Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERANAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR


(Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuiah Psikologi Pendidikan)

Dosen Pengampu : Bapak Saepulloh, M.a

Disusun Oleh:

Siti Jihan Salma (2001058)

Syifa Nurazizah Munawaroh (2001061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH


2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga makalah yang berjudul “PERANAN
KREATIVITAS DALAM BELAJAR” dapat tersusun dengan rapih, dapat disajikan dengan baik,
dan dapat di pahami.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih banyak


kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifat-
sifatnya membangun sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan dimasa yang akan datang,
serta penulis berharap makalah ini dapat di fahami dan dimengerti oleh semua pihak yang
bersangkutan.

Demi kelancaran nya mengerjakan tugas ini penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen
atas bimbingannya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal „alamin.

Batujajar, 18 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Pengertian Kreativitas ......................................................................................................... 2
B. Beberapa Ciri Anak (Siswa) yang Kreatif .......................................................................... 2
C. Tahap-Tahap Kreativitas ..................................................................................................... 5
D. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas .............................................................................. 6
E. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Proses
Pembelajaran ............................................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 10
A. Simpulan............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kreativitas merupakan suatu kemampuan seseorang yang mampu menciptakan sesuatu
hal baru baik berupa ide-ide, gagasan, karya ataupun tindakan nyata yang dapat berguna bagi
kehidupan. Kreativitas bagi siswa bertujuan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan dan
proses pembelajaran sehingga siswa mampu memecahkan masalah, mengeluarkan ide-ide dan
gagasan, mengambil keputusan serta memiliki rasa ingin tahu dalam belajar. Secara umum
kreativitas adalah kemampuan untuk berkreasi, kemampuan untuk menciptakan sesuatu.
Kreativitas juga dapat diartikan sebagai suatu pola pikir, ide-ide maupun gagasan yang timbul
dalam diri dan penciptaan sesuatu hal yang baru. Kreativitas ini dapat dipupuk dan
dikembangkan melalui pendidikan dengan cara yang tepat. Salah satu hal yang berpengaruh
dalam pendidikan adalah dengan adanya kreativitas dalam belajar. Tujuan pendidikan dapat
tercapai dengan optimal apabila peran seorang guru dapat menyajikan pembelajaran secara
kreatif dan variatif bagi siswa agar mampu mengembangkan kemampuan kreativitas dalam diri
siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kreativitas?
2. Apa saja ciri-ciri dari anak/siswa yang memiliki kreativitas?
3. Apa saja tahap tahap dari kreativitas?
4. Upaya saja upaya yang harus dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
anak?

C. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai peranan kreativitas dalam
belajar
2. Untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah psikologi pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KREATIVITAS

Pengertian Kreativitas Menurut Para Ahli Istilah kreativitas menunjukkan kemampuan


siswa dalam menciptakan hasil karya baru yang merupakan produk-produk kreasi. Ada beberapa
perbedaan pandangan mengenai definisi kreativitas. Perbedaan definisi atau pengertian
kreativitas menurut para ahli saling melengkapi satu sama lain. Berdasarkan pendapat para ahli
di atas, maka kreativitas dapat dirumuskan sebagai suatu proses aktivitas kognitif seseorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa karya baru maupun karya kombinasi yang
semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya.
Dalam mengembangkan siswa kreatif terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
siswa.

Berikut ini kami sajikan beberapa pengertian kreativitas yang dikemukakan oleh para ahli:

 Pengertian Kreativitas Menurut Widayatun: Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk


memecahkan masalah, yang memberikan individu menciptakan ide-ide asli/adaptif fungsi
kegunaannya secara penuh untuk berkembang.

B. Beberapa Ciri Anak (Siswa) yang Kreatif

Individu yang memiliki kreativitas yang tinggi menunjukan sikap dan prilaku yang
kadang-kadang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Kekhasan prilaku yang kreatif
digambarkan oleh beberapa ahli berikut ini :

Menurut Roger ada tiga kondisi dari pribadi kreatif :

1. Keterbukaan terhadap pengalaman

2. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of
evalution) dan

3. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep

2
Para ahli lain seperti Torrance dan Dembo (979); Utami Munandar (2004); Conny
Semiawan (1984); Cohen (1976); Siegelman (1973) mengungkapkan beberapa ciri orang kreatif
antara lain :

1. Suka humor, tidak kaku dan tidak tegang dalam bekerja

2. Suka pada pekerjaan yang menantang

3. Cukup kuat memusatkan perhatian

4. Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif

5. Lebih sensitive terhadap keadaan orang lain

6. Tidak banyak terikat pada kelompoknya

7. Mampu memunculkan ide-ide yang aneh

8. Terbuka terhadap ide-ide/penemuan baru

9. Fleksibel//tidak kaku

10. Memiliki konsep diri positif

Menurut Utami Munandar (2004) prilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan
berfikir kreatif (kognitif), tetapi juga memerlukan adanya sikap kreatif (aktif) pada saat sikap
kreatif dioprasionalkan.

Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam prilaku kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai berikut:

1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan
suatu masalah.

2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan memberikan atau menemukan berbagai macam ide
untuk memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.

3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.

3
4. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan
suatu situasi

Lebih lanjut, Munandar (1999) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri
aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau
proses berfikir adalah :

1. Ketrampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban ,


penyelesaian masalah atau pertanyaan.

2. Ketrampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan
yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.

3. Ketrampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli.

4. Ketrampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya,


atau memperinci secara detail dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik.

5. Ketrampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan


menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak.

Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan.
Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu:

1. Rasa ingin tahu

2. Bersifat imajinatif

3. Merasa tertantang oleh kemajemukan

4. Berani mengambil resiko

5. Sifat menghargai

Ciri kreatifitas juga digolongkan kedalam dua bagian yaitu anak yang kreatifitasnya
tinggi dan anak yang kreatifitasnya rendah. Anak yang kreatifitasnya tinggi cenderung lebih
ambisius, mandiri, otonom, cenderung percaya diri, efisien dalam berfikir, tertarik pada hal-hal

4
komplek dan perspektif, mampu mengambil resiko. Sedangkan anak yang rendah kreatifitasnya
kurang memiliki kesadaran diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang bisa mengendalikan
dirinya dan kurang efisien dalam berfikir.

C. Tahap-Tahap Kreativitas

Kerja kreatif meminta menggunakan dan menyeimbangkan tiga kemampuan -sintetik, analisis
dan praktikal- yang semuanya bisa dikembangkan. Kemampuan sintetik mampu membangkitkan
ide baru dan menarik. Seringkali seorang kreatif memiliki partikel berpikir sintetik yang bagus
menghubungkan antara sesuatu dengan hal lain dengan spontan. Tipikal kemampuan analisis
mempertimbangkan berpikir kritik, keterampilan analisis dan ide evaluasi. Setiap orang kreatif
memiliki ide menganalisis peristiwa baik dan buruk. Kemampuan mengembangkan analisis
pikirannya memungkinkan mengejar ide jelek menjadi bagus. Menggunakan kemampuan
analisis mengeluarkan implikasi ide kreatif dan test. Kemampuan praktikal ialah kemampuan
menerjemahkan teori ke praktek dan ide-ide abstrak kepada kecakapan praktikal. Implikasi dari
penanaman teori kreatif ialah memiliki ide yang sangat bagus tetapi mereka tidak bisa
menjualnya. Orang kreatif menggunakan kemampuannya meyakinkan orang lain bahwa idenya
bisa diterapkan.

Dalam proses berlangsungnya kreativitas, maka menurut Graham Wallas menjelaskan


beberapa tahap sebagai berikut;

1. Tahap pertama, yaitu tahap persiapan (preparation). Pada tahap ini ide datang dan timbul dari
berbagai kemungkinan. Namun biasanya ide itu berlangsung dengan hadirnya suatu
keterampilan, keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau sumber dari
mana ide itu lahir.

2. Tahap kedua, yaitu Inkubasi (incubation). Dalam pengembangan kreativitas, pada tahap ini
diharapkan hadirnya suatu pemahaman serta kematangan terhadap ide yang timbul. Berbagai
teknik dalam menyegarkan dan meningkatkan kesadaran itu, seperti meditasi, latihan
peningkatan kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan “perembetan”, perluasan, dan
pendalaman ide.

5
3. Tahap tiga, yaitu iluminasi (illumination). Pada tahap ini terjadi komunikasi terhadap hasilnya
dengan orang yang signifikan bagi penemu, sehingga hasil yang telah dicapai dapat lebih
disempurnakan lagi.

4. Tahap empat, verfikasi (verification). Perbaikan dari perwujudan hasil tanggung jawab terhadap
hasil menjadi tahap akhir dari proses ini. Dimensi dari perwujudan karya kreatif dari proses ini.
Dimensi dari perwujudan karya kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat yang lebih luas
setelah perbaikan dan penyempurnaan terhadap karyanya itu berlangsung. (Conny R. Semiawan,
1998)

D. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

1. Faktor tersedianya sarana kebudayaan

Seorang musikus akan sulit mengembangkan bakatnya jika ia hidup dilingkungan dimana
tidak ada kemungkinan untuk mempelajari musik secara wajar walaupun ia berbakat.
Tersedianya sarana juga meliputi sarana fisik dalam bentuk peralatan atau bahan yang
dibutuhkan untuk suatu bidang. Oleh karena itu jika kreatifitasdalam bidang seni ingin
dikembangkan, maka peningkatan sarana dan media kebudayaan perlu dikembangkan.
Tersedianya media tersebut merupakan persyaratan bagu pertumbuhan suatu kebudayaan.

2. Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan

Rangsangan dan lingkungan kebudayaan tidak hanya harus tersedia, tetapi juga harus diingini
dan mudah didapatkan. Kebudayaan tidak hanya memperhatikan tujuan-tujuan seperti
kesejahteraan, keamanan, dan pertahanan, namun juga sebaiknya media kebudayaan terbuka bagi
semua lapisan masyarakat dan tidaklagi golongan tertentu saja.

3. Memberikan kesempatan bebas terhadap media kebudayaan bagi semua warga negara, tanpa
diskriminasi.

Dahulu dan sekarang, sampai batas tertentu yang mendapat privilege untuk bidang-
bidang kebudayaan tertentu. Diskriminasi juga berlaku bagi jenis kelamin. Jarang sekali wanita
yang mencapai keunggulan dalam salah satu bidang dibandingkan dengan pria. Menurut
penelitian Terman (dalam Venom, 1982), yang menyelidiki biografi dari tokoh-tokoh yang

6
unggul serta mengikuti perkembangan anak-anak berbakat dari masa anak sampai masa
dewasanya, maka wanita pada umumnya sejak di SD sampai dengan di perguruan tinggi dapat
melebihi pria dalam prestasi akademik, akan tetapi dalam dunia pekerjaan mereka tidak lagi
dapat bersaing dengan pria. Keadaan ini bukan karena faktor kemampuan, tapi dikarenakan
faktor motivasi dan kesempatan.

4. Faktor interaksi antara pribadi-pribadi yang berarti

Orang-orang yang berarti saling mempengaruhi melelui produk yang mereka hasilkan
maupun melalui kontak pribadi langsung. Interaksi antara kelompok orang yang tenar dalam
bidang tertentu (misalnya para seniman di Taman Ismail Marzuki), dengan adanya kesepakatan
bekerja sama, dapat mempunyai dampak yang bermakna.

5. Faktor insentif, penghargaan atau hadiah

Dari segi pendidikan, apabila insentif atau motifasi eksternal (yaitu berupa hadiah, uang
dan sebagainya) terlalu sering diberikan, justru dapat mempunyai dampak bahwa motifasi
internal berkurang atau hilang. Artinya orang tidak lagi mencipta demi ciptaan itu sendiri, akan
tetapi terutama karena dibayangi oleh keinginan mendapat hadiah. Dalam hal ini motivasi
internal (mencipta demi hadiah yang akan diperoleh). Bagaimanapun, sampai batas-batas tertentu
insentif dari luar dapat menguatkan motivasi untuk berprestasi dan mempunyai dampak
memperkuat (reinforcing), tidak terutama karena hadiahnya, hadiah tersebut hanya
melambangkan penghargaan terhadap si pencipta.

Satu hal yang perlu disadari ialah bahwa dengan terpenuhinya kesembilan faktor
creativogenic tersebut dimuka, belum merupakan jaminan bahwa kreativitas akan muncul.
Faktor-faktor tersebut hanya merupakan faktor penunjang atau ketidakhadirannya merupakan
faktor penghambat. Akan tetapi akhirnya yang paling menentukan adalah unsure-unsur
intrapsikis dari diri pribadi individu itu sendiri. Karena itu mungkin saja timbul tokoh yang
kreatif, walaupun lingkungannya tidak kondusif untuk perkembangan kreativitas.

E. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Proses


Pembelajaran

7
Pengembangan kreatifitas dapat dilakukan melalui proses belajar diskaveri/inkuiry dan
belajar bermakna, dan tidak dapat dilakukan hanya dengan kegiatan belajar yang hanya bersifat
ekspositori. Karena inti dari kreatifitas adalah pengembangan kemampuan berpikir divergen dan
bukan berpikir konvergen.

Untuk pengembangan kemampuan demikian guru perlu menciptakan situasi belajar-


mengajar yang banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah,
melakukan beberapa percobaan, mengembangkan konsep-konsep atau gagasan siswa sendiri.

Dalam proses pembelajaran peserta didik perlu diupayakan pengembangan aktifitas,


kreativitas, dan motivasi siswa di dalam proses pebelajaran. Ada banyak cara yang dapat
dilakukan oleh guru untuk dapat meningkatkan kreativitas para peserta didiknya, salah satunya
yaitu dengan mengoptimalkan pelajaran seni rupa yang telah ada dalam kurikulum pembelajaran,
seperti yang dibahas pada salah satu jurnal. Disana dijelaskan bahwa mata pelajaran seni rupa
bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, sensitivitas, perasaan, dan kemampuan keterampilan
berkarya.Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E.Mulyasa (2003) mengemukakan hal-hal yang
perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya, adalah:

1) Dikembangkannya rasa percaya diri pada diri siswa dan mengurangi rasa takut.

2) Memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas
terarah.

3) Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.

4) Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

5) Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.

Widada (1994) dalam Akhmad Sudrajat (2009) mengemukakan bahwa untuk meningkat
aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan
pendekatan sebagai berikut:

8
 Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self esteem (kesadaran akan harga
diri siswa) siswa.

 Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan role
playing.

 Value clarification an moral development approach; mengembangkan segenap potensi siswa


menuju tercapainya self actualization, termasuk dalam hal etika dan moral.

 Multipletalent approach; pengembangan seluruh potensi siswa untuk membangun self


concept yang menunjang kesehatan mental.

 Inquiry approach; guru memberiksn kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan proses
mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi ilmiahnya.

 Pictorial riddle approach; mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat
siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif.

 Synetics approach; lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk membuka
intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Kreativitas Menurut Para Ahli Istilah kreativitas menunjukkan kemampuan siswa dalam
menciptakan hasil karya baru yang merupakan produk-produk kreasi.

Individu yang memiliki kreativitas yang tinggi menunjukan sikap dan prilaku yang
kadang-kadang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Kekhasan prilaku yang kreatif
digambarkan oleh beberapa ahli berikut ini :

Menurut Roger ada tiga kondisi dari pribadi kreatif :

1. Keterbukaan terhadap pengalaman

2. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of
evalution) dan

3. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep

Kemampuan mengembangkan analisis pikirannya memungkinkan mengejar ide jelek menjadi


bagus. Menggunakan kemampuan analisis mengeluarkan implikasi ide kreatif dan test.
Kemampuan praktikal ialah kemampuan menerjemahkan teori ke praktek dan ide-ide abstrak
kepada kecakapan praktikal.

Untuk pengembangan kemampuan demikian guru perlu menciptakan situasi belajar-


mengajar yang banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah,
melakukan beberapa percobaan, mengembangkan konsep-konsep atau gagasan siswa sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://repositori.unsil.ac.id/509/4/BAB%201.pdf
http://andriani1701.blogspot.com/2017/06/peranan-kreativitas-dalam- belajar.html

11

Anda mungkin juga menyukai