DOSEN PENGAMPUH:
Usman, S.Pd.,M.Pd
KELOMPOK 5
o Andi Nini ( 230407550041 )
o Gangka ( 230407551025 )
o Lidya Pratiwi (230407551059 )
o Rahman ( 230407551051 )
KELAS : C23F
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayahnya kami dari kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah
yang berisi tentang Konsep Multiple Intelegence dan Aplikasi Multiple
Intelegence dalam pembelajaran. Makalah ini dapat membantu kita untuk
lebih mengetahui lebih dalam mengenai Konsep Multiple Intelengence dan
Aplikasi Multiple Intelegence.
Di dalam makalah ini, kami mengambil informasi dari internet yang menjadi
panduan kami untuk mengerjakan makalah tersebut. Kami sangat
berterimakasih kepada semua situs informasi tentang Konsep Penulisan
Akademik yang kami lihat dan juga kami sangat berterimakasih kepada teman
kelompok yang sudah ikut berpartisipasi dalam mengerjakan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami juga meminta maaf jika di dalam makalah
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami.
Penyusun
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….…2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB I……………………………………………………………………………………………4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………….4
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………4
BAB II……………………………………………………………………………………………5
KAJIAN TEORI……………………………………………………………………………….5
BAB III………………………………………………………………………………………….9
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………..9
BAB IV………………………………………………………………………………………….14
PENUTUP……………………………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangan kognitif manusia merupakan salah satu objek penelitian
yang sering diteliti oleh para ahli. Sampai saat ini sudah terdapat banyak
teori perkembangan kognitif manusia yang satu dengan yang lainnya saling
melengkapi. Adanya teori – teoriini sangat membantu dunia pendidikan
untuk menciptakan proses belajar yang palingtepat agar setiap siswa
dapat mengembangkan potensinya dengan optimal. Salah satu teori
perkembangan kognitif manusia yang telah membawa perubahan dalam
cara pandang pendidikan memandang siswa dan proses pembelajaran
yaitu teori multipleintelligence yang dikemukakan oleh Howard Gardner.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana konsep dan metode dalam meningkatkan
multiple intelegences pada siswa
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Intelegensi
1. Pengertian Intelegensi
Istilah intelegensi ini sudah menjadi bahasa umum bagi masyarakat, hanya saja
sebagian masyarakat menamakannya kecerdasan, kecerdikan, kepandaian,
ketrampilan dan istilah lainnya yang pada prinsipnya bermakna sama. Istilah
intelegensi dapat diartikan dengan dua cara, yaitu:
a. Arti luas
kemampuan untuk mencapai prestasi yang di dalamnya berpikir
memegang peranan. Prestasi itu dapat diberikan dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti pergaulan, sosial, tekhnis, perdagangan, pengaturan
rumah tangga dan belajar di sekolah.
b. Arti sempit
kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya
berpikir memegang peranan pokok. Intelegensi dalam arti ini, kerap
disebut “kemampuan intelektual” atau ”kemampuan akademik”
Pendapat-pendapat para ahli mengenai hakikat intelegensi antara lain:
2. IQ (Intelligence Quotient)
5
Istilah IQ diperkenalkan pertama kalinya pada tahun 1912 oleh seorang ahli
psikologi berkebangsaan Jerman bernama William Stern (Gould 1981).
Kemudian ketika Lewis Madison Terman, seorang ahli psikologi berkebangsaan
Amerika di Universitas Stanford, menerbitkan revisi tes Binet di tahun 1916,
istilah IQ mulai digunakan secara resmi.10 Desmita dalam buku Psikologi
Perkembangan menjelaskan bahwa IQ adalah kemampuan berfikir secara
abstrak, memecahkan masalah dengan menggunakan simbol-simbol verbal dan
kemampuan untuk belajar dari dan menyesuaikan diri dengan pengalaman-
pengalaman hidup sehari-hari.
Tes intelegensi yang diberikan di sekolah terbagi atas dua kelompok yaitu tes
intelegensi umum (General Ability test) dan tes intelegensi khusus (Spesific
Ability Test / Spesific Aptitude Test). Di dalam tes intelegensi umum disajikan
soal-soal berpikir di bidang penggunaan bahasa, manipulasi bilangan dan
pengamatan ruang. Sedangkan di dalam tes intelegensi khusus menyajikan soal-
soal yang terarah untuk menyelidiki apakah siswa mempunyai bakat khusus di
suatu bidang tertentu, misalnya di bidang matematika, di bidang bahasa, di
bidang ketajaman pengamatan dan lain sebagainya.
Hasil testing dilaporkan dalam bentuk IQ sesuai yang dikemukakan oleh W.S
Winkel bahwa “Hasil testing intelegensi lazim dinyatakan dalam bentuk
Intelligence Quotient (IQ), yang berupa angka yang 11Saifudin Azwar,
Psikologi Inteligensi diperoleh setelah seluruh jawaban pada tes intelegensi
diolah. Angka itu mencerminkan taraf intelegensi. Makin tinggi angka itu,
diandaikan makin tinggi pula taraf intelegensi siswa yang menempuh tes”.Dari
pendapat di atas dapat diartikan bahwa IQ merupakan bentuk dari hasil tes
intelegensi yang berupa angka, sehingga tes intelegensi sering disebut dengan
tes IQ.sesuai dengan yang dikemukakan oleh W.S Winkel bahwa:“IQ dapat
mengalami kenaikan atau penurunan dalam batas-batas tertentu, seperti batas
kurun waktu dan umur anak. Akan tetapi perubahan tersebut tidak bersifat
mencolok, artinya hasil testing pada saat tertentu dan hasil testing beberapa
waktu kemudian memiliki variasi yang kecil”.
3. Faktor-faktor Kecerdasan yang Diungkap Dalam Tes IQ
6
Sekolah tempat peneliti melakukan penelitian bekerjasama dengan lembaga
psikologi dalam melakukan psikotes atau tes psikologi. Faktor-faktor
kecerdasan yang diungkap dalam tes psikologi tersebut adalah sebagai berikut :
7
Keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan
fisik yang lambat, menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah.
e. Iklim emosi
Iklim emosi mempengaruhi perkembangan mental individu yang
bersangkutan Sebagaimana yang telah diuraikan, terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi taraf intelegensi seseorang. Maka sebagai seorang
guru, salah satu tugas serta kewajiban yang harus dipenuhi adalah
membantu kemampuan intelektual siswa agar dapat berfungsi secara
optimal dan melengkapi program pengajaran yang ditujukan bagi mereka
yang lambat dalam belajar. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh guru,
yaitu :
Selain itu guru juga dapat memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas
yang relevan, seperti di dalam kelompok diskusi di kelas, pembuatan karya
tulis, dan lain-lain untuk menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi
siswa.Sdh mi ku perbaiki ini karena banyak kelebihan kata
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep Multiple Intelligence
Multiple intelligences adalah sebuah teori kecerdasan yang dimunculkan oleh
Howard Gardner, adalah seorang pakar psikologi perkembangan dan professor
pada Universitas Harvard dari project Zero (kelompok riset) pada tahun 1983.
Hal yang menarik dari teori kecerdasan ini adalah terdapat usaha untuk
melakukan redefinisi kecerdasan. Sebelum muncul teori multiple intelligences,
teori kecerdasan lebih cenderung diartikan secara sempit.Kecerdasan seseorang
lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya menyelesaikan serangkaian tes
IQ, kemudian tes itu diubah menjadi angka standar kecerdasan. Gardner
berhasil mendobrak dominasi teori dan tes IQ yang sejak 1905 banyak
digunakan oleh para pakar psikolog di seluruh dunia. Sangat berbeda definisi
kecerdasan yang dibuat Gardner dengan definisi kecerdasan yang telah berlaku
sebelumnya. Gardner mengatakan bahwa “Intelligence is the ability to solve
problems, or to create products, that are valued within one or more cultural”.
Menurut Gardner kecerdasan seseorang tidak diukur dari hasil tes psikologi
standar, namun dapat dilihat dari kebiasaan seseorang menyelesaikan
masalahnya sendiri (problem solving) dan kebiasaan seseorang menciptakan
produk-produk baru yang punya nilai budaya (creativity).
9
kelebihan dan mengubur kelemahan kita. Proses menemukan inilah yang
menjadi sumber kecerdasan seorang anak. Dalam menemukan kecerdasan
seorang anak harus dibantu oleh lingkungan, orang tua, guru, sekolah, maupun
sistem pendidikan yang diimplementasikan di suatu negara.
Thomas Armstrong menjelaskan bahwa teori multiple intelligences
memperluas lingkup potensi dalam diri manusia di luar batas-batas nilai IQ.
Dalam mengembangkan teori multiple intelligences harus berhati-hati untuk
tidak menggunakan istilah kecerdasan diukur menggunakan IQ. Dalam
menggambarkan perbedaan individual semua orang memiliki kecerdasan.
10
B. Aplikasi multiple inteelgensces daalm pembelajaran
11
Multiple Inteligence Dalam Pembelajaran dan institusi dapat diringkaskan
sebagai berikut:
1. Bagi siswa yang belajar
Siswa ternyata lebih muda belajar atau menangkap bahan yang diajarkan bila
bahan itu disajikan sesuai dengan intelegensi siswa, dengan demikian siswa
akan dapat belajar lebih senang karena intelegensi siswa berbeda-beda, maka
cara belajar pun dapat berbeda-beda, dappat bervariasi. Yang juga tidak kalah
penting adalah, agar evaluasi pun disesuaikan dengan intelegensi siswa.
Misalnya, bila siswa kuatdalam intelegensi, interpersonal, evaluasi dapat
disajikan dalam bentuk wawancaradan bukan evaluasi tertulis.
Yang menjadi soal kadang inteligensi yan gkuat pada guru tidak sama dengan
yang pada siswa. Maka cara yang digunakan guru tidak disukai siswa. Untuk
ini,
karena tujuan guru adalah membantu siswa belajar, maka guru perlu
mengembagkan inteligesni yang sesuai degna siswa, dan menggunakan cara
mengajar yagn sesuai dengan inteligensi siswa. Oleh karena dalam satu klas,
dapat terjadi inteligensi siswa berbeda-beda, maka guru perlu mengajar dengan
berbagai variasi, sehingga setiap siswa merasa dibantu. Tentu inteligensi yang
paling banyak dipunyai siswa, akan lebih banyak digunakan. Pembelajaran
dengan CDROM sangat meningkat dengan munculkan inteligensi ganda, karena
CDROM menggunakan prinsip inteligensi ganda yang memuat berbagai
inteligensi seperti: musical, linguistic, matematik logis, visual,interpersonal,
intrapersonan, eksistensial, lingkungan, dan kinestetik.
12
kata lain kelas perlu diatur bervasiasi, tidak selalu berbaris seperti pengaturan
kelas sekarang. Bila memang ingin di gunakan bermain,kelas disusun untuk itu;
bila inteligensi musik mau digunakan, kelas disusun secara musikal, bila ingin
diskusi, disusun gberkelompok dan lain-lain. Maka klas inteligensi ganda tidak
monoton, tetapi selalu berubah.Kurikulum pun perlu disusun dengan prinsip
inteligensi ganda, bukan model indoktrinasi, tetapi disesuaikan dengan
inteligensi siswa. Dan yang tidak kalah penting, yaitu memberikan kebebasan
siswa auntuk menemukan cara belajar yang paling tepat. Dengan itu semua
maka belajar akan sungguh menyengkan bagi siswa dan akibatnya mereka akan
tekun belajar, dan menjadi pandai.
4. Pendidikan Nilai
Inteligensi ganda pun mempengaruhi bagaimana kita membantu penanaman
nilai pada siswa. Penanaman nilai perlu dengan bervariasi sesuai dengna
intelligence siswa. Maka model indokterinasi terus menerus tidak tepat lagi.
Model kebebasan anak mencari nilai dan menemukan nilai itu sendiri atau
bersama yang lain menjadi perlu dikembangkan. Dengan demikian ia merasa
menemukan dan menjadi semangat untuk melaksanakan nila iitu.
5. Bagi Institusi/Organisasi
Banyak organsiasi atau institusi yang menginginkan seluruh anggotanya
mengerti visi dan misinya dan dengan demikian dapat ikut pertisipasi
mengembangkan institusi itu. Untuk dapat membantu setiap anggotanya , maka
visi dan misi pun perlu disosialisasikan dengan cara multiple intelligence, yaitu
dengan cara yang bervariasi.
Dengan demikian setiap anggota akan mudah menangkap visi dan misi. Cara
pimpinan mendekati anggota oganisasi pun perlu dengan cara bervariasi. Bila
anggota suka main volley, maka perlu pimpinan masuk lewat kesenangan volley
itu. Bila anggota suka rekreasi, lewat suasana rekreasi itu dapat dilakukan
pendekatan yang tepat. Maka pimpinan perlu melihat situasi anggota dengan
jeli.
13
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
merupakan kemampuan untuk mengungkapkan situasi baru serta kemampuan
Dari uraian diatas maka dapat kita pahami bahwa kecerdasan adalah untuk
belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Disamping itu, setiap manusia
memiliki berbagai kecerdasan. Yang mana Gardner memiliki teori tentang
multiple intellegence yang kemudian membaginya menjadi 7 macam
kecerdasan yang ada dalam diri manusia.Karena pada dasarnya manusia itu
sudah memiliki 7 macam kecerdasan tersebut kemudian diimplementasikan
kedalam proses pembelajaran yang ada dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya
multiple intellegence, sumber daya manusia tidak akan bisa memanfaatkan
berbagai kecerdasan yang telah dimilikinya untuk dapat dikembangkan agar
potensi-potensi itu mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam menjawab
tantangan zaman yang semakin mendunia.
Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu mohon diberikan sarannya
agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan menjadi wawasan dalam
memahami konsep mutiple intelegence dan aplikasi multiple intelegence.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16