200101501003
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam
hal ini, komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah kurikulum,
menjadikan matematika sebagai studi yang wajib untuk dikaji (Hardiana 2018).
sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi untuk membekali mereka dengan
1
2
harapan sesuai dengan prosedur yang baik dan benar, mampu mengatasi soal-
soal yang sulit dengan cara mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki
sehingga menuntut siswa untuk dapat berpikir kreatif dan efisien. (Azwardi &
Binamu masih sangat rendah. Hal ini sejalan dengan data (Kemendikbud,2021)
nilai AKM siswa terutama pada jenjang SMP. Menurut informasi yang
didapatkan dari guru, salah satu penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam
tuntunan dalam solusi masalah. Salah satu model pembelajaran yang dianggap
"heuristik", diartikan sebagai tujuan yang hendak ditemukan, jalan atau proses
semata-mata ditentukan oleh peserta didik itu sendiri. Peserta didik dituntun
dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan motivasi yang membuat peserta didik
menganalisis suatu masalah secara runtut dan cepat maka kemampuan berpikir
model LAPS-Heuristik akan membuat siswa lebih aktif untuk mencari solusi
yang paling efektif dan efisien. Terdapat empat langkah dalam model
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
Sedangkan siswa yang diteliti adalah siswa kelas VII semester genap SMP
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penellitian
1. Bagi Siswa
perbandingan
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
pembelajaran disekolah.
7
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan literatur dan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin
dimilikinya. Tuntutan tersebut juga berupa kata tanya apa masalahnya, adakah
7
8
terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu: (1) Memahami masalah; (2)
langkah kedua; (4) Memeriksa Kembali hasil yang diperoleh (looking back).
berikut
Sistem sosial menjelaskan peran dan hubungan antara siswa dan guru. Model
kreatif
diperolehnya.
untuk persiapan
12
a. Pengertian Masalah
(Laia, 2018) “masalah merupakan entitas yang sering dijadikan sebagai titik
tolak dari seluruh kegiatan keilmuan yang akan dilakukan oleh seorang
sebagai situasi yang dapat digolongkan sebagai masalah bagi seseorang adalah
bahwa keadaan ini didasari ada kemauan dan merasa perlu melakukan tindakan
untuk mengatasinya dan melakukannya, serta tidak segera dapat ditemukan cara
informasi yang akurat, sehingga diambil kesimpulan yang tepat dan cermat
masalah adalah suatu cara atau strategi untuk mewujudkan harapan sesuai
dengan prosedur yang baik dan benar, mampu mengatasi soal-soal yang sulit
siswa untuk dapat berpikir kreatif dan efisien. Pemecahan masalah pada
masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah
peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematis. Selain itu, peserta didik
Sejalan dengan pendapat Cooney dalam (H. Laia, 2019) bahwa “pemilikan
yang didmiliki siswa serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadapa
metode atau strategi yang sudah diaplikasikan oleh gutu dan dapat menjadi
Langkah awal untuk guru atau peneliti lain dalam menentukan tindakan yang
2021)
dan menulis informasi yang relevan dalam pemecahan masalah: (3) menyajikan
masalah secara matematika dalam berbagai bentuk: (4) memilih pendekatan dan
1) Memahami masalah
tugas atau memperoleh jawaban tetapi lebih penting, mereka diajak untuk
yang dikemukakan polya juga sangat berkaitan erat, dimana terdapat empat
Berikut dapat dilihat dari Tabel kaitan erat antara fase-fase model
masalah:
5. Materi Perbandingan
a. Perbandingan
18
merupakan salah satu teknik atau cara dalam membandingkan dua besaran.
𝑎 1
(1) Pecahan 𝑏, misalnya 4,
(2) Dua bilangan yang dipisahkan oleh titik dua (:), misalnya 1 : 4,
(3) Dua bilangan yang dipisahkan oleh kata dari, misalnya 1 dari 4.
b. Perbandingan Senilai
dua besaran yang apabila salah satu besaran memiliki nilai semakin
besar, maka nilai besaran yang lain akan semakin besar dan juga
rumus senilai:
𝑎 𝑐
= 𝑑 ; dimana 𝑏, 𝑑 ≠ 0
𝑏
Penyelesaian:
19
berikut:
3 20.000
=
12 𝑥
⇔ 3 × 𝑥 = 12 × 20.000
⇔ 3𝑥 = 240.000
240.000
⇔𝑥=
3
⇔ 𝑥 = 80.000
𝑎 𝑑
= 𝑐 , dimana 𝑏, 𝑑 ≠ 0
𝑏
Penyelesaian:
30 𝑥
=
25 15
⇔ 30 × 15 = 𝑥 × 25
⇔ 450 = 25𝑥
450
⇔𝑥=
25
⇔ 𝑥 = 18
jam.
penelitian dari Andi Sri Hardiana (2018) dengan judul “Efektivitas Penerapan
Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian dari Ananti Pratiwi (2019)
Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian dari Ratna Kartika Sari (2016)
Pemecahan Masalah Matematis dan Tanggung Jawab Siswa Kelas VII Pada
C. Kerangka pikir
langsung terhadap siswa. Jika siswa menunjukkan penguasaan pada materi serta
adalah rendahnya kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat dari
solusi atau jawaban dari suatu permasalahan matematika. Dalam penelitian ini,
pengetahuan dibangun dari pengetahuan siswa itu sendiri dan guru bertugas
lebih aktif pada saat proses pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini
pemecahan masalah dalam pokok bahasan perbandingan pada siswa kelas VII
berikut:
𝐻0 : 𝜇 ≤ 75 Vs 𝐻1 : 𝜇 > 75
Keterangan:
yaitu skor rata rata posttest lebih tinggi dari pada skor rata rata pretest
Keterangan:
Keterangan:
Lokasi yang akan menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 1 Binamu
2023/2024.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1
2. Sampel
a. Tentukan populasi cluster yang akan diteliti, dalam hal ini populasinya
23
24
sampel, dalam hal ini ada 3 cluster yaitu VII.1, VII.2, dan VII.3.
c. Pilih cluster sampel secara acak, disini peneliti menggunakan Teknik lot
D. Desain Penelitian
digunakan dalam penelitian ini. Pada desain ini, sebelum melakukan perlakuan
terlebuh dahulu akan dilakukan tes awal (Pretest), setelah itu diberikan
perlakuan (treatment) lalu akan diberikan tes akhir (Posttest). Desain ini
Desaign:
1. Variabel penelitian
25
penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa setelah melalui pembelajaran
kemampuan pemecahan masalah diambil dari hasil pretest dan posttest siswa.
F. Instrumen Penelitian
masalah yang disusun dari materi perbandingan. Materi disajikan dalam bentuk
oleh peneliti.
perbandingan.
terlaksana cukup baik, (3) terlaksana baik, (4) terlaksana sangat baik. Berikut
sebagai berikut:
materi perbandingan.
H. Prosedur penelitian
1. Persiapan penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
posttest.
siswa
belajar siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan. Selain itu, pada
29
3. Pasca penelitian
Pada tahap ini, data dari hasil pretest dan posttest dianalisis menggunakan
yang diterima atau ditolak. Selain itu, hasil pengisisan angket lembar observasi
1. Analisis deskriptif
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui Tabel,
Data ini dari hasil pretest dan posttest yang dianalisis untuk mengetahui
𝑆𝑝𝑜𝑠 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
𝑔=
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
Keterangan:
𝑔 = gain ternomalisasi
siswa adalah 75. Jika seorang siswa memperoleh N≥75 maka siswa yang
31
b. Keterlaksanaan pembelajaran
pembelajaran tiap pertemuan yang diisi oleh observer, lalu dirata- ratakan
dari ketiga aspek kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Skor
rata hasil kemampuan pemecahan masalah siswa melebihi KKM (2) ada
dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat atau uji
a. Uji Normalitas
32
normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini digunakan uji Kolmogorov-smirnov.
Kriteria pengujian apabila nilai probabilitas lebih besar dari taraf nyata 0.05
b. Pengujian Hipotesis
1) Uji Rata-Rata
a) Menentukan hipotesis
sebagai berikut:
𝐻0 : 𝜇 ≤ 75 Vs 𝐻1 : 𝜇 > 75
33
Keterangan:
LAPS-Heuristik
matematika siswa yaitu skor rata rata posttest lebih tinggi dari
Heuristik.
Keterangan:
ditolak.
2) Uji Proporsi
𝑝−𝜋
𝑍=
√𝜋(1 − 𝜋)
𝑛
Keterangan:
𝑛 = ukuran sampel
sebaliknya jika nilai 𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho ditolak dengan 𝛼 = 0,05
berpengaruh, yaitu:
berikut
mencapai ≥ 75
ii
Problem Solving (LAPS) - Heuristic. Journal of Physics: Conference
Series, 1088, 0–6.
Iriana, Andi Irda. 2018. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematika
berdasarkan Langkah polya ditinjau dari gaya berpikir siswa pada kelas
VII SMP Negeri 24 Makassar. S1 Skripsi. Universitas Negeri Makassar.
Kintoko, & Hendrianus. (2021). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas VII A pada Materi Perbandingan di SMP BOPKRI
5 Yogyakarta. Jurnal Didactical Mathematics, 3(2), 92-99.
La’ia, H. T. (2018). The Developed Mathematics Learning Tools Which Based on
Professional Competency In The Phase of One to One Evaluation For
Trigonometry Topic In The Major of Information and Communication
Engineering of SMK. Atlantis Press.
Laia, H.T (2019). Hubungan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Pokok Operasi Hitung Bentuk Aljabar Terhadap
Siswakelas VII SMP Negeri 1 Telukdalam Tahun Pembelajaran 2018/2019.
Jurnal Education and Development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan,
7(4).
Mulyono, A. M. 2001. Aktivitas Belajar. Bandung: Yrama
Nurlaela, R. N. 2014. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-
Share Dengan Metode Bamboo Dancing dalam Pembelajaran Matematika
pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bajeng. S1 Skirpsi, Universitas Negeri
Makassar.
Ponidi, & Nugroho Masayuki. (2020). Modul Pembelajaran SMP Terbuka
Matematika. Direktorat Sekolah Menengah Pertama. Direktorat Jendral
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidkan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Kementrian Pendidikan dan kebuayaan.
Polya, G. 1985. How to Solve it 2nd. New Jersey: Princeton University Press
Pratiwi, Ananti. 2019. Pengaruh model pembelajaran LAPS-Heuristic terhadap
hasil belajar matematika ditinjau dari kreativitas siswa SMP
Muhammadiyah 02 medan T.P 2019/2020. S1 Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Purwanto, M. N. 2002. Psikologi Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto, M. N. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Sari, R. K. 2016. Keefektifan Model LAPS-Heuristik Terhadap kemampuanı
Pemecahan Masalah Matematis dan Tanggung Jawab Siswa Kelas VII
Pada Pembelajaran Geometri . S1 Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
iii
Umar, Wahid (2016). Strategi Pemecahan Masalah Matematis Versi George Polya
dan Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Kalamatika,
Vol. 1,No. 1.
Yusri, Andi Yunarni. (2018). Pengaruh model pembelajaran problem based learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII di
SMP Negeri Pangkajene. Jurnal mosharafa 7(1)
iv
vi