Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar orang mengatakan bahwa matematika itu bersifat

abstrak. Oleh karena itu, untuk dapat menjelaskan konsep matematika yang

abstrak menjadi lebih konkret, diperlukan pengajaran yang tepat. Namun,

tampaknya banyak tenaga pengajar yang masih belum dapat melakukannya

sehingga siswa pun kurang dapat memahaminya. Oleh karena itu, dengan

menerapkan teori mengajar yaitu Pieget dan Dienes, dimana teori tersebut

menekankan pada pentingnya belajar matematika yang menarik dan dapat

dipahami oleh siswa, sehingga dalam pembelajaran matematika diperlukan

media pembelajaran.

Geometri datar dan ruang merupakan salah satu materi dalam mata

pelajaran Matematika. Salah satu materi yang dibahas dalam pelajaran ini

adalah melukis bentuk geometri. Dalam mata pelajaran ini, peserta didik dapat

mempelajari bagaimana cara melukis bentuk-bentuk geometri datar dengan

menggunakan langkah-langkah yang dapat mempermudah peserta didik dalam

melukis bentuk geometri tersebut. Adapun bentuk-bentuk geometri adalah

seperti lingkaran, segitiga, segiempat maupun puligon. Bentuk-bentuk lain

dari geometri adalah elips, parabola, bulat telur serta daun semanggi. Geometri

datar, merupakan studi tentang titik, garis, sudut, dan bangun-bangun geometri

yang terletak pada sebuah bidang datar. Berbagai mekanisme peralatan dalam

1
kehidupan nyata banyak diciptakan berdasarkan prinsip-prinsip geometri

datar. Sebagai contoh sifat-sifat jajar genjang digunakan untuk membuat

mekanisme pemindah rantai pada sepeda balap, pantograf (alat untuk

memperbesar gambar), sifat belah ketupat digunakan pada mekanisme

pantograf kereta api listrik, konstruksi trapesium digunakan untuk sistem stir

mobil, susunan segitiga yang kaku digunakan pada konstruksi bangunan dan

jembatan, serta masih banyak lagi aplikasi yang lain. Tidak dapat dipungkiri,

geometri berperan besar dalam membantu manusia memecahkan

permasalahan yang dihadapi.

Dalam belajar matematika, kemampuan untuk membuat dan

merancang alat-alat peraga maupun alat bantu pembelajaran matematika

menjadi sangat menentukan proses pembelajaran yang akan juga menentukan

keberhasilan proses pembelajaran tersebut.

Matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas

antarkonsepnya. Sehingga untuk mencapai konsep yang lebih tinggi, harus

diketahui dulu konsep-konsep dasar yang menjadi pondasinya. Begitu pula

dengan garis bilangan akar.

Bentuk akar merupakan salah suatu bentuk dari bilangan irasional. Dan

pada penggaris yang biasanya kita pakai untuk menggambar, tidak ada ukuran

yang menyatakan suatu bilangan irrasional. untuk menentukan atau melukis

suatu garis bilangan yang berbentuk akar , seperti √2, √15, √65, √37 dan lain

– lain. Kita akan menggambarnya dengan menggunakan bantuan segitiga siku-

2
siku. Karena kita menggunakan bantuan segita, sehingga kita perlu

menggunakan rumus phytagoras yaitu : C2 = A2 + B2 .

teorema Phytagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat

berkebangsaan yunani yang hidup pada tahun 569-475 SM. Sebagai ahli

matematika, ia mengungkapkan bahwa kuadrat panjang sisi miring pada suatu

segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi yang lain.

Untuk setiap sigitiga siku-siku selalu barlaku luas persegi pada

hipotenusa sama dengan jumlah luas persegi pada sisi yang lain (sisi siku-

sikunya). Jika ∆ 𝐴𝐵𝐶 𝑠𝑖𝑘𝑢𝑘 − 𝑠𝑖𝑘𝑢 𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐴, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢:

BC 2 = AC2 + AB2 atau

a2 = b2 + c2 atau

b2 = a2 + c2 atau

c2 = a2 + b2

Dalam praktikum kali ini, kita mempelajari tentang garis bilangan akar

dan segi banyak beraturan. Bilangan imajiner adalah suatu bilangan akar.

Didalam geomerti, bilangan-bilangan akar tersebut dapa diubah menjadi

bentuk konkret dalam satuan panjang dengan memanfaatkan teorema

phytagoras. Bentuk umum teorema phytagoras adalah :

C2 = A2 + B2

3
Dengan ;

C = Sisi miring suatu segitiga (hipotenusa)

A= sisi tegak suatu segitiga

B= sisi datar suatu segitiga

Pada setiap segitiga siku - siku jumlah kuadrat dari sisi tegak lurus

sama dengan kuadrat sisi terpanjang (sisi miring). Maka, jika ada segitiga

siku - siku dengan panjang kaki a , b dan c adalah sisi miringnya maka dapat

dinyatakan dalam bentuk : c2 = a2 + b2

Geometri merupakan suatu ilmu matematika yang sangat terkait

dengan bentuk, ukuran, dan pemposisian. Definisi ini sangat luas, sehingga

dengan hanya berpedoman pada definisi ini, maka tiap bentuk dapat

dikategorikan sebagai suatu geometri dan juga terdiri dari elemen geometri.

Josef Muller-Brockmann menjelaskan bahwa dalam geometri: “The

proportions of the formal elements and their intermediate spaces are almost

always related to certain numerical progressions logically followed out”

(Elam, 2001: 5).

Menurut penjelasan tambahan dari Muller-Brockmann, proporsi dari

elemen formal dan ruang dalam geometri selalu terkait dengan perhitungan

numerik yang logis. Sebagai salah satu ilmu matematika, geometri tentunya

memiliki aturan-aturan yang membatasi bentuk yang dimilikinya.

4
Dengan sifat bentuk geometri yang terkait dengan elemen numerik dan

harus memiliki suatu bentuk yang logis, maka variasi bentuk pada geometri

pun menjadi berkurang. Objek-objek yang bersifat abstrak, cenderung

memiliki bentuk yang tidak logis dan tidak dapat didefinisikan sebagai bentuk

numerik. Hal ini dikarenakan elemen-elemen pembentuknya tidak terukur.

Oleh karena itu objek-objek ini tidak dapat dikategorikan sebagai bentuk

geometri.

Geometri secara harfiah dapat diartikan sebagai “ilmu pengukuran

bumi”. Kata “Geometri” berasal dari bahasa Yunani, “geo” yang berarti

“bumi”, dan “metria” yang berarti “pengukuran”. Ini adalah cabang ilmu dari

matematika untuk mempelajari hubungan di dalam suatu ruang, dimana orang

dapat mengetahui ruang dari ciri dasarnya.

Geometri adalah salah satu ilmu tertua, ilmu yang menyangkut

geometri telah ada sejak zaman Mesir Kuno, Lembah Sungai Indus dan

Babilonia, sekitar 3.000 SM. Peradaban zaman dulu telah memiliki

pengetahuan tentang irigasi, drainase dan dapat mendirikan bangunan-

bangunan raksasa yang tertinggal di masa kini. Diketahui, ilmu geometri telah

berkembang lebih dari dua ribu tahun, karenanya persepsi tentang geometri

telah mengalami evolusi sepanjang zaman. Prasasti kuno yang menyangkut

geometri ditemukan di Mesir, India, hingga Cina.

Pada awal abad ke-17, geometri memasuki tahap baru, yaitu geometri

dengan koordinat dan persamaan oleh Descartes (1596-1650) dan Pierre de

Fermat (1601-1665). Hal ini juga turut memberikan peranan dalam

5
pengembangan kalkulus pada abad ke-17. Pengembangan geometri juga

dilakukan oleh Girard Desargues (1591-1661).

Salah satu buku yang paling berpengaruh dalam geometri, adalah buku

“Elements” oleh Euclid. Euclid menulis sekitar delapan buku mengenai

geometri. Pada abad ke-20, David Hilbert berusaha memperbaharui dengan

memberikan dasar-dasar geometri yang lebih modern. Tahun 1979, buku

setebal 1000 halaman tentang “Geometri Modern” juga dipopulerkan

Dubrovin, Novikov dan Fomenko.

Subjek geometri semakin diperkaya oleh studi struktur intrinsik benda

geometris yang berasal dengan Euler dan Gauss, menyebabkan penciptaan

topologi dan geometri diferensial, dimana topologi berkembang dari geometri.

Tidak hanya terbatas pada satu pokok bahasan, geometri terbagi atas

beberapa cabang ilmu. Salah satunya adalah geometri datar dan ruang.

Geometri Datar dan Ruang merupakan salah satu mata kuliah dalam bidang

matematika dengan bahan kuliah berupa cara melukis bangun, baik bangun

datar maupun bangun ruang. Bangun datar merupakan bentuk bangun dua

dimensi yang seluruh bagiannya terletak pada satu bidang, sedangkan Bangun

ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi.

6
Pada kehidupan sehari-hari kita dapat dengan mudah menemukan

berbagai peralatan atau benda-benda yang memiliki bentuk persegi, lingkaran,

ataupun segitiga. Contohnya saja seperti papan tulis yang memiliki bentuk

persegi panjang atau bentuk jam dinding yang berupa lingkaran. Dalam proses

melukis bentuk geometri, langkah kerja atau cara melukis di jelaskan secara

singkat namun dapat dengan mudah untuk dipahami. Dengan adanya materi

geometri datar dan ruang ini, dapat membantu peserta didik dalam menangani

atau memecahkan masalah mengenai penggunaan bentuk-bentuk geometri

datar dan ruang.

Selain itu, dengan menggunakan beberapa cara yang menggabungkan

beberapa bentuk bangun datar seperti lingkaran atau persegi, kita dapat

membuat berbagai macam bentuk-bentuk lain dari geometri.

Geometri datar dan ruang merupakan salah satu materi dalam mata

pelajaran Matematika. Salah satu materi yang dibahas dalam pelajaran ini

adalah melukis bentuk geometri. Dalam mata pelajaran ini, peserta didik dapat

mempelajari bagaimana cara melukis bentuk-bentuk geometri datar dengan

menggunakan langkah-langkah yang dapat mempermudah peserta didik dalam

melukis bentuk geometri tersebut. Adapun bentuk-bentuk geometri adalah

seperti lingkaran, segitiga, dan persegi

7
Seiring dengan perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi) siapapun dituntut untuk dapat mengikuti perkembangannya.

Sebagaimana diketahui mahasiswa memiliki pandangan yang berbeda di mata

masyarakat. Mahasiswa selalu dituntut aktif. Keaktifannya ini selalu dinanti-

nanti dari ide-ide kreatif yang bermanfaat, apalagi mahasiswa pendidikan

matematika yang banyak menggunakan alat-alat peraga dalam rangka

mempermudah mempelajari Geometri Datar dan Ruang.

Sebagai penunjang pendidikan ke depannya, Mahasiswa Pendidikan

Matematika membuat alat peraga yang sesuai dengan tema materi yang

disampaikan. Alat peraga ini nantinya diharapkan agar bisa memudahkan

mahasiswa untuk menjelaskan kepada peserta didiknya suatu materi,

khususnya mengenai materi bangun ruang dan bangun datar.

8
B. Rumusan Masalah

Dari pembahasan di atas dapat di rumuskan yaitu:

1. Pengertian alat peraga

2. Melukis Garis Bilangan √92

3. Fungsi Alat Peraga

4. Fungsi Alat Peraga Dalam Kehidupan Sehari - hari

C. Tujuan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diterangkan bahwa Deskripsi

alat peraga Geometri Datar dan Ruang ini di harapkan mampu membantu

peserta didik untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan

bentuk-bentuk geometri. Dan agar peserta didik terampil dalam menggunakan

berbagai macam bentuk geometri dengan baik dan benar sesuai dengan alat

peraga yang telah digunakan.

Selain itu dapat diterangkan bahwa Deskripsi alat peraga Geometri

Datar dan Ruang ini di harapkan :

1. Untuk dapat menjadi media pembelajaran (alat peraga) dalam perkuliahan

Geometri Datar dan Ruang.

2. Untuk dapat memudahkan mahasiswa sebagai calaon pendidik dalam

menjelaskan suatu materi kepada peserta didiknya.

3. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa yang kreatif

dan inovatif dalam memandang setiap materi perkuliahan.

9
D. Manfaat

1. Agar mahasiswa dapat membuat suatu media pembelajaran (alat peraga)

dalam materi perkuliahan Geometri Datar dan Ruang, khususnya untuk

materi melukis sudut.

2. Agar mahasiswa sebagai calon pendidik lebih mudah menjelaskan materi

yang akan diajarkannya kepada peserta didiknya. Terutama tentanga garis

bilanagan akar.

3. Agar mahasiswa dapat senantiasa berpikir kreatif dan inovatif dalam

memandang setiap materi perkuliahannya.

10
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian alat peraga

Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran

yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang

dipelajari.Dalam belajar matematika, kemampuan untuk membuat dan

merancang alat-alat peraga maupun alat bantu pembelajaran matematika

menjadi sangat menentukan proses pembelajaran yang akan juga menentukan

keberhasilan proses pembelajaran tersebut.

Lukisan bangun geometri pada dasarnya adalah upaya

memvisualisasikan obyek-obyek geometri yang sifatnya abstrak agar lebih

mudah dikomunikasikan dan dipahami. Dengan demikian agar konsep

maupun obyek yang sedang disampaikan lebih mudah dipahami dan

dikomunikasikan. Unsur dasar yang membangun geometri antara lain adalah:

1. Titik

Titik dilambangkan dengan bulatan kecil, hanya mempunyai

posisi, tidak mempunyai panjang lebar ataupun ketebalan.

2. Garis

Garis dilambangkan dengan simbol ⃡AB, mempunyai panjang tapi

tidak mempunyai lebar maupun ketebalan. Suatu garis bias lurus ,

melengkung maupun kombinasi dari keduanya.

11
3. Bidang

Bidang mempunyai panjang dan lebar tapi tidak punya ketebalan.

Bidang adalah suatu permukaan di mana suatu garis yang menghubungkan

dua titik pada permukaan tersebut secara keseluruhan akan terletak pada

permukaan tersebut.

Tiga unsur dasar yang membangun geometri adalah titik, garis, dan

bidang. Titik, garis, dan bidang termasuk istilah yang tidak didefinisikan

(undefined erm) karena secara intuitif dianggap sebagai sesuatu yang

mudah dijelaskan.

Titik dapat dianggap sebagai bola sangat kecil dengan jari-jari nol.

Walaupun titik tidak memiliki ukuran, titik dapat ditentukan letaknya.

Titik direpresentasikan Sebagai Model Fisik Suatu Titik sebagai

noktah/dot (“.”) dan dinamai dengan huruf kapital.

Garis hanya memiliki panjang, memanjang ke kedua arah, tetapi tidak

mempunyai lebar maupun tinggi. Garis dapat juga dibayangkan sebagai

jejak titik yang bergerak. Dalam pembahasan ini yang dimaksud garis

adalah garis lurus. Jeruji sepeda merupakan model fisik untuk garis. Garis

dilambangkan dengan dua titik yang dilaluinya, atau dengan huruf non

kapital. Garis pada gambar di bawah dapat dilambangkan dengan garis l,

garis PQ, atau PQ.

12
Bidang dapat dibayangkan sebagai jejak sebuah garis yang digeser

menyamping. Bidang memanjang dan melebar tak terbatas, tetapi tidak

memiliki ketebalan. Yang dimaksud bidang dalam hal ini adalah bidang

datar.

Pada dasarnya, menurut Djoko Iswadji (2000: 3), lukisan apapun

yang akan dibuat, misalnya melukis persegi, segitiga sama sisi, segilima,

segienam, garis bagi, garis tinggi ataupun yang lainnya merupakan

rangkaian dari dua macam lukisan pangkal, yaitu:

a. Melukis sebuah garis lurus (yang disebut ruas garis) melalui dua titik

berlainan yang diketahui.

..
A B

b. Melukis busur lingkaran dengan titik pusat tertentu (O) dan jari-jari

yang diketahui (r ). Karena lingkaran merupakan himpunan titik-titik

yang berjarak sama ke suatu titik tertentu yang dikenal sebagai pusat

lingkaran, maka titik-titik yang terletak pada suatu busur lingkaran

berjarak sama terhadap pusat lingkarannya.


O∙

13
B. Melukis Garis Bilangan √92

Langkah kerja

1. Ruas garis AB dilukis dengan panjang 9 satuan.

A B

2. Busur lingkaran dilukis dengan titik pusat ditengah ruas garis AB, dengan
diameter 9 satuan.

A B

3. Busur lingkaran dilukis dengan titik pusat A, sehingga memotong


lingkaran sebelumnya di titik C.

A B

4. Ruas garis AC dilukis melalui titik A dan C dengan panjang 5 satuan.

A B

14
5. Ruas garis BC dilukis melalui titik B dan C, sehingga diperoleh panjang
BC = √56. Sebab, BC = √𝐴𝐵 2 − 𝐴𝐶 2
= √92 − 52
= √56

A B

6. Busur lingkaran dilukis dengan panjang 6 satuan, sehingga diperoleh


titik D, kemudian ruas garis BD dilukis sepanjang 6 satuan.
D

A B

7. Ruas garis CD dilukis melalui titik C dan D sehingga diperoleh ruas garis
CD dengan panjang √92. Sebab, CD = √𝐵𝐶 2 + 𝐵𝐷2
2
= √√56 + 62
= √92

A B

15
C. Fungsi Alat Peraga

Penggunaan media ,termasuk alat peraga, dalam proses pembelajaran

mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut :

a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki

oleh siswa Dua orang yang hidup di dua lingkungan yang berbeda akan

mempunyai pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat

mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.

b. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan

lingkungan.

c. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

d. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

e. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.

f. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa belajar

g. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang

konkrit sampai kepada yang abstrak.

Hamalik (1986) menemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran

dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,membangkitkan

motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar, dan akan membawa pengaruh-

pengaruh psikologis terhadap siswa . Selain membangkitkan motivasi dan

minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan

pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan

penafsiran data,dan memadatkan informasi.

16
Levie & Lentz (dalam Azhar Arsyad), mengemukakan terdapat empat

fungsi media pembelajaran, khususnya media visual , yaitu :

a. Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Seringkali pada awal

pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran yang tidak disenangi

sehingga mereka tidak memperhatikan .

b. Fungsi afektif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual

dapat mengubah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut

masalah sosial.

c. Fungsi kognitif, media dapat terlhat dari temuan-temuan penelitian yang

menggunakan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar

d. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu

siswa yang lemah dalam membaca atau mengorganisasikan informasi

dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media

pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan

lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan

teks atau disajikan secara verbal.

17
D. Fungsi Alat Peraga Dalam Kehidupan Sehari - hari

Garis bilangan akar sangat erat kaitannya dengan teorema phytagoras ,

karena dengan teorema phytagoras , kita dapat membuat suatu gari bilangan

akar yang diinginkan. Penerapan dalam praktek nyata

Penerapan teorema Pythagoras dilakukan di banyak bisang terutama bidang

arsitektur. Arsitek menggunakannya untuk mengukur kemiringan bangunan,

misalnya kemiringan sebuah tanggul agar mampu menahan tekanan air. Ini

juga sangat membantu dalam menentukan biaya pembuatan bangunan.

Seorang tukang kayu pun untuk membuat segitiga penguat pilar kayu

menggunakan teorema Pythagoras.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bilangan imajiner adalah suatu bilangan akar. Didalam geomerti,

bilangan-bilangan akar tersebut dapa diubah menjadi bentuk konkret

dalam satuan panjang dengan memanfaatkan teorema phytagoras.

Bentuk umum teorema phytagoras adalah :

C2 = A2 + B2

Dengan ;

C = Sisi miring suatu segitiga (hipotenusa)

A= sisi tegak suatu segitiga

B= sisi datar suatu segitiga

2. Garis bilangan akar sangat erat kaitannya dengan teorema phytagoras ,

karena dengan teorema phytagoras , kita dapat membuat suatu garis

bilangan akar yang diinginkan.

3. Penerapan dalam praktek nyata

Penerapan teorema Pythagoras dilakukan di banyak bidang terutama

bidang arsitektur. Arsitek menggunakannya untuk mengukur

kemiringan bangunan,

4. Alat peraga ini merupakan suatu media pembelajaran yang dapat

digunakan pada mata kuliah Geometri Datar dan Ruang.

19
5. Alat peraga ini dapat mempermudah dalam menjelaskan materi

khusunya mengenai garis bilangan akar dan phytagoras.

6. Alat peraga ini mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

7. Lukisan bangun geometri pada dasarnya adalah upaya

memvisualisasikan obyek-obyek geometri yang sifatnya abstrak agar

lebih mudah dikomunikasikan dan dipahami. Dengan demikian agar

konsep maupun obyek yang sedang disampaikan lebih mudah

dipahami dan dikomunikasikan. Unsur dasar yang membangun

geometri antara lain adalah titik, garis dan bidang.

B. Saran

1. Setelah mempelajari deskripsi ini, pembaca diharapkan mampu

membuat garis bilangan akar. Diharapkan mahasiswa mampu

mengembangkan konsep-konsep dalam melukis garis bilangan akar

melalui teorema phytagoras, dan mampu menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Sebaiknya mahasiswa dapat menggunakan alat peraga ini dengan

seoptimal mungkin untuk menjelaskan materi-materi tersebut.

3. Sebaiknya mahasiswa dapat memikirkan lagi alat peraga yang lebih

praktis, ekonomis, efektif, dan efisien sebagai media pembelajarannya

20

Anda mungkin juga menyukai