Dianjurkan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausaahan dan Manajemen Inofasi
Mulyani :3721139
Dosen Pengampu :
Shalli Maharani,SE. MM
2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga pemakalah
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa izin-Nya tentunya pemakalah
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kemudian shalawat serta
salam selalu dicurahkan kepada baginda Rasul yakni Nabi Muhammad SAW, semoga kelak
kita mendapatkan syafa’atnya di akhirat nanti.
Pemakalah mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat beliau,
berupa sehat fisik maupun akal pikiran serta lain sebagainya, sehingga pemakalah dapat
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi untuk membuat
sebuah makalah ini dengan baik. Laporan tugas mata kuliah ini pemakalah susun untuk
memenuhi tugas semester genap. Pada kesempatan ini pemakalah juga ingin mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang membantu pelaksanaan kegiatan dan semua pihak
yang turut membantu melancarkan kegiatan dalam pelaksanaan tugas pemakalah.
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan tentu
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, pemakalah
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, pemakalah sebagai penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat
penting pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan
perkembangan baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif
akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi
kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam
kompetisi global yang dinamis dan ketat. Potensi kreatif yang sangat penting
tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak, bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri
oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri individu kreatif, misalnya: rasa ingin
tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani menghadapi resiko,
senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun demikian faktor orang
tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat
mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kreativitas,Inofasi dan Kewirausahaan ?
2. Bagaimana Kreativitas Sebagai Kebutuhan Untuk Ketahanan ?
3. Bagaimana Berfikir Kreatif ?
4. Apa saja Hambatan dalam Berkreavifitas ?
5. Bagaimana Cara Meningkatakan Kreativitas ?
6. Bagaimana Proses Kreativitas ?
7. Apa Teknik Untuk Meningkatkan Proses Kreativitas ?
8. Intelektul Properti ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kreativitas,Inofasi dan Kewirausahaan
2. Untuk Mengetahui Kreativitas Sebagai Kebutuhan Untuk Ketahanan
3. Untuk Mengetahui Berfikir Kreatif
4. Untuk Mengetahui Hambatan dalam Berkreativitas
5. Untuk Mengetahui Cara Meningkatkan Kreativitas
6. Untuk Mengetahui Poses Kreativitas
7. Untuk Mengetahui Teknik Untuk Meningkatkan Proses Kreativitas
4
8. Untuk Mengetahui Intelektual Properti
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
H.Fachrurazi dan Ita Nurcholifah,Kewirausahaan (Teori dan Praktek), Pontianak IAIN PONTIANAK PRESS
(Anggota IKAPI),hlm,73-74.
6
e) Yatin Rianto (2012: 233)
Menurut Yatin Rianto, pengertiankreativitas adalah sesuatu yang baru
bagi diri sendiri dan tidak harusmerupakan sesuatu yang baru bagi orang
lain atau dunia pada umumnya.
f) Semiawan (1987)
Menurut Semiawan, pengertian kreativitasadalah kemampuan untuk
memberikan gagasan-gagasan baru danmenetapkannya dalam pemecahan
masalah.
2. Inovasi
adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan
masalah dan menemukan peluang (doing new thing). Inovasi juga dapat diartikan
penemuan baru dalam teknologi atau kemampuan dalam memperkenalkan temuan
baru yang berbeda dari yang telah ada sebelumnya. Orang yang melakukan inovasi
disebut dengan
inovator. Adapun 4 Ciri-Ciri inofasi antara lain sebagai berikut :
• Memiliki ciri khusus
• Memiliki unsur pembaharuan
• Program Inovasi Melalui program yang terencana
• Memiliki tujuan
3. Kewirausahaan
Kebanyakan penulis dan oengkaji di bidang bisnis mengartikan kewirausahaan
sebagai sifat dan keahlian yang dimiliki oleh para wirausaha. Dengan demikian
kewirausahaan dapat diartikan sebagai kaakter seorang wirausaha,yang meliputi
hal berikut : berani mengambil risiko, bijaksana dalam membuat keputusan,
pandai melihat kesempatan yang terbuka dan berkemampuan menjadi manajer
yang baik. Disamping pengertian yang umum ini berbagai penulis menekankan
karakter yang berbeda dalam menerangkan arti kewirausahaan.
Jeffery A. Timmons, seorang profesor dalam bidang kewirausahaan dan
penulis buku The Entrepreneurial Mind mendefinisikan kewirausahaan sebagai
tindakan kreatif manusia membangun sesuatu yang bernilai dari tiada satu apa
pun. Dalam defenisi ini kewirausahaan dipandang sebagai kemampuan memburu
7
kesempatan tanpa menghiraukan keterbatasan sumber yang dimiliki. Pengertian
konsep tersebut meliputi kemampuan dan keberanian untuk mengambil risiko.
Konsep itu meliputi pula keahlian yang dimiliki untuk memimpin orang lain ke
arah wawasan yang telah ditentukan.1
C. Berfikir Kreatif
Berpikir kreatif sering didefinisikan sebagai berpikir divergen. Hal ini dijelaskan
oleh Guilford (Kaufman, Pluker & Baer, 2008: 17) yang menyatakan bahwa dalam
kategori berpikir divergen, ditemukan kemampuan yang paling signifikan yaitu
berpikir kreatif dan penemuan. Pendapat Guilford dipertegas oleh Tan, Teo & Chye
(2009: 7) yang mengatakan bahwa tindakan kreatif dapat dianggap baik sebagai
fenomena mental atau intelektual, yang dikenal sebagai berpikir kreatif atau berpikir
divergen, atau sebagai proses yang menghasilkan produk sosial dan budaya, seperti
musik, karya seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Menurut McGregor (2007: 168),
kreativitas melibatkan berpikir divergen yang merupakan kemampuan untuk
memperoleh ide baru dan asli yang menjadi sesuatu yang tidak biasa. Lebih lanjut,
McGregor (2007: 169) mengungkapkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
melihat sesuatu dari cara yang berbeda, melihat masalah dengan cara yang mungkin
tidak terpikirkan oleh orang lain, dan mengembangkan solusi yang baru, tunggal, dan
efektif.
8
Sedangkan Alvino (Sumarmo, 2010: 11) menyatakan bahwa berpikir kreatif
memuat empat komponen yaitu kelancaran (fluency), fleksibel (flexibility), keaslian
(originality), dan elaborasi (elaboration). Kaufman, Pluker & Baer (2008: 18) juga
menjelaskan tentang empat aspek dalam berpikir divergen yaitu fluency (kelancaran),
originality (keaslian), flexibility (fleksibilitas), dan elaboration (elaborasi).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif
adalah kemampuan kognitif untuk menyelesaikan masalah secara divergen yang
menekankan pada aspek fluency (kemampuan berpikir lancar), flexibility
(kemampuan berpikir luwes), originality (kemampuan berpikir orisinil/asli), dan
elaboration (kemampuan elaborasi/merinci).
9
E. Cara Meningkatkan Kreativitas
1. Memperluas pengetahuan
Entah disadari atau tidak, setiap ide yang muncul dalam pikiran kita
merupakan kombinasi dari konsep-konsep yang sudah kita ketahui
sebelumnya. Sebab itu, semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, maka
semakin besar potensi kita untuk menghasilkan ide-ide yang unik
bahkan beyond imagination atau ide yang tidak pernah terpikir sebelumnya
oleh kebanyakan orang.
Jangan pernah berpikir dan berharap bisnis akan terus berjalan stabil
dan baik-baik saja. Berhati-hatilah dengan zona nyaman, karena melenakan.
Zona nyaman membuat kita terjebak, sehingga kurang kritis dan kreatif dalam
membaca peluang-peluang baru yang menguntungkan.
Perubahan positif tidak akan terjadi apabila kita hanya pasif. Bisnis
kita tidak akan berkembang apabila kita hanya berpangku tangan menunggu
keberuntungan dan keajaiban datang. Kreativitas dan inovasi akan
memunculkan peluang bisnis baru yang menguntungkan.2
3. Berpikiran terbuka
2
Asri Murwanti 2022, Cara Mendorong Kreativitas Dalam Berbisnis
10
Tentu kita tidak akan bisa berkembang, karena terkungkung dalam pikiran kita
sendiri yang belum tentu baik untuk bisnis kita.
4. Berpikir positif
Selain berpikiran terbuka, kita juga harus berpikir positif untuk bisa
menjadi lebih kreatif. Pikiran positif akan memunculkan suasana hati
atau mood yang positif pula. Ketika kita menghadapi setiap permasalahan
dengan berpikir positif, kita akan lebih percaya diri dan optimis dalam mencari
solusi atas permasalahan tersebut.
Berpikir positif akan menjaga kita tetap ‘waras’ dalam upaya mencapai
tujuan bisnis. Sebagai pelaku usaha, tentu kita tidak ingin gagal dalam
mewujudkan mimpi karena diganggu oleh pikiran-pikiran negatif, seperti
malas, senang menunda-nunda, dan lainnya. Alih-alih kreativitas meningkat,
tetapi justru tergerus oleh ‘bisikan-bisikan setan’ yang mencuri mimpi kita.
Ketika kita terpaku hanya pada sudut pandang tertentu, kita akan sulit
untuk berpikir dan menemukan solusi dari masalah yang sedang kita hadapi.
Namun, apabila kita mencoba mencari solusi atas masalah dari perspektif lain,
bisa jadi kita malah lebih mudah menemukannya. Inilah salah satu cara untuk
mengasah dan mendorong kreativitas.
Munculnya ide dan inspirasi tidak kenal batasan waktu. Mereka bisa
muncul di mana saja dan kapan saja. Saat kita berjalan-jalan, berkendara,
bekerja, bahkan melamun pun bisa saja ide tiba-tiba terlintas dalam pikiran.
11
Meski tampak sederhana, namun mencatat ide yang muncul akan
memberikan keuntungan tersendiri bagi kita. Kita akan selalu ingat, sehingga
tidak kehilangan ide berharga bagi bisnis kita ke depannya. Dari catatan
singkat tentang ide tersebut, kita bisa lebih mudah untuk mengembangkannya
di kemudian hari dan merealisasikannya menjadi ‘fakta’ bisnis yang
menguntungkan.
F. Proses Kreatifitas
1. Tahap persiapan.
2. Tahap inkubasi.
3. Tahap iluminasi.
12
4. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi.
Tahap di mana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Pada
tahap ini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan perkataan lain,
proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi
(pemikiran kritis)1
Kreativitas bukan hanya milik orang yang bekerja di industri kreatif saja,
semua orang perlu memiliki kreativitas untuk berkembang menjadi lebih baik. Dengan
menjadi kreatif kamu bisa memaksimalkan potensi yang kamu miliki, kreativitas
membuatmu memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang bisa kamu maksimalkan
di bidang yang sedang kamu tekuni.
Percaya atau tidak berkumpul bersama dengan orang-orang yang kreatif bisa
menginspirasimu untuk terus berkreatif juga. Berkumpul bersama mereka bisa kamu
jadikan sebagai wadah menyalurkan kreatifitasmu dan hasil dari ide-ide
cemerlangmu. Mintalah saran ataupun kritikan kepada mereka sehingga kamu bisa
berkembang menjadi positif dan lebih baik lagi.
Kenali dirimu dengan baik, walaupun kamu melihat kehidupan orang lain
lebih menyenangkan tapi percayalah jika kamu bersyukur hidupmu akan jauh lebih
menyenangkan. Tirulah kesuksesan mereka namun dengan caramu sendiri sehingga
kamu bisa menjadi lebih kreatif memikirkan cara untuk menjadi sukses seperti
mereka.
13
• Berimprovisasi
Jika kamu mulai bosan dengan rutinitasmu yang terus berulang cobalah mulai
berimprovisasi. Lakukan hal yang berbeda dari biasanya, hal itu sangat membantu
untuk mengasah kreativitasmu. Temukan kreativitas dari hal yang setiap hari kamu
kerjakan. Hari-harimu akan dihiasi dengan pengalaman juga tantangan baru dan
jauh dari rasa bosan ketika kamu berimprovisasi.
Ide bisa datang kapan saja, mungkin ketika kamu sedang di kantor, kencan,
atau lagi nongkrong dengan teman. Siapkan buku catatan dan bawalah kemanapun
kamu pergi, buku catatan penting untuk jadi wadah ide yang belum tersalurkan. Jika
kamu membutuhkannya dan ingin mengaplikasikannya kamu bisa mudah
melihatnya lagi di buku catatan.
• Berlatih
Asah kreativitasmu dengan terus berlatih. Jika kamu hanya terus menerus
menumpuk ide tanpa di realisasikan, kreativitasmu akan tumpul. Meskipun kamu
sibuk, disela-sela rutinitas sempatkan untuk melatih kemampuan kreatif yang kamu
punya.
H. Intelektual Properti
Intellectual Property (IP) atau kekayaan intelektual merupakan nadi bagi setiap
pelaku industri kreatif. Pasalnya, saat ini pencurian tidak hanya berlaku dalam hal
kebendaan namun juga dari segi ide. Intellectual Property sendiri merujuk pada kekayaan
yang lahir dari kemampuan intelektual manusia. Hal ini meliputi teknologi, ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra.
14
tipe hasil kreasi memiliki hak IPR yang berbeda. Misalnya, untuk produk seperti komik,
karya sastra/buku, karakter dan lagu harus memiliki copyright atau hak cipta.
Sementara simbol yang meliputi kata, frasa, simbol, desain (atau kombinasi
keempatnya) yang digunakan dalam sebagai merek dari sebuah produk atau penyedia
jasa harus memiliki trademark atau pendaftaran merek. Untuk perlindungan hukum hak
cipta terdapat dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014, sementara untuk
pendaftaran merek ada pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016. Perlindungan
terhadap kekayaan intelektual sangat penting bagi pelaku industri kreatif, guna
mengantisipasi terjadinya pelanggaran atas intellectual property yang dimiliki. Selain itu,
perlindungan ini juga dilakukan untuk mendorong para pencipta untuk terus berkarya
dan berinovasi.
Karena kecilnya peluang untuk melakukan pelanggaran maka para pelaku industri
kreatif akan semakin bersemangat dalam berkarya. Artinya keberadaan Intellectual
property right sangat penting bagi keberlangsungan industri kreatif di Indonesia.
BAB III
15
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Ita Nurcholifah dan H. Fachururazi, Kewirausahaan (Teori dan Praktek), Pontianak IAIN
PONTIANAK PRESS(Anghita IKAPI)
Syafrinaldi, Fahmi dan M. Abdi Almaksur, Hak Kekayaan Intelektual, (Pekanbaru: Suska
Press, 2008)
17