PROPOSAL
NURUL MUHLISA 105361104119
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .............................................................................................................4
B. Penelitian yang Relevan ..........................................................................................14
C. Kerangka Pikir .........................................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .........................................................................................................15
B. Tempat Penelitian ....................................................................................................15
C. Subjek Penelitian .....................................................................................................15
D. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................................15
E. Instrumen Penelitian ...............................................................................................16
F. Teknik Analisis Data ...............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pendidikan yang dapat
dijadikan tuntunan dalam kehidupan dan dengan pendidikan orang menjadi maju serta
mampu bersaing dengan negara lain dalam segala bidang. Matematika merupakan
salah satu ilmu pengetahuan yang didapat dari hasil pemikiran manusia dan dipelajari
dengan cara bernalar. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah
menjadikan matematika sebagai ilmu yang wajib dipelajari, dipahami, dan dikuasai
oleh peserta didik. Oleh karena itu, agar peserta didik mampu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik, terdapat lima standar kemampuan dasar dalam
mempelajari matematika yang harus dimiliki peserta didik diantaranya: 1) Mengenal,
memahami dan menerapkan konsep, prinsip, prosedur dan ide matematika, 2)
Menyelesaikan masalah matematika (mathematical problem solving), 3) Bernalar
matematika (mathematical reasoning), 4) Melakukan koneksi matematika
(mathematical communication) (Zulfikar, Achmad, & Fitriani, 2018). Sedangkan
tujuan pembelajaran matematika di sekolah menurut Ismail dalam (Basir, 2015)
adalah meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kemampuan berpikir
dalam memanfaatkan bilangan dan simbol-simbol matematis.
Pembelajaran matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran matematika dipahami melalui penalaran, dan
penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar matematika. Menurut Kariadinata
(2012) bahwa penalaran merupakan salah satu aspek dari kemampuan berpikir
matematik tingkat tinggi dalam kurikulum terbaru, yang dikategorikan sebagai
kompetensi dasar yang harus dikuasai para siswa. Shadiq dalam (Hidayat, 2017)
menyebutkan bahwa penalaran merupakan aktivitas berpikir untuk menarik
kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasarkan beberapa pernyataan
yang diketahui benar atau dianggap benar yang disebut premis. Sariningsih (2014)
mengatakan bahwa dalam penalaran matematika dibutuhkan inovasi yang dapat
menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, salah satunya yaitu
mengembangkan kemampuan penalaran matematis siswa.
Dalam pembelajaran matematika, kemampuan penalaran berperan dalam
pemahaman konsep dan pemecahan masalah. Siswa perlu mengembangkan dan
1
meningkatkan kemampuan matematika untuk sukses di sekolah. Salah satu aspek
yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika yaitu kemampuan
penalaran matematis siswa. Dengan belajar matematika, kemampuan penalaran siswa
akan meningkat karena pola berpikir yang dikembangkan dalam matematika
melibatkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Kemampuan
penalaran siswa dalam memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda-beda
tingkatannya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh gaya belajar masing-masing siswa.
Selain pentingnya penalaran dalam mempelajari matematika untuk
memecahkan masalah matematis, gaya belajar siswa juga berpengaruh dalam sejauh
mana siswa memahami materi dan makna matematika. Hal ini juga didukung oleh
Azrai, Ernawati, & Sulistianingrum (2017) yang mengemukakan bahwa gaya belajar
merepresentasikan karakteristik seseorang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang
di induksinya. Gaya belajar merupakan cara belajar yang digunakan seseorang dalam
memahami suatu materi. Sari (2017) menyatakan bahwa gaya belajar adalah
kecenderungan cara yang dipilih seseorang dalam berpikir, menerima dan memproses
informasi untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Sagitasari (2010)
mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar
dengan prestasi belajar matematika. Dalam suatu kelas, gaya belajar siswa dapat
berbeda-beda. Seperti yang dinyatakan oleh Silver, dkk (2007) bahwa setiap siswa
memiliki profil gaya belajar yang berbeda dengan siswa lain. Perbedaan gaya belajar
tersebut memberikan acuan besar untuk menciptakan berbagai pertanyaan dan terlibat
dalam berbagai jenis penalaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar
matematika perlu diperhatikan hubungan antara gaya belajar siswa dan kemampuan
penalaran matematis siswa.
Deporter & Hernacki (2015) mengemukakan bahwa pada awal pengalaman
belajar, salah satu diantara langkah pertama kita adalah mengenal modalitas seseorang
sebagai modalitas visual, auditorial atau kinestetik seperti yang diusulkan istilah-
istilah ini, pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial
melakukannya melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar melalui
gerak dan sentuhan. Dalam kemampuan penalaran terdapat suatu hubungan dengan
gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Pada gaya belajar visual, kemampuan
penalaran siswa akan bekerja ketika melihat soal dengan gambar atau dapat
menyelesaikan suatu soal dengan bantuan gambar yang dilihat. Pada gaya belajar
2
auditorial, kemampuan penalaran siswa akan bekerja ketika mendengarkan sesuatu
misalnya mendengar penjelasan guru di depan kelas. Sedangkan pada gaya belajar
kinestetik, kemampuan penalaran siswa akan bekerja ketika siswa berlatih dan
bergerak. Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat dilihat bahwa gaya belajar
merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan kemampuan penalaran. Oleh karena
itu, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Analisis
Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Galesong Utara”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana kemampuan penalaran matematis ditinjau dari gaya belajar visual?
2. Bagaimana kemampuan penalaran matematis ditinjau dari gaya belajar auditorial?
3. Bagaimana kemampuan penalaran matematis ditinjau dari gaya belajar kinestetik?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini ialah:
1. Untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis ditinjau dari gaya belajar
visual.
2. Untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis ditinjau dari gaya belajar
auditorial.
3. Untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis ditinjau dari gaya belajar
kinestetik.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini bisa menambah wawasan dan menjadi bahan informasi
untuk penelitian lebih lanjut dengan masalah penelitian yang sama.
b. Bagi Guru
Diharapkan dapat memahami siswa lebih dalam berdasarkan gaya belajar dan
menjadi bahan referensi dalam pengembangan pembelajaran matematika.
c. Bagi peserta didik
Diharapkan siswa dapat mengetahui gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa
dan menemukan cara belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kemampuan Penalaran Matematis
Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk
mengembangkan kemampuan penalaran matematis (NCTM, 2000). Keraf
(2007) dan Ihsan (2010) menyatakan bahwa penalaran merupakan proses
berpikir dengan cara menghubungkan fakta-fakta yang diketahui menuju suatu
kesimpulan yang benar. Penalaran juga dapat dikatakan sebagai cara berpikir
logis yang disertai proses mental dalam mengembangkan pikiran dari
beberapa fakta dan prinsip (Depdiknas, 2008). Kemampuan penalaran berarti
kemampuan seseorang untuk berpikir secara logika dan mampu menarik
kesimpulan berdasarkan bukti atau fakta yang ada. Menurut Subanidro (2012)
kemampuan penalaran adalah kemampuan untuk menghubungkan antara ide-
ide atau objek-objek matematika, membuat, menyelidiki dan mengevaluasi
dugaan matematik, dan mengembangkan argument-argumen dan bukti-bukti
matematika untuk meyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa dugaan yang
dikemukakan adalah benar.
Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa tujuan
pemberian mata pelajaran matematika di tingkat SMP adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d) Mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
4
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Contoh soal: Sebuah kartu diambil dari setumpuk kartu remi. Berapa
peluang bahwa yang diambil itu kartu queen?
9
Penyelesaian: Seluruhnya terdapat 52 kartu, 4 di antaranya adalah
kartu queen.
Jadi, n (S) = 52 dan n (K) = 4
𝑛 (𝐾) 4 1
Sehingga, P (queen) = = 52 = 13
𝑛 (𝑆)
Jadi, peluang terambilnya kartu queen dari setumpuk kartu remi adalah
1
.
13
10
sebanyak 30 kali maka harapan munculnya gambar
adalah?
Penyelesaian: Fh = P (A) × n
1
Fh = 2 × 30
Fh = 15 kali
Jadi harapan munculnya gambar dari 30 kali pelemparan dadu adalah
15 kali.
4) Peluang dua kejadian tidak saling lepas
Dua kejadian dikatakan tidak saling lepas jika kedua kejadian tersebut
dapat terjadi secara bersamaan.
𝑃 (𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃 (𝐴) + 𝑃 (𝐵) − 𝑃 (𝐴 ∩ 𝐵)
Contoh Soal: Sebuah dadu sisi enam dilemparkan satu kali, berapakah
peluang munculnya mata dadu angka genap dan angka
yang habis dibagi 3?
Penyelesaian:
Ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6}
Misal D merupakan kejadian munculnya angka dadu genap, dan B
munculnya angka dadu yang habis di bagi tiga maka:
𝐷 = {2,4,6} , 𝐵 = {3,6} dan 𝐷 ∩ 𝐵 = {1},
Sehingga n (𝐷) = 3, n (𝐵) = 2, dan (𝐷 ∩ 𝐵) = 1
3
Maka, P (D) = 6
2
P (B) = 6
1
P (𝐷 ∩ 𝐵) = 6
11
Contoh Soal: Misalnya ketika memilih bola secara acak dari keranjang
yang berisi 3 bola biru, 2 bola hijau dan 5 bola merah,
peluang mendapat bola biru atau merah adalah
Penyelesaian:
𝑃(𝐵𝑖𝑟𝑢 ∩ 𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ) = 𝑃(𝐵𝑖𝑟𝑢) + 𝑃(𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ)
3 5
𝑃(𝐵𝑖𝑟𝑢 ∩ 𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ) = 10 + 10
8
𝑃(𝐵𝑖𝑟𝑢 ∩ 𝑀𝑒𝑟𝑎ℎ) = 10
12
Maka peluang masing – masing kotak diambil 2 bola sekaligus,
tentukan peluang terambilya 1 merah dan 1 putih pada kotak I dan 2
merah pada kotak II merupakan kejadian saling bebas sehingga
berlaku:
𝑃 (𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃 (𝐴) × 𝑃 (𝐵)
5 5
𝑃 (𝐴 ∩ 𝐵) = 9 × 12
25
𝑃 (𝐴 ∩ 𝐵) = 108
25
Jadi peluang kejadian A dan kejadian B adalah 108
13
Peluang munculnya mata dadu genap dengan syarat munculnya
1
kejadian mata dadu prima lebih dahulu adalah 3.
Gaya Belajar
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif adalah studi yang menggambarkan
proses yang secara jelas terkait fakta, karakteristik, serta korelasi antara hal-hal yang
sepenuhnya diteliti secara komperehensif dan tidak menyusun/memproses informasi
statistic secara intensif dan disediakan secara intensif. Pemilihan jenis penelitian ini
didasari oleh tujuan peneliti untuk menggambarkan/mendeskripsikan kemampuan
penalaran matematis siswa dilihat dari gaya belajarnya.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Galesong Utara yang terletak di
Desa Batu-Batu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2
Galesong Utara. Adapun langkah-langkah pengambilan subjek tersebut sebagai
berikut:
1. Membagikan angket gaya belajar kepada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2
Gelasong Utara
2. Mengelompokkan siswa tersebut berdasarkan kategori gaya belajar visual,
auditorial, dan kinestetik
3. Memilih masing-masing 1 perwakilan kategori gaya belajar tersebut
4. Kemudian 3 subjek tersebut diberikan tes kemampuan penalaran matematis dan
wawancara
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik yaitu sebagai
berikut:
a. Metode Tes
Tes ini diberikan kepada siswa untuk mendapatkan data mengenai kemampuan
penalaran matematis yang ditinjau dari gaya belajar siswa. Tes yang diberikan
yaitu angket gaya belajar dan soal tes kemampuan penalaran matematis. Angket
gaya belajar ini berisi 30 pertanyaan mengenai gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik, setelah itu diberi soal tes penalaran matematis pada materi peluang
sebanyak 3 soal dengan alokasi waktu 60 menit. Dari hasil tes tertulis yang
15
diberikan kemudian dianalisis untuk mendapatkan deksripsi kemampuan
penalaran matematis bentuk aljabar ditinjau dari gaya belajar siswa.
b. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan setelah subjek mengerjakan soal yang diberikan. Peneliti
mengajukan pertanyaan terbuka sehingga siswa bisa menyuarakan dengan baik
pengalaman mereka tidak dibatasi oleh perspektif peneliti atau temuan peneliti
sebelumnya. Respon terbuka untuk jawaban memungkinkan siswa untuk membuat
pilihan untuk merespon. Penelti merekam percakapan dan mendeskripsikan
informasi ke dalam kata-kata untuk dianalisis.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari instrumen
utama serta instrumen pendukung. Instrument utama yakni peneliti itu sendiri ataupun
human instrument, berfungsi menentukan objek penelitian, menentukan informan
sebagai narasumber, melakukan proses mengumpulkan data, memperhitungkan
kualitas data, menganalisis data, menguraikan data, serta membuat kesimpulan.
Instrumen utama juga dibantu dengan instrumen pendukung, yaitu sebagai beriku:
a. Tes Angket Gaya Belajar
Angket adalah salah satu cara untuk mengumpulkan informasi dengan cara
memberikan sejumlah pertanyaan. Angket ini diberikan kepada siswa secara
tertulis, pertanyaan dalam angket ini mencakup indikator-indikator gaya belajar
visual, auditorial, dan kinestetik yang diisi langsung oleh siswa dengan cara
memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternative jawaban yang ada pada
angket.
b. Tes Penalaran Matematis
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu untuk
mendapatkan jawaban yang diinginkan baik secara lisan maupun tertulis. Tes ini
diberikan kepada siswa tersebut dalam bentuk soal uraian yang berkaitan dengan
materi peluang yang mengacu pada indikator penalaran matematis.
c. Wawancara
Wawancara berfungsi sebagai tata cara untuk mengumpulkan data ketika peniliti
melakukan penelitian pendahuluan untuk memperjelas titik fokus yang diteliti,
begitupula ketika peneliti ingin mengetahui sesuatu hal dari responden yang
berhubungan dengan penelitian yang ingin diteliti. Wawancara bertujuan untuk
16
mengenali keahlian uraian konsep siswa. Wawancara ini dicoba antara siswa serta
peneliti dalam menanyakan hal-hal yang belum terungkap dalam uji atau tes yang
sudah diberikan.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul dengan menggunakan teknik
pengumpulan data, maka kegiatan selanjutnya yaitu melakukan analisis data. Analisis
data adalah merupakan tahap akhir yang akan dilakukan selama berada di lapangan
saat penelitian. Adapun bagian dari teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyederhanakan, mengorganisir hal-hal penting,
merangkum kemudian diambil kesimpulan. Tahap reduksi data dalam penelitian
ini meliputi:
a) Mengelompokkan siswa berdasarkan gaya belajar masing-masing yaitu visual,
auditorial, dan kinestetik. Kemudian memberikan tes penalaran matematis.
b) Data hasil tes penalaran matematis dideskripsikan berdasarkan indikator
penalaran matematis.
c) Wawancara tes penalaran matematis siswa, kemudian hasilnya dideskripsikan.
2. Penyajian Data
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya yaitu menyajikan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antara kategori dan sejenisnya. Hasil penyajian data berupa
pekerjaan siswa tentang penalaran matematis dan melakukan wawancara yang
mendalam kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan tahap akhir dalam penelitian.
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan hasil tes penalaran matematis dan
wawancara, kemudian menarik kesimpulan berdasarkan dari hasil analisis data.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anintya, S., Wijaya, T. T., & Yuspriyati, D. 2016. Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Kelas VIII pada Materi Himpunan. JurnalCendekia:Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(1), 15-22.
Azrai, E. P., Ernawati, & Sulistianingrum, G. (2017). Pengaruh Gaya Belajar David Kolb
(Diverger, Assimilator, Converger, Accomodator) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pencemaran Lingkungan. BIOSFER: Jurnal Pendidikan Biologi, 10(1), 9–16.
Basir, M. A. (2015). Masalah Matematis Ditinjau Dari Gaya Kognitif, 3(1), 106–114.
Damayanti, R. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching)
Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika SMP. Bandung: unpas.ac.id
Depdiknas. 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi IV. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Deporter, B. & Hernacki, M. 2015. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Ghufron, M. N. & Risnawita, R. 2012. Gaya Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hidayat, W. (2017). Adversity Quotient Dan Penalaran Kreatif Matematis Siswa SMA Dalam
Pembelajaran Argument Driven, 2(1), 15–28.
Ihsan, Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.
Kariadinata, R. (2012). Menumbuhkan Daya Nalar (Power of Reason) Siswa Melalui
Pembelajaran Analogi Matematika. Ilmiah Program Studi Matematika STKIP
Siliwingi Bandung, 1(1).
Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Lestari, K. E. Dan Yudhanegara, M.R. (2005). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Mulia, O. S. 2014. Meningkatkan Penalaran Adaftif Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui
Pendekatan Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Bandung: Unpas.ac.id
National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and standart for School
Mathematis. Reston VA: NCTM.
Nurhidayah, D. A. 2015. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika SMP. Dimensi Pendidikan dan
Pembelajaran, 3(3), 13-24.
Permana, A. D. I. (2016). Pengaruh Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap
Kemampuan Belajar Ilmu Alamiah Dasar. Formatif, 6(3), 276–283.
18
Safrianti, S.D. 2017. Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS Program Unggulan di MAN 1 Kota Malang. UIN
Maulana Malik Ibrahim malang, 1-115.
Sagitasari, D. A. (2010). HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP.
Sari, I. P. 2017. Kemampuan Komunikasi Matematika Berdasarkan Perbedaan Gaya Belajar
Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Wajo pada Materi Statistika. Makassar: Universitas
Negeri Makassar.
Sariningsih, R. 2014. Pendekatan Konstektual untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMP. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi
Bandung. 3(2): 153-154.
Sayuri, M., Yuhana, Y., & Syamsuri, S. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa SMP Ditinjau dari Gaya Belajar. Wilangan: Jurnal Inovasi dan Riset
Pendidikan Matematika, 1(4), 403-414.
Setiadi, H. 2011. KemampuanMatematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark
Internasional TIMSS 2011. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Silver, H. F, Strong, R. W, & Perini, M. J. 2007. The Strategic Teacher: Selecting the Right
Research-Based Strategy for Every Lesson. Alexandria, VA: Association for
Supervision and Curriculum Development.
Subanidro. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Trigonometri Berorientasikan
Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika. Journal of Mathematics
Education.
Utami, M. G., & Meliasari, M. (2019). Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa
Ditinjau dari Gaya Belajar. Diskusi Panel Nasional Pendidikan Matematika, 5(1).
Zulfikar, M., Achmad, N., & Fitriani, N. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran Matematik
Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat Pada Materi Barisan Dan Deret. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 2(6), 1802–1810.
19