Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL


HOTS MATA PELAJARAN OPTIK

ANALYSIS OF STUDENT’S ABILITIES IN SOLVING THE OPTICS


SUBJECT HOTS QUESTIONS

NABILA IIN SAFITRI H


1912442013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
DAFTAR ISI

PROPOSAL PENELITIAN .................................................................................. i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
II. TINJUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4
A. Kajian Teori ................................................................................................ 4
1. Pengertian Berpikir ................................................................................. 4
2. Pengertian Pengembangan Kognitif Piaget .............................................. 4
III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 11
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 11
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 11
D. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 11
E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 12
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang memegang peran penting

dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengembangkan segala potensi dalam

dirinya melalui pendidikan yang bekelanjutan secara beskala. Pendidikan sangat

berkaitan erat dengan pelaksanaan dan proses pendidikan. Proses pendidikan

dikatakan berhasil apabila proses yang dilaksankan memiliki tujuan yang akan

dicapai, dapat mengembangkan kecerdasan dan keterampilan siswa.

Menurut Colin rose dan Malcolm menyataka bahwa keberhasilan pada abad

ke-21 bergantung pada kemampuan kita mengembangkan keterampilan yang tepat

untuk menguasai kekuatan, kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian yang

berhubungan satu sama lain. Problematik hidup yang makin kompleks

mengharuskan peserta didik untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan. Maka

dari itu, kemampuan berpikir harus dkembangkan sehingga dapat menghadapi

perubahan zaman.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat membuat seseorang individu

menafsirkan, menganalisis atau memanipulasi informasi. Dengan kemampuan

berpikir tingkat tinggi peserta didik dapat membedakan ide atau gagasan secara

jelas, mampu memecahkan masalah, berargumentasi dengan baik, mampu

berhipotesis dan memehami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas, berpikir tingkat

lebih tinggi dari pada sekedar menghafal fakta atau menyatakan sesuatu kepada

seseorang persis sesuatu itu dikomunikasikan kepada kita. Oleh karena itu berpikir

tinggkat tinggi merupakan hal yang pokok yang harus dimiliki agar siswa dapat
2

terlahir sebagai manusia yang memiliki kualitas tinggi dalam ilmu pengetahuan

sehingga diharapkan dapat siap bersaing di kencah global.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi/Higher Order Thingking Skills (HOTS)

adalah proses berpikir yang mengharuskan peserta didik memanipulasi informasi

dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi

baru. Berpikir tingkat tinggi merupakan cara berpikir yang tidak lagi hanya

menghafal secara verbalistik saja namun juga memaknai hakikat dari yang

terkandung diantaranya untuk mampu memaknai makna dibutuhkan cara berpikir

yang integralistik dengan analisis, sintesis, mengasosiasi hingga menarik

kesimpulan menuju penciptaan ide-ide kreatif dan produktif.

Kegiatan berpikir dibedakan menjadi dua jenjang, yaitu berpikir tingkat

tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan berpikir tingkat rendah atau

Lower Order Thinking Skills (LOTS). Menurut (Heong 2011) kemampuan berpikir

tingkat tinggi didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara luas untuk

menemukan tantangan baru. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki

seseorang untuk menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan

memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi

yang baru.Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi dari pada

sekedar menghafal fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorang persis seperti

sesuatu itu disampaikan.

Kemampuan berfikir tingkat tinggi (High Order Thingking Skills) merupakan

suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang

dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi


3

pembelajaran seperti problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi

pembelajaran, penganjaran dan penilaian. Tujuan utama dari Kemampuan berfikir

tingkat tinggi (High Order Thingking Skills) adalah bagaimana meningkatkan

kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang

berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima

berbagai jenis informasi, berfikir kreatif secara kritis dalam menerima berbagai

jenis pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam situasi-situasi

yang kompleks.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kemampuan siswa kelas XI MAN 3 Makassar dalam

menyelesaikan soal HOTS materi optik?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI MAN 3 Makassar dalam

menyelesaikan soal HOTS pada materi optik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik, dapat kesempatan untuk mengetahui sampai mana batas

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS.

2. Bagi guru, guru dapat menggunakan soal-soal tipe HOTS sebagai salah satu

sumber penilaian alternatif dalam proses pembelajran.

3. Bagi peneliti, dapat membantu menambahn pengetahuan akan pentingnya

pembiasaan soal HOTS agar siswa memeiliki kemampuan abad 21.


II. TINJUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Berpikir

Berpikir merupakan proses dinamis, dalam hal ini subjek bersifat aktif dalam

memecahkan hal – hal yang bersifat abstrak. Pada saat berfikir seseorang akan

memperoleh informasi baru yang akan di simpan dalam memori (Ningsih, 2016).

Proses berpikir merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang dalam

mengingat kembali pengetahuan yang sudah tersimpan di dalam memeorinya untuk

saat diperguanakan dalam menerima informasi, mengelolah, dan menyimpulkan

sesuatu (Widyastuti, 2015).

Jadi dari dua pendapat di atas dapat di simpulkan berpikir adalah suata proses

yang di lakukan oleh seseorang untuk memperoleh informasi yang baru ataupun

mengingat kembali pengetahuan yang sudah tersimpan di dalam memorinya.

2. Pengertian Pengembangan Kognitif Piaget

Teori perkembangan kognitif mengemukakan asumsi tentang perkembangan

cara berfikir individu dan kompleksitas perubahannya melalui perkembangan

neurologis dan perkembangan lingkungan. Dalam teori Piaget ini, perkembangan

kognitif dibangun berdasarkan sudut pandang aliran struturalisme dan

konstruktivisme. Sudut pandang strukturalisme terlihat dari pandangannya tentang

intelensi yang berkembang melalui serangkaian tahap perkembangan yang ditandai

oleh pengaruh kualitas struktur kognitif. Sedangkan sudut pandang konstruktivisme


5

dapat dilihat pada pandangannya tentang kemampuan kognitif yang dibangun

melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya (Marinda, 2020).

Teori perkembangan kognitif piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan

bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-

kejadian disekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-

objek, seperti mainan, perabot, dan makanan, serta objek-objek sosial seperti diri,

orang tua, dan teman, (Nurhardiani 2018).

3. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)

a. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses berpikir yang

menuntut siswa untuk mampu berpikir ke tahap yang lebih tinggi dari pada sekedar

menghafal fakta,mengemumukan fakta atau menerapkan peraturan, rumus, dan

prosedur (Mboyowo Risky, 2021). Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah

suatu kapasitas diatas informasi yang diberikan , dengan sikap yang kritis untuk

mengevaluasi, mempunyai kesadaran (awarenees) metakognitif dan memiliki

kemampuan pemecahan maasalah (Amalia, 2013).

Kemampuan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai penggunaan

pikiran secara lebih luas untuk menemukan tantangan baru. Kemampuan berpikir

tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk menerapkan informasi baru atau

pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi informasi untuk menjangkau

kemungkinan jawaban dalam situasi baru (Heong, 2011).


6

Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah prorses berpikir yang melibatkan

aktivitas mental dalam usaha mengeksplorasi pengalaman yangkompleks, reflektif,

dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan (Wardana, 2010).

Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah (1) berpikir tingkat tinggi

berada pada bagian atas taksonomi kognitif Bloom, (2) tujuan pengajaran di balik

taksomoni kognitif yang dapat membekali peserta didik untuk melakukan transfer

penegtahuan (Brookhart,2010).

b. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)

Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi kognitif terbagi menjadi

kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thingking) dan kemampuan

berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thingking). Kemampuan yang termasuk LOT

adalah mengingat, memahami, menerapkan, sedangkan HOT meliputi kemampuan

menganalisis, mengevaluasi , dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2001).

Menganalisis Merupakan proses yang melibatkan bagian dan struktur

pemikiran secara keseluruhan untuk memecahkan masalah, menganalisis meliputi

proses kognitif mengatribusikan, membedakan, dan mengorganisasi. Nama lain

dari menganalisis adalah mengklasifikasikan. Dalam kegiatan mengklasifikasikan

siswa akan lebih detail dalam menjelaskan konsep, ciri, dan deskripsi tertentu yang

bersifat kebendaan atau nyata (Jennifer & ross, 2012)

Mengavaluasi yaitu memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan

metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk

memastikan nilai efektivitas, membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan


7

pengajuan, serta menerima atau menolak sesuatu pernyataan berdesarkan kriteria

yang telah di tetapkan (Krathwohl, 2002).

Mencipta merupakan proses mengumpulkan sejumlah elemen tertentu

menjadi satu kesatuang yang koheran dan fungsional. Pada kemampuan ini

terdapat tiga sub kategori yaitu kemampuan memunculkan, merencanakan dan

menghasilakn (Anderson & Krathwohl, 2001).

Dari beberapa pendapat ahli saya dapat menyimpulkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi (HOTS), didefinisikan sebagai kemampuan yang melibatkan daya

pikir kritis serta kreatif untuk memecahkan suatu masalah.

4. Pengukuran Bepikir tingkat tinggi ( HOTS )

Keterampilan berpikir tingkat tinggi erat kaitannya dengan keterampilan

berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu

kesatuan dalam proses belajar dan mengajar.

Proses menganalisis, mengevaluasi serta mencipta merupakan bagian dari

taksonomi kognitif yang dibuat oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Pada

akhirnya disempurnakan kembali menjadi C1-ingatan (remembering), C2-

pemahaman (understanding), C3 menerapkan (applying), C4-analisis (analysing),

C5-evaluasi (evaluating), dan C6-kreasi (creating) (Anderson & Krathwohl, 2001).

Menurut Tanujaya (2017:78) level satu sampai tiga merupakan kemampuan

berpikir tingkat rendah atau LOTS (Lower Order Thinking Skill) dan level empat

empat sampai enam merupakan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Maka jika

ditinjau dari ranah kognitif HOTS merupakan kemampuan menganalisis,,

mengevaluasi serta mencipta.


8

Sulianto (2018:10) menyajikan gambar tingkat kognitif pada taksonomi

Bloom revisi pada gambar di bawah ini :

Sulianto (2018:10)
Gambar 1. Taksonomi Kognitif HOTS

Gambar 1 tersebut meliputi proses C4 dan C5 sebagai berpikir kritis,

sedangkan C6 bagian dari kemampuan berpikir kreatif, kemampuan proses

berpikir kritis dan kreatif digunakan untuk memecahkan masalah atau mencipta

solusi untuk menetapkan keputusan. Ketiga proses kognitif tersebut tergerak

ketika menemukan permasalah baru yang, kesuksesan kemampuan berpikir

tingkat tinggi terdapat pada keberhasilan seseorang dalam menggerakan ketiga

proses berpikir tersebut (Saido,2015:14).

Adaptasi dari pendapat Anderson dan Krathwohl (2001:68), Wahyuni

(2018:85) serta Anggraini (2019:3) dapat dirangkum makna serta indikator dari

ketiga level kognitif HOTS terdapat pada tabel berikut :


9

Tabel 1. Level Kognitif dan Indikator Kognitif HOTS


Aspek Level Kognitif Definisi
dan Indikator
Berpikir C4 – Menganalisis Proses mengurai materi yang kemudian dicari
Kritis kaitannya secara keseluruhan
Membedakan Mampu memilah informasi menjadi bagian relevan
dan tidak
relevan
Mengorganisasi Mampu mengidentifikasi informasi menjadi struktur
yang terorganisir
Mengartibusi Mampu menentukan pola hubungan antara bagian
tiap struktur
informasi
C5 – Mengevaluasi Kegiatan membuat suatu keputusan berdasarkan
kriteria dan standar yang telah ditentukan.
Memeriksa Mampu mengecek dan menentukan bagian yang salah
terhadap proses atau pada sebuah pernyataan
Mengkritik Mampu melakukan penerimaan dan penolakan
terhadap informasi melalui kriteria yang telah
ditetapkan
Berpikir C6 – Mencipta Membentuk solusi atau sesuatu yang baru dari
Kreatif kegiatan menggabungkan berbagai elemen
dan Merumuskan Mampu memberikan cara pandang terhadap suatu
persoalan

Pemecahan Merencana Mampu merancang suatu cara untuk menyelesaikan


Masalah masalah
Memproduksi Mampu membuat ide, solusi atau keputusan dari
rancangan yang dibuat sebelumnya

Jadi sesunguhnya HOTS didefinisikan sebagai kemampuan yang melibatkan

daya pikir kritis serta kreatif untuk memecahan suatu masalah. Seseorang dengan

kemampuan berpikir tingkat tinggi harus mampu menganalisis, menghubungkan,

mengurai serta memaknai permasalahan untuk memperoleh solusi atau ide baru.

HOTS sendiri merupakan bagian dari ranah kognitif yang ada dalam Taksonomi

Bloom revisi. HOTS berada pada level menganalisis, mengevaluasi hingga

mencipta.
10

B. Kerangka Pikir

Kemampuan Dalam menghadapi persoalan di zaman sekarang ini, diperlukan

suatu terobosan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu indikator

pembelajaran bermutu yaitu membelajarkan secara mandiri dan mengembangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Anderson dan Krathwohl membagi tingkat kemampuan berpikir menjadi

kemampuan berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skill (LOTS) dan

kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS). LOTS

terdiri atas kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasikan, sedangkan

HOTS terdiri atas kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Dengan menggunakan teori Anderson dan Krathwohl kemampuan berpikir

peserta bukan hanya dinilai dari hasil saja namun bagaimana proses dalam

menyelesaikan suatu permasalahan tersebut. karena dalam mengerjakan soal

kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) setiap individu pastinya mendapat

kesulitan - kesulitan yang berbeda - beda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan

untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal (HOTS) dengan teori

Anderson dan Krathwohl pada peserta didik kelas XI MAN 3 Makassar serta

melihat kesulitan yang dihadapi peserta didik ketika menyelesaikan soal tersebut

pula.
III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif, penelitian ini mengumpulkan informasi tentang kemampuan siswa kelas

XI di MAN 3 Makassar.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2022/2023.

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 3 Makassar, Sulawesi Selatan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA MAN 3

Makassar tahun ajaran 2022/2023 yang berjumlah 170 orang dan tersebar di 5

kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling

dengan cara pemilihan tiga kelas secara acak.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang dimaksud disini adalah

gambaran skor hasil tes berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada peserta didik

indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam penelitian

ini di susun dengan memperhatikan keterlibatan indikator Anderson dan

Krathwohl pada tingkat menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Lembar tes

tersebut di konsultasikan dengan guru mata pelajaran fisika pada lokasi

penelitian dan di validasi oleh validator.


12

2. Hasil skor yang diperoleh peserta didik melalui tes yang diberikan yaitu untuk

mengukur kemampuan peserta didik dalam meneyelesaikan soal berpikir

tinggkat tinggi (HOTS)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tesyang berupa

lembar soal.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis

berupa soal pilihan ganda

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang dianalisis menggunakan

statistik deskriptif. Analisis ini akan memberikan deksripsi tentang kemampuan

siswa dalam menyelesaikan soal berpikir tingkat tinggi (HOTS), peserta didik

dalam menyelesaikan soal-soal fisika pada setiap butir soal dan pada masing-

masing indikator dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Hasil analisis

ini ditampilkan dalam bentuk skor tertinggi, skor terendah, skor rata-rata, standar

deviasi, dan varians.

Untuk mencari rata-rata digunakan persamaan:

∑𝑛
𝑖−1 𝑥𝑖
𝑥̅ = ………………….. (3.1)
𝑛

Variansi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:

∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )
2
𝑆2 = 𝑛−1
(3.2)
……………………………………………
13

Sedangkan standar deviasi ditentukan dengan:


𝑆=
(3.3)
∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )
2
√ ………………………………………
𝑛−1

(Tiro, 2008)

Keterangan:
𝑥̅ = rata-rata
∑𝑥𝑖 = jumlah seluruh data
𝑛 = banyaknya data
𝑠2 = variansi
𝑠 = standar deviasi

Setelah menghitung skor yang diperoleh peserta didik dalam mengerjakan

tes soal berpikir tingkat tinggi (HOTS), ditentukanlah deksripsi kemampuan

berpikir berpikir tingkat tinggi (HOTS) berdasarkan kriteria pengelompokan

berpikir berpikir tingkat tinggi (HOTS) seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.7. Kriteria Pengelompokan Berpikir Tingkat Tinggi


No Persentase Kategori
1 < 80-100 Sangat Tinggi
2 < 60-80 Tinggi
3 < 40-60 Cukup
4 < 20-40 Rendah
5 0-20 Sangat Rendah
Diadaptasi dari Ridwan (2013).
DAFTAR PUSTAKA

Akhiralimi, N., dkk. (2022). Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
SMA Pada Pembelajaran Fisika. Jurnal Eksakta Pendidikan, 6(2), 204–213.

Krathwohl, 2002. A revision of Bloom’s Taxonomy: an overview. Theoryinto


Practice, 41 (4): 1-8.

Heong, Y. M.,Othman, W.D.,Md Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R., & Mohamad,
M.M.2011. The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills Among
TechnicalEducation Students.International Journal of Social and humanity,
Vol.1, No. 2, July 2011,121-125

Irawati, T. N. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP


Dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi
Bilangan

Jennifer L., Mestre. J. P., & Ross. B.H. (2012). Impact of a Short Intervention on
Novices’ Categorization Criteria [versi elektronik]. Physics Education
Research, 8,1.

Krathwohl, D.R. & Anderson, L.W. 2015.A Taxonomy For Learning, Teaching,
And Assesing; A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Education Objective:
(tersedia di www.purdue.edu/geri diakses 24 Februari 2016)

Krathwohl, 2002. A revision of Bloom’s Taxonomy: an overview. Theoryinto


Practice, 41 (4): 1-8.

Marinda, L. (2020). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Problematiknya


Pada Anak Usia Sekolah Dasar. An-Nisa’:Jurnal Kajian Perempuan dan
Keislaman, 13(1), 116–152.
Martawijaya, Agus. Dkk. (2018). Implementasi Higher Order Thinking Skills
Dalam Pembelajaran Fisika. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Mbayowo, R. & Pasaribu, M. (2021). Analisi Kemampaun Berpikir Tingkat Tinggi


Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fisika Bentuk Representasi Gambar Di
SMA Negeri Se-Kabupaten Morowali Utara . Wahana Pendidikan Fisika,
6(1), 96-103.

Ningsih, E. F. (2016). PROSES BERPIKIR MAHASISWA DALAM


PEMECAHAN MASALAH APLIKASI INTEGRAL DITINJAU DARI
KECEMASAN BELAJAR MATEMATIKA (MATH ANXIETY). Iqro’,
1(2), 191-126.

Ridwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta.


Septianingsih, N., dkk. (2022). ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR
TINGKAT

TINGGI MENURUT TEORI ANDERSON DAN KRATHWOHL PADA SISWA

KELAS VII SMPN 25 PADANG. Jurnal Equation: Teori dan Penelitian


Pendidikan Matematika, 5(1), 70–78.

Sulianto, Joko., Cintang., A. (2018). Higher Order Thinking Skills (Hots) Siswa
Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Pilot Project Kurikulum
2013 Di Kota Semarang. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Tiro, Muhammad Arif. (2008). Metodologi Penelitian. Makassar : Unismuh Press.


Widyastuti, R. (2015). Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika Berdasarkan Teori Polya DitinjauDari Adversity
Qoutien Tipe Climber. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 183-
193.

Anda mungkin juga menyukai