MAKALAH
Dosen Pengampu
Illustri,S.Psi.,M.Kes
Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya saya
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah
Kami memahami sepenuhnya bahwa makalah ini tak luput dari kesalahan
banyak terdapat kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah ini dari segi isi
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................................5
3. Teori-teori intelegensi.........................................................................................................8
4. Pengukuran inteligensi........................................................................................................9
1. Pengertian Intelegensi..........................................................................................................12
3. Teori-teori intelegensi.......................................................................................................13
4. Pengukuran Intelegensi.....................................................................................................17
A. KESIMPULAN.................................................................................................................19
B. SARAN.............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum tanpa disadari bahwa manusia sering memahami psikologi
adalah ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan. Penekanan dalam
ilmu psikologi terletak pada tingkah laku behavioristic makhluk (individu).
Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi
belajar yang tinggi diperlukan Intelegent Quesioner (IQ) yang juga tinggi. Namun,
menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah
satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada banyak
faktor lain yang mempengaruhinya.Kenyataan ini pada akhirnya menghasilkan
beberapa teori dalam ilmu psikologi. Salah satu teori yang terkenal adalah theory
kognitif. Teori ini diperkenalkan sekitar abad ke-19 oleh Gestalt, dan dilanjutkan oleh
Spearman, Gardner, Wilhelm Stern, Thrustone, dan sebagainya.Hal yang terpenting
dalam theory kognitif ini adalah peranan intelegensi dalam perilaku seseorang.
Meskipun demikian, para tokoh tersebut juga berbeda satu sama lain
dalam mendefinisikan intelegensi itu sendiri. Seperti halnya Gardner, ia berpendapat
bahwa intelegensi itu dibagi dalam 10 dimensi dalam buku Prof. Dr. Djaali berjumlah
7 dimensi dan dalam bukunya Robert E. Slavin berjumlah 9. Berbeda dengan
pandangan teori struktur yang dipaparkan oleh Guilford yang memandang intelegensi
terdiri atas 150 kemampuan dengan tiga paramater. Dalam pembahasan berikutnya,
kita mambahas terkait intelegensi, yang menyatakan kemampuan (kecerdasan)
manusia itu banyak jenis dan beranekaragam, yang kemudian disebut dengan theory
multiple intelegensi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah yaitu :
1. Pengertian intelegensi
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi intelegensi
3. Apa saja teori intelegensi ?
4. Bagaimana cara pengukuran intelegensi
4
C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui Pengertian Intelegensi
2. Dapat Mengetahui factor yang mempengaruhi intelegensi
3. Dapat Mengetahui teori intelegensi
4. Bagaimana cara pengukuran intelegensi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Intelegensi
Menurut Azwar (2013) Intelegensia pengetahuan adalah kemampuan untuk
memahami suatu ilmu/ pengetahuan yang didapatkan, intelegensia pengetahuan,
keterampilan diri untuk menjaawab pertanyaan dapat dilatih dengan lebih banyak
membaca buku pengetahuan, dengan membaca maka pikiran akan lebih bertambah
dan lebih mudah untuk memahami suatu masalah, dalam keperawatan banyak sekali
masalah yang akan dihadapi harus diselesaikan dengan pikiran kritis, sebelum
perawat menghadapi suatu masalah maka harus mempersiapkan dirinya dengan
banyak pengetahuan. Sebenarnya pengetahuan bukan hanya didapatkan dari membaca
buku namun dengan memperhatikan keadaan sekitar, belajar memahami apa yang
dilakukan orang lain kemudian memodivikasi dengan cara yang kita miliki adalah
salah salah satu cara akurat untuk melatih kemampuan memahami. Kreatif sangat
berhubungan dengan berpikir kritis, ketika perawat mendapatkan suatu masalah yang
harus diselesaikan dengan cara berpikir , kreatifitas sangat penting, menggali semua
kemampuan untuk dapat memecahkan masalah dengan segala sesuatu yang sangat
bermakna dan tepat. Menggunakan kreatifitas dan amati apa yang menjadi contoh
dengan masalah yang dihadapi dan pahami mana yang tepat dan kurang tepat kemudia
apa yang kurang tepat singkirkan dan yang sudah tepat pertahankan serta tambahkan
sesuatu yang akan membuat cara peraawat me-nyelesaikan masalah dengan sangat
tepat. Pengetahuan yang luas akan mem-permudah perawat untuk menjawab
pertanyaan dengan cermat. Intelligensi adalah asal kata intelegensi yang biasa
kita kenal, yang mengandung arti menghubungkan atau menyatukan satu sama
lain. Para ahli mempunyai pengertian yang beragam tentang intelegensi yaitu :
a Nita E. Woolfolk
mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama, intelegensi itu meliputi tiga
pengertian, yaitu kemampuan untuk belajar; keseluruhan pengetahuan yang
diperoleh,kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru
atau lingkungan pada umumnya.
Selanjutnya Woolfolk mengemukakan bahwa intelegensi itu merupakan
satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan
pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan
lingkungan.
6
b Alfred Binet
seorang tokoh utama perintis pengukuran intelegensi bersama Theodore simon
mendefinisikan intelegensi atas tiga komponen yaitu
1) kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan
2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut
telah dilaksanakan
3) kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autocriticism.
c David Wechsler
Pencipta skala-skala intelegensi yang populer sampai saat ini, mendefinisikan
intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak
dalam tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta mengahadapi lingkungannya
dengan efektif.
7
D. Faktor kematangan
Di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan
telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila anak-anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan
soal-soal matematika di kelas empat SD, karena soal-soal itu masih terlampau
sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk
menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan umur.
E. Faktor kebebasan
Faktor kebebasan artinya manusia dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode,
juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
3. Teori-teori intelegensi
Spearman berpendapat bahwa setiap individu memiliki General Ability
( Factor/G) dan Specific Ability Specific Faktor/ S).Kedua hal tersebut adalah faktor
yang terkandung dalam intelegensi, walau dalam setiap individu faktor-faktor
tersebut karakternya berbeda. Sejalan dengan Super dan Cites, yang
menganggap intelegensi adalah kemampuanb menyesuaikan diri dengan
lingkungan atau belajar dari pengalaman. Jika disederhanakan, Prof. Dr. H.
Djaali dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa teori intelegensi
menurut para ahli adalah sebagai berikut
4. Pengukuran inteligensi
Pada tahun 1904 Menteri pendidikan Perancis meminta psikolog Alfred
Binet untuk menyusun metode guna mengidentifikasi anak-anak yang tidak mampu
belajar disekolah. Para pejabat disekolahan ingin mengurangi sekolahan yang sesak
dengan cara memindahkan murid yang kurang mampu belajar di sekolah umum
ke sekolah khusus. Binet dan mahasiswanya, Theophile Simon, menyusun tes
inteligensi untuk memenuhi permintaan ini. Tes itu disebut skala 1905. Tes ini
terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga.
8
a Teori Faktor
Charles Spearman mendeskripsikan struktur intelegensi yang terdiri dari
General Ability (G) dan Specific Ability (S).
b Teori Struktur Intelegensi
Teori ini disampaikan oleh Guilford. Menurut Guilford, struktur
kemampuan intelektual seseorang memiliki 150 kemampuan dan memiliki tiga
paramater, yaitu operasi, produk, dan konten.
c Teori Uni Faktor
Wilhelm Stern beranggapan intelegensi adalah kapasitas atau
kemampuan umum. Kapasitas umum tersebut tumbuh akibat pertumbuhan
fisiologis ataupun akibat belajar.
d Teori Multi Faktor
E.L. Thorndike berpendapat, bahwa intelegensi adalah bentuk hubungan neural
antara stimulus dengan respons. Hubungan inilah yang mengarahkan tingkah laku
individu.
e Theory Primary Ability
Thurstone membagi intelegensi menjadi kemampuan primer yang terdiri
atas kemampuan numerical /matematis, verbal atau bahasa, abstraksi, berupa
visualisasi atau berpikir, membuat keputusan, induktif maupun deduktif,
mengenal atau mengamati, dan mengingat.
f Teori Sampling
Menurut teori ini, intelegensia merupakan berbagai kemampuan sampel.
Hal ini dikarenakan pandangan Godfrey H. Thomson yang memandang
dunia sebagai kumpulan-kumpulan pengalaman.
g Entity Theory
Intelegensi dianggap sebagai suatu kesatuan yang tetap dan tidak berubah-ubah.
h Incremental Theory
Teori ini menganggap, setiap individu mempunyai potensi untuk cerdas, dan
kecerdasan tersebut bisa ditingkatkan melalui proses belajar.
i Teori Multiple Intelegensi
Teori multiple intelegensi ini disampaikan oleh Gardner. Menurut
Gardner intelegensi manusia memiliki tujuh dimensi yang semiotonom,
yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestatik fisika,
sosial interpersonal, dan intrapersonal. Setiap dimensi tersebut memiliki
9
kompetensi yang eksistensinya berdiri sendiri dalam sistem neuron. Artinya tidak
terbatas pada yang bersifat intelektual. Berdasarkan pemaparan di atas maka
dapat ditarik kesimpulan, bahwa intelegensi (kecerdasan) adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu dalam merespon dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta tingkat produktifitas dan
kreatifitas dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. Dalam pembahasan
selanjutnya, kami akan memaparkan teori multiple intelegensi yang digagas
oleh Gardner. Karena teori multiple intelegensi lebih banyak bersentuhan dengan
aspek-aspek yang terdapat dalam diri manusia.
10
KLASIFIKASI IQ
Imbisil,idiot 49 ke bawah
BAB III
11
PEMBAHASAN
1. Pengertian Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” dan Latin yaitu “Intellectus dan
Intelligentia atau Intellegere” artinya memahami. Tokoh yang pertama kali
mengemukakan teori tentang intelegensi adalah Spearman dan Wynn Jones Pol pada
tahun 1951 mereka mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan
(power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati.
Kekuatan dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan
kekuatannya disebut “Noeseis”. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku
yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuat
12
3. Teori-teori intelegensi
Sedangkan Menurut Para Ahli dalam Azwar (2013), Berikut Teori-Teori Intelegensi
beserta pengertianya :
2) Bersifat konstan
tugas tertentu. Contohnya pianis, dengan latihan yang giat setiap orang dapat
bermain piano dengan baik. Atau seorang ahli matematika, dengan
2) Bervariasi dari kegiatan yang satu dengan lainnya dari individu yang
Sama
14
3) Jumlah muatan S pada tiap-tiap individu berbeda
15
informasi-informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina
oleh system pendengaran (telinga).
· Product (Hasil Berpikir)Unit yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu
keunuikan didalam kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan
kata. Class yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan obyek yang serupa. Misalkan
bilangan genap dan ganjil. Relation yakni hubungan antara dua item. Contoh dua
orang yang memiliki huruf depan berurutan, Abi kawin dengan Ani
Tokoh berikutnya dari teori multiple intelligence ini adalah Howard
Gardner(Yusuf, 2006:108). Gardner membagi inteligensi itu dalam 7 jenis, yaitu:
o Logical-Mathematical (Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati
polapolalogis dan bilangan serta kemampuan untuk berpikir rasional/logis).
o Linguistic (Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kaata, dankeragaman
fungsi-fungsi bahasa).
o Musical (Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme.Nada,
dan bentuk-bentuk ekspresi musik).
o Spatial (Kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual secara akurat
danmelakukan transformasi persepsi tersebut)
o Bodily Kinesthetic (Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh
danmenangani objek-objek secara terampil)
o Interpersonal (Kemampuan untuk mengamati dan merespon suasana
hati,temperamen, dan motivasi orang lain)
o Intrapersonal (Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan
dankelemahan, serta inteligensi sendiri).
4) Teori “Triachic of intelligence”
Teori ini dikemukakan oleh oleh Robert Stenberg (Yusuf, 2006:109).Teori ini
merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami inteligensi.Stenberg
mengartikannya sebagai suatu deskripsi tiga bagian kemampuanmental (proses
berpikir, mengatasi pengalaman atau masalah baru, dan penyesuaian terhadap
situasi yang dihadapi) yang menunjukkan tingkah lakuinteligen. Dengan kata lain,
tingkah laku inteligen itu merupakan produk(hasil) dari penerapan strategi
berpikir, mengatasi masalah-masalah barusecara kreatif dan cepat, dan
penyesuaian terhadap konteks denganmenyeleksi dan ber-adaptasi dengan
lingkungan.
16
Uraian di atas menjelaskan inteligensi dalam ukuran kemampuan
intelektualatau tataran kognitif. Pandangan lama menunjukkan bahwa kualitas
inteligensiyang tinggi dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan
individudalam belajar atau meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Menurut Goleman (Yusuf,2006:113), saat ini telah berkembang pandangan
lain yang menyatakan bahwafaktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan
individu bukan sematamataditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual, tetapi
oleh faktorkemantapan emosional yang oleh ahlinya, yaitu Daniel Goleman
disebutEmotional Intelligence (Kecerdasan Emosional).Berdasarkan pengamatannya,
banyak orang yang gagal dalam hidupnyabukan karena kecerdasan intelektualnya
rendah, namun karena mereka kurangmemiliki kecerdasan emosional. Tidak sedikit
orang yang sukses dalam hidupnyakarena mereka memiliki kecerdasan emosional
meskipun kecerdasanintelektualnya hanya pada tingkat rata-rata.
4. Pengukuran Intelegensi
a Tes Binet-Simon
Tes Binet Simon adalah tes intelegensi yang pertama kali diciptakan, oleh Alfred
Binet dan Theodore Simon tahun 1908 di Prancis. Tes ini mulanya sangat sederhana
dan hanya untuk anak-anak saja. Akhirnya mendapat sambutan baik dari para ahli,
sehimgga banyak yang menyempurnakannya. Dengan menggunakan tes intelegensi
orang dapat menentukan tingkat kecerdasan atau intelegensi quotient (IQ) seseorang.
Di bawah ini dijelaskan arti dari angka IQ (dalam Wasty Soemanto, 2006:154)
diantaranya:
90 – 109 normal,
80 – 89 di bawah normal,
17
50 – 69 debile,
26 – 49 embicile,
0 – 25 idiot.
b Tes Wechsler
Tes Wechsler adalah tes intelegensi yang dibuat oleh Wechsler Bellevue tahun
1939, tes ini ada dua macam. Pertama, untuk umur 16 tahu ke atas yaitu Wechsler
adult intelligence scale (WAIS), dan Kedua, tes untuk anak-anak yaitu Wechsler
iteligensi scale for children (WISC). Tes Wechsler meliputi dua sub,
yaitu verbal dan performance (tes lisan dan perbuatan atau keterampilan). Tes lisan
meliputi pengetahuan umum, pemahaman, ingatan, mencari kesamaan, hitungan dan
bahasa. Sedangkan tes keterampilan meliputi (a) menyusun gambar, (b) melengkapi
gambar, (c) menyusun balok-balok kecil, (d) menyusun bentuk gambar, (e) sandi
(kode angka-angka).
Sistem scoring tes Wechsler berbeda dengan Binet-Simon. Jika Binet-Simon
menggunakan skala umur maka Wechsler dengan skala angka. Pada tes Wechsler
setiap jawaban dibri skor tertentu. Jumlah skor mentah itu dikonversi sehingga
diproleh angka IQ. Persamaan tes Wechsler dengan Binet-Simon yaitu kedua tes
tersebut dilaksanakan secara individu atau perorangan.
Tes inteligensi ini diciptakan oleh L.S Penrose dan J.C Laven di inggris tahun
1938. Tes ini rombongan dan perorangan. Berbeda dengan Binet Weschler, tes ini
tidak menggunakan percentile.
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan adaptasi dan menggunakan
pengetahuan yang di miliki dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup
seseorang. Beberapa teori menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan
dasar yang dimiliki oleh individu dalam menentukan tujuan hidupnya.
2. Faktor pembawaan yang mempengaruhi intelegensi adalah faktor minat dan
pembawaan yang khas, faktor pembentukan, faktor kematangan dan faktor
kebebasan.
3. Intelegnsi terdiri atas beberapa kemampuan spesifik yang ditampilkan dalam
perilaku intelegen. Ciri-ciri tinkahlaku seseorang: kemampuan untuk memahami
dan menyelesaikan persoalan denan cepat dan mendalam, dan kemampuan
mengingat yang tinggi dan daya imajinasinya berkembang dengan baik.
4. menggunakan tes intelegensi orang dapat menentukan tingkat kecerdasan atau
intelegensi quotient (IQ) seseorang
B. SARAN
Saran yang penulis sampaikan, saran ialah Diharapkan kepada pembaca untuk
selalu memperhatikan faktor-faktor psikologis a diantaranya intelegensi, self efficacy dan
task commitment pada saat proses belajar dan mengajar berimplikasi pada peningkatan
hasil belajarnya terutama pada saat belajar diperkuliahan khususnya di bidang
keperawatan.
19
DAFTAR PUSTAKA
www.google Scholer.com
20