Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAK

Percobaan dengan judul Kisi Difraksi memiliki tujuan untuk menentukan besar nilai
panjang gelombang warna pada laser dan menentukan nilai frekuensi warna pada laser yang
digunakan dalam percobaan. Metode yang digunakan adalah menyusun rangkaian berupa lase,
kisi difraksi dan layar, kemudian menentukan jarak kisi ke layar dan jumlah kisi celahnya yang
merupaka variabel manipulasi. Lalu menyalakan sinar laser dan mengukur jarak terang pusat ke
orde n. Variabel kontrol yang digunakan pada percobaan ini adalah jarak laser ke kisi dan warna
laser, variabel manipulasi nya dalah jarak kisi ke layar, lebar celah pada kisi dan juga tetapan kisi
sedangkan untuk variabel respon nya adalah jarak terang pusat ke orde n, panjang gelombang
cahaya, dan frekuensi cahaya laser warna merah yang digunakan. Dari percobaan ini dihasilkan
besar nilai panjang gelombang sebesar (718,0 ± 7,9) nm dengan taraf ketelitian sebesar 98,9%,
sedangkan besar nilai frekuensi pada cahaya sebesar (416,7 ± 4,8) THz dengan taraf ketelitian
98,8%. Jarak antara kisi kelayar juga mempengaruhi jarak terang pusat ke orde-n dimana
semakin jauh jarak kisi ke layar yang diberikan maka akan semakin jauh pula jarak terang pusat
orde ke-n pad layar.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada jarak tertentu mata kita sulit membedakan posisi dua nyata lampu yang sangat
berdekatan. Gejala ini dikarenakan diameter pupil mata kita sangat sempit. Akibatnya adanya
cahaya dua lampu tersebut ketika sampai mata kita mengalami difraksi. Dimana difraksi cahaya
adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat
sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari
yang kita rapatkan. Kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon
atau melihat dengan melalui kisi kain tenun yang terkena sinar lampu yang cukup lama.
Dengan melewatkan berkas sinar laser yang kohern dan mono kromatik pada sebuah tepi
tajam, maka akan terbentuk pola difraksi pada layar. Pada difraksi juga dapat terjadi jika sinar
laser dilewatkan pada celah tunggal. Lebar dari celah tunggal yang digunakan dapat diukur
dengan mengamati pola difraksi yang terjadi.
Untuk dapat mempelajari dan memahami fenomena kisi difraksi cahaya ini maka
dilakukan percobaan ini. Dengan tujuan untuk menentukan panjang dan frekuensi gelmbang
warna pada laser.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana nilai panjang gelombang warna pada laser yang digunakan dalam
percobaan?
2. Bagaimana nilai frekuensi warna pada laser yang digunakan dalam percobaan ?

C. Tujuan
1. Menentukan besar nilai panjang gelombang warna pada laser yang digunakan dalam
percobaan.
2. Menentukan besar nilai frekuensi warna pada laser yang digunakan dalam percobaan.
BAB II

DASAR TEORI

Gelombamng memiliki beberapa sifat, salah satunya adalah difraksi. Difraksi adalah
peristiwa pembelokan atau pelenturan arah gelombang ketika melewati penghalang berupa celah.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Sama halnya dengan gelombang,
cahaya yang diewatkan pada sebuah celah sempit juga akan mengalami difraksi. Difraksi cahaya
terjadi juga pada pada celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain pada jarak yang sama.
Celah sempit yang demikian disebut kisi difraksi. Semakin banyak celah pada sebuah kisi, maka
semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan pada layar. (Widiatmoko,2008)

Kisi difraksi merupakan suatu piranti atau asal untuk menganalisis sumber cahaya. Kisi
adalah celah sempit yang dibuat dengan menggores sebuah lempengan kaca dengan intan.
Sebuah kisi dapat dibuat 300 – 600 celah setiap mm. Pada kisi, setiap goresan merupakan celah.
Celah diantara tiap satuan panjang dinyataan dengan N, jika terdapat garis N garis persatuan
panjang. Maka tetapan kisi d adalah kebalikan dari N, yaitu :

1
d=𝑁 …………………….pers (1)

Pada sebuah kisi yang disinari cahaya yang sejajar dan tegak lurus kisi dan di belakang lisi
ditempatkan sebuah layar, maka pada layar tersebut akan terdapat garis terang dan gelap, jika yang
dipakai adalah cahaya monokromatik. Kemudian akan terbentuk deretan spectrum warna jika cahaya
yang digunakan sinar putih (paikromatik). (Fitri.2013).

Jika berkas cahaya monokromatik dijatuhkan pada sebuah kisi, sebagian akan diteruskan. Sedangkan
sebagian lagi akan dibelokkan. Akibat pelenturan tersebut, apabila kita melihat sumber cahaya
monokromatik dengan perantara sebuah kisi, akan tampak suatu pola difraksi berupa pita-pita (garis)
terang pada layar intensitas pita-pita terang mencapai maksimum pada pita pusat dan pita lainnya yang
diletakkan dikiri dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk warna yang sama bila pitanya
jauh dari pita pusat. Pita-pita terang terjadi bila selisih lintasan dari cahaya yang keluar dari dua celah
kisi yang berurutan memenuhi persamaan :

d sin𝜃 = n= λn λ
d sin𝜃 ………………………………………….pers (2)
Atau

𝑃
=nλ
d………………… …………………………………………….pers (3)
𝐿

Sedangkan pada gelap terjadi bila memenuhi persamaan :

1
d sin𝜃 = (n+ 2)λ ……………………………pers (4)

Dimana:

n = orde pola difraksi (0,1,2,3,…..)

d = jarak antara dua garis kisi (konstanta kisi)

λ = panjang gelombang cahaya yang yang digunakan

𝜃 = sudut lenturan (difraksi)

P = jarak terang pusat terhadap orde ke-n

L = jarak layarbke kisi difraksi

Jika cahaya yang digunakan berupa cahaya polikromatik, kita akan melihat suatu spectrum
cahaya. Spectrum yang paling jelas terlihat adalah spectrum dari orde pertama (N=1). Garis
gelap dari terangatau pembentukan spectrum akan lebih jelas dan tajam jika lebar celahnya
semakin sempit atau konstantanya semakin banyak atau besar. Garis dan terang dan spectrum
warna tersebut merupakan hasil interferensi dari cahaya yang berasal dari kisi tersebut yang
jatuh pada layar titik atau tempat tertentu. Frekuensi cahaya tampak dapat dihitung
menggunakan rumus :

f.λ = c
…………………………….pers(5)

𝑐
f=λ
…………………………….pers(6)

Dimana

c = kecepatan cahaya (3 × 108 m/s)

f = frekuensi (Hz)

λ = panjang gelombang

Berikut ini merupakan daftar nilai panjang gelombang (λ) dan frekuensi (f) gelombang cahaya
tampak :
Table 2.1 Nilai frekuensi dan panjang gelombang

warna Frekuensi(f) Panjang gelombang (λ)


Nila-Ungu 668-789 380-450
Biru 606-668 450-495
Hijau 526-606 495-570
Kuning 508-526 570-590
Jingga 484-508 590-620
Merah 400-484 620-750

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. DATA
 N = 100 grs/mm
Tabel 4.1 Tabel Jarak Terang Pusat Ke Terang 1,2,3 pada N = 100 grs/mm

No. (l ±0,05) cm Warna Laser (p± 0,05) cm


Perc. n-1 n-2 n-3
1 5,00 0,30 0,70 1,10
2 10,00 0,70 1,50 2,20
3 15,00 Merah 1,00 2,20 3,20
4 20,00 1,50 3,00 4,10
5 25,00 1,70 3,40 5,10

Tabel 4.2 Tabel Panjang Gelombang (λ) pada N =100 grs/mm

No. (l ±0,05) cm Warna Laser λ (cm)


Perc. n-1 n-2 n-3
1 5,00 600 700 730
2 10,00 700 750 730
3 15,00 Merah 670 733 711
4 20,00 750 750 683
5 25,00 680 680 680

Tabel 4.3 Tabel Panjang Frekuensi (THz) pada N =100 grs/mm

No. f (THz)
(l ±0,05) cm Warna Laser
Perc. n-1 n-2 n-3
1 5,00 500 429 410
2 10,00 429 400 410
3 15,00 Merah 448 409 422
4 20,00 400 400 439
5 25,00 441 441 441
 N = 300 grs/mm
Tabel 4.4 Tabel Jarak Terang Pusat ke Terang 1,2,3 pada N = 300 grs/mm

No. (p± 0,05) cm


(l ±0,05) cm Warna Laser
Perc. n-1 n-2 n-3
1 5,00 1,10 2,20 3,20
2 10,00 2,10 4,30 6,70
3 15,00 Merah 3,20 6,20 9,40
4 20,00 4,20 9,00 13,40
5 25,00 5,20 11,20 10,80

Tabel 4.5 Tabel Panjang Gelombang (λ) pada N = 300 grs/mm

No. λ (nm)
(l ±0,05) cm Warna Laser
Perc. n-1 n-2 n-3
1 5,00 733 733 711
2 10,00 700 716 744
3 15,00 Merah 711 688 696
4 20,00 700 750 744
5 25,00 693 746 746

Tabel 4.6 Tabel Frekuensi (THz) pada N = 300 grs/mm

No. f (THz)
(l ±0,05) cm Warna Laser
Perc. n-1 n-2 n-3
1 5,00 400 400 422
2 10,00 428 410 400
3 15,00 Merah 422 436 431
4 20,00 428 400 402
5 25,00 432 402 402

 N = 600 grs/mm

Tabel 4.7 Tabel Jarak Terang Pusat ke Terang 1,2,3 pada N = 600 grs/mm

No. (p ± 0,05) cm
(l ±0,05) cm Warna Laser
Perc. n-1 n-2 n-3
1 5,00 2,20 4,50 -
2 10,00 4,30 9,00 -
3 15,00 Merah 6,10 13,50 -
4 20,00 9,00 17,50 -
5 25,00 11,00 21,00 -
Tabel 4.8 Tabel Panjang Gelombang (λ) pada N = 600 grs/mm

No. λ (nm)
(l ±0,05) cm Warna Laser
Perc. n-1 n-2 n-3
1 5,00 733 750 -
2 10,00 716 750 -
3 15,00 Merah 677 750 -
4 20,00 750 729 -
5 25,00 733 713 -

Tabel 4.9 Tabel Frekunsi (THz) pada N =600 mm

No. f (THz)
(l ±0,05) cm Warna Laser
Perc. n-1 n-2 n-3
1 5,00 409 400 -
2 10,00 418 400 -
3 15,00 Merah 433 400 -
4 20,00 400 411 -
5 25,00 409 420 -

B. ANALISIS

Difraksi merupakan penyebaran suatu gelombang. Misal cahaya karena adanya


penghalang, semakin kecil penghalang, maka penyebaran gelombang semakin besar.
Penghalang tersebut berupa celah yang dinamakan difraksi. Dalam percobaan ini menentukan
panjang gelombang dan frekuensi cahaya yang tampak setelah melewati kisi tersebut. Kisi yang
digunakan dalam percobaan ini adalah 100mm, 300mm, dan 600 mm.

Perlu diketahui kisi difraksi terfiri atas sebaris celah sempit yang berdekatan dengan
jumlah banyak. Jika seberkas sinar melewati kisi difraksi akan terdifraksi dan menghasilkan
suatu pola pada layar. Pada difraksiyang tertangkap pada layar menghasilkan spectrum warna
yang berbeda. Pada percobaan ini diperoleh data n atau orde pada kisi difraksi, kontruktif
terjadi pada sudut θ, sehingga berkas cahaya memiliki jarak ekstra sejauh L. Panjang jarak
terang ke orde n berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh banyaknya haris tiap mm (N) dan jarak
antara kisi dengan layar (l).
𝒅.𝒑
Berdasarkan persamaan = n.λ maka diperoleh panjang gelombang dengan jarak antara
𝒍
kisi ke layar yang berbeda- beda seperti pada tabel data. Nilai panjang gelombang pada N = 100
grs/mm yaitu sebesar (703,0 ± 10,4) nm dengan taraf ketelitian 98,5 %, sedangkan pada N = 300
grs/mm sebesar (721,0 ±58) nm dengan taraf ketelitian sebesar 99,2% dan untuk N = 600
grs/mm adalah (730,0 ±7,9)nm dengan taraf ketelitian 98,92%. Sedangkan untuk mencari nilai
𝑐
frekuensi cahaya pada laser tersebut dapat menggunakan persamaan f = , dimana nilai
𝜆
kecepatan cahaya (c) adalah konstan yaitu 3.108 m/s sehingga didapatkan hasil nilai frekuensi
cahaya pada laser merah pada kisi 100 mm sebesar (426,0±1,6)THz dengan taraf ketelitian
98,4%, pada kisi 300 mm sebesar (414,0±3,7)THz dengan taraf ketelitian 99,1% sedangkan pada
kisi 600 mm yaitu sebesar (410,0±3,5)THz dengan taraf ketelitian sebesar 99,1%.

Pada teori atau pada senter sinar leser yang tertera, besar nilai besar nilai panjang gelombang
pada sinar warna merah yaitu sebesar 650 nm, sedangkan pada hasil percobaan kami dengan
merata-rata ketiga kisi (100, 300, dan 600) mm tersebut diperoleh nilai panjang gelombang
sebesar (718,0 ± 7,9) nm dengan taraf ketelitian sebesar 98,9%. Perbedaan nilai panjang
gelombang tersebut dikarenakan pada saat melakukan percobaan laser yang digunakan tidak
terlalu terang (kurang terang) sehingga menyebabkan nilai panjang gelombang pada hasil
percobaan kami lebih besar daripada nilai panjang gelombang pada teori atau pada sinar laser
yang digunakan. Sedangkan untuk nilai rata-rata frekuensi pada ketiga kisi diperoleh nilai
sebesar (416,7 ± 4,8) THz dengan taraf ketelitian sebesar 98,8%.

Besar nilai panjang gelombang dan frekuensi pada sinar laser merah tersebut yang kami
peroleh pada percobaan berada pada rentang panjang gelombang dan frekuensi pada teori,
dimana rentang panjang gelombang warna merah yaitu sebesar (620 – 750) nm sedangkan untuk
rentang frekuensi sebesar (400-484) THz. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil yang kami
dapatkan pada percobaan sesuai pada teori yang ada.

Hubungan l terhadap P pada N=100


garis/mm
6
p (jarak terang pusat ke orde n (cm))

5
y = 0.198x + 0.17 y = 0.138x + 0.09 n1
4 R² = 0.9989 R² = 0.9894
n2
3
y = 0.072x - 0.04 n3
2 R² = 0.9878
Linear (n1)
1
Linear (n2)
0
Linear (n3)
0 5 10 15 20 25 30
l (jarak kisi ke layar (cm))

Grafik 4.1 grafik hubungan antara jarak kisi ke layar (l) terhadap jarak terang pusat ke orde n (p)
pada kisi 100 mm.

Pada grafik 4.1 tersebut menunjukkan bahwa dengan memanipulasi jarak kisi terhadap
layar sebesar l yang berada pada sumbu X, maka diperoleh jarak terang pusat ke orde n (n-1, n-2,
dan n-3) sebagai sumbu Y sehingga menunjukkan bahwa semakin jauh jarak l yang dimanipulasi
maka jarak terang pusat ke orde n-1, n-2, n-3 juga kan semakin jauh. Dimana pad grafik diatas
garis warna biru menunjukkan n-1, garis merah menunjukkan n-2 dan garis hijau menunjukkan
n-3.
Hubungan l terhadap P pada N=300
garis/mm
18
p (jarak terang pusat ke orde n (cm))

y = 0.678x - 0.27
16
R² = 0.9972
14
12 n1
y = 0.454x - 0.23
10 R² = 0.9962 n2
8 n3
y = 0.206x + 0.07
6 R² = 0.9997 Linear (n1)
4
Linear (n2)
2
Linear (n3)
0
0 5 10 15 20 25 30
l (jarak kisi ke layar (cm))

Grafik 4.2 grafik hubungan antara jarak kisi ke layar (l) terhadap jarak terang pusat ke orde n (p)
pada kisi 300 mm.

Pada grafik 4.2 tersebut juga menunjukkan hubungan antara jarak l terhadap jarak p pada
kisi 300 mm, dimana jarak X menujukkan jarak kisi kelayar (l) sedangkan sumbu Y
menunjukkan jarak terang pusat ke oorde n (p) yaitu n-1, n-2, dan n-3. Grafik tersebut
menunjukkan ketiga garis pad masing-masing orde n yang saling meningkat atau naik ke arah
kanan sehingga menunjukkan bahwa semakin jauh l yang diberikan maka jarak p yang dihasilkan
juga semakin jauh.

Hubungan l terhadap P pada N=600


garis/mm
25
p (jarak terang pusat ke orde n (cm))

y = 0.83x + 0.65
20 R² = 0.9972
n1
15
y = 0.446x - 0.17 n2
R² = 0.9948
10 n3
Linear (n1)
5
y=0 Linear (n2)
R² = #N/A
0 Linear (n3)
0 5 10 15 20 25 30
l (jarak kisi ke layar (cm))

Grafik 4.3 grafik hubungan antara jarak kisi ke layar (l) terhadap jarak terang pusat ke orde n (p)
pada kisi 600 mm.

Pada grafik 4.3 jarak p yang kami dapatkan pada percobaan ini adalah n-1 dan n-2. Pada
kisi 600 mm diperoleh hubungan antara l dan p, dimana sumbu X menunjukkan jarak l (jarak kisi
ke layar) dan sumbu Y menunjukkan jarak p (jarak terang pusat ke orde n) sehingga
menumjukkan semakin jauh jarak l yang dimanipulasi maka jarak p yang diperoleh juga semakin
jauh. Kecuali pada n-3 dimanan nilai n-3 tidak terdeteksi pada percobaan kami dikarenakan layar
yang digunakan panjangnya terbatas sengga tida bisa menangkap jarak terang pusat ke orde 3.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Pada percobaan ini dihasilkan nilai panjang gelombang dengan merata – rata ke tiga sisi
(100,300, dan 600) mm adalah sebesar (718,0 ±7,9) nm dengan taraf ketelitian sebesar
98,9%, nilai tersebut berada pada rentang panjang gelombang yang terdapat pada teori
yaitu warna merah sebesar (600-750) nm. Hal tersebut menunjukkan hasil yang kami
dapatkan sesuai teori.
 Sedangkan nilai frekuensi yang dihasilkan pada percobaan ini pada ketiga kisi (100,300,
dan 600) mm adalah sebesar (416,7±4,8) THz dengan taraf ketelitian sebesar 98,8%.
Sedangkan rentang frekuensi pada teori adalah (400-484) THz, hal tersebut juga
menunjukkan hasil yang didapatkan pada percobaan ini sesuai dengan teori.

B. SARAN
Disarankan kepada praktikanagar lebih teliti dalam menghitung jarang terang pusat
ke orde n.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar II. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Giancoli. 2001. Fisika edisi ke lima, jilid 2. Jakarta : Erlangga
Tim Fisika Dasar II. 2019. Panduan Praktikum Fisika Dasar II. Surabaya : UNESA Unipress.

Anda mungkin juga menyukai