Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BERPIKIR DAN INTELEGENSI

Diajukan sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Ilmu Jiwa Umum

Dosen Pengampu: Drs. Abd. Gani, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 7
TRI AYU KURNIA 105191105023
AISYAH ADINDA 105191106023
MAR'ATUTH THOHIRAH.T 105191106223

PAI 1C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Makassar, 10 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Proses Berpikir dan Intelegensi .............................................. 3

B. Macam-Macam Proses Berpikir dan Intelegensi ...................................... 4

C. Langkah-Langkah Proses Berpikir dan Intelegensi .................................. 6

D. Hambatan dalam Proses Berpikir dan Intelegensi .................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ............................................................................................. 10

B. Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir merupakan aktivitas kognitif yang berwujud mengelolah atau
memanipulasi informasi dari lingkungan dengan simbol-simbol atau materi-
materi yang disimpan dalam ingatan khususnya yang ada dalam long term
memory. Sudut pandang behaviorisme khususnya fungsional memandang
berpikir itu sebagai penguat antara stimulus dan respons. Demikian juga sudut
pandang kaum asosiasionis memandang berpikir hanya sebagai asosiasi antara
tanggapan atau bayangan satu dengan yang lainnya yang saling kait mengait.
Intelegensi berasal dari kata latin intelligere yang berarti
mengorganisasikan, menghubungkan atau menyatukan satu dengan yang lain
(to organize, to relate, to bind together). Intelegensi adalah keahlian
memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari
pengalaman hidup sehari-hari. Sudut pandang dari evolutionary perspective,
intelegensi adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah yang
berhubungan dengan adaptasi. Sudut pandang dari behavior perspective,
intelegensi adalah suatu kapasitas untuk mencapai tujuan dalam berperilaku.
Dan sudut pandang dari cognitive perspective, intelegensi adalah suatu proses
nalar yang diterapkan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan.
Berpikir dan intelegensi merupakan dua konsep yang saling terkait dan
memegang peranan penting dalam pemahaman manusia terhadap dunia
sekitarnya. Berpikir adalah kemampuan kognitif yang melibatkan proses
mental untuk merencanakan, memecahkan masalah, dan mengambil
keputusan. Ini melibatkan penggunaan berbagai jenis pikiran, seperti kreatif,
kritis, dan analitis, untuk menyusun ide atau solusi. Melalui pemahaman yang
lebih dalam tentang kedua konsep ini, kita dapat merinci kompleksitas proses
kognitif manusia dan memberikan dasar untuk pengembangan strategi
pendidikan dan intervensi yang lebih efektif.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Apa pengertian proses berpikir dan intelegensi?
2. Bagaimana macam-macam proses berpikir dan intelegensi?
3. Bagaimana langkah-langkah proses berpikir dan intelegensi?
4. Apa saja hambatan dalam proses berpikir dan intelegensi?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian proses berpikir dan intelegensi.
2. Untuk mengetahui macam-macam proses berpikir dan intelegensi.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah proses berpikir dan intelegensi.
4. Untuk mengetahui hambatan dalam proses berpikir dan intelegensi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Proses Berpikir dan Intelegensi

Berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari


makna pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan
atau penyelesaian masalah. Berfikir merupakan aktifitas kognitif manusia yang
cukup kompleks. Seseorang berfikir biasanya karena ada suatu masalah yang
sedang menimpanya, misalnya: ketika seseorang sedang kehilangan uang, maka
dia akan berfikir, membuka memorinya untuk menemukan uang yang hilang
tersebut.

Pengertian proses berpikir menurut para ahli, yaitu:

a) Psikologi Gestalt mengatakan bahwa berfikir merupakan keaktifan psikis


yang absrak, yang prosesnya tidak dapat kita amati dengan alat indera kita.
b) Solso (1988) mengatakan bahwa berfikir merupakan proses yang
menghasilkan representasi mental yang baru melalui transformasi informasi
yang melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai proses mental,
seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah

Inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses


berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara
langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang
merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional.

Pengertian intelegensi menurut para ahli, yaitu:

a) William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah


kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William
Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan
dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh
kepada intelegensi seseorang

3
b) Thorndike (lin. Skinner, 1959) sebagai seorang tokoh koneksionisme
mengemukakan pendapat bahwa “intelligence is demonstrable in ability of
the individual to make good responses from the stand point of truth or fact”
(kecerdasan dibuktikan dalam kemampuan individu untuk membuat
tanggapan yang baik dari titik berdiri kebenaran atau fakta).
B. Macam-macam Proses Berpikir dan Intelegensi
1. Macam-macam Proses Berfikir
a. Berfikir asosiatif

Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang


timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan
atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis
berpikir asosiatif:

b. Berfikir terarah

Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan
diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan.

2. Macam-macam Intelegensi

Howard Gardner seorang psikolog USA ini menemukan tujuh macam


intelegensi yang terdapat dalam diri anak (1983), di antaranya adalah:

a. Linguistik Intelligence/Kecerdasan linguistik, berkaitan dengan


kemampuan bahasa dan penggunaannya. Orang-orang yang berbakat dalam
bidang ini senang bermain-main dengan bahasa, gemar membaca dan
menulis, tertarik dengan suara, arti dan narasi. Mereka seringkali pengeja
yang baik dan mudah mengingat tanggal, tempat dan nama.
b. Logical-Mathematical Intelligence/Kecerdasan logis-matematis,
berhubunngan dengan pola, rumus-rumus, angka-angka dan logika. Orang-
orang ini cenderung pintar dalam teka-teki, gambar, aritmatika, dan
memecahkan masalah matematika; mereka sering kali menyukai komputer
dan pemrogaman.

4
c. Musical Intelligence/Kecerdasan musikal, berkaitan denagn musik, melodi
ritme dan nada. Orang-orang ini pintar membuat musik sendiri dan juga
sensitif terhadap musik dan melodi. Sebagian bisa berkonsentrasi lebih baik
jika musik diperdengarkan; banyak dari mereka seringkali menyanyi atau
bersenandung sendiri atau menciptakan lagu serta musik.
d. Bodily-Kinesthetic Intelligence/Kecerdasan tubuh-kinestetik, berhubungan
dengan pergerakan dan keterampilan aolh tubuh. Orang-orang ini adalah
para penari dan actor, dan atlet. Mereka memiliki bakat mekanik tubuh dan
pintar meniru mimic serta sulit untuk diam.
e. Spatial Intelligence/Kecerdasan Spasial, berhubungandengan bentuk, lokasi
dan membayangkan hubungan diantaranya. Orang-orang ini biasanya
menyukai perancangan dan bangunan, disamping pintar membaca peta,
diagram dan daftar. Dalam sebuah pengalaman, para murid yang sedang
belajar menciptakan karya seni mereka sendiri, mereka mengedit dan
memodifikasi karya mereka bersamaan dengan eksplorasi mereka
bersamaan dengan cara mereka sendiri.
f. Intrapersonal Intelligence/Kecerdasan intrapersonal, berhubungan dengan
mengerti diri sendiri. Orang-orang ini seringkali mandiridan senang
menekuni aktifitas sendirian. Mereka cenderung percaya diri dan punya
pendapat, memilih pekerjaan dimana mereka bisa memiliki kendali terhadap
cara mereka menghabiskan waktu.
g. Interpersonal intelegence/Kecerdasan interpersonal, berhubungan dengan
mengerti sendiri. Orang-orang ini seringkali mandiri dan senang menekuni
aktifitas sendirian. Mereka cenderung percaya diri dan punya pendapat, dan
memilih pekerjaan dimana mereka bisa memiliki kendali terhadap cara
menghabiskan waktu.

Penelitian selanjutnya Howard Gardner (1996) menambahkan tiga


macam intelegensi, yaitu:

5
a) Naturalist intelegence kecerdasan ini memungkinkan anak untuk
berinteraksi dengan lingkungan. Mengombinasikan banyak nilai-nilai
budaya.
b) Spritual Intelegence memungkinkan anak mengetahui dan memahami
penghayatan bahwa dirinya diberi begitu banyak anugrah oleh Tuhan.
c) Existential intelligence/Inteligensi eksistensial. Kecerdasan ini muncul
ketika seseorang mulai mempertanyakan siapa dirinya? Mengapa ia hidup?
Apa tujuan hidup manusia? Sebuah imajinasi tentang keberadaan dirinya di
dunia.
C. Langkah-langkah Proses Berpikir dan Intelegensi
1. Langkah-langkah Proses Berpikir
a. Pembentukan pengertian
Pengertian dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.
2) Membandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang
sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak
selalu ada.
3) Mengabstrasikan.
b. Pembentukan pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah
pengertian atau lebih. Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
1) Pendapat afirmatif atau positif adalah pendapat yang menyatakan
keadaan sesuatu.
2) Pendapat negatif adalah pendapat yang menidakkan, yang secara tegas
menerangkan tentang adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.
3) Pendapat modalitas atau kebarangkalian adalah pendapat yang
menerangkan keberangkalian, kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu
hal.

6
c. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Keputusan induktif
Adalah keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju
kesatu pendapat yang umum.
2) Keputusan deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, jadi
berlawanan dengan keputusan induktif.
3) Keputusan analogis
Adalah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau
menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
2. Langkah-langkah Intelegensi

Menurut Amstrong dalam Robinson (2004) Strategi pembelajaran


berbasis multipel intelegensi untuk mengoptimalkan berbagai intelegensi yang
dimiliki setiap siswa agar mencapai kompetensi tertentu yang dituntut dalam
kurikulum. Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam menerapkan strategi
pembelajaran berbasis multipel intelegensi antara lain:

1) Memberdayakan semua intelegensi yang dimiliki setiap siswa

Memberdayakan semua intelegensi pada setiap mata pelajaran adalah ibarat


meng-input melalui jalur ke dalam otak memori siswa. Contoh perhatikan
TIK berikut: siswa dapat mempelajari proses fotosintesis melalui tujuh
cara/intelegensi. Intelegensi yang tercakup dalam TIK tersebut adalah
intelegensi bahasa, logis matematis, musik, kinestetis, interpersonal, dan
intrapersonal. Dengan demikian, tingkat belajar siswa akan lebih tinggi
dibanding jika siswa hanya membaca buku atau mendengar penjelasan dari
guru saja.

7
2) Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran intelegensi yang menonjol
pada setiap siswa

Langkah ini dapat diterapkan jika guru telah mengidentifikasi intelegensi


apa yang menonjol pada siswa-siswanya. Dengan demikian strategi
pembelajaran yang dipilih lebih bersifat individual atau personal. Untuk
siswa yang lebih menonjol intelegensi bahasanya maka guru harus
merancang program pembelajaran yang dapat merangsang dan
mengembangkan intelegensi siswa dalam kemampuan berbahasa dan
seterusnya.

D. Hambatan dalam Proses Berpikir dan Intelegensi


1. Hambatan dalam Proses Berpikir

Dalam proses berpikir adanya titik tolak yang dijadikan titik awal
dalam berpikir itu. Berpikir bertitik tolak pada masalah yang dihadapi oleh
seseorang. Dalam proses berpikir tidak selalu berlangsung dengan begitu
mudah, sering orang menghadapi hambatan-hambatan dalam proses
berpikir. Hambatan-hambatan yang timbul dalam proses berpikir dapat di
sebabkan karena:

1) Data yang kurang sempurna, sehingga masih banyak lagi data yang
harus diperoleh.
2) Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan
dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam
proses berpikir.
2. Hambatan dalam intelegensi

Masing-masing individu berbeda-beda dalam segi intelegensi, maka


setiap individu tidak sama kemampuannya dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadapi. Hambatan-hambatan yang timbul dalam intelegensi
dapat di sebabkan karena:

8
1) Perbedaan materi yang diterima atau karena perbedaan dalam proses
belajar
2) Peran dari pembawaan kepribadian dan lingkungan dapat
mempengaruri proses dalam memecahkan suatu masalah atau
intelegensi.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan isi dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut:
Berpikir merupakan aktivitas kognitif kompleks yang melibatkan proses
pencarian makna, pengambilan keputusan, dan penyelesaian masalah. Psikologi
Gestalt dan Solso menekankan abstraksi dan transformasi informasi sebagai
elemen utama dalam proses berpikir. Intelegensi, sebagai kemampuan mental,
tidak dapat diamati langsung dan sering kali diperoleh melalui tindakan nyata
yang mencerminkan pemikiran rasional.
Proses berpikir memiliki variasi, antara lain berfikir asosiatif yang
merangsang ide lain secara bebas, dan berfikir terarah yang sudah ditentukan
dan diarahkan pada pemecahan masalah. Begitu pula, intelegensi memiliki
beragam bentuk, seperti intelegensi logis-matematis, linguistik, kinestetik, dan
interpersonal, yang masing-masing mencerminkan kecerdasan dalam bidang
tertentu.
Langkah-langkah dalam proses berpikir melibatkan pembentukan
pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan atau
pembentukan keputusan. Sementara itu, langkah-langkah untuk
mengoptimalkan intelegensi mencakup memberdayakan semua intelegensi
siswa, mengidentifikasi intelegensi yang menonjol, dan merancang strategi
pembelajaran yang sesuai.
Terakhir, baik dalam proses berpikir maupun intelegensi, munculnya
hambatan dapat berasal dari data yang tidak lengkap, data yang konfus,
perbedaan materi atau proses belajar, serta pengaruh pembawaan kepribadian
dan lingkungan. Memahami kompleksitas dan variasi ini memberikan landasan
untuk pengembangan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan pemahaman
yang lebih mendalam tentang potensi kognitif manusia.

10
B. SARAN
Demikianlah penyusunan makalah ini, penulis berharap dengan adanya
penyusunan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat
sehingga menjadikan kita manusia yang berpendidikan dan berilmu.
Jika terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan makalah ini, penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada yang sempurna di
muka bumi ini, dan jika terdapat beberapa hal yang mampu untuk diberi
masukan dan lain-lain, penulis memohon untuk memberi masukan, dan saran
sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Intelegensi. diakses tanggal 9 Desember 2023.
http://indonesiapsikologi.blogspot.com/2013/05/intelegensi-adalah.html. diakses
tanggal 9 Desember 2023.
http://kakafipein.wordpress.com/2013/04/16/proses-berfikir-dan-pemecahan-
masalah/. diakses tanggal 9 Desember 2023.
http://www.iba.web.id/2012/02/sepuluh-macam-intelegensi.html. diakses tanggal
9 Desember 2023.
http://xerma.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-penjelasan-berfikir.html.
diakses tanggal 9 Desember 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai