi. Makasar :
Universitas Muhammadiyah Makasar.

Hamalik, O. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamzah, A & Muhlisrarini. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran


Matematika. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hujodo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.


Malang : UM Press.

Lestari & Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung :


PT. Refika Aditama.

Mukhlis. (2017). Teams Games Tournament (TGT) : Sebuah Model Pembelajaran


Kooperatif untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa.
Bandung : Hakim Publising.

Nurdyansyah & Fahyuni, E.F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai


Kurikulm 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Radiusman. (2020). Studi Literasi : Pemahaman Konsep Siswa Pada
Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika dan
Matematika, 20 (1), hal 1-8. DOI: https://dx.doi.org/10.24853/fbc.6.1.1-8

Ratumanan, T. G. (2015). Inovasi Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi


Peserta Didik Secara Optimal. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Slameto. (2010). Belajar Dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :


PT.Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya.

Suherman, E. (2003). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung :


JICA

Thobroni, M & Mustofa, A. (2013). Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan


Wacan dan Praktik Pembelajaran dalam pembangunan Nasional).
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Lampiran 2
Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika

Fakta/Data pembelajaran yang terjadi di kelas :


Rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas II UPT SDN 21
Balimbing. Yang terlihat dari perolehan rata-rata nilai penilaian tengah semester
satu hanya 67,93 dimana dari 14 orang siswa yang mengikuti penilaian tengah
semester satu hanya 5 orang yang mencapai kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yaitu 70 dengan persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 35,71%.
Identifikasi Masalah :
a. Rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran
b. Model pembelajaran yang digunakan guru belum bervariatif
c. Guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga membuat kegiatan
pembelajan cenderung membosankan bagi siswa.
d. Kemmpuan siswa dalam memahami konsep pembelajaran matematika
masih rendah.
Analisis Masalah :
Model pembelajaran yang kurang bervariatif membuat siswa merasa bosan
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu minat siswa dalam pembelajaran
matematika masih kurang karena mereka beranggapan bahwa matematika adalah
pelajaran yang sulit. Pandangan tersebut muncul karena pemahan siswa terhadap
konsep pembelajaran matematika masih rendah dan juga berakibat pada
rendahnya hasil belajar siswa.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah :
Uyapa untuk meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran Matematika siswa
dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
Rumusan Masalah :
Bagaimana model pembelajaran Teams Games Tounament (TGT) dapat
meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran matematika siswa kelas II UPT
SDN 21 Balimbing ?
Lampiran 3
PENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
PRA SIKLUS

Satuan Pendidikan : UPT SDN 21 Balimbing


Kelas / Semester : II / 1
Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari
Sub Tema 1 : Tugasku Sehari-hari di Rumah
Pembelajaran Ke : 1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Matematika
3.5 Menjelaskan nilai dan kesetaraan pecahan mata uang.
4.5 Mengurutkan nilai mata uang serta mendemonstrasikan berbagai
kesetaraan pecahan mata uang.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Matematika
 Menyebutkan berbagai pecahan uang dengan percaya diri.
 Membandingkan pecahan uang secara cermat.
 Mengurutkan pecahan uang secara cermat.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Dengan memperhatikan gambar dan penjelasan guru, siswa dapat
menyebutkan berbagai pecahan uang dengan percaya diri.
 Dengan memperhatikan gambar, siswa dapat membandingkan pecahan
uang secara cermat.
 Dengan memperhatikan gambar, siswa dapat mengurutkan pecahan uang
secara cermat.
 Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong-royong
Integritas
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa 15 menit
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing. (Religius)
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Tugasku Sehari-Hari”. (Mandiri)
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan. (
Communication )

Inti  Pada awal pembelajaran, guru mengkondisikan siswa 180 menit


secara klasikal dengan mendeskripsikan ilustrasi
gambar dan menerangkan maksud isi teks bacaan yang
merangkum kompetensi-kompetensi yang akan
dipelajari dalam subtema 1. ( Communication )
 Siswa mengamati gambar yang menunjukkan tugas
sehari-hari di rumah. (Mandiri)
 Siswa diberi kesempatan mengamati dan menganalisis
gambar secara cermat.
 Gunakan rubrik pengamatan gambar untuk
mengetahui tingkat pencapaian siswa.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Siswa diminta mengamati gambar pecahan uang.
 Siswa dimotivasi untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tentang uang pecahan.
 Guru dapat memberikan pertanyaan:
− Pernahkan kalian melihat uang?
− Pernahkan kalian berbelanja?
 Mengenal Pecahan Nilai Uang
 Guru mengenalkan berbagai pecahan uang logam. (
Communication )
 Guru lebih baik membawa uang logam asli seperti
gambar, agar siswa dapat lebih memahami.
 Siswa secara bergantian melihat atau memegang uang
logam dan menyebutkan nilainya. ( Critical Thinking
and Problem Solving )
 Guru memberikan contoh cara menuliskan uang. (
Communication )
 Guru minta beberapa siswa untuk menuliskan pecahan
uang yang lain di papan tulis. (Mandiri)
 Setelah memahami semua pecahan uang logam, siswa
membandingkannya. ( Critical Thinking and Problem
Solving )

Penutup  Dengan bantuan orang tuanya, siswa mengenal letak 15 menit


rumah masing-masing. (Integritas)
 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran) (Religius)
F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
 Buku Siswa Tema : Tugasku Sehari-Hari Kelas 2 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013).
 Buku Siswa Kelas 2 Tema 3 “Tugasku Sehari-hari”.
 Berbagai pecahan uang logam.
 Stik kayu.
 Kentongan
G. MATERI PEMBELAJARAN
 Menyebutkan berbagai pecahan uang
 Membandingkan pecahan uang
 Mengurutkan pecahan uang

H. PENDEKATAN & METODE PEMBELAJARAN


 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah

Balimbing, Oktober 2022


MENGETAHUI GURU KELAS II
KEPALA SEKOLAH

LUSNIARTI. R, S.Pd RITA SATRIANA


NIP. 197211051996032001
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I

Satuan Pendidikan : UPT SDN 21 Balimbing


Tema/Mata Pelajaran : Tugasku Sehari-hari / Matematika
Kelas/Semester : II/I
Pertemuan : 1-3
Alokasi waktu : 3 x Pertemuan (6 x 35 Menit)

I. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

II. KOMPETENSI DASAR (KD)


3.5 Menjelaskan nilai dan kesetaraan pecahan mata uang
4.5 Mengurutkan nilai mata uang serta mendemontrasikan berbagai
kesetaraan pecahan mata uang
III. INDIKATOR CAPAIAN KOMPETENSI
3.5.1 Menyebutkan berbagai pecahan uang dengan percaya diri
3.5.2 Mengidentifikasi berbagai macam pecahan mata uang
4.5.1 Mengurutkan pecahan uang secara cermat
3.5.3 Mengenal nilai mata uang kertas
3.5.4 Menyebutkan nilai mata uang kertas
4.5.2 Membandingkan nilai pecahan mata uang
3.5.5 Memasangkan harga barang dengan nilai mata uang
4.5.3 Mengurutkan nilai mata uang dari terendah hingga tertinggi

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Dengan memperhatikan gambar dan penjelasan guru, siswa dapat
menyebutkan pecahan mata uang dengan percaya diri
2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa mengenal berbagai
macam pecahan mata uang
3. Dengan memperhatiakn penjelasan guru, siswa mampu mengurutkan
pecahan mata uang secara cermat.
4. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa mampu mengenal dan
menyebutkan nilai mata uang
5. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa mampu membandingkan
pecahan mata uang
6. Dengan bimbingan dari guru, siswa mampu memasangkan harga barang
dengan nilai mata uang dan mengurutkan nilai mata uang dari yang
terendah hingga tertinggi

V. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Melalui penerapan model pembelajaran TGT diharapkan siswa mampu
meningkatkan pemahaman konsep tentang materi Mengenal Pecahan
Mata Uang
2. Guru mampu menerapakn model-model pembelajaran yang dapat
menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.
VI. MATERI AJAR
Mengenal Pecahan Mata Uang
VII. METODE PEMBELAJARAN
• Model : Teams Games Tournament (TGT)
• Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
SKH
Skenario
Kegiatan PEMBUKAAN INTI PENUTUP
Harian/RPP
Ke
I • Guru • Guru • Memberi
mengucapkan menyampaikan kesempatan
salam saat masuk model kepada siswa
lokal pembelajaran untuk
• Guru mengajak yang akan menanyakan
siswa digunakan mengenai
memperhatikan selama proses materi yang
sekitar tempat pembelajaran masih belum
duduk untuk • Guru dipahami
melihat apakah menjelaskan • Menyimpulkan
masih ada serta melakukan kembali hasil
sampah yang tanya jawab pembelajaran
berserakan atau dengan siswa • Memberikan
tidak. tentang materi tugas kepada
• Guru yang akan siswa untuk
memerintahkan dipelajari dikerjakan di
siswa untuk • Membagi siswa rumah
duduk rapi menjadi 4 • Mengajak siswa
kemudian kelompok berdo’a untuk
membaca do’a dimana terdapat mengakhiri
• Guru mengecek 2 kelompok pembelajaran.
kehadiran siswa yang anggotanya
• Guru berjumlah 3 dan
menyampaikan 2 kelompok
materi yang akan berjumlah 4
dipelajari orang
• Guru mengulas • Guru meminta
materi yang telah siswa untuk
dipelajari duduk bersama
sebelumnya yang kelompok yang
berkaitan dengan telah ditentukan.
materi yang akan • Guru
dipelajari dengan membagikan
cara mengajukan LKS kepada
beberapa masing-masing
pertanyaan kelompok untuk
kepada siswa dikerjakan
• Menyampaikan secara bersama-
tujuan sama
pembelajaran • Guru bersama
siswa membahas
soal yang ada di
LKS bersama-
sama dengan
siswa
• Guru
menyiapkan
beberapa meja
turnamen
• Guru
menjelaskan
aturan main
dalam turnamen
• Setelah siswa
selesai
melakukan
turnamen,
selanjutnya guru
bersama dengan
siswa membahas
soal turnamen
dan menghitung
perolehan skor
masing-masing
kelompok
• Kelompok yang
memperoleh
skor tertinggi
akan diberi
penghargaan.
II • Guru • Guru • Memberi
mengucapkan menjelaskan kesempatan
salam saat masuk serta melakukan kepada siswa
lokal tanya jawab untuk
• Guru mengajak dengan siswa menanyakan
siswa tentang materi mengenai
memperhatikan yang akan materi yang
sekitar tempat dipelajari masih belum
duduk untuk • Membagi siswa dipahami
melihat apakah menjadi 4 • Menyimpulkan
masih ada kelompok kembali hasil
sampah yang dimana terdapat pembelajaran
berserakan atau 2 kelompok • Memberikan
tidak. yang anggotanya tugas kepada
• Guru berjumlah 3 dan siswa untuk
memerintahkan 2 kelompok dikerjakan di
siswa untuk berjumlah 4 rumah
duduk rapi orang • Mengajak siswa
kemudian • Guru meminta berdo’a untuk
membaca do’a siswa untuk mengakhiri
• Guru mengecek duduk bersama pembelajaran.
kehadiran siswa kelompok yang
• Guru telah ditentukan.
menyampaikan • Guru
materi yang akan membagikan
dipelajari LKS kepada
• Guru mengulas masing-masing
materi yang telah kelompok untuk
dipelajari dikerjakan
sebelumnya yang secara bersama-
berkaitan dengan sama
materi yang akan • Guru bersama
dipelajari dengan siswa membahas
cara mengajukan soal yang ada di
beberapa LKS bersama-
pertanyaan sama dengan
kepada siswa siswa
• Menyampaikan • Guru
tujuan menyiapkan
pembelajaran beberapa meja
turnamen
• Guru
menjelaskan
aturan main
dalam turnamen
• Setelah siswa
selesai
melakukan
turnamen,
selanjutnya guru
bersama dengan
siswa membahas
soal turnamen
dan menghitung
perolehan skor
masing-masing
kelompok
• Kelompok yang
memperoleh
skor tertinggi
akan diberi
penghargaan.
III • Guru • Guru • Memberi
mengucapkan menjelaskan kesempatan
salam saat masuk serta melakukan kepada siswa
lokal tanya jawab untuk
• Guru mengajak dengan siswa menanyakan
siswa tentang materi mengenai
memperhatikan yang akan materi yang
sekitar tempat dipelajari masih belum
duduk untuk • Membagi siswa dipahami
melihat apakah menjadi 4 • Menyimpulkan
masih ada kelompok kembali hasil
sampah yang dimana terdapat pembelajaran
berserakan atau 2 kelompok • Memberikan
tidak. yang anggotanya tugas kepada
• Guru berjumlah 3 dan siswa untuk
memerintahkan 2 kelompok dikerjakan di
siswa untuk berjumlah 4 rumah
duduk rapi orang • Mengajak siswa
kemudian • Guru meminta berdo’a untuk
membaca do’a siswa untuk mengakhiri
• Guru mengecek duduk bersama pembelajaran.
kehadiran siswa kelompok yang
• Guru telah ditentukan.
menyampaikan • Guru
materi yang akan membagikan
dipelajari LKS kepada
• Guru mengulas masing-masing
materi yang telah kelompok untuk
dipelajari dikerjakan
sebelumnya yang secara bersama-
berkaitan dengan sama
materi yang akan • Guru bersama
dipelajari dengan siswa membahas
cara mengajukan soal yang ada di
beberapa LKS bersama-
pertanyaan sama dengan
kepada siswa siswa
• Menyampaikan • Guru
tujuan menyiapkan
pembelajaran beberapa meja
turnamen
• Guru
menjelaskan
aturan main
dalam turnamen
• Setelah siswa
selesai
melakukan
turnamen,
selanjutnya guru
bersama dengan
siswa membahas
soal turnamen
dan menghitung
perolehan skor
masing-masing
kelompok
• Kelompok yang
memperoleh
skor tertinggi
akan diberi
penghargaan.

IX. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR


Sumber Belajar : Buku Tema 3, lingkungan sekitar
X. PENILAIAN
Bentuk Instrumen : Tes Uraian LKS
Teknik : Tugas Kelompok
Balimbing, Oktober 2022
Mengetahui,
Kepala UPT SDN 21 Balimbing Guru Kelas II

LUSNIARTI. R, S. Pd RITA SATRIANA


NIP. 197211051996032001 NIM. 856247321
Lembar Kerja Siswa
(LKS) Pertemuan 1

Nama Kelompok : 1. ........................................................


2. …………………………………….
3. ……………………………………..
4. …………………………………….
Kelas : II (dua)
Tema : 3 (Tugasku Sehari-hari)
Pertemuan : 1 (satu)

1. Tulislah nilai uang di bawah ini

dapat ditulis Rp………………………., dan

dibaca ………………………………………

dapat ditulis Rp……………………………….. dan

dibaca …………………………………..

dapat ditulis Rp……………………………….. dan

dibaca ………………………………………………………..

dapat ditulis Rp……………………………….. dan

dibaca …………………………………..
2. Siti ingin membandingkan pecahan uang yang dimilikinya. Mari
anak-anak kita membantu Siti.

lebih besar dari

Jadi, dua ratus rupiah ……………………………………. seratus rupiah.

Sedangkan

lebih kecil dari

Jadi, lima ratus rupiah ……………………………………… seribu rupiah.

3. Urutkan pecahan uang berikut mulai dari yang nilainya terkecil !


SOAL TUNAMEN PERTEMUAN I

Nama Kelompok : 1. ........................................................


2. …………………………………….
3. ……………………………………..
4. …………………………………….
Kelas : II (dua)
Tema : 3 (Tugasku Sehari-hari)
Pertemuan : 1 (satu)

Bandingkan pecahan mata uang berikut !

1.

2.
Urutkan pecahan uang berikut mulai dari yang nilainya terkecil !

1.

2.

3.

4.
LEMBAR KERJA SISWA
PERTEMUAN 3

Nama Anggota Kelompok : 1.


2.
3.
4.
KELAS / SEMESTER : II (dua) / 1 (SATU)
TEMA : 3. TUGASKU SEHARI – HARI
Tujuan Pembelajaran

1. Dengan media sayur – sayuran, peserta didik dapat memasangkan harga


barang dengan nilai mata uang.
Petunjuk
Pasangkan harga berikut dengan nilai uangnya!
SOAL TES EVALUASI SIKLUS I

NAMA : ………………………………………….
KELAS : ………………………………………….
MATA PELAJARAN : ………………………………………….

Kerjakanlah soal-soal berikut ini !


1. Tulislah nilai uang logam di bawah ini!
a.

Ditulis : ……………………………….

Dibaca : ……………………………….

b.
Ditulis : ……………………………….

Dibaca : ……………………………….

2. Bandingkan pecahan mata uang berikut !

3. Urutkan dari yang nilainya terkecil!


4. Urutkanlah harga sayur di bawah ini dari harga yang terkecil !

5. Urutkahlah harga di bawah ini dimulai dari yang terbesar !


KUNCI JAWABAN TES EVALUASI SIKLUS I

Kerjakanlah soal-soal berikut ini !


1. Tulislah nilai uang logam di bawah ini!
a.

Ditulis : Rp. 1.000,00

Dibaca : Seribu rupiah

b.
Ditulis : Rp. 5.000,00

Dibaca : Lima ribu rupiah

2. Bandingkan pecahan mata uang berikut !

Rp. 500,00 Lebih besar Rp. 200,00

Lima ratus rupiah lebih besar dari dua ratus rupiah

3. Urutkan dari yang nilainya terkecil!

1 3 2

4. Urutkanlah harga sayur di bawah ini dari harga yang terkecil !

2 1 3
5. Urutkahlah harga di bawah ini dimulai dari yang terbesar !

1 4 3 2
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II

Satuan Pendidikan : UPT SDN 21 Balimbing


Tema/Mata Pelajaran : Tugasku Sehari-hari / Matematika
Kelas/Semester : II/I
Pertemuan : 1-3
Alokasi waktu : 3 x Pertemuan (6 x 35 Menit)

I. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan
logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

II. KOMPETENSI DASAR (KD)


3.5 Menjelaskan nilai dan kesetaraan pecahan mata uang
4.5 Mengurutkan nilai mata uang serta mendemontrasikan berbagai
kesetaraan pecahan mata uang
III. INDIKATOR CAPAIAN KOMPETENSI
3.5.1 Menghitung nilai sekelompok pecahan uang
3.5.2 Mengenal nilai kelompok mata uang
4.5.1 Memasangkan kelompok pecahan uang
3.5.3 Mengenal nilai kelompok pecahan uang
3.5.4 Menentukan nilai pecahan uang
4.5.2 Memasangkan kelompok uang yang bernilai sama
3.5.5 Menulis pecahan uang yang bernilai sama
4.5.3 Memasangkan nilai mata uang dengan barang yang sesuai

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa mampu menghitung nilai
sekelompok pecahan uang
2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa mengenal nilai
kelompok mata uang
3. Dengan berlatih , siswa mampu memasangkan kelompok pecahan uang
4. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa mampu mengenal nilai
kelompok pecahan uang
5. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa mampu menentukan
nilai pecahan uang
6. Dengan berlatih, siswa mampu memasangkan kelompok uang yang
bernilai sama
7. Dengan berlatih, siswa mampu memasangkan nilai mata uang dengan
barang yang sesuai

V. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Melalui penerapan model pembelajaran TGT diharapkan siswa mampu
meningkatkan pemahaman konsep tentang materi Mengenal Pecahan
Mata Uang
2. Guru mampu menerapakn model-model pembelajaran yang dapat
menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.
VI. MATERI AJAR
Mengenal Pecahan Mata Uang
VII. METODE PEMBELAJARAN
• Model : Teams Games Tournament (TGT)
• Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
SKH
Skenario
Kegiatan PEMBUKAAN INTI PENUTUP
Harian/RPP
Ke
I • Guru • Guru • Memberi
mengucapkan menjelaskan kesempatan
salam saat masuk materi tentang kepada siswa
lokal menghitung untuk
• Guru mengajak nilai mata uang menanyakan
siswa serta melakukan mengenai
memperhatikan tanya jawab materi yang
sekitar tempat dengan siswa masih belum
duduk untuk tentang materi dipahami
melihat apakah yang sedang • Menyimpulkan
masih ada dipelajari kembali hasil
sampah yang • Membagi siswa pembelajaran
berserakan atau menjadi 4 • Memberikan
tidak. kelompok tugas kepada
• Guru dimana terdapat siswa untuk
memerintahkan 2 kelompok dikerjakan di
siswa untuk yang rumah
duduk rapi anggotanya • Mengajak siswa
kemudian berjumlah 3 dan berdo’a untuk
membaca do’a 2 kelompok mengakhiri
• Guru mengecek berjumlah 4 pembelajaran.
kehadiran siswa orang
• Guru • Guru meminta
menyampaikan siswa untuk
materi yang akan duduk bersama
dipelajari kelompok yang
• Guru mengulas telah ditentukan.
materi yang telah • Guru
dipelajari membagikan
sebelumnya yang LKS kepada
berkaitan dengan masing-masing
materi yang akan kelompok untuk
dipelajari dengan dikerjakan
cara mengajukan secara bersama-
beberapa sama
pertanyaan • Guru bersama
kepada siswa siswa
• Menyampaikan membahas soal
tujuan yang ada di
pembelajaran LKS bersama-
sama dengan
siswa
• Guru
menyiapkan
beberapa meja
turnamen
• Guru
menjelaskan
aturan main
dalam turnamen
• Setelah siswa
selesai
melakukan
turnamen,
selanjutnya guru
bersama dengan
siswa
membahas soal
turnamen dan
menghitung
perolehan skor
masing-masing
kelompok
• Kelompok yang
memperoleh
skor tertinggi
akan diberi
penghargaan.
II • Guru • Guru • Memberi
mengucapkan menjelaskan kesempatan
salam saat masuk serta melakukan kepada siswa
lokal tanya jawab untuk
• Guru mengajak dengan siswa menanyakan
siswa tentang materi mengenai
memperhatikan yang akan materi yang
sekitar tempat dipelajari masih belum
duduk untuk • Membagi siswa dipahami
melihat apakah menjadi 4 • Menyimpulkan
masih ada kelompok kembali hasil
sampah yang dimana terdapat pembelajaran
berserakan atau 2 kelompok • Memberikan
tidak. yang tugas kepada
• Guru anggotanya siswa untuk
memerintahkan berjumlah 3 dan dikerjakan di
siswa untuk 2 kelompok rumah
duduk rapi berjumlah 4 • Mengajak siswa
kemudian orang berdo’a untuk
membaca do’a • Guru meminta mengakhiri
• Guru mengecek siswa untuk pembelajaran.
kehadiran siswa duduk bersama
• Guru kelompok yang
menyampaikan telah ditentukan.
materi yang akan • Guru
dipelajari membagikan
• Guru mengulas LKS kepada
materi yang telah masing-masing
dipelajari kelompok untuk
sebelumnya yang dikerjakan
berkaitan dengan secara bersama-
materi yang akan sama
dipelajari dengan • Guru bersama
cara mengajukan siswa
beberapa membahas soal
pertanyaan yang ada di
kepada siswa LKS bersama-
• Menyampaikan sama dengan
tujuan siswa
pembelajaran • Guru
menyiapkan
beberapa meja
turnamen
• Guru
menjelaskan
aturan main
dalam turnamen
• Setelah siswa
selesai
melakukan
turnamen,
selanjutnya guru
bersama dengan
siswa
membahas soal
turnamen dan
menghitung
perolehan skor
masing-masing
kelompok
• Kelompok yang
memperoleh
skor tertinggi
akan diberi
penghargaan.
III • Guru • Guru • Memberi
mengucapkan menjelaskan kesempatan
salam saat masuk serta melakukan kepada siswa
lokal tanya jawab untuk
• Guru mengajak dengan siswa menanyakan
siswa tentang materi mengenai
memperhatikan yang akan materi yang
sekitar tempat dipelajari masih belum
duduk untuk • Membagi siswa dipahami
melihat apakah menjadi 4 • Menyimpulkan
masih ada kelompok kembali hasil
sampah yang dimana terdapat pembelajaran
berserakan atau 2 kelompok • Memberikan
tidak. yang tugas kepada
• Guru anggotanya siswa untuk
memerintahkan berjumlah 3 dan dikerjakan di
siswa untuk 2 kelompok rumah
duduk rapi berjumlah 4 • Mengajak siswa
kemudian orang berdo’a untuk
membaca do’a • Guru meminta mengakhiri
• Guru mengecek siswa untuk pembelajaran.
kehadiran siswa duduk bersama
• Guru kelompok yang
menyampaikan telah ditentukan.
materi yang akan • Guru
dipelajari membagikan
• Guru mengulas LKS kepada
materi yang telah masing-masing
dipelajari kelompok untuk
sebelumnya yang dikerjakan
berkaitan dengan secara bersama-
materi yang akan sama
dipelajari dengan • Guru bersama
cara mengajukan siswa
beberapa membahas soal
pertanyaan yang ada di
kepada siswa LKS bersama-
• Menyampaikan sama dengan
tujuan siswa
pembelajaran • Guru
menyiapkan
beberapa meja
turnamen
• Guru
menjelaskan
aturan main
dalam turnamen
• Setelah siswa
selesai
melakukan
turnamen,
selanjutnya guru
bersama dengan
siswa
membahas soal
turnamen dan
menghitung
perolehan skor
masing-masing
kelompok
• Kelompok yang
memperoleh
skor tertinggi
akan diberi
penghargaan.
IX. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Sumber Belajar : Buku Tema 3, lingkungan sekitar
X. PENILAIAN
Bentuk Instrumen : Tes Uraian LKS
Teknik : Tugas Kelompok

Balimbing, November 2022


Mengetahui,
Kepala UPT SDN 21 Balimbing Guru Kelas II

LUSNIARTI. R, S. Pd RITA SATRIANA


NIP. 197211051996032001 NIM. 856247321
Lembar Kerja siswa
Pertemuan I
KELAS :2 Nama :
Kelompok
TEMA :3 Nilai :

SUBTEMA : 2

Kerjakan soal-soal berikut ini !

1. Bagaimana tulisan latin dari pecahan uang di bawah ini?

2. Tukarlah uang berikut dengan berbagai pecahan yang nilainya sama!

3. Dua lembar seribuan dapat ditukar dengan .............. keping lima ratusan.
4. Tentukan nilai pecahan uang berikut!
Kunci jawaban :
1. Enam ratus rupiah
2. Bisa ditukar seperti ini

Atau seperti

Atau bisa juga

3. 4 keping lima ratusan


4. 2000 + 1000 = 3000 (Tiga ribu rupiah)
NAMA KELOMPOK

1. ……………………………
2. ……………………………
3. ……………………………
4. …………………………….

KELAS : ……………………………

Soal Turnamen PERTEMUAN 1


TUJUAN:
Melalui mengamati berbagai pecahan uang logam siswa mampu menafsirkan nilai
dari beberapa uang logam

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
1. Anak-anak, Siti, Dayu dan Beni ingin membeli minuman di kantin. Perhatikan
gambar mata uang di bawah ini untuk mengetahui pecahan mata uang yang
senilai.

2. Siti ingin membeli minuman di kantin. Siti memiliki uang saku sebanyak Rp.
5000,00, dan harga minuman yang ingin dibeli seharga Rp. 3000,00. Berapa
rupiah uang kembalian Siti … .
3. Dayu memiliki 20 koin uang logam Rp.100,00. Dayu ingin menabung sebanyak
Rp. 1000,00. Maka, berapa jumlah koin yang harus Dayu tabung… .
4. Beni memiliki 2 lembar uang kertas Rp. 1000,00 dan 20 koin uang logam Rp.
100,00. Jadi, berapa jumlah uang yang dimiliki Beni… .

TERIMA KASIH ANAK-ANAK HEBAT! KALIAN SUDAH


MELAKUKAN KEGIATAN PADA LKPD DENGAN BAIK.SEMOGA
ALLAH SENANTIASA MENAMBAH ILMU DAN PENGETAHUAN
KALIAN
Pertemuan 2
Nama Kelompok :
Soal Turnamen Pertemuan 2
KELOMPOK :

1. Kerjakan soal-soal berikut!


a. Isilah ____ dengan besar atau kecil!
(1) Nilai uang Rp200,00 lebih _________ dari uang Rp1.000,00.
(2) Nilai uang Rp500,00 lebih _________ dari uang Rp5.000,00.

b. Tulislah nilai tiap-tiap uang berikut! Urutkan nilai uang dari yang
terkecil

Rp1.000,00
________ __________ _______ _______
Urutan nilai uang: _________________________________________

2.

Nilai uang yang terbesar adalah . . . . .


.
LEMBAR KERJA SISWA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. ……………………………………………
2. ……………………………………………
3. ……………………………………………
4. …………………………………………..

A. Tentukanlah nilai mata uang di bawah ini !

Ditulis ……………………………………………
1.
Nilainya ………………………………………..

……………………………………….

2.
Ditulis ……………………………………..

Nilainya ………………………………….

………………………………….

3. Ditulis …………………………………………..

Nilainya ……………………………………….

……………………………………….

4.
Ditulis ………………………………………….

Nilainya ……………………………………….

……………………………………….
B. PASANGKANLAH
KUMPULAN UANG
YANG BERNILAI SAMA

1 A

2 B

3 C

4 D

5 E
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1. ………………………..
2. ………………………..
3. ………………………..
4. ………………………..

TENTUKAN NILAI MATA UANG DIBAWAH


INI

Ditulis …………………………………………………………..

Nilainya …………………………………………………………..

Ditulis …………………………………………………………..

Nilainya …………………………………………………………..

PASANGKANLAH BARANG BERIKUT DENGAN HARGA YANG SESUAI


Soal Tes Evaluasi Siklus II
Nama: ________________

Kelas: ________________

1. Kerjakan soal-soal berikut!


a. Hubungkan kumpulan uang yang nilainya setara!

1.200 800 2.500

b. Dedi menukarkan uang Rp 5.000,00 dengan uang


logam Rp 500,00. Berapa keping uang logam yang
diterima Dedi? _______________
2. Hubungkan kelompok uang yang bernilai setara!
Selanjutnya, urutkan nilai setiap kelompok mulai dari
yang terkecil!
3. Berikut harga beberapa jenis barang

Es Krim Susu Pastel Donat Roti

Rp3.000,00 Rp4.000,00 Rp1.000,00 Rp2.000,00 Rp5.000,00

Pasangkan gambar barang dengan harga yang


sesuai !

Urutkan harga barang dari yang termahal!


__________________________________________

4. Nilai uang yang setara dengan uang pada gambar di


bawah adalah
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………..

5. Tulislah kelompok uang yang setara dengan uang


Rp1.000,00!
_________________________________________
_________________________________________
Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus II
Nama: ________________

Kelas: ________________

1. Kerjakan soal-soal berikut!


a. Hubungkan kumpulan uang yang nilainya setara!

1.200 800 2.500

b. Dedi menukarkan uang Rp 5.000,00 dengan uang


logam Rp 500,00. Berapa keping uang logam yang
diterima Dedi? 10
2. Hubungkan kelompok uang yang bernilai setara!
Selanjutnya, urutkan nilai setiap kelompok mulai dari
yang terkecil!
3. Berikut harga beberapa jenis barang

Es Krim Susu Pastel Donat Roti

Rp3.000,00 Rp4.000,00 Rp1.000,00 Rp2.000,00 Rp5.000,00

Pasangkan gambar barang dengan harga yang


sesuai !

Urutkan harga barang dari yang termahal!


Roti, susu, es krim, donat, pastel

4. Nilai uang yang setara dengan uang pada gambar di


bawah adalah
Dua keping uang seribu
Empat Keping uang lima ratus

5. Tulislah kelompok uang yang setara dengan uang


Rp1.000,00!
Dua keping uang lima ratus
Lampiran 8
FOTO KEGIATAN
SIKLUS I
Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menerangkan pembelajaran
Diskusi Kelompok
Games Tournament
Pemberian skor
SIKLUS 2
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Menjelaskan Materi
Diskusi kelompok
Games Tournament
Penghitungan Skor dan Pemberian reward

Anda mungkin juga menyukai