Geometri transformasi
Penggolongan geometri
Kelompok 1
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Geometri berasal dari kata Latin “Geometria”. Kata geo memiliki arti
tanah dan metria memiliki arti pengukuran. Berdasarkan sejarah, Geometri
tumbuh jauh sebelum Masehi karena keperluan pengukuran tanah di sekitar
kawasan sungai Nil setelah terjadi banjir. Dalam bahasa Indonesia Geometri
dapat diartikan sebagai Ilmu Ukur. Geometri juga didefinisikan sebagai cabang
matematika yang mempelajari titik, garis, dan bidang serta benda-benda ruang
beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungan satu sama lain (Moeharti
Hadiwidjojo, 1986: 1.2).
Geometri dapat dipandang sebagai sistem deduktif, suatu sistem yang
harus ada pengertian-pengertian pangkal, yaitu unsur-unsur dan relasi-relasi yang
tidak didefinisikan, kemudian definisi, selain definisi juga harus ada relasi-relasi
lain yang dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi atau postulat-postulat itu
yang disebut dalil atau teorema. Proses untuk mendapatkan atau menurunkan
suatu dalil dari himpunan pangkal, definisi, dan postulat inilah yang disebut
deduksi. Dalam Geometri sebagai suatu sistem deduktif himpunan postulat itu
dapat dipandang sebagai aturan permainan (Moeharti Hadiwidjojo, 1986: 1.3–
1.4).
Geometri yang pertama-tama muncul sebagai suatu sistem deduktif
adalah Geometri dari Euclid. Sekitar tahun 330 SM, Euclid menulis buku
sebanyak 13 buah dengan mengumpulkan materi dari berbagai sumber. Buku
(naskah) tersebut mengalami beberapa kali transliterasi. Naskah tersebut
kemudian dikenal sebagai The Elements atau Euclid’s Elements. Salah satu
ilmuan yang memiliki andil dalam menganalisis dan menulis kembali The
Elements adalah ahli sejarah J.L Hiberg. Dalam bukunya yang pertama Euclid
menjelaskan mengenai definisi, postulat, aksioma (common notions) dan
dalil.Euclid melalui bukunya telah menjelaskan beberapa definisi dan lima
kebenaran “nyata” yang dinamakan postulat. Menurut J.L Heiberg (2008:7),
Postulat Kelima Euclid adalah “Jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus
(lainnya) dan membuat sudut-sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku
(kurang dari ), kedua garis itu jika diperpanjang tak terbatas, akan bertem dipihak
tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari sudut siku (dan tidak bertemu
disisi lainnya).”Postulat Kelima Euclid menyebabkan perbedaan pendapat di
kalangan ilmuwan matematika mengenai kebenaran postulat tersebut. Selama dua
ribu tahun, para ilmuwan matematika berusaha membuktikan bahwa Postulat
Kelima Euclid atau Postulat Kesejajaran Euclid tidaklah benar. Beberapa ilmuwan
berusaha membuktikannya, sebagian hanya mengulang Postulat Kesejajaran
Euclid dalam bentuk baru seperti yang dikemukakan oleh John Playfair. Menurut
Marvin J. Greenberg (1994:19), Postulat Kelima Euclid atau postulat Playfair
adalah “Untuk setiap garis dan untuk setiap titik yang tidak terletak pada
ada paling banyak sebuah garis m yang melalui dan sejajar dengan .”
Beberapa ilmuwan telah gagal dalam membuktikan bahwa Postulat
Kesejajaran Euclid merupakan sesuatu yang salah, namun usaha pembuktian ini
menyadarkan matematikawan lain bahwa postulat tersebut tidaklah pasti dan
memungkinkan adanya teori yang lain dari geometri yang dibangun dari Postulat
Kesejajaran Euclid. Carl Friedrich Gauss (1777-1855), Janos Bolyai (1802-1860),
dan Nikolai Ivanovich Lobachevsky (1792-1856) secara terpisah menemukan
gagasan yang benar-benar baru dan berlawanan dengan Postulat Kesejajaran
Euclid (Venema, 2012: 132).Lobachevsky mengatakan bahwa “untuk setiap garis
dan untuk setiap titik P yang tidak terletak pada , ada paling sedikit dua garis m
dan n sehingga P terletak pada m dan n dan m dan n sejajar dengan (Venema,
2012: 21). Postulat menurut Lobachevsky ini dikenal dengan Kesejajaran
Hiperbolik. Postulat Kesejajaran Hiperbolik sepadan dengan ingkaran dari
Postulat Kesejajaran Euclid (Venema, 2012: 105). Gagasan baru yang merupakan
ingkaran dari Postulat Kesejajaran Euclid tersebut menjadi dasar dari Geometri
Hiperbolik. Postulat Kesejajaran Hiperbolik mempengaruhi teorema yang lainnya,
sehingga beberapa sifat yang ada pada Geometri Euclid bisa saja berbeda dalam
Geometri Hiperbolik. Postulat Kesejajaran Hiperbolik menjadi dasar dari sifat-
sifat mengenai ketegaklurusan, kesejajaran dan segitiga (segitiga asimptotik)
pada Geometri Hiperbolik. Sifat-sifat tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan
dengan sifat yang terdapat pada Geometri Euclid yang telah terlebih dahulu
dikenal.
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geometri
3. geometri adalah suatu cara penyajian fenomena yang tidak tampak atau
tidak bersifat fisik, dan
Menurut Bahasa
a. Geometri Murni ( dengan bahasa geometri / gambar )
Gambar geometri sederhana salah satunya adalah
garis (garislurus). Garis berdimensi satu, yaitu: panjang. Garis
mempunyai p a n j a n g y a n g t a k b e r h i n g g a . Y a n g k i t a
pikirkan dalam geometri sesungguhnya hanya
‘penggal garis’ bukan garis yang sesungghnya (dengan
panjang tak berhingga). Karena itu, sejumlah matematikawan
berpendapat bahwa lukisan dalam geometri itu tidak perlu
digambarkan, tetapi secara logis dapat dibayangkan
(dikonstruksi). Sebagai catatan kita perlu mebedakan
antara: garis, sinar garis, dan penggal garis.
Agar berpikir aksiomatis ini sah dan benar, maka ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan, yaitu:
D. Geometri Euclid
Euclid adalah seorang murid Sekolah Plato. Sekitar tahun 300 sebelum
masehi, ia menghasilkan perawatan geometri dan teori bilangan secara terbatas
pada Edisi–13 Elements.
"Melalui sebuah titik yang bukan pada garis lurus yang diberikan, hanya
satu garis saja yang dapat ditarik dan tak pernah bertemu garis yang
diberikan."
a. Aksioma insidensi
c. Aksioma kekongruenan
Geometri Insidensi
Jika ada dua titik berbeda, akan ada tepat satu garis yang memuat dua
titik tersebut
Jika ada tiga titik berbeda dan tidak segaris, maka ada tepat satu bidang
yang memuat ketiga titik tersebut.
Jika ada dua titik berbeda terletak pada suatu bidang, maka garis yang
memuat kedua titik tersebut terletak pada bidang.
Jika dua bidang berpotongan, maka perpotongannya adalah suatu garis.
Setiap garis memuat sedikitnya dua titik, setiap bidang memuat
sedikitnya 3 titik yang tidak segaris dan setiap ruang memuat sedikitnya
empat titik yang tidak sebidang.
6. Apabila dua buah bidang bersekutu pada satu titik, maka kedua bidang
akan bersekutu pada titik kedua yang merupakan titik perpotongan
lainnya.
Definisi :
Sebuah himpunan titik-titik bersama dengan himpunan bagian seperti garis dan
bidang yang memenuhi aksioma 1 sampai 6 disebut geometri insidensi
Aksioma urutan
1 . Jika A dan B dua titik, maka
Terdapat sedikitnya satu titik C sehingga
C diantara A dan B
Terdapat sedikitnya satu titik D sehingga B
( diantara A dan D.
Terdapat sedikitnya satu titik E sehingga
A diantara B dan E
2. Jika A, B dan C suatu titik sehingga B diantara A dan C, maka
A, B,dan C berbeda & terletak pada satu garis (kolinear).
3. J i k a A , B d a n C s u a t u t i t i k s e h i n g g a B d i a n t a r a A
d a n C , m a k a B diantara C dan A.
4. Jika A, B dan C tiga titik kolinear, maka tepat satu dari tiga
keadaan ini benar:
a. B diantara A dan C
b. C diantara A dan B
c. A diantara B dan C
A k s i o m a Kongruensi
a. Diketahui suatu ruas garis AB dan suatu titik P pada garis g,
maka setiap sinar di g yang berpangkal di P terdapat tepat satu
titik Q yang memenuhi PQ ¿ AB.
b. AB≃AB
d. Jika AB≃A ' B' dan A ' B ' ¿ A} } B rSup { size 8{' maka AB≃A } } B rSup { size 8{
e. Diketahui sudut (h, k) yang bukan sudut lurus, dan diketahui sinar h’
pada garis g, maka pada setiap sisi g terdapat tepat satu sinar k’
sedemikian hingga ∠ (h’, k’) ¿ ∠ (h,k) suatu sudut lurus hanya
∠ (h,k) ¿ ∠ (h”,k”)
i. Jika dalam segitiga-segitiga ABC dan A’B’C’ diketahui bahwa
∠ B ¿ ∠ B’.
Aksioma Kesejajaran
Dua garis dikatakan sejajar bila kedua garis itu tidak berserikat satu
titikpun. A k s i o m a k e s e j a j a r a n : M e l a l u i s u a t u t i t i k d i l u a r
s e b u a h g a r i s terdapat tepat satu garis yang sejajar dengan garis yang
diketahui.
1. Sesuatu akan sama dengan sesuatu atau sesuatu yang sama akan sama
satu sama yang lainnya
2. Jika kesamaan di tambahkan dengan kesamaan maka jumlahnya akan
sama
3. Jika kesamaan di kurangi dengan kesamaan maka selisihnya akan sama
4. Keseluruhan akan lebih besar dari bagiannya
5. Bangun geometric dapat dipindahkan tanpa mengubah ukuran atau
bentuknya
6. Setiap sudut memiliki bisector ( garis bagi )
7. Setiap segmen memiliki titik tengah
8. Dua titik hanya berada pada satu-satunya garis
9. Sembarang segmen dapat diperluas oleh suatu segmen yang sama
dengan segmen yang diberikan
10. Lingkaran dapat di gambarkan dengan sembarang titik pusat dan radius
yang diketahui
11. Semua sudut siku-siku sama besar
Dari postulat-postulat ini, dapat di deduksi sejumlah teorema dasar
diantaranya :
Bukti 1 :
4. P= 1 (postulat ke 11)
Bukti 2 :
1. Ada B sehingga B € g g
2. Ada C sehingga C € g E B
BAD - CAE = 0
BAD = CAE
C R
B= Q dan AB = PQ
A B P Q
2. Pindahkan Δ ABC pada Δ PQR sehingga A P
dan C= R ( postulat 5)
3. Teorema kesamaan sudut alas segitiga sama kaki dan konversinya
Bukti :
Bukti :
4. Eksistensi garis yang tegak lurus pada garis pada titik dari garis tersebut
5. Eksistensi garis yang tegak lurus pada garis yang melalui titik eksternal
6. Pembentukan suatu sudut yang sama, dengan sudut, dengan titik sudut dan
sisi yang telah diberikan sebelumnya
7. Pembentukan segitiga yang kongruen dengan segitiga dengan sisi yang sama
pada sisi segitiga yang di ketahui
Sudut eksterior segitiga akan lebih besar daripada sudut interior (dalam)
terpencil (berjauhan) manapun.
Bukti :
D = Perpanjangan AB melalui E
Bukti :
1. E pada BC sehingga BE =
EC
( aksioma 7 )
ACE = FBE
TEOREMA 2 :
Jika dua garis dipotong oleh garis transversal sehingga membentuk pasangan
sudut interior dalam berseberangan maka garis tersebut sejajar.
BUKTI :
3. Misal l dan m tidak sejajar berarti akan bertemu di C dan terbentuk Δ ABC
(hipotesis)
4. C terletak di depan sisi AB
5. 1< 2 (menurut teorema 1)
6. Hal ini kontradiksi dengan
1= 2
Corollary 1 : Dua garis tegak lurus terhadap garis yang sama pasti sejajar
Bukti :
2. l tegak lurus n → 3= 4
3. 2= 3 (keduanya siku-siku)
Corollary 2 : Hanya ada satu garis yang tegak lurus terhadap garis melalui
titik eksternal
Bukti :
Bukti :
1. Anggap ada l ≠ m sehingga l tegak lurus
A
g , m tegak lurus g , A € l dan A €
Q m
R
p
g 2. Ada tepat satu P sehingga P = ( l , g )
m l
3. Terbentuk Δ APQ
6. Jadi l = m
Jika titik P tidak berada pada garis l maka akan ada setidaknya
satu garis yang melalui P yang sejajar dengan l
Bukti :
1. Lukis garis l
2. Titik P di luar garis l
3. Lukis garis dari P yang tegak lurus l dan memotong l di Q
4. Melalui titik P lukis garis m yang tegak lurus PQ
5. m sejajar l ( corollary 1 )
P
m
l
Q
TEOREMA 3
BUKTI :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam makalah ini mungkin masih banyak hal – hal dalam geometri
yang belum tercantum, oleh karena itu bagi penulis selanjutnya, kami
menyarankan agar lebih mendalami dan mengulas lebih banyak lagi mengenai
geometri itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com