OLEH
13118019
KUPANG
2022
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................... i
g. Triangulasi ........................................................... 21
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menuntut kita untuk lebih maju dalam berbagai bidang. Pendidikan menjadi hal utama
dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan ditempuh mulai dari jenjang
Sekolah Dasar sampai jenjang Perguruan Tinggi dengan berbagai mata pelajaran. Salah
dipandang sebagai suatu ilmu yang terstruktur dan terpadu. Matematika memegang
Matematika juga merupakan salah satu bahasa yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi, meliputi komunikasi antar siswa dan komunikasi antar guru dengan siswa.
soal-soal matematika dengan menghafal rumus-rumus yang diberikan oleh guru. Hal ini
menghambat tumbuhnya nalar dan kreativitas dalam diri siswa. Agar siswa tidak hanya
menghafal, peningkatan kemampuan berpikir siswa adalah solusi yang mampu mengatasi
permasalahan diatas.
Kreativitas merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang sampai
saat ini masih kurang mendapatkan perhatian dalam pembelajaran matematika. Guru
yang diberikan hanya memiliki satu cara penyelesaian dan guru tidak terbiasa mengjarkan
permasalahan matematika yang memiliki cara penyelesaian lebih dari satu. Hal ini
mengakibatkan siswa sulit untuk memecahkan masalah matematika yang menuntut
kreativitas.
Kreativitas dalam matematika lebih menekankan pada proses yaitu proses berpikir
kreatif. Siswono dan Rosyidi (2005) menyebut kreativitas sebagai produk dari berpikir
kreatif. Oleh karena itu, kreativitas matematika sering disebut dengan istilah berpikir
kreatif matematis. Menurut Mahmudi (2010) istilah kreativitas matematika atau berpikir
kreatif matematis dipandang memiliki pengertian yang sama sehingga dapat digunakan
secara bergantian.
Berpikir kreatif merupakan suatu tuntutan untuk bisa menciptakan suatu ide atau
matematika dapat dikatakan sebagai upaya siswa untuk bisa menemukan solusi melalui
alternatif ide atau gagasan dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang terkait
dengan matematika, tentunya pemecahan masalah ini dapat dikaitkan dengan soal yang
diberikan sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur hasil belajar siswa.
Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dinilai dengan beberapa kriteria. Adapun
kriteria tersebut adalah kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Kefasihan mengacu pada
kemampuan siswa dalam menghasilkan jawaban beragam dan benar dari masalah yang
cara untuk menyelesaikan masalah. Kebaruan mengacu pada kemampuan siswa dalam
menjawab masalah dengan jawaban berbeda-beda dan bernilai benar atau satu jawaban
logis dan berpikir divergen. Berpikir divergen digunakan untuk mencari ide-ide untuk
tersebut menjadi sebuah penyelesaian yang kreatif (Siswono, Rosyidi, dan Haris, 2005).
Proses berpikir kreatif yang dikembangkan Wallas (1926) merupakan salah satu teori
yang paling umum dipakai untuk mengetahui proses berpikir kreatif yang meliputi empat
tahap yaitu Tahap Persiapan, Tahap Inkubasi, Tahap Iluminasi, dan Tahap Verifikasi. (1)
Tahap Persiapan, siswa mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan cara
yang baru, serta bertanya kepada orang lain untuk menyelesaikannya. (2) Tahap Inkubasi,
siswa seakan-akan melepaskan diri secara sementara dari masalah tersebut. Tahap ini
penting sebagai awal proses timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu
penemuan atau kreasi baru. (3) Tahap Iluminasi, yaitu tahap dimana timbulnya inspirasi,
dan ide-ide yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi dan gagasan baru (4)
Tahap Verifikasi, yaitu tahap dimana seseorang menguji dan memeriksa pemecahan
Hasil penelitian yang dilakukan Agus, Ikhsan & Saminan (2017) pada proses berpikir
menyatakan bahwa proses berpikir kreatif siswa kategori tinggi yaitu siswa memahami
permasalahan dan informasi yang diberikan dengan menuliskan apa yang diketahui
maupun yang ditanyakan (persiapan), siswa tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
memikirkan solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan mengingat soal yang sudah
diajarkan (inkubasi), siswa mendapatkan ide untuk memecahkan masalah (Iluminasi), dan
siswa menguji ide dan memeriksa kembali pemecahan masalah sebelum mengambil
kesimpulan yang tepat (verifikasi). Proses berpikir kreatif siswa kategori sedang yaitu
siswa mencoba untuk memahami permasalahan akan tetapi kurang memahami informasi
atau petunjuk yang diberikan (persiapan), siswa diam megingat kembali rumus yang
pemahamannya terhadap soal untuk memecahkan masalah (Iluminasi), dan siswa menguji
ide yang dihasilkan dan tidak memeriksa kembali proses pemecahan masalah (verifikasi).
Proses berpikir kreatif siswa kategori rendah yaitu siswa tidak memahami permasalahan
dan informasi yang diberikan (persiapan), siswa membutuhkan waktu yang lama untuk
memikirkan solusi dari permasalahan (Inkubasi), siswa gagal dalam menemukan ide
untuk memecahkan permasalahan (Iluminasi), dan siswa menguji ide yang dihasilkan dan
Informasi terhadap proses berpikir kreatif menurut Siswono (2005) akan memberikan
gambaran tingkat berpikir kreatif siswa yang berguna bagi perancangan langkah-langkah
pendidikan, salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari oleh siswa adalah
yang penting.
Pemecahan masalah matematika merupakan proses yang dilakukan oleh siswa untuk
pemahaman yang dimilikinya. Pemecahan masalah berarti proses mencari solusi yang
tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Aktivitas pembelajaran bukan hanya fokus
Berdasarkan latar belakang, peneliti mengambil judul “Profil Berpikir Kreatif Siswa
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang
diangkat oleh peneliti adalah : Bagaimana Profil Berpikir Kreatif Siswa Dalam
Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui Profil Berpikir Kreatif Siswa Dalam
D. Manfaat Penelitian
masalah yang ada di dunia pendidikan secara nyata serta bekal untuk dimasa
mendatang.
2. Bagi Guru, dapat mengetahui profil berpikir kreatif siswa dalam memecahkan
E. Batasan Istilah
3. Tahapan Wallas merupakan teori proses berpikir kreatif yang meliputi tahap 1)
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “profil” memiliki arti yaitu pandangan
dari samping, lukisan, sketsa, biografi, penampang, grafik atau ikhtisar yang memberikan
fakta tentang hal-hal khusus. Susiani (2009;41) mengatakan bahwa profil merupakan
grafik, diagram, atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang mengacu pada data
seseorang secara umum yang dijelaskan dalam bentuk grafik, diagram, atau tulisan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “pikir” adalah akal budi, ingatan
mental untuk menemukan pengertian, mensintesis, menarik kesimpulan rasional apa yang
diperbuat atau diyakini. Berpikir menurut Solo (2008;402) terdiri dari tiga ide dasar,
yaitu:
1. Berpikir adalah aktivitas kognitif yang terjadi didalam mental atau pikiran
tampak.
Proses berpikir menurut Harsanto (2007;88) merupakan proses mental atas informasi
yang dirasakan, diterima, dan disimpan. Dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah
yang dihadapi.
Kreatif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996;530) dapat diartikan memiliki
daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. Menurut Fadillah dan Khorida
(2012;194) kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Munandar (1999;48) menyatakan bahwa
kemungkinan jawaban atau menemukan satu jawaban yang sama tetapi dengan banyak
Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dinilai dengan beberapa kriteria. Adapun
kriteria tersebut adalah kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Kefasihan mengacu pada
kemampuan siswa dalam menghasilkan jawaban beragam dan benar dari masalah yang
cara untuk menyelesaikan masalah. Kebaruan mengacu pada kemampuan siswa dalam
menjawab masalah dengan jawaban berbeda-beda dan bernilai benar atau satu jawaban
Kemampuan berpikir kreatif dianggap memenuhi jika semua indikator dipenuhi. Jika
salah satu indikator tidak dipenuhi, maka kemampuan berpikir kreatif tersebut juga tidak
dipenuhi.
Matematika adalah ilmu yang mendasari ilmu lainnya. Ciri utama matematika adalah
penalaran dedukatif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau
diselesaikan.
pengertian, dan imajinasi. Oleh karena itu, masalah matematika yang dilukiskan sebagai
prosedur matematika.
dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah. Masalah seperti ini dapat
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, masalah matematika adalah suatu situasi yang
dihadapi oleh seseorang atau kelompok yang dianggap sebagai tantangan sehingga perlu
Menurut Solso (2008;434) pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah
langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang
spesifik. Suardi (2015) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses
tepat dan cermat. Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pemecahan masalah adalah proses pemikiran seseorang dalam menemukan solusi dari
suatu masalah.
penyelesaian masalah.
berhubungan.
dan memikirkan berbagai macam kemungkinan jawaban. Dengan kata lain, proses
masalah diberikan kepada siswa salah satunya adalah Sanjaya (2007) yang menyatakan
pemecahan masalah sangat penting diberikan kepada siswa dengan alasan sebagai
berikut:
4. Kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif akan semakin berkembang
pengetahuan baru.
diberikan kepada siswa khususnya siswa yang masih kurang dalam kemampuan berpikir
kritis dan berpikir kreatif. Dengan kemampuan pemecahan masalah, siswa diharapkan
dapat menyelesaikan masalah matematika tidak berpatok pada rumus saja melainkan
C. Tahapan Wallas
proses yang mengkombinasi berpikir logis dan berpikir divergen. Berpikir divergen
digunakan untuk mencari ide-ide dalam menyelesaikan masalah sedangkan berpikir logis
kreatif. Proses berpikir kreatif yang dikembangkan Wallas (1926) merupakan salah satu
teori yang paling umum dipakai untuk mengetahui proses berpikir kreatif yang meliputi
1) Tahap Persiapan
pengetahuan yang baru, serta bertanya kepada orang lain untuk menyelesaikannya.
2) Tahap Inkubasi
Siswa seakan-akan melepaskan diri secara sementara dari masalah tersebut. Tahap
ini penting sebagai awal proses timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula
3) Tahap Iluminasi
Tahap dimana timbulnya inspirasi dan ide-ide yang mengawali dan mengikuti
4) Tahap Verifikasi
terhadap realitas.
Indikator berpikir kreatif siswa berdasarkan Tahapan Wallas dalam penelitian adalah
Tahapan Wallas
memecahkan masalah.
Tahap Inkubasi Siswa melakukan aktivitas merenung untuk memikirkan
coretan kertas.
Tahap Iluminasi Siswa mampu menemukan lebih dari satu ide atau
benar
Dalam tahapan berpikir kreatif model Wallas seseorang dikatakan berpikir kreatif
apabila memenuhi empat tahapan yaitu tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap iluminasi, dan
tahap verifikasi. Semakin tinggi kemampuan berpikir kreatif siswa maka semakin kreatif
pada soal.
pada soal.
Kebaruan Siswa menggunakan alternatif
rumus.
langkah-langkah penyelesaian.
dengan benar.
4. Tahap Kefasihan Siswa memeriksa kembali jawaban
lancar
dengan lancar
Berdasarkan tabel keterkaitan diatas, peneliti akan megetahui proses berpikir kreatif
siswa melalui indikator berpikir kreatif yang didasarkan dengan Tahapan Wallas.
Misalkan pada tahap persiapan, ketika siswa mencetuskan banyak ide penyelesaian
kebaruannya. Begitupun pada tahap inkubasi, tahap iluminasi dan tahap verifikasi. Jadi
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
berupaya untuk mendeskripsikan atau menjelaskan variabel yang akan diteliti yaitu
berpikir kreatif siswa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai suatu hal menurut pandangan
manusia yang diteliti. Pendeskripsian yang dimaksud dalam penelitian adalah profil
Wallas.
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA N 5 Kupang, dan subjek penelitian ini
adalah siswa kelas X yang terdiri dari 2 orang siswa. Kedua subjek ini memiliki
kemampuan matematika yang tinggi dan memiliki kemampuan yang sama. Subjek diambil
berdasarkan hasil informasi dari guru dan memiliki kemampuan matematika yang tinggi.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 3
tahapan antara lain: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1) Tahap persiapan
matematika yang tinggi dan memiliki kemampuan yang sama berdasarkan hasil
3) Tahap Akhir
Tahap akhir yang dilakukan peneliti yaitu: mengolah data hasil penelitian
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan ada dua yaitu: instrumen utama dengan kata lain
berikut:
analisator, penafsir dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Oleh karena itu,
selama wawancara berlangsung. Hal ini bertujuan untuk menggali informasi lebih
Teknik pengumpulan data menjadi salah satu langkah yang harus dilakukan untuk
mendapatkan suatu informasi. Pengumpulan data dilakukan dengan kondisi yang natural,
sumber data dilakukan secara primer yaitu informasi didapatkan secara langsung dari
subjek. Teknik ini lebih sering didapatkan pada saat observasi dan wawancara. Adapun
1) Observasi
2) Wawancara
Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi lebih
1. Permasalahan
2. Tujuan Wawancara
3. Metode Wawancara
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Inkubasi
sebelumya?
lakukan?
tersebut?
3. Tahap Iluminasi
a. Setelah membaca permasalahan atau mencari cara penyelesaian, apakah
tersebut?
tersebut?
4. Tahap Verifikasi
jawabanmu kembali?
benar?
3) Dokumentasi
Analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data penelitian. Tujuan
adanya analisis data adalah untuk memperoleh informasi yang lebih jelas dan dapat
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu data yang didapatkan dari hasil penelitian dilapangan dengan
jumlahnya yang begitu banyak, berdasarkan hal tersebut perlu adanya perincian
dengan teliti. Mereduksi data artinya membuat suatu rangkuman pada hal yang
pokok saja dan tidak megambil data yang tidak penting. Data yang diambil dari
hasil reduksi data akan memberikan keterangan yang jelas, sehingga peneliti
dibutuhkan kecerdasan yang luas serta wawasan yang tinggi harus dilakukan
secara mendalam. Dalam tahap ini peneliti memiliki yang namanya panduan
2. Penyajian data
tindakan.
3. Penarikan Kesimpulan
siswa dengan hasil wawancara pada masing-masing sumber data. Sehingga dapat
G. Triangulasi
Triangulasi adalah suatu teknik yang bertujuan untuk menjaga keobjektifan dan
keabsahan data dengan cara membandingkan informasi data yang diperoleh dari beberapa
sumber sehingga data yang diperoleh merupakan data yang absah. Triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Nantinya akan
ditambah dengan data hasil observasi sebagai pelengkap agar analisa lebih akurat. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi metode yaitu dilakukan
dengan cara mengecek data dengan sumber yang sama dengan teknik yang berbeda,
dengan membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara. Sumber yang dimaksud
Mahmudi, A. 2010.
Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Makalah Konferensi Nasional
Matematika XV UNIMA.
Kelas :X
1. Pabrik pada bulan pertama memproduksi 120 pasang sepatu, setiap bulannya hasil
produksi mengalami pertambahan 30 pasang sepatu. Jumlah pasang sepatu di
produksi pabrik pada tahun pertama adalah...
Penyelesaian :
Dik : a = 120
b = 30
n = 12
Dit : S12 = ...?
Jawab :
Cara I :
n
Sn = (2a + (n-1) b)
2
12
S12 = (2(120) + (12-1) 30)
2
= 6 (240+ 330)
= 6 (570)
= 3.420
Cara II :
Un = a + (n-1) b
= 120 + (12-1) 30
= 120 + 11 × 30
= 120 + 330
= 450
n
Sn = (a + Un)
2
12
= (120 + 450)
2
= 6 × 570
= 3.420