Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MASTER (MOTIVATING,

ACQUIRING, SEARCHING, TRIGERRING, EXHIBILITING,


REFLECTING) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA DI TINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA
MATERI SPLTV KELAS 10 SMA NEGERI 1 SAMPANG,MADURA.

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
JAYANTI NIRMALA FRINANDA
NPM 22101072016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan Mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, Karena Rahmat dan Hidayat- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Master
(Motivating, Acquiring, Searching, Trigerring, Exhibiliting, Reflecting)
Terhadap Kemampuan Pemecahan Permasalahan Matematis Di Tinjau
Dari Kepercayaan Diri Siswa Materi Spltv Kelas 10 Smp Negeri 1
Sampang, Madura”. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan
Matematika di Universitas Islam Malang. Dalam penyusunan proposal
penelitian ini penulis mengalami kesulitan dan penulis menyadari dalam
penulisan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan proposal penelitianini.
Maka, dalam kesempatan kali ini pula penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar – besarnya kepada ibu Dr. Sunismi M.Pd selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis selama proses penyelesaian proposal penelitian ini
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan
terimakasih.

Malang, 18 Januari 2023

Jayanti Nirmala Frinanda


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 4


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 10
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 10
1.5 Hipotesis ................................................................................................... 10
1.6 Asumsi ...................................................................................................... 11
1.7 Ruang linkup dan Keterbatasan.................................................................. 11
1.8 Kegunaan Penelitian .................................................................................. 11
1.9 Penegasan Istilah....................................................................................... 11
|BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memiliku sejumlah kemampuan untuk dikembangkan melalui
pengalaman. Pengalaman terjadi karena interaksi manusia dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik ataupun lingkungan sosialmanusia
secara efisien dan efektif yang disebut dengan pendidikan. Manusia
yang berpendidikan dan memiliki ilmu pengetahuan akan lebih tinggi
derajatnya dibandingkan manusia yang tidak berpendidikan dan tidak
memiliki ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
surat Al-Mujadillah ayat 11 mengenai pentingnya pengetahuan:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: “berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah niscaya Allah akan
meninggikan orang orang yang beriman diantaramu dan orang-orang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kemampuan pemecahan masalah matematis sangat penting
dipelajari oleh siswa. Pentingnya pemecahan masalah matematis
ditegaskan dalam (NCTM 2002 : 52) yang mengemukakan bahwa
pemecahan masalah adalah bagian integral dari pembelajaran
matematika, sehingga antara pemecahan masalah dan pembelajaran
tidak dapat di pisahkan. Pentingnya memiliki kemampuan tersebut
tercermin dalam penjelasan (Handriana dan Soemarno, 2014) bahwa
pemecahan masalah matematika merupakan bagian terpenting dalam
pembelajaran matematika, bahkan langkah – langkah yang terlibat
dalam pemecahan masalah merupakan bagian inti dari matematika.
Menurut Effendi (Septiani dan Nurhayati, 2019 : 169) kemampuan
pemecahan masalah harus dimiliki oleh siswa untuk mempersiapkan
mereka agar terbiasa mengelola permasalahan yang berbeda baik
masalah dalam ilmu matematika, masalah dalam bidan studi yang
berbeda maupun permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang
semakin rumit. Kemampuan pemecahan masalah juga merupakan
tujuan dari pembelajaran matematika. Salah satu tujuan
pembelajaran matematika yang harus di capai siswa adalah
kemampuan pemecahan masalah. Dalam kehidupan sehari – hari
kita sering dihadapkan pada berbagai masalah ya ng menuntut kita
untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah sehingga masalah
yang kita hadapi dapat diselesaikan dengan tepat.
Berdasarkan penjelasan diatas Allah SWT menegaskan bahwa ilmu
pengetahuan dalam diri seorang muslim adalah alat untuk
memperoleh derajat kemuliaan di sisi Allah SWT dan disisi
Manusia, sehingga sebagai seorang muslim yang beriman dan
memiliki pedoman hidup yaitu Al-Qur’an akan menjadikan ilmu
pengetahuan sebagai kebutuhan mendasaruntuk menjadi lebih baik.
Soal cerita merupakan bentuk soal mencari jawaban, yaitu mencari,
menentukan atau mendapatkan nilai atau objek tertentu yang tidak di
ketahui dalam soal dan memenuhi kondisi atau prasyarat yang sesuai
dengan soal. Salah satu bentuk soal cerita adalah materi sistem
persamaan linear tiga variabel. Pada tahap memahami masalah,
siswa belum sepenuhnya memahami masalah materi SPLTV, pada
tahap merencamnakan penyelesaian, masih ada siswa kesulitan
dalam menuliskan strategi/ rencana untuk menyelesaikan masalah
SPLTV, pada tahap melaksanakan penyelesaian, masih ada siswa
tidak melakukan proses perhitungan dengan benar dan tidak
menemukan solusi yang tepat. Pada saat tahap memeriksa kembali,
masih ada siswa hanya sampai pada perolehan solusi tanpa
memeriksa kembali dan juga tidak membuat kesimpulan.
Pendidikan Matematika adalah pelajaran yang di pelajari mulai dari
sekolah dasar menengah hingga perguruan tinggi. Ilmu matematika
juga sangat bermanfaat sebagai pengembangan rasa pecaya diri siswa
terhadap penyelesaianmasalah matematis serta membekali siswa
dengan kemampuan berfikir logis. Pendidikan merupakan upaya
untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kualitas sumber daya
manusia, baik yang diperoleh melalui formal maupun nonformal, dan
dalam dunia pendidikan pun ilmu pengetahuan semakin berkembang
seiring perkembangan zaman.
Pendidikan bagi manusia suatu kebutuhan mutlak yang harus
dipenuhi sepanjang hidup. Tanpa pendidikan tidak mungkin
sekelompok manusia bisa hidup dan berkembang sesuai dengan
aspirasi (cita – cita) untuk baju, sejahtera dan bahagia sesuai dengan
konsep pandangan hidup mereka. Menuntut ilmu adalah salah satu
cara untuk mencapai pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat bagi
setiap individu dan orang lain. Salah satu ilmu yang perlu untuk
dipelajari adalah matematika. Pada kegiatan pembelajaran di sekolah.
Matermatika adalah salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari
sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah ke atas. Matematika
merupakan mata pelajaran yang menuntut peserta didik untuk berfikir
kreatif, logis inisiatif, dan rajin sehingga peserta didik yang
mempelajari matematika diharapkan memiliki karakteristik. Proses
pembelajaran matematika diharapkan tidak hanya menyajikan teori
dan menghafal rumus, tetapi bagaimana matematika dapat melatih
peserta didik dalam menganalisis masalah sehingga memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan masalah matematika yang dapat
digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari –
hari di masa yang akan datang. Salah satu upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah adalah dengan meningkatkan proses
belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan salah satu
wadah yang di dalamnya yang di dalamnya dapat kegiatan guru dan
kegiatan siswa, yang saling mendukung untuk tercapainya sebuah
tujuan. Pelajar matematika masih dipandang sulit oleh siswa di
sekolah(Yuda, ahmad; baiti, 2011).
Sebelum masuk lebih dalam mengenai penelitian ini maka dari itu
penulis akan menjelaskan arti dan maksud dari istilah – istilah dalam
judul proposal ini. Adapun judul yang dimaksud adalah “Pengaruh
Model Pembelajaran MASTER (Motivating, Acquiring, Searching,
Trigerring, Exhibiliting, Reflekcing) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Permasalahan Matematis ditinjau Dari Kepercayaan Diri
Siswa Materi SPLTV kelas 10 SMA Negeri 1 Sampang, Madura”.
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam judul penelitian, terlebih
dahulu dijelaskan kata yang ada di dalamnya. Adapun istilah – istilah
yang perlu dijelaskan yaitu sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan didalam suatu
lingkupruang dengan khas oleh pendidik meliputi pendekatan,
strategi, metode,tekhnik, dan bahkan taktik pembelajaran yang
sudah terangkai menjadisatu kesatuan yang utuh. Model
pembelajaran MASTER (Motivating, Acquiring, Searching,
Trigerring, Exhibiliting, Reflekching) adalahlangkah – langkah
untuk belajar dengan cepat yang diterapkan untuk menciptakan
suasana belajar jauh lebih menyenangkan dan jauh dari kesan
kaku.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah
kemampuanmengidentifikasikan unsur – unsur yang diketahui,
ditanyakan,dicukupkan, unsur yang diperlukannya, mampu
membuat atau menyusun model matematika, dapat memilih dan
mengembangkanstrategi pemecahan masalah matematis siswa.
3. Kepercayaan diri siswa merupakan salah satu faktor yang
sangat penting bagi siswa karena sikap percaya diri mendorong
siswa untuk berkembang dalam berpikir, sosial, maupun
melakukan suatu hal. Kepercayaan diri siswa juga salah satu
pengaruh terhadap pemecahan masalah matematis.
4. SPLTV adalah sekelompok persamaan matematika yang terdiri
atastiga persamaan linear yang masing – masing persamaannya
memilikitiga variabel yang saling berkaitan.
5. Kelas 10 SMA Negeri 1 Sampang, Madura adalah institusi
atausasaran pengambilan data dan melakukan penelitian.
Berdasarkan penjelaan di atas, maka yang penulis maksud tentang
“Pengaruh Model Pembelajaran MASTER (Motivating, Acquiring,
Searching, Trigerring, Exhibiliting, Reflecting) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Kepercayaan Diri Siswa
Materi SPLTV Kelas 10 SMA Negeri 1 Sampang, Madura” adalah untuk
melakukan tinjauan terhadap kepercayaan diri siswa dengan menggunakan
model pembelajaran MASTER.
Model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan diri siswa terhadap pemecahan masalah pada matematika,
melatih keterampilan siswa dan membentuk kemandirian belajar peserta
didik adalah bentuk model pembelajaran Accelerated Learning MASTER
(Motivating, Acquiring, Searching, Triggering, Exhibiting, and
Reflecting). Model pembelajaran ini memiliki enam tingkatan
pembelajaran yang dapat dengan mudah diingat melalui singkatan
MASTER yaitu: (1) Motivating Your Mind (Memotivasi Pikiran), siswa
harus relaks, percaya diri, dan termotivasi dalam belajar. (2) Acquiring
The Information (Memperoleh Informasi), siswa dalam belajar
memperoleh dan menyerap fakta – fakta dasar. (3) Searching Out The
Meaning (Menyelidiki makna), siswa berdiskusi dalam kelompok untuk
menyeliiki makna dan informasi yang diperoleh. (4) Trigerring The
Memory (Memicu Memori), siswa diberi pertanyaan tentang fakta dan
informasi baru dipelajari untuk memicu ingatan serta pemahaman siswa
mengenai fakta dan informasi baru yang mereka dapatkan. (5) Exhibiliting
what you know (Memamerkan Apa Yang Anda Ketahui), siswa
menyajikan fakta dan informasi yang baru mereka pelajari kepada siswa
lain.(6) Reflecting HowYou’ve Learnet (Merefleksingkan Bagaimana
Anda Belajar), siswa dan guru merefleksingkan pelajaran yang telah
dipelajari dan bagaimana proses pembelajaran dolakukan
Kepercayaan diri dalam proses pembelajaran matematika sangat
diperlukan dan pendidik harus senantiasa memberikan dorongan dalam
setiap proses pembelajaran karena itu sangat berguna dalam keberhasilan
proses pembelajaran yang akan dilakukan. Kepercayaan diri menjadi
faktor penting dalam menciptakan kemauan belajar dan
terselenggarakannya pembelajaran yang baik. Kepercayaan diri peserta
didik merupakan dorongan energi atau psikologis peserta didik yang
melakukan suatu tindakan agar menguasai sesuatu yang baru berupa
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kemauan, kebiasaan, dan sikap.
Kepercayaan diri adalah dorongan yang berasal dari dalam dan dari luar
bagi peserta didik untuk menciptakan perubahan perilaku. Peserta didik
akan mengikuti proses pembelajaran dengan seungguh – sungguh apabila
memiliki rasa percaya diri dalam dirinya. Sejalan dengan beberapa tersebut
pendidik di tuntut agar mampu membangkitkan percaya diri siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian masalah di atas, maka
penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran MASTER dengan
harapan dapat memberikan proses pembelajaran yang menyenangkan
dalam kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik laki – laki
maupun perempuan.
Kepercayaan diri dalam proses pembelajaran matematika sangat
diperlukan dan pendidik harus senantiasa memberikan dorongan dalam
setiap proses pembelajaran karena itu sangat berguna dalam keberhasilan
proses pembelajaran yang akan dilakukan. Kepercayaan diri menjadi
faktor penting dalam menciptakan kemauan belajar dan
terselenggarakannya pembelajaran yang baik. Kepercayaan diri peserta
didik merupakan dorongan energi atau psikologis peserta didik yang
melakukan suatu tindakan agar menguasai sesuatu yang baru berupa
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kemauan, kebiasaan dan sikap.
Kepercayaan diri adalah dorongan yang berasal dari dalam dan dari luar
bagi peserta didik nuntuk menciptakan perubahan perilaku. Peserta didik
akan mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh – sungguh apabila
memiliki rasa percaya diri dalam dirinya. Sejalan dengan beberapa
tersebut pendidik dituntut agar mampu membangkitkan rasa percaya diri
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian masalah
diatas, maka penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran
MASTER dengan harapan dapat memberikan proses pembelajaran yang
menyenangkan dalam kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
didik laki – laki dan perempuan, maka judul penelitian ini adalah Pengaruh
Model Pembelajaran Master (Motivating, Acquiring, Searching,
Trigerring, Exhibiliting, Reflecting) Terhadap Kemampuan Pemecahan
Permasalahan Matematis Di Tinjau Dari Kepercayaan Diri Siswa Materi
Spltv Kelas 10 Sma Negeri 1 Sampang, Madura (Amrullah & Arigiyati,
2018).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasa di latar belakang, maka rumusan masalah dari
penelitian ini yaitu Apakah ada pengaruh model pembelajaran
MASTER(Motivating,Acquiring, Searching, Triggering, Exhibiting, and
Reflecting) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis jika
ditinjau dari kepercayaan diri siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, tujuan penelitian yang
akan dicapai adalah:
Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran
MASTER (Motivating, Acquiring, Searching, Triggering,
Exhibiting, and Reflecting)terhadap kemampuan masalah
matematis jika ditinjau dari kepercayaan diri siswa.

1.4 Hipotesis
• Ho: Tidak ada pengaruh model pembelajaran MASTER
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis jika
ditinjau dari kepercayaan diri siswa.
• Ha: Terdapat pengaruh model MASTER terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis jika ditinjau dari
kepercayaan diri siswa.
1.5 Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar ini merupakan suatu gambaran sangkaan,
perkiraan atau kesimpulan sementara, atau suatu teori sementara yang
belum dibuktikan. Berdasarkan dari pengertian asumsi yang dikemukakan
dalam penelitian ini adalah: Pengaruh Model Pembelajaran Master
(Motivating, Acquiring, Searching, Trigerring, Exhibiliting, Reflecting)
Terhadap Kemampuan Pemecahan Permasalahan Matematis Di Tinjau
Dari Kepercayaan DiriSiswa Materi Spltv Kelas 10 Sma Negeri 1
Sampang, Madura dipengaruhi oleh rasa kepercayaan diri siswa.
Model pembelajaran MASTER (Motivating, Acquaring, Searching,
Trigerring, Exhibiliting, Reflecting) Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Di Tinjau dari Kepercayaan Diri Pada Materi
SPLTV Kelas 10 SMA Negeri 1 Sampang, Madura.
Kepercayaan diri siswa mempengeruhi pemecahan masalah
matematis siswa di tinjau dari kepercayaan diri siswa kelas 10 SMA
Negeri 1 Sampang, Madura. Siswa menyelesaikan soal – soal berbasis
pemecahan masalah, dan mengerjakan prostes secara berkelompok dan
secara individu secara sungguh – sungguh

1.6 Ruang lingkup dan Keterbatasan.


1. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran MASTER
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis jika ditinjau
dari kepercayaan diri pada matetri SPLTV kelas 10 SMA Negeri 1
Sampang, Madura.
2. Keterbatasan
a. Materi yang digunakan materi SPLTV
b. Penelitian dilakukan pada kelas X SMA Negeri 1 Sampang.

1.7 Kegunaan Penelitian.


Berdasarkan penelitian yang dilakukan manfaat yang diharapkan adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan akan
menghasilkan tesis mengenai kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada pembelajaran MASTER di tinjau dari
kepercayaan diri pada materi SPLTV kelas 10 SMA Negeri 1
Sampang, Madura.

2. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi
dan wawasansebagai calon pendidik dengan menggunakan
model pembelajaran MASTER.
2. Bagi pendidik
Mampu menerapkan model pembelajaran MASTER
pada saat mengajaragar kegiatan pembelajaran menjadi aktif.
3. Bagi Peserta Didik
Menjadikan peserta didik tertarik dengan model
pembelajaran MASTERdan dapat meningkatkan kemampuan
representasi matematika.
1.8 Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Master (Motivating, Acquiring,
Searching, Trigerring, Exhibiliting, Reflecting) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Permasalahan Matematis Di Tinjau Dari Kepercayaan Diri Siswa
Materi Spltv Kelas 10 Sma Negeri 1 Sampang, Madura” tidak menyimpang dari
tujuan semula dan juga tidak terjadi salah penafsiran istilah yang di gunakan
perlu adanya penegasan istilah – istilah yang meliputi:
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan didalam suatu lingkup ruang dengan khas
oleh pendidik meliputi pendekatan, strategi, metode, tekhnik, dan bahkan
taktik pembelajaran yang sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh.
2. Model pembelajaran MASTER (Motivating, Acquiring, Searching, Trigerring,
Exhibiliting,Reflekching)
Model pembelajaran MASTER (Motivating, Acquiring, Searching, Trigerring,
Exhibiliting,Reflekching) adalah langkah – langkah untuk belajar dengan cepat
yang diterapkan untuk menciptakan suasana belajar jauh lebih menyenangkan
dan jauh dari kesan kaku. Model pembelajaran MASTER merupakan suatu
langkah dalam cara belajar cepat yang diterapkan untuk membuat suasana
pembelajaran terasa menyenangkan dan jauh dari kesan menegangkan. Cara
belajar cepat yang dimaksud disini ialah usaha yang dilakukan siswa sehingga
suatu konsep dipahami dengan cepat dan baik. Model pembelajaran MASTER
ini memiliki 6 tahapan yang meliputi:
a. Motivasi (memotivasi)
Dalam belajar, siswa harus berada dalam keadaan pikiran yang “kaya akal”
yaitu dengan rileks, percaya diri, dan termotifasi untuk belajar.
b. Aquiring (memperoleh informasi)
Guru harus memberikan perhatian secara khusus ketika menyampaikan
informasi baru kepada siswa, dengan demikian secara alamiah siswa mulai
memperoses informasi tersebut
c. Searching (mencari makna informasi yang telah didapat)
Setelah mendapat informasi maka langkah selanjutnya adalah membimbing
siswa agar menyelidiki makna untuk pemahaman yanglebih mendalam.
d. Trigerring (memicu memori/ mengingat kembali mengenai informasi yang
telah di dapat)
Siklus pengulangan materi sangat penting dalam belajar karena salah
satunya adalah kita ingin tentunya apa yang baru didapat, dapat disimpan
dalam memori jangka panjang.
e. Exhibiliting (memamerkan apa yang anda ketahui tentang informasi)
Guru dapat mengetahui apakah siswa telah paham dengan apa yang
merkeka pelajari yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membuktikan bahwa mereka betul – betul paham (mempunyai pengetahuan
mendalam) terhadap konsep yang diberikan.

f. Reflecting (merefleksing bagaimana anda belajar).


Siswa harus berpikir usaha terbaik untuk memperoleh hasil yang terbaik
pula. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu mengevaluasi cara belajar
setiap hari.
Jadi, model pembelajaran MASTER dapat diartikan sebagai suatu proses
belajar yang teridiri dari enam tahapan yang dapat membantu memudahkan
seseorang dalam memproleh informasi dan pengingat informasi tersebut.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematis


Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan
mengidentifikasikan unsur – unsur yang diketahui, ditanyakan, dicukupkan,
unsur yang diperlukannya, mampu membuat atau menyusun model
matematika, dapat memilih dan mengembangkanstrategi pemecahan masalah
matematis siswa.
4. Kepercayaan diri
Kepercayaan diri siswa merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
siswa karena sikap percaya diri mendorong siswa untuk berkembang dalam
berpikir, sosial, maupun melakukan suatu hal. Kepercayaan diri siswa juga
salah satu pengaruh terhadap pemecahanmasalah matematis.
5. SPLTV
SPLTV adalah sekelompok persamaan matematika yang terdiri atastiga
persamaan linear yang masing – masing persamaannya memilikitiga variabel
yang saling berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, A. M., & Arigiyati, T. A. (2018). Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII
Dalam Menyelesaikan Soal Uraian Pokok Bahasan Kubus. UNION: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika, 6(2), 267–274.
https://doi.org/10.30738/.v6i2.2162
Baina, N., Machmud, T., & Abdullah, A. W. (2022). Deskripsi Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Materi Sistem Persamaan
Linear Tiga Variabel. Jambura Journal of Mathematics Education, 3(1), 28–
37. https://doi.org/10.34312/jmathedu.v3i1.13280
Ilman Nafi, M. (2015). Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan
Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika
(JP2M), 1(1), 80–88.
Lahinda, Y., & Jailani, J. (2015). Analisis Proses Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Riset Pendidikan Matematika,
2(1), 148–161. https://doi.org/10.21831/jrpm.v2i1.7157
Nasution, E. Y. P. (2018). Analisis Terhadap Disposisi Berpikir Kreatif Siswa
Pada Pembelajaran Matematika. Edumatika : Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 1(1), 44. https://doi.org/10.32939/ejrpm.v1i1.217
Nu’us, P. (2014). pengaruh model pembelajaran MASTER. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Perangin.angin, R. N., Sinaga, B., & Syahputra, E. (2017). Analisis kualitatif
kemampuan metakognisi dan kreativitas berpikir dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Paradikma Jurnal Pendidikan
Matematika, 12(1), 34–41.
Rahmawati, E. (n.d.). Jurnal Pendidikan Matematika ( Eka Rahmawati ) | 1
Jurnal Pendidikan Matematika ( Eka Rahmawati ) | 2. 1–5.
Ramlan, A. M., Hermayani, H., & Jahring, J. (2021). Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau Dari Kepercayaan Diri. AKSIOMA:
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 10(4), 2188.
https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i4.3996
Yuda, ahmad; baiti, J. (2011). KAJIAN TEORI Pembelajaran Matematika di SMP.
6–19

Anda mungkin juga menyukai