Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI INTELIGENSI/KECERDASAN
MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI
UMUM
DOSEN PENGAMPUN : PRENGKI ADE CHANDRA, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
HAMIDAH : PU.04.223.0540
ASRI YANI : PU.04.223.05
WIDIYA HADJIYATI : PU.04.223.0554

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah ta’ala. Atas
limpahan Rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul “ TEORI
INTELIGENSI/KECERDASAN” dapat kami selesaikan dengan baik. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebgai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamulaikum Wr.Wb

Penulis, oktober 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………………………………………………
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENGERTIAN INTELIGENSI/KECERDASAN
TEORI INTELIGENSI/KECERDASAN………………………………………………………………………………………………..
CIRI-CIRI INTELIGENSI/KECERDASAN…………………………………………………………………………………………….
MANFAAT INTELIGENSI/KECERDASAN
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………

KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………………….

SARAN…………………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dizaman modern saat ini, masyarakat umum mengenal inteligensi sebagai istilah
yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun kemampuan untuk memecahkan
problem yang dihadapi. Gambaran tentang anak yang berinteligensi tinggi adalah gambaran
mengenai siswa yang pintar, siswa yang selalu naik kelas dengan nilai yang baik, atau siswa
yang jempolan di kelasnya. Bahkan gambaran ini meluas pada citra fisik, yaitu citra anak
yang wajahnya bersih, berpakaian rapi, matanya bersinar, atau berkacamata. Sebaiknya,
gambaran anak yang berinteligensi rendah membawa citra seseorang yang lambat berfikir,
sulit mengerti, prestasi belajarnya rendah, dan mulut lebih banyak menganga disertai
tatapan mata bingung.
Pandangan awam sebagaimana digambarkan diatas, walaupun tidak memberikan
arti yang jelas tentang inteligensi namun pada umumnya tidak berbeda jauh dari makna
inteligensi sebagaimana dimaksudnya oleh para ahli. Adapun definisinya, makna inteligensi
memang mendeskripsikan kepintaran dan kebodohan.
Pada umumnya, para ahli menerima pengertian akan inteligensi sebagaimana istilah
tersebut digunakan oleh orang awam. Kekaburan lingkup konsep mengenai inteligensi
menyebabkan Sebagian ahli bahkan tidak merasa perlu untuk berusaha memberikan
Batasan yang pasti. Bagi mereka ini banyak diantara definisi yang telah dirumuskan
ternyata terlalu luas untuk dapat disalahkan dan terlalu kabur untuk dapat dimanfaatkan.

B. RUMUS MASALAH
a. Apa definisi dari kecerdasan (inteligensi)
b. Apa teori-teori tentang kecerdasan (inteligensi)
c. Apa definisi kecerdasan majemuk
d. Apa ciri-ciri dari setiap jenis kecerdasan majemuk
e. Bagaimana strategi pembelajaran menggunakan kecerdasan majemuk
f. Apa saja manfaat dari multiples intelligences dalam pendidikan

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui definisi dari kecerdasan
b. Untuk mengetahui teori kecerdasan
c. Untuk mengetahui definisi kecerdasan majemuk
d. Untuk mengetahui ciri-ciri dari setiap jenis kecerdasan majemuk
e. Untuk mengetahui strategi pembelajaran menggunakan kecerdasan majemuk
f. Untuk mengetahui manfaat dari multiples intelligences dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INTELIGENSI
a. Alfred Binet (1857-1911)
Inteligensi terdiri dari tiga komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan
pikiran atau tindakkan, kemampuan untuk mengubah arah Tindakan bila
Tindakan itu telah dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri
(autocriticism).
b. Lewis Madison terman (1916)
Mendefenisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara
abstrak.
c. H.H. Goddard (1946)
Mendefenisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan untuk mengantisifasi
masalah-masalah yang akan datang.
d. V.A.C. Henmon
Mangatakan bahwa inteligensi terdiri atas dua faktor, yaitu kemampuan untuk
memproleh pengetahuan dan pengetahuan yang telah diproleh.
e. Baldwin (1901)
Mendefinisikan inteligensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.
f. Edward Lee Thorndike (1913)
Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang
baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
g. Walters dan Gardber (1986)
Mendefinisikan inteligensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian
kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah,
atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

B. TEORI-TEORI INTELIGENSI
Menurut sudut pandang mengenai faktor-faktor yang menjadi elemen
inteligensi, maka teori-teori inteligensi dapat digolongkan dalam paling tidak tiga
golongan. Penggolongan pertama adalah teori-teori yang berorientasi pada faktor
tunggal, yang kedua adalah teori-teori yang berorientasi pada dua faktor, dan yang
ketiga adalah teori yang berorientasi pada faktor ganda. Walaupun demikian, uraian
ringkasan mengenai teori- teori inteligensi berikut tidak akan mengutamakan
pengelompokan tersebut. Kita akan menyajikan setiap teori dibawah nama tokohnya
masing-masing.

1. Alfred Binet
Menurut binet, inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus
berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang.
2. Edward Lee Thorndike
Menyatakan bahwa inteligasi terdiri atas beragai kemampuan spesifik yang
ditampakkan dalam wujud prilaku inteligensi. Oleh karena itu, teorinya
dikategorikan kedalam teori inteligensi faktor ganda.
3. Charles E. Spearman
Pandangan spearman (1927) mengenai inteligensi ditunjukkan dalam teorinya
mengenai kemampuan mental yang popular dengan nama teori dua faktor.
4. Louis Leon Thurstone & Thelma Gwinn Thurstone
Mereka memiliki pandangan mengenai inteligensi yang berbeda dari teori
thorndike, sekalipun teori mereka dapat juga digolongkan dalam teori faktor
ganda.
5. Cyril Burt
Ia mengatakan bahwa kemampuan mental terbagi atas beberapa faktor yang
berbeda pada tingkatan-tingkatan yang berbeda. Faktor tersebut adalah faktor
umum, faktor-faktor kelompok besar, faktor-faktor kelompok kecil, dan faktor-
faktor spesifik.

Selain itu masih banyak lagi teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli seperti,
Philip Ewart Vernon, Joy Paul Gull Ford, Halstead, Donald Olding Hebb, Raymond
Bernard Cattel, Jean Piaget, Howard Gardner.

C. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN (INTELIGENSI)


Inteligensi tiap individu cenderung berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
inteligensi antara lain sebagai berikut :

1. Faktor bawaan atau keturunan


Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan
atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan
oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, didalam satu kelas dapat dijumpai anak
yang bodoh, cukup pintar dan sangat pintar, meskipun mereka menerima
pelajaran dan pelatihan yang sama. Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai
tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan diantara 2 anak kembar,
korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak
yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40-0,50 dengan ayah dan ibu yang
sebenarnya, dan hanya 0,10-0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya
bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap
berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
2. Faktor minat dan pembawaan yang khas
Faktor minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdaoat dorongan atau motif
yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga pa
yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih
giat dan lebih baik. Inteligensi bekerja dalam situasi yang berlain-lainan tingkat
kesukarannya. Sulit tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula oleh
pembawaan.
3. Faktor pembentukan atau lingkungan
Pembentuka adalah segla keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan inteligensi. Disini dapat dibedakan antara pembentukan yang
direncanakan, seperti dilakukan disekolah atau pembentukan yang tidak
direncanakan. Misalnya pengaruh alam sekitarnya. Walaupun ada ciri-ciri yang
pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan anggup
menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti.

Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat
dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang
bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat
penting.
4. Faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembanga. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan
telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak
diherankan bila anak-anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal-
soal matematika dikelas empat sekolah dasar, karena soal-soal itu masih
terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum
matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat
dengan faktor umur.

Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi cepat tumbuhdan berkembang. Tumbuh


dan berkembangnya inteligensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan
jasmani, umur dan kemampuan-kemamapuan yang telah dicapai
( kematangannya).
5. Faktor kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan
maslah yang dihadapi. Disamping kebebasan memilihkan metode, juga bebas
dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhanya

Kalima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan
yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya
berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.

D. TEORI-TEORI KECERDASAN MAJEMUK


Individu yang mendapatkan kecerdasan tertentu bukan hanya karena faktor
kelhiran semta, melainkan juga karena perkembangan dan pengalamannya. Memang
manusia dianugrah potensi (fitrah), namun perkembangan selanjutnya ditentukan
oleh interaksi dengan lingkungannya. Individu dan perkembangannya adalah produk
dari hereditas dan lingkungan, keduanya sama-sama berperan penting bagi
perkembangan individu. Kecerdasan adalah Bahasa-bahasa yang dibicarakan oleh
semua orang dan Sebagian dipengaruhi oleh kebudayaan dimana orang itu
dilahirkan, merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah dan menciptakan
semua hal yang bisa digunakan manusia. Kecerdasan seseorang bukan hanya
prestasi akademik yang diukur berdasarkan nilai tes standar.

Definisi kecerdasan menurut Piaget sebagaimana dikutip Uno hamzah adalah


suatu tindakkan yang menyebabkan terjadi nya perhitungan atas kondisi-kondisi
yang secara optimal bagi organisasi dapat hidup berhubungan dengan lingkungan
secara efektif. Sedangkan menurut Feldam dalam Sukmadinata dan Nana S,
kecerdasan merupakan kemampuan untuk memahami dunia, berpikir secara
rasional dengan menggunakan sumber-sumber atau referensi secara efekti pada saat
menghadapi sebuah tantangan.

Raymond Cattel John Horn berpendapat bahwa manusia mempunyai dua


macam kecerdasan umum, yaitu kecerdasan cair dan kecerdasan kristal. Kecerdasan
cair adalah kecerdasan yang berbasis pada kecerdasan biologis. Kecerdasan ini
meningkatkan sesuai dengan perkembangan usia, mencapai puncak saat dewasa dan
menurun pada saat tua karena proses biologis tubuh. Kecerdasan kristal adalah
kecerdasan yang diproleh dari proses pembelajaran dan pengalaman hidup.
Kecerdasan ini dapat terus meningkat tidak ada batas maksimal selama manusia mau
dan bisa belajar. Gardner sendiri mendefinisikan intelengensi tidak banyak berbeda
dengan para ahli yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan
produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya dan
masyarakat.

Perkembangan selanjutnya, kecerdasan individu akan mulai tampak terasah


Ketika dihadap kan interaksi sosial. Teori kognitif sosialnya Albert Bandura serta Lev
Vygotsky mengatakan bahwa perkembangan anak ditentukan pula oleh interaksi
mereka dengan teman sebaya dan lingkungan nya. David Perkins dari Harvard
University berpendapat bahwa kecerdasan dipengaruhi dan di operasikan oleh
beberapa faktor dalam kehidupan yaitu sistem otak, pengalaman hidup, dan
kapasitas untuk pengaturan diri.

Dalam bukunya Frame Of Mind, tahun 1983, Howard Gardner menampilkan


Theory-Of Multiple Intelligences yang memperkuatkan perspektifnya tentang kognisi
manusia. Gardner mengatakan bahwa “Intelligence Is The Ability To Find And Soive
Problems And Create Products Of Value In One’s Own Culture”. Menurut Gardner,
kecerdasan seseorang tidak diukur dari hasil tes Psikilogo standar, namun dapat
dilihat dari kebiasaan seseorang terhadap dua hal, yakni kebiasaan menyelesaikan
masalah (Problem Solving) secara mandiri dan kreativitas (Creativity) menciptakan
produk yang punya nilai budaya. Tanpa sadar, orangtua dan guru justru membunuh
sumber kecerdasaan tersebut, yaitu Problem Solving dan Creativity.
Secara Bahasa Multiple Intelligences diartikan kecerdasan majemuk. Ada juga
yang mengartikan kecerdasan beragam. Awalnya Howard Gardner Menyusun daftar
tujuh inteligensi yang dimiliki manusia dalam buku fenomenalnya, Frames Of Mind
(1983), yakni kecerdasan linguistik, kecerdasan logis matematis, kecerdasan visual
spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan gerak badan/kinestetik, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapesional. Pada bukunya Intelligence Reframed (2000),
ia menambahkan adanya dua kecerdasan baru , yaitu kecerdasan naturalis atau
lingkungan dan kecerdasan eksistensial.

Akan tetapi, sebenarnya kecerdasan manusia tidak hanya sebatas pada


Sembilan kecerdasan yang disebutkan diatas. Teori kecerdasan majenuk gardner
masih mungkin terus berkembang sehingga pembahasan mengenai kecerdasan
manusia akan selalu menarik. Maka penilaian kecerdasan yang mengacu hanya pada
ranah akademis sangat tidak tepat.

E. SEJARAH KECERDASAN MAJEMUK


Semua berawal dari kegelisahan Howard Gardner, seorang profesor
Pendidikan yang mengabdikan dirinya diUniversitas Harvad, Amerika Serikat.
Menurutnya, selama ini para pendidik telah melakukan kekeliruan kareana
menganggap tes kercedasan atau tes IQ adalah satu-satunya ukuran yang paling
dapat dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang.
Menurut gadner, kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan :
1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi hidup
2. Kemampuan menukan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan atau dicari
solusinya
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan memberikan penghargaan dalam
budaya seseorang.
Gardner Bersama rekan-rekannya yang mengembangkan penelitian untuk
mengembangkan konsep MI tidak hanya menilai kecerdasan dengan cara menguji
kemahiran seseorang memahami dan menyelesaikan soal-soal logika-matematika
( sebagaimana yang dilakukan dalam tes IQ). Bersama tim, gardner mengembangkan
cara-cara mengukur kemampuan individu untuk memecahkan msalah dan
menghasilkan sesuatu.
Dikembangkan dan diungkapkan pertama kali tahun 1983, Gardner
mendefnisikan kecerdasan manusia yang tak terbatas, yang dintaranya dapat
dikelompokkan menjadi delpan kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik ( Bahasa),
kecerdasan logika-matematika, kecerdasan Visual-Spasial, kecerdasan gerak tubuh,
kecerdasan musikal, kecerdasan interpersional, kecerdasan intrapersional dan
kecerdasan naturalis. Belakang Gardner menambahkan satu kecerdasan tambahan,
yaitu kecerdasan spiritual.
Meskipun menimbulkan pro dan kontra diantar para ahli terutama dalam
mengembangkan te untuk mengukur MI, namun MI mengantarkan para orangtua
pada sebuah pemahaman baru yang sangat memberikan semangat dan harapan.
Karena pada akhirnya tidak ada anak yang bodoh akibat nilai tes kecerdasan yang
rendah. MI justru membantu orangtua mengenal kekuatan dan kekurangan anak.
Dengan mengenal dua hal tersebut elbih dini , Gardner berharap orangtua
mengambil peran penting dalam memberikan stimulasi terutama dalam rangka
menyeimbangkan kehidupan anak.
Kecerdasan majemuk adalah kemampuan memecahkan masalah dan
menciptakan produk yang bernilai budaya (anak yang bisa menghasilkan sesuatu dan
bisa menikmati dalam kehidupan manusia). Secara umum kecerdasan ini diartikan
sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir, bertindak dan berprilaku sesuai
denga napa yang dihadapi.
Menurut gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan
matematika logika, kecerdasan Bahasa, kecerdsan musikal, kecerdsan visual special,
kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersional, dan
kecerdasan naturalis.

F. JENIS-JENIS KECERDASAN MAJEMUK


Berikut ini 9 macam kecerdasan yang telah dipaparkan oleh gardner yaitu :

a. Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara


efektif, baik untuk memengaruhi maupun memanipulasi. Dalam kehidupan
sehari-hari kecerdasan linguistik bermanfaat untuk : berbicara,
mendengarkan, membaca dan menulis.
b. Kecerdasan Logis-Matematis yaitu melibatkan keterampilan mengolah angka
atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Dalam kehidupan
sehari-hari bermanfaat untuk : menganalisa laporan keuangan, memahami
perhitungan hutang nasional, atau mencerna laporan sebuah penelitian.
c. Kecerdasan Visual dan Spasial yaitu melibatkan kemampuan seseorang untuk
memisualisaikan gambar didalam kepala ( bayangkan) atau menciptakan nya
dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Kecerdasan ini sangat dibutuhkan dalam
berbagai aspek kehidupan sehari-hari, minsalnya : saat menghias rumah atau
merancang taman, menggambar atau melukis, menikmati karya seni.
d. Kecerdasan Music yaitu melibatkan kemampuan menyanyi laguu, mengingat
melodi music, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati
music. Manfaat dari kecerdasan ini dapat dirasakan dalam banyak hal dalam
kehidupan sehari-hari, minsalnya : saat menyanyi, memainkan alat music,
menikmati music di tv/ radio.
e. Kecerdasan Interpersonal yaitu melibatkan kemampuan utuk memahami dan
berkerja dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal minsalnya :
kemampuan berempati, kemampuan memanipulasi, kemampuan “ membaca
orang”, kemapuan berteman.
f. Kecerdasan Intrapersonal adalah kecerdasan memahami diri sendiri,
kecerdsan untuk mengetahui “ siapa diri saya sebenarnya”, untuk
mengetahui “apa kekutan dan kelemahan saya. Ini juga merupakan
kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk
mempercayai diri sendiri.
g. Kecerdasan Kinestetik adalah kecerdasan seluruh tubuh dan juga kecerdsan
tangan. Dalam dunia sehari-hari kecerdasan ini sangat dibutuhkan,
minsalnnya : membuka tutup botol, memasang lampu dirumah, memperbaiki
mobil, olahraga, dan berdansa.
h. Kecerdasan Naturalis yaitu melibatkan kemampuan mengenali bentuk-
bentuk alam disekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan itu
sangat dibutuhkan untuk berkebun, berkemah, atau melakukan proyek
ekologi.
i. Kecerdasan Eksistensial adalah kemampuan dan kepekaan seseorang untuk
menjawab persoalan-persoalan terdalam mengenai keberadaan manusia,
minsalnya : sering muncul pertanyaan dalam diri sendiri mengapa aku ada,
apa makna dari hidupku ini, bagaimana seseeorang bisa mencapai tujuan
hidup yang sejati, mengapa seseorang harus mati, bila sudah mati kemana.

G. CIRI-CIRI KECERDASAN MAJEMUK


1. Kecerdasan Linguistik
Seorang anak yang mempunyai kecerdasan linguistik memiliki kepribadian yaitu
peka terhadap Bahasa, dapat berbicara dengan teratur dan sistematis, memiliki
penalaran yang tinggi. Disamping itu juga mampu mendengarkan, membaca dan
menulis, lancar dalam mengucapkan kata-kata dan suka bermain kata-kata serta
memiliki ingatan perbendaharaan kata yang kuat.
2. Kecerdasan Logis- Matematis
Anak yang mempunyai kecerdasan logis-matematis memiliki ciri-ciri kepribadian
anak yang suka berpikir abstrak dan suka akan keakuratan, menikmati tugas
hitung-menghitung. Memecahkan soal-soal dari computer dan suka melakukan
penelitian dengan cara logis, catatan tersusun rapi dan sistematis.
3. Kecerdasan Visual dan Spasial
Ciri kepribadian yang menonjol dalam diri anak yang memiliki kemampuan visual-
spasial adalah anak dapat berpikir dengan menciptakan sketsa atau sambar,
mudah sekali membaca peta dan diagram, mudah ingat bila melihat gambar,
memiliki cita warna tinggi dan mampu menggunakan semua panca indra untuk
melukiskan sesuatu.
4. Kecerdasan Music
Beberapa sifat yang Nampak dalam diri seorang anak yang memiliki kecerdasan
music adalah anak peka terhadap nada, irama dan warna suara. Peka terhadap
nuasan emosi suatu music dan peka terhadap gubahan music yang bervariasi dan
biasanya sangat spiritual.
5. Kecerdasan Interpersonal
Sifat-sifat yang menonjol dalam diri orang anak yang memiliki kecerdasan
interpersonal adalah anak ahli dalam berunding, pintar bergaul dan mampu niat
orang lain serta menikmati saat- saat bersam orang lain. Memiliki banyak teman,
pintar berkomunikasi, suka dengan kegiatan kelompok, gemar bercerita sama
dan menjadi mediator serta pandai membaca situasi.
6. Kecerdasan Intrapersonal
Sifat-sifat yang dimiliki oleh anak yang mempunyai kecerdasan intrapersonal
adalah anak peka terhadap nilai-nilai yang dimiliki, sangat memahami diri, sadar
betul emosi dirinya, peka terhadap tujuan hidupnya, mampu mengembangkan
kepribadian dirinya, bisa memotivasi diri sendiri, sangat sadar akan kekuatan
adan kelemahannya.
7. Kecerdasan Kinestetik
Ciri-ciri kepribadian anak dengan kecerdasan kinestetik adalah anak dapat
bersikap rileks, suka olahraga fisik dan suka menyentuh, anak ahli bermain peran,
berlajar dengan bergerak-gerak dan berperan serta dalam proses belajar. Selain
itu anak juga sangat peka dengan kondisi lingkungan fisik, gerak-gerik tubuh
terlatih dan terkendali dan suka bermain dengan sesuatu benda sambal
mendengarkan orang lain berbicara dan sangat berminat dengan bidang
mekanik.
8. Kecerdasan Naturalis
Sifat-sifat yang dimiliki anak dengan kecerdasan naturalis adalah anak suka
dengan alam sekitar, lebih senang berada di alam terbuka dari pada diruangan
dan suka berpetualang menjelajah hutan. Anak bisa marah besar jika ada orang
membantai binatang langka, merusak dan membakar hutan, mencermari laut
dan sungai sehingga menimbulkan kematian flora dan fauna serta lebih suka
mengkonsumsi obat dan jamu tradisional dari pada pabrik. Anak juga lebih
senang menggunakan bahan yang alami dan tidak menimbulkan polusi
lingkungan.
9. Kecerdasan Eksistensial
Sifat-sifat yang dimiliki seorang anak dengan kecerdasan eksistensial adalah anak
suka bertanya soal kebenaran dan inti persoalan, kritis, suka merenung dan
melakukan refleksi diri serta senang berdiskusi mengenai hakikat hidup.

H. STRATEGI PEMBELAJARAN DISEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN KECERDASAN


MAJEMUK
Untuk memaksimalkan proses pembelajaran saat di kelas diperlukan strategi
pembelajaran yang di sesuaikan dengan tingkat kecerdasan majemuk yang dimiliki
oelh masing-masing anak. Strategi pembelajaran yang tepat akan sangat menolong
anak menangkap pembelajaran dengan baik.
Saat mengajar anak dengan kecerdasan linguistik, metode yang digunakan adalah
dengan bercerita, curah gagasan (brainstorming) dan dengan tape recorder atau
menulis jurnal. Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan logis-matematis yang
digunakan adalah dengan kalkulasi dan kuantifikasi, klasifikasi dan kategoriatau
penalaranilmiah.
Sedangkan anak dengan kecerdasan visual dan spasial strategi pembelajaran
dengan visualisasi, penggunaan warna, gambar dan sketsa gagasan serta simbol
grafi. Anak yang memiliki kecerdasan musik mengajarnya dengan irama, lagu, rap,
senandung dan konsep musikal serta dengan music suasana. Anak dengan
kecerdasan interpersonal dapat belajar dengan berbagai rasa dengan teman sekelas,
kerja kelompok, permainan dan simulasi.
Apabila memgajar anak dengan kecerdasan intrapersonal dapat
menggunakan refleksi, hubungan materi dengan pengalaman pribada, waktu
memilih dan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan serta perumusan tujuan.
Jika anak memilki kecerdasan kinestetik dapat belajar dari teater kelas, konsep
kinestetis dan peta tubuh. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis dapat belajar
dengan jalan-jalan dialam terbuka dan melihat keluar jendela serta tanaman Sebagai
dekorasi atau membawa hewan piaraan di kelas.
Sedangkan anak dengan kecerdasan eksistensial untuk mengembangkannya
yaitu dengan mendengarkan kotbah, membaca buku-buku rohani, filsafat, buku
theologia, mengadakan refleksi diri, menghadiri upacara kematian, diskusi dengan
ahli filsafat dan theolog, mengikuti reatreat dan dinamika kelompok.

I. MANFAAT MULTIPLE INTELIGENCES DI DALAM PROSES PENDIDIKAN YANG


DILAKSANAKAN
Kita dapat menggunakan kerangka kecerdasan majemuk dalam
melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti
menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan music, dan melihat pertunjukan dan
dapat menjadi pintu masuk yang vital kedalam proses belajar. Bahkan siswa yang
penampilannya kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional
(menekankan Bahasa dan logika). Jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan
semangat mereka untuk belajar.
Dengan kecerdasan majemuk, maka anda menyediakan kesempatan bagi
siswa untuk belajar sesuia dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat dalam mendukung
proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa dalam
proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
Siswa akan mampu menunjukkan dan berbagi tentang kelebihan yang
dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi
untuk menjadikan siswa sebgai seorang spesialis.
Pada saat anda mengajar untuk memahami siswa akan mendapat
pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari
solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Kecerdasan majemuk memberikan pandangan bahwa terdapat Sembilan
macam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang. Yang membedakan antara satu
dengan yang lain adalah komposisi atau dominasi dari kecerdasan tersebut.

J. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN


Pendidikan adalah hal yang sangat penting diproleh anak-anak ataupun orang
dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil
dan mampu meraih kesuksesan dalam hidupnya. Mengingat akan pentingnya
pendidikan maka pemerintah pun merancangkan program wajib belajar Sembilan
tahun. Melakukan perubahan kurikulum dan untuk mencoba mengakomodasikan
kebutuhan siswa.
Kecerdasan intelektual bukan hanya mencakup kecerdasan logika dan verba,
tetapi juga harus dilihat dari aspekkinetis, musikal, visual-spartial, interpersonal,
intrapesional, dan naturalis.
Kita cenderung hanya menghargai orang yang memang ahli di dalam
kemampuan logika dan Bahasa. Kita harus memberikan perhatian yang seimbang
terhadap orang-orang yang memiliki talenta (gift) di dalam kecerdasan yang lainnya.
Melihat betapa pentingnya proses pembelajaran bagi manusia terlepas sedikit atau
banyak, peran guru sangat penting.
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan adaptasi dan meggunakan
penegtahuan yang dimiliki dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup
seseorang beberapa teori menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan
dasar yang dimiliki oleh individu dalam menentukan tujuan hidupnya.
Menurut gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan
matematika logika, kecerdasan Bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual
spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,
dan kecerdasan naturalis.
Dengan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, siswa yang dengan
beragam dominasi kecerdasan dapat terfasilitas pada saat belajar sehingga hasil
belajar siswa dari segi kognitif (prestasi belajar) dan efektif (minat) meningkat.
Maka guru dalam proses pembelajaran juga harus memandang siswa sebagai
makhluk yang memiliki banyak unsur dari dirinya. Dengan demikian maka semua
potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang dengan optimal.

B. SARAN
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini,
maka penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para
pembaca demi kesempuraan makalah ini, atas masukan kritikkan dan sarannya,
penulis ucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti dan wahyuni. 2003.multiple intelligences & application.salatiga;
Gernard, howard.2011.frames of mind:the theory of multiples intelligences.new York;basic
book
Sandjaja,stefanus.2006.teori multiple intelligences dan aplikasinya di Pendidikan anak usia
dini. Semarang

Anda mungkin juga menyukai