Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGEMBANGAN ASSESING CREATIVITY AND CREATIVE THINKING


(Menilai Kreativitas dan Berfikir Kreatif)
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Model Dan Evaluasi Pembelajaran Sains
Dosen Pengampu :
Dr. Jodion Siburian, M.Si

DISUSUN OLEH :

SONYA ASOKAWATI
P2A521004

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karna atas berkat rahmat dan
karunia- Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Model dan Evaluasi
Pembelajaran Sains yang membahas tentang “Pengembangan Assessing Creativity
and Creative Thinking”. Adapun kumpulan materi dalam makalah ini diperoleh dari
literatur yang ada, sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun baik mengenai isi maupunpenulisan
dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat memperluas wawasan para pembaca.

Jambi, 05 Desember 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar. ............................................................................................................... i


Daftar Isi. ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN. ............................................................................................. iii
1.1 Latar Belakang. ....................................................................................................... iii
1.2 Rumusan Masalah. .................................................................................................. iii
1.3 Tujuan Penulisan. .................................................................................................... iii

BAB II PEMBAHASAN. ................................................................................................ 1


2.1 Pengertian Berpikir kreatif dan kreativitas. ............................................................... 1
2.2 Faktor yang mempengaruhi berpikir kreatif. ............................................................. 2
2.3 Ciri-ciri keterampilan berpikir kreatif. ...................................................................... 3
2.4 Tahapan berpikir kreatif ........................................................................................... 4
2.5 Indikator keterampilan berpikir kreatif...................................................................... 5
2.6 Pengembangan instrumen assesmen keterampilan berpikir kreatif ............................ 8
2.7 Pengembangan rubrik keterampilan berpikir kreatif .................................................. 9
BAB III PENUTUP. ........................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan . .......................................................................................................... 12
3.2 Saran. ..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA. ...................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemampuan berpikir kreatif terdiri dari dua suku kata yaitu berpikir dan kreatif,
berpikir itu sendiri merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka
dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Terdapat bermacam-
macam cara berpikir antara lain berpikir vertikal, lateral, kritis analitis, kreatif, dan
strategis. Berpikir kreatif menggunakan benda-benda atau ide-ide yang sudah ada dan
terwujud dalam pikiran kita proses nyata sebenarnya terjadi. Proses initidak harus selalu
membuat konsep baru, meskipun hasil akhirnya dapat dilihat sebagai sesuatu hasil baru
dari penggabungan dua atau lebih konsep yang sudah ada (F.Ogan, 2008) Menurut
Downing dalam Sani (2014) kreativitas merupakan proses untuk menghasilkan suatu
yang baru dari elemen yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut. Kreativitas
terkait dengan tiga komponen utama yakni: keterampilan berpikir kreatif, keahlian
(pengetahuan teknis, prosedural, intelektual) dan motivasi. Menurut Agustina (2018:1),
pada umumnya anak yang kreatif, dan kritis dapat memecahkan masalah, karena diawali
dari berpikir kritis terlebih dahulu yang berpikir secara cepat dan rasional kemudian dia
mampu berpikir kreatif dimana berpikir kreatif mampu menghasilkan sesuatu yang baru
dan berbeda namun tetap bisa diterima, dari pemikiran tersebut anak akan dapat
memecahkan masalah yang ada. Konita dan Rochmad (2013:5) berpendapat bahwa
karakter kritis dan karakter kreatif merupakan salah satu komponen pendidikan karakter
yang dapat dibangun melalui pembelajaran di sekolah.
Karakteristik penerapan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah menekankan
pada kreativitas dalam mata pelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific approach) sangat
cocok digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Pendekatan ini menuntut peserta
didik harus memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi yang sangat penting, salah
satunya adalah keterampilan berpikir kreatif. Sejalan dengan perubahan teori, diharapkan
peserta didik tidak hanya menerapkan pengetahuan, tetapi juga menggunakan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, membuat analisis dan sintesis, mengevaluasi
pengetahuan, dan memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

iii
Kemandirian siswa dapat diasah dengan keterampilan berpikir kreatif untuk
menghadapai persaingan bisnis, dan pertumbuhan industri yang pesat. Mereka
mencoba menggunakan kecerdasan, wawasan, imajinasi,dan gagasan mereka saat
menghadapi situasi atau masalah tertentu (Birgili, 2015). Aspek yang dapat digunakan
untuk mengukur kreativitas adalah kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas dan elaborasi
(Almeida et al, 2008). Karakteristik kemampuan berpikir kreatif meliputi kelancaran,
fleksibilitas, orisinalitas , elaborasi dan pemikiran metaforis (Treffinger, 2002). Hasil
penelitian lainnya menunjukkan bahwa penggunaan rubrik dan instrumen penilaian
dapat mengevaluasi kinerja peserta didik pada pelaksanaan penilaian serta dapat
menstimulus keterampilan berpikir kreatif yang dimiliki oleh peserta didik (Fan,
Lianghuo., 2008; Silvia, F., Risnita, & Syaiful, 2015).

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan Berfikir Kreatif dan Kreativitas?
2. Apasaja faktor yang mempengaruhi keterampilan berpikir kreatif ?
3. Apasaja ciri-ciri keterampilan berpikir kreatif ?
4. Bagaimana tahapan keterampilan berpikir kreatif?
5. Apasaja indikator keterampilan berpikir kreatif?
6. Bagaimana Pengembangan Instrumen Assesmen Untuk Keterampilan berfikir Kreatif ?

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan keterampilan berfikir kreatif dan kreativitas
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keterampilan berpikir kreatif
3. Untuk mengetahui ciri-ciri keterampilan berpikir kreatif
4. Untuk mengetahui tahapan keterampilan berpikir kreatif
5. Untuk mengetahui indikator keterampilan berpikir kreatif
6. Untuk mengetahui pengembangan instrumen assesmen untuk keterampilan berfikir
kreatif.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berfikir Kreatif dan Kreativitas


Berpikir kreatif merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik dan berperan
dalam proses mengambil keputusan untuk memecahkan masalah dengan menganalisis dan
menginterpensi data dalam kegiatan inquiri ilmiah. Ennis mengungkapkan bahwa berpikir
kreatif adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa
yang mesti dipercaya atau dilakukan (Fisher, 2009:4). Selain itu, Fisher & Scriven
mengungkapkan pula bahwa berpikir kreatif dapat diartikan sebagai interpretasi dan evaluasi
yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi
Keterampilan berpikir kreatif, yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses
berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, kontruktif, dan baik, berdasarkan
konsep-konsep yang rasional, persepsi dan intuisi individu, Suprapto 1997:7 (dalam Zuchdi,
2008:127). Berpikir kreatif melibatkan berpikir rasional dan imajinatif, kita dapat
mengembangkan kapasitas untuk mengenal pola-pola baru dan prinsip-prinsip baru,
menyatukan fenomena yang berbeda-beda, dan menyederhanakan situasi yang kompleks.
Inilah hakikat berpikir dan produktif, yang memungkinkan seseorang dapat memecahkan
masalah.
Kemampuan berpikir kreatif memiliki beberapa karakteristik seperti, kelancaran,
fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi dan pemikiran metaforis (Treffinger, 2002). Kreativitas
merupakan proses untuk menghasilkan suatu yang baru dari elemen yang ada dengan
menyusun kembali elemen tersebut. Kreativitas terkait dengan tiga komponen utama yakni:
keterampilan berpikir kreatif, keahlian dan motivasi. Pada umumnya anak yang kreatif, dan
kritis dapat memecahkan masalah, karena diawali dari berpikir kritis terlebih dahulu yang
berpikir secara cepat dan rasional kemudian dia mampu berpikir kreatif dimana berpikir
kreatif mampu menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda namun tetap bisa diterima, dari
pemikiran tersebut anak akan dapat memecahkan masalah yang ada (Agustina, 2011:1).
Keterampilan berpikir kreatif dapat dibangun melalui pembelajaran disekolah pada proses
pembelajaran.

1
Gambar 1.1 Komponen Penyusun Kreativitas

Pada kegiatan pendidikan proses berpikir kreatif dapat mempersiapkan peserta didik
menuju pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektualnya. Selanjutnya dalam pembelajaran,
pengembangan keterampilan berpikir kreatif melibatkan peserta didik sebagai pemikir
ketimbang seseorang yang belajar secaraverbalistik. Agar keterampilan berpikir kreatif dapat
dikembangkan, maka diperlukan perpaduan antara penalaran logis dan pengalaman empiris.
Salah satu cara pengembangan keterampilan berpikir kreatif adalah dengan melakukan
penilaian berbasis keterampilan berpikir kreatif. Tes keterampilan berpikir kreatif dapat
dikembangkan berdasarkan indikator-indikator keterampilan berpikir kreatif.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kreatif


Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor internal dan situasional. Orang-
orang kreatif memiliki temperamen yang beraneka ragam. Ada tiga aspek yang secara umum
menandai orang-orang kreatif, yaitu :
1. Kemampuan kognitif: termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan
melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas
kognitif.
2. Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal
maupun eksternal.
3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri: orang kreatif ingin
menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-kovensi.
bagi manusia kreatif, dan Silvano Arieti menekankan faktor isolasi dalam menumbuhkan
kreativitas.

2
2.3 Ciri-Ciri Keterampilan Berpikir Kreatif
Keterampilan, sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan
kreativitas dikemukan oleh (Munandar, 1999: 118) sebagai berikut ini ciri-ciri berpikir
kreatif pada siswa :
1. Keterampilan Berpikir Lancar
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang suka mengajukan banyak pertanyaan,
menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan
mengenai suatu masalah, lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.
2. Keterampilan Berpikir Luwes
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang memberikan aneka ragam penggunaan yang
tidak lazim terhadap suatu objek, memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi)
terhadap suatu gambar; cerita; atau masalah, memberi pertimbangan terhadap siuasi; yang
berbeda dari yang diberikan orang lain.
3. Keterampilan Berpikir Orisinal
Dilihat dari bagaimana perilaku anak memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang
tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
4. Keterampilan Memperinci (Mengelaborasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mengembangkan atau memperkaya gagasan orang
lain.
5. Keterampilan Menilai (Mengevaluasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.
6. Memiliki Rasa Ingin Tahu
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mempertanyakan segala sesuatu.

7. Bersifat Imajinatif
Dilihat dari bagaimana perilaku anak membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum
pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah dialami.
8. Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mencari penyelesaian suatu masalah tanpa bantuan
orang lain.
9. Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko

3
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang berani mempertahankan gagasannya dan
bersedia mengakui kesalahannya.
10. Memiliki Sifat Menghargai
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang menghargai hak-hak diri sendiri dan hak-hak
orang lain.

2.4 Tahapan Berfikir Kreatif


Adapun tahap keterampilan berpikir kreatif meliputi empat tahap, yaitu :

1) Tahap persiapan, tahap ketika peserta didik dalam mengidentifikasi masalah atau mencermati
masalah,, mengumpulkan data yang relevan untuk penyelesaian masalah, mengaitkan
informasi tersebut dengan pengetahuan terdahulu, dan memikirkan alternatif solusi masalah
dengan bekal ilmu yang dimiliki.

2) Tahap inkubasi yaitu tahap ketika peserta didik berhenti sejenak untuk memikirkan masalah
tersebut secara tidak sadar dan tidak memikirkan masalah yang dihadapi, namun seolah-olah
meninggalkan masalah sendirian, bukan berarti peserta didik tidak berpikir, kegiatan yang
dilakukan adalah menunda dalam mengerjakan soal dan memikirkan solusi yang tepat untuk
soal tersebut.
3) Tahap iluminasi, peserta didik mampu memberikan dan mengembangkanjawaban dengan
menggunakan alternatif yang lain, peserta didik menemukanide dan solusi untuk soal yang
diberikan.
4) Tahap verifikasi, siswa melakukan pengujian kembali untuk meyakinkan dirinya bahwa
jawabannya sudah benar atau memeriksa kembali solusi yang ada apakah sudah tepat untuk
masalah tersebut atau belum (Hanifah, 2019).

2.5 Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif


Adapun indikator untuk keterampilan berpikir kreatif dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Keterampilan Berpikir Kreatif (Aptitude)
a) Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan, ide,
jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan, memberikan saran dan selalu
memikirkan lebih dari satu kemungkinan penyelesaian.
b) Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang bervariasi,
mampu melihat masalah dari perspektif berbeda dan mampu mengubah pola pikir.

c) Keaslian atau Orisinalitas adalah mampu melahirkan gagasan baru dan unik,
4
mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian, mampu
memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.

d) Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, memperbaiki,


memperhalus, menyempurnakan, menerapkan ide sehingga menjadi lebih baik
dan menarik dibandingkan sebelumnya. Berikut merupakan komponen berpikir
kreatif.
Tabel 1.1 Keterampilan Berpikir Kreatif (Aptitude)
No Indikator Perilaku
1. Berpikir lancar(fluency) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, saran
dalam penyelesaian masalah

Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak


dari yang lain
2. Berpikir luwes Dapat melihat masalah dari berbagai sudut
(flexibility) pandang yang berbeda

Dapat menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam


contoh pemecahan masalah
Menghasilkan gagasan yang bervariasi
3. Berpikir Mencetuskan masalah, gagasan atau hal-hal yang
orisinil(originalty) tidak terpikirkan orang lain

Menciptakan ide-ide atau hasil karya yang berbeda


dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru
4. Berpikir Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang
detail(elaboration) lain

Mencari arti yang lebih mendalam terhadap


jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah yang terperinci

2. Kemampuan Berfikir Kreatif (Non-aptitude)

a) Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan
banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek, dan situasi serta peka dalam
pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.
b) Imajinatif yaitu mampu membayangkan bahkan memperagakan hal-hal yang tidak
atau belum pernah terjadi akan tetapi mengetahui perbedaan antara imajinasi dan
5
kenyataan.
c) Merasa tertantang yaitu mencari banyak kemungkinan, merasa terdorong untuk
mengatasi masalah yang sulit, dan lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
d) Sikap berani mengambil resiko yaitu tidak takut gagal atau mendapat kritikan
dan berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar dan teguh dalam
mempertahankan pendapat.
No Indikator Perilaku
1. Rasa ingin tahu Keinginan untuk mencari tahu,
mendalami pengetahuan lebih dalam
Mempertanyakan segala sesuatu
2. Imajinatif Mampu membayangkan bahkan memperagakan
hal-hal yang tidak atau yang tidak terlihat
dengan kasap mata
Melibatkan diri dalam tugas yangdiberikan
Menghasilkan gagasan yang bervariasi
3. Merasa tertantang Mencetuskan masalah, gagasan atau hal-hal yang
tidak terpikirkan orang lain

Banyak kemungkinan, merasa terdorong untuk


mengatasi masalah yang sulit
4. Sikap berani mengambil lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
resiko
Tidak takut gagal atau mendapat kritikan
dan berani memberikan jawaban
meskipun belum tentu benar dan teguh
dalam mempertahankan pendapat.

Tabel 1.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif

Komponen
Pemecahan masalah Pengajuan masalah
kreativitas

Siswa menyelesaikan
masalah dengan Siswa membuat banyak masalah
bermacam-macam Kefasihan yang dapat dipecahkan siswa
Interpretasi solusi dan berbagi masalah yang diajukan
jawaban

6
Siswa menyelesaikan
(atau menyatakan atau Siswa mengajukan masalah yang
justifikasi) dalam satu dapat dipecahkan dengan cara-cara
cara, kemudian dengan Fleksibilitas yang berbeda. siswa menggunakan
cara lain siswa pendekatan “what-if-not?” Untuk
mendiskusikan berbagai mengajukan masalah.
metode penyelesaian

Siswa memeriksa
berbagai metode
penyelesaian atau Siswa memeriksa beberapa
jawaban-jawaban masalah yang diajukan kemudian
Kebaruan
(pernyataan-2 atau mengajukan suatu masalah yang
justifikasi-2) kemudian berbeda.
membuat metode lain
yang berbeda.

2.6 Pengembangan Instrumen Assesmen Kemampuan Berfikir Kreatif

Keterampilan berpikir kreatif dapat dikembangkan, maka diperlukan perpaduan antara


penalaran logis dan pengalaman empiris. Salah satu cara pengembangan keterampilan berpikir
kreatif adalah dengan melakukan penilaian berbasis keterampilan berpikir kreatif. keterampilan
berpikir kreatif dapat dikembangkan berdasarkan indikator-indikator keterampilan berpikir
kreatif.

Tabel 1. 3 Assesmen Kemampuan Berfikir Kreatif


Aspek Skor Kriteria
Memberikan lebih dari satu jawaban yang benar dan alasan
4
yang lengkap
Memberikan lebih dari satu jawaban yang benar, tetapi
3
alasannya kurang tepat
Kelancaran/Fluency
Memberikan satu jawaban yang benar, tetapi
2
alasannya tidak tepat
1 Memberikan satu jawaban, tetapi tidak memberikan alasan
0 Tidak ada jawaban
Memberikan lebih dari satu jawaban yang beragam/berbeda
Keluwesan/Flexibility 4
disertai dengan alasan yang lengkap

7
Memberikan lebih dari satu jawaban yang
3
beragam/berbeda, tetapi alasannya kurang tepat
2 Memberikan satu jawaban, tetapi alasannya tidak tepat
1 Memberikan satu jawaban, tetapi tidak memberikan alasan
0 Tidak ada jawaban
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri sesuai dengan
4
konsep yang dimaksud secara lengkap dan tepat
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri sesuai dengan
3
konsep yang dimaksud, tetapi kurang lengkap dan tepat
Keaslian/Originality Memberikan jawaban dengan caranya sendiri, tetapi tidak
2
sesuai dengan konsep yang dimaksud dan tidak tepat
Memberikan jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak
1
dapat dipahami
0 Tidak ada jawaban
Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang
4
diberikan dengan terinci dan benar
Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang
3
diberikan dengan terinci, tetapi belum lengkap
Kerincian/Elaboration Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang
2
diberikan, tetapi kurang terinci
Menguraikan penyelesaian dari permasalahan yang
1
diberikan, tetapi tidak terinci
0 Tidak ada jawaban

Tabel 1. 4 Karakteristik Tingkat Kemampuan Berfikir Kreatif


Tingkatan
Karakteristik
Kemampuan

Tingkat 4 Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu solusi dan dapat
(sangat mengembangkan cara lain untuk menyelesikannya. Salah satu solusi memenuhi
kreatif) aspek originality (kebaruan). Beberapa masalah yang dibangun memenuhi
aspek originality, flexibility, dan fluency.

Tingkat 3 Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu solusi, tetapi
(kreatif) tidak bisa mengembangkan cara lain untuk menyelesaikannya. Satu solusi
memenuhi aspek originality. Pada tingkat ini juga peserta didik dapat
mengembangkan cara lain untuk memecahkan permasalahan (flexibility), namun
tidak memiliki cara yang berbeda dari yang lain (originality).

Tingkat 2 Peserta didik dapat memecahkan permasalahan dengan satu solusi yang sifatnya
(cukup berbeda dari yang lain (originality) namun tidak memenuhi
kreatif) aspekfluency dan flexibility atau peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan
dengan mengembangkan solusinya (flexibility) namun bukan hal yang baru dan
bukan pula jawaban lancar.

8
Tingkat 1 Peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih dari satu solusi
(kurang (fluency) tetapi tidak dapat mengembangkan solusinya dan tidak memenuhi aspek
kreatif) kebaruan.
Tingkat 0 Peserta didik tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih dari satu solusi
dan tidak dapat mengembangkan cara lain untuk menyelesaikannya. Serta peserta
(tidak kreatif)
didik juga tidak bisa menimbulkan solusi baru.

2.7 Pengembangan Rubrik Keterampilan Berpikir Kreatif :


Keterampilan/ 4. Sangat baik 3. Baik 2. Cukup 1. Kurang skor
pengetahuan
Rasa ingin Siswa tertarik Siswa merasa Siswa mencari Siswa nyaris
tahu dengan ingin tahu bantuan tidak memiliki
(curiosity) pembahasan dan menganai temannya untuk pemikiran
pemikiran yang pembahasan dan mengeluarkan mengenai
terdapat pada mengeluarkan hal baru dari pembahasan
pembahasan dan pendapatnya pendapatnya. yang baru
ingin terus berkenaan dengan diketahuinya
menggali pemikiran baru
informasi. mengenai hal
tersebut.
Kelancaran Siswa Siswa kadang- Ketika siswa Siswa hanya
(fluency) memandang kadang meminta memandang
berbagai mempunyai bantuan kepada persoalan dari
persoalan dengan strategi alternatif temannya, pengalaman
cara yang dalam maka akan sendiri.
bervariasi. menandang memiliki
persoalan. pandangan
dalam
menyelesaikan
pembahasan
tersebut.
Keaslian Siswa Siswa kadang- Ketika siswa Siswa
(originality) mendapatkan kadang mempunyai mempunyai mebutuhkan
banyak ide-ide beberapa gagasan sebagian tata partner kerja
mengenai baru dan dapat cara mengenai dalam
pembahasan dan mengaplikasikanny pembahasan, berdiskusi
dapat a. akan untuk
menciptakan mendapatkan mendapat
gagasan baru gagasan baru. gagasan baru
mengenai
pembahasan
tersebut.

9
Elaborasi Siswa sangat Siswa kadang- Ketika siswa Siswa terkadang
(elaboration) mudah kadang berpikir cukup tidak dapat
memahami dan menemukan keras akan memikirkan
merasa mudah strategi dalam mendapat solusi untuk
untuk menambah gagasan baru. membuat
menambahkan gagasan baru. sesuatu yang
gagasan baru. lebih baik.

Keluwesan Siswa akan Siswa Siswa merasa Ketika terjadi


(flexibility) mencocokan Saya dapat belajar kesulitan dalam perubahan siswa
pemikirannya secara efektif penyesuaian menjadi tidak
dengan hal-hal bahkan diri terhadap produktif, karena
baru dan banyak ketika hal-hal perubahan. lebih menyukai
mendapatlan tersebut terjadi Terkadang sulit sesuatu yang
gagasan baru perubahan dan sesuai dengan
penting untuk
dalam proses dilakukan kajian. pikirannya dan
pembelajaran apa adanya saja.

Divergent Siswa mudah Siswa Siswa dapat Siswa merasa


menggabungkan menggunakan menggunakan kesulitan dalam
ide, memodifikasi lebih dari dua satu atau dua mempraktikkan
dan dan gagasan dalam ide yang karena hanya
menyusunnya menggabungkan, sederhana. melihat hal-hal
kembali untuk memodifikasi, yang biasa.
meningkatkan menyesuaikan,
hasil atau menyusun
pembelajaran Ulang.
Pengambilan Siswa dapat Ketika siswa Siswa masih Siswa merasa
risiko mengetahui merancang sebuah merasa takut takut gagal dan
bahwa proyek baru, dan akan terjadi berusaha
kreativitas tidak kesalahan dan menghindari
dapat merubah mengkhawatirkan itu tidak akan aspek
sesuatu yang benar atau terselesaikan kreativitas
ada, tetapi tidak salahnya dengan benar
memikirkan
salah atau
benarnya,
karena masih
dalam proses
belajar.

Hubungan Siswa akan Ketika siswa Siswa akan Siswa merasa


dengan yang merasa sangat memiliki ide yang melihat dan kesulitan dalam
lain kreatif jika belum sempurna mendengarkan mengetahui
berkerja sama dan bekerja sama teman dulu layak atau tidak
dengan dengan temannya sebelum berbagi ide yang
temannya. dalam memperbaiki ide kreatif diperolehnya
hal tersebut. dan tidak ingin
10
berbagi dengan
temannya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berpikir kreatif merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik dan berperan
dalam proses mengambil keputusan untuk memecahkan masalah dengan menganalisis
dan menginterpensi data dalam kegiatan inquiri ilmiah. Karakteristik kemampuan
berpikir kreatif meliputi kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi dan pemikiran
metaforis. Dalam pembelajaran keterampilan berpikir kreatif melibatkan peserta didik
dengan menggunakan soal pengetahuan yang dapat melatih kemampuan berpikir kreatif
peserta didik, dan sebagai tolak ukurnya dapat menggunakan rubrik yang tidak terlepas
dari indikator berpikir kreatif.

3.2 Saran

Semoga tulisan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
pendidik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses
pembelajaran, agar tercapai tujuan untuk memiliki peserta didik yang memiliki memiliki
kemampuan berpikir kreatif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sani. (2014). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Agustina. 2018. Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping untuk,Meningkatkan


Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Membuat Konsep Pembelajaran IPA
Terpadu SMP. Ilmiah. 10 (1), 5-10.

Almeida, L. S., Prieto, L. P., Ferrando, M., Oliveira, E., Ferrándiz, C. (2008). Torrance Test
of Creative Thinking: The question of its construct validity. Elsevier, Thinking Skills and
Creativity, 53-58.

Birgili, B. (2015). Creative and Critical Thinking Skills in Problem-based Learning


Environments. Journal of Gifted Education and Creativity, 2(2), 71–80.
https://doi.org/10.18200/jgedc.2015214253.
F. Ogan. (2008). Performance Based Assessment: Theory and Practice Feral. Theoriginal
language of article is Turkish. Vol.5:113-131.
Fan, Lianghuo. (2008). Using Performance Assessment in Secondary School Mathematics:
An Empirical Study in a Singapore Classroom. Journal of Mathematics Education.Vol
1:1. PP 132 152
Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga Guilford,J.P. 1995.
Traits of Creativity, dalam h.h Anderson (Ed) Creativity and Its Cultivation. John
Wiley,New York.
Hanifah, N. 2019. Pengembangan Instrumen Penilaian Higher Order Thinking Skill
(HOTS) di Sekolah Dasar. Current Research in Education:Conference Series
Journal,1(1).
Konita, M., Sugiarto, & Rochmad. (2017). Analysis of Students Ability on Creative
Thinking Aspects in terms of Cognitive Style in Mathematics Learning with CORE
Model Using Constructivism Approach. Unnes Journal of Mathematics Education,
6(1), 63-70

Treffinger, D. J., Young, G. C., Selby, E. C., & Shepardson Cindy. 2002. Assessing
Creativity: A Guide for Educators. Florida: The National Research Center On the
Gifted and Talented.

13
14

Anda mungkin juga menyukai