NAMA MAHASISWA
: NUZUL HIDAYAT
GOWA
2015
GEODESI
KONSEP GEODESI
PENDAHULUAN
Geodesi menurut pandangan awam adalah cabang ilmu geosains yang
mempelajari tentang pemetaan bumi. Geodesi adalah salah satu cabang
keilmuan tertua yang berhubungan dengan bumi. Geodesi berasal dari
bahasa Yunani, Geo () = bumi dan daisia / daiein () = membagi, kata
geodaisia
atau
geodeien
berarti
membagi
bumi.
Sebenarnya
istilah
yang
dilakukan
dengan
cara
melakukan
pengukuran
dan
geometri dan fisik bumi serta variasi medan gaya berat bumi.
Aspek terapan (aspek penentuan posisi), berhubungan
dengan
pengukuran dan pengamatan titik-titik teliti atau luas dari suatu bagian
besar bumi. Aspek terapan ini yang kemudian dikenal dengan sebutan
survei dan pemetaan atau teknik geodesi
Kini teknik geodesi tidak lagi hanya berhubungan dengan survei dan
pemetaan. Perkembangan teknologi komputer dijital telah memperluas ruang
lingkup keilmuan dan keahlian teknik geodesi. Peta telah dikelola sebagai
informasi geografis berkomputer. Itu sebabnya dunia internasional telah
mengadopsi terminologi baru: Geomatika atau Geoinformatika.
Objek memiliki properties geometric (seperti
pulau, dll) yang
bumi, dan
Indonesia
pada
1860
menggunakan
ellips
Bessel
1841
dengan
a=6,377,397; dan 1/f = 299.15. tetapi sejak 1971 menggunakan Ellips GRS67 dengan a=6,378,160; 1/f=298.247.
DATUM GEODESI
Untuk pekerjaan geodesi, selain ellipsoid referensi, diperlukan juga suatu
datum
yang
mendefinisikan
system
koordinat.
Datum
secara
umum
koordinat
yang
digunakan
untuk
control
geodesi.
Untuk
Datum Lokal
Datum lokal adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referens i
yang dipilih sedekat mungkin dengan bentuk geoid lokal (tidak luas) yang
dipetakan - datumnya menggunakan ellipsoid lokal. Indonesia (1862-1880)
telah melakukan penentuan posisi di pulau jawa dengan metode triangulasi.
Penentuan posisi ini menggunakan ellipsoid Bessel 1841, sebagai ellipsoid
referensi, meridian Jakarta sebagai
dalam satu
Datum Global
Datum global adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi
yang dipilih sedekat mungkin dengan bentuk geoid untuk seluruh permukaan
bumi
datumnya
menggunakan
ellipsoid
global.
Contohnya,
1984
ini
dikembangkan
oleh
DMA
(Defense
Mapping
Agency)
Catatan:
a) sumbu Z : mengarah ke kutub utara CTP (Convensional terrestrial pole)
sebagaimana telah didefinisikan oleh BIH (Bureau International de
LHeure)
b) Sumbu X: merupakan garis berpotongan anta ra bidang meridian
referensi WGS 84 dengan bidang ekuator CTP (convensional Terrestrial
System).
c) Sumbu Y: sumbu X yang diputar 90 o ke arah timur di bidang equator
CTP
Demikian
pentingnya
datum
global
WGS84
ini
hingga
GPS-pun
Jika
ellipsoid
ini
diperbesar
sehingga
bentuk
permukaannya
mendekati geoid yang lebih luas, mencakup beberapa Negara, bahkan satu
benua, disebut datum regional. Sedangkan jika ellipsiodnya mendekati
bentuk geoid secara keseluruhan permukaan bumi, maka ellipsoidnya
disebut sebagai datum global.
Untuk keperluan survey geodesi yang lebih luas, seperti penentuan batasbatas antara negara-negara yang bersebelahan, maka diperlukan datum
bersama. Jika negara-negara ybs masing-masing menggunakan datum lokal
yang berbeda, maka masing-masing harus ditransformasikan ke datum yang
sama.
Prinsip transformasi datum adalah pengamatan pada titik-titik yang sama.
Selanjutnya, titik-titik sekutu ini memiliki koordinat-koordinat dalam berbagai
datum. Dari koordinat-koordinat ini dapat diketahui hubungan matematis
antara datum-datum ybs. Hubungan matematis antara datum ini dapat
dinyatakan dengan 7 parameter transformasi sbb: Translasi titik asal (origin)
dx, dy, dz; rotasi sumbu koordinat rx, ry, rz; dan skala S.
Datum Horizontal
Ellipsoid referensi yang paling sering digunakan sebagai bidang untuk
penentuan posisi horizontal (lintang dan bujur), yang datumnya
dikenal
unsur fisik (alamiah) dai sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas
media
bidang
datar
dengan
skala
tertentu.
Tetapi
permukaan
bumi
proyeksi
Proyeksi kerucut (conic), menggunakan kerucut sebagai bidang
proyeksi
Proyeksi silinder (cyclndrical), meng gunakan silinder sebagai bidang
proyeksi
permukaan bumi.
Proyeksi konform, sudut dan arah di atas peta sama dengan sudut
Proyeksi Konform: Bentuk daerah dipertahankan, sehingga sudutsudut pada peta dipertahankan sama dengan sudut-sudut di muka
bumi.
Proyeksi Ekuidistan: Jarak antar titik di peta setelah disesuaikan
matematis.
Proyeksi Semi Geometris: Sebagian peta diperoleh dengan cara
proyeksi dan sebagian lainnya diperoleh dengan cara matematis.
Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini,
setiapbagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis meridian
yang masing-masingberjarak 20. Diantara kedua paralel tersebut terdapat
garis paralel rata-rata yang disebutsebagai paralel standar dan garis
meridian rata-rata yang disebut meridian standar. Titikpotong antara garis
paralel standar dan garis meridian standar disebut sebagi titik . Setiap
bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor dengandua digit angka.
Digit
pertama
yang
menggunakan
angka
romawi
menunjukan
letak
PENDAHULUAN
Universal
Transverse
Mercator(UTM)
merupakan
Metode
grid
berbasis
pada
tahun
1570.
Proyeksi
ini
konformal,
sehingga
barat meridian. Zona penomoran meningkatkan kea rah timur. Masingmasing dari 60 zona bujur dalam system UTM didasarkan pada Mercator
Melintang proyeksi. Pemetaan wilayah besar utara-selatan dengan batas
jumlah rendah distori, dengan menggunakan zona sempit dari 6o bujur
sampai 800 km lebarnya dan mengurangi skala factor sepanjang meridian
sentral denga hanya 0,0004 0,9996 (pengurangan 1:2500), jumlah distori
diselenggarakan dibawah 1 bagian di 1.000 dalam setiap zona. Distorsi skala
meningkat menjadi 1,00010 pada batas luar zona sepanjang khatulistiwa.
Pada setiap zona factor skala meridian sentral mengurangi diameter silinder
melintang untuk menghasilkan proyeksi garis potong dengan dua garis
standar, atau garis-garis skala sebenarnya terletak disekitar 180 km dikedua
sisi, dan kira-kiran sejajar, pusat meridian (ARccOs 0,9996 = 1,62o pada
khatulistiwa). Faktor skala kurang dari 1 dalam baris-baris dan lebih besar
dari 1 luar dari garis-garis, tetapi keseluruhan distorsi skala di dalam zona
seluruh diminimalkan.
Peta UTM
bujur 6 .
Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan
70 cm/ 1000m.
Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU84 LU memiliki ukuran 6 bujur X 12 lintang).
DAFTAR PUSTAKA
Bossler, J. D. (2002) Coordinates and Coordinates Systems. Manual of
Geospatial Science and Technology. Ed. J.D. Bossler. Taylor and Francis,
London
Jean Meeus: Astronomical Algorithm, Willmann-Bell, Virginia, 1991.
Purworahardjo, U. (1986) Ilmu Ukur Tanah Seri C Pengukuran
Topografi. Jurusan Teknik Geodesi FTSP ITB, Bandung
Pruworahardjo, U. (2000) Hitung dan Proyeksi Geodesi. Jurusan Teknik
Geodesi FTSP ITB, Bandung
Rian.2012.http://geoenviron.blogspot.co.id/2014/05/sistem-koordinatdan-proyeksi-peta.html diakses pada tanggal 5 September 2015 pukul 15.00