Anda di halaman 1dari 20

INTELEGENSI

MAKALAH

Tugas pada Mata Kuliah Psikologi


Program Studi Ilmu Keperawatan Semester 3

Dosen Pengampu
Illustri,S.Psi.,M.Kes

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Octia Nurcahranti 18.1420130.11


2. Dessy Tri Ramadhani 18.1420130.14
3. Alvina Novi Ramadhanti 18.1420130.18
4. Silvia Utami 18.1420130.21
5. Riskiana 18.1420130.25
6. Satriyani 18.1420130.27
7. Yuliana Purnamasari 18.1420130.31
8. Yongki Pratama 18.1420130.39

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA


PALEMBANG 2019
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya saya

dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah ini dengan judul “ Intelegensi ”

Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah

Biokimia Keperawatan dengan dosen pengampuh Ibu Illustri,S.Psi.,M.Kes Program

Studi Ilmu Keperawatan.

Kami memahami sepenuhnya bahwa makalah ini tak luput dari kesalahan

dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.Sehingga

banyak terdapat kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah ini dari segi isi

maupun penulisannya..Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Palembang , 21 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................5

C. Tujuan.................................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................6

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi.................................................................7

3. Teori-teori intelegensi.........................................................................................................8

4. Pengukuran inteligensi........................................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................12

1. Pengertian Intelegensi..........................................................................................................12

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelegensi........................................12

3. Teori-teori intelegensi.......................................................................................................13

4. Pengukuran Intelegensi.....................................................................................................17

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................19

A. KESIMPULAN.................................................................................................................19

B. SARAN.............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum tanpa disadari bahwa manusia sering memahami psikologi
adalah ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan. Penekanan dalam
ilmu psikologi terletak pada tingkah laku behavioristic makhluk (individu).
Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi
belajar yang tinggi diperlukan Intelegent Quesioner (IQ) yang juga tinggi. Namun,
menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah
satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada banyak
faktor lain yang mempengaruhinya.Kenyataan ini pada akhirnya menghasilkan
beberapa teori dalam ilmu psikologi. Salah satu teori yang terkenal adalah theory
kognitif. Teori ini diperkenalkan sekitar abad ke-19 oleh Gestalt, dan dilanjutkan oleh
Spearman, Gardner, Wilhelm Stern, Thrustone, dan sebagainya.Hal yang terpenting
dalam theory kognitif ini adalah peranan intelegensi dalam perilaku seseorang.
Meskipun demikian, para tokoh tersebut juga berbeda satu sama lain
dalam mendefinisikan intelegensi itu sendiri. Seperti halnya Gardner, ia berpendapat
bahwa intelegensi itu dibagi dalam 10 dimensi dalam buku Prof. Dr. Djaali berjumlah
7 dimensi dan dalam bukunya Robert E. Slavin berjumlah 9. Berbeda dengan
pandangan teori struktur yang dipaparkan oleh Guilford yang memandang intelegensi
terdiri atas 150 kemampuan dengan tiga paramater. Dalam pembahasan berikutnya,
kita mambahas terkait intelegensi, yang menyatakan kemampuan (kecerdasan)
manusia itu banyak jenis dan beranekaragam, yang kemudian disebut dengan theory
multiple intelegensi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah yaitu :
1. Pengertian intelegensi
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi intelegensi
3.  Apa saja teori intelegensi ?
4. Bagaimana cara pengukuran intelegensi 

4
C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui Pengertian Intelegensi
2. Dapat Mengetahui factor yang mempengaruhi intelegensi
3. Dapat Mengetahui teori intelegensi
4. Bagaimana cara pengukuran intelegensi 

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Intelegensi
Menurut Azwar (2013) Intelegensia pengetahuan adalah kemampuan untuk
memahami suatu ilmu/ pengetahuan yang didapatkan, intelegensia pengetahuan,
keterampilan diri untuk menjaawab pertanyaan dapat dilatih dengan lebih banyak
membaca buku pengetahuan, dengan membaca maka pikiran akan lebih bertambah
dan lebih mudah untuk memahami suatu masalah, dalam keperawatan banyak sekali
masalah yang akan dihadapi harus diselesaikan dengan pikiran kritis, sebelum
perawat menghadapi suatu masalah maka harus mempersiapkan dirinya dengan
banyak pengetahuan. Sebenarnya pengetahuan bukan hanya didapatkan dari membaca
buku namun dengan memperhatikan keadaan sekitar, belajar memahami apa yang
dilakukan orang lain kemudian memodivikasi dengan cara yang kita miliki adalah
salah salah satu cara akurat untuk melatih kemampuan memahami. Kreatif sangat
berhubungan dengan berpikir kritis, ketika perawat mendapatkan suatu masalah yang
harus diselesaikan dengan cara berpikir , kreatifitas sangat penting, menggali semua
kemampuan untuk dapat memecahkan masalah dengan segala sesuatu yang sangat
bermakna dan tepat. Menggunakan kreatifitas dan amati apa yang menjadi contoh
dengan masalah yang dihadapi dan pahami mana yang tepat dan kurang tepat kemudia
apa yang kurang tepat singkirkan dan yang sudah tepat pertahankan serta tambahkan
sesuatu yang akan membuat cara peraawat me-nyelesaikan masalah dengan sangat
tepat. Pengetahuan yang luas akan mem-permudah perawat untuk menjawab
pertanyaan dengan cermat. Intelligensi adalah asal kata intelegensi yang biasa
kita kenal, yang mengandung arti menghubungkan atau menyatukan satu sama
lain. Para ahli mempunyai pengertian yang beragam tentang intelegensi yaitu :
a Nita E. Woolfolk
mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama, intelegensi itu meliputi tiga
pengertian, yaitu kemampuan untuk belajar; keseluruhan pengetahuan yang
diperoleh,kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru
atau lingkungan pada umumnya.
Selanjutnya Woolfolk mengemukakan bahwa intelegensi itu merupakan
satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan
pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan
lingkungan.

6
b Alfred Binet
seorang tokoh utama perintis pengukuran intelegensi bersama Theodore simon
mendefinisikan intelegensi atas tiga komponen yaitu
1) kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan
2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut
telah dilaksanakan
3) kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autocriticism.

c David Wechsler
Pencipta skala-skala intelegensi yang populer sampai saat ini, mendefinisikan
intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak
dalam tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta mengahadapi lingkungannya
dengan efektif.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi


A. Faktor pembawaan
Menurut Neiven,N.(2002.)Faktor pembawaan merupakan faktor pertama
yang berperan di dalam intelegensi. Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa
sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan
masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu
kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar, dan pintar sekali, meskipun
mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
B.    Faktor minat dan pembawaan yang khas
Faktor minat ini mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan
atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luas,
sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk
berbuat lebih giat dan lebih baik.
C.    Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara
pembentukan sengaja, seperti yang dilakukan di sekolah dan pembentukan yang
tidak disengaja, misalnya pengaruh alam disekitarnya.

7
D.    Faktor kematangan
Di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan
telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila anak-anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan
soal-soal matematika di kelas empat SD, karena soal-soal itu masih terlampau
sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk
menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan umur.
E.    Faktor kebebasan
Faktor kebebasan artinya manusia dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode,
juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

3. Teori-teori intelegensi
Spearman berpendapat bahwa setiap individu memiliki General Ability
( Factor/G) dan Specific Ability Specific Faktor/ S).Kedua hal tersebut adalah faktor
yang terkandung dalam intelegensi, walau dalam setiap individu faktor-faktor
tersebut karakternya berbeda. Sejalan dengan Super dan Cites, yang
menganggap intelegensi adalah kemampuanb menyesuaikan diri dengan
lingkungan atau belajar dari pengalaman. Jika disederhanakan, Prof. Dr. H.
Djaali dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa teori intelegensi
menurut para ahli adalah sebagai berikut

4. Pengukuran inteligensi
Pada tahun 1904 Menteri pendidikan Perancis meminta psikolog Alfred
Binet untuk menyusun metode guna mengidentifikasi anak-anak yang tidak mampu
belajar disekolah. Para pejabat disekolahan ingin mengurangi sekolahan yang sesak
dengan cara memindahkan murid yang kurang mampu belajar di sekolah umum
ke sekolah khusus. Binet dan mahasiswanya, Theophile Simon, menyusun tes
inteligensi untuk memenuhi permintaan ini. Tes itu disebut skala 1905. Tes ini
terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga.

8
a Teori Faktor
Charles Spearman mendeskripsikan struktur intelegensi yang terdiri dari
General Ability (G) dan Specific Ability (S).
b Teori Struktur Intelegensi
Teori ini disampaikan oleh Guilford. Menurut Guilford, struktur
kemampuan intelektual seseorang memiliki 150 kemampuan dan memiliki tiga
paramater, yaitu operasi, produk, dan konten.
c Teori Uni Faktor
Wilhelm Stern beranggapan intelegensi adalah kapasitas atau
kemampuan umum. Kapasitas umum tersebut tumbuh akibat pertumbuhan
fisiologis ataupun akibat belajar.
d Teori Multi Faktor
E.L. Thorndike berpendapat, bahwa intelegensi adalah bentuk hubungan neural
antara stimulus dengan respons. Hubungan inilah yang mengarahkan tingkah laku
individu.
e Theory Primary Ability
Thurstone membagi intelegensi menjadi kemampuan primer yang terdiri
atas kemampuan numerical /matematis, verbal atau bahasa, abstraksi, berupa
visualisasi atau berpikir, membuat keputusan, induktif maupun deduktif,
mengenal atau mengamati, dan mengingat.
f Teori Sampling
Menurut teori ini, intelegensia merupakan berbagai kemampuan sampel.
Hal ini dikarenakan pandangan Godfrey H. Thomson yang memandang
dunia sebagai kumpulan-kumpulan pengalaman.
g Entity Theory
Intelegensi dianggap sebagai suatu kesatuan yang tetap dan tidak berubah-ubah.
h Incremental Theory
Teori ini menganggap, setiap individu mempunyai potensi untuk cerdas, dan
kecerdasan tersebut bisa ditingkatkan melalui proses belajar.
i Teori Multiple Intelegensi
Teori multiple intelegensi ini disampaikan oleh Gardner. Menurut
Gardner intelegensi manusia memiliki tujuh dimensi yang semiotonom,
yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestatik fisika,
sosial interpersonal, dan intrapersonal. Setiap dimensi tersebut memiliki

9
kompetensi yang eksistensinya berdiri sendiri dalam sistem neuron. Artinya tidak
terbatas pada yang bersifat intelektual. Berdasarkan pemaparan di atas maka
dapat ditarik kesimpulan, bahwa intelegensi (kecerdasan) adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu dalam merespon dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta tingkat produktifitas dan
kreatifitas dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. Dalam pembahasan
selanjutnya, kami akan memaparkan teori multiple intelegensi yang digagas
oleh Gardner. Karena teori multiple intelegensi lebih banyak bersentuhan dengan
aspek-aspek yang terdapat dalam diri manusia.

Pada tahun 1904 Menteri pendidikan Perancis meminta psikolog


Alfred Binet untuk menyusun metode guna mengidentifikasi anak-anak yang
tidak mampu belajar disekolah. Para pejabat disekolahan ingin mengurangi
sekolahan yang sesak dengan cara memindahkan murid yang kurang mampu
belajar di sekolah umum ke sekolah khusus. Binet dan
mahasiswanya,Theophile Simon, menyusun tes inteligensi untuk memenuhi
permintaan ini. Tes itu disebut skala 1905. Tes ini terdiri dari 30 pertanyaan,
mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga hingga kemampuan untuk
menggambar desain berdasarkan ingatan dan mendefinisikan konsep abstrak.Tes
binet Alfred Binet dan Theodor Simon , 2 orang psikolog asal Perancis merancang
suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes
itu dinamakan Tes Binet-Simon Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Binet mengembangkan konsep mental age (MA) atau usia mental yakni
perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain.
Tak lama kemudian, pada 1912 Wiliam Stern menciptakan konsep
Intelegensi Quotient (IQ) yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia
kronologis (chronological age -CA) dikalikan 100 adalah klasifikasi IQ menurut
Binet:

10
KLASIFIKASI IQ

Genius 140 ke atas

Sangat cerdas 130 – 139

Cerdas (superior) 120 – 129

Di atas rata-rat 110 – 119

Di bawah rata-rata 90 – 109

Garis Batas (bodoh) 80 – 89

Moron (lemah piker) 70 – 79

Imbisil,idiot 49 ke bawah

Selain menunjukan IQ keseluruhan, skala Weshsler juga menunjukan IQ


verbal dan IQ kinerja. IQ verbal didasarkan pada 6 sub skala verbal, IQ kinerja
didasarkan pada 5 sub skala kinerja. Ini membuat peneliti bias melihat dengan
cepat pola-pola kekuatan dan kelemahan dalam area intelegensi murid yang
berbeda-beda. Berikut adalah Klasifikasi menurut Wechsler:
KLASIFIKASI IQ
Very Superior 130 ke atas
Superior 120 –129
Bright Normal 110 –119
Average 90 – 109
Dull Normal 80 – 89
Borderline 70 –79
Mental Deffective 69 ke bawah

BAB III

11
PEMBAHASAN

1. Pengertian Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” dan Latin yaitu “Intellectus dan
Intelligentia atau Intellegere” artinya memahami. Tokoh yang pertama kali
mengemukakan teori tentang intelegensi adalah Spearman dan Wynn Jones Pol pada
tahun 1951 mereka mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan
(power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati.
Kekuatan dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan
kekuatannya disebut “Noeseis”. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku
yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuat

Inteligensi menurut istilah adalah kecerdasan. Kemampuan seseorang dalam berfikir


dan belajar, memecahkan masalah, memproses sesuatu, dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri pada lingkungan.Setiap individu mempunyai inteligensi yang berbeda
– beda. Sebagai contoh, seorang Dosen dan Petani, Dosen sangat lihat dalam memberikan
teori pembelajarannya kepada mahasiswa dan petani sangat lihai dalam merawat
sawahnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelegensi


Menurut Van Alstraine faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi
adalah:

1. Adanya kesempatan untuk berbicara dengan orang dewasa.


2.    Adanya kawan lain yang ada di rumah.
3.  Kesempatan untuk saling bergaul antar anak.
4. Lingkungan rumah yang tentram.
5.  Terselenggaranya tanggung jawab yang pasti dari masing-masing individu yang ada
di rumah.
6.  Orang tua mampu membacakan cerita pada anak.
7.   Penggunaan bahasa yang baik.
8.   Mampu memberikan jawaban yang hati-hati terhadap pertanyaan anak.
9.    Anak di beri kesempatan untuk menyatakan keinginannya melalui bahasa verbal.
10. Adnya situasi yang mendorong untuk saling menghargai.

12
3. Teori-teori intelegensi
Sedangkan Menurut Para Ahli dalam Azwar (2013), Berikut Teori-Teori Intelegensi
beserta pengertianya :

a Alfred Binet 1857-1911)


Intelegensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang berkembang sejalan
dengan kematangan seseorang. Komponen intelegensi: kemampuan untuk
mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila
tindakan itu telah dilaksanakan,dan kemampuan untuk mengkritik diri.
b Edward Lee Thorndike (1847-1949)
Intelegnsi terdiri atas beberapa kemampuan spesifik yang ditampilkan dalam
perilaku intelegen. Ciri-ciri tinkahlaku seseorang: kemampuan untuk memahami dan
menyelesaikan persoalan denan cepat dan mendalam, dan kemampuan mengingat
yang tinggi dan daya imajinasinya berkembang dengan baik.
c Storn
Intelegensi adalah kemampuan untuk penyesuaian dengan tuntutan baru.
d Stoodart
Kemampuan untuk mengatasi ksulitan, sesuatu yang kompleks, abstrak,
ekonomis, serta adaptasi kearah tujuan.
e Chaplin
Inteligensi sebagai: kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap
situasi baru secara cepat dan efektif;  kemampuan menggunakan konsep abstrak
secara efektif; dan  kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan
cepat sekali. Ketiga perumusan ini sama sekali tidak terlepas satu sama lain ketiganya
hanya menekankan aspek-aspek yang berbeda dari prosesnya.
f Wechsler
Inteligensi merupakan suatu agregat atau kapasitas global dari individu untuk
dapat bertingkah laku secara terarah, berpikir secara rasional, serta berhubungan
secara efektif dengan lingkungannya.
g Daniel Goleman
Memahami dan mengelola emosi mungkin LEBIH penting untuk mencapai
kesuksesan daripada hanya mengacu pada kemampuan, banyak orang sukses tidak
briliant dan banyak orang jenius meninggal dalam kemiskinan. Memahami emosi
orang lain juga penting. Hal ini memungkinkan kita memprediksi tingkahlaku orang
lain di berbagai situasi.
13
Berikut pejelasan  Teori Intelegensi
1) Teori “Two Factors”
Teori ini dikemukakan oleh Charles Spearmen (Yusuf, 2006:107).
Diaberpendapat bahwa inteligensi itu meliputi kemampuan umum yaitu:

a.    Faktor umum (G), general factor

Faktor G, mencakup semua kegiatan intelektual yang dimiliki oleh setiaporang


dalam berbagai derajat tertentu. Contohnya penyanyi, orang yangmempunyai
suara yang merdu dengan musikalitas yang tinggi tanpalatihan. General
factor mempunyai beberapa karakteristik, antara lainsebagai berikut:

1) Merupakan kemampuan umum yang dibawa sejak lahir

2) Bersifat konstan

3) Dipergunakan dalam setiap kegiatan individu

4) Jumlah faktor G setiap individu berbeda

5) Semakin besar jumlah G yang ada dalam diri seseorang, maka makin

besar kemungkinan kesuksesan hidupnya

b.        Faktor khusus (S), specific factors

Faktor S, mencakup berbagai faktor khusus tertentu yang relevan dengan

tugas tertentu. Contohnya pianis, dengan latihan yang giat setiap orang dapat
bermain piano dengan baik. Atau seorang ahli matematika, dengan

terus menerus berlatih mengerjakan soal-soal matematika seseorang akan

dapat mengerjakan soal dengan baik. Specific factor mempunyai beberapa

karakteristik, antara lain sebagai berikut:

1) Dipelajari dan diperoleh dari lingkungan

2) Bervariasi dari kegiatan yang satu dengan lainnya dari individu yang

Sama

14
3) Jumlah muatan S pada tiap-tiap individu berbeda

Kedua faktor di atas terlihat berbeda. Menurut Spearman,


faktor G lebih banyak mewakili segi genetis dan faktor S lebih banyak
diperoleh melalui latihan dan pendidikan. Kedua faktor diatas sangat penting
untuk melihat kemampuanindividu saat berpindah dari situasi satu ke situasi
yang lainnya.

2) Teori “Primary Mental Abilities”

Teori ini dikemukakan oleh Thurstone (Yusuf, 2006:107). Thurstone


berpendapat bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer,
yaitu:

o kemampuan berbahasa: verbal comprehension;


o kemampuan mengingat: memory;
o kemampuan nalar atau berpikir logis:reasoning
o kemampuan tilikan ruang; spatial factor;
o Kemampuan bilangan: numerical abilty;
o kemampuan menggunakan kata-kata: wordfluency; dan
o kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat: perceptualspeed.

3) Teori “Multiple Intelligence”


Teori ini dikemukakan oleh J.P. Guilford dan Howard Gardner
(Yusuf,2006:107). Guilford berpendapat bahwa inteligensi itu dapat dilihat dari
tigakategori dasar atau “faces of intellect”, yaitu sebagai berikut;
Operasi Mental (Proses Berpikir) diantaranya Cognition yaitu aktivitas
mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi. Misalnya
mengetahui makna kata “adil” atau “krisis”, Convergent production yaitu
penggalian informasi khusus secara penuh dari gudang ingatan. Misalkan
menemukan kata – kata yang cocok untuk jawaban TTS. Evaluation yakni
memutuskan yang paling baik dan yang cocok dengan tuntunan berpikir logis .
Content  (Isi yang Dipikirkan)yaitu informasi – informasi yang muncul secara
langsung dari stimulasi yang diterina oleh mata. contohnya Auditory yakni

15
informasi-informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina
oleh system pendengaran (telinga).
·         Product (Hasil Berpikir)Unit yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu
keunuikan didalam kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan
kata. Class yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan obyek yang serupa. Misalkan
bilangan genap dan ganjil. Relation yakni hubungan antara dua item. Contoh dua
orang yang memiliki huruf depan berurutan, Abi kawin dengan Ani
Tokoh berikutnya dari teori multiple intelligence ini adalah Howard
Gardner(Yusuf, 2006:108). Gardner membagi inteligensi itu dalam 7 jenis, yaitu:
o Logical-Mathematical (Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati
polapolalogis dan bilangan serta kemampuan untuk berpikir rasional/logis).
o Linguistic  (Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kaata, dankeragaman
fungsi-fungsi bahasa).
o Musical (Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme.Nada,
dan bentuk-bentuk ekspresi musik).
o  Spatial  (Kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual secara akurat
danmelakukan transformasi persepsi tersebut)
o Bodily Kinesthetic  (Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh
danmenangani objek-objek secara terampil)
o   Interpersonal (Kemampuan untuk mengamati dan merespon suasana
hati,temperamen, dan motivasi orang lain)
o Intrapersonal  (Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan
dankelemahan, serta inteligensi sendiri).
4) Teori “Triachic of intelligence”
Teori ini dikemukakan oleh oleh Robert Stenberg (Yusuf, 2006:109).Teori ini
merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami inteligensi.Stenberg
mengartikannya sebagai suatu deskripsi tiga bagian kemampuanmental (proses
berpikir, mengatasi pengalaman atau masalah baru, dan penyesuaian terhadap
situasi yang dihadapi) yang menunjukkan tingkah lakuinteligen. Dengan kata lain,
tingkah laku inteligen itu merupakan produk(hasil) dari penerapan strategi
berpikir, mengatasi masalah-masalah barusecara kreatif dan cepat, dan
penyesuaian terhadap konteks denganmenyeleksi dan ber-adaptasi dengan
lingkungan.

16
Uraian di atas menjelaskan inteligensi dalam ukuran kemampuan
intelektualatau tataran kognitif. Pandangan lama menunjukkan bahwa kualitas
inteligensiyang tinggi dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan
individudalam belajar atau meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Menurut Goleman (Yusuf,2006:113), saat ini telah berkembang pandangan
lain yang menyatakan bahwafaktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan
individu bukan sematamataditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual, tetapi
oleh faktorkemantapan emosional yang oleh ahlinya, yaitu Daniel Goleman
disebutEmotional Intelligence (Kecerdasan Emosional).Berdasarkan pengamatannya,
banyak orang yang gagal dalam hidupnyabukan karena kecerdasan intelektualnya
rendah, namun karena mereka kurangmemiliki kecerdasan emosional. Tidak sedikit
orang yang sukses dalam hidupnyakarena mereka memiliki kecerdasan emosional
meskipun kecerdasanintelektualnya hanya pada tingkat rata-rata.

4. Pengukuran Intelegensi
a Tes Binet-Simon
Tes Binet Simon adalah tes intelegensi yang pertama kali diciptakan, oleh Alfred
Binet dan Theodore Simon tahun 1908 di Prancis. Tes ini mulanya sangat sederhana
dan hanya untuk anak-anak saja. Akhirnya mendapat sambutan baik dari para ahli,
sehimgga banyak yang menyempurnakannya. Dengan menggunakan tes intelegensi
orang dapat menentukan tingkat kecerdasan atau intelegensi quotient (IQ) seseorang.
Di bawah ini dijelaskan arti dari angka IQ (dalam Wasty Soemanto, 2006:154)
diantaranya:

140 – ke atas luar biasa cerdas (genius),

120 – 139 sangat cerdas (superior),

110 – 119 di atas normal,

90 – 109 normal,

80 – 89 di bawah normal,

70 – 79 borderline (garis batas),

17
50 – 69 debile,

26 – 49 embicile,

0 – 25 idiot.

b Tes Wechsler
Tes Wechsler adalah tes intelegensi yang dibuat oleh Wechsler Bellevue tahun
1939, tes ini ada dua macam. Pertama, untuk umur 16 tahu ke atas yaitu Wechsler
adult intelligence scale (WAIS), dan Kedua, tes untuk anak-anak yaitu Wechsler
iteligensi scale for children (WISC). Tes Wechsler meliputi dua sub,
yaitu verbal dan performance (tes lisan dan perbuatan atau keterampilan). Tes lisan
meliputi pengetahuan umum, pemahaman, ingatan, mencari kesamaan, hitungan dan
bahasa. Sedangkan tes keterampilan meliputi (a) menyusun gambar, (b) melengkapi
gambar, (c) menyusun balok-balok kecil, (d) menyusun bentuk gambar, (e) sandi
(kode angka-angka).
Sistem scoring tes Wechsler berbeda dengan Binet-Simon. Jika Binet-Simon
menggunakan skala umur maka Wechsler dengan skala angka. Pada tes Wechsler
setiap jawaban dibri skor tertentu. Jumlah skor mentah itu dikonversi sehingga
diproleh angka IQ. Persamaan tes Wechsler dengan Binet-Simon yaitu kedua tes
tersebut dilaksanakan secara individu atau perorangan.

c. Tes Army Alpha dan Beta


Tes ini hanya digunakan untuk mentes calon-calon tentara di Amerika Serikat. Tes
army alpha khusu untuk calon tentara yang pandai membaca, sedangkan army beta
untuk calon tentara waktu perang dunia II. Salah satu kelebihannya dibandingkan
dengan tes binet-simon dan Wechsler adalah tes ini dilaksanakan secara rombongan
(kelompok) sehingga menghemat penggunaan waktu (Cholil Uman 1998:58-60).
d. Tes Progresive Metrices

Tes inteligensi ini diciptakan oleh L.S Penrose dan J.C Laven di inggris tahun
1938. Tes ini rombongan dan perorangan. Berbeda dengan Binet Weschler, tes ini
tidak menggunakan percentile.

18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan adaptasi dan menggunakan
pengetahuan yang di miliki dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup
seseorang. Beberapa teori menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan
dasar yang dimiliki oleh individu dalam menentukan tujuan hidupnya.
2.  Faktor pembawaan yang mempengaruhi intelegensi adalah faktor minat dan
pembawaan yang khas, faktor pembentukan, faktor kematangan dan faktor
kebebasan.
3. Intelegnsi terdiri atas beberapa kemampuan spesifik yang ditampilkan dalam
perilaku intelegen. Ciri-ciri tinkahlaku seseorang: kemampuan untuk memahami
dan menyelesaikan persoalan denan cepat dan mendalam, dan kemampuan
mengingat yang tinggi dan daya imajinasinya berkembang dengan baik.
4. menggunakan tes intelegensi orang dapat menentukan tingkat kecerdasan atau
intelegensi quotient (IQ) seseorang

B. SARAN
Saran yang penulis sampaikan, saran ialah Diharapkan kepada pembaca untuk
selalu memperhatikan faktor-faktor psikologis a diantaranya intelegensi, self efficacy dan
task commitment pada saat proses belajar dan mengajar berimplikasi pada peningkatan
hasil belajarnya terutama pada saat belajar diperkuliahan khususnya di bidang
keperawatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Azwar. 2013. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Solso,S.R.dkk.2007.Psikologi Kognitif: Jakarta : Erlangga

Neiven,N.2002.Pikologi Kesehatan.2002: EGC

Yusuf,S.2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung :Rosda

www.google Scholer.com

20

Anda mungkin juga menyukai