DISUSUN OLEH :
SONYA ASOKAWATI
P2A521004
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karna atas berkat rahmat dan
karunia- Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Model dan Evaluasi
Pembelajaran Sains yang membahas tentang “Pengembangan Assessing Creativity
and Creative Thinking”. Adapun kumpulan materi dalam makalah ini diperoleh dari
literatur yang ada, sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun baik mengenai isi maupunpenulisan
dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat memperluas wawasan para pembaca.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
Kemandirian siswa dapat diasah dengan keterampilan berpikir kreatif untuk
menghadapai persaingan bisnis, dan pertumbuhan industri yang pesat. Mereka
mencoba menggunakan kecerdasan, wawasan, imajinasi,dan gagasan mereka saat
menghadapi situasi atau masalah tertentu (Birgili, 2015). Aspek yang dapat digunakan
untuk mengukur kreativitas adalah kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas dan elaborasi
(Almeida et al, 2008). Karakteristik kemampuan berpikir kreatif meliputi kelancaran,
fleksibilitas, orisinalitas , elaborasi dan pemikiran metaforis (Treffinger, 2002). Hasil
penelitian lainnya menunjukkan bahwa penggunaan rubrik dan instrumen penilaian
dapat mengevaluasi kinerja peserta didik pada pelaksanaan penilaian serta dapat
menstimulus keterampilan berpikir kreatif yang dimiliki oleh peserta didik (Fan,
Lianghuo., 2008; Silvia, F., Risnita, & Syaiful, 2015).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan keterampilan berfikir kreatif dan kreativitas
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keterampilan berpikir kreatif
3. Untuk mengetahui ciri-ciri keterampilan berpikir kreatif
4. Untuk mengetahui tahapan keterampilan berpikir kreatif
5. Untuk mengetahui indikator keterampilan berpikir kreatif
6. Untuk mengetahui pengembangan instrumen assesmen untuk keterampilan berfikir
kreatif.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
Gambar 1.1 Komponen Penyusun Kreativitas
Pada kegiatan pendidikan proses berpikir kreatif dapat mempersiapkan peserta didik
menuju pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektualnya. Selanjutnya dalam pembelajaran,
pengembangan keterampilan berpikir kreatif melibatkan peserta didik sebagai pemikir
ketimbang seseorang yang belajar secaraverbalistik. Agar keterampilan berpikir kreatif dapat
dikembangkan, maka diperlukan perpaduan antara penalaran logis dan pengalaman empiris.
Salah satu cara pengembangan keterampilan berpikir kreatif adalah dengan melakukan
penilaian berbasis keterampilan berpikir kreatif. Tes keterampilan berpikir kreatif dapat
dikembangkan berdasarkan indikator-indikator keterampilan berpikir kreatif.
2
2.3 Ciri-Ciri Keterampilan Berpikir Kreatif
Keterampilan, sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan
kreativitas dikemukan oleh (Munandar, 1999: 118) sebagai berikut ini ciri-ciri berpikir
kreatif pada siswa :
1. Keterampilan Berpikir Lancar
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang suka mengajukan banyak pertanyaan,
menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan
mengenai suatu masalah, lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.
2. Keterampilan Berpikir Luwes
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang memberikan aneka ragam penggunaan yang
tidak lazim terhadap suatu objek, memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi)
terhadap suatu gambar; cerita; atau masalah, memberi pertimbangan terhadap siuasi; yang
berbeda dari yang diberikan orang lain.
3. Keterampilan Berpikir Orisinal
Dilihat dari bagaimana perilaku anak memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang
tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
4. Keterampilan Memperinci (Mengelaborasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mengembangkan atau memperkaya gagasan orang
lain.
5. Keterampilan Menilai (Mengevaluasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.
6. Memiliki Rasa Ingin Tahu
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mempertanyakan segala sesuatu.
7. Bersifat Imajinatif
Dilihat dari bagaimana perilaku anak membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum
pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah dialami.
8. Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mencari penyelesaian suatu masalah tanpa bantuan
orang lain.
9. Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko
3
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang berani mempertahankan gagasannya dan
bersedia mengakui kesalahannya.
10. Memiliki Sifat Menghargai
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang menghargai hak-hak diri sendiri dan hak-hak
orang lain.
1) Tahap persiapan, tahap ketika peserta didik dalam mengidentifikasi masalah atau mencermati
masalah,, mengumpulkan data yang relevan untuk penyelesaian masalah, mengaitkan
informasi tersebut dengan pengetahuan terdahulu, dan memikirkan alternatif solusi masalah
dengan bekal ilmu yang dimiliki.
2) Tahap inkubasi yaitu tahap ketika peserta didik berhenti sejenak untuk memikirkan masalah
tersebut secara tidak sadar dan tidak memikirkan masalah yang dihadapi, namun seolah-olah
meninggalkan masalah sendirian, bukan berarti peserta didik tidak berpikir, kegiatan yang
dilakukan adalah menunda dalam mengerjakan soal dan memikirkan solusi yang tepat untuk
soal tersebut.
3) Tahap iluminasi, peserta didik mampu memberikan dan mengembangkanjawaban dengan
menggunakan alternatif yang lain, peserta didik menemukanide dan solusi untuk soal yang
diberikan.
4) Tahap verifikasi, siswa melakukan pengujian kembali untuk meyakinkan dirinya bahwa
jawabannya sudah benar atau memeriksa kembali solusi yang ada apakah sudah tepat untuk
masalah tersebut atau belum (Hanifah, 2019).
c) Keaslian atau Orisinalitas adalah mampu melahirkan gagasan baru dan unik,
4
mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian, mampu
memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
a) Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan
banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek, dan situasi serta peka dalam
pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.
b) Imajinatif yaitu mampu membayangkan bahkan memperagakan hal-hal yang tidak
atau belum pernah terjadi akan tetapi mengetahui perbedaan antara imajinasi dan
5
kenyataan.
c) Merasa tertantang yaitu mencari banyak kemungkinan, merasa terdorong untuk
mengatasi masalah yang sulit, dan lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
d) Sikap berani mengambil resiko yaitu tidak takut gagal atau mendapat kritikan
dan berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar dan teguh dalam
mempertahankan pendapat.
No Indikator Perilaku
1. Rasa ingin tahu Keinginan untuk mencari tahu,
mendalami pengetahuan lebih dalam
Mempertanyakan segala sesuatu
2. Imajinatif Mampu membayangkan bahkan memperagakan
hal-hal yang tidak atau yang tidak terlihat
dengan kasap mata
Melibatkan diri dalam tugas yangdiberikan
Menghasilkan gagasan yang bervariasi
3. Merasa tertantang Mencetuskan masalah, gagasan atau hal-hal yang
tidak terpikirkan orang lain
Komponen
Pemecahan masalah Pengajuan masalah
kreativitas
Siswa menyelesaikan
masalah dengan Siswa membuat banyak masalah
bermacam-macam Kefasihan yang dapat dipecahkan siswa
Interpretasi solusi dan berbagi masalah yang diajukan
jawaban
6
Siswa menyelesaikan
(atau menyatakan atau Siswa mengajukan masalah yang
justifikasi) dalam satu dapat dipecahkan dengan cara-cara
cara, kemudian dengan Fleksibilitas yang berbeda. siswa menggunakan
cara lain siswa pendekatan “what-if-not?” Untuk
mendiskusikan berbagai mengajukan masalah.
metode penyelesaian
Siswa memeriksa
berbagai metode
penyelesaian atau Siswa memeriksa beberapa
jawaban-jawaban masalah yang diajukan kemudian
Kebaruan
(pernyataan-2 atau mengajukan suatu masalah yang
justifikasi-2) kemudian berbeda.
membuat metode lain
yang berbeda.
7
Memberikan lebih dari satu jawaban yang
3
beragam/berbeda, tetapi alasannya kurang tepat
2 Memberikan satu jawaban, tetapi alasannya tidak tepat
1 Memberikan satu jawaban, tetapi tidak memberikan alasan
0 Tidak ada jawaban
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri sesuai dengan
4
konsep yang dimaksud secara lengkap dan tepat
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri sesuai dengan
3
konsep yang dimaksud, tetapi kurang lengkap dan tepat
Keaslian/Originality Memberikan jawaban dengan caranya sendiri, tetapi tidak
2
sesuai dengan konsep yang dimaksud dan tidak tepat
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak
1
dapat dipahami
0 Tidak ada jawaban
Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang
4
diberikan dengan terinci dan benar
Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang
3
diberikan dengan terinci, tetapi belum lengkap
Kerincian/Elaboration Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang
2
diberikan, tetapi kurang terinci
Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang
1
diberikan, tetapi tidak terinci
0 Tidak ada jawaban
Tingkat 4 Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu solusi dan dapat
(sangat mengembangkan cara lain untuk menyelesikannya. Salah satu solusi memenuhi
kreatif) aspek originality (kebaruan). Beberapa masalah yang dibangun memenuhi
aspek originality, flexibility, dan fluency.
Tingkat 3 Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu solusi, tetapi
(kreatif) tidak bisa mengembangkan cara lain untuk menyelesaikannya. Satu solusi
memenuhi aspek originality. Pada tingkat ini juga peserta didik dapat
mengembangkan cara lain untuk memecahkan permasalahan (flexibility), namun
tidak memiliki cara yang berbeda dari yang lain (originality).
Tingkat 2 Peserta didik dapat memecahkan permasalahan dengan satu solusi yang sifatnya
(cukup berbeda dari yang lain (originality) namun tidak memenuhi
kreatif) aspekfluency dan flexibility atau peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan
dengan mengembangkan solusinya (flexibility) namun bukan hal yang baru dan
bukan pula jawaban lancar.
8
Tingkat 1 Peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih dari satu solusi
(kurang (fluency) tetapi tidak dapat mengembangkan solusinya dan tidak memenuhi aspek
kreatif) kebaruan.
Tingkat 0 Peserta didik tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih dari satu solusi
dan tidak dapat mengembangkan cara lain untuk menyelesaikannya. Serta peserta
(tidak kreatif)
didik juga tidak bisa menimbulkan solusi baru.
9
Elaborasi Siswa sangat Siswa kadang- Ketika siswa Siswa terkadang
(elaboration) mudah kadang berpikir cukup tidak dapat
memahami dan menemukan keras akan memikirkan
merasa mudah strategi dalam mendapat solusi untuk
untuk menambah gagasan baru. membuat
menambahkan gagasan baru. sesuatu yang
gagasan baru. lebih baik.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berpikir kreatif merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik dan berperan
dalam proses mengambil keputusan untuk memecahkan masalah dengan menganalisis
dan menginterpensi data dalam kegiatan inquiri ilmiah. Karakteristik kemampuan
berpikir kreatif meliputi kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi dan pemikiran
metaforis. Dalam pembelajaran keterampilan berpikir kreatif melibatkan peserta didik
dengan menggunakan soal pengetahuan yang dapat melatih kemampuan berpikir kreatif
peserta didik, dan sebagai tolak ukurnya dapat menggunakan rubrik yang tidak terlepas
dari indikator berpikir kreatif.
3.2 Saran
Semoga tulisan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
pendidik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses
pembelajaran, agar tercapai tujuan untuk memiliki peserta didik yang memiliki memiliki
kemampuan berpikir kreatif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, L. S., Prieto, L. P., Ferrando, M., Oliveira, E., Ferrándiz, C. (2008). Torrance Test
of Creative Thinking: The question of its construct validity. Elsevier, Thinking Skills and
Creativity, 53-58.
Treffinger, D. J., Young, G. C., Selby, E. C., & Shepardson Cindy. 2002. Assessing
Creativity: A Guide for Educators. Florida: The National Research Center On the
Gifted and Talented.
13
14