Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah
dengan judul Teori Pergeseran Muka Bumi. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
individu dalam mata kuliah Fisika Bumi.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan. Dalam menyusun makalah ini penyusun
telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,
oleh karenanya penyusun mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih
baik.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penyusun berharap semoga makalah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Aamiin.

Surabaya, 5 Mei 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geolog berasumsi bahwa kenampakan-
kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan geologis seperti
pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak seperti dijelaskan dalam teori
geosinklin. Sejak tahun 1596, telah diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang berhadap-
hadapan antara benua Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan memiliki
kemiripan bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini akan semakin jelas jika
kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana. Sejak saat itu banyak teori telah dikemukakan
untuk menjelaskan hal ini, tetapi semuanya menemui jalan buntu karena asumsi bahwa bumi
adalah sepenuhnya padat menyulitkan penemuan penjelasan yang sesuai.
Penemuan radium dan sifat-sifat pemanasnya pada tahun 1896 mendorong pengkajian
ulang umur bumi, karena sebelumnya perkiraan didapatkan dari laju pendinginannya dan dengan
asumsi permukaan bumi beradiasi seperti benda hitam. Dari perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa bahkan jika pada awalnya bumi adalah sebuah benda yang merah-pijar, suhu
Bumi akan menurun menjadi seperti sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya
sumber panas yang baru ditemukan ini maka para ilmuwan menganggap masuk akal bahwa
Bumi sebenarnya jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas untuk berada dalam keadaan cair.
Teori Tektonik Lempeng berasal dari hipotesis continental drift yang dikemukakan Alfred
Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and
Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu
adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut
dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di
atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-
gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan
inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut
dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris
Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah
laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan
penggeraknya.
Indonesia merupakan negara yang berada di dua lempeng besar dunia yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng India-Australia. Ketiga lempeng ini juga memiliki batas
lempeng yang dekat dengan Indonesia yaitu di sebelah barat Sumatera sampai sebelah selatan
Nusa Tenggara Tmur sementara lempeng Pasifik dan lempeng India-Australia berbatasan di utara
Papua. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya zona subduksi sebagai tanda batas lempeng pada
daerah tersebut.
Menurut Djauhari (2014: 121) sifat mobilitas kerak bumi sendiri ditandai dengan adanya
gempabumi dan aktivitas gunung api yang semuanya pernah dan rutin terjadi di Indonesia.
Mobilitas ini juga memberikan dampak lain di Indonesia, misalnya munculnya pulau-pulau baru
yang ada dibarat Aceh setelah peristiwa tsunami yang lalu. Dampak lain adalah suburnya tanah
di pulau Sumatera dan Jawa akibat mobilitas lempeng tektonik yang menghasilkan gunung
berapi di daerah tersebut..
Peristiwa alam berupa gerakan tanah setempat akibat pergerakan tektonik kerak bumi, yang
kejadiannya bersifat probabilistik, artinya bila ditinjau suatu kurunwaktu tertentu di sebut gempa
bumi, probabilitas untuk terjadinya dalam kurun waktu itu, adalah semakin besar untuk gempa
yang semakin ringan dan semakin kecil untuk gempa yang semakin kuat.Dikatakan secara lain,
gempa ringan mempunyai perioda ulang yang relatif pendek, sedangkan gempa kuat relatif
panjang. Dalam hal ini penulis akan membahas Model-Model Geometrik Bentuk Bumi, Bentuk
Permukaan Bumi, Ellipsoid Referensi, Persebaran Gempa dan Gunung Api di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana penjelasan tentang model-model Geometrik bentuk bumi dan permukaan


bumi?
 Bagaimana penjelasan tentang Ellipsoid Referensi?
 Bagaimana penjelasan tentang persebaran gampa dan gunung api di Indonesia?

1.3 Tujuan
 Dapat mengetahui penjelasan tentang model-model Geometrik bentuk bumi dan
permukaan bumi.
 Dapat mengetahui penjelasan tentang Ellipsoid Referensi.
 Dapat mengetahui penjelasan tentang persebaran gampa dan gunung api di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model-Model Geometrik Bentuk Bumi

Gambaran atau geometrik bumi telah berevolosi dari abad hingga menjadi lebih baik (mendekati
bentuk fisik sebenarnya), seperti berikut:

1) Tiram / oyster atau cakram yang terapung di permukaan laut (konsep bumi dan alam
semesta menurut bangsa Babilon ± 2500 tahun SM).
2) Lempeng datar (Hecateus, bangsa Yunani kuno pada ± 500 SM).
3) Kotak persegi panjang (anggaran pada Geograf Yunani kuno pada ± 500 Sm – awal
± 400 SM).
4) Piringan lingkaran atau cakram (bangsa Romawi)
5) Bola bangsa Yunani kuno : Pythagoras ( ± 495 SM), Aristoteles membuktikan bentuk
bola bumi dengan 6 argumennya ( ± 340 SM), Archimedes ( ± 250 SM),
Erastothenes( ± 250 SM)
6) Buah jeruk asam / lemon (J. Cassini (1683 – 1718))
7) Buah jeruk manis / orange (ahli fisika: Hyugens (1629 – 1695) dan Isac Newton (1643 –
1727)
8) Ellips Putar (french academy of sciences (didirikan pd 1666))
9) Hasil pengamatan terakhir ini yang membuktikan bahwa model geometrik yang paling
tepat untuk merepresentasikan bentuk bumi adalah ellipsoid (ellips putar).
10) Hasil ini banyak terbukti sejak abad 19 hingga 20 (by Everest, Bessel, Clarke, Hayford,
hingga U.S Army Map Service).
11) Model bumi ellipsoid ini sangat diperlukan untuk perhitungan jarak dan arah (sudut
jurusan) yang akurat dengan jangkauan yang sangat jauh, contohnya receiver GPS.
12) Bentuk bumi ellipsoid ini bukanlah bentuk bentuk bumi yang teratur, tapi bentuk dan
ukuran dilihat dari permukaan air laut rata-rata (Geoid).
Dengan adanya pegepengan pada kedua kutubnya, hasil-hasil pengamatan bentuk bumi
menghasilkan perbedaan nilai sekitar 20 km antara jari-jari rata-rata bumi dengan jarak dari
pusat bumi ke kutub (perhatikan selisih antara nilai-nilai setengah sumbu panjang (a) dengan
setengah sumbu pendek (b) ellipsoid referensi). Hasil-hasil pengamatan yang terakhir ini
membuktikan bahwa model geometrik yang paling tepat untuk merepresentasikan bentuk bumi
adalah ellipsoid (ellips putar) yang mulai banyak terbukti sejak abad ke 19 hingga 20 oleh
Everest, Bessel, Hayford, hingga U.S Army Map Service (walaupun pertama kali ditemukan
pada abad ke 17).Model-model bentuk bumi ellipsoid ini sangat diperlukan untuk hitungan-
hitungan jarak dan arah (sudut jurusan) yang akurat dengan jangkauan yang sangat jauh. Sebagai
contoh, receivers GPS (juga Loran-C) untuk navigasi menggunakan model bumi ellipsoid untuk
menentukan posisi-posisi pengguna atau target-target yang ditentukan.

Walaupun demikian, model-model bentuk bumi datar juga masih digunakan hingga pada
saat ini untuk kebutuhan plane surveying (seperti survey-survey topografi, kadaster, dan rekayasa
pada jarak yang cukup pendek kurang dari 10 km). Pada plane surveying dilakukan pengukuran
detil-detil (skala besar) yang terdapat di atas permukaan tanah / bumi (bidang horizontal sudah
memadai untuk dianggap sebgai bidang referensi dan kelengkungan bumi dapat diabaikan).
Sedangkan model-model bentuk bumi bulat atau bola masih sering pula digunakan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan navigasi jarak pendek dan sebagai pendekatan karena model-
model bumi bola ini juga masih gagal dalam memodelkan bentuk bumi yang sebenarnya.

2.2 Bentuk Permukaan Bumi

Kita menganggap bentuk


bumi itu bulat (sphere)

Sebenarnya bentuk bumi


adalah spheroid (ellipsoid),
radius pada equator sedikit
lebih besar dari kutub-kutub

Gambar 2.1 Bentuk Permukaan Bumi (secara global)

1) Karena bentuk goid tak teratur disebabkan perbedaan densitas massa dalam bumi.
2) Maka, digunakan geometri ellipsoid (pengganti geoid) sebagai bidang referensi
hitungan terkait disiplin ilmu geodesi.
3) Yang pada akhirnya disebut ellipsoid referensi (permukaan referensi)
Gambar 2.2 Bentuk Permukaan Bumi (secara rinci)

Perbedaan tinggi dari geoid dengan tinggi dari ellipsoid disebut undulasi geoid. Jika H adalah
tinggi ortometrik, h adalah tinggi geodetik, dan N adalah undulasi geoid, maka:

Gambar 2.3 Ellipsoid dan tinggi orthometrik

Bentuk-bentuk permukaan bumi

2.2.1 Pegunungan

Pegunungan adalah daerah yang terdiri dari rangkaian gunung gunung yang memanjang
seperti bentuk pematang raksasa dengan ketinggian 200meter hingga ribuan meter di atas
permukaan air laut. Pegunungan terjadi karena adanya proses lipatan dan patahan yang
disebabkan oleh tenaga endogen. Berdasarkan ketinggiannya, pegunuungan dibedakan menjadi 3
bagian, yaitu:

Pegunungan tinggi, Berketinggian lebih dari 1500m

Pegunungan menengah, berketinggian antara 500-1500m

Pegunungan rendah, berketinggian antara 200-300m


Gambar 2.4 pegunungan

Contoh bentuk muka bumi pegunungan di dunia antara lain: pegunungan seribu (jawa tengah),
Pegunungan Kendeng(Jwa tengah), Pegunungan alpen(Eropa), Pegunungan Rocky (Amerika
utara), Pegunungan Himalaya (India), Pegunungan alaska (Amerika Serikat), Pegunungan Andes
(Amrika Selatan), dan Pegunungan lainya.

2.2.2 Perbukitan

Gambar 2.5 Perbukitan

Perbuitan adalah bentuk muka bumi yangg tinggi memanjang dan terdiri atas bulit bukit dengan
ketinggian antara 20-300m. Perbukitan ini menyerupai pegunungan, hanya tingkat ketinggiannya
lebih rendah atau dibawah pegunungan. Beberapa contoh bukit ataupun perbukitan, yaitu seperti:
Bukit Timah(Singapura), Bukit TInggi (Sumatra), dan bukit bukit lainya

2.2.3 Gunung

Gunung adalah bentuk muka bumi yang menonojol tinggi ke atas seperti kerucut. Gunung ada
yang berapi (aktiv) dan ada pula yang mati (tidak aktiv).

Gambar 2.6 Gunung


 Puncak gunung (bagian atas)
 Lereng gunung (bagian tengah)
 Kaki gunung (bagian bawah).

Salah satu bagian dari gunung adalah lereng. lereng gunung berdasarkan kemiringannya
dibedakan menjadi 3, yaitu:

 Lereng Landai (kemiringan kurang dari 45 derajat)


 Lereng curam (kemiringan lebih dari 45 derajat)
 Lereng tegak atau dinding (kemiringan 90 derajat)

2.2.4. Dataran tinggi (plato)

Dataran tinggi adalah tanah datar yang tinggi dengan ketinggian ratusan sampai ribuan
meter di atas permukaan air laut. Sedangkan daerah yang menonjol ke atas lebih tinggi dari
daerah sekitarnya dan di puncaknya datar disebut plato. Plato bisa terletak atau terdapat di
dataran tinggi bisa juga di dataran rendah. Beberapa contoh dataran tinggi, yaitu: Dataran tinggi
Dieng (Jawa Tengah), Dataran Tinggi Deken (India), Dataran Tinggi Patagonia, Dataran TInggi
Guyana, dan Dataran tinggi lainya.

Gambar2.7 Dataran Tinggi

2.2.5. Dataran Rendah

Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi yang datar dan rendah dengan
ketinggiannya 0-200 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah biasanya tanahnya subur dan
merupakan pusat pemukiman penduduk. Contoh dataran rendah di Indonesia yaitu dataran
rendah Solo dan Dataran Rendah pantai Utara Jawa.

Gambar 2.8 Dataran Rendah

2.2.6. Depresi Kontinental


Depresi Kontinental adalah bagian tanah daratan yang memiliki ketinggian di
bawahpermukaan ari laut. Depresi kontinental ini tidak ada di Indonesia, Contoh depresi
kontinental di dunia, antara lain: kota Amsterdam di negara Belanda yang dibangun di bawah
permukaan air laut karena membendung teluk.

2.2.7. Lembah

Gambar 2.9 Lembah

Lembah adalah bentuk muka bumi yang cekung biasanya dikelilingi gunung atau pegunungan
bisa juga berupa bagian tepi sungai. Lembah secara umum kita kenal sebagai bagian bawah atau
kaki gunung atau bagian tepi sungai. Jika di daerah sungai, lembah adalah dataran di sekitar atau
kanan kiri daerah aliran sungai.

2.2.8 Laut

Gambar2.10 laut

Wilayah laut terdiri atas:

1. Laut, merupakan cekungan dalam yang berisi air.


2. Teluk, merupakan lautan yang menjorok masuk ke daratan.
3. Selat, merupakan lautan sempit di antara pulau-pulau.
4. Samudra, merupakan lautan yang sangat luas dan dalam.

2.2.9. Landas/Paparan benua (continental shelf)


yaitu dasar laut yang paling tepi dengan bentuk reliefnya menurun landai dari daratan
benua menuju ke dalam laut, memiliki sudut kemiringan 10, dan kedalaman antara 0 m – 200 m.
Contohnya Laut Jawa.

2.2.10. Lereng benua/Kaki benua/Tepi benua (continental slope)

Yaitu bagian relief dasar laut yang menurun tajam dan curam, kelanjutan dari landas
benua atau sering disebut kaki benua, memiliki sudut kemiringan kurang dari 500 menuju ke
dalam laut, dan kedalaman antara 200 m – 1.500 m. Contohnya Laut Cina Selatan.

2.2.11. Dataran laut dalam/Dataran abisal (deep sea plain/abbysal plain)

Merupakan wilayah relief dasar laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 1.500 m.
Wilayah ini meliputi hampir dua pertiga relief dasar laut. Bentuk-bentuk relief dataran abisal
bervariasi seperti punggung laut, dataran tinggi laut, gunung laut dengan puncak vulkaniknya
menyembul ke atas permukaan laut sebagai pulau. Contohnya Punggung Atlantik Tengah

Gambar 2.11 Dataran Laut Dalam

2.2.12. Dasar laut sangat dalam (the deeps)

Yaitu bentuk relief dasar yang dicirikan dengan adanya palung laut dan lubuk laut. Palung
laut merupakan dasar laut yang sangat dalam di atas 5.000 m, curam, sempit, dan memanjang
berbentuk huruf V. Contohnya Palung Banda (7.440 m). Sedangkan lubuk laut merupakan dasar
laut yang sangat dalam, luas membentuk suatu cekungan seperti huruf U. Contohnya Cekungan
Sulawesi.

Gambar 2.12 Dasar Laut

2.2.13. Danau
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang
cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata
air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.

Gambar 2.13 Danau

2.2.14. Sungai

Adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari
hulu (sumber) menuju hilir (muara).

Gambar 2.14 Sungai

2.2.15 Palung Laut

Palung laut adalah bagian luar bumi yang terdapat di dasar laut dengan kedalaman lebih
dari 5.000 meter. Bentuknya memanjang dan sempit sebagai akibat dari proses penenggelaman
yang terus menerus. Misalnya, Palung Laut Mindanau dan Palung Laut Kai.

Gambar 2.14 Palung Laut

2.2.16 Lubuk Laut


Proses pembentukan lubuk laut sama dengan palung laut, hanya berbeda pada bentuknya
saja, yaitu yang membulat dengan kedalaman juga lebih dari 5.000 meter. Misalnya, Lubuk Laut
Sulu dan Lubuk laut banda.

2.2.17 Punggung Laut

Bentuk dari punggung laut dapat digambarkan seperti bukit di dasar laut. Sebagian dari
punggung laut ada juga yang muncul di atas permukaan laut. Misalnya, Punggung Laut Sibolga
dan Punggung Laut Snelius.

Gambar 2.15 Punggung Laut

2.2.17 Ambang Laut

Ambang laut adalah pembatas pada dasar laut yang memisahkan dua laut dalam.
Misalnya, Ambang Laut Sulu dan Selat Gilbatar.

2.2.18 Shelf

Shelf adalah bagian laut yang dalamnya kurang dari 200 meter. Misalnya, Shelf Laut
Jawa dan Laut Arafuru

2.3 Ellipsoid Referensi


Geodesi geometris: untuk menentukan koordinat titik-titik, jarak dan arah di permukaan
bumi.

1) Sehingga diperlukan adanya suatu bidang sebagai referensi hitungan.


2) Karena permukaan bumi yang tidak rata atau teratur, maka tidak dapat dijadikan
sebagai bidang (referensi) hitungan geodesi.
3) Agar bisa untuk kebutuhan hitungan, maka permukaan fisik bumi diganti dengan
permukaan yang teratur, dengan bentuk dan ukuran yang mendekati bumi, dalam
hal ini dipilih bidang permukaan yang mendekati bentuk dan ukuran geoid, karena
memiliki bentuk yang sangat mendekati geometri ellips-putar dengan sumbu pendek
sebagai sumbu putar yang berimpit dengan sumbu putar bumi.
Geometri ellipsoid referensi biasanya didefinisikan oleh :

a: jari-jari ekuator

f: penggepengan (f = flattening) ellips putarnya

Sedang parameter lain, seperti. Sumbu pendek (b) dan eksentrisitas (e) dapat dihitung
(diturunkan) dengan ke dua nilai parameter pertama diatas.

Gambar 2.16 ilustrasi Ellipsoid Referensi

Salah satu tugas geodesi geometris adalah menentukan koordinat titik-titik, jarak, dan
arah dipermukaan bumi untuk berbagai keperluan paraktis maupun ilmiah. Untuk itu,
diperlihatkan adanya

suatu bidang hitungan. Permukaan bumi fisik merupakan permukaan yang sangat tidak
teratur. Oleh karena itu, permukaan ini tidak dapat digunakan sebagai bidang hitungan geodesi.
Untuk kebutuhan hitungan-hitungan geodesi, maka permukaan fisik bumi diganti dengan
permukaan yang teratur dengan bentuk dan ukuran yang mendekati bumi. Permukaan yang
dipilh adalah bidang permukaan yang mendekati bentuk dan ukuran geoid (bidang nivo (level
surface) yang berada pada ketinggian permukaan air laut rata-rata dalam keadaan tenang). Geoid
memilki bentuk yang sangat mendekati ellips putar dengan sumbu pendek sebagai sumbu putar
yang berimpit dengan sumbu putar bumi. Ellipsoid ini kemudian digunakan sebgai bidang-
bidang hitungan–hitungan geodesi yang disebut sebagai ellipsoid referensi (permukaan referensi
geometrik).

Gambar 2. 17 : Ellipsoid Referensi

Ellipsoid referensi biasanya didefinisikan oleh nilai-nilai jari ekuator (a) dan pegepengan
(f) ellips putarnya seperti dapat dilihat pada Gambar 2.17 di atas. Sedangkan parameter-
parameter seperti setengah sumbu pendek (b), eksentrisitas (e), dan lainnya dapat dihitung (atau
diturunkan) dengan menggunakan kedua nilai parameter pertama di atas. Dengan memperhatikan
kondisi-kondisi fisik permukaan bentuk geoid beserta faktor lainnya, tidak semua negara di
dunia menggunakan ellipsoid yang sama. Karena itu, banyak dijumpai ellipsoid referensi. Jika
ellipsoid referensi yang digunakan dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan bentuk geoid
lokalnya, maka ellipsoid referensi tersebut dapat disebut juga sebagai ellipsoid lokal. Jika
ellipsoid referensi yang digunakan sesuai dengan bentuk geoid untuk daerah yang relatif luas
(tingkat regional), maka ellipsoid referensi tersebut dikenal sebagai ellipsoid regional.
Sedangkan jika ellipsoid referensi yang dipilih sesuai (mendekati) dengan bentuk geoid untuk
keseluruhan permukaan bumi, maka ellipsoidnya disebut sebagai ellipsoid global. Sebagai
contoh, Indonesia pada 1860 menggunakan ellipsoid Bessel 1841 (a = 6,377,397; 1/f = 299,15).
Tetapi sejak 1971 Indonesia juga menggunakan ellipsoid GRS-67 (a = 6,378,160; 1/f = 298,247)
yang kemudian disebut sebagai speroid nasional Indonesi (SNI).

2.4 Persebaran Gempa di Indonesia

Kerak bumi terbagi menjadi lempengan-lempengan. Ada lempengan yang besar dan ada
yang kecil. Di antara lempengan-lempengan itu terdapat retakan-retakan besar. Lempengan-
lempengan itu bergerak perlahan-lahan dengan kecepatan 3-13 cm/tahun.

Indonesia tergolong salah satu wilayah paling aktif tingkat kegempaan di muka bumi ini.
Pusat-pusat gempa besar yang berkekuatan lebih dan 8 skala Richter terutama dijumpai di
sepanjang penyusupan lempeng atau sepanjang sesar geser mendatar dan wilayah dengan gejala-
gejala kompresi.

Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng (daerah subduction) sehingga daerah yang
dekat dengan zona subduction tersebut rawan gempa, daerah- daerah tersebut antara lain adalah :

1. Sepanjang pantai barat sumatera dan pantai selatan sumatera.


2. Pantai selatan jawa.
3. Daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan sebelah selatan Pulau Jawa.
4. Daerah kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Bali.
5. Pulau Sulawesi dan Maluku.
6. Irian bagian utara.

Peta Wilayah Persebaran Gempa di Indonesia

A. Pembagian daerah aktifitas gempa bumi berdasarkan sejarah kegempaan.


1. Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 mungkin terjadi di daerah ini. Yaitu di

Halmahera dan pantai utara Irian.


2. Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi. Yaitu di

lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara dan Banda.
3. Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 mungkin terjadi. Yaitu di pantai

barat Sumatra, kepulauan Suna dan Sulawesi tengah.


4. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari tujuh bisa

terjadi.Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara dan Kalimatan bagian timur.


5. Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 jarang terjadi. Yaitu di daerah pantai

timur Sumatra dan Kalimantan tengah.


6. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian dan

Kalimantan bagian barat.


Peta Pembagian Wilayah Gempa di Indonesia

2.5 Persebaran Gunung Api di Indonesia

Busur gunung-gunung api Indonesia rata-rata terbentuk dengan cara seperti ini. Gempa

bumi umumnya terjadi di kawasan ini karena lempengan benua. Gunung-gunung berapi yang

terbentuk dengan cara ini disebut gunung api andesit. Lava yang dikeluarkan membentuk

bebatuan yang disebut andesit. Gunung berapi andesit sifatnya mudah meletus.

Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif kira-kira 80 buah. Gunung-

gunung tersebut digolongkan atas tiga barisan sebagai berikut:

1. Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan sekitar Laut Banda;


2. Halmahera dan pulau-pulau sebelah baratnya;
3. Sulawesi Utara, Sangihe, dan Mindanao.

Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia

a. Sistem Sirkum Australia

Sistem ini berasal dan Selandia Baru melalui Kaledonia Baru ke Irian (Papua).
1) Dari Kepulauan Bismarck melalui pegunungan tepi utara Papua sampai ke kepala burung

menuju Halmahera.
2) Dari ekor Pulau Irian (Papua) melalui bagian tengah sampai ke pegunungan Charleslois

di sebelah barat.
b. Sistem Busur Tepi Asia

Sistem ini dimulai dari Kamsyatku melalui Jepang, Filipina, Kalimantan, dan Sulawesi.

1) Cabang pertama, dimulai dari Pulau Luzon melalui Pulau Samar ke Mindanao dan

Kepulauan Sulu ke Kalirnantan Utara.


2) Cabang kedua, dimulai dari pulau Samar ke Mindanao dan Sangihe ke Sulawesi.
3) Cabang ketiga, dimulai dari Pulau Luzon melalui Pulau Palawan ke Kalimantan Utara
c. Sistem Sunda

Sistem ini dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar sampai ke Kepulauan Banda di

Maluku. Panjangnya 7.000 km dan terdiri atas lima busur

1) Busur Banda berpusat di Banda.

2) Busur Kepulauan Nusa Tenggara berpusat di Flores.

3) Busur Andaman Nicobar berpusat di Mergui.

4) Busur Arakan Yoma berpusat di Shan (Myanmar).

5) Busur Sumatra - Jawa, berpusat di Anambas.

Sistem Sunda terbagi atas dua busur, yaitu busur dalam vulkanis dan busur luar tidak vulkanis

yang terletak di bawah permukaan laut.

BAB III

KESIMPULAN

 Terdapat beberapa Gambaran atau geometrik bumi telah berevolosi dari abad hingga
menjadi lebih baik (mendekati bentuk fisik sebenarnya) yaitu sebagai berikut, Tiram /
oyster; Lempeng datar); Kotak persegi; panjang Piringan lingkaran ; Bola bangsa Yunani
kuno; Buah jeruk asam / lemon; dan Buah jeruk manis / Ellips Putar.
 Karena bentuk goid tak teratur disebabkan perbedaan densitas massa dalam bumi. Maka,
digunakan geometri ellipsoid (pengganti geoid) sebagai bidang referensi hitungan
terkait disiplin ilmu geodesi. Yang pada akhirnya disebut ellipsoid referensi (permukaan
referensi).
 Geometri ellipsoid referensi biasanya didefinisikan oleh :
a: jari-jari ekuator
f: penggepengan (f = flattening) ellips putarnya
Sedang parameter lain, seperti. Sumbu pendek (b) dan eksentrisitas (e) dapat dihitung
(diturunkan) dengan ke dua nilai parameter pertama diatas.

 Indonesia tergolong salah satu wilayah paling aktif tingkat kegempaan di muka bumi ini.
Pusat-pusat gempa besar yang berkekuatan lebih dan 8 skala Richter terutama dijumpai di
sepanjang penyusupan lempeng atau sepanjang sesar geser mendatar dan wilayah dengan
gejala-gejala kompresi.
 Gunung-gunung berapi yang terbentuk dengan cara ini disebut gunung api andesit. Lava

yang dikeluarkan membentuk bebatuan yang disebut andesit. Gunung berapi andesit

sifatnya mudah meletus. Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif

kira-kira 80 buah

DAFTAR PUSTAKA

http://muhammadhafidavi.blogspot.co.id/2013/09/teori-pembentukan-muka-bumi.html

https://www.academia.edu/9477677/Pertemuan_2

http://documents.tips/documents/teori-pembentukan-muka-bumi.html

www.pelajaransekolahonline.com/2016/23/materi-lengkap-tentang-teori-teori-perkembangan-bentuk-
permukaan-bumi.html
http://fitrisitinurjanah263.blogspot.com/2015/07/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai