Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah : Berfikir Sistem

Dosen : Dr. Alfina Baharuddin, SKM.,M.Kes

MAKALAH
BERFIKIR KREATIF

KELOMPOK 3 ( M.KES A3)

M RIZAL PAYAPO (0005.10.17.2022)


KHAIRUNNISA (0028.10.17.2022)
ATIKA REZKY PRATIWI (0032.10.17.2022)

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah
tepat waktu dengan judul berfikir kreatif.
Tidak lupa pula shalawat dan salam atas junjungan nabi Muhammad SAW sebagai
suri tauladan bagi sekalian Ummat dalam segala aspek dalam kehidupan, sehingga
menjadi motivasi kami dalam menuntut ilmu dalam bangku perkuliahan.
Makalah ini berisikan tentang berfikir kreatif. Kami menyadari bahwa pada
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan masih banyak terdapat kesalahan baik dalam
kata-kata ataupun pengertian.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan ikut
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Apabila banyak kesalahan
dalam kata ataupun penulisan kami mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun.
Semoga Allah swt senantiasa meridhoi segala urusan kita. Aamiin.

Makassar, 09 November 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian Berfikir Kreatif ............................................................................ 3
B. Mekanisme Berfikir Kreatif........................................................................... 5
C. Ciri-Ciri Berfikir Kreatif ............................................................................... 5
D. Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif ............................................... 8
E. Teori kreativitas ........................................................................................... 10
F. Keterampilan Teratas dari Berfikir Kreatif ................................................. 12
G. Tehnik atau cara berfikir kreatif .................................................................. 13
H. Manfaat Berfikir Kreatif .................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 16
A. Kesimpulan .................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan yang sangat
esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok
dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu,
telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1).
Berfikir kreatif adalah cara-cara baru yang non konvensionil untuk
menemukan dan menggali ide baru yang berguna. Berfikir kreatif bukanlah suatu
yang baru. Ahli-ahli fikir kreatif telah ada ribuan tahun yang lalu, mungkin jauh
sebelum menusia menemukan api dan roda. Para ahli fikir tersebut memberdayakan
akal pikirannya dan kemampuan kreatifitasnya untuk menghasilkan sesuatu yang
baru. Maka dari itu bukan tidak mungkin bagi kita untuk memaksimalkan
kemampuan kreatifitas kita sehingga menghasilkan prestasi.
Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa
saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari
berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya
perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam kehidupan. Jika tidak
dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif maka tidak akan mampu
mengolah menilai dan megambil informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi
tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dan kreatif
merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Berfikir Kreatif?
2. Apa Mekanisme Berfikir Kreatif?
3. Apa Ciri-Ciri Berfikir Kreatif?
4. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif
5. Apa Teori Kreativitas?
6. Apa Keterampilan Teratas dari Berfikir Kreatif?

1
7. Apa Tehnik Berfikir Kreatif?
8. Apa Manfaat Berfikir Kreatif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian berfikir kreatif
2. Untuk mengetahui Mekanisme Berfikir Kreatif
3. Untuk mengetahui ciri-ciri berfikir kreatif
4. Untuk mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif
5. Untuk mengetahui Teori Kreativitas
6. Untuk Mengetahui Keterampilan Teratas dari Berfikir Kreatif
7. Untuk mengetahui Tehnik Berfikir Kreatif
8. Untuk mengetahui Manfaat Berfikir Kreatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berfikir kreatif


Dalam mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam
pendapat, di antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi
saja, ada pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara
stimulus dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu
kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula
yang mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher
level cohnitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan aktivitas
psikis yang intensional.
Keterampilan berpikir ini dapat di bedakan menjadi keterampilan berpikir
dasar dan keterampilan berpikir kompleks. Proses berpikir dasar merupakan
gambaran dari proses berpikir rasional yang mengandung sekumpulan proses mental
dari yang sederhana menuju yang kompleks. Aktivitas berpikir yang terdapat dalam
berpikir rasional diantaranya adalah aktivitas menghafal, membayangkan,
mengelompokkan, menggeneralisasikan, membandingkan, mengevaluasi,
menganalisis, mensintesis, mendeduksi, dan menyimpulkan. Sedangkan aktivitas
dalam berpikir kompleks di antaranya yakni; menemukan hubungan,
menghubungkan sebab dan akibat, mentransformasi, mengklasifikasi, dan
memberikan kualifikasi.
Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang
diarahkan kepada suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini
maka dapat dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasil berpikir dan
tujuan berpikir. Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu,
karena disaat kita berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa
diantaranya adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana. Berpikir adalah
suatu proses pencarian gagasan, ide-ide, dan konsep yang diarahkan untuk
pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses karena sebelum berpikir kita tidak
mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu berpikir itulah ide bisa datang
sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya adalah pemikiran kreatif.

3
Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus
menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian
Brookfield (1987) menunjukkan bahwa orang yang kreatif biasanya (1) sering
menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah, (2) mempunyai
ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan
dirinya, (3) mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif, (4)
cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal
atau absolut, (5) biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam
menyelesaikan permasalahan yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan
bersikap optimis dalam menghadapi perubahan demi suatu kemajuan. Marzano
(1988) mengatakan bahwa untuk menjadi kreatif seseorang harus: (1) bekerja di
ujung kompetensi bukan ditengahnya, (2) tinjau ulang ide, (3) melakukan sesuatu
karena dorongan internal dan bukan karena dorongan eksternal, (4) pola pikir
divergen/ menyebar, (5) pola pikir lateral/imajinatif.
Berfikir Kreatif adalah menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya
tidak berhubungan. Dalam kenyataan teknik modern timbul semboyan yang menarik
(jargon) atau istilah khas yang menjadi bahasa golongan tertentu. Begitu pula tak
terkecuali Berfikir Kreatif yang memiliki empat kata khas yaitu imajinatif. Tidak
dapat diramalkan. Divergen dan lateral. Definisi Berfikir Kreatif yang diberikan
dalam Bab ini adalah menghubungkan ide atau hal-hal sebelumnya tidak
berhubungan. Definisi ini memerlukan pejajaran fakta dalam pikiran kita. Apabila
fakta itu digabungkan maka terlihatlah hubungan menyeluruh yang baru dan dapatlah
ditemukan sesuatu.
Sejarah ilmu pengetahuan memberikan banyak contoh penemuan baru
semacam itu. Fakta telah diketahui sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu dan
menunggu seseorang untuk menunjukkan hubungan antara fakta tersebut. Sebagai
contoh: Perjalanan bulan dan pasang surut permukaan air laut telah diketahui sejak
zaman purbakala.tetapi baru abad ke-17 astronom Keppler menghubungkan dua
fakta yang nampaknya tidak saling berhubungan dan “menemukan” bahwa bulan
mempengaruhi pasang surut air laut.

4
B. Mekanisme Berfikir Kreatif
Berpikir kreatif mempunyai beberapa mekanisme atau proses yang harus
dilalui. Menurut para psikolog, ada lima tahap berpikir kreatif, diantaranya:
a. Orientasi; masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diindentifikasi.
b. Preparasi; berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan
dengan masalah.
c. Inkubasi; proses pemberhentian sementara ketika berbagai masalah berhadapan
dengan jalan buntu. Tetapi mekipun begitu, proses berpikir berlangsung terus
dalam jiwa bawah sadar.
d. Iluminasi; ketika masa inkubasi berakhir dengan ditemukannya solusi untuk
memecahkan masalah.
e. Verifikasi; tahap untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah
yang diajukan pada tahap keempat.
Sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki semua
orang. Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan-gagasan
baru dan orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak mampu menciptakan ide
baru pun sebenarnya bisa berpikir secara kreatif, asalkan dilatih. Untuk itu, perlu
diketahui terlebih dahulu mengenai cara berpikir dan cara berpikir kreatif.
C. Ciri-ciri Berpikir Kreatif
Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikologi terhadap orang-
orang yang berpikir kreatif telah menghasilkan beberapa kriteria atau ciri-ciri orang
yang kreatif. Menurut Denny dan Davis (1982) dalam penelitian terhadap para
penulis dan arsitek yang kreatif melalui identifikasi oleh anggota profesi mereka
menghasilkan bahwa orang yang mempunyai kreatifitas yang tinggi itu cenderung
memiliki ciri-ciri : fleksibel, tidak konvensional, eksentrik (aneh), bersemangat,
bebas, berpusat pada diri sendiri, bekerja keras, berdedikasi dan inteligen.
Woolfolk dan Nicolich (1984) menjelaskan bahwa orang yang berpikir
kreatif menunjukkan ciri-ciri adanya sikap kreativitas dalam arti luas, termasuk
tujuannya, nilainya, serta sejumlah sifat kepribadian yang mendukung orang untuk
berpikir bebas, fleksibel, dan imajinatif.
Seseorang dikatakan kreatif tentu ada ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan
ketrampilan, sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan

5
kreativitas dikemukan oleh (Munandar, 1999: 118 ) sebagai berikut ini ciri-ciri
berpikir kreatif:
a. Ketrampilan Berpikir Lancar Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang suka
mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada
pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, lancar
mengungkapkan gagasan-gagasannya.
b. Ketrampilan Berpikir Luwes (Fleksibel) Dilihat dari bagaimana perilaku anak
yang memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu
objek, memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu
gambar; cerita; atau masalah, memberi pertimbangan terhadap siuasi; yang
berbeda dari yang diberikan orang lain.
c. Ketrampilan Berpikir Orisinal Dilihat dari bagaimana perilaku anak memikirkan
masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
d. Ketrampilan Memperinci (Mengelaborasi) Dilihat dari bagaimana perilaku anak
mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.
e. Ketrampilan Menilai (Mengevaluasi) Dilihat dari bagaimana perilaku anak
menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.
f. Memiliki Rasa Ingin Tahu Dilihat dari bagaimana perilaku anak
mempertanyakan segala sesuatu.
g. Bersifat Imajinatif Dilihat dari bagaimana perilaku anak membuat cerita tentang
tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian
yang belum pernah dialami.
h. Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan Dilihat dari bagaimana perilaku anak
mencari penyelesaian suatu masalah tanpa bantuan orang lain.
i. Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko Dilihat dari bagaimana perilaku anak
yang berani mempertahankan gagasannya dan bersedia mengakui kesalahannya.
j. Memiliki Sifat Menghargai Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang
menghargai hak-hak diri sendiri dan hak-hak orang lain.
Adapun ciri-ciri kemampuan dari berpikir kreatif yaitu Menurut Susanto,
Ahmad (2013: 102) 11 ciri-ciri anak yang kreatif dapat ditinjau dari dua aspek yaitu
aspek kognitif dan efektif.

6
a. Aspek kognitif Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan
berpikir kreatif atau divergen., yang ditandai dengan adanya beberapa
keterampilan tertentu, seperti : keterampilan berpikir lancar, berpikir
luwes/fleksibel, berpikir orisinal, keterampilan merinci, dan keterampilan
menilai. Makin kreatif seseorang, maka ciri-ciri ini makin melekat pada dirinya.
b. Aspek afektif Ciri-ciri kreatif yang lebih berkaitan dengan sikap dan perasaan
seseorang, yang ditandai dengan berbagai perasaan tertentu, seperti : rasa ingin
tahu, bersifat imajinatif/fantasi, sifat berani mengambil resiko, sifat menghargai,
percaya diri, keterbukaan terhadap pengalaman baru.
Guilford, ahli yang banyak berkecimpung dalam penelitian penelitian
tentang inteligensi menjelaskan kemampuan orang yang kreatif melalui beberapa
ciri :
a. Adanya kelancaran, kesigapan, dan kemampuan menghasilkan banyak gagasan.
b. Adanya fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan berbagai
pendekatan dalam mengatasi masalah.
c. Adanya keaslian, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan yang asli.
d. Adanya pengembangan, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara
detail dan terinci.
e. Adanya perumusan kembali, yaitu kemampuan untuk merumuskan pengertian
dengan cara dan dari sudut pandang yang berbeda.
Dengan memperhatikan beberapa pendapat dan hasil penelitian para ahli
penelitian tersebut tentang ciri-ciri yang memiliki kemampuan berpikir kreatif,
nampak bahwa perbedaan itu timbul karena adanya perbedaan subyek yang menjadi
sasaran penelitiannya sehingga ciri-ciri yang cukup menonjol sebagai ciri pokok
berpikir kreatif yaitu :
a. Ciri kelancaran (fluency)
b. Ciri fleksibelitas (flekxibility)
c. Ciri keaslian (organilaty)
Kelancaran adalah dapat menghasilkan banyak ide atau konsep yang relevan
dengan masalah yang dipecahkan dalam waktu yang singkat. Fleksibilitas
(keluwesan) menunjukkan bahwa individu dapat memunculkan hal-hal baru yang

7
unik atau tidak biasa. Jadi indivdu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif adalah
individu yang dapat menghasilkan ide-ide baru yang berbeda dan asli.
D. Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat
mendorong terwujudnya kreativitas individu diantaranya:
a. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
Menurut Roger (dalam Munandar, 2009) setiap individu memiliki
kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas,
mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang
dimilikinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika
individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam
upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers dalam Munandar, 2009). Hal ini juga
didukung oleh pendapat Munandar (2009) yang menyatakan individu harus
memiliki motivasi intrinsik untuk melakukan sesuatu atas keinginan dari dirinya
sendiri, selain didukung oleh perhatian, dorongan, dan pelatihan dari lingkungan.
Menurut Rogers (dalam Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal press) yang
dapat mendorong seseorang untuk berkreasi diantaranya:
a) Keterbukaan terhadap pengalaman
Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima
segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima
apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-
pengalaman tersebut dan keterbukaan terhadap konsep secara utuh,
kepercayaan, persepsi dan hipotesis. Dengan demikian individu kreatif adalah
individu yang mampu menerima perbedaan.
b) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang
(internal locus of evaluation)
Pada dasarnya penilaian terhadap produk ciptaan seseorang terutama
ditentukan oleh diri sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain.
Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan
kritikan dari orang lain.
c) Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan konsep-konsep.

8
Merupakan kemampuan untuk membentuk kombinasi dari hal-hal
yang sudah ada sebelumnya.
b. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat
mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan kekuatan yang penting dan
merupakan sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas individu.
Pada lingkungan sekolah, pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah
hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan dan
meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat, kebudayaan-
kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi
kreativitas individu.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, terdapat berbagai faktor
lainnya yang dapat menyebabkan munculnya variasi atau perbedaan kreativitas
yang dimiliki individu, yang menurut Hurlock (1993) yaitu:
a. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada
anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk
sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak
laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk
mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan
didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan
orisinalitas.
b. Status sosial ekonomi
Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih
kreatif daripada anak yang berasal dari sosial ekonomi kelompok yang lebih
rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi
lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman
yang diperlukan bagi kreativitas.
c. Urutan kelahiran
Anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas
yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan lingkungan daripada bawaan.

9
Anak yang lahir di tengah, lahir belakangan dan anak tunggal mungkin
memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak
yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan
orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut
daripada pencipta.
d. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih
kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar, cara
mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosioekonomi kurang
menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi
perkembangan kreativitas.
e. Lingkungan kota vs lingkungan pedesaan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif daripada anak
lingkungan pedesaan.
f. Inteligensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih
besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak
gagasan baru untuk menangani suasana sosial
E. Teori kreativitas
Mackler dan Shontz (Semiawan, 1998: 92) mengemukakan bahwa dalam studi
kreativitas ada 6 (enam) teori pokok kreativitas, yaitu :
1. Teori Psikoanalisis.
2. Teori Assosiasionistik
3. Teori Gestalt
4. Teori Eksistensial
5. Teori Interpersonal.
6. Teori Trait
Sehubungan degan teori kreativitas di atas, Sunarti, dkk (2001: 31-33)
mengemukakan mengenai deskripsi singkat tentang teori kreativitas tersebut yang
antara lain sebagai berikut :
1. Teori Psikoanalisis.

10
Teori psikoanalisis dikembangkan oleh Freud dengan konsep sublimasi
sebagai titik tolaknya. Kemampuan sublimasi merupakan kemampuan merubah
tujuan seksual asli menjadi tujuan lain. Perbedaan individu dapat terjadi karena
kekuatan instink seksual dan kemampuan sublimasi tersebut. Menurut Freud dalam
upaya mengadaptasi kesukaran hidup terdapat tiga alat/cara yang dapat ditempuh
yaitu : (1) peralihan minat yang sangat kuat, (2) gratifikasi sunstantif, dan (3)
substansi yang memabukkan. Kreativitas dalam hal ini dipandang sebagai pengganti
yaitu alat yang dapat melepaskan diri dari kesukaran sehingga dapat mencapai
berbagai tingkat kepuasaan dalam waktu yang terbatas.
2. Teori Assosiasionistik.
Teori assosiasionistik berkenaan dengan kreativitas yang dipelopori oleh
Ribot yang merupakan pelopor assosiasionist. Assosiasionist menunjukkan pada
pertautan dalam proses mental sehingga suatu proses cenderung menimbulkan
proses mental lainnya. Menurut teori assosiasionistik, dalam proses berfikir kreatif,
berfikir analogis memainkan peranan penting.
3. Teori Gestalt.
Teori gestalt memfokuskan perhatiannya terhadap proses terjadinya
persepsi dan pengertian pada manusia. Teori ini mengemukakan bahwa pengalaman
manusia berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Manusia mengamati
stimulus dalam keseluruhan yang terorganisir, bukan dalam bagian-bagian yang
terpisah.
4. Teori Eksistensial.
Teori eksistensial menjelaskan bahwa pribadi kreatif dalam momen-momen
kreatifnya. Teori eksistensial tidak mencoba mengurangi keseluruhan menjadi
segmen-segmen dan menjelaskan proses secara keseluruhan. Jika teori Gestalt
memberikan konsep kekuatan medan, struktur, gestalt dan vektor-vektor, maka teori
eksistensial hanya memberikan konsep encounter (pertemuan).

5. Teori Interpersonal.
Teori interpersonal memandang kreativitas menekankan pada creator
sebagai innovator dan orang lain yang mengenal dan mengakui kreasinya. Dengan

11
kata lain teori ini memandang penting arti nilai dalam karya kreatif, karena nilai
mengimplikasikan pengakuan dan kontrol sosial.
6. Teori Trait.
Karakteristik pada individu yang dapat diteliti melalui suatu pendekatan
yang menekankan pada perbedaan individual. Guilford menjelaskan bahwa trait
utama pada manusia berkaitan dengan kreativitas. Trait tersebut mencakup antara
lain: sensitivitas terhadap masalah, kelancaran berfikir, keluwesan berfikir,
orisanalitas berfikir, redefinisi dan elaborasi.
F. Keterampilan Teratas dari Berfikir Kreatif
Menurut website the balance careers dot com, ada 5 keterampilan teratas dari
creative thinking yang perlu kita ketahui dan pelajari, sehingga kita bisa memiliki
teknik berpikir kreatif yang baik.
a. Keterampilan Analitik (Analytical)
Keterampilan pertama yang perlu kita miliki dalam creative thinking
adalah berupaya untuk memahami suatu hal sebelum kita mengambil keputusan
apapun. Kemampuan untuk memahami ini disebut sebagai keterampilan analitik
atau analytical. Kita perlu mengetahui suatu hal dengan sangat cermat, detail dan
memahami apa arti dari suatu permasalahan atau perihal yang sedang kita
hadapi.
b. Keterampilan dalam Berpikir secara Terbuka (Open-Minded).
Keterampilan kedua yang kita perlukan untuk meningkatkan creative
thinking adalah berusaha untuk berpikir terbuka atau memiliki pola pikir yang
open-minded. Kita harus berani untuk menyingkirkan segala opini (asumsi)
buruk atau pikiran bias yang mungkin kita miliki selama ini. Disadari atau tidak,
semua pemikiran negatif seperti itu hanya akan menghalangi kita dari
keterampilan creative thinking. Logikanya, kita tidak akan berani
mengeksplorasi hal-hal baru, jika pola pikir kita masih sangat sempit. Misalnya,
kita tidak berani untuk menjadi seorang pengusaha yang kreatif karena kita takut
jika nanti menjadi orang sukses, orang lain akan berpikir bias pada kita. Ada
banyak hal remeh temeh yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan, karena itu
hanya menjauhkan kita dari creative thinking. Jadi, mulai dari sekarang kita
harus berani dalam berpikir secara terbuka.

12
c. Keterampilan Penyelesaian Masalah yang Baik (Problem Solving).
Keterampilan teratas selanjutnya yang tidak kalah penting adalah
keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan dengan baik atau yang biasa
kita sebut sebagai problem solving skills. Dalam hal ini, pemimpin dan perekrut
bukan hanya ingin memiliki karyawan yang selalu memberikan ide-ide kreatif
dan cemerlang. Namun, mereka juga ingin para karyawan dapat menyelesaikan
permasalahan mereka dengan cara yang kreatif, sehingga penyelesaian masalah
dapat dilakukan secara baik.
d. Keterampilan dalam Berorganisasi (Organization).
Meskipun kebanyakan orang yang memiliki kreativitas tinggi tidak suka
untuk berorganisasi, namun sebenarnya organisasi adalah salah satu bagian yang
paling penting dari kreativitas. Dengan berorganisasi, kita akan terdorong untuk
terus berpikir maju dan tertantang untuk menciptakan ide-ide baru yang
berkaitan dengan kehidupan banyak orang. Selain itu, kita juga akan memiliki
pola pikir atau mindset yang luas, karena dengan berorganisasi kita tersadar
bahwa kehidupan bukan hanya tentang diri kita seorang.
e. Keterampilan dalam Berkomunikasi (Communication)
Keterampilan dalam berkomunikasi atau communication skills.
Logikanya, kita akan merasa kesulitan untuk menjelaskan ide-ide kreatif kita
kepada orang lain, jika kita tidak memiliki keterampilan yang baik dalam
mengkomunikasikannya. Misalnya, kita sudah memiliki ide-ide cemerlang yang
akan kita presentasikan di depan calon klien atau calon vendor. Namun karena
kita terlihat sangat kaku dan terbata-bata dalam menyampaikan presentasi
tersebut, akhirnya calon vendor atau klien kita menjadi sulit percaya terhadap
apa yang kita sampaikan. Jadi untuk memiliki creative thinking yang baik, kita
perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik juga.

G. Tehnik atau cara berfikir kreatif


1. Berhenti mengatakan “tapi”
Kebanyakan orang yang tidak dapat berkembang adalah terlalu banyak
memikirkan dan mengatakan kata “tapi”. Bukannya mendapatkan solusi, hal ini

13
justru akan menghentikan kreativitasmu dan memberi batas pada pemikiran. Jika
memiliki ide kreatif, cobalah untuk menuliskannya atau mengomunikasikannya
terlebih dahulu. Setiap keputusan memang harus dipikirkan konsekuensinya,
tapi hal ini bisa dilakukan seiring berjalannya waktu bersama dengan rekan kerja
lainnya atau dikolaborasikan dengan ide-ide lainnya.

2. Tingkatkan kepercayaan diri

Rasa tidak percaya diri akan memberikan rasa tidak aman pada diri sendiri.
Perasaan seperti ini akan menghambat kemampuanmu untuk berpikir kreatif,
Ladies. Untuk meningkatkan rasa percaya diri, kamu bisa mencatat kemajuan
yang telah dilakukan, puji usaha sendiri, dan cari cara lain untuk menghargai
kreativitas yang telah dilakukan.

3. Lawan rasa takut gagal

Ketakutan akan penolakan, kegagalan, atau membuat kesalahan dalam


suatu usaha juga akan menghambat kemajuanmu. Pada faktanya, kegagalan bisa
saja terjadi kepada siapa pun, dimana pun, dan kapan pun, bahkan ketika suatu hal
sudah direncanakan dengan sangat baik. Untuk mengatasi hal ini, Ladies bisa
mengingatkan kepada diri sendiri bahwa kesalahan atau kegagalan yang terjadi
adalah bagian dari proses untuk membuat diri menjadi lebih baik lagi.

4. Brainstorming ide-ide barusar

Brainstorming adalah teknik umum yang sering digunakan dalam


lingkungan akademis dan profesional. Hal ini bertujuan untuk mencari berbagai
kemungkinan yang bisa dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Cara ini
juga bisa dilakukan secara mandiri, Ladies. Mulailah dengan menuliskan masalah
yang ingin dipecahkan, lalu tulis berbagai ide-ide terkait dan kelebihan serta
kekurangannya. Selanjutnya, fokuslah pada penyempurnaan ide-ide sampai
menemukan pilihan terbaik.

5. Buat jurnal khusus kreativitasar

14
Selain menjadi tempat curhat, jurnal juga bisa dibuat sebagai daftar ide
kreatifmu, Ladies. Tulis dan simpan semua daftar ide yang terlintas di pikiranmu
ke dalam jurnal khusus ini, sehingga bisa menjadi inspirasi di masa depan.
Menulis jurnal adalah cara yang bagus untuk merefleksikan kembali apa yang
telah dicapai dan mencari solusi lain. Akan lebih baik jika kamu selalu membawa
jurnal ini kemana pun kamu pergi, karena ide kreatif bisa datang kapan saja.

6. Cari inspirasi

Ladies, satu hal penting yang perlu diingat adalah jangan pernah berharap
kreativitas terjadi begitu saja. Kamu membutuhkan sumber inspirasi baru yang
akan memberi ide-ide segar dan memicu rasa ingin tahu. Kamu bisa
melakukannya dengan membaca buku, mengunjungi museum, dengarkan musik
favorit, atau lakukan cara lain yang sesuai dengan gayamu.

7. Cari lingkungan yang mendukung

Meskipun kreativitas datang dari pikiran sendiri, kamu memerlukan


lingkungan yang mendukung untuk berpikir kreatif. Carilah lingkungan yang
beragam dan sesuai dengan kepribadianmu. Jika kamu lebih bisa berpikir kreatif
di ruangan yang terbuka, luangkan waktu untuk berjalan-jalan dan mencari udara
segar. Sesekali, kamu juga bisa berdiskusi dengan rekan kerja dari divisi yang
berbeda atau terlibat obrolan dengan orang sekitarmu.

H. Manfaat berpikir kreatif

Sebelumnya sudah disampaikan bahwa berpikir kreatif penting untuk


menemukan ide-ide baru, yang tentunya dapat berguna demi kemajuan dan
keuntungan perusahaan. Ide baru tidak hanya diperlukan untuk menghasilkan produk
baru. Ide baru juga diperlukan untuk problem solving atau memecahkan suatu
masalah. Tidak bisa dipungkiri, setiap hari kita akan menghadapi masalah. Masalah
itu bisa jadi masalah yang memang sudah sering terjadi, atau sebuah masalah baru.
Untuk masalah yang sering terjadi, tentu menjadi sebuah pertanyaan, kenapa masalah
itu bisa berulang. Karena itulah, semua yang terlibat sebaiknya melakukan proses
berpikir kreatif, agar bisa mencari cara untuk menyelesaikan masalah itu dengan
lebih optimal, supaya masalah itu tidak terulang lagi. Sedangkan untuk masalah baru,

15
tentu saja perlu proses berpikir kreatif, agar masalah itu bisa segera diatasi. Dengan
berpikir kreatif, semua anggota tim dapat mencari cara agar selain mengatasi
masalah, juga mencegah agar masalah yang sama tidak terulang lagi di masa depan.
Selain mencari ide baru, berpikir kreatif juga dapat dilakukan untuk melakukan suatu
evaluasi. Evaluasi ini bisa saja dilakukan untuk semua hal yang berhubungan dengan
pekerjaan dan regulasi yang berlaku di perusahaan. Prinsip dari berpikir kreatif sama
dengan prinsip dalam brain storming. Dalam brain storming, semua ide tidak ada
yang salah. Semua ide layak untuk ditindaklanjuti. Yang ada adalah ide yang akam
digunakan dan ide yang akan disimpan dulu, untuk kemungkinan bisa digunakan di
kemudian hari.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

16
Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus
menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan . Berpikir
kreatif mempunyai beberapa mekanisme atau proses yang harus dilalui. Menurut
para psikolog, ada lima tahap berpikir kreatif, diantaranya: Orientasi, Preparasi,
Inkubasi, Iluminasi, dan Verifikasi. ciri-ciri yang cukup menonjol sebagai ciri
pokok berpikir kreatif yaitu: Ciri kelancaran (fluency), Ciri
fleksibelitas (flekxibility) dan Ciri keaslian (organilaty). Mackler dan Shontz
(Semiawan, 1998: 92) mengemukakan bahwa dalam studi kreativitas ada 6 (enam)
teori pokok kreativitas, yaitu: Teori psikoanalisis, teori assosiasionistik, teori
gestalt, teori eksistensial, teori interpersonal, dan teori trait. Keterampilan teratas
dari creative thinking yang perlu kita ketahui dan pelajari yaitukKeterampilan
analitik (Analytical), aeterampilan dalam berpikir secara terbuka, keterampilan
penyelesaian masalah, (Problem Solving), keterampilan berorganisasi
(Organization), Keterampilan dalam berkomunikasi (Communication). Tehnik atau
cara berfikir kreatif: Berhenti mengatakan “tapi”, Tingkatkan kepercayaan diri,
Lawan rasa takut gagal, Brainstorming ide-ide baru, Buat jurnal khusus kreativitas,
mencari inspirasi Cari lingkungan yang mendukung. Manfaat berpikir kreatif yaitu
menemukan ide-ide baru, untuk problem solving atau memecahkan suatu masalah.
berpikir kreatif juga dapat dilakukan untuk melakukan suatu evaluasi.
B. Saran
Di dalam menyelesaikan masalah apapun itu, mengambil keputusan atau
ingin mencari ide baru, maka hal yang harus dilakukan pertama kali adalah
berpikir. Dan berpikir itulah yang akan membuat masalah anda terselesaikan, akan
tetapi tidak terbatas pada pikiran sendiri, kita bisa meminta pendapat orang lain
untuk mengembangkannya. Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan
mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat
pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan
mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia.

DAFTAR PUSTAKA

17
Sambas, Syukriadi, Mantik Kaidah Berpikir Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Ralingson J.G, 1997, Berfikir Kreatif dan Brain Storming, Jakarta : Erlangga
Izzati, N. (2009),Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa,
Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Bandung 19 Desember
2009, hal. 49-60
Ratnasar dkk (2015), makalah berfikir kreatif, psikologi Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati

18

Anda mungkin juga menyukai