DISUSUN OLEH :
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya lah, kami dari
kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun
berdasarkan data yang kami ambil beberapa waktu lalu dari berbagai sumber yang kami dapatkan dan
kami mencoba menyusun data-data itu hingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah sederhana yang
berbentuk makalah yang berjudul “PERANAN KECERDASAN DALAM PERKEMBANGAN
PROFESI”.
Kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan.Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu jika ada kekurangan dalam makalah yang ini kami meminta kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan pada makalah ini diwaktu yang akan datang.
KELOMPOK 5
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………...………….………….….1
DAFTAR ISI……………………………….………………………...………..……....……...2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………...……….......……………...3
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………...……………….…....……3
1.3 TUJUAN………………………………………………………..…………..………....…..3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KECERDASAN……….………………………………….…….…….…5
2.2 MACAM-MACAM KECERDASAN…………………………………………….……..10
BAB III PENUTUP
KESIMPUL………………………………………………………………….….…….……..19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
2
PENDAHULUAN
Intelegesia dibawa secara hereditas atau keturunan dan dipengaruhi oleh lingkungan, intelegensia
tidak mungkin akan berkembang optimal tanpa lingkungan seperti halnya dalam perkembangan.
Menurut William Stern, Bahwa perkembangan indvidu dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Tuntutan orang tua agar anaknya mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi dengan mengikutkan
anaknya pada berbagai les tambahan, agar anaknya mendapatkan prestasi dan ranking tertinggi di
sekolah. Kata ranking di sekolah memang lebih mewakili kepentingan orang tua ketimbang anak.
Kecerdasan intelektual (IQ) masih didewakan sebagai satu-satunya ukuran kecerdasan. Kemampuan
anak hanya diukur dari nilai akademis. Banyak orang beranggapan siapa saja yang berIQ tinggi, kelak
hidupnya bakal sukses dibandingkan dengan orang yang IQnya rata-rata padahal berdasarkan
beberapa penelitian yang menyatakan bahwa kecerdasan kognitif atau intelektual hanya memberikan
sumbangan sekitar 20-40% dari keberhasilan pendidikan. Anak-anak yang mempunyai masalah dalam
kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, kesulitan bergaul, dan tidak dapat
mengontrol emosinya. Anak-anak yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi tinggi akan
terehindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja, seperti kenekalan, tauran,
narkoba, minuman keras, perilaku seks bebas dan sebagainya.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian kecerdasan, ciri-ciri, dan seperti apa perilaku cerdas itu.
3
2. Memahami struktur dan faktor apa saja yang mempengaruhi keceradasan.
3. Mendalami macam-macam kecerdasan dan peran dalam suatu profesi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan
bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun, beberapa
psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya
merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir, namun belum terdapat definisi yang
memuaskan mengenai kecerdasan. Stenberg & Slater (1982) mendefinisikan kecerdasan sebagai
tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan adaptif.
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang
mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar,merencanakan, memecahkan masalah,
berpikir abstrak, memahami gagasan,menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya
dengankemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukurdengan
menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan
bahwa IQ merupakan usia mental yangdimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia
kronologis.Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus,
kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun,
beberapa psikolog takmemasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan
biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir,namun belum terdapat
definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan.Peranan kecerdasan dalam hal ini bermanfaat dalam
berbagai bidang atauaspek kehidupan.Sejak dilakukan studi dan penelitian intensif, hal penting
tentangkecerdasan (intelligence) dicerminkan oleh berbagai kontroversi pengukuran.
Pada umumnya orang berpendapat bahwa pengertian kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan
untuk memahami dunia, berpikir rasional dan menggunakan sumber secara efektif pada saat
dihadapkan pada tantangan. Atau dikatakan, kecerdasan adalah kemampuan pribadi untuk memahami,
melakukan inovasi dan memberikan solusi diberbagai situasi.
Sejak dilakukan studi dan penelitian intensif, hal penting tentang kecerdasan(intelligence)
dicerminkan oleh berbagai kontroversi pengukuran. Seperti juga pada barang lain, kontroversi ini
tidak pernah berhenti, bahkan sampai sekarang. David Wechsler (1939) mendefinisikan kecerdasan
sebagai kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi serahdengan tujuan, berpikir rasional dan
mengelola lingkungan secara efektif.
5
Ia pula yang mengembangkan peranti tes kecerdasan individual bernama Wechsler Intelligence Scale,
yang hingga saat ini masih digunakan dan dipercaya sebagai skala kecerdasanuniversal. Sebelumnya,
JL Stockton (1921) mengatakan kecerdasan adalah kemampuan untukmempengaruhi proses memilih
yang berprinsip pada kesamaan (similarities).
c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya
seorang individu.
Menurut David Wechsler kecerdasan didefinisikan sebagai kumpulan kapasitas seseorang untuk
bereaksi searah dengan tujuan berpikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif.
2. Gregory
Menurut Gregory, Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah
atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu.
6
3. C. P. Chaplin
Menurut C. P. Chaplin, Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap
situasi baru secara tepat dan efektif.
4. Anita E. Woolfolk
Menurut Anita E. Woolfolk, Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan
yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada
umumnya.
Masih banyak definisi kecerdasan yang dicetuskan oleh para ahli, kemudian Moh Solihin
menyimpulkan “ bahwa kecerdasan merupakan potensi dasar seseorang untuk berpikir, menganalisis
dan mengelola tingkah lakunya di dalam lingkungan dan potensi itu dapat diukur”.
- IQ (Intelligent Quotient)
- EQ (Emotional Quotient)
- SQ (Spiritual Quotient)
- CQ (Creativity Quotient)
- AQ (Adversity Quotient)
B. Struktur Kecerdasan
Kecerdasan menurut Spearman dapat dibagi dua yaitu kecerdasan umum yang biasa disebut sebagai
faktor-g maupun kecerdasan spesifik. Akan tetapi pada dasarnya kecerdasan dapat dipilah-pilah.
Berikut ini pembagian spesifikasi kecerdasan menurut L.L. Thurstone:
Skala Wechsler yang umum dipergunakan untuk mendapatkan taraf kecerdasan membagi
kecerdasan menjadi dua kelompok besar yaitu kemampuan kecerdasan verbal (VIQ) dan kemampuan
kecerdasan tampilan (PIQ).
Sedangkan menurut Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Universitas Harvard,
menyatakan ada delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, diantaranya adalah:
7
1. Kecerdasan linguistik
Orang yang memiliki kecerdasan ini merupakan seseorang yang pandai mengolah kata-kata saat
berbicara maupun menulis. Orang tipe ini biasanya gemar mengisi TTS, bermain scrable, membaca,
dan bisa mengartikan bahasa tulisan dengan jelas. Jika orang memiliki kecerdasan ini, maka pekerjaan
yang cocok adalah jurnalis, penyair, atau pengacara.
Tipe kecerdasan ini adalah orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka dan logika. Mereka
mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis,
dan pandangan hidupnya bersifat rasional. Pekerjaan yang cocok jika memiliki kecerdasan ini adalah
ilmuwan, akuntan, atau progammer.
3. Kecerdasan spasial
Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki kepekaan tajam untuk visual, keseimbangan,
warna, garis, bentuk, dan ruang. Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa ide dengan jelas.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini adalah arsitek, fotografer, desainer, pilot, atau
insinyur.
Orang tipe ini mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka menyukai olahraga dan
berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah atlet,
pengrajin, montir, dan penjahit.
5. Kecerdasan musikal
Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati
bentuk musik dan suara. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal yaitu suka bersiul, mudah
menghafal nada lagu yang baru didengar, menguasai salah satu alat musik tertentu, peka terhadap
suara sumbang, dan gemar bekerja sambil bernyanyi. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah
penyanyi atau pencipta lagu.
6. Kecerdasan interpersonal
Orang tipe ini biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan
temperamen orang lain. Selain itu, mereka juga mampu menjalin kontak mata dengan baik,
menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, dan mendorong orang lain menyampaikan kisahnya.
Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini antara lain networker, negosiator, atau guru.
7. Kecerdasan intrapersonal
8
Orang tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif
berdasarkan pengenalan diri. Ciri-cirinya yaitu suka bekerja sendiri, cenderung cuek, sering
mengintropeksi diri, dan mengerti kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Pekerjaan yang cocok
untuk mereka yaitu konselor atau teolog.
8. Kecerdasan naturalis
Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan menggunakannya
secara produktif serta mengembangkan pengetahuannya mengenai alam. Ciri-ciri orang yang
memiliki kecerdasan ini yaitu mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku hewan,
dan senang melakukan kegiatan di luar atau alam. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh petani,
nelayan, pendaki, dan pemburu.
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan
seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu.
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan inteligensi.
d. Faktor kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
e. Faktor kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Disamping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan
kebutuhannya.
9
2.2 MACAM-MACAM KECERDASAN
a. Pengukuran/klasifikasi IQ:
Very Superior : 130-
Superior : 120-129
Bright normal : 110-119
Average : 90-109
Dull Normal : 80-89
Borderline : 70-79
Mental Detective : 68- Bellow
b. Ciri khas IQ:
- Logis
- Rasional
- Linear
- Sistematis
Dengan memiliki IQ yang baik dan terstandar maka masing-masing individu memiliki
kemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya sebagai pelaksana /
pelaku profesi.
2. EQ (Emotional Quotient)
Dalam Moh Solihin (Etika Profesi keguruan, 2013: 133) kecerdasan emosi dapat didefinisikan:
a. Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri,
mengelola emosi dengan baik dan berhubungan dengan orang lain (Daniel Goldman)
b. Kemampuan mengerti dan mengandalikan emosi (Peter Salovely & John Mayer)
10
c. Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan-kekuatan,
ketajaman, emosi sebagai sumber energy, informasi, dan pengaruh (Cooper &Sawaf).
d. Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, adaptasi sosial (Seagel).
Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan
professional. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi. Alasan utamanya adalah
masyarakat percaya bahwa emosi-emosi sebagaimana salah pribadi dan tidak memiliki tempat di luar
inti batin seseorang juga batas-batas keluarga.
11
Dr. Daniel Goleman dalam Moh Solihin (2013: 135) berasumsi betapa pentingnya peran EQ dalam
kesuksesan pribadi dan professional, yakni:
Dari banyak penelitian didapatkan hasil bahwa individu yang mempunyai IQ tinggi menunjukkan
criteria buruk dalam pekerjaan, sementara yang ber-IQ rendah justru sangat berprestasi. Hal ini
dikarenakan individu yang mempunyai IQ tinggi seringkali memiliki sifat-sifat menyesatkan sebagai
berikut:
3. SQ (SPIRITUAL QUOTIENT)
Pengertian SQ
Menurut Agus N. Germanto dalam buku (Moh. Solihin, 20013:137) Spiritual adalah inti dari
pusat diri sendiri. Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami, menyemangati dan mengikat
diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu.
Danar Zohar dan Ian Marshall (2007:4) menarik kesimpulan sebagai berikut:
SQ merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu
kecerdasan untuk mendapatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ
secara efektif. Bahkan, SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita.
PAUL EDWAR dalam Moh Solihin (2013:138), SQ adalah bukti ilmiah. Ini adalah benar ketika
anda merasakan keamanan (SECURE), kedamaian (PEACE), penuh cinta (LOVED), dan bahagia
(HAPPY). Ketika dibedakan dengan suatu kondisi dimana anda merasakan ketidak amanan, ketidak
12
bahagiaan, dan ketidak cintaan. Dan juga dijelaskan menurut VICTOR FRANK seorang psikologi
bahwa pencarian manusia akan makna hidup merupakan motivasi utamanya dalam hidup ini. Kearifan
spiritual; adalah sikap hidup arif dan bijak secara spiritual, yang cenderung lebih bermakna dan bijak,
bisa menyikapi segala sesuatu secara lebih jernih dan benar sesuai hati nurani kita, kecerdasan
spiritual “SQ”
SQ dalam Penelitian
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas California yakni yang dilakukan oleh
Neurolog V.S. Ramachandram bersamaan dengan timnya telah menemukan adanya “Titik Tuhan”
(God Spot) di dalam otak manusia. Ia dan timnya menemukan titik tuhan itu ketika seseorang
berbicara atau terlibat dalam suatu pembicaraan mengenai topik-topik spiritual atau keagamaan maka
titik itu akan bercahaya.
Hampir dari data tersebut ternyata adalah tokoh-tokoh agama, pemimpin/ penggerak spiritual. Jadi
manusia yang menentukan arah sejarah adalah mereka yang memiliki kualitas spiritual.
Ciri-ciri SQ Tinggi
Menurut Nggermanto dalam buku Moh Solihin (2013:138) ciri-ciri orang ber SQ tinggi adalah:
a) Pengertian Prinsip
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental (hal yang mendasar) yang dijadikan oleh seseorang
sebagai sebuah pedoman untuknya berpikir untuk bertindak. Kemunculan prinsip merupakan suatu
akumulasi dari pengalaman yang dimaknai oleh seseorang yang menjadikan itu sebagai pedomannya.
Prinsip itu kemudian akan menjadi roh dri sebuah perubahan atau kearah tertentu.
Dalam bukunya Moh Solihin (2013:139) menyatakan bahwa ada tiga prinsip utama bagi orang yang
tinggi spiritualnya, yakni:
Prinsip Kebenaran
Suatu yang paling nyata dalam kehidupan ini adalah kebenaran. Sesuatu yang tidak benar tunggulah
saatnya nanti pasti akan sirna.
Prinsip Keadilan
Keadilan adalah memberikan sesuatu sesuai dengan hak yang seharusnya diterima, tidak
mengabaikan, tidak mengurang-ngurangi.
13
Prinsip Kebaikan
Moh Solihin (2013:140) visi adalah cara pandang sebagaimana memandang sesuatu dengan visi yang
benar. Dengan visi kita bisa melihat bagaimana sesuatu dengan apa adanya, jernih dari sumber cahaya
kebenaran.
Moh Solihin (2013:140) menyatakan bahwa para siswa menuntut suasana belajar yang
menyenangkan. Guru menginginkan semangat dan hasil belajar yang optimal. Semua pihak berbeda
tetapi sama-sama menginginkan kebaikan.
Semua yang terjadi di alam raya ini ada maknanya. Semua kejadianpada diri kita dan lingkungan ada
hikmahnya, semua diciptakan ada tujuannya. Dalam sakit, gatal, jatuh, kekurangan dan penderitaan
lainnya banyak pelajaran yang mempertajam kecerdasan spiritual kita. Demikian juga ketika kita
berhasil kita bersyukur dan tidak lupa diri.
Banyak yang telah membuktikan bahwa semua orang yang sukses dan kini besar telah melewati lika-
liku dan ujian yang besar didalam kehidupannya.
Jika tubuh banyak berada didalam kemudahan dan kesenanga, maka aspek jiwa akan rusak. Orang
yang tidak mengalami kesulitan atau sakit, jiwanya tidak tersentuh. Penderitaan dan kesulitanlah yang
menumbuhkan dan mengembangkan dimensi spiritual.
Faid Poniman, Indrawan Nugrogo, Jamil Azzaini (2007:224) menyatakan bahwa creativity quotient
diukur untuk mengetahui tingkat kreatifitas seseorang.
Kreativitas adalah potensi seseorang untuk memunculkan suatu yang penemu-penemu baru
dalam bidang ilmu dan tekhnologi serta semua bidang usaha lainnya (Moh Solihin, 2013:142)
14
a. KELANCARAN; kemamouan memproduksi banyak ide
e. PERUMUSAN KEMBALI; kemapuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara
yang berbeda dengan yang sudah lazim
Kreativitas adalah kemampua untuk mencipta dan berkreasi, tidak ada satupun pernyataan yang dapay
diterima secara umum mengenai mengapa suatu kreasi itu timbul Moh Solihin (2013:142).
a. Kepasihan yang ditunjukan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan dan ide-ide
pemecahan masalah secara lancar dan cepat.
b. Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menentukan gagasan atau ide
yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah.
Seorang manusia yang kreatif akan terbuka fikiran dan imajinassinya, gagsn sendiri maupun
orang lain. Beberapa pengamat yang memiliki rasa humor merakasan bahwa manusia butuhkan untuk
menciptatakan sesuatu yang berasal dari keinginannya untuk hidup diluar kemampuan merreka.
Namun penelitian mengungkapkan bahwasannya manusia berkreasi adalah karena adanya kebutuhan
dasar, seperti keamanan, cinta dan penghargaan.
Seseorang termotivasi untuk berkreasi oleh lingkungannya dan manfaat dari berkreasi seperti hidup
yang lebih menyenangkan, kepercayaan diri yang lebih besar, kegembiraan hidup dan kemungkinan
untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang yang seharusnya berfikir kreatif tetapi terhambat
misalnya karena faktor kebiasaan, waktu, bbanyak masalah, tidak ada masalah takut gagal, kebuuhan
akan sebuah jawaban sekarang, kegiatan mental yang sulit diarahkan, takut bersenang0senang, dan
juga karena ritik dari orang lain.
Moh Solihin (2013:143) mengatakan bahwa ada beberapa cara memunculkan gagasan kreatif:
1) Kuantitas Gagasan
15
Tekhnik-tekhnik kreatif dalam berbagai tingkatan keseluruhannya bersandar pada pengembangan
pertama sejumlah gagasan sebagaisuatu cara untuk memperoleh gagasan yang baik dan kreatif. Akan
tetapi bila masalahnya besar dimana kita ingin mendapatkan pemecahan baru dan orisinil maka kita
membutuhkan banyak gagasan untuk dipilih.
2) Teknik Brainstorming
Merupakan cara yang banyak digunakan, tetapi juga merupakan teknik pemecahan kreatif yang tidak
banyak dipahami. Tekhnik ini cenderung menghasilkan gagasan baru yang orisinil untuk menambah
jumlah gagasan konvensional yang ada.
3) Sinektik
Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk menghasilkan gagasan
kreatif atau wawassan segar kedalam permasalahan, maka proses sinektik mencoba membuat yang
asing menjadi akrab dan juga sebaliknya.
4) Memfokuskan Tujuan
Membuat seolah-oleh apa yag diinginkan akan terjadi besok, telah terjadi saat ini dengan melakukan
visualisasi yang kuat.
SDM sebagai pelaksana dengan suatu profesi dengan tingkat kecerdasan kreativitas (CQ) yang tinggi
adalah mereka yang kreatif, dan dapat mampu mencari dan menciptakan terobosan-terobosan dalam
membatasi berbagai kendala atau permasalahan yang muncul dalam lembaga yang digeluti.karena
seorang pelaksana profesi yang inin mencapai nilai-nilai profesional haruslah mempunyai CQ yang
tingi karena agar mampu menghasilkan ide-ide baru atau orsinil dalam meningkatkan daya saing
dalam dunia kerjanya dan lebih luas lagi daya saing di era globalisasi.
Menurut Stolts dalam Moh Solihin (2013:146) menyatakan bahwa AQ adalah kecerdasan untuk
mengatasi kesulitan. “ AQ merupakan fakto yang dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya,
serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja Anda terwujud di dunia.” Tulis stoltz. Pendek kata
orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang
AQ nya lebih rendah.
16
a. AQ Tingkat “Quitters” (Orang-orang yang Berhenti)
Tingkat terendah yakni dimana orang yang langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan hidup.
Orang yang tidak berikhtiar dan hanya berkeluh kesah menghadapi penderitaan kemiskinan dan lain-
lain.
Artinya Awalnya giat mendaki / berusaha menghadapi kesulitan hidup, ditengah perjalanan mudah
merasa cukup dan mengakhiri pendakian atau usahanya.
Climbers adalah pendaki sejati. Orang yang seumur hidup mendaki mencari hakikat kehidupan
menuju kemuiaan manusia di dunia dan akhirat.
a. AQ rendah (0-50)
b. AQ Sedang (95-134)
c. AQ Tinggi (166-200)
AQ bukanlah sekedar anugerah yang bersifat given. AQ ternyata bisa dipelajari. Dengan latihan-
latihan tertentu, setiap orang bisa diberi pelatihan untuk meningkatkan level AQ-nya.
Dunia kerja merupakan dunia yang penuh dengan tantangan dan rintangan. Sehingga jika
ingin menjadi pelaksana profesi yang profesional makaharus menetapkan dihatinya “Saya adalah
pendaki sejati, yang mengarungi semua tantangan dan rintangan yang ada”. Dan perlu diyakini bahwa
tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada jalan yang mulus dan lurus. Hambatan dan peluang
akan ditemui dalam mencapai cita-cita masa depan.
Moh Solihin (2013:148). Analisis SWOT merupakan suatu tekhnik yang dapat digunakan untuk
menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier.
“S” Strenght (Kekuatan), adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri yang mengandung
cita-cita / karier.
“W” Weakness (Kelemahan), adalah seluruhh kekurangan yang ada pada diri sendiri dan
kurang mendukung cita-cita / karier.
“O” Oportunity (Peluang), adalah segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan cita-cita
/ karier.
17
“T” Traits (Ancaman), adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan keberhasilan cita-cita/
karier yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.
Pemecahhan masalah dapat dilakukan dengan Zero Mind Proses; melepas belenggu mental, maka
emosi terkendali, akal.logika berpikir terjadi ketenangan batin, berserah diri kepada Tuhan. Maka
potensi energi dan nilai spiritual muncul dan bangkit tercipta dalam bentuk aplikasi nyata.
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Masih banyak definisi kecerdasan yang dicetuskan oleh para ahli, kemudian Moh Solihin
menyimpulkan “ bahwa kecerdasan merupakan potensi dasar seseorang untuk berpikir, menganalisis
dan mengelola tingkah lakunya di dalam lingkungan dan potensi itu dapat diukur”.
- IQ (Intelligent Quotient)
- EQ (Emotional Quotient)
- SQ (Spiritual Quotient)
- CQ (Creativity Quotient)
- AQ (Adversity Quotient)
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan
seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu.
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan inteligensi.
d. Faktor kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
19
e. Faktor kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Disamping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan
kebutuhannya.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/410298281/PERAN-KECERDASAN-DALAM-PERKEMBANGAN-
PROFESI-docx
https://www.academia.edu/38525832/MAKALAH_IQ_EQ_AQ_SQ_CQ_docx
http://debikristiani4e.blogspot.com/2018/02/makalah-peranan-kecerdasan-etika-dan.html?m=1
https://linanalbio.blogspot.com/2018/03/makalah-peran-iq-eq-sq-cq-aq-dalam.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_intelektual
http://mj100.ilearning.me/2014/07/18/pertemuan-6/
https://www.pelajaran.co.id/2017/15/pengertian-kecerdasan-jenis-dan-faktor-yang-mempengaruhi-
kecerdasan.html
21