OLEH:
NIM. 11810523268
DOSEN PEMBIMBING:
2021 M / 1442 H
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
B. Permasalahan ...............................................................................................8
A. Jenis Penelitian...........................................................................................43
i
D. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................49
ii
DAFTAR TABEL
Tabel III. 2 Teknik Pengumpulan Data, Instrumen, dan Subjek Penelitian ......55
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini terjadi pada semua bidang disiplin ilmu, terkhusus pendidikan.
pelajaran yang sulit dan cenderung menjadi ketakutan bagi peserta didik, perlu
adanya strategi yang tepat oleh guru untuk mengatasi hal demikian.
proses sistem pembelajaran, yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana, serta
1
Ali Hamzah, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika (Jakarta: Raja Grafindo,
2014), hlm. 48.
1
oleh guru meliputi teknik, metode, dan taktik pembelajaran.2 Guru juga
berperan sebagai mediator dan fasilitator. Peran mediator dilakukan oleh guru
guna memiliki pemahaman yang baik agar media pendidikan yang dijalankan
berperan untuk mengupayakan media dan sumber belajar yang dapat menjadi
tanggal 8 Juni 2021 melalui wawancara online, ditemukan bahwa guru belum
berinovasi untuk membuat bahan ajar matematika yang sesuai dengan kondisi
nyata peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dijabarkan
sebagai berikut:4
bidang studi matematika adalah buku paket kurikulum 2013 dan LKS yang
soal, dan soal-soal latihan. Kedua hal tersebut belum cukup untuk
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana, 2016), hlm. 52.
3
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2018), hlm. 64.
4
Rahmizarti Fitri Nur, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas VII
SMP Negeri 4 Tanjungpinang, Wawancara Online, 8 Juni 2021.
2
didik. Kedua bahan ajar tersebut cenderung memuat penekanan materi dan
bahan ajar yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Maka dari
itu, guru diharapkan melakukan inovasi dalam konteks bahan ajar yang
sesuai dengan kondisi peserta didik, karena hanya guru pada bidang studi
matematika lah yang lebih memahami kondisi nyata yang dialami oleh
faktor yang mendukung untuk proses pembelajaran adalah bahan ajar yang
memiliki fitur yang menarik, maka peserta didik akan memiliki motivasi
dan minat belajar yang tinggi, dan menunjukkan partisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
memiliki sarana dan fasilitas belajar yang mumpuni, seperti handphone dan
riset peneliti berupa tes soal untuk melihat kemampuan matematis pada materi
bentuk aljabar yang diberikan kepada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 1
3
Gambar I. 1
Soal Uji Kemampuan Matematis
Materi Bentuk Aljabar
Gambar I. 2
Jawaban Peserta Didik Uji Kemampuan Matematis
Materi Bentuk Aljabar
4
Berdasarkan analisa hasil jawaban peserta didik pada uji kemampuan
matematis materi bentuk aljabar, dapat dilihat bahwa peserta didik belum
mampu memahami konsep dari bentuk aljabar pada soal nomor 1, 4, dan 5. Di
daring (dalam jaringan) selama masa pandemi Covid-19, maka bahan ajar yang
menjadi fokus peneliti adalah berupa modul yang dikemas secara elektronik
untuk mencapai tujuan pembelajaran atau yang lebih sering disebut dengan e-
ajar yang dilakukan oleh Edi Wibowo pada tahun 2018, menunjukkan bahwa e-
materi himpunan.5
merupakan bahan ajar yang bertahap dan sistematis dari satu unit ke unit lainnya
5
Edi Wibowo, “Pengembangan Bahan Ajar E-Modul dengan Menggunakan Aplikasi Kvisoft
Flipbook Maker” (Lampung, UIN Raden Intan Lampung, 2018).
5
dan dipelajari agar peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan
beberapa kelebihan yang akan menarik perhatian dan minat peserta didik
Professional.
gambar, dan lain sebagainya sehingga media belajar tidak hanya berupa tulisan
saja. Dengan demikian, peserta didik akan merasakan ikut berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran dan memahami secara jelas materi yang diajarkan.
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asep Ikin Sugandi dan Martin
6
Adhitya Rol Asmi, Aulia Novemy Dhita Surbakti, dan Hudaidah C, “Pengembangan E-
Modul Berbasis Flip Book Maker Materi Pendidikan Karakter untuk Pembelajaran Mata Kuliah
Pancasila MPK Universitas Sriwijaya,” Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial 27, no. 1 (Juni 2018): 1–10,
https://doi.org/10.17509/jpis.v27i1.9395.
6
menggunakan pendekatan konstekstual lebih baik dibandingkan pembelajaran
John Dewey pada tahun 1916 menyimpulkan bahwa peserta didik akan belajar
jauh lebih baik jika yang dipelajarinya berhubungan dengan apa yang telah
materi yang diajarkannya dengan keadaan dunia nyata hingga peserta didik
dengan penerapannya dalam keseharian yang dilalui oleh peserta didik tersebut
7
Asep Ikin Sugandi dan Martin Benard, “Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa SMP,” Jurnal Analisa 4, no. 1 (2018):
16–23, https://doi.org/10.15575/ja.v4i1.2364.
8
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Interes Media, 2014), hlm. 159.
9
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Masalah
Problematika Belajar dan Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 87.
7
berkaitan dengan materi sistem persamaan, menemukan nilai dari suatu
Bentuk aljabar dikenalkan pada peserta didik saat kelas VII SMP/MTs sebagai
(SD). Maka dari itu, peneliti memandang perlu adanya bahan ajar yang
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
a. Guru harus berinovasi membuat bahan ajar yang sesuai dengan kondisi
matematika.
10
Parhaini Andriani, “Penalaran Aljabar dalam Pembelajaran Matematika,” Jurnal Beta Vol.
8, No. 1 (Mei 2015): 1–13.
8
2. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada hal-hal
sebagai berikut:
3. Rumusan Masalah
SMP/MTs?
SMP/MTs?
SMP/MTs?
C. Tujuan Penelitian
9
1. Untuk mengembangkan dan menghasilkan e-modul dengan flip pdf
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
tambahan ilmu pengetahuan yang telah ada atau dapat dijadikan sebagai
2. Manfaat Praktis
10
b. Bagi guru, hasil pengembangan e-modul ini dapat dimanfaatkan oleh
dan efektif dalam menyajikan materi bentuk aljabar untuk peserta didik kelas
VII SMP/MTs. Pendekatan kontekstual ini akan membantu peserta didik untuk
peserta didik dalam proses belajar dengan beragam penyajian materi agar
11
lebih menarik bagi peserta didik, serta memotivasi peserta didik untuk
belajar.
F. Pentingnya Pengembangan
1. Asumsi
untuk belajar.
menjadi sumber belajar bagi siswa kelas VIII SMP/MTs semester ganjil.
12
c. Pengembangan e-modul dengan flip pdf professional ini dapat
menyenangkan.
2. Keterbatasan
H. Definisi Istilah
11
Jumratul Haryani dan I Dewa Nyoman Wiratmaja, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite
Audit, Penerapan International Financial Reporting Standards dan Kepemilikan Publik pada Audit
Delay,” E-Jurnal Akuntansi 6, no. 1 (2014): 63–78.
13
meningkatkan keaktifan peserta didik. Pengembangan biasanya digunakan
pendukung. Modul merupakan bahan ajar yang bertahap dan sistematis dari
satu unit ke unit lainnya dan dipelajari agar peserta didik dapat belajar
monoton.14
12
Hanafi, “Konsep Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan,” Saintifika Islamica: Jurnal
Kajian Keislaman 4, no. 2 (2018): 129–150.
13
Hanifa Ainun Nisa, Mujib, dan Rizki Wahyu Yunian Putra, “Efektivitas E-Modul dengan
Flip Pdf Professional Berbasis Gamifikasi Terhadap Siswa SMP,” Jurnal Pendidikan Matematika
Raflesia 5, no. 2 (Juni 2020): 13–25, https://doi.org/10.33449/jpmr.v5i2.11406.
14
Indah Sriwahyuni, Eko Risdianto, dan Henny Johan, “Pengembangan Bahan Ajar Elektronik
Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-alat Optik di SMA,” Jurnal Kumparan
Fisika 2, no. 3 (Desember 2019): 145–52, https://doi.org/10.33369/jkf.2.3.145-152.
15
Antedi Hendrik Malo, Mika Ambarawati, dan Siti Napfiah, “Pengembangan Modul
Matematika dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel,”
Laplace: Jurnal Pendidikan Matematika 3, no. 2 (Oktober 2020): 109–18,
https://doi.org/10.31537/laplace.v3i2.377.
14
antara variabel satu dengan variabel lainnya dinyatakan dengan bilangan
pembelajaran,
ajar dan keterkaitan antar struktur dalam bahan ajar. Semua komponen harus
16
Ratna Sari Utami, Mengenal Aljabar (Yogyakarta: Intan Sejati, 2013), hlm. 3.
15
9. E-Modul dengan Flip PDF Professional Berbasis Pendekatan Kontekstual
16
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Landasan Teori
e-modul sama. Maka dari itu, peneliti akan menuliskan terlebih dahulu
a. Pengertian Modul
17
Sari Yustiana dan Rida Fironika Kusumadewi, “Pengembangan Bahan AjarModul
Berbasis CTL Sebagai Bagian dari Pengembangan SSP,” Jurnal Ilmiah Kontekstual 1, no. 2 (2020):
1–6.
17
bentuk tertulis, sehingga pembaca dapat menyerap sendiri materi
tersebut senada dengan pendapat Abdul Majid, yaitu salah satu bahan
ajar yang bisa digunakan untuk membantu proses belajar adalah sebuah
peserta didik bisa belajar mandiri tanpa atau di bawah bimbingan guru,
modul ini berisi paling sedikit tentang komposisi dasar bahan ajar yang
disebutkan sebelumnya.
modul adalah salah satu bahan ajar dengan komposisi berupa satu materi
18
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, 11 ed. (Depok: RajaGrafindo Persada, 2018), hlm. 36.
18
Modul tentunya memiliki manfaat baik ditinjau dari peserta
guru adalah:19
c. Karakteristik Modul
1) Self Intruction
19
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hlm. 220.
20
Dwi Rahdiyanta, “Teknik Penyusunan Modul,” 2016, http://staff. uny. ac.
id/sites/default/files/penelitian/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/20-teknik-penyusunan-modul.pdf.
19
mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi
Kompetensi Dasar;
2) Self Contained
20
Suatu modul dikatakan self contained jika materi yang
3) Stand Alone
tidak bergantung lagi dengan buku teks atau bahan ajar lainnya
pada modul. Jika masih diperlukan, maka bahan ajar tersebut tidak
4) Adaptif
(hardware).
5) User Friendly
21
d. Komponen-komponen Modul
analisis kebutuhan dan kondisi peserta didik. Adapun prinsip yang harus
dikembangkan adalah:22
1) Disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit,
dan dari yang konkret untuk memahami yang semi konkret dan
abstrak;
2) Menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman;
3) Umpan balik yang positif akan membiarkan penguatan terhadap
siswa;
4) Memotivasi adalah salah satu upaya yang dapat menentukan
keberhasilan belajar; dan
5) Latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri.
langkah-langkahnya, diantaranya:23
21
Mina Syanti Lubis, Syahrul R, dan Novia Juita, “Pengembangan Modul Pembelajaran
Bahasa Indonesia Berbantuan Peta Pikiran pada Materi Menulis Makalah Siswa Kelas XI
SMA/MA,” Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran 2, no. 1 (2014): 16–28.
22
Hamdani, Op.Cit., hlm. 221.
23
Ibid.
22
1) Judul modul ditetapkan terlebih dahulu;
2) Persiapkan komponen-komponen yang dibutuhkan sebelum
menyusun modul, seperti buku-buku referensi;
3) Mengidentifikasi KD, mengkaji materi pembelajaran, dan
melakukan perancangan agar kegiatan belajar mengajar sesuai;
4) Melakukan identifikasi terhadap IPK dan melakukan perancangan
jenis dan bentuk penilaian yang akan ditampilkan;
5) Format dalam penulisan modul dirancang terlebih dahulu; dan
6) Penyusunan rancangan modul.
g. E-Modul
caranya sendiri. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa e-modul adalah
bahan ajar yang dikemas dalam bentuk modul secara elektronik untuk
caranya sendiri.
dengan modul cetak, yang berbeda hanya terletak pada kelebihan dan
1) Kelebihan E-Modul
23
a) Bersifat efektif, efisien, dan mengutamakan kemandirian peserta
didik;
mail;
2) Kekurangan E-Modul
24
Professional memiliki kelebihan yang paling utama, yaitu praktis untuk
flipbook yang memuat fungsi untuk mengedit halaman. Aplikasi ini dapat
dibuka seperti pada buku cetak biasanya. Halaman buku juga dapat menjadi
seperti gambar, video, audio, hyperlink dan lain-lain.24 Format yang tersedia
pada Flip PDF Professional adalah (.exe), (.app), (.fbr), dan (.html).
pembelajaran;
2) Dapat memuat bahan ajar yang interaktif bagi peserta didik; dan
aplikasi tersebut.
24
Rara Seruni dkk., “Pengembangan Modul Elektronik (E-Modul) Biokomia pada Materi
Metabolisme Lipid Menggunakan Flip PDF Professional,” JTK: Jurnal Tadris Kimiya 4, no. 1
(2019): 48–56, http://dx.doi.org/10.15575/jtk.v4i1.4672.
25
Dian Nurhayati, “Pengembangan Buku Digital Interaktif Mata Kuliah Pengembangan E-
Learning pada Mahasiswa Teknologi Pendidikan FIP UNY,” E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan
6, no. 5 (2017): 458–73.
25
1) Dalam pembuatan buku digital, ataupun modul elektronik agar bisa
2) Ukuran file cukup besar, karena memuat konten berupa video, audio,
Gambar II. 1
Tampilan Awal Flip PDF Professional
3. Pendekatan Kontekstual
a. Pengertian
26
didik. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk
kontekstual adalah usaha agar peserta didik menjadi aktif dalam proses
yang akan dipelajari. Akibat dari aktivitas tersebut adalah peserta didik
26
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm.
228.
27
Rusman, Op.Cit., hlm. 187.
27
langsung. Indikator yang diharapkan timbul nantinya adalah
yang dipelajarinya.28
yang teoritis saja, akan tetapi lebih kepada bagaimana agar pengalaman
belajar yang dimiliki peserta didik terkait dengan kondisi aktual yang
terjadi di lingkungannya.
situasi dunia nyata yang dialami oleh peserta didik, dan mendorong
28
Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 255.
28
peserta didik untuk menghubungkan materi dengan kehidupan dunia
Konvensional
29
Ibid., hlm. 255-256.
30
Ibid., hlm. 260-262.
29
TABEL II. 1
TABEL PERBEDAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
30
d. Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual
pada kurikulum apa saja, mata pelajaran apa saja, dan kelas yang
1) Konstruktivisme (Constructivsm)
upaya:
31
Abdul Majid, Op.Cit., hlm. 161.
32
Syaiful Sagala, Op.Cit., hlm. 88.
31
2) Menemukan (Inquiry)
menyimpulkan.34
3) Bertanya (Questioning)
33
Rusman, Op.Cit., hlm. 194.
34
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT
Refika Aditama, 2016), hlm. 73.
35
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif dan Kontekestual: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/KTI)
(Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 114.
32
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan
dengan orang lain. Hasil belajar yang diperoleh dari sharing antar
teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu, di
ruang ini, di kelas ini, dan di luar sana, semuanya adalah anggota
belajar yang ada di dalam kelas, akan tetapi sumber manusia lain di
luar kelas (keluarga dan masyarakat). Ketika guru dan peserta didik
36
Ibid., hlm. 116.
33
saat itu pula guru dan peserta didik akan mendapatkan pengalaman
5) Pemodelan (Modelling)
6) Refleksi (Reflection)
37
Rusman, Op.Cit., hlm. 196.
38
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Op.Cit., hlm. 74-75.
34
dan keterampilan itu melekat di jiwa peserta didik.39 Refleksi dapat
itu;
itu;
e) Hasil karya.
39
Ibid., hlm. 75.
40
Trianto, Op.Cit., hlm. 118.
35
hanya guru, melainkan juga teman peserta didik, atau pun orang
lain.41
mengingat fakta;
Kontekstual
41
Ibid., hlm. 119.
42
Ibid., hlm. 120.
43
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Op.Cit., hlm. 76.
36
ini dirancang sedemikian rupa sehingga memuat kegiatan peserta didik yang
peserta didik lebih aktif dalam proses belajar agar pembelajaran lebih
5. Bentuk Aljabar
37
d. Peserta didik mampu menyelesaikan operasi perkalian bentuk aljabar;
aljabar;
nyata;
aljabar.
38
TABEL II. 2
KOMPETENSI DASAR DAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
B. Penelitian Relevan
pendekatan kontekstual pada materi bilangan bulat SMP kelas VII. Hasil
materi bilangan bulat SMP kelas VII layak atau valid digunakan oleh siswa
39
dalam pembelajaran dan hasil belajar menggunakan e-modul dengan
pendekatan kontekstual pada materi bilangan bulat SMP kelas VII lebih
2. Reny Eka Nur Afrianti, dan Abd. Qohar dengan judul “Pengembangan E-
yang valid, praktis, dan efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media
44
Hanna Zakiyah, Djoko Purnomo, dan Sugiyanti, “Pengembangan E-modul dengan
Pendekatan Kontekstual pada Materi Bilangan Bulat SMP Kelas VII,” Imajiner: Jurnal Matematika
dan Pendidikan Matematika 1, no. 9 (2019): 287–93, https://doi.org/10.26877/imajiner.v1i6.4855.
45
Reny Eka Nur Afrianti dan Abd Qohar, “Pengembangan E-Modul Berbasis Kontekstual
pada Materi Program Linear Kelas XI,” JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains) 7, no. 1
(2019): 22–29, https://doi.org/10.25273/jems.v7i1.5288.
40
valid, praktis, dan efektif dilihat dari hasil belajar peserta didik kelas
penelitian yang dilakukan oleh Hanna Zakiyah, dkk., adalah peneliti akan
oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Reny Eka Nur Afrianti, dan
yang dilakukan oleh Khoirul Anam Dwi Wicaksono, dkk., dengan penelitian
yang dilakukan peneliti terletak pada media yang digunakan untuk mengakses
e-modul.
C. Kerangka Berpikir
46
Khoirul Anam Dwi Wicaksono, Agung Handayanto, dan Nurina Happy, “Pengembangan
E-Modul Matematika Berbasis Pendekatan Kontekstual Berbantu Media Powerpoint untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Materi Program Linear,” Imajiner:
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 2, no. 6 (2020),
https://doi.org/10.26877/imajiner.v2i6.6668.
47
Arif, Sukuryadi, dan Famiturrahmi, “Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar di
Perpustakaan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP
Negeri 1 Praya Barat,” Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 1, no. 2 (2017): 108–16,
http://dx.doi.org/10.36312/jisip.v1i2.184.
41
Bahan ajar yang digunakan belum mampu
menghadirkan pengalaman kontekstual
Masalah peserta didik, cenderung hanya memuat
penekanan materi, dan rumus-rumus
penyelesaian soal.
Gambar II. 2
Kerangka Berpikir
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
process used develop and validate educational product”, yang berarti sebuah
(disseminasi).49
48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Cetakan Ke-22 (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 407.
49
Sigit Purnama, “Metode Penelitian dan Pengembangan (Pengenalan untuk
Mengembangkan Produk Pembelajaran Bahasa Arab),” LITERASI: Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 1
(2013): 19–32, http://dx.doi.org/10.21927/literasi.2013.4(1).19-32.
43
kontekstual pada materi bentuk aljabar kelas VII SMP/MTs dengan batasan
model ADDIE, yaitu model ADDIE dapat beradaptasi dengan baik dan sangat
dan terdapat evaluasi dan revisi pada setiap tahapannya.50 Berdasarkan langkah-
terdiri dari lima tahap, yaitu analysis, design, development, implementation, dan
evaluation. Model ini dikembangkan oleh Dick dan Carry pada tahun 1996
50
Nancy Angko dan Mustaji, “Pengembangan Bahan Ajar dengan Model ADDIE untuk
Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 SDS Mawar Sharon Surabaya,” KWANGSAN: Jurnal Teknologi
Pendidikan 1, no. 12 (2013): 1–15, https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v1n1.p1--15.
51
Endang Mulyatiningsih, Riset Terapan Bidang Pendidikan & Teknik, Cetakan 1
(Yogyakarta: UNY Press, 2011), hlm. 183.
52
Nancy Angko dan Mustaji, Loc.Cit.
44
Analyze
Develop
Gambar III. 1
Pengembangan Model ADDIE
Berikut ini adalah deskripsi dari tahapan pengembangan yang terdapat
1. Analysis (Analisis)
pertanyaan seperti:
menerapkannya?.
53
Endang Mulyatiningsih, Op.Cit., hlm. 184-186.
45
Secara singkat, gambaran aktivitas pada tahap analisis penelitian
2. Design (Perancangan)
produk; dan
pembelajaran; dan
secara rinci.
46
3. Develop (Pengembangan)
diperlukan;
b. Membuat produk yang sesuai dengan stuktur model sesuai dengan hasil
rancangan; dan
4. Implement (Implementasi/Pelaksanaan)
berikut:
47
b. Melihat kembali tujuan dari pengembangan produk, dan interaksi antar
5. Evaluation (Evaluasi)
dalam dua bentuk, yaitu evaluasi form aktif (akhir tatap muka/mingguan)
dan sum aktif (semester). Evaluasi sum aktif bertujuan untuk mengukur
produk. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang
masih kurang dari produk tersebut. Terdapat empat aktivitas pada tahap
d. Mencari informasi terkait apa saja yang membuat peserta didik belajar
dengan baik.
48
semester mata pelajaran matematika, di mana materi bentuk aljabar kelas VII
pendidikan dan ahli materi pembelajaran, kemudian peserta didik kelas VII
VII semester ganjil. Objek penelitian yang dipilih peneliti adalah e-modul
E. Prosedur Pengembangan
1. Tahap Analisis
a. Analisis Kerja
b. Analisis Kebutuhan
49
Setelah menganalisa kerja, dilakukanlah analisis kebutuhan
2. Tahap Perancangan
3. Tahap Pengembangan
54
Hartono, Metodologi Penelitian (Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2019), hlm. 154.
50
b. Melengkapi dengan informasi berupa teks, gambar, video, dan audio;
dan
4. Tahap Pelaksanaan
5. Tahap Evaluasi
dikembangkan.
51
F. Jenis Data
benda, tempat, dan tuturan. Data dikumpulkan dari dan dalam latar nyata dan
yang dihasilkan pada penelitian dan pengembangan ini adalah berupa data
kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka
dan hasil post test, sedangkan data kualitatif diperoleh dari saran-saran
1. Wawancara
55
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015), hlm. 59.
56
Hardani dkk., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Ilmu,
2020), hlm. 246.
57
Endang Mulyatiningsih, Op.Cit., hlm. 38.
58
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Op.Cit., hlm. 64.
52
Wawancara adalah situasi sosial antara dua orang, dimana proses
kuesioner atau angket digunakan untuk menilai berbagai aspek validasi dan
data berupa daftar tentang sifat atau ciri-ciri tingkah laku yang ingin diteliti
dan disusun secara bertingkat. Rating Scale dikenal mampu mengolah data
59
Endang Mulyatiningsih, Op.Cit., hlm. 408.
60
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Op.Cit., hlm. 199.
53
dimodifikasi suatu waktu jika terjadi perubahan.61 Skala kepraktisan angket
TABEL III. 1
SKALA KEPRAKTISAN ANGKET
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1
3. Tes
ini dilakukan dua tahap pemberian soal tes untuk mengetahui kemampuan
pemahaman peserta didik, yaitu pretest dan post test. Soal pretest diberikan
dua kelas yang homogen sebagai objek uji coba, yakni kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kemudian dua kelas tersebut akan diberikan soal post test
keefektifannya.
61
Masdar Wiyono, Firdaus Solihin, dan Sigit Susanto Putro, “Aplikasi Penilaian Kuliah
Kerja Nyata Universitas Trunojoyo Madura Menggunakan Metode Rating Scale,” Jurnal Ilmiah
Rekayasa 10, no. 1 (2017): 23–33, https://doi.org/10.21107/rekayasa.v10i1.3601.
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 193.
54
Secara ringkas, alur teknik pengumpulan data yang dilakukan pada
TABEL III. 2
TEKNIK PENGUMPULAN DATA, INSTRUMEN,
DAN SUBJEK PENELITIAN
Teknik
Aspek yang Dinilai Pengumpulan Instrumen Subjek Penelitian
Data
Angket kepada
ahli teknologi Lembar
Validitas E-Modul pendidikan dan Angket Dosen dan Guru
ahli materi Validasi
pembelajaran
H. Instrumen Penelitian
ini instrumen penelitian yang digunakan terkait aspek yang diteliti adalah:
63
Hardani dkk., Op.Cit., hlm. 384.
64
Hartono, Op.Cit., hlm. 148.
55
1. Instrumen Penelitian Terkait Validitas Produk yang Dikembangkan
terkait aspek validitas e-modul adalah angket dan tes melalui lembar angket
pendidikan.
65
Hardani dkk., Op.Cit., hlm. 198.
56
soal-soal guna mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman belajar
peserta didik yang didapat dari hasil belajar. Sebelum soal diberikan,
modul bersifat praktis oleh guru maupun peserta didik. Dalam penelitian ini,
didik, dan angket respon guru. Aspek penilaiannya adalah tampilan, minat
diperoleh dari data hasil belajar peserta didik. Instrumen yang dipakai
adalah lembar soal tes untuk peserta didik yang telah menggunakan e-modul
66
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Op.Cit., hlm. 183.
57
instrumen, maka semakin baik pula instrumen tersebut untuk digunakan.
dengan validitas butir soal. Maka dari itu dalam penyusunan soal, kisi-kisi
penelitian ini, peneliti akan mengukur validitas butir soal untuk mengetahui
𝑁 Σ𝑋𝑌 − (Σ𝑋)(Σ𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 Σ𝑋 2 − (Σ𝑋)2 }{𝑁 Σ𝑌 2 − (Σ𝑌)2 }
Keterangan:
Y = skor total
sebagai berikut:
𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟 2
Keterangan:
67
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan
(Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 234.
68
I Nyoman Doni Pramana dkk., Evaluasi Pendidikan (Beta, t.t.), hlm. 73.
58
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
𝛼 = 5% atau 0,05 untuk uji dua pihak dan derajat kebebasan (dk = n – 2).
Kemudian, untuk kriteria validitas butir soal disajikan pada tabel berikut:69
TABEL III. 3
KRITERIA VALIDITAS BUTIR SOAL
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,800 < r ≤ 1,000 Sangat tinggi
0,600 < r ≤ 0,800 Tinggi
0,400 < r ≤ 0,600 Sedang
0,200 < r ≤ 0,400 Rendah
0,00 < r ≤ 0,200 Sangat rendah
2. Reliabilitas Soal
69
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2018),
hlm. 190.
70
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Op.Cit., hlm. 172-174.
59
tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Untuk
𝑛 Σ𝜎𝑖 2
𝑟11 =( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝜎𝑡
Keterangan:
𝜎𝑡 2 = varians total
pada taraf signifikan 𝛼 = 5% atau 0,05 untuk uji dua pihak dan derajat
TABEL III. 4
KRITERIA RELIABILITAS SOAL
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,90 ≤ r < 1,00 Sangat baik
0,70 ≤ r < 0,90 Baik
0,40 ≤ r < 0,70 Cukup baik
0,20 ≤ r < 0,40 Buruk
r ≤ 0,20 Sangat buruk
71
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 225.
72
Karunia Eka Lestari dan Mohammad Ridwan Yudhanegara, Penilitian Pendidikan
Matematika (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), hlm. 206.
60
3. Daya Pembeda Soal
item butir soal yang diberikan haruslah menginterpretasikan hasil tes yang
didik.73 Adapun rumus dalam mencari nilai daya pembeda soal berbentuk
uraian adalah:74
TABEL III. 5
KRITERIA INDEKS DAYA PEMBEDA SOAL
Nilai Interpretasi
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup baik
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 Buruk
DP < 0,00 Sangat buruk
73
Abet Yani, Ali Fikri Asri, dan Ahmad Burhan, “Analisis Tingkat Kesukaran, Daya
Pembeda dan Fungsi Distraktor Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Produktif di SMK
Negeri 1 Indralaya Utara Tahun Pelajaran 2012/2013,” Jurnal Pendidikan Teknik Mesin 1, no. 2
(2014): 98–115, https://doi.org/10.36706/jptm.v1i2.7410.
74
Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012), hlm. 176.
75
Karunia Eka Lestari dan Mohammad Ridwan Yudhanegara, Op.Cit., hlm. 217.
61
4. Tingkat Kesukaran Soal
soal yang diberikan atau diujikan termasuk mudah, sedang, dan sulit atau
sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun tidak
terlalu sulit. Hal ini dikarenakan soal yang terlalu mudah tidak merangsang
otak untuk berpikir, sementara soal yang terlalu sulit menyebabkan peserta
Keterangan:
76
Yani, Asri, dan Burhan, “Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda dan Fungsi
Distraktor Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Produktif di SMK Negeri 1 Indralaya Utara
Tahun Pelajaran 2012/2013.”
77
Karunia Eka Lestari dan Mohammad Ridwan Yudhanegara, Op.Cit., hlm. 31.
78
Ibid., hlm. 224.
62
TABEL III. 6
KRITERIA INDEKS KESUKARAN SOAL
Tingat Kesukaran Interpretasi
TK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang
0,70 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah
TK = 1,00 Sangat mudah
Teknik analisis data adalah sebuah teknik yang dipakai sebagai proses
ada agar mudah dipahami.79 Pada penelitian dan pengembangan ini, teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan
masukan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Data ini
dikembangkan.
menyusun suatu objek yang diteliti secara sistematis dalam bentuk angka-
79
Hardani dkk., Op.Cit., hlm. 162.
63
angka dan presentase, sehingga diperoleh kesimpulan umum. Objek yang
kontekstual.
B = Baik (Skor 4)
80
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 35.
81
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2018),
hlm. 15.
64
TABEL III. 7
INTERPRETASI DATA KEVALIDAN E-MODUL
Persentase Kategori
80% < V ≤ 100% Sangat Valid
60% < V ≤ 80% Valid
40% < V ≤ 60% Cukup Valid
20% < V ≤ 40% Kurang Valid
0% ≤ V ≤ 20% Tidak Valid
B = Baik (Skor 4)
82
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Op.Cit., hlm. 36-37.
83
Riduwan, Op.Cit.
65
TABEL III. 8
INTERPRETASI DATA KEPRAKTISAN E-MODUL
Persentase Kategori
80% < V ≤ 100% Sangat Praktis
60% < V ≤ 80% Praktis
40% < V ≤ 60% Cukup Praktis
20% < V ≤ 40% Kurang Praktis
0% ≤ V ≤ 20% Tidak Praktis
tabel berikut:84
TABEL III. 9
PRETEST-POSTTESST CONTROL GROUP DESIGN
Pretest Perlakuan Post-Test
O1 X O2
O3 - O4
Keterangan:
84
Hardani dkk., Op.cit., hlm. 357.
66
O3 = Pretest pada kelas kontrol
1) Uji Normalitas
Keterangan:
𝑋2 = Harga Chi-Kuadrat
𝑓𝑜 = Frekuensi observasi
𝑓ℎ = Frekuensi harapan
2 2
Dengan membandingkan nilai 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan nilai 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
85
Riduwan, Op.Cit., hlm. 124.
67
2 2
a) Jika 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 artinya distribusi data tidak normal
2 2
b) Jika 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 artinya distribusi normal.
𝑛1 (𝑛1 − 1)
𝑈1 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅1
2
dan
𝑛2 (𝑛2 − 1)
𝑈2 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅2
2
Keterangan:
𝑛1 = Jumlah sampel 1
𝑛2 = Jumlah sampel 2
𝑈1 = Jumlah peringkat 1
𝑈2 = Jumlah peringkat 2
2) Uji Homogenitas
86
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 153.
68
homogenitas dilakukan dengan menguji data hasil observasi awal di
sebagai berikut:87
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
5%.
3) Uji-t
𝑀𝑥 − 𝑀𝑦
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2 𝑆𝐷𝑦 2
√( 𝑆𝐷𝑥 ) + ( )
√𝑁 − 1 √𝑁 − 1
87
Ibid., hlm. 120.
88
Hartono, Statistik untuk Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 208.
69
Keterangan:
𝑀𝑥 = Mean variabel X
𝑀𝑦 = Mean variabel Y
N = Jumlah sampel
̅̅̅1 − 𝑋
𝑋 ̅̅̅2
𝑡′ =
𝑠1 2
√
𝑛1
Keterangan:
89
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 197.
70
Adapun kriteria pengujian adalah hipotesis H diterima, apabila:
𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2 𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2
− < 𝑡′ <
𝑤1 +𝑤2 𝑤1 +𝑤2
dengan:
𝑠 2 𝑠 2
𝑤1 = 𝑛1 ; 𝑤2 = 𝑛2
1 2
71
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Reny Eka Nur, dan Abd Qohar. “Pengembangan E-Modul Berbasis
Kontekstual pada Materi Program Linear Kelas XI.” JEMS (Jurnal Edukasi
Matematika dan Sains) 7, no. 1 (2019): 22–29.
https://doi.org/10.25273/jems.v7i1.5288.
Angko, Nancy, dan Mustaji. “Pengembangan Bahan Ajar dengan Model ADDIE
untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 SDS Mawar Sharon Surabaya.”
KWANGSAN: Jurnal Teknologi Pendidikan 1, no. 12 (2013): 1–15.
https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v1n1.p1--15.
72
Hanafi. “Konsep Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan.” Saintifika Islamica:
Jurnal Kajian Keislaman 4, no. 2 (2018): 129–50.
Hardani, Helmina Andriani, Jumari Ustiawaty, Evi Fatmi Utami, Ria Rahmatul
Istiqomah, Roushandy Asri Fardani, Dhika Juliana Sukmana, dan Nur
Hikmatul Auliya. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta:
Pustaka Ilmu, 2020.
Juilando, Fatria, dan Hardeli. “Validitas dan Praktikalitas E-Modul Struktur Atom
Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Kelas X SMA/MA.” Journal of
RESIDU 3, no. 14 (2019).
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=925257&val=1
3974&title=Validitas%20dan%20Praktikalitas%20E-
Modul%20Struktur%20Atom%20Berbasis%20Pendekatan%20Saintifik%
20Pada%20Kelas%20X%20SMAMA.
73
Persamaan Linear Dua Variabel.” Laplace: Jurnal Pendidikan Matematika
3, no. 2 (Oktober 2020): 109–18. https://doi.org/10.31537/laplace.v3i2.377.
Nisa, Hanifa Ainun, Mujib, dan Rizki Wahyu Yunian Putra. “Efektivitas E-Modul
dengan Flip Pdf Professional Berbasis Gamifikasi Terhadap Siswa SMP.”
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia 5, no. 2 (Juni 2020): 13–25.
https://doi.org/10.33449/jpmr.v5i2.11406.
Pramana, I Nyoman Doni, Ngakan Putu SIndu Wija Putra, Komang Wahyu
Phalguna BG, dan Ketut Yogi Nugraha. Evaluasi Pendidikan. Beta, t.t.
Rahdiyanta, Dwi. “Teknik Penyusunan Modul,” 1–14, 2016. http://staff. uny. ac.
id/sites/default/files/penelitian/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/20-teknik-
penyusunan-modul.pdf.
74
Tadris Kimiya 4, no. 1 (2019): 48–56.
http://dx.doi.org/10.15575/jtk.v4i1.4672.
Sriwahyuni, Indah, Eko Risdianto, dan Henny Johan. “Pengembangan Bahan Ajar
Elektronik Menggunakan Flip PDF Professional pada Materi Alat-alat
Optik di SMA.” Jurnal Kumparan Fisika 2, no. 3 (Desember 2019): 145–
52. https://doi.org/10.33369/jkf.2.3.145-152.
Wijayanti, Ni Putu Ayu, Luh Putu Eka Damayanthi, I Made Gede Sunarya, dan I
Made Putrama. “Pengembangan E-Modul Berbasis Project Based Learning
pada Mata Pelajaran Simulasi Digital untuk Siswa Kelas X Studi Kasus di
SMK Negeri 2 Singaraja.” Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 13,
no. 2 (2016): 16–28. http://dx.doi.org/10.23887/jptk-undiksha.v13i2.8526.
Wiyono, Masdar, Firdaus Solihin, dan Sigit Susanto Putro. “Aplikasi Penilaian
Kuliah Kerja Nyata Universitas Trunojoyo Madura Menggunakan Metode
Rating Scale.” Jurnal Ilmiah Rekayasa 10, no. 1 (2017): 23–33.
https://doi.org/10.21107/rekayasa.v10i1.3601.
75
Yani, Abet, Ali Fikri Asri, dan Ahmad Burhan. “Analisis Tingkat Kesukaran, Daya
Pembeda dan Fungsi Distraktor Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran
Produktif di SMK Negeri 1 Indralaya Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.”
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin 1, no. 2 (2014): 98–115.
https://doi.org/10.36706/jptm.v1i2.7410.
76