PROPOSAL TESIS
Dosen Pembimbing
Dr. EDWIN MUSDI, M.Pd.
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................14
C. Pembatasan Masalah...........................................................................14
D. Perumusan Masalah............................................................................15
E. Tujuan Penelitian.................................................................................15
F. Manfaat Penelitian...............................................................................15
G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan................................................16
H. Pentingnya Pengembangan................................................................18
I. Definisi Operasional.............................................................................18
BAB IIKAJIAN PUSTAKA................................................................................20
A. Kajian Teori.........................................................................................20
B. Penelitian Relevan...............................................................................42
C. Kerangka Konseptual.........................................................................48
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................52
A. Jenis Penelitian....................................................................................52
B. Prosedur Penelitan dan Pengembangan............................................52
C. Subjek Penelitian.................................................................................65
D. Instrumen Penelitian...........................................................................65
E. Teknik Analisis Data...........................................................................69
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................74
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam
pembentukan pola pikir peserta didik dan menjadi salah satu hal yang tak
hari. Oleh karena itu, matematika dijadikan salah satu pelajaran yang diajarkan
pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
yang harus dimiliki oleh peserta didik, yaitu kemampuan pemecahan masalah,
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 adalah agar peserta didik dapat:
1
2
al, 2019).
Pemecahan masalah adalah suatu proses mulai dari saat peserta didik
Cao, & Yu, 2020). Selain itu menurut NCTM (2000) Pemecahan masalah
ability it self is not just a goal in mathematics learning, but also something
that is very meaningful in everyday life, and in the world of work, being a
matematika, tapi juga sesuatu yang sangat berarti dalam kehidupan sehari-
hari, dan dalam dunia kerja, menjadikan pemecahan masalah bisa memberi
suatu solusi bagi peserta didik harus menggunakan hal-hal yang telah
dari hasil prestasi perolehan dari keikutsertaan Indonesia dalam salah satu
dengan kata lain menempati peringkat kedua terbawah dari seluruh negara
siswa Indonesia yaitu 375, skor tersebut di bawah rata-rata skor internasional
yaitu 494. Pada tahun 2015, Indonesia masih menempati peringkat 63 dari 70
(OECD, 2015).
disajikan masalah yang terdapat dalam buku teks semua kegiatan disajikan
lebih banyak teks bacaan. Menurut Prusak, Hershkowitz & Schwarz (2013)
mengajar pemecahan masalah itu sulit, karena guru harus memutuskan kapan
Harimurti (2017) peserta didik akan jauh lebih efektif dan efesien jika model
Dan dapat dilihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan pada
hanya berasal dari buku teks, banyak peserta didik yang masih asing dengan
rendah karena banyak peserta didik yang tidak terbiasa menyelesaikan soal
ujian matematika yang secara khusus dirancang pendidik dan peserta didik
menyelesaikan masalah. Fakta yang sama diutarakan oleh Arifin, dkk (2019)
menyelesaikan permasalahan.
juga diperkuat dari hasil tes pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
matematis yang terdiri dari dua soal. Berikut hasil Rata-rata hasil pencapaian tes
awal kemampuan pemecahan masalah peserta didik SMAN 1 Sipora dan SMAN 2
masalah peserta didik di SMAN 1 Sipora dan SMAN 2 Sipora masih belum
optimal, hal ini terlihat dengan rata-rata nilai hasil tes kemampuan pemecahan
problem solving oleh Polya (1973) antara lain understand the problem
masalah sesuai rencana) skor maksimal 3, dan Looking back (melihat kembali
penyelesaian atau memeriksa kembali) skor maksimal 3. Pada tabel 1.2 juga
menjelaskan bahwa bahwa peserta didik yang belum mampu dalam memahami
matematika di SMAN 1 Sipora dan SMAN 2 Sipora. Pendidik dari kedua sekolah
tersebut menyatakan hal yang sama yaitu kurikulum pendidikan yang sekarang
maksimal menerapkan kurikulum 2013, ini terlihat dari proses belajar yang masih
matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menurut peserta didik sulit dan
matematis yaitu memahami masalah, peserta didik jarang menulis diketahui dan
ditanya pada setiap soal yang diberikan. Pada indikator kedua kemampuan
menjelaskan bahwa beberapa peserta didik sudah ada yang menuliskan rencana
penyelesaiannya. Hal tersebut membuat hasil yang diperoleh pada indikator ketiga
bahwa hanya sedikit peserta didik yang menghubungkan hasil yang didapat
9
Buku panduan dan LKPD sebagai bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran tidak dapat terlaksana dengan optimal. Salah satu kelemahan bahan
ajar yang digunakan saat ini adalah isi dalam buku panduan hanya berisi materi,
rumus, soal latihan, dan tidak meningkatkan motivasi belajar peserta didik
sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada proses
yang dirancang sendiri memiliki banyak manfaat yaitu bahan ajar dapat
10
tidak bergantung pada satu buku panduan, bahan ajar dapat dikembangkan dengan
bahan ajar, dan bahan ajar dapat membangun komunikasi antara pendidik dan
peserta didik
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengatasi
masalah di atas adalah dengan menyediakan RPP dan LKPD yang dapat
melibatkan peserta didik secara aktif untuk menjadi individu yang mampu
Selain menyediakan perangkat pembelajaran guru juga harus memilih suatu model
permasalahan ini. Salah satu hal yang memberi pengaruh terhadap kemampuan
siswa harus paham apa yang menjadi masalah dan menentukan rumus atau
berdasarkan data yang diberikan di dalam soal. Karena itu, proses pembelajaran
yang terjadi di dalam kelas harus dapat mendorong siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya.
11
Salah satu langkah yang dapat dilakukan guru dalam merencanakan proses
Pada tahun lima puluhan banyak pendidik matematika berpendapat bahwa model
ini hanya menyebabkan siswa belajar menghafal yang tidak banyak makna/tidak
benar, siswa akan kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematis. Pada saat
berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student
mereka, tidak hanya berasal dari guru. Teori ini dinyatakan sebagai teori
konstruktivisme.
pembelajaran yang tertarik untuk diteliti ialah model guided discovery. Hal
tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh State Secondary
Dalam model guided discovery, rumus tidak disajikan secara utuh oleh
guru, sehingga dalam kegiatan pembelajaran terdapat peran aktif siswa dalam
hanya akan memberi bantuan petunjuk jika diperlukan. Model guided discovery
pembelajaran ini, guru mengajukan materi dalam bentuk masalah atau pertanyaan.
menemukan teori/rumus.
menurut Tim MKPBM (mata kuliah proses belajar mengajar) (2001:93) untuk
masalah sehingga terbiasa dan cerdas dalam memecahkan masalah. Hal tersebut
harus mencari secara mandiri media yang akan digunakan. Menurut Azhar Arsyad
dalam Nurrita (2018) media pembelajaran adalah media yang bisa mempermudah
pembelajaran bagi siswa secara langsung agar bisa memberikan perhatiannya serta
ialah geogebra. Geogebra ialah program yang bisa memberikan gambaran secara
dengan pendekatan 5M ini dapat dimanfaatkan peserta didik dalam belajar dengan
Hohenwarter (2008) , geogebra sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Tidak
dimanfaatkan kapan dan dimanapun oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
dipaparkan, maka harus dilakukan penelitian. Atas dasar uraian latar belakang di
XI SMA.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka identifikasi masalah yang
C. Pembatasan Masalah
Agar pengembangan ini lebih berfokus dan tidak terlalu luas
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan Masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari
F. Manfaat Penelitian
bagi pendidik saat terjun kedunia pendidikan, antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Pendidik
peserta didik.
didik.
c. Bagi sekolah
d. Bagi peneliti
2. Manfaat Teoritis
peserta didik kelas XI SMA. Karakteristik dari RPP dan LKPD yang
2013.
masalah.
b. LKPD dibuat menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik
e. Bagian terakhir LKPD berupa tes akhir yang akan dijawab secara berkelompok
H. Pentingnya Pengembangan
Pentingnya penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
didik dengan menggunakan LKPD yang telah dibuat sedemikian rupa agar
I. Definisi Operasional
Istilah-istilah yang digunakan dalam pengembangan ini didefinisikan
sebagai berikut:
1. Penelitian pengembangan
2. Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah suatu alat atau bahan yang disusun dan
Perangkat yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah RPP dan LKPD
langsung (indirect instruction) dan peserta didik memiliki porsi besar dalam
discovery.
5. Geogebra
Geogebra ialah program yang bisa memberikan gambaran secara visual yang
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
dan perbuatan yang dilakukan untuk membuat peserta didik belajar. Hal ini
diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik yang pada hakikatnya merupakan
suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik, baik interaksi secara
berpusat pada peserta didik. Pendidik berperan sebagai fasilitator, bukan diktator
dan sumber belajar satu-satunya. Salah satu cara interaksi secara langsung yaitu
didik (LKPD).
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Teori kognitif pada awalnya
dan sebagainya. Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan
20
21
psikologi, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial dan lewat pengalaman
keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya. Pernyataan ini sesuai dengan
kuantitas dan besaran; matematika adalah sains formal yang murni; matematika
sains yang memanipulasi simbol; dan matematika adalah ilmu yang mempelajari
kemampuan peserta didik dilihat dari proses belajar bukan hasil belajar.
tes akhir kemampuan pemecahan masalah yang akan dibandingkan dengan hasil
yaitu tantangan abad ke-21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan,
masa depan (Kusnadi, D., Tahmir, S., dan Minggu, 2014 : 123). Implementasi
bahwa pengetahuan tidak dipindahkan begitu saja dari pendidik ke peserta didik.
sesuatu yang berguna bagi dirinya, serta berusaha keras mewujudkan ide-idenya
(Nurdiansyah, dan Fahyuni, 2016 : 8). Kurikulum 2013 menuntut peserta didik
dibimbing untuk menjadi lebih kreatif, inovatif dan produktif dalam kegiatan
Tahmir, S., dan Minggu, 2014 : 124). Dalam kegiatan pembelajaran matematika,
kurikulum 2013 dijadikan sebagai acuan dan rujukan yang jelas, operasional dan
Jerome Bruner (1967) sebagai orang yang pertama kali menjelaskan prinsip-
awal. Hampir serupa, para ahli teori belajar kognitif yang lain seperti John Dewey,
Jean Piaget, dan Lev Vygotsky juga sangat menyarankan penggunaan discovery
learning karena dapat memacu pembelajaran menjadi aktif pada kegiatan ataupun
menekankan pada proses pembelajaran yang mana berpusat pada peserta didik
dan pengalaman belajar secara aktif yang kemudian peserta didik menemukan dan
analisis terhadap masalah yang sedang dihadapi serta belajar untuk memecahkan
masalahnya sendiri. Melalui arahan dan bimbingan guru peserta didik belajar
secara aktif sesuai dengan tujuan pembelajaran dan berperan sebagai penanggung
oleh beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa model discovery learning
24
karena tidak dihadapkan langsung pada hasil akhir dari suatu pembelajaran yang
dengan dua cara. Menurut Carin & Sund (1989), discovery dapat diaplikasikan
learning). Free discovery learning (model penemuan bebas) adalah model yang
dan eksperimental (Carin & Sund, 1989: 92). Pada free discovery learning peserta
didik akan mengidentifikasi masalah yang berasal dari apa yang ingin mereka
pelajari (Carin & Sund, 1989: 102). Peserta didik lebih bebas saat proses
memberikan banyak panduan dan arahan, seperti memberikan masalah, materi dan
prosedur untuk menyelesaikan masalah nya sendiri (Carin & Sund, 1989: 104).
paling rendah pada level of inquiry. Discovery menurut wenning dapat membuat
adalah model guided discovery learning, karena proses yang terdapat pada
model guided discovery akan membuat peserta didik aktif dalam proses
25
pembelajaran namun masih terkontrol oleh bimbingan guru (Carin & Sund,
1989:93). Peserta didik yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah peserta
didik tingkat sekolah menengah atas yang masih membutuhkan bimbingan guru
dalam memahami permasalahan yang ada karena peserta didik masih berada
pada masa transisi. Selama proses pembelajaran peserta didik belum dapat
dilepas secara bebas. Guru berfungsi sebagai pemberi arahan atau pembimbing
yang memberi kesempatan pada peserta didik agar belajar secara aktif,
didik untuk melakukan proses belajar yang sesuai dengan tujuan. Guru berperan
aktif dalam proses penentuan masalah dan cara pemecahannya, dengan hal ini
proses belajar peserta didik akan berorientasi pada bimbingan guru yang
pendekatan mengajar dimana guru memberi peserta didik contoh contoh topik
spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut (Eggen &
sesuatu yang sepenuhnya baru bagi dunia seperti penemuan atau teori (Carin &
Sund, 1989:94).
membantu peserta didik menjadi pribadi yang mandiri serta bertanggung jawab
26
terhadap pembelajaran yang mereka lakukan sendiri. Peserta didik menjadi lebih
memotivasi diri saat belajar dengan menemukan sesuatu sendiri, daripada hanya
kesempatan untuk mencoba berbagai hal tanpa takut akan hukuman (Carin &
Sund, 1989:96).
pembimbing.
pelajaran. Tahap ini diawali dengan menghadapkan peserta didik pada sesuatu
yang baru bagi peserta didik dan menimbulkan sedikit kebingungan, agar
upaya untuk mengajak peserta didik untuk merangsang seluruh sistem indera,
perasaan pikiran peserta didik. Stimulasi adalah salah satu faktor eksternal yang
sangat penting dalam menentukan kecerdasan peserta didik. Selain stimulasi ada
faktor eksternal lain yang ikut mempengaruhi kecerdasan seorang peserta didik
can provide the condition in which discovery learning is nourished and will
grow. One way they can do this is to guess at answers and let the class know
tercapai.
pelajaran. Kemudian dipilih salah satu dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
pendapat Bruner bahwa: The students can then analyze the teacher’s answer.
This help prove to them that exploration can be both rewarding and safe. And it
is thus a valuable technique for building lifelong discovery habits in the student
benar atau tidaknya hipotesis yang sudah dirumuskan sebelumnya. Peserta didik
masalah dari berbagai informasi dan sumber yang relevan, dilanjutkan dengan
pertanyaan atau membuktikan benar tidak hipotesis, dengan demikian anak didik
Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk
Pada tahap ini, peserta didik mengolah data dan informasi yang telah
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
e) Verification (pembuktian)
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau
Pada tahap terakhir ini, yang dimaksud dengan generalisasi atau menarik
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
pembelajaran. Tahap dimana berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar
(Slameto, 2003:119). Yaitu dengan menangkap ciri-ciri atau sifat sifat umum
31
discovery learning.
pembelajaran bisa meningkatkan karakter kerja keras dan rasa ingin tahu. Maka
16-17) yaitu :
c. Tidak semua topik sesuai dengan model ini. Topik-topik yang berhubungan
dengan prinsip dapat dikembangkan menggunakan model ini.
mencari jalan keluar dari suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat
dicapai. Menurut Bahm mengatakan “The problem solving ability is one of the
main principles of science and technology and also teaching crucial to the
masalah adalah salah satu prinsip utama sains dan teknologi dan juga pengajaran
yang penting bagi kemajuan pendidikan matematika itu sendiri”. Sejalan dengan
itu NCTM (2000) “The problem solving ability itself is not just a goal in
life, and in the world of work, being a problem solver can provide benefits or
tujuan dalam pembelajaran matematika, tapi juga sesuatu yang sangat berarti
dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam dunia kerja, menjadi pemecah masalah
masalah merupakan prinsip utama dalam dunia sains dan teknologi yang
perkataan lain, bila peserta didik dilatih menyelesaikan masalah, maka peserta
33
didik itu akan mampu mengambil keputusan, sebab peserta didik telah menjadi
informasi, dan menyadari betapa perlu untuk meneliti kembali hasil yang telah
masalah.
melalui beberapa indikator. Menurut Polya (1973) terdapat empat langkah dalam
Menyelesaikan masalah.
cara satu soal memuat semua karakteristik pemecahan masalah atau tiap item
indikator dibuat dalam satu soal terpisah. Penelitian ini akan menggunakan
tes kemampuan pemecahan masalahnya akan menggunakan soal tes yang dibuat
kesimpulan
2 Peserta didik melakukan pengecekan
terhadap proses dan jawaban dengan
benar namun memberikan kesimpulan
yang belum lengkap
3 Peserta didik melakukan pengecekan
terhadap proses dan jawaban dengan
tepat serta membuat kesimpulan dengan
benar
Skor Maksimal 12
dalam Matematika
Dari tabel 2.2 di atas dapat dilihat hubungan guided discovery learning dan
memahami masalah tersebut secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan indikator
the problem).
yang ada, hal ini sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah yang
langsung dengan narasumber, atau melakukan uji coba sendiri dan menggunakan
tahapan ini semua informasi hasil bacaan, baik wawancara, observasi dan
pada tingkat kepercayaan tertentu. Pada sintak atau tahapan ini sesuai dengan
(Carrying out the Plan), dimana pada tahapan ini data yang sudah didapatkan
masalah.
kembali atas proses penyelesaian masalah yang telah mereka buat secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidak jawaban yang ditetapkan tadi dengan
pembuktian tersebut.
Tabel 2.3 Table Kriteria Validitas, Kepraktisan, dan Efektivitas Bahan Ajar
No Kriteria Aspek Kualitas yang Diamati
a. Relevansi (Validitas Perangkat pembelajaran dikembangkan
isi) sesuai dengan prinsip pengetahuan ilmiah
1
b. Konsistensi Perangkat pembelajaran dikembangkan
(Validitas Konstruk) secara logis
Perangkat pembelajaran dapat digunakan
2 Praktikalitas sesuai dengan langkah-langkah yang telah
dirancang dan dikembangkan
Perangkat pembelajaran yang
3 Efektivitas dikembangkan dapat mencapai hasil
sesuai dengan diinginkan
Dimodifikasi dan diterjemahkan dari Plomp dan Nieveen (2013:26)
a. Validitas
Menurut KBBI (2008: 1814) validitas yaitu sifat valid; sifat benar menurut
bahan bukti yang ada, logika berpikir, atau kekuatan hukum; kesahihan. Plomp
pada validitas isi (relevancy) dan validitas konstruk (consistency). Validitas isi
(relevancy) menurut Nieveen (dalam Plomp, 2013: 160) adalah ada sebuah
tepat.
kriteria valid dari segi isi dan konstruk. Validitas isi artinya kesesuaian antara
Penelitian ini, aspek yang divalidasi meliputi aspek isi, bahasa, dan
penyajian.
b. Praktikalitas
oleh peserta didik dan guru. Perangkat dapat dikatakan praktis, jika guru dan
41
dilihat dari penggunaan, daya tarik, dan waktu. Tingkat kepraktisan didapat
dari respon guru dan peserta didik melalui angket yang disebarkan.
c. Efektivitas
keberhasilan yang diperoleh dari tujuan yang hendak dicapai. Jadi efektivitas
outcomes with the intervention are consistent with the intended aims”.
Keefektifan suatu bahan ajar biasanya dilihat dari potensial efek berupa
Nieven (2007: 98) menyatakan ada dua aspek keefektifan yang harus
B. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan menunjukan hasil yang baik dalam
matematika yakni: .
and taught by DLM. N-gain of student taught by GDLM is higher than student
taught by DLM”.
peserta didik”.
4. Padrul Jana, Amirul Anisa dan Nur Fahmawati (2020) melakukan penelitian
dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam
(2020), Rustam E. Simamora (2019), Padrul Jana, Siwi Khomsiatun dan Heri
Retnawati (2015) memiliki hubungan dengan penelitan ini yaitu variabel yang
44
Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah”. Hasil dari
pengaruh terhadap hasil belajar sebesar 28,32% dan sikap ilmiah sebesar
sekolah.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Jesy Diah Rokhmawati, Ery Tri Djatmika dan
9. Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Yuliani dan Sahat Saragih (2014) “The
10. Penelitian yang dilakukan oleh Jide John Olorode dan Abiodun Ganiu Jimoh
Colleges of Education
11. Penelitian oleh Peng, Cao & Yu (2020) yang berjudul “Reciprocal Learning
Penelitian yang dilakukan oleh Nuzlia dkk, Jesy Diah Rokhmawati dkk,
Kristin Yulianti dkk, Omiko Akani dan seterusnya yang mana penelitian dengan
model yang sama dengan penelitian ini yaitu dengan menggunakan model guided
discovery, tapi terdapat perbedaan dalam penelitian ini. Pada penelitian Peng ,Cau
& Yu (2020) adalah sebagai bahan literatur pengertian pemecahan masalah agar
mulai dari saat peserta didik dihadapkan pada masalah sampai ketika masalah
tersebut diselesaikan.
46
dilakukan oleh banyak peneliti memberikan hasil secara kualitatif yakni terdapat
model penemuan terbimbing. Oleh karena itu, akan diteliti ulang kembali dengan
salah satu variabel yang digunakan yaitu model guided discovery sebagai variabel
12. Penelitian Cai, Jinfai & Frank Lester (2016) dengan judul “why is teaching
pembelajaran. Pada penelitian yang akan dilakukan produk yang akan dihasilkan
berupa RPP & LKPD serta instrumen tes kemampuan pemecahan masalah
penelitian relevan produk yang dihasilkan berupa RPP, LKPD. Selain itu,
C. Kerangka Konseptual
mengungkapkan pendapat dan aktif hanya peserta didik yang percaya diri,
sebagian lainnya peserta didik pasif. Kemudian, peserta didik belum bisa
menganalisa permasalahan yang ada dengan baik, akibatnya peserta didik kurang
Peserta didik belum melakukan proses memecahkan masalah dengan baik karena
pendidik saat menyelesaikan soal sehingga konsep yang dimiliki peserta didik
belum tertanam dalam diri. Hal ini disebabkan karena perangkat pembelajaran
pemecahan masalah matematis peserta didik. Selain itu, peserta didik belum
pemecahan masalah matematis peserta didik. Cara yang dilakukan agar bisa
menuntut pendidik untuk lebih kreatif membuat peserta didik belajar aktif
pengetahuan dan sumber belajar peserta didik salah satunya adalah Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD). LKPD merupakan bahan ajar tambahan yang dapat
melakukan proses belajar, sudah seharusnya guru menggunakan bahan ajar yang
matematis.
50
matematika secara tepat. Oleh karena itu, model pembelajaran ini cocok
peserta didik yang disajikan dalam LKPD. Selain itu untuk mendukung
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mengajar , produk dan sistem) sebagai solusi untuk masalah komplek dalam
untuk mengatasi masalah, bukan untuk menguji teori. Pada penelitian ini, produk
model pengembangan yang digagas oleh Tjeerd Plomp. Model Plomp terdiri dari
tiga tahap, yaitu Fase investigasi awal (preliminary research), merupakan tahap
persiapan yang terdiri dari analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis
52
53
apakah prototype akhir atau produk sudah sesuai dengan yang diinginkan serta
kemampuan dan karakteristik peserta didik, serta kebutuhan peserta didik. Fase ini
a. Analisis Kebutuhan
dibutuhkan oleh guru dan peserta didik. Untuk mengetahui kebutuhan guru dan
peserta didik dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Sedangkan untuk
tes awal. Tes awal yang diberikan sesuai dengan indikator kemampuan
b. Analisis Kurikulum
digunakan di SMAN 1 Sipora yaitu kurikulum 2013 untuk mata pelajaran kelas
XI. Analisis ini diperlukan untuk mempelajari Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD), indikator, materi pelajaran dan tujuan pembelajaran. Analisis ini
berupa penentuan indikator dari materi kelas XI SMA semester II yang akan
discovery.
55
didik di kelas XI SMA. Analisis ini menjadi pertimbangan yang sesuai dengan
d. Analisis Konsep
sistematis dengan mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain yang relevan
Prototyping Phase)
2013 revisi tahun 2017 dengan memperhatikan aspek kelayakan isi, kebahasaan,
evaluasi formatif yang mungkin digunakan. Pada penelitian ini evaluasi formatif
2. Tinjauan ahli (expert review) : kelompok ahli (ahli bidang studi matematika,
3. Evaluasi satu-satu (one-to-one) : terdiri dari pendidik dan peserta didik yang
4. Kelompok kecil (small group) : Kelompok kecil ini terdiri dari beberapa
berdasarkan RPP
ahli (expert review) untuk menguji validitas dari materi ajar yang sudah
dirancang.
Aspek-aspek yang diamati pada self evaluation pada perangkat pembelajaran yang
Uji validitas dilakukan oleh para ahli (validator). Validator adalah orang
tersebut akan dijadikan bahan untuk merevisi LKPD yang telah dirancang.
hasil validasi dari validator. Tahap ini menghasilkan LKPD dan RPP yang valid.
Revisi dilakukan hingga RPP dan LKPD dinilai valid. Jika LKPD sudah valid,
adalah kegiatan menguji cobakan LKPD setelah hasil uji validitas dinyatakan
valid pada prototype 1. Tahap ini juga dikatakan tahap uji coba produk yaitu
mendapatkan penilaian atau masukan dari peserta didik dan pendidik sebagai
diuji cobakan kepada 3 orang peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang,
dan tinggi serta 1 orang pendidik yang mengajar matematika di SMA Negeri 1
Sipora.
kemampuan peserta didik tersebut. Peserta didik yang dipilih adalah peserta didik
yang tidak termasuk ke dalam kelompok Small Group Evaluation dan field test.
secara bergantian, dan meminta peserta didik untuk mengerjakan LKPD sesuai
dengan petunjuk yang ada. Ketika peserta didik mengerjakan LKPD, peneliti
memperoleh perangkat pembelajaran yang lebih baik lagi. Hasil perbaikan LKPD
dibuat diberikan kepada 6 orang peserta didik dengan tingkat kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. Tujuan evaluasi kelompok kecil ini adalah untuk
Field Test atau uji lapangan dilaksanakan dalam fase penilaian bertujuan
Penilaian pada tahap ini dilakukan dengan melalui uji praktikalitas dan uji
a. Uji Praktikalitas
pembelajaran dan mencatat kendala serta kejadian khusus yang terjadi selama
memberikan angket yang telah disusun kepada pendidik dan peserta didik untuk
b. Uji Efektivitas
yang diperoleh dari pemberian tes hasil belajar. Instrumen yang digunakan adalah
soal tes berbentuk essay yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dan
sebelumnya telah divalidasi oleh ahli. Sebelum melakukan tes, peneliti terlebih
matematis peserta didik, membuat kunci jawaban, membuat rubrik penilaian dan
Setelah proses item tes valid maka akan dilakukan uji efektivitas perangkat
Analisis kebutuhan, tinjauan kurikulum, analisis peserta didik, dan analisis konsep Fase investigasi
awal
Prototipe I
Salah
Self Evaluation
Revisi
Benar
Prototipe II
Revisi
Valid
Tidak Praktis
One to one
Fase
Praktis Revisi Pengembangan
Prototipe III
Tidak Praktis
Small Group
Revisi
Praktis
Prototipe IV
Praktis Efektif
C. Subjek Penelitian
Data Hasil uji coba dianalisis melihat praktikalitas dan efektivitas produk
yang dihasilkan. Dimana uji coba satu-satu terdiri dari 3 peserta didik kelas
XI. Kemudian untuk uji coba kelompok kecil terdiri dari 6 orang peserta
didik kelas XI yang berbeda dengan pesetta didik pada saat uji satu-satu.
Sedangkan untuk uji lapangan terdiri dari pesetta didik satu kelas yang juga
subjeknya berbeda dengan pesetta didik pada uji satu-satu dan uji kelompok
kecil.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
Lembar daftar cekhlist digunakan oleh peneliti sebagai ringkasan mengenai hasil
peserta didik.
b. Pedoman Wawancara
66
2. Instrumen Validitas
yang telah dirancang valid atau tidak. Seluruh instrumen yang telah dirancang
instrumen tersebut.
Lembar self evaluation terdiri dari lembar self evaluation RPP dan self evaluation
LKPD. Sebelum digunakan lembar self evaluation divalidasi oleh beberapa ahli.
pembelajaran dan instrumen yang telah dirancang valid atau tidak. Lembar
Likert dengan lima alternatif pilihan jawaban sebagai berikut: 4 dikatakan sangat
67
valid, 3 dikatakan valid, 2 dikatakan cukup valid, 1 dikatakan kurang valid, dan 0
Validasi ini dilakukan agar lembar validasi yang digunakan dapat memberi data
3. Instrumen Praktikalitas
diantaranya adalah:
kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan. Lembar ini diisi oleh seorang
yang dinilai pada angket ini yaitu kepraktisan penyajian LKPD dan
Instrumen ini diisi oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
Sebelum digunakan, angket respon peserta didik ini divalidasi oleh beberapa
orang validator.
4. Instrumen Efektivitas
Tes yang dilaksanakan berbentuk tes essay. Tes essay untuk melihat
berikut:
3) Memvalidasi tes.
Validitas tes yang digunakan adalah validasi expert. Soal yang akan
diberikan pada kelas sampel telah divalidasi oleh beberapa orang dosen.
dikembangkan (RPP dan LKPD) dan alat evaluasi, data yang diambil dari
pelaksanaan ujicoba terbatas kepada subjek uji coba berupa hasil observasi
selama proses pembelajaran, angket respon guru dan peserta didik serta
deskriptif untuk data kuantitatif dan analisis kualitatif (non statistik) untuk
data kualitatif.
∑ xi
i=1
x=
n
Keterangan:
x = Rerata skor
n = Banyak butir penilaian
x i = Skor pada butir penilaian
(2013).
b. Analisis Angket
oleh validator. Lembar ini nantinya berisi pernyataan yang ditanggapi oleh
pendidik dan peserta didik dengan tanggapan sangat setuju, setuju, tidak
∑ xi
x= i=1
n
Keterangan:
x = Rerata skor
n = Banyak butir penilaian
x i = Skor pada butir penilaian
kepraktisan oleh pendidik menyatakan cukup praktis/ sangat praktis dan oleh
dicapai dalam suatu pembelajaran apakah sudah sesuai dengan indikator yang
telah dijabrkan. Dalam penelitian ini aspek yang dinilai adalah aspek kognitif. Tes
73
ini nantinya berisi beberapa butir soal mengenai kemampuan pemecahan masalah
peserta didik berbentuk essai berdasarkan indikator soal dengan skor tertentu.
Dari nilai yang diperoleh kemudian dicari persentase peserta didik yang
Achera, L. J., Belecina, R. R., & Garvida, M. D. (2015). The Effect Of Group
Guided Discovery Approach On The Performance Of Students In
Geometry. International Journal of Multidisciplinary Research and
Modern Education (IJMRME), 331-342
Aini, Nurul, Tukiran dan Ahmad Qosyim. 2013. Model Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery) Pada Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan
Tema Biopestisida. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Vol. 01, Nomor 02.
Akani, Omiko. 2017. Effect of Guided Discovery Method of Instruction And Stud
ents’ Achievement in Chemistry at Secondary School Level in Nigeria.
International Journal Of Scientific Research and Education. Volume 5. Issue
2. February 2017.
Branca. N.A (1980). Problem Solving as a Goal, Process and Basic Skill. Dalam
Krulik, S dan Reys, R.E (ed). Problem Solving in School Mathematics.
NCTM: Reston. Virginia
Cai, Jinfai. Frank Lester. (2016). Why Is Teaching With Problem Solving
Important to Student Learning?. NCTM – National Council of Teachers of
Mathematics. 26 Agustus 2016.
74
75
Doorman, M., Drijvers, P., Dekker, T., Panhuizen, M. d., Lange, J. d., & Wijers,
M. (2007). Problem Solving As a Challenge for Mathematics Education in
The Netherlands. Springer ZDM Mathematics Education, 405-418
Hsiao, H. S., Lin, C. Y., Chen, J. C., & Peng, Y. F. (2018). The Influence of a
Mathematics Problem-Solving Training System on First-Year Middle
School Students. EURASIA Journal of Mathematics, Science and
Technology Education
Nuzlia, Rahmat Sahputra dan A.Ifriany Harun. 2015. Pengaruh Model Guided
Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar
dan Sikap Ilmiah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 4 Nomor 9.
Jurnal Untan.
Olorode, Jide John dan Abiodun Ganiu Jimoh. 2016. Effectiveness of Guided
Discovery Learning Strategy and Gender Sensitivity on Students’ Academic
Achievement In Financial Accounting In Colleges of Education.
International Journal of Academic Research in Education and Review. Vol
4(6), pp (162 – 189).
Peng, A., Cao, L., & Yu, B. (2020). Reciprocal Learning in Mathematics Problem
Posing and Problem Solving: AnInteractive Study between Canadian and
Chinese Elementary School Students. MOSDESTUM EURASIA Journal of
Mathematics, Science and Technology Education.
Polya, G. 1973. How To Solve It. A New Aspect Of Mathematical Method. Second
Edition. New Jersey: Princeton University Press.
Simamora, Rustam E., Dewi Rotua Sidabutar dan Edy Surya. 2017. Improving
Learning Activity and Students’ Problem Solving Skill Through Problem
Based Learning (PBL) in Junior High School. International Journal of
Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR). Vol. 33, No. 2.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka: Jakarta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta :
Kencana Prenada Media Kelompok.
Yuliani, Kiki dan Sahat Saragih. 2015. The Development of Learning Devices
Based Guided Discovery Model to Improve Understanding Concept and
Critical Thingking Mathematically Ability of Students at Islamic Junior
High school of Medan. Journal of Education and Practice. Vol. 6 No. 24.
Yulianti, Kristin, Mardiyana, dan Dewi Retno Sari Saputro. 2014. Eksperimentasi
Model Penemuan Terbimbing dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pada Pokok Bahasan Trigonometri Ditinjau dari Kreativitas Siswa SMA
Se-Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika. Vol. 2. No.1
Zakirova, V. G., Zelenina, N. A., Smirnova, L. M., & Kalugina, O. A. (2019).
Methodology of Teaching Graphic Methods for Solving Problems with
Parameters as a Means to Achieve High Mathematics LearningOutcomes
at School. EURASIA Journal of Mathematics, Science and Technology
Education, 1-12.