Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

SISWA SMP DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT

FITRIA NURUL HUDA

No. Stb A23118117

Kelas B

PROPOSAL

DOSEN PENGAMPU:

Dr. H. Nurhayadi, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji hanya untuk Allah SWT atas


segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Proposal Skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMP Ditinjau dari Adversity Quotient”.

Adapun tujuan penulisan ini adalah salah satu syarat untuk dapat
melanjutkan penelitian sehingga nantinya dapat segera diselesaikan untuk
mendapatkan gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Matematika.

Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada segala


pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi. Saya
menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saya sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran yang berupa kritik
dan saran yang bersifat membangun.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
LANDASAN TEORI........................................................................................................5
A. Landasan Teori..........................................................................................................5
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis........................................................5
2. Adversity Quotient.................................................................................................7
B. Penelitian Relevan.....................................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................10
METODE PENELITIAN..............................................................................................10
A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian.................................................................10
1. Tahap Perencanaan...............................................................................................10
2. Tahap Pelaksanaan...............................................................................................10
3. Tahap Analisis Data.............................................................................................11
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................................11
1. Lokasi Penelitian..................................................................................................11
2. Waktu Penelitian..................................................................................................11
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian............................................................................11
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................................12
E. Intrumen Penelitian..................................................................................................12
F. Teknik Analisis Data................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan


kualitas smber daya manusia dalam memajukan setiap negara. Sesuai dengan yang
telah dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikann Nasional pada Pasal 3 (Depdikbud, 2009) :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (h.172).

Melalui pendidikan, manusia mampu untuk lebih maju dan menyesuaikan


diri terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya. Melalui pendidikan akan
terjadi proses pendewasaan diri sehingga dalam proses pengambilan keputusan
terhadap suatu masalah selalu disertai rasa tanggung jawab dan rasa ingin tahu
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dengan pendidikan peserta didik menjadi
pribadi yang sesuai UU RI Nomor 20 Pasal 3 Tahun 2003, salah satunya menjadi
pribadi yang berilmu. Potensi yang bisa dikembangkan peserta didik yaitu dengan
melalui pendidikan formal atau duduk dibangku sekolah. Dalam pendidikan
formal terdapat berbagai macam bidang studi yang berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang diimiliki siswa, salah satunya
adalah matematika. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang akan
diterima saat sekolah dari mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas
atau bahkan Sekolah Menengah Kejuruan.

1
National Council of Teaching Mathematics (NCTM, 2000) menjelaskan
tentang standar proses dari pembelajaran matematika yaitu mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi, penalaran, pemecahan masalah,
koneksi matematis, dan representasi matematis. Sehingga dalam dunia
pendidikan, matematika menjadi salah satu pelajaran yang penting untuk
mengasah kemampuan pemecahan masalah dengan baik. Kemampuan pemecahan
masalah matematis yang dimaksud adalah kemampuan seseoarang dalam
mengerjakan suatu pemecahan masalah pada matematika sesuai dengan prosedur
dari mulai mengidentifikasi permasalahan tersebut, merencanakan penyelesaian,
menyelesaikan permasalahan dari yang sudah direncanakan, dan memeriksa
kembali.

Namun, meskipun pemecahan masalah termasuk salah satu standar proses


dari pembelajaran matematika, masih banyak peserta didik yang lemah dalam hal
pemecahan masalah matematis. Hasil survey yang dilakukan oleh Programme for
International Student Assesment (PISA) pada tahun 2015 (OECD, 2018) bahwa
kemampuan peserta didik di Indonesia pada pemecahan masalah di bidang
matematika masih rendah. Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara
yang disurvei dengan rata-ratanya 386 dari nilai rata-rata seluruhnya sebesar 490.

Dalam penelitian yang dilakukan (Kudsiyah dkk 2017), kesulitan belajar


memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan pemecahan masalah.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengatasi kesulitan dan
seberapa jauh orang tersebut mampu bertahan menghadapi kesulitan juga berbeda-
beda. Peserta didik juga memiliki kesulitan dalam kehidupannya disekolah.
Dalam menyelesaikan suatu pemecahan masalah, peserta didik pasti memiliki
respon yang berbeda-beda. Pada pengalaman peneliti semasa sekolah, di dalam
suatu kelas terdapat peserta didik yang merasa tertantang untuk terus mengerjakan
hingga menemukan hasilnya, ada juga peserta didik yang tetap berusaha
mengerjakannya meskipun tidak samapi selesai atau salah, bahkan ada juga
peserta didik yang langsung mengeluh “tugasnya sulit” lalu memilih untuk tidak
mengerjakannya.

2
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti akan
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMP Ditinjau dari Adversity Quotient”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka rumusan masalah


adalah:

1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki


Adversity Quotient tipe quitter

2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki


Adversity Quotient tipe champers

3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki


Adversity Quotient tipe climber

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang


memiliki Adversity Quotient tipe quitter

2. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang


memiliki Adversity Quotient tipe champers

3. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang


memiliki Adversity Quotient tipe climber

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat antara lain :

1. Secara Teoretis

3
Adversity Quotient perlu ditingkatkan untuk menambah kepercayaan diri
seseorang ketika menghadapi kesulitan terutama dalam pemecahan masalah
matematika. Serta sebagai referensi bagi penlitian lanjutan.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Memberi informasi pada pembaca tentang gambaran bagaimana


kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan tipe Adversity
Quotient

b. Bagi Peserta didik

Siswa dapat mengetahui tipe Adversity Quotient yang dimilikinya, serta


memberikan inspirasi pada siswa untuk meningkatkann rasa keyakinan dalam
memecahkan masalah matematis

c. Bagi Guru

Untuk memberi informasi pada guru khususnya dibidang study matematika


bahwa peserta didik memiliki kemampuan yang berbedabeda dalam
menyelesaikan masalah dan juga memiliki keyakinan yang berbeda-beda dalam
menyelesaikan masalah.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
a. Definisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan satu kemampuan


matematis yang penting dan perlu dikuasai oleh siswa dalam belajar matematika
(Hendriana, Rohaeti, & Sumarmo, 2018). Dengan itu, diantara beberapa
kemampuan matematis yang harus dimiliki setiap siswa, kemampuan pemecahan
masalah matematis menjadi salah satu aspek yang dianggap penting dan harus
dimiliki dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada matematika.

Pemecahan masalah matematis berkaitan dengan proses untuk memecahkan


masalah matematika. Matematika terdiri dari keterampilan dan proses, sedangkan
proses matematika adalah cara menggunakan keterampilan secara kreatif dalam
situasi yang baru. Sehingga pemecahan masalah adalah proses bermatematika.
Untuk itu, keterampilan yang dimiliki siswa sangat dibutuhkan dalam proses
pemacahan masalah matematis karena siswa dapat mengolah pengetahuan yang
baru mengenai matematika (Nissa, 2015)

b. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis menurut (Polya,


1957) sebagai berikut:

1. Harus memahami masalahnya

2. Menemukan hubungan pada masalah tersebut, kemudian mencari rencana dan


solusinya

3. Melaksanakan rencana tersebut

4. Memeriksa solusi yang didapat (h. xvi)

5
Menurut Miftah (2016) pada bukunya menyebutkan indikator pemecahan
masalah yaitu:

1. Memahami masalah

2. Membuat rencana

3. Melaksanakan rencana

4. Memeriksa kembali jawaban (h. 43-44)

Seperti Sumarmo (2012) berpendapat mengenai idikator dari pemecahan


masalah matematis adalah:

1. Mengidentifikasikan unsur yang diketahui

2. Membuat model matematika

3. Menerapkan model strategi dalam menyelesaikan masalah dalam atau diluar


matematika

4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil

5. Menyelesaikan model matematika dan masalah nyata

6. Menggunakan matematika secara bermakna (Yenni, Mulyani dan Sukmawati,


2017, h. 169)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa


indikator pemecahan masalah matematis adalah:

1. Mengidentifikasi unsur yang diketahui. yaitu jika peserta didik mampu


menentukan dengan cara menulis kembali apa saja yang diketahui dalam soal.

2. Membuat rencana, yaitu peserta didik mampu membuat rencana penyelesaian


dari permasalahan tersebut dan menggunakan rencana yang dibuat sebagai
pedoman dalam penyelesaiannya.

6
3. Melaksanakan rencana tersebut, yaitu jika peserta didik mampu menyelesaikan
permasalahan dengan langkah-langkah yang benar sesuai dengan rencana yang
dipilih.

4. Memeriksa kembali jawaban, yaitu peserta didik melihat kembali dari apa yang
sudah dikerjakan dalam penyelesaian masalah tersebut.

2. Adversity Quotient
a. Definisi Adversity Quotient

AQ memberitahu seberapa jauh seseorang akan bertahan dalam menghadapi


dan mengatasi kesulitan serta mengetahui siapa yang akan gagal dan menyerah
(Stoltz, 2018).

Dalam hal itu, Adversity Quotient merupakan kecerdasan yang dimiliki


setiap individu untuk menghadapi setiap masalah atau kesulitan yang ada.

Rahmawati (2007) menyatakan bahwa definisi Adversity Quotient


merupakan kemampuan seseorang dalam bertahan mengatasi suatu masalah atau
kesulitan serta tantangan hidup yang dihadapinya (h.9). Untuk itu, Adversity
Quotient penting dimiliki karena setiap orang pasti memiliki masalah atau
kesulitan serta tantangan hidup dan setiap orang memiliki cara sendiri untuk
bertahan menghadapinya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Adversity


Quotient adalah kecerdasan yang dimiliki setiap individu dalam menghadapi
masalah atau kesulitan serta tantangan hidup yang dihadapinya untuk berhasil
menemukan jalan keluarnya.

b. Dimensi Adversity Quotient

Stoltz (2018) mengatakan bahwa Adversity Quotient terdiri dari empat


dimensi yaitu control, orgin dan ownership, reach, dan endurance (CO2RE).

c. Tingkatan Adversity Quotient

7
Stolz (2018) mengelompokkan tingkatan tersebut berdasarkan daya juang menjadi
tiga yaitu quitters, champers, dan climbers.

1) Quitters

Orang-orang yang berhenti, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti.


Mereka disebut quitters atau orangorang yang berhenti. Mereka menolak berbagai
kesempatan yang diberikan oleh gunung. Singkatnya, mereka meninggalkan
banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan.

2) Champers

Orang-orang yang pergi tidak seberapa jauh lalu berkata “sejauh ini
sajalah saya mampu mendaki”. Mereka disebut champers atau orang-orang yang
berkemah. Sekurang-kurangnya mereka telah menghadapi tantangan dari
pendakian itu dan mereka telah mencapai tingkat tertentu. Meskipun
champerstelah berhasil mencapai tempat perkemahan, namun mereka tidak
mungkin mempertahankan keberhasilan itu tanpa melanjutkan pendakiannya.

3) Climbers

Orang-orang yang seumur hidup membaktikan dirinya pada pendakian


tanpa menghiraukan latar belakang, nasib baik atau nasib buruk, keuntungan atau
kerugian. Mereka disebut climbers atau orang-orang yang mendaki. Mereka
merupakan pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan
tidak pernah membiarkan hambatan menghalangi pendakiannya. (h.18-20)

B. Penelitian Relevan
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hidayat dan Sariningsih (2018), dapat
disimpulkan bahwa siswa AQ Quitters mampu memahami masalah dengan
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dan menjelaskan masalah
tersebut dengan kalimat sendiri, siswa AQ Champers mampu memahami masalah
dengan menuliskan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dan
menjelaskan dengan kalimat sendiri dan mampu merencanakan pemecahan

8
dengan menyederhanakan masalah, siswa AQ Climbers mampu melaksanakan
keempat tahapan Polya.

Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas yaitu:


1) merupakan penelitian kualitatif deskriptif, 2) memiliki kesamaan variabel yaitu
kemampuan pemecahan masalah matematis dan Adversity Quotient. Selain itu,
penelitian yang peneliti lakukan terdapat perbedaan dengan penelitian di atas
yaitu: 1) subjek yang diteliti berbeda, 2) penelitian tersebut menggunakan
pembelajaran open ended dan penelitian yang peneliti lakukan tidak

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kudsiyah, Novarina dan Lukman


(2017), bahwa terdapat delapan faktor yang memiliki pengaruh sigifikan terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X di SMANegeri 2 Kota
Sukabumi. Kesulitan belajar memiliki pengaruh 25%, sikap (suka/tidak suka)
memiliki pengaruh 14,44%, perhatian memiliki pengaruh 9,61%, rasa malas
memiliki pengaruh 9%, rumus memiliki pengaruh 7,84%, respon/tanggapan
memiliki pengaruh 7,29%, belajar sebelumnya memiliki pengaruh 6,76%, dan
motivasi memiliki pengaruh 5,76%.

Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas yaitu


memiliki kesamaan variabel kemampuan pemecahan masalah matematis. Selain
itu, penelitian yang peneliti lakukan terdapat perbedaan dengan penelitian di atas
yaitu: 1) subjek yang diteliti berbeda, 2) penelitian tersebut merupakan penelitian
kombinasi sedangkan yang peneliti lakukan adalah kualitatif.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian


kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar (Sugiyono, 2016).

Pada penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk


mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan
Adversity Quotient. Prosedur penelitian yang digunakan peneliti terdiri dari tiga
tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data.

1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan lokasi penelitian, membuat surat izin penelitian dan berkoordinasi


dengan guru matematika

b. Menyusun kisi-kisi instrumen tes Adversity Quotient dan kemampuan


pemecahan masalah matematis

c. Menyusun kisi-kisi instrumen validasi untuk pakar Adversity Quotient dan


kemampuan pemecahan masalah matematis

2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan angket Adversity Quotient kepada siswa kelas VII di SMP Negeri
1 Sepatan dan memberikan skor untuk menentukan tipe Adversity Quotient

10
b. Memberikan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis

c. Melakukan wawancara sebagai triangulasi

3. Tahap Analisis Data


Pada tahap analisis data, kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan analisis data yang dipaparkan pada tahap pelaksanaan.

b. Menarik kesimpulan atau verifikasi

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Sepatan yang beralamat di Jalan
Ahmad Yani, Desa Pisangan Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang,
Banten.

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di bulan Januari sampai Agustus 2020.

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Sumber data utama pada penelitian kualitatif menurut Lofland (1984)


adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain, jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data
tertulis, foto dan statistik (Moleong, 2014, h. 157).

Jenis data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder.

1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2016) data primer adalah data yang langsung diberikan
kepada pengumpul data. Data primer pada penelitian ini adalah hasil angket
Adversity Quotient dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis.

2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2016) data sekunder adalah data yang tidak langsung
diberikan kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui

11
dokumen. Data sekunder pada penelitian ini adalah foto-foto ketika pelaksanaan
penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling startegis dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2016, h.224). Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, tes tertulis,
wawancara dan studi dokumen.

1. Angket
Penyusunan angket Adversity Quotient memiliki tujuan untuk mengetahui
tipe Adversity Quotient pada subjek yang diteliti. Jumlah pertanyaan angket
Adversity Quotient adalah 30 butir soal.

2. Tes Tertulis
Tes yang digunakan pada penelitian ini berupa soal essay sebagai bahan
menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hasil tes tersebut
di berikan skor kemudian di rata-rata sesuai dengan tipe Adversity Quotient.

3. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
mengenai subjek penelitian. Peneliti melakukan wawancara secara tatap muka
dengan subjek penelitian. Wawancara yang dilakukan berupa pertanyaan-
pertanyaan yang meliputi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dalam menyelesaikan tes.

E. Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian yang


dilakukan. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket, tes soal
kemampuan pemecahan masalah, dan wawancara.

F. Teknik Analisis Data

12
Menurut Sugiyono (2016) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, memilih mana yang penting dan
yangakan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain. Aktivitas dalam analisis data yaitu, data reduction,
data display dan conclusion drawing/verification.

13
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 52 Tahun


2008 Tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah Menengah Atas
atau Madrasah Aliyah. CV. Novindo Pustaka Mandiri.

Hendriana, Rohaeti, & Sumarmo. (2018). Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Dan Adversity Quotient Siswa SMP Melalui Pembelajaran
Open Ended. 43.

Kudsiyah, Novarina, & Lukman, H. (2017). Faktor- faktor yang Mempengaruhi


Kemampuan Pemecahan. Seminar Nasional Pendidikan, 115.

NCTM. (2000). Executive Summary Principles and Standars for School


Mathematics. NCTM, 4.

Nissa, I. (2015). Pemecahan Masalah Matematika Teori dan Contoh Praktik. Duta
Pustaka Ilmu.

OECD. (2018). PISA 2015 Result in Focus. OECD.

Polya. (1957). How To Solve It A New aspect of Mathematical Methode.

Stoltz, P. (2018). Adversity Quotient. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai