Anda di halaman 1dari 17

Makalah

“HOTS DALAM PEMBELAJARAN”

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah HOTS yang di ampuh oleh )

Oleh :

Aprilia Eyato

(431419040)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa memberikan
nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “ dapat diselesaikan dengan baik.
Walaupun mungkin dalam penulisan masih ada kesalahan dan kekeliruan namun penulis
yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, mudah-mudahan melalui kelemahan
itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa karya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga
segala kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan  demi penyempurnaan makalah
ini.

Gorontalo, Oktober 2022

Penulis
Aprilia Eyato
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Berfikir Kritis dan Tahapan Berfikir Kritis........................................................6
2.2 Pengertian Berfikir Kreatif dan Tahapannya........................................................................9
2.3 Pengertian Pemecahan Masalah, Karakteristik, Serta Tahapnnya.......................................9
2.4 Pengambilan Keputusan, Karakteristik, Tahapan, Serta Bagaimana Cara Pengambilan
Keputusan......................................................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan yang sangat
esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan
lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam  pendidikan sejak 1942.
Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam
sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan
para ahli.

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa


dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan
siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari
berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya
perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam kehidupan. Jika tidak dibekali
dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif maka tidak akan mampu mengolah menilai
dan megambil informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh
karena itu kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang
penting dalam kehidupan.

Pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam


kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul pada kehidupan setiap manusia beragam
dari berbagai bidang. Setiap permasalahan memerlukan strategi tersendiri untuk
menemukan solusinya. Kemampuan pemecahan masalah dapat dipelajari melalui suatu
proses pembelajaran

Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak
alternatif keputusan yang mungkin. Alternatif keputusan meliputi keputusan ada
kepastian, keputusan beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan berfikir kritis dan apa saja tahapan berfikir kritis menurut
para ahli?
2. Apa yang dimaksud dengan berfikir kreatif dan apa saja tahapannya?
3. Apa yang dimaksud dengan pemecahan masalah ? serta jelaskan karakteristik dan
tahapannya!
4. Apa yang dimaksud dengan penagmbilan keputusan? Serta jelaskan karakteristik,
tahapan, dan bagaimana cara pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui apa yang dimaksud dengan berfikir kritis dan apa saja tahapan
berfikir kritis menurut para ahli.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan berfikir kreatif dan apa saja
tahapannya.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemecahan masalah, serta
karakteristik dan tahapannya.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penagmbilan keputusan, serta
karakteristik, tahapan, dan bagaimana cara pengambilan keputusan
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berfikir Kritis dan Tahapan Berfikir Kritis
Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk berpikir dengan rasional dan
tertata yang bertujuan untuk memahami hubungan antara ide dan/atau fakta. Pemikiran
kritis merupakan sesuatu yang bisa membantu kita dalam menentukan apa yang kita
percayai.

Berfikir kritis menurut para ahli :

Facione (2015) menyatakan, berpikir kritis adalah pemikiran yang memiliki


tujuan yaitu membuktikan suatu hal, menafsirkan apa arti sesuatu, memecahkan masalah.

Berpikir kritis menurut Schafersman, S.D. (1991) adalah berpikir yang benar
dalam rangka mengetahui secara relevan dan reliable tentang dunia. Berpikir kritis,
adalah berpikir beralasan, mencerminkan, bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang
difokuskan pada pengambilan keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus
dilakukan. Berpikir kritis adalah berpik mengajukan pertanyaan yang sesuai,
mengumpulkan informasi yang relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan
kreatif, menalar secara logis, hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan
terpercaya.

Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan  atau


strategi kognitif dalam   menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan
tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk
berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan
kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika
menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang
tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan
kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk
membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir
langsung kepada fokus yang akan dituju.

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan mengetahui kemampuan siswa


mengidentifikasi apa yang diketahui dan dibahas dalam materi, membuat model
matematika dari materi yang diberikan dan dapat menjelaskan dengan tepat,
menggunakan strategi yang tepat dalam pemecahan soal yang terkait dengan materi dan
melakukan perhitungan dengan benar, serta dapat menarik kesimpulan dari masalah yang
diberikan (Karim dan Normaya, 2015). Selain itu kemampuan berpikir kritis siswa dapat
dikembangkan apabila guru mampu menciptakan pembelajaran yang memacu siswa
terlibat aktif (Iman dkk, 2017).

Tahapan Berfikir Kritis

- Menurut Ennis

Robert Ennis (1995) mengidentifikasi kemampuan berpikir kritis menjadi 12


indikator yang dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas, yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification); 2) Membangun
keterampilan dasar (basic support); 3) Menyimpulkan (inference); 4) Membuat
penjelasan lanjut (advanced clarification); 5) Mengatur strategi dan taktik (strategy
and tactics).
- Menurut Facione

Menurut Facione (2015). Inti berpikir kritis menurut Facione (2015) yaitu :

1. Interpretasi, Untuk memaknai suatu hal dan juga poin penting dari suatu
keadaan, sumber, kejadian, penskoran, kesepakatan, kepercayaan,
ketentuan, tahapan, yaitu yang dibuktikan dengan kemampuan
mengkategorikan, mencari poin penting dari sebuah makna, dan
menjelaskan makna akan suatu hal.
2. Analisis, Untuk mengidentifikasi hubungan inferensial yang dimaksudkan
dan aktual antara pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk
representasi lainnya yang dimaksudkan untuk mengekspresikan
kepercayaan, penilaian, pengalaman, alasan, informasi, atau pendapat,
yaitu dibuktikan dengan kemampuan mengusulkan ide, mengajukan
pendapat, mengajukan alasan dan klaim.
3. Inferensi, Untuk mengidentifikasi dan mengamankan elemen yang
diperlukan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal; untuk membentuk
dugaan dan hipotesis; untuk mempertimbangkan informasi yang relevan
dan untuk mengurangi konsekuensi yang membuat rancu dari data,
pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, pendapat, konsep,
deskripsi, pertanyaan, atau bentuk representasi lainnya, yaitu dibuktikan
dengan kemampuan menanyakan bukti , alternatif dugaan, menarik
kesimpulan yang sah secara logis atau dibenarkan.
4. Evaluasi, Untuk menilai tingkat kepercayaan dan kelogisan dari suatu hal
bisa berupa suatu pengalaman, kondisi, penskoran atau argumen, yaitu
dibuktikan dengan kemampuan nilai kredibilitas klaim, nilai kualitas
argumen yang dibuat menggunakan penalaran induktif atau deduktif.
5. Penjelasan, Untuk menyatakan dan membenarkan alasan dengan
pertimbangan pertimbangan, secara konsep, metodologi, kriteria, dan
konteks yang menjadi dasar hasil seseorang; dan untuk menyajikan alasan
seseorang dalam bentuk argumen yang meyakinkan, yaitu dibuktikan
dengan kemampuan menyatakan hasil, justifikasi prosedur, dan argumen
yang kekinian.

6. Pencocokan, kesadaran diri untuk memantau aktivitas kognitif seseorang,


unsur-unsur yang digunakan dalam aktivitas itu, dan kekurangan dari hasil,
terutama dengan menerapkan keterampilan dalam analisis, dan evaluasi
terhadap penilaian inferensial seseorang dengan mempertanyakan,
mengonfirmasi, memvalidasi, atau mengoreksi salah satu alasan atau hasil
seseorang, yaitu dibuktikan dengan kemampuan monitor diri, mengoreksi
diri.

2.2 Pengertian Berfikir Kreatif dan Tahapannya


Berpikir kreatif adalah kemampuan menganalisis sesuatu berdasarkan data atau
informasi untuk menghasilkan ide-ide baru dalam memahami sesuatu.

Menurut Harriman (2017:120) , berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang


berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif merupakan serangkaian
proses, termasuk memahami masalah, membuat tebakan dan hipotesis tentang masalah,
mencari jawaban, mengusulkan bukti, dan akhirnya melaporkan hasilnya.

Menurut Susanto (2013) Berpikir kreatif merupakan sebuah proses yang


melibatkan unsur-unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibelitas, dan elaborasi. Hal tersebut
menunjukan bahwa berfikir kreatif dapat mengembangkan daya pikir yang mencangkup
wawasan dengan unsur unsur yang luas. Berpikir kreatif dapat menghasilkan pemikiran
yang bermutu.

Sesuai dengan pendapat Sani (2014) yang menyatakan bahwa berpikir kreatif
merupakan kemampuan mengembangkan ide yang tidak biasa, berkualitas, dan sesuai
tugas. Hal ini merupakan pengembangan diri terhadap ideide baru yang memiliki mutu
yang baik. 

2.3 Pengertian Pemecahan Masalah, Karakteristik, Serta Tahapnnya


Pengertian Pemecahan Masalah
Menurut Polya (Indarwati : 2014) “pemecahan masalah merupakan suatu usaha
untuk menemukan jalan keluar dari suatu kesulitan dan mencapai tujuan yang tidak dapat
dicapai dengan segera”.

Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan agar
memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat
dengan segera (Saad & Ghani, 2008:120).

Pendapat lainnya menyatakan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari


jalan keluar dari suatu kesulitan (Polya, 1973:3).

Karakteristik Pemecahan Masalah

Meyer yang dikutip Wena (2011: 52) mengungkapkan bahwa terdapat tiga
karakteristik pemecahan masalah, yaitu :

1. Pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif, tetapi dipengaruhi


perilaku,
2. Hasil-hasil pemecahan masalah dapat dilihat dari tindakan/perilaku dalam
mencari pemecahan, dan
3. Pemecahan masalah merupakan proses tindakan manipulasi dari pengetahuan
yang telah dimiliki sebelumnya

Tahapan Problem Solving Menurut Para Ahli

- Langkah-langkah Metode Problem Solving menurut J.Dewey dalam bukunya


W.Gulo (2002:115) yaitu :
- Langkah-langkah metode Problem Solving menurut Hamiyah dan Jauhar (2014:129)
sebagai berikut:
1. Menyiapkan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan
2. Menyajikan masalah.
3. Mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut.
4. Merumuskan hipotesis.
5. Menguji hipotesis.
6. Menyimpulkan. Agar hasil yang diharapkan sesuai dengan yang diinginkan maka
proses pembelajaran harus sesuai dengan tahap – tahap yang sudah dibuat. Hal ini
juga akan membuat siswa lebih mudah untuk memahami alur dari metode yang
dipakai dalam proses pembelajaran.

2.4 Pengambilan Keputusan, Karakteristik, Tahapan, Serta Bagaimana Cara


Pengambilan Keputusan.
Penegertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah upaya seseorang mengambil pilihan yang
dianggap tepat, efektif dan efisien. Saat mengambil keputusan, ada beberapa
pertimbangan sasaran diantaranya adalah memecahkan masalah.

Pengambilan keputusan merupakan suatu pemilihan alternatif terbaik dari


beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu
cara pemecahan masalah.rnTeori pengambilan keputusan adalah teori-teori atau teknik-
teknik atau pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pemilihan alternatif secara
sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan sebagai suatu cara pemecahan masaah).
Materi ini sangat berguna sekali karena dalam kehidupan kita sehari hari tidak pernah
luput dari berbagai masalah yang sangat kompleks.

Dasar-dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan bermacam macam,


tergantung dari permasalahannya.

1. Intuisi.Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan


memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.
2. Pengalaman.Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki
manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung dan
ruginya, baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
3. Fakta.Pengambilan keputusan berdasarkan faka dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid, dan baik.
4. Wewenang.Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya terhadap orang yang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasinonal,
keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan,
konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan
apa yang diinginkan.

Dalam pengambilan keputusan, ada beberapa faktor/hal yag


mempengaruhinya,diantaranya : posisi, masalah, situasi, kondisi, dan tujuan. Proses
pengambilan keputusan merupakan tahap tahap yang harus dilalui atau digunakan
untuk membuat keputusan.

Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat


dikembangkan lagi menjadibeberapa sub tahap (disebut langkah) yang lebih
khusus/spesifik dan lebih operaisonal. Model adalah percontohan yang mengandung
unsur yang bersifat penyederhanna untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan
keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan
penggunaan model secara tepat dan benar.

Pengertian mengenai probabilitas dapat dilihat dari tiga macam


pendekatan,yaitu pendekatan klasik, frekuensi relative, dan subjektif.rnKonsepsi
Risiko mempunyai banyak arti, namun pada dasarnya bahwa risiko merupakan
sesuatu, dalam hal ini yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang sebagai
konsekuensi atau akibat dari suatu tindakanrnKondisi tidak pasti adalah suatu keadaan
yang memenuhi beberapa syarat, seperti:

1. Ada beberapa alternative tindakan yang fisibel (dapat dilakukan).


2. Nilai probabilitas masing masing kejadian tidak diketahuirn.
3. Memiliki nilai “pay off” sebagai hasil kombinasi suatu tindakan dan
kejadian tidak pastirnPengambilan keputusan dalam kondisi konflik terjadi
apabila alternatif keputusan yang harus dipilih/diambil berasal dari
pertentangan atau persaingan dari dua atau lebih pengambil keputusan.

Tahapan Pengambilan Keputusan

- Gibson, dkk (1992) menemukan tujuh tahap dalam proses pengambilan keputusan
yang meliputi:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran khusus dan mengukur hasilnya,
2. mengidentifikasi persoalan,
3. Mengembangkan alternatif,
4. Menentukan alternatif,
5. Memilih satu alternatif,
6. Menerapkan keputusan,
7. Mengendalikan dan mengevaluasi.

- Siagian (1986) mengungkapkan delapan langkah pengambilan keputusan, yaitu:


1. Definisi masalah,
2. Pengumpulan data,
3. Analisis data,
4. Penentuan alternatif,
5. Pemilihan alternatif yang terbaik,
6. Putuskan,
7. Implementasikan dan monitor hasil, dan
8. Evaluasi

- Sujak (1990) memperkenalkan proses pengambilan keputusan normatif yang meliputi


tujuh tahap, yaitu:
1. Mengklarifikasi dan mendefinisikan problem,
2. Mengembangkan kriteria pemecahan masalah yang baik,
3. Mengembangkan alternatif,
4. Membandingkan alternatif dengan kriteria,
5. Pemilihan alternatif pemecahan,
6. Implementasi keputusan, dan
7. Monitoring keputusan dan balikan.

Proses pengambilan keputusan secara rasional dan ilmiah pada dasarnya meliputi tahapan
sebagai berikut:

Pemahaman dan perumusan masalah,

Pengumpulan dan analisa data yang relevan,

Pengembangan alternatif-alternatif,
Evaluasi alternatif-alternatif,

Pemilihan alternative terbaik,

Implementasi keputusan, dan

Evaluasi hasil-hasil keputusan.

Inti dari proses pengambilan keputusan didasarkan pada intuisi, rasional, fakta, wewenang,
dan pengalaman dari diri sendiri. Semoga kita akan berani mengambil keputusan dengan baik
dan efektif dengan segala resikonya.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buyung.A.(2018). PENERAPAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH RUMAH SAKIT
BERSALIN. DENGAN METODE ANP. Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK)(Vol 2 No 1) Khairina, I.,
Malini, H., & Huriani, E. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengambilan Keputusan
Perawat Dalam Ketepatan Triase Di Kota Padang. Indonesian Journal for Health Sciences.(2(1), 1-6.)
Kusumawardani.D.N.,Joevarian.,Nehemiah.N.(2013). PENGARUHGROUP SIZE TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK. Humanitas.(Vol. X No.2) Magdalena.H.(2017). Analisis
Faktor – Faktor Pendukung Pengambilan Keputusan Memilih Rumah Sakit Rujukan Di Bangka
Belitung Dengan Analitycal Hierarchy Process. Fountain of Informatics Journal.(Volume 2 No. 2)
Mulyani, S., (2020). PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS PERAWAT. JAWA TENGAH. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Nadwa.(2014). Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah.
Jurnal Pendidikan Islam (Vol. 8, Nomor 1) Raihan.(2016). PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
KEPEMIMPINAN MANAJEMEN DAKWAH. Jurnal Al-Bayan .( VOL. 22 NO. 34) Rohayuningsih.H.(2015).
FORUM ILMU SOSIAL. Forum Ilmu Sosial.(Vol. 42 No. 1) Simamora, R. H. (2005). Hubungan Persepsi
Perawat Pelaksana Terhadap Penerapan Fungsi Pengorganisasian Yang Dilakukan Oleh Kepala
Ruangan Dengan Kinerjanya Diruang Rawat Inap RSUD Koja Jakarta Utara (Doctoral dissertation,
Tesis FIK UI, Tidak dipublikasikan). Simamora, R. H. (2019). Menjadi perawat yang: CIH’HUY.
Surakarta: Kekata Publisher. Sola.E.(2018). DECISION MAKING: Sebuah Telaah Awal. JURNAL
IDAARAH(VOL. II, NO. 2)

Polya, G. 1980.  On Solving Mathematical Problems in High School. New Jersey: Princeton
Univercity Press.

Anda mungkin juga menyukai