Anda di halaman 1dari 8

PENGGOLONGAN GEOMETRI

A. GEOMETRI BERDASARKAN RUANG LINGKUP


1. Geometri Bidang (G Datar atau G Dimensi Dua) membicarakan bangun-bangun datar
Ex: Sudut, Bangun datar, garis, titik
2. Geometri Ruang membicarakan bangun-bangun ruang dan bangun bangun datar yang
merupakan bagian dari bangun ruang.
Ex: Bangun ruang,
3. Geometri dimensi-n adalah geometri yang tidak bisa digambarkan bentuknya
B. GEOMETRI BERDASARKAN BAHASA
1. Geometri Analitis, juga disebut geometri koordinat dan dahulu disebut geometri
Kartesius, adalah pembahasan geometri menggunakan prinsip-prinsip aljabar
menggunakan bilangan riil. Biasanya, sistem koordinat Kartesius diterapkan untuk
menyelesaikan persamaan bidang, garis, garis lurus, dan persegi, yang sering dalam 2
atau kadang dalam 3 dimensi pengukuran. Seperti yang diajarkan di buku pelajaran
sekolah, geometri analit dapat dijelaskan dengan sederhana: terfokus pada pendefinisian
bentuk bangun dalam bilangan dan menjadikan sebagai sebuah hasil perhitungan. Hasil
perhitungan, bagaimanapun dimungkinkan juga sebagai sebuah vektor atau bangun.
2. Geometri murni adalah geometri yang dikembangkan melalui metode formal murni
(aksiomatis). Geometri ini sama sekali tidak berkaitan dengan material fisik khusus.
Postulat-postulat ditetapkan dan teorema-teorema diperoleh melalui deduksi logis
menggunakan logika formal, dan analisis konsep, kosong dari arti. Kebenarannya adalah
persis (pasti dan perlu). Adanya nama-nama seperti titik, garis, dan sebagainya. yang
sama dengan nama-nama fisik hanyalah kebetulan saja.
3. Geometri diferensial adalah sebuah disiplin matematika yang menggunakan teknik-teknik
kalkulus diferensial dan kalkulus integral, juga aljabar linear dan aljabar multi linear,
hingga masalah-masalah kajian dalam geometri. Teori kurva ruang dan dan bidang dalam
ruang euklides tiga dimensi membentuk basis untuk pengembangan geometri diferensial
pada abad ke-18 dan abad ke-19. Sejak akhir abad ke-19, geometri diferensial telah
berkembang menjadi sebuah lapangan yang memperhatikan secara lebih umum dengan
stuktur geometri pada lipatan terdiferensialkan. Geometri diferensial berhubungan dekat
dengan topologi diferensial dan dengan aspek-aspek geometri pada teori persamaan
diferensial. Geometri diferensial permukaan menangkap banyak gagasan penting dan
karakteristik teknik pada lapangan ini. Cabang-cabang dari geometri diferensial yaitu:
Geometri Riemannian, Geometri Riemannian semu, Geometri Finsler, Geometri
simplektis, Geometri kontak, Geometri kompleks dan Kahler,Geometri CR, Topologi
diferensial, dan grup Lie.

C. GEOMETRI BERDASARKAN SISTEM AKSIOMA


1. Geometri Euclid merupakan sebuah sistem matematik yang disumbangkan oleh seorang
ahli matematik Yunani bernama Euclid dari Alexandria. Teks Euclid, Elements
merupakan sebuah kajian sistematik yang terawal mengenai geometri. Ia sudah menjadi
salah satu buku-buku yang paling berpengarh di dalam sejarah, sama banyaknya dengan
kaedahnya yang mempunyai isi kandungan matematik. Kaedah cara yang mengandungi
andaian satu set aksiom secara intuitif yang sangat menarik, dan kemudiannya
membuktikan banyak usul (teorem-teorem) daripada aksiom-aksiom berkenaan.
Walaupun banyak daripada keputusan-keputusan oleh Euclid sudah dinyatakan oleh ahliahli matematik Yunani sebelumnya, Euclid merupakan orang yang pertama untuk
menunjukkan bagaimana usul-usul ini diletakkan secara sempurna membentuk satu
deduksi dan sistem logik yang komprehensif.
2. Non-Euclidean geometri adalah salah satu dari dua geometri tertentu yang, longgar
berbicara, diperoleh dengan meniadakan Euclidean paralel postulat , yaitu hiperbolik dan
geometri eliptik . Ini adalah satu istilah yang, untuk alasan sejarah, memiliki arti dalam
matematika yang jauh lebih sempit dari yang terlihat untuk memiliki dalam bahasa
Inggris umum. Ada banyak sekali geometri yang tidak geometri Euclidean , tetapi hanya
dua yang disebut sebagai non-Euclidean geometri.
Geometri Elliptik sering disebut Geometri spherical, diambil dari kata sphere yang
artinya permukaan bola. Geometri ini membahas sifat-sifat titik dan garis pada
permukaan bola. Garis pada Geometri ini adalah Lingkaran besar (Great Circle) yaitu
lingkaran terbesar yang bisa di gambar pada permukaan bola. Itu artinya lingkaran besar
mempunyai keliling dan jari-jari yang dengan permukaan bolanya, serta mempunyai titik
pusat yang sama. Silahkan kalian gambar 2 lingkaran besar pada permukaan bola pasti
kedua lingkaran tersebut berpotongan.
3. Geometri projektif adalah kajian sifat-sifat geometris yang invarian dibawah transformasi
projektif. Ini berati bahwa geometri projektif memiliki tatanan, ruang projektif, dan
himpunan selektif yang berbeda dibandingkan konsep-konsep geometri elementer.
Intuisi-intuisi dasarnya adalah bahwa ruang projektif memiliki lebih banyak titik daripada
ruang euklides, dimana dimensi yang diberikan, dan bahwa transformasi geometris
adalah diizinkan untuk memindahkan titik-titik ekstra ke titik-titik tadisional, dan begitu
pula sebaliknya.
Sifat-sifat yang penuh makna di dalam geometri projektif disokong oleh gagasan baru
transformasi ini, yang lebih radikal dalam efek-efeknya dibanding keterekspresiannya
oleh suatu matriks transformasi dan translasi. Geometri projektif sebagian besarnya
merupakan hasil pengembangan dari abad ke-19. Satu rancang bagun raksasa dari
berbagai penelitian telah menjadikannya sebagai cabang geometri yang paling
representative pada masa itu. Geometri projektif adalah teori tentang ruang projektif
kompleks, karena koordinat-koordinat yang digunakan adalah bilangan kompleks.
Geometri projektif juga merupakan subjek dengan banyak praktisi yang bekerja deminya,

dibawah panji-panji geometri sintesis. Cabang lain yang muncul dari kajian-kajian
aksiomatis geometri projektif adalah geometri berhingga. Cabang geometri projektif saat
ini dibagi ke dalam banyak sub-cabang penelitian, dua contoh darinya adalah geometri
aljabar projektif dan geometri diferensial projektif.
D. GEOMETRI BERDASARKAN TRANSFORMASI
1. Transformasi Pencerminan

Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dicerminkan:

terhadap sumbu Y menjadi segitiga A2B2C2 dengan koordinat A2(-3, 9), B2(-3, 3), C2(6, 3)

terhadap sumbu X menjadi segitiga A3B3C3 dengan koordinat A3(3, -9), B3(3, -3), C3(6,
-3)

terhadap titik (0, 0) menjadi segitiga A4B4C4 dengan koordinat A4(-3, -9), B4(-3, -3),

C4(-6, -3)

Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dicerminkan:

terhadap garis x = -2 menjadi segitiga A5B5C5 dengan koordinat A5(-7, 9), B5(-7, 3),
C5(-10, 3)

terhadap sumbu y = 1 menjadi segitiga A6B6C6 dengan koordinat A6(3, -7), B6(3, -1),
C6(6, -1)

Segitiga PQR dengan koordinat P(6, 4), Q(6, 1), R(10, 1) dicerminkan:

terhadap garis y = x menjadi segitiga P2Q2R2 dengan koordinat P2(4, 6), Q2(1, 6), R2(1,
10)

terhadap garis y = -x menjadi segitiga P3Q3R3 dengan koordinat P3(-4, -6), Q3(-1, -6),
R3(-1, -10)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan :


Pencerminan terhadap garis x = a atau y = b

Pencerminan terhadap sumbu x atau sumbu y

Pencerminan terhadap titik (0, 0)

Pencerminan terhadap garis y = x atau y = x

Pencerminan terhadap garis y = mx + c


Jika m = tan maka:

2. Transformasi Putaran

Untuk rotasi searah jarum jam, sudut diberi tanda negatif ()


Untuk rotasi berlawanan arah jarum jam, sudut diberi tanda positif (+)
Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) dirotasi:

+90 atau 270 dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A2B2C2 dengan koordinat
A2(-9, 3), B2(-3, 3), C2(-3, 6)

+270 atau 90 dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A3B3C3 dengan koordinat
A2(9, -3), B2(3, -3), C2(3, -6)

+180 atau 180 dengan pusat rotasi O(0, 0) menjadi segitiga A4B4C4 dengan koordinat
A4(-3, -9), B4(-3, -3), C4(-6, -3)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka rotasi dapat dirumuskan sebagai berikut :


Rotasi sejauh dengan pusat (a, b)

Rumus praktis untuk rotasi dengan pusat rotasi O(0, 0):

3. Transformasi Perskalaan

Segitiga ABC dengan koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3) didilatasi:

dengan faktor skala k = 1/3 dan pusat dilatasi O(0, 0) menjadi segitiga A2B2C2 dengan
koordinat A2(1, 3), B2(1, 1), C2(2, 1)

dengan faktor skala k = 2 dan pusat dilatasi O(0, 0) menjadi segitiga A3B3C3 dengan
koordinat A3(6, 18), B3(6, 6), C3(12, 6)

Untuk nilai k negatif, arah bayangan berlawanan dengan arah aslinya.


Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan :
Dilatasi dengan pusat (a, b) dan faktor skala k

Rumus praktis dilatasi dengan faktor skala k dan pusat dilatasi O(0, 0):

4. Transformasi Pergeseran

Berdasarkan gambar di atas, segitiga ABC yang mempunyai koordinat A(3, 9), B(3, 3), C(6, 3)
ditranslasikan:

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk mencari nilai translasi dapat digunakan rumus
sebagai berikut :

dimana :

a menyatakan pergeseran horizontal (kekanan+, kekiri-)

b menyatakan pergeseran vertikal (keatas+,kebawah-)

Anda mungkin juga menyukai