PENGENALAN GEODESI
1.1 Definisi dan Klasifikasi Geodesi Definisi Geodesi menurut F.R. Helmert adalah ilmu pengukuran dan pemetaan permukaan
bumi. Geodesi awalnya mencakup tentang penentuan besaran garvitasi bumi, variasi temporal bumi, medan gravitasi, dan untuk survei rekayasa. Melalui perkembangannya, geodesi mulai melakukan kerjasama dengan ilmu-ilmu lainnya, misalnya untuk penentuan posisi benda langit (selenodesy dan planetary geodesy(Bills and Synnot 1987)). Oleh karena itu geodesi dibagi ke dalam 3 bidang yaitu Geodesi Global, Geodesi Nasional, dan Plane Surveying. Geodesi global meliputi penentuan bentuk bumi dan medan gravitasi bumi, yang menjadi pedoman yang akan digunakan secara global dan bertujuan untuk menetapkan dasar penentuan permukaan dan medan gravitasi suatu negara, hal ini diwujudkan dalam suatu koordinat serta nilai-nilai titik kontrol. Sedangkan untuk plane Survey digunakan untuk mendapatkan rincian suatu dataran dalam skala lokal. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa survei di dalamnya seperti Survei Topografi, Survey Kadastral, serta teknik survey lainnya. Namun seiring berjalannya waktu,konsep geodesy hanya sebatas mencakup Geodesy Global dan Plane Geodesy.Kedua hal ini saling berkaitan dalam pengukuran dan pemetaan permukaan bumi.
geodetik tersebut,panjang dari busur meridian dapat ditentukan dengan pengamatan astronomi dengan dihubugkan pada sudut pusat. R=
Solusi dalam menentukan sudut pusat, pada prinsipnya berbeda dengan sebelumnya, yaitu berbanding terbalik dengan sudut zenith, aplikasi ini ditemukan di Italia tahun 1645 oleh Grimaldi dan Riccioli (gambar 3). Sudut, memungkinkan dihitung dari sudut zenith Z1 dan Z2 yang diamati dari P1 dan P2, sehingga menjadi
2. Model bumi Elipsoid Pada abad XVI dan XVII, pengamatan baru dan ide-ide dari astronomi dan fisika secara tegas mempengaruhi sosok bumi dan posisinya dalam ruang angkasa. N.Copernicus (1573-1543) memulai transisi dari alam semesta yang Geosentris Ptolomeus ke sisitem Heliosentris yang dilanjutkan dengan Galileo Galilei dengan mengembangkan mekanika modern (hukum benda jatuh dan gerak pendulum). Selanjutnya perkembangan ilmu pengetahuan tentang bentuk bumi berjalan dengan cepat. Dan akhirnya Ilmuwan Isaac Newton mengembangkan model bumi di kutub dan dikembangkan pada prinsip-prinsip fisika. Beliau juga memperoleh rotasi ellipsoid sebagai ekuilibrium angka untuk suatu homogen. Bumi berputar berdasarkan validitas dari hukum gravitasi universal,dengan perataan.
Dimana: f=penggepengan a=sumbu panjang b=sumbu pendek, parameter ellipsoid a, b atau a f dapat dihitung dari dua pengukuran busur. 3. Pengukuran Sudut Setelah ellipsoid yang berotasi dinyatakan sebagai model bumi, banyak dari pengkuran busur dilakukan sampai dengan pertengahan abad ke 19 untuk menentukan dimensi dari ellipsoid bumi. Panjang busur selalu diperoleh dari triangulasi. Kita membedaka diantara pengukuran busur sekitar meridian ellipsoid (pengukuran busur lintang), sekitar parallel (pengukuran busur bujur) dengan pengukuran miring ke meridian.
Untuk perhitungan dalam pengukuran busur lintang (gambar 4). Sudut adalah bentuk pengamatan lintang geogrfis busur meridian dan diperoleh dari jaringan triangulasi. Untuk satu busur pendek dapat diganti dengan elips meridian dari pendekatan lingkaran yang ada pada radius meridian lengkungan M, dimana M juga merupakan fungsi dari parameter ellipsoid a, f. Dari berbagai macam pengukuran bujurmengingatkan kita pada abad ke-19 dan abad ke-20 yang lalu, dimana sebuah dasar dari survey geodesi membawakan kita pada masa lalu tentang sejarah penting busur oleh Gauss (pengukuran busur antara Gottingen dan Altona 1821-1825, menggunakan metode perataan kuadrat terkecil) dan dari Bessel dengan Baeyer (pengukuran busur miring meridian di sebelah timur Prussia tahun 1831-1838).