Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

FUNGSI-FUNGSI PSIKIS: INTELIGENSI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1. Hana Naimah 2210123220028


2. Nazwa 2210123220005
3. Jumiati 2210123220002
4. Febri Nor Janah 2210123320020
5. Zidan Al Fiqri 2210123310010

MATA KULIAH :Psikologi Umum

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

Dr. Ririanti Rachmayanie J, S.Psi, M.Pd/Kunto Bagas Satrio, M.Pd.

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANJARMASIN

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh …

Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “Fungsi-fungsi
Psikis : Intilegensi” dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah yang berjudul “Fungsi-fungsi Psikis : Inteligensi” disusun guna


memenuhi tugas pembuatan makalah sebagai bahan untuk presentasi mata kuliah
Psikologi Umum di Universitas Lambung Mangkurat tahun pelajaran 2022/2023.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Psikolog
Umum Ibu Dr. Ririanti Rachmayanie J, S.Psi., M.Pd dan Bapak Kunto Bagas
Satrio, M.Pd. Tugas yang telah diberikan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditulis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
menerima masukan dan kritikan demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Banjarmasin, 7 September
2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

1. LATAR BELAKANG PENULISAN....................................................5


2. RUMUSAN PENULISAN.....................................................................5
3. TUJUAN PENULISAN.........................................................................6
4. MANFAAT PENULISAN.....................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................7

5. INTELIGENSI.......................................................................................7

a. Definisi Inteligensi.................................................................................7

b. Jenis-jenis Inteligensi.............................................................................7

c. Kaitannya Inteligensi Dengan Pendidikan.............................................8

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi.....................................9

e. Pengukuran Tes Inteligensi Dan Manfaatnya......................................11

f. Teori-teori Inteligensi...........................................................................13

g. Kategorisaisi IQ...................................................................................15

h. Inteligensi Ganda.................................................................................16

6. BAKAT................................................................................................18

a. Definisi Bakat.......................................................................................18

b. Jenis-jenis Bakat..................................................................................19

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat..................19

KREATIVITAS..................................................................................20

3
a. Definisi Kreativitas..............................................................................20

b. Karakteristik Individu Kreatif..............................................................21

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kreatif................22

d. Implikasi Intelegensi, Bakat Dan Kreativitas Dalam Pembelajaran....23

BAB III PENUTUP................................................................................................25

7. KESIMPULAN....................................................................................25
8. SARAN................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

4
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG PENULISAN

Inteligensi (intelligence) berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang


juga berasal dari bahasa latin “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”. Teori
Inteligensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada
tahun 1951. Speaman dan Wynn mengemukakan konsep lama tentang kekuatan
yang dapat melengkapi akal pikiran manusia dengan pengetahuan sejati. Kekuatan
ini dalam bahasa Yunani disebut "Nous", sedangkan penggunaan kekuatannya
disebut "Noeseis".

Inteligensi berasal dari bahasa latin yang berarti memahami. Jadi Inteligensi
adalah suatu kegiatan atau perilaku yang merupakan manifestasi (perwujudan)
dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu. Ciri-ciri Inteligensi, yaitu
Inteligensi merupakan kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara
rasional (Inteligensi dapat diamati secara langsung) dan Inteligensi tercermin
dalam tindakan yang diarahkan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
memecahkan masalah yang timbul darinya.

2. RUMUSAN PENULISAN

Adapun rumusan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan inteligensi, jenis-jenis inteligensi, kaitannya


inteligensi dengan pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi
inteligensi, pengukuran tes inteligensi dan manfaaatnya, teori-teori
inteligensi, kategorisasi IQ, dan inteligensi ganda ?
2. Apa yang dimaksud dengan bakat, jenis-jenis bakat, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi bakat ?
3. Apa yang dimaksud dengan kreativitas, karakteristik individu kreatif,
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreatif, dan implikasi
intelegensi bakat dan kreativitas dalam pembelajaran ?

5
4. Apa peran inteligensi? Dan dapat mempengaruhi apa saja?

3. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui definisi dari inteligensi, jenis-jenis inteligensi,


kaitannya inteligensi dengan pendidikan, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi inteligensi, pengukuran tes inteligensi dan manfaatnya,
kategorisasi IQ, dan inteligensi ganda.
2. Dapat mengetahui definisi dari bakat, jenis-jenis bakat, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi bakat.
3. Dapat mengetahui definisi kreativitas, karakteristik individu kreatif,
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreatif, dan implikasi
intelegensi bakat dan kreativitas dalam pembelajaran.
4. Dapat mengetahui peran inteligensi, serta dapat mengetahui inteligensi
bisa mempengaruhi beberapa aspek

4. MANFAAT PENULISANA

Manfaat penulisan dari makalah ini yaitu untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan bagi penulis dan pembacanya, serta memberi sumbangan
pemikiran, agar para pembacanya mengetahui dan bisa memahami tentang
inteligensi

6
BAB II

PEMBAHASAN

5. INTELIGENSI

a. Definisi Inteligensi

Berikut pendapat beberapa ahli psikologi mengenai pengertian


Inteligensi, yaitu sebagai berikut:

1. Chaparde dan Stern mengatakan bahwa Inteligensi adalah kemampuan


untuk menyesuaikan diri secara mental dengan situasi atau kondisi baru.
2. K. Buhler mengatakan bahwa Inteligensi adalah tindakan yang disertai
dengan pengertian atau pemahaman.
3. David Wechster (1986). Definisi Inteligensi awalnya sebagai kapasitas
untuk memahami ekspresi dan keinginan pikiran untuk mengatasi
tantangan. Tetapi pada kesempatan ini dikatakan bahwa Inteligensi adalah
kemampuan untuk bertindak dengan tujuan, berpikir rasional dan
menghadapi lingkungannya secara efektif.
4. William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: Inteligensi adalah
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru dengan
menggunakan alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stem
berpendapat bahwa Inteligensi sangat tergantung pada dasar dan turunan,
pendidikan atau lingkungan memiliki pengaruh yang kecil terhadap
Inteligensi seseorang.

b. Jenis-jenis Inteligensi
1. Inteligensi kolektif

Pengertian Inteligensi kolektif adalah kecerdasan yang diartikan sebagai


kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan, ingatan,

7
pengalaman, penalaran, pemahaman, penilaian, dan imajinasi untuk dapat
memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan baru.

2. Inteligensi psikologis

Inteligensi psikologis merupakan suatu kemampuan yang tidak tunggal,


melainkan gabungan dari beberapa fungsi.

3. Inteligensi AI Researcher

Inteligensi sebagai kemampuan dalam suatu sistem untuk dapat bertindak


sesuai dengan lingkungan yang tidak pasti. Tindakan yang diambil tepat
untuk meningkatkan kemungkinan mencapai kesuksesan.

c. Kaitannya Inteligensi Dengan Pendidikan

Salah satu tugas terpenting dalam penelitian ilmiah adalah membuktikan


suatu hipotesis yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi peristiwa dimasa depan (Guilford, 1973). Tes inteligensi seperti
halnya tes lainnya tidak tepat jika hanya digunakan sebagai label atau stempel
bagi seseorang, tetapi harus digunakan untuk membantu memahami atau
memahami diri seseorang. Tujuan sebenarnya dari tes tersebut, menurut
Witherington (1978), adalah memungkinkan untuk memprediksi kemampuan
potensial untuk belajar atau melakukan pekerjaan sekolah, sehingga orang
dapat menentukan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

Bahkan Anastasi menulis bahwa sebagian besar tes Inteligensi dapat dianggap
sebagai pengukur bakat belajar. Hasil pengukuran Inteligensi yang biasanya
dinyatakan dengan IQ dapat menjadi gambaran pendidikan sebelumnya yang
telah dicapai, dan juga dapat menjadi prediktor (alat peramalan) hasil
pendidikan masa depan. Skinner (1958) setuju dengan pernyataan tersebut
dan ia menyarankan bahwa secara umum telah ditemukan bahwa IQ berguna
sebagai faktor dalam memprediksi keberhasilan belajar di sekolah.

8
Jadi jelas bahwa hubungan antara hasil tes Inteligensi mampu dan berguna
dalam memprediksi keberhasilan belajar di sekolah. Dan tidak dapat
dipungkiri bahwa memprediksi suatu hasil, khususnya dalam dunia
pendidikan sangat diperlukan, terutama dalam kaitannya dengan pemilihan
calon siswa atau mahasiswa yang melebihi kapasitas sekolah atau perguruan
tinggi. Namun harus disadari bahwa tidak semua tes inteligensi cocok
digunakan sebagai alat untuk memprediksi karena banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kesesuaian aplikasi. Dan juga harus disadari dalam
memprediksi keberhasilan pembelajaran bahwa belajar itu sendiri tidak
semata-mata menggunakan kemampuan potensial (Intelegensia), tetapi masih
banyak faktor yang menentukan hasil dari proses pembelajaran.

Faktor-faktor ini meliputi;

Faktor indogen, yaitu faktor dari dalam diri individu itu sendiri, baik faktor
fisiologis seperti kondisi fisik, indera, dan lain-lain, tetapi faktor psikologis
seperti minat, kecenderungan pribadi, dan lain-lain. Juga faktor eksogen,
yaitu faktor yang berasal dari luar misalnya ada keributan dari orang-orang di
sekitar lokasi penelitian, atau ada foto seseorang yang dapat mengganggu
konsentrasinya dan faktor non sosial seperti kondisi alam dan peralatan
belajar. Jadi jelas bahwa hasil tes inteligensi bukanlah jaminan keberhasilan
belajar, tetapi sangat berguna untuk memprediksi kemampuan mencapai
keberhasilan dalam belajar.

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inteligensi, sehingga terdapat


perbedaan inteligensi seseorang dengan orang lain adalah:

1. Bawaan

Bawaan ditentukan oleh sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir. "batas
kesanggupan kita”,yaitu apakah kita dapat memecahkan masalah atau tidak,

9
pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Beberapa orang pintar dan
beberapa orang bodoh. Meski menerima pelatihan dan pelajaran yang sama,
perbedaan tetap ada.

2. Kematangan

Setiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan


perkembangan. Setiap organ (fisik dan psikis) dapat dikatakan matang jika
telah mencapai kemampuannya menjalankan fungsinya masing-masing. Anak
tidak dapat memecahkan masalah yang masih sulit baginya. Organ dan
kekuatan jiwanya masih belum cukup matang untuk melakukannya.
Kematangan sangat erat kaitannya dengan usia.

3. Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi


perkembangan inteijensi. Kita bisa membedakan pembenukan secara sengaja
(seperti yang dilakukan di sekolah) dan tidak sengaja (pengaruh lingkungan).

4. Minat

Minat mengarahkan tindakan pada sesuatu tujuan dan merupakan dorongan


untuk tindakan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan (motif) yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar (memanipulasi dan
mengeksplorasi motif). Dari manipulasi yang dilakukan terhadap dunia luar,
lambat laun timbul ketertarikan terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat
seseorang yang mendorongnya untuk berbuat lebih banyak dan berbuat lebih
baik.

5. Kebebasan

10
Kebebasan berarti bahwa manusia dapat memilih metode tertentu untuk
memecahkan masalah. Manusia memiliki kebebasan memilih metode, juga
bebas memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya
kebebasan ini berarti bahwa minat itu bukanlah selamanya menjadi syarat
bagi tindakan intelijensi.

e. Pengukuran Tes Inteligensi Dan Manfaatnya

Bisakah Inteligensi atau kecerdasan diukur? Bagaimana kita bisa


menentukan apakah seseorang itu cerdas atau tidak? Salah satu caranya
adalah dengan menggunakan tes yang disebut "tes Inteligensi". Orang yang
berjasa sebagai penemu tes inteligensi adalah seorang dokter Prancis, Alfred
Binet dan asistennya T. Hendri Simon pada tahun 1904.

Dalam penyusunan tes pertama dimaksudkan untuk mengklasifikasikan


anak normal dan anak lemah mental. Jadi tes ini dikenal sebagai Tes Binet
Simon. Tes ini pertama kali diumumkan antara tahun 1908-1911 yang diberi
nama “Chelle Matrique de Intelligence” atau Skala Pengukuran
Inteligensi(kecerdasan). Tes Binary-Simon terdiri dari sekumpulan soal yang
telah dikelompokkan berdasarkan usia (untuk anak usia 3-15 tahun). Soal-
soal dibuat tentang segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran
di sekolah, seperti:

1. Menceritakan isi gambar.


2. Sebutkan harga mata uang.
3. Membandingkan berat timbangan.

Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan di atas, kita bisa mengetahui


inteligensi seseorang. Adapun kegunaan tes inteligensi, selain untuk

11
keperluan interaksi sehari-hari, juga dibutuhkan untuk berbagai jenis
kebutuhan, misalnya:

1. Untuk staf sekolah


Staf sekolah khususnya guru membutuhkan hasil pengukuran
inteligensi siswanya terutama untuk bahan bimbingan dalam
pelajarannya.

2. Konselor membutuhkan hasil pengukuran inteligensi, karena banyak


kendala yang dihadapi anak salah satunya terletak pada tingkat
kecerdasannya.

3. Untuk keperluan seleksi dan penempatan


Dalam dunia pendidikan, untuk menyeleksi calon siswa atau
mahasiswa sesuai dengan kebutuhan dan tuntutannya. Bidang
pekerjaan atau jabatan hasil pengukuran inteligensi berguna untuk
menyeleksi pegawai sesuai kebutuhan.

4. Psikiater
Psikiater juga membutuhkan hasil pengukuran inteligensi ini untuk
mengetahui gangguan psikologis individu (pasien).

Menurut Witherington (1978) ada 5 kegunaan tes inteligensi, yaitu:

1. Dapat digunakan untuk membantu menentukan kematangan anak


dalam menerima tugas sekolah, karena terkadang usia kronologis dan
usia psikologis tidak seimbang.
2. Berguna untuk mengelompokkan ke dalam kelompok-kelompok
sesuai dengan kemampuannya yang dilakukan untuk kepentingan
pembelajaran.
3. Berguna untuk mendiagnosis, misalnya ada anak yang tidak berhasil
mencapai kemajuan yang normal, maka tes intelegensi dapat
digunakan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi anak. Jika

12
seorang anak terlambat dalam kemajuan belajar tetapi mencapai nilai
tinggi pada tes inteligensi, maka mungkin penyebab keterlambatannya
adalah karena faktor lain. Misalnya faktor minat, cara belajar dan
mengajar.
4. Digunakan dalam memberikan bimbingan pendidikan dan bimbingan
untuk menentukan jabatan.
5. Berguna untuk membantu mempelajari pelanggaran aturan/peraturan,
misalnya jika seorang pemuda menunjukkan kecenderungan untuk
melakukan tindakan yang bersifat non-sosial dan kriminal, maka
muncul pertanyaan dari semua tanggung jawab moral, apakah pemuda
itu cukup cerdas untuk ditanyakan. untuk tanggung jawab moral atas
semua tindakannya.

f. Teori-teori Inteligensi
1. Teori Uni Faktor

Teori ini dipandang sebagai teori tertua. Alfred Binet adalah salah satu ahli
psikologi yang mengatakan bahwa Inteligensi bersifat monogenetik, yaitu
berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum. Menurut Binet,
inteligensi merupakan sisi tunggal karakteristik yang terus berkembang
sejalan dengan proses pendewasaan seseorang. Binet menggambarkan
Inteligensi sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan
orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu
berdasarkan kriteria tertentu. Jadi untuk melihat apakah seseorang cukup
pintar atau tidak, dapat dilihat dari cara dan kemampuannya melakukan
suatu tindakan serta kemampuannya untuk mengubah arah tindakannya
jika diperlukan. Inilah yang dimaksud dengan komponen pengarahan,
adaptasi dan kritik dalam definisi Inteligensi.

2. Teori Multifaktor (Multiple factor Theory)

13
Teori multifaktor dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike (1916).
Menurut teori ini, inteligensi terdiri dari hubungan-hubungan neural
antara stimulus dan respon. Hubungan-hubungan neural khusus inilah
yang mengarahkan tingkah laku individu. Pada dasarnya teori. Thorndike
menyatakan bahwa inteligensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik
yang ditampakkan dalam wujud perilaku inteligensi. Thorndike
menyatakan bahwa inteligensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik
yang ditampakkan dalam wujud perilaku intelegen.Thorndike
mengemulakan empat atribut inteligensi, yaitu: Tingkatan, Rentang,
Daerah, dan Kecepatan.

3. Teori Hierarki
Model Hierarki diciptakan oleh Vernon. Dalam menjelaskan teori
Inteligensinya, teori ini menempatkan satu faktor kognitif umum (g) pada
hierarki paling atas, kemudian di bawahnya ada dua faktor Inteligensi
utama (mayor) yaitu, verbal educational (v:ed) dan practical mechanical
spatial (k:m). Setiap kelompok mayor kemudian dibagi menjadi beberapa
faktor kelompok kecil. Misalnya, v:ed terdiri dari kemampuan seperti
kefasihan verbal, kemampuan numerik, dan kemampuan kreativitas.
Beberapa faktor kelompok kecil di bawah k:m adalah pemahaman
mekanik, kemampuan psikomotorik, dan hubungan spasial yang
kemudian dipecah menjadi berbagai faktor spesifik pada tingkat hierarki
terendah.
Dalam model hierarki kemampuan mental Vernon, apabila semakin
tinggi posisi faktor dalam diagram, maka semakin luas rentang
perilakunya.

4. Teori Primary Mental Ability


Teori ini dikembangkan oleh L.L. Thurstone berdasarkan analisis faktor
dengan mengkolerasikan 60 tes, yang akhirnya disusun dan menjadi
kecakapan-kecakapan primer. Thurstone menjelaskan mengenai

14
organisasi inteligensi yang abstrak ataupun biasa disebut dengan istilah
“Primary-Mental Ability”. Thurstone berpendapat bahwa inteligensi
terdiri dari faktor yang jamak (multiple factors), mencakup 7 kemampuan
mental utama (primary mental abilities) yaitu :
 Verbal meaning (V)yaitu memahami gagasan dan arti kata, yang
diukur dengan tes kosa kata.
 Number (N)yaitu kecepatan dan akurasi melakukan perhitungan
aritmatika.
 Space(S)yaitu kemampuan visualisasi hubungan yang berbentuk
dalam tiga dimensi, seperti dalam mengenali gambar dalam
orientasi berbeda.
 Perceptual speed (P)yaitu kemampuan untuk membedakan detail
visual, serta menetapkan persamaan dan perbedaan antara obyek
dalam gambar secara cepat.
 Word fluency (W)yaitu kecepatan dalam memikirkan katakata,
seperti dalam membuat puisi atau dalam memecahkan anagram.
 Memory(M)yaitu kemampuan untuk menghafal kata-kata, angka,
huruf, dan sejenisnya.
 Inductive reasoning (I) cara menulis, kemampuan untuk
menurunkan aturan dari informasi yang diberikan, seperti dalam
menentukan aturan dari serangkaia angka dari hanya sebagian
dari rangkaian angka tersebut

g. Kategorisasi IQ

Klasifikasi IQ berbeda untuk setiap metode tes yang digunakan. Stanford


Binet mengklasifikasikan skor IQ normal antara 85 - 115. Lewis Terman
mengklasifikasikan skor IQ normal dalam kisaran 90 hingga 109.
Selanjutnya, Wechsler mengklasifikasikan IQ normal pada 100 dengan nilai
toleransi 15 (artinya 85-115). Karena perbedaan ini, semakin banyak skor IQ
yang Anda dapatkan, semakin banyak perhatian harus diberikan pada metode
tes apa yang digunakan.

15
Untuk klasifikasi umum, ketika kita tidak tahu metode apa yang akan
digunakan, kita dapat menggunakan klasifikasi di bawah ini (hasil kompromi
dari ketiga metode di atas).

 70-79: Tingkat IQ rendah atau keterbelakangan mental


 80-90 : Tingkat IQ rendah yang masih dalam kategori normal (Dull
Normal)
 91-110: Tingkat IQ normal atau rata-rata
 111-120: Tingkat IQ tinggi dalam kategori normal (Bright Normal)
 120-130: Tingkat IQ Superior
 131 atau lebih: sangat superior atau jenius.

h. Inteligensi Ganda

Delapan Kecerdasan Gardner:

1) Inteligensi Bahasa (Linguistic intelligence)

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan


kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan, untuk mengungkapkan ide atau
gagasannya.

2) Inteligensi Matematis-Logis (logic-mathematical intelligence)

Inteligensi matematis-logis berkaitan dengan kemampuan menggunakan


bilangan dan logika secara efektif. Termasuk dalam kecerdasan ini adalah
kepekaan terhadap pola logika, abstraksi, kategorisasi dan perhitungan.

3) Inteligensi Ruang (Spatial Intelligence)

Spatial Intelligence atau Inteligensi ruang visual adalah kemampuan


seseorang untuk secara akurat menangkap dunia ruang visual, seperti seorang
dekorator dan arsitek.

4) inteligensi Kinestetik-Badani (Bodily-Kinesthetic Intelligence)

16
adalah kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan sebagian
atau seluruh tubuh untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah.

5) inteligensi Musikal (Musical Intelligence)

adalah kemampuan mengembangkan dan mengekspresikan kenikmatan


bentuk dan suara musik, peka terhadap irama, melodi dan intonasi, serta
kemampuan memainkan alat musik, menyanyi, mengarang lagu, dan menikmati
lagu.

6) inteligensi interpersonal (interpersonal Intelligence)

Inteligensi interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk memahami


dan menyadari perasaan, motivasi, watak, temperamen, ekspresi wajah, suara dan
pertemuan orang lain. Secara umum, kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
seseorang untuk menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.

7) inteligensi Intrapersonal (intrapersonal intelligence)

Termasuk dalam inteligensi intrapersonal adalah seseorang untuk


merefleksikan dan menyeimbangkan diri, memiliki kesadaran ide yang tinggi,
memiliki kemampuan mengambil keputusan pribadi, sadar mengendalikan emosi
sehingga terlihat sangat tenang. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal
akan mampu berkonsentrasi dengan baik.

8) inteligensi Lingkungan/Natural (natural intelligence)

Inteligensi lingkungan atau natural memiliki kemampuan untuk


memahami flora dan fauna dengan baik, dapat memahami dan menikmati alam
serta menggunakannya secara produktif dalam bertani, berburu dan
mengembangkan pengetahuan tentang alam.

6. BAKAT
a. Definisi Bakat

17
Bakat adalah kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang sebagai
kemampuan bawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh:

1) Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat
maknanya dengan kata aptitude yang artinya kecakapan, yaitu mengenai
kesanggupan - kesanggupan tertentu”.
2) Kartono (19952) menyatakan bahwa “bakat adalah suatu potensi atau
kemampuan yang jika diberi kesempatan untuk dikembangkan melalui
pembelajaran akan menjadi keterampilan yang nyata”.
3) Menurut Syah Muhibbin (1999:136) bakat didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas-tugas tanpa terlalu
bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan.
4) Menurut Guilford, bakat adalah kemampuan yang dimiliki seseorang sejak
lahir untuk melakukan sesuatu.
5) Menurut Sukardi, bakat adalah kualitas yang dimiliki oleh seorang
individu yang memungkinkannya berkembang di masa depan.

b. Jenis-jenis Bakat

Karena perbedaan individu, setiap anak memiliki bakat yang berbeda.


Semiawan dan Munandar (Ali & Astori, 2005) mengklasifikasikan jenis-jenis
bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah direalisasikan,
menjadi lima bidang, yaitu:

1. Bakat akademik khusus


2. Bakat kreatif produktif
3. Bakat seni
4. Bakat kinestetik/psikomotor dan
5. Bakat sosial

Termasuk dalam bakat akademik khusus, misalnya, adalah bakat untuk


memahami konsep-konsep yang berbicara angka (numerik), logika bahasa
(verbal), dan sejenisnya. Bakat khusus dalam bidang kreatif-produktif berarti

18
bakat dalam hal menciptakan sesuatu yang baru, misalnya menghasilkan program
komputer terbaru, arsitektur terbaru, dan sejenisnya. Bakat khusus kreatif yang
produktif akan dibahas lebih mendalam di subunit 3. Bakat khusus dalam bidang
seni, misalnya mampu mengaransemen musik yang disukai banyak orang,
menciptakan lagu dalam waktu singkat, dan mampu melukis dengan indah dalam
waktu yang relatif singkat. Bakat kinestetik/psikomotor khusus, termasuk sepak
bola dan bulu tangkis. Bakat khusus di bidang sosial antara lain mahir
bernegosiasi, menawarkan produk, berkomunikasi dalam organisasi, dan mahir
dalam kepemimpinan.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Bakat

Bakat sebagai potensi masih memerlukan pelatihan dan pengembangan


agar dapat diwujudkan dalam bentuk prestasi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan bakat khusus dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Ali & Asrori, 2005).

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor
internal tersebut antara lain: minat, motif berprestasi, keberanian mengambil
risiko, keuletan dan ketekunan, serta kegigihan dan daya juang.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan tempat anak
tumbuh dan berkembang. Faktor eksternal meliputi: kesempatan maksimal untuk
pengembangan diri, sarana dan prasarana, dukungan dan dorongan dari orang
tua/keluarga, lingkungan tempat tinggal dan didikan. Siswa yang memiliki
ketekunan, kegigihan, keberanian, motif berprestasi tinggi, dan minat pada bidang
tertentu akan dapat mengembangkan bakatnya dengan dukungan/dorongan dari
lingkungan, melalui kesempatan yang diberikan untuk mengembangkan diri, serta
menyediakan sarana dan prasarana, termasuk tempat untuk berlatih. dan alat yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat anak akan
mencapai kinerja yang optimal. Prestasi akan meningkatkan rasa percaya diri

19
siswa. Rasa percaya diri merupakan aspek penting dari kepribadian seseorang
untuk mengembangkan diri

KREATIVITAS

a. Definisi Kreativitas

Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi mengenai definisi


kreativitas adalah sebagai berikut:

1) David Campbell Ph.D menyatakan bahwa kreativitas adalah suatu kegiatan


yang mendatangkan hasil dengan kandungan ciri-ciri Inovatif yang belum
pernah ada, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan terobosan baru.
Berguna, lebih enak, lebih baik. lebih praktis, menyederhanakan,
mendorong, memecahkan masalah, mengurangi hambatan. Dapat
dimengerti: hasil yang sama dapat dibuat di lain waktu.
2) James R Evan, menyatakan bahwa kreativitas adalah keterampilan untuk
membentuk kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang sudah ada
dalam pikiran. Setiap kreasi adalah kombinasi baru dari ide dan produk
inovatif, seni dalam memenuhi kebutuhan manusia.
3) Michael A. West, menyatakan bahwa kreativitas adalah integrasi
( penyatuan) pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman untuk
menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik. Kreativitas adalah salah satu
bagian dasar dari usaha manusia. Kreativitas melibatkan kita untuk terus-
menerus menemukan cara-cara baru dan baik dalam melakukan sesuatu
Atau dalam arti yang lebih luas, kreativitas berkaitan dengan penggunaan
berbagai potensi yang kita miliki, baik pengetahuan, intuisi maupun
imajinasi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan ide-ide baru yang
lebih baik. . baik dan bermanfaat.
4) Rawlinson (1979:9) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan suatu gagasan baru atau karya nyata baru yang

20
merupakan kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga relatif
berbeda dengan yang sudah ada.

b. Karakteristik Individu Yang Kreatif

Motivasi atau dorongan dari dalam diri untuk melakukan sesuatu, antara
lain:

 Pengabdian untuk mengikat diri


 Sebuah tugas
 Rasa ingin tahu
 Tertarik pada banyak tugas
 Dianggap sebagai tantangan
 Berani mengambil resiko
 Kesalahan atau di kritik orang lain
 Tidak mudah putus asa

c. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kreatif

Kreativitas membutuhkan rangsangan dari lingkungan untuk berkembang


secara optimal. Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kreativitas. Amabile (Munandar, 1999) mengungkapkan sikap
orang tua yang secara langsung mempengaruhi kreativitas anaknya. Beberapa
faktor penentunya adalah:

 Kebebasan: orang tua yang percaya dalam memberikan kebebasan kepada


anak. Orang tua tidak otoriter, tidak terlalu membatasi aktivitas anaknya,
dan tidak terlalu cemas terhadap anaknya.
 Respek: orang tua yang menghormati anak mereka sebagai individu,
percaya pada kemampuan anak mereka, dan menghargai keunikan anak
mereka. Sikap orang tua seperti ini akan menumbuhkan rasa percaya diri
anak untuk melakukan sesuatu yang orisinal.

21
 Kedekatan emosi sedang: kreativitas akan terhambat oleh suasana
emosional yang mencerminkan permusuhan, penolakan atau perpisahan.
Tetapi, keterikatan emosi yang berlebihan juga tidak menunjang
perkembangan kreativitas karena anak akan bergantung pada orang lain
dalam menentukan pendapat atau minatnya. Perasaan disayangi dan
diterima tetapi tidak terlalu bergantung pada orang tua akan
membangkitkan keberanian anak untuk menentukan pendapatnya.
 Prestasi bukanlah angka: orang tua yang kreatif menghargai prestasi anak,
mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karya-
karya baik.Tetapi,mereka tidak terlalu luar biasa mencapai angka atau nilai
tinggi, atau mencapai peringkat tertinggi.
 Orang tua aktif dan mandiri: sikap orang tua terhadap diri sendiri amat
penting karena orang tua merupakan model bagi anak. Orang tua anak
kreatif merasa aman dan yakin tentang diri sendiri, tidak memperdulikan
status sosial dan tidak terlalu terpengaruh oleh tuntutan sosial. Mereka
juga mempunyai banyak minat dalam dan di luar rumah Menghargai
kreativitas: anak kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua
untuk melakukan hal kreatif.

Torrance (Ali & Asrori, 2005) menambahkan bahwa ada lima bentuk interaksi
orang tua dengan anak yang dapat mendorong perkembangan kreativitas. 5 hal
tersebut adalah:

1. Menghormati pertanyaan-pertanyaan yang tidak lazim


2. Menghormati gagasan-gagasan imajinatif
3. Menunjukkan kepada anak bahwa gagasan yang dikemukakan anak
bernilai
4. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar atas prakarsanya
sendiri atau memberikan reward kepada anak setelah menyelesaikan suatu
pekerjaan
5. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar tanpa suasana
penilaian.

22
Jadi, bagaimana sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya dapat
mendorong berkembangnya kreativitas. Interaksi antara orang tua dan anaknya
bukanlah interaksi yang didasarkan atas situasi stimulus respon. Orang tua dan
anak adalah subjek yang saling berinteraksi secara seimbang dan saling tukar
pengalaman.

d. Implikasi Inteligensi, Bakat Dan Kreativitas Dalam Pembelajaran

Maker (Munandar, 1999) menekankan modifikasi kurikulum untuk anak


berbakat. Modifikasi kurikulum yang dimaksud mencakup materi yang diberikan,
proses atau metode pembelajaran, produk yang diharapkan, lingkungan belajar.

1. Modifikasi materi kurikulum: siswa berbakat memiliki kemampuan untuk


belajar keterampilan dan konsep yang lebih maju. Guru dapat menyediakan
materi yang lebih kompleks. Ada program dalam memodifikasi materi,
seperti kelas yang maju lebih cepat, pengelompokkan silang tingkat, belajar
mandiri, sistem maju berkelanjutan, dan pemadatan kurikulum.
2. Metode proses/metode pembelajaran: guru dapat menggunakan teknik
mengajukan pertanyaan tingkat-tingkat, simulasi, membuat kontrak belajar
(perjanjian antara guru dan siswa tentang apa yang akan dipelajari oleh
siswa), penggunaan mentor, dan pemecahan masalah Guru juga dituntut
untuk lebih rajin memantau perkembangan siswa secara individu.
3. Modifikasi produk pembelajaran: memberikan alternatif kepada siswa
mengenai produk yang akan dihasilkan dan kesempatan untuk merancang
produk sendiri (misalnya melalui jurnal, menulis untuk koran sekolah,
melakukan drama, wawancara, atau kritik untuk menyampaikan pengetahuan
yang telah mereka peroleh di sekolah). unit mata pelajaran dari mata
pelajaran). pelajaran tertentu). Guru membutuhkan sarana untuk
mendistribusikan produk siswa. Guru dapat mengadakan pameran sains,
konferensi penemu pemuda tingkat sekolah, atau pameran.

23
4. Lingkungan belajar yang dimodifikasi: lingkungan yang mendukung
pengembangan bakat dan kreativitas adalah lingkungan yang memungkinkan
semua siswa merasa bebas untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri.
Guru mengajarkan bagaimana menggunakan materi, sumber daya, waktu dan
bakat mereka untuk menguasai bidang minat mereka. Lingkungan yang
berpusat pada siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Parke dalam
Munandar 1999).

 Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum


 Pola duduk yang memudahkan belajar.
 Kegiatan dan kegiatan di dalam kelas.
 Rencana studi individual berdasarkan kontrak studi dengan masing-masing
murid.
 Keputusan dibuat bersama oleh guru dan siswa (misalnya dalam
mengembangkan aturan kelas, menentukan kegiatan belajar, waktu dan
kecepatan belajar, dan mengevaluasi pembelajaran)

24
BAB III

PENUTUP

7. KESIMPULAN

Inteligensi berasal dari bahasa latin intelligentia yang berarti daya nalar
manusia atau kekuatan akal manusia. Ada berbagai definisi Inteligensi yang sering
diartikan sebagai kecerdasan, kepandaian, atau kemampuan memecahkan masalah
yang dihadapi. Sedangkan peran inteligensi itu sendiri adalah kecerdasan
seseorang yang dapat mempengaruhi kreativitas, bakat, dan prestasi belajarnya.

8. SARAN

Manusia adalah makhluk yang sering melakukan kesalahan karena


manusia tidak sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan
apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan, kami selaku penulis meminta kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah lainnya di masa yang akan datang.
Atas saran untuk perbaikan makalah yang telah diberikan oleh pembaca, penulis
ucapkan terima kasih.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ardi almaqassary (2021).

TEORI-TEORI INTELIGENSI diakses melalui https://talen.id/posts/10002-teori-


teori-intelegensi.html

Pada tanggal 8 September 2022.

Aisyah Amini (2015)

(FUNGSI PSIKOLOGIS MANUSIA (INTELIGENSI DAN BAKAT ) diakses


melalui http://allaisyahsee.blogspot.com/2015/05/fungsi-psikologis-manusia-
intelegensi.html?m=1

Pada tanggal 6 September 2022.

Siti Nurjannah (2012)

INTELIGENSI DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN diakses melalui


https://www.anekamakalah.com/2014/05/makalah-intelegensi-dalam-
psikologi.html

Pada tanggal 6 September 2022.

Devia Titania (2016)

INTELIGENSI diakses melalui https://www.slideshare.net/deviatiania/isi-


makalah-intelegensi

Pada tanggal 6 September 2022.

Kompas (2022)

DEFINISI INTELEGENSI, FAKTOR, DAN JENISNYA diakses melalui

https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/23/210000869/definisi-intelegensi-
faktor-dan-jenisnya-

Pada tanggal 6 September 2022.

26
Link video presentasi : https://youtu.be/k1pQ9fqAduE

27

Anda mungkin juga menyukai