Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEMAMPUAN BERFIKIR LOGIS

DITULIS OLEH:
MAR ATUZ ZAKIYAH (2110247599)

DOSEN PENGAMPU: Dr. SEHATTA SARAGIH, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah pemakalah ucapkan kehadirat Allah SWT


atas berkah, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Kemampuan Berpikir Logis”.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah yaitu Evaluasi Pembelajaran Matematika. Dalam
makalah ini pemakalah menjabarkan mengenai pentingnya kemampuan
berpikir logis, definisi, indikator, contoh soal dan rubrik penilaian soal berpikir
logis.
Terima kasih pemakalah ucapkan kepada bapak Dr. Sehatta Saragih,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan bantuan,
bimbingan, dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati pemakalah ucapkan mohon
maaf atas kesalahan, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Pemakalah mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan matematika. Semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua. Aamiin.

Pekanbaru, April 2022


Penyusun Makalah

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii

A. Pentingnya Kemampuan Berpikir Logis...........................................................1


B. Pengertian Kemampuan Berpikir Logis............................................................2
C. Indikator...............................................................................................................4
D. Soal .......................................................................................................................5
E. Rubrik Penilaian..................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................7

ii
A. Pentingnya Kemampuan Berfikir Logis Matematika
Kemampuan berpikir logis merupakan kemampuan esensial yang perlu
dimiliki dan dikembangkan peserta didik yang belajar matematika.
Kemampuan tersebut diperlukan untuk menghadapi suasana bersaing yang
semakin ketat serta sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan
pembelajaran matematika sekolah.
Kemampuan berfikir logis matematis sebagai salah satu dari kecerdasan
majemuk (multiple intellegence) didefinisikan sebagai kapasitas seseorang
untuk berpikir secara logis dalam memecahkan kasus atau permasalahan dan
melakukan perhitungan matematis. Peserta didik dengan kecerdasan logis
matematis mempunyai kemampuan mengelola logika dan angka dengan
aktivitas utama berpikir logis, berhitung, menyusun pola hubungan serta
memecahkan masalah. Dalam menyelesaikan masalah matematika, setiap
peserta didik memiliki cara dan gaya berpikir yang berbeda-beda karena tidak
semua orang memiliki kemampuan berpikir logis matematis yang sama.
Banyaknya variasi kemampuan berpikir peserta didik dalam menyelesaikan
suatu permasalahan matematika akan menjadi petunjuk bagaimana kemampuan
berpikir logis peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Kemampuan berpikir logis diperlukan setiap individu khususnya
peserta didik, pada saat beraktivitas dalam mengambil keputusan, menarik
kesimpulan, dan melakukan pemecahan masalah. Bentuk aktivitas yang
dilakukan dapat berkaitan dengan masalah matematis maupun masalah yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas lain yang dilakukan dalam
berpikir logis adalah ketika menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu hasil
diperoleh, bagaimana cara menarik kesimpulan dari premis yang tersedia, dan
menarik kesimpulan berdasarkan aturan inferensi tertentu. Bentuk aktivitas
yang lebih luas dari kemampuan berpikir logis adalah menyelesaikan masalah
secara masuk akal.
Mengingat pentingnya kemampuan berfikir logis, guru perlu
membiasakan kemampuan berpikir logis matematis pada peserta didik, seperti
membuat pembelajaran yang memberikan stimulus agar memungkinkan

1
peserta didik menggunakan kemampuannya dalam berpikir logis dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya dalam belajar matematika.

B. Pengertian Kemampuan Berfikir Logis Matematika


Fitriana (2015) mengemukakan berpikir logis dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan berpikir untuk memperoleh suatu pengetahuan menurut suatu
pola tertentu atau logika tertentu.
Suriasumantri dalam Titin (2016) mengemukakan kemampuan berpikir
logis merupakan kemampuan menemukan suatu kebenaran berdasarkan aturan,
pola, atau logika tertentu. Pemikiran dan penalaran dapat digunakan dengan
membuahkan kesimpulan-kesimpulan yang benar, maka ada tiga syarat pokok
yang harus dipenuhi yakni : 1). Pemikiran harus berpangkal pada kenyataan
atau kebenaran, 2). Alasan-alasan yang dikemukakan haruslah tepat dan kuat,
dan 3). Jalan pikiran harus logis. Penarikan kesimpulan dari penalaran ini
terbagi menjadi dua yakni induksi dan deduksi. Induksi merupakan proses
penarikan kesimpulan dari peristiwa atau hal yang lebih konkret dan khusus
untuk menjadi yang lebih umum. Deduksi merupakan proses penarikan
kesimpulan dari pengetahuan yang lebih umum menjadi yang lebih khusus.
Menurut Sondra Swestyani (2015) berpikir logis adalah proses mental
untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut
didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi.
Berpikir logis merupakan cara berpikir yang runtut, masuk akal, dan
berdasarkan fakta-fakta objektif tertentu. Kesesuaian antara fakta objektif yang
diperoleh dari kajian literatur dengan topik yang dipelajari menunjukkan
adanya jalan pemikiran yang logis. Jalan pemikiran logis terlihat dari hierarki,
yaitu sebuah sistem yang mengatur informasi-informasi dalam sebuah kelas,
dimulai dari hal yang paling umum menjadi hal spesifik. Hierarki dituangkan
dalam bentuk garis, lambang, kata-kata dan gambar yang terangkum dalam
peta pemikiran (mind map).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, kemampuan berpikir logis adalah
kemampuan berpikir siswa untuk menarik kesimpulan yang sah menurut aturan

2
logika. Kemampuan berpikir logis memerlukan suatu pengetahuan dari
pengalaman oleh siswa itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan peran dan usaha
guru untuk memotivasi, melatih dan menggali segala kemampuan dan
pengetahuan siswa.
Untuk mengembangkan atau meningkatkan kecerdasan matematis
logis, maka terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan. Hal
ini dipaparkan oleh Saifullah ( Suhendri, 2011) mengatakan bahwa beberapa
bentuk metode belajar matematika yang dapat diterapkan meningkatkan
kecerdasan matematis logis, diantaranya sebagai berikut:
1. Metode percobaan
Hal yang ditekankan pada siswa dalam metode pembelajaran ini yakni
sikap mandiri, bertanggung jawab, aktif, kreatif dan inovatif.
2. Metode tanya jawab
Hal yang ditekankan pada siswa dalam metode pembelajaran ini yakni
sikap cerdas, kritis, komunikatif dan berani.
3. Metode pemecahan masalah
Metode pemecahan masalah dilakukan melalui teka teki logika. Hal yang
ditekankan pada siswa pada pembelajaran ini yakni pada sikap cerdas dan
kemampuan berpikir siswa secara logika. Maksudnya siswa diberikan suatu
persoalan, baik dalam bentuk pilihan ganda atau soal uraian. Soal soal
tersebut berisi beberapa pernyataan yang menuntun siswa untuk
mendapatkan kesimpulan akhir.
4. Metode latihan soal-soal berhitung.
Hal yang ditekankan pada siswa dalam metode pembelajaran ini yakni
sikap cerdas dan mampu menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.
Metode ini serupa dengan metode pemecahan masalah. Yang menjadi
perbedaannya yaitu pada materi soal tes. Soal tes pada metode ini
merupakan materi berhitung aljabar, seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, perpangkatan maupun akar pangkat.

3
C. Komponen/Indikator
Menurut Sumarmo (2012) kemampuan berpikir logis meliputi
kemampuan:
1) Menarik kesimpulan atau membuat, perkiraan dan interpretasi
berdasarkan proporsi yang sesuai.
2) Menarik kesimpulan atau membuat perkiraan dan prediksi berdasarkan
peluang.
3) Menarik kesimpulan atau membuat perkiraan atau prediksi berdasarkan
korelasi antara dua variabel.
4) Menetapkan kombinasi beberapa variabel.
5) Analogi adalah menarik kesimpulan berdasarkan keserupaan dua
proses.
6) Melakukan pembuktian.
7) Menyusun analisa dan sintesa beberapa kasus.

Ketujuh indikator tersebut disederhanakan oleh Hidayat (2014) sebagai


berikut:
1) Menarik kesimpulan analogi, generalisasi, dan menyusun konjektur.
2) Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, memeriksa
validitas argumen, dan menyusun argumen yang valid.
3) Menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan dengan induksi
matematik.

Menurut Andriawan (2014) indikator dari berpikir logis, yaitu:


1) Keruntutan Berpikir Peserta didik dapat menentukan langkah yang
ditempuh dengan teratur dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan dari awal perencanaan hingga didapatkan suatu kesimpulan.
2) Kemampuan Berargumen Peserta didik dapat memberikan argumennya
secara logis sesuai dengan fakta atau informasi yang ada terkait langkah
perencanaan masalah dan penyelesaian masalah yang ditempuh.

4
3) Penarikan Kesimpulan Peserta didik dapat menarik suatu kesimpulan dari
suatu permasalahan yang ada berdasarkan langkah penyelesaian yang
telah ditempuh.
Berdasarkan uraian diatas indikator kemampuan berpikir logis yang digunakan
beragam. Namun, indikator kemampuan berpikir logis ini tidak lepas dari:
Memprediksi permasalahan ke dalam model matematika, menghubungkan
antar variabel, menyelesaikan permasalahan dan menarik kesimpulan.

D. Contoh Soal
1. Setengah kelereng Kardi sama jumlahnya dengan kelereng Dedi. Kardi
memberi 4 buah kelereng kepada Dirman, sehingga kelereng mereka
bertiga menjadi sama banyak. Berikan minimal dua kesimpulan yang
dapat kamu simpulkan tentang jumlah kelereng mereka mula-mula?
2. Perhatikan pola gambar berikut! Apa yang dapat kamu simpulkan
pada pola Gambar ke- 6?

3. 4,7,10,13,...
Tentukan bilangan ke-10.
Kemudian berapakah bilangan ke-n?
4. Berikut ini pola meja dan kursi yang diatur sedemikian rupa untuk
menjamu tamu pada pesta ulang tahun,tanda x menunjukkan kursi yang
diduduki oleh satu orang.

5
Apa yang dapat kamu simpulkan tentang hubungan antara bilangan 4
dengan jumlah orang duduk (x) dari pola meja pada gambar di atas?
Berikan alasanmu.
5. Semua ban terbuat dari karet.
Semua karet bersifat elastis.
Berikan kesimpulan dari premis di atas!

E. Rubrik Penilaian

No Kriteria Jawaban Soal Skor


1. Tidak ada jawaban 0
2. Menjawab tidak sesuai pertanyaan 1
3. Hanya sebagian aspek dari pertanyaan
2
yang dijawab benar
4. Hampir semua aspek dari pertanyaan
3
dijawab benar
5. Semua aspek dijawab dengan lengkap,
4
jelas, dan benar

6
DAFTAR PUSTAKA

Andriawan, B. (2014). Identifikasi Kemampuan Berpikir Logis Dalam Pemecahan


Masalah Matematika Pada Siswa Kelas Viii-1 Smp Negeri 2 Sidoarjo. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/in dex.php/mathedunesa/article/view/865

Ety Septiapti. Kemampuan berpikir logis matematis mahasiswa pendidikan


Matematika pada mata kuliah matematika diskrit.Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Tanggal 2 Juni 2016, FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
Vol. 1. No. 1 Th. Januari-Desember 2016.

Fitriana, Sitti, Hisyam Ihsan dan Suwardi Annas. (2015). Pengaruh Efikasi Diri,
Aktivitas, Kemandirian Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil
Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII. Journal of EST, Volume 1, (Nomor 2,
September 2015). Halaman 86 –101

Hidayat, Wahyu. 2014. Kemampuan Berpikir Logis Matematik. http://wahyu-


hidayat.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/2014/07/kemampuan-berpikirlogis-matematik/.

Titin masfingatin dan wasilatul murtafia mahasiswa calon guru tipe camper, Profil
berpikir logis dalam memecahkan masalah. Jurnal Math Educator Nusantara
Volume 02 Nomor 01, Mei 2016

Sumarmo, Utari, dkk. 2012. Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis
dan Kreatif Matematik (Eksperimen Terhadap Siswa SMA Menggunakan
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Stratge Think Talk Write). Jurnal
Pengajaran MIPA, Volume 17 (Nomor 1, April 2012). Halaman.17-33.

Sondra Swestyani. 2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Melalui


Penerapan Discovery Learning Pada Materi Sistem Reproduksi Di Kelas Xi Mia 1
Sma Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

Anda mungkin juga menyukai